• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum DAN Klimatologi Kelautan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum DAN Klimatologi Kelautan"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

KLIMATOLOGI LAUT

Oleh Kelompok IV

(Thermometer tanah, Ombiometer, Panci penguapan) Dede Kiki Baehaqi H1K013032

Azizah Kuswardini H1K013033 Silma Anis Robaya H1K013034 Rahmi Rahmadianti H1K013036 Dimas Satrio Wibowo H1K013037 Ersha Derystia Putri H1K013039 Afina Nadya Zahara H1K013040

Trisatria Noor R H1K013041

Bernadeta Valentina H1K013042

Annisa Ma’rufi S H1K013043

Nurkusuma Amanati H1K013046

Muhammad Riski A H1K013050

Asisten : Tito Sulistiantoro

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Praktikum Klimatologi Laut ini. Laporan ini disusun sebagai salah satu penilaian dari

praktikum mata kuliah Klimatologi Laut Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Jenderal Soedirman. Pada pembuatan laporan ini penulis mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu saya ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Hartoyo, S.Pi.,M.t selaku dosen pengampu mata kuliah Klimatologi Laut,

2. Tito Sulistiantoro, selaku asisten yang telah membantu tersusunnya laporan

praktikum Klimatologi Laut, dan

3. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan praktikum

Klimatologi Laut.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna oleh sebab itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga

laporan praktikum Klimatologi Laut ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Purwokerto, Juni 2015

(3)

ii

3.1.1 Deskripsi Termometer Tanah ... 7

3.1.2 Sejarah Termometer Tanah ... 8

3.1.3 Kegunaan dan Peranan Termometer Tanah ... 9

3.2 Ombiometer ...10

3.2.1 Deskripsi Ombiometer ...10

3.2.2 Sejarah Ombiometer ...11

3.2.3 Kegunaan dan Peranan Ombiometer...11

3.3 Panci penguapan ...13

3.3.1 Deskripsi Panci Penguapan ...13

3.3.2 Sejarah Panci Penguapan ...14

3.3.3 Kegunaan dan Peranan Panci Penguapan ...15

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ...17

4.1 Kesimpulan ...17

(4)

iii

(5)

iv

DAFTAR TABEL

(6)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Termometer Tanah (Dokumentasi Pribadi) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar III-2 Termometer Tanah (Internet) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar III-3 Ombiometer (Dokumentasi Pribadi) Error! Bookmark not defined.

Gambar III-4 Ombiometer (Internet) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar III-5 Panci Penguapan ( Dokumentasi Pribadi)Error! Bookmark not defined.

(7)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 0-1Presentasi Kepala Teknisi BMKG CilacapError! Bookmark not defined.

Gambar 0-2 Bentuk Data BMKG Cilacap ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 0-3 Asisten Praktikum Klimatologi Laut . Error! Bookmark not defined.

Gambar 0-4 Mahasiswa Foto Bersama ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 0-5 Panci Penguapan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 0-6 Mahasiswa Menggunakan Alat BMKGError! Bookmark not defined.

(8)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Stasiun Meteorologi Cilacap pada awalnya dikelola oleh pemerintah Jepang,

kemudian setelah Indonesia merdeka dikelola oleh jajaran TNI-AU (1945-1953).

Hak kelola Stasiun Meteorologi Cilacap diserahkan kepada Badan Meteorologi

dan Geofisika (BMG) pada tanggal 1 Maret 1953, ketika itu bernama Lembaga

Meteorologi dan Geofisika (LMG). Pada tahun 2009, Badan Meteorologi dan

Geofisika (BMG) berganti nama menjadi Badan Meteorologi Klimatologi dan

Geofisika (BMKG) (BMKG Cilacap, 2015).

Pada tahun 1953 (masa LMG) data hasil pengamatan dikirim kepusat

melalui pos, telepon dan telegraf (PTT). Tahun 1960-an, data hasil pengamatan

dikirim mengguanakan alat komunikasi berupa sandi morse. Tahun 1971, data

hasil pengamatan dikirim menggunakan teleponik SSB. Tahun 2005 hingga

sekarang Stasiun Meteorologi Cilacap menggunakan VSAT Communication

CMSS(Computer Message Switching System) yaitu software untuk pertukaran

data (BMKG Cilacap, 2015).

Stasiun Meteorologi Cilacap berada pada posisi 7.440 LS dan 109.010 BT

dengan ketinggian 6 meter di atas permukaan laut. Stasiun Meteorologi Cilacap

beralamat di Jl. Gatot Subroto No. 20 Kelurahan Sidanegara Kecamatan Cilacap

Tengah 53223 (BMKG Cilacap, 2015).

Tugas rutin Stasiun Meteorologi Cilacap meliputi pengamatan (observasi),

analisis pengolahan data dan pemeriksaan serta pemeliharaan alat-alat.

Pengamatan (observasi) adalah rangkaian proses yang dilakukan menurut aturan

(9)

2

kualitatif dan komutatif. Data-data meteorologi di peroloh dengan melakukan

observasi terhadap unsur-unsur meteorologi (BMKG Cilacap, 2015).

Dalam meteorologi ada dua macam observasi, yaitu observasi visual dan

observasi instrumental. Observasi meteorologi dilakukan terutama untuk

keperluan sinoptik dan peramalan cuaca. Tujuan utama dari observasi ini adalah

untuk memperoleh data, kemudian data-data tersebut dikodekan untuk di

transmisikan ke BMKG pusat. Jaringan stasiun observasi meteorologi disesuaikan

dengan ketentuan WMO (World Meteorology Organization)yaitu untuk stasiun

sinoptik atau klimatologi di darat sebaiknya berjarak maksimum 300 km (lebih

rapat jaringan akan lebih baik) yang jaringan observasinya dilengkapi dengan

stasiun otomatik (BMKG Cilacap, 2015).

Kegiatan kerja di Stasiun Meteorologi Cilacap meliputi pengamatan,

penyebaran, dan pengolahan (analisis) data. Taman alat yang berada di Stasiun

Meteorologi Cilacap antara lain yakni alat untuk mengukur berbagai unsur-unsur

meteorologi seperti curah hujan, kelembaban udara, tekanan udara, suhu udara,

kecepatan dan arah angin, radiasi matahari, jumlah, jenis dan pergerakan awan,

suhu tanah, penguapan dan angin lapisan atas (BMKG Cilacap, 2015).

Hasil Pengamatan unsur cuaca diatas kemudian disandikan dan dikirim ke

BMKG pusat menggunakan alat komunikasi VSAT dan ada pula yang dikirim

dalam bentuk laporan setiap bulannya. Setiap harinya, Stasiun Meteorologi

Cilacap memberikan informasi khusus mengenai cuaca. Pelayanan jasa dilakukan

sebagai bentuk perhatian BMKG Cilacap kepada masyarakat. BMKG Cilacap

juga memberikan jasa pelayanan kemaritiman, dengan memberikan informasi

(10)

3

mampu memberikan informasi yang cukup untuk keselamatan pelayaran,

khususnya di wilayah Cilacap dan sekitarnya (BMKG Cilacap, 2015).

1.2. Tujuan

Praktikum lapang Klimatologi Laut ini bertujuan agar mahasiswa

mengetahui dan bisa memakai alat-alat yang berada di Stasiun Meteorologi

(11)

4

II. MATERI METODE

2.1 Materi

Tabel 1. Nama dan gambar alat di BMKG Cilacap

No. Nama Alat Gambar Alat

1 Thermometer tanah

2 Ombiometer

(12)

5 kran dan ditampung dalam gelas

ukur

Hitung berapa banyak air yang tertampung pada gelas ukur

Lakukan pengamatan setiap hari pada jam 07.00 atau jam-jam tertentu

(13)

6 2.2.3 Panci penguapan

Isi panci dengan air setinggi 20

Hitung penguapan yang terjadi pada hari tersebut dan ukur suhu

dengan thermometer yang terapung di atas air Tabung pengaman didekatkan

ke panci pengauapan agar permukaan ait tetap tenang

(14)

7

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Termometer Tanah

Gambar 1. Thermometer tanah (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar 2. Thermometer tanah (Sumber: kompasiana.com) 3.1.1 Deskripsi Termometer Tanah

Termometer Tanah terdiri atas enam buah termometer yang didesain khusus

untuk mengukur suhu tanah. Lima buah besi penyangga dan bua buah pipa

pelindung dan parafin wax. Prinsip kerja dari termometer tanah ini hanya

mengandalkan sumber kalor yang berasal dari tanah. Temperatur tanah

merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang terpenting sebagaimana

halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan biji-bijian, akar tanaman dan

mikroba tanah secara langsung dipengaruhi oleh temperatur tanah

(Hanafiah,2005).

Pengukuran dari temperatur tanah biasanya dilakukan pada kedalaman 0

cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 30 cm, 50 cm, dan 100 cm. Saat pengukuran,

temperatur tanah akan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal (dalam)

dan faktor eksternal (luar). Faktor internalnya adalah pada tanah itu sendiri seperti

struktur tanah, kadar air tanah, kandungan bahan organik, dan warna tanah.

(15)

8

kelembapan udara. Makin tinggi suhu maka semakin cepat pematangan pada

tanaman (Kartasapoetra, 2005)

Temperatur tanah mengalami fluktuasi dalam hitungan hari ataupun

musiman. Fluktuasi ini terbesar terjadi dipermukaan tanah dan akan berkurang

dengan bertambahnya kedalaman tanah. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan suhu

atmosfir diatas permukaan tanah (Mawardi, 2008). Selain itu, hal ini bisa

disebabkan oleh permukaan tanah yang menyerap radiasi matahari secara

langsung dan dirambatkan ke lapisan tanah yang lebih dalam. ( Wu and Nofziger,

1999).

3.1.2 Sejarah Termometer Tanah

Adanya termometer ditemukan oleh seorang peneliti yaitu Galileo Galilei

yang menjadikan fenomena panas sebagai teka-teki dalam kehidupannya.

Penelitian kecil yang di lakukan oleh Galileo yaitu dengan mengambil botol kaca

kecil, sekitar sebagai besar sebagai telur ayam kecil itu, dengan leher sekitar dua

bentang panjang [mungkin 16 inci] dan halus seperti gandum sebuah jerami, dan

menghangatkan labu di tangannya, lalu mulut tabung labu diletakkan terbalik ke

dalam kapal ditempatkan di bawah, di mana ada sedikit air. Ketika ia mengambil

panas dari tangannya dari termos, air sekaligus mulai naik di leher tabung, dan

dipasang ke lebih dari rentang di atas permukaan air di kapal. Setelah itu Galileo

kemudian memanfaatkan efek ini untuk membangun sebuah alat untuk memeriksa

derajat panas dan dingin yang kemudian disebut thermometer.

Selanjutnya setelah termometer ditemukan, ada perkembangan lebih lanjut

dalam perkembangan termometer. Salah satunya yaitu termometer untuk

(16)

9

adalah termometer khusus dirancang untuk mengukur suhu tanah. Tukang kebun

menemukan alat-alat ini berguna untuk perencanaan penanaman dan mereka juga

digunakan oleh para ilmuwan iklim, petani, dan para ilmuwan tanah.

3.1.3 Kegunaan dan Peranan Termometer Tanah

Suhu tanah dapat memberikan banyak informasi yang berguna, terutama

ketika memetakan dari waktu ke waktu. Untuk tukang kebun dan petani, suhu

tanah adalah kunci untuk membuat keputusan penanaman. Apakah menanam

benih atau bibit, jika tanah terlalu dingin, tanaman bisa mati. Sementara

orang-orang dapat menggunakan pedoman seperti tanggal es terbaru, suhu udara ambien,

dan waktu tahun, pengukuran suhu tanah dapat menjadi sangat penting untuk

menegaskan bahwa tanah siap untuk musim tanam. Demikian juga, orang-orang

yang memantau iklim dan penggunaan kesehatan tanah termometer tanah dalam

pekerjaan mereka.

Termometer tanah termasuk probe panjang yang memungkinkan orang

untuk mencapai jauh ke dalam tanah. Beberapa harus ditarik keluar untuk

membaca, menggunakan desain termometer raksa bola tradisional. Lain memiliki

layar di atas termometer yang mungkin digital atau analog, yang memungkinkan

(17)

10

Hujan adalah peristiwa turunnya titik-titik air atau kristal-kristal es dari

awan sampai ke permukaan tanah. Jumlah curah hujan dinyatakan dalam tebalnya

bila jatuh di atas permukaan yang rata, dihitung dalam inci atau milimeter. Jumlah

ini dapat diukur sebagai tebalnya air yang tertimbun didalam wadah yang terbuka

dan berisi atau berdinding lurus. Alat untuk mengukur jumlah curah hujan yang

turun kepermukaan tanah per satuan luas, disebut Penakar Curah Hujan. Secara

umum penakar hujan dibedakan menjadi dua, yaitu penakar curah hujan manual

dan penakar curah hujan otomatis (Achmadi, 2009).

Alat ukur baku yang digunakan di Amerika Serikat terdiri dari suatu corong

yang bergaris tengah 8 inci (20,32 cm) yang disambung ke suatu tabung yang

bergaris tengah 2,53 inci (6,43 cm ). Luas tabung dalam adalah 0,1 kali luas

corong, dan suatu tongkat pengukur yang di bagi – bagi dalam inci dan

persepuluhnya dapat digunakan untuk mengukur presipitasi hingga tingkat 0,01

inci (0,25 mm) yang terdekat. Presipitasi yang lebih besar dari 2 inci (50 mm)

(18)

11

(Linsley, et al., 1994) Menurut Lakitan ( 1994 ), curah hujan diukur dengan

menggunakan alat ukur curah hujan yang berbentuk silinder dengan bagian atas

terbuka ( untuk menerima butiran air hujan yang jatuh ). Alat ini dipasang di

tempat terbuka, sehingga air hujan akan diterima langsung oleh alat ini. Satuan

yang digunakan adalah milimeter ( mm ) dan ketelitian pembacaannya sampai

dengan 0.1 mm. Pembacaan dilakukan sekali sehari pada pukul 07.00 pagi hari.

3.2.2 Sejarah Ombiometer

Pertama kali, pengukuran curah hujan dilakukan di India, Arthasastra oleh

Kautilya sekitar 40 BC. Selanjutnya di Palestina (20 BC), Cina (sekitar tahun

1247), dan Korea (pada tahun 1441 oleh raja Sejong, Dynasty Lee). Barulah pada

abad 17 pengukuran curah hujan mulai dilakukan di Eropa. Pengukuran curah

hujan pertama kali di Eropa dilakukan oleh Benedetto Castelli yang dibuktikan

dengan surat yang ditulisnya kepada Galileo tahun 1639. Pada tahun 1662 untuk

pertama kalinya Christoper Wren menciptakan sebuah alat perekam curah hujan

type tipping bucket rain gauge di Inggris dengan alat perekam menggunakan

kertas yang dibolongkan berdasarkan jumlah curah hujan yang terekam. Pada

perkembangannya, alat ini kemudian dihubungkan dengan pena dan kertas pias

yang berada pada silinder yang berputar untuk merekam data curah hujan yang

terjadi (Strangeways, 2010). Di Indonesia Penakar hujan (Ombrometer) mulai

dikenal pada tahun 1879 dengan dibangunnya jaringan penakar hujan sebanyak 74

stasiun pengamatan di Jawa oleh BMKG.

3.2.3 Kegunaan dan Peranan Ombrometer

Kegunaan ombrometer adalah untuk menakar atau mengukur hujan harian

(19)

12

ukur cuaca terbanyak di Indonesia. Penempatan satu ombrometer mewakili luasan

area 50 km2 atau sampai radius 5 km. Oleh karena memiliki fungsi yang vital

terhadap deteksi awal musim (hujan atau kemarau) maka ombrometer menjadi

barang yang dicari dan sangat diperlukan oleh penyuluh, P3A dan kelompok tani

yang tersebar keberadaannya. Tujuan akhir pengukuran curah hujan adalah tinggi

air yang tertampung, bukan volumenya. Hujan yang turun jika diasumsikan

menyebar merata, homogen dan menjatuhi wadah (kaleng) dengan penampang

yang berbeda akan memiliki tinggi yang sama dengan catatan faktor menguap,

mengalir dan meresap tidak ada (Salim, 2010).

Curah hujan merupakan salah satu parameter cuaca yang mana datanya

sangat penting diperoleh untuk kepentingan BMG dan masyarakat yang

memerlukan data curah hujan tersebut. Hujan memiliki pengaruh yang sangat

besar bagi kehidupan manusia, karena dapat memperlancar atau malah

menghambat kegiatan manusia khususnya dalam bidang perekonomian. Oleh

karena itu ombrometer memiliki peranan yang penting terkait dengan data curah

hujan. Begitu pula dengan kualitas data, data yang didapat haruslah

bermutu;memiliki keakuratan yang tinggi. Maka seorang observer / pengamat

haruslah mengetahui tentang alat penakar hujan yang dipakai di stasiun pengamat

(20)

13 3.3 Panci penguapan

Gambar 5. Panci penguapan (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar 6. Panci penguapan (Sumber: kompasiana.com) 3.3.1 Deskripsi Panci Penguapan

Panci penguapan yang biasa disebut sebagai Class A pan merupakan panci

berbentuk silindris dengan kedalaman 25.4 cm dan diameter 120.7 cm. Panci

tersebut terbuat dari besi berbahan seng dengan tebal 0.8 mm. Biasanya panci

tidak menempel langsung dengan tanah tetapi terdapat kayu setinggi 3 – 5 cm

dibawahnya agar udara mampu bersirkulasi dibawah panic (Gifford,2005)

Ketinggian air diukur dari hookgauge atau fixed-point gauge. Hookgauge

merupakan suatu pengukur yang skalanya mampu bergerak dan terdapat suatu

kail. Panjangnya 10 cm dan dengan kedalaman 30 cm dengan lubang kecil

dibagian bawahnya untuk mengurangi riak yang bisa terjadi pada tangki sehingga

mempermudah saat mengobservasi. Air pada panci diisi kembali apabila

ketinggian air berkurang dari 2.5 cm dari tinggi yang sudah ditentukan (WMO,

2008). Class A pan merupakan panci yang sudah terstandarisasi untuk pengukuran

estimasi dari jumlah air yang berasal dari perairan terbuka yang menguap ke

atmosfir (Gifford, 2005).

(21)

14

kedalaman 250 mm. Alat ditinggikan 150 mm dari tanah. Tingkat operasi air

adalah 175-200 mmdari RIM. Galvanized washtab berukuran diameter sekitar 0,5

meter dengan kedalaman 0,25-0,3 meter. Kedalaman ini adalah yang paling ideal.

Karena letaknya di lapangan, kawat ditempatkan di atas bak untuk menjaganya

dari burung atau hewan lain (Gulik, 2006). Lokasi panci penguapan sangat

penting untuk perkiraan penguapan. Panci harus ditempatkan dekat lapangan,

tetapi tidak pada tanah kosong atau di samping daerah berkerikil. Daerah ini

meningkatkan penguapan karena suhu yang berada di atas normal. Pani harus

ditingkatkan 150 mm dari atas tanah dan rata (Gulik, 2006).

3.3.2 Sejarah Panci Penguapan

Pada tahun 1919, Biro Cuaca AS dikembangkan spesifikasi untuk sebuah

stasiun penguapan standar. Rencana itu disediakan untuk stasiun Biro Cuaca

standar terdiri dari diameter panci 4-kaki, jenis katun-daerah instrumen

penampungan, termometer maksimum dan minimum, dukungan Townsend

termometer, anemometer, mikrometer kait pengukur, dan standar pengukur hujan

8 inci. Stasiun ini dikelilingi oleh 12 -15 pagar kaki untuk mencegah akses ke

instrumen dan untuk menjaga hewan dari minum air dari panci penguapan.

Orientasi khusus dari berbagai instrumen juga tersedia. Sebuah lembaga yg dari

Dewan Pembangunan Air Texas, Dewan Air Texas Insinyur, bekerja sama

dengan Stasiun Percobaan Pertanian Texas dan Departemen AS dari Pertanian,

Divisi Irigasi, mengembangkan standar berencana pada tahun 1941 untuk jaringan

koperasi stasiun penguapan di Texas berdasarkan spesifikasi Biro Cuaca.

Modifikasi termasuk berpagar, kandang lebih besar, tinggi minimum 20 kaki,

(22)

15

hygrothermograph untuk mengukur suhu dan kelembaban relatif. Stasiun koperasi

standar pertama di Texas diinstal pada Agustus 1943 di Buchanan Dam oleh

Bawah Colorado River Authority bekerjasama dengan Texas Dewan Insinyur Air.

Selama tahun-tahun berikutnya, sekitar 60 stasiun koperasi standar didirikan

(Dougherty, 1970).

Salah satu alat yang bisa ditemui pada BMKG Cilacap adalah evaporation

pan. Alat ini berfungsi untuk mengetahui penguapan dari radiasi langsung

matahari. Ada dua jenis panci yang biasa digunakan, yakni panci kelas A dan

galvanized washtub. Panci kelas A adalah panci standar besar yang mengarah k

atmosfer untuk memperkirakan potensi penguapan dari atmosfer terutama untuk

penjadwalan irigasi. Tingkat penguapan panci seperti di derah luas dan jangka

waktu yang panjang dilaporkan sebesar 3 mm/tahun pada tahun 1970 (Gifford et

al, 2004).

3.3.3 Kegunaan dan Peranan Panci Penguapan

Pada daerah dengan sedikit air, perubahan evapotranspirasi lebih terkontrol

oleh perubahan curah hujan. Seperti di lingkungan ekstrim Death Valley,

California, panci penguapan sedikit dipakai karena lingkungan yang sangat

kekurangan air, terdapat sedikit limpasan dan selama periode tahunan atau lebih

evapotranspirasi kurang lebih sama dengan curah hujan tersebut. Oleh karena itu,

apabila curah hujan meningkat, evaportanspirasinya juga akan meningkat dan

sebaliknya.

Intinya, pada lingkungan yang sangat keterbatasan air, kita tidak dapat

menyimpulkan perubahan evapotranspirasi dari panci penguapan tanpa

(23)

16

dengan menggunakan model neraca air (Hobbins et al, 2008; Roderick et al,

(24)

17

3.1.4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut;

1. Termometer tanah merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur

temperatur tanah sesuai dengan kedalaman yang telah ditentukan;

2. Ombrometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan;

3. Panci penguapan merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat

penguapan dari radiasi langsung matahari.

4.2 Saran

Praktikum selanjutnya diharapkan selain mengenal dan mengetahui,

mahasiswa bisa mengolah data-data yang diperoleh dari alat-alat Klimatologi

(25)

18

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, S., 2009, Penakar Curah Hujan Otomatis Dengan Data Logger

SD/MMC. Berbasis SMS (Short Message Services). [Makalah].

UNDIP:Semarang.

Dougherty, John P. 1970. Evaporation Data In Texas Compilation Report. Report 192 Texas Water Develompent Board

Gifford, Roger M. 2004. Workshop summary on pan Evaporation: an example of the detection and attibution of climate change variables. Proceeding of workshop held at the shine Dome, Austalian academy of cience, Canbeerra 22-23 November 2004.

Gifford, Roger M. 2005. Pan evaporation: An example of the detection and

attribution of trends in clmate variables. Australian Academy of Science: Australia.

Gulik, Ted van der. 2006. Determining Evapotranspiration With Evaporation Pans. British Columbia Ministry of Agriculture and Lands No. 577.100-6

Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Radja Grifindo.

Persada. Jakarta

Kartasapoetra, dkk. 2005. Teknologi Konservasi Tanah. Rineka jaya. Jakarta.

Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-dasar Klimatologi, PT. Raja Grafindo. Persada,

Jakarta

Linsley, Ray K, Joseph B.Franzini, dan Ir. Djoko Sasongko. M.Sc. 1994. Teknik

Sumber Daya Air. Erlangga : Jakarta

(26)

19

Putro, Agung. 2009. Panduan Praktikum Klimatologi Dasar, Laboratorium

Agroklimatologi Jurusan Tanah Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Roderick, Michael L. 2009. Pan Evaporation Trends and the Terrestrial Water balance II. Energy Balance and Interpretation. Geography Compas Vol 3 (2): 761-780

Salim, Agus. 2010. Buku Klimatologi Pertanian.Institut Pertanian

STIPER.Yogyakarta

Strangeways, Ian. 2010. A history of rain gauges. Journal Weather . Vol 65, No 5. Hal 133-138

World Meteorological Organization. 2008. Guide to Meteorological Instruments

and Methods of Observation 7th Edition. WMO-No. 8: Geneva.

(27)
(28)

21

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto - Foto

Gambar 7. Presentasi dari Kepala Kelompok Teknisi

Gambar 8. Bentuk data yang telah diolah di website resmi BMKG

Gambar 9. Asisten praktikum Klimatologi Laut

Gambar 10. Mahasiswa yang sedang berfoto bersama diluar gedung

(29)

22

Lampiran 2. Data Ombrometer bulan Maret 2015

1. 0 7. 1,7 13. 8,7 19. 0 25. 0 31. 46,8

2. 47,5 8. 0,2 14. 34,0 20. 5,5 26. 3,5

3. 0 9. 12,5 15. 5,4 21. 0 27. 0

4. 0 10. 0 16. 0 22. 0 28. 53,4

5. 0 11. 36,1 17. 0 23. 0 29. 0

Gambar

Gambar Alat
Gambar 1. Thermometer tanah
Gambar 3. Ombiometer
Gambar 6. Panci penguapan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bank telah memiliki Aplikasi Manajemen Risiko Pasar untuk mendukung proses Manajemen Risiko Pasar dalam rangka pengelolaan Risiko Pasar untuk pengendalian internal

Dalam tulisan ini mengkaji tentang bagaimana dampak Covid-19 terhadap pendapatan pedagang mikro pada pasar tradisional serta melihat upaya pemerintah dalam menjaga

Judul Tesis : HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN INTAKE ZAT GIZI DENGAN TINGGI BADAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH (TBABS) PADA DAERAH ENDEMIS GAKY DI KECAMATAN PARBULUAN

Dengan tayangan video/kartun contoh penerapan tataran bahasa dan unggah- ungguh siswa dapat memahami penerapan tutur kata dalam bahasa jawa sesuai dengan unggah-ungguh

Penelitian ini menggunakan uji gamma didapatkan nilai p = 0.002 (p<0.05) dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat hubungan antara derajat

- Tidak Dinyatakan Berbeda; Nch - Norma Chili; NO(A)EC - Tidak Ada Konsentrasi Efek (Negatif) yang Teramati; NO(A)EL - Tidak Ada Tingkat Efek (Negatif) yang

Hakim menimbang bahwa perbuatan tergugat yang telah terbukti melakukan kekerasan fisik dan dijatuhi hukuman penjara 1 tahun 6 bulan oleh Pengadilan Negeri, sesuai dengan