• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Mekanisme Penyelesaian Sengketa oleh Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam Penyelesaian Sengketa Antar Negara Anggota ASEAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Mekanisme Penyelesaian Sengketa oleh Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam Penyelesaian Sengketa Antar Negara Anggota ASEAN."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan hukum internasional sebagai bagian dari hukum yang sudah

tua, yang mengatur hubungan antar negara tak dapat dipisahkan dari

keberadaannya yang saat ini tidak semata mengatur hubungan pergaulan antar

negara saja, namun juga hubungan negara dengan beberapa subjek yang telah

diakui oleh hukum internasional sebagai bagian dari subjek hukum internasional,

bahkan mengatur juga hubungan sesama subjek hukum internasional tersebut.

Dilihat dari awal keberadaan hukum internasional pada zaman dahulu,

dapat dilihat bahwa telah terdapat ketentuan yang mengatur hubungan antara

raja-raja atau bangsa-bangsa yang didasarkan pada adat kebiasaan yang dapat dilihat

adanya pengaturan mengenai perjanjian (treaties), hak dan kewajiban raja, hukum

yang mengatur perang, tawanan perang, serta cara melakukan perang.1

Seiring dengan perkembangan zaman, maka hukum internasional juga

berkembang pesat dengan adanya subjek lain, selain negara, yang diakui dalam

hukum internasional salah satunya adalah organisasi internasional.2 Negara dalam

menjalankan pemerintahannya dan memenuhi kebutuhannya, tak bisa lepas dari

hubungan dengan negara lain, sehingga dari praktek pergaulan ini lahirlah

1

Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, (Bandung: Alumni, 2003) hlm. 25

2

(2)

organisasi internasional publik atau yang lebih dikenal dengan organisasi

internasional. Selain organisasi internasional publik, dikenal juga organisasi

internasional non pemerintah atau yang lebih dikenal dengan International

Non-Governmental Organization.

Salah satu contoh organisasi internasional yang dikenal luas ialah

Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 untuk

mendorong kerjasama internasional. Badan ini merupakan pengganti Liga

Bangsa-Bangsa dan didirikan setelah Perang Dunia II untuk mencegah terjadinya

konflik serupa diakibatkan perselisihan dan peperangan antar umat manusia.3

Di kawasan Asia Tenggara, ASEAN (Association of Southeast Asian

Nations) yang didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 dengan dilaksanakannya

Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Terhitung sejak terbentuknya telah bergabung negara-negara Asia Tenggara

lainnya seperti Vietnam, Brunei Darussalam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.

Organisasi ini bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi, mendorong

perdamaian dan stabilitas wilayah, dan membentuk kerja sama di berbagai bidang

kepentingan bersama.4

Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) IX ASEAN di Kuala Lumpur,

Desember 2005, kepala negara/pemerintah ASEAN bersepakat untuk menyusun

rancangan sebuah piagam agar ASEAN jadi suatu organisasi berdasar hukum dan

peraturan hukum (legally based) yang memiliki legal personality. Melalui Piagam

3

http://id.wikipedia.org/wiki/Perserikatan_Bangsa-Bangsa diakses pada tanggal 25 Mei 2015 pukul 20:22

4

(3)

ASEAN lahirlah berbagai kesepakatan serta kerja sama antar negara anggota

ASEAN. Dengan disepakatinya Visi ASEAN 2020 di Kuala Lumpur tahun 1997

dan Deklarasi Bali Concord II di Bali tahun 2003 mengenai upaya perwujudan

Komunitas ASEAN dengan ketiga pilarnya (Politik-Keamanan, Ekonomi, dan

Sosial Budaya), maka membuka kesempatan bagi negara anggota ASEAN untuk

saling berinteraksi dan mewujudkan visi dan misi bersama. Selain itu, dengan

status Indonesia sebagai negara berkembang, maka dianggap penting bagi

Indonesia untuk melakukan perjanjian atau kesepakatan dengan negara lain,

bahkan untuk menjadi negara anggota dari sebuah organisasi internasional.

Traktat Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation)

dibentuk sebagai instrumen penting dalam menciptakan stabilitas politik dan

keamanan di kawasan Asia Tenggara. Prinsip-prinsip yang terkandung di dalam

TAC juga tercermin di dalam Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) antara

lain prinsip non-interference dan penggunaan cara-cara damai dalam

menyelesaikan konflik yang timbul diantara negara-negara penandatangan TAC.

Protokol ke-2 Amandemen TAC yang ditandatangani para Menteri Luar

Negeri ASEAN dan Papua New Guinea menjadi titik awal perluasan TAC ke luar

ASEAN dengan adanya aksesi oleh negara-negara seperti China, India, Jepang,

Pakistan, Rusia, Korea Selatan, Mongolia, Australia, Timor Leste. Aksesi oleh

Perancis ke dalam TAC merupakan pengakuan penting salah satu negara Uni

Eropa (UE) terhadap eksistensi ASEAN dan pentingnya pengembangan kerjasama

dengan ASEAN. Aksesi China, Rusia dan Perancis, yang merupakan negara

(4)

terhadap TAC sebagai suatu tata tertib (code of conduct) dalam menjalankan

hubungan antar negara di dalam dan luar kawasan ASEAN.5

Dengan perwujudan komunitas ASEAN 2015, maka negara-negara

anggota akan terintegrasi dalam sistem kerjasama yang saling aktif dan berkaitan

sehingga diperlukan instrumen lanjutan mengenai pengaturan kerja sama antar

negara anggota tersebut.

Dengan adanya relasi antar negara anggota maka tak dapat dihindari

bahwa dibutuhkan juga instrumen yang mengatur tersendiri mengenai

penyelesaian sengketa yang terjadi antar negara anggota baik hal tersebut

berkaitan dengan Piagam ASEAN maupun dengan instrumen ASEAN lainnya.

Urgensi pentingnya pengaturan tersebut tak lain adalah mengingat pada

tahun 2008 lalu mengenai status kepemilikan Kuil Preah Vihear antara Kamboja

dan Thailand yang menyebabkan ketegangan hingga adu senjata antara tentara

kedua belah negara. Sehingga dirasa penting adanya pengaturan lanjutan atas

penyelesaian sengketa yang terjadi antar negara anggota ASEAN yaitu dengan

lahirnya Protokol ASEAN mengenai Mekanisme Penyelesaian Sengketa.6

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penting untuk dibahas mengenai

mekanisme penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh ASEAN dalam

menyelesaikan sengketa antar negara anggotanya.

5

Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, ASEAN Selayang Pandang, Edisi ke-18, Jakarta, 2008, hlm. 26

6

(5)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian

skripsi ini adalah:

1. Bagaimanakah penyelesaian sengketa internasional dilihat dalam

perspektif hukum internasional?

2. Bagaimanakah dengan penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh

organisasi internasional regional?

3. Bagaimana penyelesaian sengketa yang dilakukan di ASEAN menurut

instrumen hukum dalam ASEAN?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui mengenai peran ASEAN sebagai organisasi

internasional regional di Asia Tenggara dalam mengkoordinasi dan

menjembatani kepentingan negara anggota nya.

2. Untuk mengetahui cara yang ditempuh ASEAN dalam hal menghadapi

sengketa yang terjadi di dalam ruang lingkupnya.

3. Untuk mengetahui mengenai kesiapan ASEAN dalam hal penyelesaian

sengketa yang mungkin terjadi antar negara anggota dalam menghadapi

ASEAN Economic Community.

Penelitian skripsi ini diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai

(6)

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan menambah bahan literatur bagi Hukum

Internasional khususnya dalam hukum Penyelesaian Sengketa

Internasional. Dan penelitian ini dapat menjadi dasar bagi penelitian

selanjutnya pada bidang yang sama, khususnya dalam hal menyangkut

instrumen hukum dan penyelesaian sengketa di ASEAN mengahadapi

ASEAN Economic Community.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi kepada penegak hukum di Indonesia mengenai

keberadaan instrumen hukum yang dibentuk oleh ASEAN dalam

menghadapi ASEAN Economic Community 2015.

b. Memberikan pemahaman kepada lapisan masyarakat mengenai

mekanisme penyelesaian sengketa yang dianut oleh ASEAN yang

mengedepankan cara-cara damai.

c. Memberikan pemahaman mengenai eksistensi ASEAN sebagai

organisasi internasional regional yang berkembang serta

mengakomodir segala bidang yang ada di dalam nya.

D. Keaslian Penulisan

Skripsi dengan judul “MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA

OLEH ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (ASEAN)

DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ANTAR NEGARA ANGGOTA

(7)

Universitas Sumatera Utara dan sepengetahuan penulis belum pernah ditulis

walaupun ada beberapa topik penelitian tentang ASEAN atau penyelesaian

sengketa sebelumnya, seperti “Penyelesaian Sengketa Perbatasan Dangrek Antara

Kamboja dan Thailand melalui ASEAN Charter 2007” dan “Konflik Batas

Wilayah Preah Vihear Antara Thailand dan Kamboja ditinjau dari Hukum

Internasional” yang membahas pendekatan dari sudut pandang yang berbeda. Jadi

penulisan ini bukan merupakan hasil ciptaan atau hasil penggandaan dari karya

tulis orang lain yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Sehingga penelitian

ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka atas

masukan serta saran-saran yang membangun sehubungan dengan penelitian ini.

E. Tinjauan Kepustakaan

Untuk menghindari kesalahpahaman istilah, maka diberikan batasan

pengertian sebagai berikut :

1. Mekanisme

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mekanisme berarti penggunaan

mesin; hal kerja mesin; cara kerja suatu organisasi, perkumpulan dan lain

sebagainya.

Mekanisme berasal dari kata dalam bahasa Yunani ‘mechane’ yang

memiliki arti instrumen, mesin pengangkat beban, perangkat, peralatan untuk

membuat sesuatu dan dari kata mechos yang memiliki arti sarana dan cara

menjalankan sesuatu. Mekanisme dapat diartikan dalam banyak pengertian yang

(8)

a. Mekanisme adalah pandangan bahwa interaksi bagian-bagian dengan

bagian-bagian lainnya dalam suatu keseluruhan atau sistem secara tanpa

disengaja menghasilkan kegiatan atau fungsi-fungsi sesuai dengan tujuan.

b. Mekanisme adalah teori bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan

prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk menjelaskan mesin-mesin

tanpa bantuan inteligensi sebagai suatu sebab atau prinsip kerja. 7

2. Sengketa

Menurut John Collier & Vaughan Lowe membedakan antara sengketa

(dispute) dengan konflik (conflict). Sengketa (dispute) adalah:8

A specific disagreement concerning a matter of fact, law or policy in

which a claim or assertion of one party is met with refusal, counter claim

or denial by another

Setiap sengketa adalah konflik, tetapi tidak semua konflik dapat

dikategorikan sebagai sengketa. Sengketa berbeda dengan konflik. Konflik selalu

berkaitan erat dengan pertikaian menggunakan senjata dan diatur tersendiri oleh

Hukum Humaniter. Konflik lebih tepat digunakan karena kompleksitas

permasalahan pihak-pihak terkait.

Sengketa merupakan perselisihan yang berupa masalah fakta, hukum atau

politik mengenai tuntutan atau pernyataan dari suatu pihak yang ditolak, dituntut

7

https://id.wikipedia.org/wiki/Mekanisme diakses pada tanggal 18 Mei 2015 pukul 23.18 8

(9)

balik atau diingkari oleh pihak lain.9 Pihak yang terlibat dalam sengketa dapat

terjadi antar individu maupun melibatkan antar negara.

Sengketa yang melibatkan antar negara disebut sengketa internasional.

Sengketa internasional dapat diartikan sebagai perselisihan yang secara eksklusif

melibatkan negara dan memiliki konsekuensi pada lingkup internasional.

Sengketa-sengketa internasional mencakup sengketa yang melibatkan antar negara

dan juga kasus-kasus lain yang berada dalam lingkup pengaturan internasional,

yaitu sengketa yang melibatkan semua subjek hukum internasional sebagai aktor

non negara.10

3. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)

ASEAN didirikan berdasarkan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus

1967 oleh lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan

Thailand. 11 Tujuan utama pembentukan ASEAN adalah untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi kawasan, sebagaimana terlihat dari dua butir isi deklarasi

(butir 1 dan 3).12 Keanggotaan ASEAN juga bertambah dengan bergabungnya

Brunei Darussalam (bergabung pada 8 Januari 1984); Vietnam (bergabung 28 Juli

9

J. G. Merrills. Penyelesaian Sengketa Internasional. (Bandung : Tarsito 1986) hlm. 1 10

Sefriani , Hukum..., Op.Cit, hlm.355 11

Biro Hubungan dan Studi Internasional Direktorat Internasional Bank Indonesia. Kerja Sama Perdagangan Internasional : Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia. (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004) hlm. 107-108.

12

Butir 1 Tujuan ASEAN dalam Deklarasi Bangkok 1967: mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pembangunan budaya di kawasan melalui upaya bersama dengan semangat kesetaraan dan persahabatan dalam rangka memperkuat landasan untuk mencapai masyarakat negara-negara Asia Tenggara yang makmur dan damai.

(10)

1995)’ Laos dan Myanmar (bergabung pada 23 Juli 1997); Kamboja (30 April

1999); dan Timor Leste (bergabung pada tahun 2011).

Perkembangan lebih lanjut ASEAN dilihat dengan adanya agenda yang

signifikan di bidang politik seperti Deklarasi Kawasan Damai, Bebas, dan Netral (

Zone of Peace, Freedom, and Neutrality Declaration/ ZOPFAN) yang

ditandatangani tahun 1971. Kemudian pada tahun 1976 kelima negara tersebut

menyepakati Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (Treaty of Amity and

Cooperation in Southeast Asia/ TAC) yang menjadi landasan bagi negara-negara

ASEAN untuk hidup berdampingan secara damai.13 Perjanjian tersebut

mendeklarasikan bahwa negara-negara anggota dalam hubungan bernegara harus

didasari prinsip saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan,

kesatuan wilayah dan identitas nasional dari seluruh negara. Tidak saling

mencampuri dalam urusan domestik, penyelesaian perbedaan atau sengketa secara

musyawarah, penolakan atas segala bentuk ancaman atau kekuatan dan kerja sama

yang efektif antar negara anggota merupakan prinsip-prinsip lain lain dalam kerja

sama ASEAN.

Di bidang ekonomi, Agreement on ASEAN Preferential Trading

Arrangements (PTA) berhasil disepakati dan ditandatangani di Manila pada 24

Februari 1977 yang menjadi landasan untuk mengadopsi berbagai instrumen

dalam liberalisasi perdagangan.

13

(11)

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian yang

menganalisis norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan

perundang-undangan dan putusan-putusan hakim. Dan menurut Jhonny Ibrahim, metode

penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk

menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi

normatifnya.14 Melalui metode penelitian hukum normatif, penelitian ini

menganalisis norma-norma hukum nasional dan hukum internasional yang

terdapat dalam deklarasi, konvensi dan peraturan perundang-undangan.

2. Sumber Data

Penelitian hukum pada umumnya membedakan sumber data ke dalam dua

bagian, yaitu data primer yang diperoleh secara langsung dari masyarakat dan data

sekunder yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka. Sumber data dalam penelitian

ini merupakan data sekunder, yang terdiri dari:15

a) Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang berupa peraturan

perundang-undangan, dalam hal ini berupa;

14

Jhonny Ibrahim. Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif. (Malang: Bayumedia Publishing 2005) hal. 47

15

(12)

1) Piagam ASEAN (ASEAN Charter 2007)

2) Protokol Piagam ASEAN mengenai Mekanisme

Penyelesaian Sengketa (Protocol to the ASEAN Charter

on Dispute Settlement Mechanism);

3) Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 71 Tahun

2014 tentang Pengesahan Protocol to the ASEAN

Charter on Dispute Settlement Mechanism (Protokol

Piagam ASEAN mengenai Mekanisme Penyelesaian

Sengketa)

b) Bahan hukum sekunder adalah bahan acuan yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti;

1) Buku-buku teks;

2) Artikel internet;

3) Jurnal-jurnal hukum;

4) Hasil penelitian.

c) Bahan hukum tersier, yakni bahan-bahan yang memberi petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,

seperti;

1) Kamus Besar Bahasa Indonesia;

2) Ensiklopedia

(13)

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Studi Dokumen atau

bahan pustaka merupakan suatu alat pengumpulan data yang dilakukan melalui

data tertulis dengan mempergunakan content analysis. Pengertian lain,

menyatakan bahwa Studi Kepustakaan (Library Research), yaitu studi dokumen

dengan mengumpulkan dan mempelajari buku-buku hukum, literatur,

tulisan-tulisan ilmiah, peraturan perundang-undangan dan bacaan lainnya yang berkaitan

dengan penulisan skripsi ini.

4. Analisis Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dan diorganisasikan, serta

diurutkan dalam suatu pola tertentu sehingga dapat ditemukan dan dirumuskan

hal-hal yang sesuai dengan bahasan penelitian. Seluruh data ini dianalisa secara

kualitatif, yaitu menginterpretasikan secara kualitas dan menjelaskannya secara

lengkap dan komprehensif mengenai berbagai aspek yang berkaitan dengan pokok

persoalan yang ada dalam skripsi ini, serta penarikan kesimpulan dilakukan

dengan kemudian menghubungkan teori yang berhubungan dengan masalah dan

akhirnya menarik kesimpulan untuk menentukan hasil yang mempergunakan

pendekatan yuridis dan sosiologis. Dengan demikian kegiatan analisis ini

diharapkan akan dapat menghasilkan kesimpulan dengan permasalahan dan tujuan

penelitian yang benar dan akurat. Teknik analisis data ini dipilih karena lebih

cenderung menggunakan pendekatan teoritis yang lebih mengutamakan dalamnya

data daripada jumlahnya. Penelitian ini juga merumuskan masalah dan

(14)

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Mekanisme Penyelesaian

Sengketa oleh Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam

Penyelesaian Sengketa Antar Negara Anggota ” sistematika penulisannya

adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan memaparkan latar belakang lahirnya

permasalahan hingga mampu dirumuskan ke dalam 3 (tiga) inti

masalah, serta menguraikan tujuan, manfaat, keaslian penelitian

dan menjabarkan kerangka teori dan konsep serta metode

penelitian.

BAB II PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

Dalam bab ini akan membahas tentang Pengertian Hukum

Internasional dan Sumber-Sumber Hukum Internasional, Wilayah

Negara Dalam Hukum Internasional dan Pengaturan Status

Pulaudari Wilayah Negara Berdasarkan Hukum Internasional

BAB III PENYELESAIAN SENGKETA OLEH ORGANISASI

(15)

Pada bab ini akan membahas sejarah penyelesaian sengketa

internasional, prinsip-prinisp, bentuk-bentuk penyelesaian

sengketa, serta penyelesaian sengketa berdasarkan Piagam PBB.

BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA DI ASEAN MENURUT

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA ASEAN

Pada bab ini membahas membahas permasalahan akhir, yaitu cara

penyelesaian sengketa yang dilakukan menurut mekanisme

instrumen ASEAN sebagaimana terdapat dalam Piagam ASEAN,

Protokol Mekanisme Penyelesaian Sengketa, dan TAC.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran sebagai bagian akhir

dari penulisan skripsi, maka dalam bab ini rangkum dari hasil

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Nilai % RSA kunir putih yang telah mengalami blanch- ing 100 °C media asam sitrat 0,05 % dan akuades selama 5 dan 10 menit mempunyai aktivitas antioksidan lebih tinggi

Hasil pengujian identifikasi senyawa fenol dalam ekstrak maupun fraksi etil asetat daun yakon juga menghasilkan kesimpulan bahwa kedua sampel tersebut positif mengandung senyawa

Yaitu kondisi ketika individu mampu pulih kembali pada fungsi psikologis dan emosi secara wajar dan mampu beradaptasi dalam kondisi yang menekan, walaupun masih

poligami adalah perkawinan yang dilakukan seorang laki-laki (suami) yang mempunyai lebih dari seorang istri atau banyak istri dalam waktu yang sama dan dalam

dapat perbedaan yang ta;jam antara auami dengan isteri. Yaitu dapat disebutkan. aebagai berikut, bahwa iateri se-. cara tegas tidak mau rukun lcerabali dengan suami,

Faktor lain yang menyebabkan penurunan insomnia, kelelahan dan tekanan darah menurut penelitian yang dilakukan oleh Reeves, Potempa, & Gallo (1991)

Bergeraknya orang-orang ini dapat dilukis- kan sebagai berikut: banyak orang yang meninggalkan tempat kediaman atau rumah mereka untuk pergi buat sementara waktu ke

Disinilah tonggak pengkajian filsafat mengenai manusia dan segala permasalahanya yaitu tentang sosial dan budaya yang nantinya filsafat sokrates ini dilanjutkan oleh muridnya