• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Bercerita Anak Menggunakan Alat Peraga Boneka Tangan pada Anak Kelompok B TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Bercerita Anak Menggunakan Alat Peraga Boneka Tangan pada Anak Kelompok B TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan bercerita anak dengan alat peraga boneka tangan di TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga

Menurut Yuliarti (2011) penelitian tindakan kelas atau (classroom Action Research) merupakan pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja di

munculkan dan terjadi pada kelas. PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam kontek pembelajaran program sekolah secara keseluruhan.

Sedangkan menurut Yuliarti (2011) mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran. 2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya.

3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.

4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktis pembelajaran.

5. Dilaksanakannya dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.

(2)

40

1. PTK tidak mengganggu komitmen guru sebagai pengajar.

2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebih yang mengakibatkan proses pembelajaran terganggu.

3. Meteologi yang digunakan harus variabel.

4. Masalah yang diusulkan merupakan masalah yang paling merisaukan. 5. Dalam menyelenggarkan PTK guru tetap konsisten terhadap prosedur

yang berkaitan dengan pekerjaan.

Adapun menurut Suharsimi Arikunto dalam Johni Dimyati(2014) menyebutkan bahwa didalam penelitian tindakan kelas ada tiga istilah yang membentuk pengertian tersebut, yakni :

1. Penelitian menunjukan pada suatu kegiatan pencermati suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu satu hal atau masalah.

2. Tindakan menunjukan suatu usaha atau kegiatan yang sengaja dilakukan anak untuk mencapai tujuan tertentu.

3. Kelas adalah suatu tempat tidak terbatas pada ruang tertentu tetapi mengandung pengertian pada sejumlah siswa dalam kelompok yang mengikuti kegiatan pembelajaran yang digunakan oleh guru.

(3)

41 3.2Setting Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada anak kelompok B TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga.

2. Waktu

Waktu penelitian dilaksanakan bulan Mei 2016 sampai September 2016 dengan 2 siklus.

3.3Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah guru kelas B dan anak kelompok B TK TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga yang berjumlah 19 anak.

3.4Sumber Data

1. Sumber data diambil dari anak kelompok TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga melalui metode observasi.

2. Guru Pelaksana Tindakan (guru kelas TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga)

3. Sumber data diambil dari dokumen nilai harian bidang pengembangan bahasa dan kurikulum TK.Nilai harian pengembangan bahasa setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas (siklus I dan siklus II)

(4)

42 3.5Fokus Penelitian

Meningkatkan kemampuan bercerita dengan menggunakan alat peraga boneka tangan pada anak kelompok B TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga

3.6Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan empat langkah yaitu perencanaan, melaksanakan tindakan, mengamati dan refleksi (Igak Wardani, Kuswaya Wihardit) penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus setiap siklus 3 kali pertemuan.

(5)

43

Gambar 2.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Pelaksanaan

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS I Observasi

Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan

Observasi

(6)

44

Rencana tindakan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Siklus I

a. Tahap perencanaan

1. Menetapkan tema dan skenario cerita

2. Menyiapkan alat peraga boneka tangan untuk bercerita 3. Guru mensetting kelas untuk bercerita

Setting kelas dibuat agar nyaman bagi anak-anak sehingga peneliti, guru dan kepala sekolah bisa mengamati kegiatan bercerita yang dilakukan oleh anak.

4. Mempersiapkan waktu pembelajaran

Waktu yang dibutuhkan untuk bercerita kurang lebih 40 menit selama 2 kali pertemuan

5. Membuat lembar observasi guru dan lembar observasi anak

b. Pelaksanaan

Rencana pembelajaran yang dirancang adalah sebagai berikut 1. Kegiatan Awal

- Guru menyampaikan kegiatan

- Guru menyiapkan boneka tangan yang akan diceritakan - Guru menyuruh anak utuk bercerita dengan boneka 2. Kegiatan Inti

(7)

45

- Anak menggerakkan/memainkan boneka tangan tersebut sesuai dengan isi cerita yang dibawakan

- Dengan suara yang berbeda-beda sesuai dengan karakter tokoh yang dibawakannya

3. Kegiatan Akhir

- Setelah selesai bercerita anak yang bercerita memperlihatkan kembali seluruh boneka tangan yang dimainkan secara bergantian - Menyimpulkan isi cerita

- Guru melengkapi kesimpulan isi cerita dari anak c. Observasi

Observasi dilakukan dengan melibatkan teman sejawat dan kepala sekolah dengan menggunakan lembar observasi. Aspek yang diobservasi meliputi :

1. Aktivitas guru (memberikan arahan, mengkondisikan anak, memberikan contoh dan memberikan kesimpulan) dilakukan oleh observer

2. Aktivitas anak (memperhatikan penjelasan guru, bertanya, semangat dan aktif serta kreatif) dilakukan oleh observer

3. Kemampuan bercerita masing-masing anak dilakukan oleh guru d. Refleksi

(8)

46

dalam siklus I. Hasil siklus I untuk menentukan tindakan pada siklus II.

2. Siklus II

Prosedur penelitian tindakan kelas untuk siklus II direncanakan sebagai berikut

a. Perencanaan

Kegiatan dalam tahap ini meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Menetapkan tema dan skenario cerita

2. Menyiapkan alat peraga boneka tangan yang diperlukan dalam bercerita

3. Guru mensetting kelas untuk bercerita setting kelas dibuat agar nyaman bagi anak yang bercerita dan anak yang lain yang mendengarkan jalannya cerita sehingga peneliti, guru dan kepala sekolah bisa mengamati kegiatan bercerita yang dilakukan oleh anak.

4. Mempersiapkan waktu pembelajaran

Waktu yang diperlukan untuk bercerita kurang lebih 40 menit selama 2 kali pertemuan.

5. Membuat observasi guru dan lembar observasi anak b. Pelaksanaan

(9)

47 1. Kegiatan Awal

- Guru menyampaikan kegiatan dan menjelaskan bagaimana caranya bercerita dengan menggunakan alat peraga boneka

- Guru menyiapkan boneka tangan yang akan digunakan untuk bercerita

- Gurru menyuruh anak untuk bercerita dengan menggunakan boneka

2. Kegiatan Inti

- Anak maju bercerita dengan menggunakan alat peraga boneka - Anak mulai bercerita dan memainkan tokoh-tokoh dalam cerita - Anak menggerakkan/memainkan boneka tangan tersebut sesuai dengan tokoh yang ada dalam isi cerita

- Dengan suara yang berbeda-beda sesuai dengan karakter tokoh yang dibawakan oleh anak

3. Kegiatan Akhir

- Setelah selesai bercerita anak yang bercerita memperlihatkan kembali seluruh boneka tangan yang dimainkan secara bergantian - Anak menyimpulkan isi cerita

- Guru melengkapi kesimpulan isi cerita dari anak yang bercerita c. Observasi

(10)

48

1. Aktivitas guru (memberikan arahan, mengkondisikan anak, memberikan contoh dan memberikan kesimpulan) dilakukan oleh observer

2. Aktivitas anak (memperhatikan penjelasan guru, bertanya, semangat dalam bercerita menggunakan boneka) dilakukan oleh observer

3. Kemampuan bercerita masing-masing anak dilakukan oleh guru d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan sehingga dapat merefleksikan diri tentang berhasil tidaknya apa yang telah dilakukan dalam siklus II. Hasil dari siklus II akan digunakan untuk menentukan berhasil tidaknya keberhasilan peneliti tentang tindakan kelas yang dilakukan.

3.7Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Metode Observasi

(11)

49

laku atau permasalahan dengan melihat atau mengamati secara langsung sumber masalah.

b. Metode Demonstrasi

Menurut Muhibbin Syah dalam N. Ardi Setyanto ( 2014 ) metode demontrasi adalah metode mengajar cara memperagakan barang, kejadian, atau aturan, serta melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui media mengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi.

c. Metode Dokumentasi

Menurut Johni Dimyati ( 2014 ) metode dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data penelitian mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat, koran, majalah, prasati, notulen rapat, leger nilai, agenda dan lain-lain. d. Metode Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan yang diwawancarai dengan alat yang dinamakan panduan wawancara.

(12)

50

mengetahui respon tentang pembelajaran bercerita dengan alat peraga boneka.

Tehnik dokumentasi dilakukan untuk merekam data visual tentang proses kegiatan pembelajaran atau hasil pembelajaran. Fotografi merupakan cara yang dapat mempermudah menganalisis situasi ruang kelas dan merupakan data visual penelitian yang dapat dilaporkan dan dapat ditunjukan kepada orang lain.

2. Alat pengumpulan data

Teknik yang digunakan adalah memakai lembar observasi dimana peneliti dapat melakukan pengamatan langsung terhadap anak dan dapat melihat perkembangan dari metode becerita dengan alat peraga boneka tangan untuk perkembangan bahasa anak.

a. RKM ( Rencana Kegiatan Mingguan ) dan RKH ( Rencana Kegiatan Harian ) adalah perangkat pembelajaran sebagai pedoman guru dalam mengajar yang membuat kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran, alat peraga dan penilaian.

b. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Anak

Lembar observasi ini digunakan untuk memantau setiap perkembangan bercerita dengan alat peraga boneka.

c. Lembar Observasi Kinerja Guru

(13)

51

bercerita dengan alat peraga boneka tangan untuk perkembangan bahasa anak.

d. Pedoman Evaluasi Guru

Pedoman evaluasi guru disusun dan digunakan oleh guru untuk mengevaluasi anak guna mengetahui hasil dari kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, agar dapat mengetahui hasil dari kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, agar dapat mengetahui pemanfaatan bercerita dengan alat peraga boneka tangan untuk perkembangan bahasa anak.

e. Jurnal Guru

Jurnal guru digunakan untuk mengevalusai kegiatan pembelajaran dalam bidang bercerita dengan alat peraga boneka untuk perkembangan bahasa anak guna mengetahui perkembangan pengetahuan umum dengan kegiatan yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung agar dapat diketahui hasil yang digunakan di kelas.

3.8Keabsahan Data 1. Triangulasi

(14)

52 a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber mengharuskan si peneliti mencari lebih dari satu sumber untuk memahami data atau informasi.

b. Triangulasi Metode

Triangulasi metode adalah menggunakan lebih dari satu metode untuk melaksanakan cek dan ricek, jika peneliti hanya menggunakan metode wawancara, kini mesti melakukan pengamatan terhadap anak itu.

c. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu yaitu memberikan perilaku anak itu ketika baru datang ke TK, saat mengikuti aktivitas dan kala hendak pulang. Peneliti bisa mengamati anak itu ketika sendirian.

2. Pemeriksaan teman sejawat

Pemeriksaan teman sejawat merupakan guru lain yang menjadi observer terhadap pelaksana guru atau pendiri dalam memberikan proses tindakan di kelas. Hasil dari teman sejawat ini untuk mengukur kemampuan peneliti dalam memberikan tindakan (metode, cara, media, komunikasi, dll) baik dalam siklus I maupun siklus II sehingga dapat diambil kesimpulannya.

3.9Teknik Analisis Data

(15)

53

kegiatan berbicara menggunakan metode bercerita dengan media boneka tangan berlangsung. Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya. Statistik deskriptif sifatnya sangat sederhana dalam arti tidak menghitung dan tidak pula menggeneralisasikan hasil penelitian (Suharsimi Arikunto, 2005). Penganalisisan data pengukuran menghasilkan skor yang akan diubah menjadi nilai melalui proses penilaian. Proses penilaian melibatkan proses statistika dalam menganalisis data skor.

3.10 Indikator Kinerja dan Keberhasilan

Melalui lembar observasi siswa dalam penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil apabila memenuhi indikator keberhasilan, yakni :.

1. Terjadi perubahan pada siswa dalam meningkatkan kemampuan mengenal profesi melalui strategi bermain peran.

2. Mininal 80% anak kelompok B TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga mengalami target pencapaian peningkatan dalam bercerita dengan menggunakan alat peraga boneka.

3. Guru memiliki kemampuan dalam menggunakan alat peraga boneka tangan dengan memperoleh kriteria minimal baik.

(16)

54 Keterangan :

: persentase yang hendak dicari F : Jumlah skor yang diperoleh N : Jumlah seluruh skor maksimal

Kriteria berupa persentase kesesuaian (Arikunto, 2002). Tabel 3.2 Kemampuan Bercerita

No PERMENDIKBUD No 137 Tahun Kompetensi Dasar 2014

Mendeskripsikan sesuatu (seperti binatang) dengan ekspresif yang berirama (contoh, anak menceritakan gajah dengan gerak dan mimik tertentu)

Anak dapat menirukan berbagai macam suara tokoh dalam bercerita

2

Menggunakan dialog, perilaku, dan berbagai materi dalam menceritakan suatu cerita

Anak mampu menceritakan kembali cerita yang di dengar

secara runtut

3 Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap

Anak mampu menjawab pertanyaan

Keterangan : Menirukan

1. Nilai 3 : sangat baik, anak dapat menirukan 5 jenis suara binatang atau tokoh 2. Nilai 2 : baik, anak dapat menirukan 3 jenis suara binatang atau tokoh 3. Nilai 1 : kurang, anak dapat menirukan 1 suara binatang atau tokoh Dapat bercerita

1. Nilai 3 : sangat baik, anak dapat bercerita menggunakan 3 kalimat 2. Nilai 2 : baik, anak dapat bercerita menggunakan 2 kalimat

(17)

55 Dapat menjawab

1. Nilai 3 : sangat baik, anak dapat menjawab 3 pertanyaan dengan 3 kalimat lengkap

2. Nilai 2 : baik, anak dapat menjawab 2 pertanyaan dengan 2 kalimat lengkap 3. Nilai 1 : kurang, anak dapat menjawab 1 pertanyaan dengan 1 kalimat

Gambar

Gambar 2.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.2 Kemampuan Bercerita

Referensi

Dokumen terkait

Penulis bersyukur dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” Peningkatan Rasa Percaya Diri Melalui Metode Bercerita Dengan Boneka Tangan Pada Anak Kelompok A TK Aisyiyah Mergomulyo

perhatian anak melalui metode bercerita dengan tanpa alat peraga dan. bercerita dengan alat peraga tak langsung berbentuk

kemampuan bahasa anak dengan bercerita melalui

Hasil penelitian membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan “metode bercerita dengan boneka tangan dapat mengembangkan kemampuan bahasa lisan pada anak kelompok B

Kesimpulan penelitian ini adalah melalui metode bercerita dengan boneka tangan dapat meningkatkan perhatian anak pada anak kelompok B di TK PERTIWI II Kaliwuluh

Sumini (2011) dalam sekripsinya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menyimak Perkataan Orang Lain Melalui Metode Bercerita dengan Boneka Tangan Pada Anak Kelompok B Di TK

Selanjutnya guru mengenalkan boneka tangan kepada anak yang akan digunakan untuk bercerita. Anak mendengarkan penjelasan guru. Kemudian guru memberitahukan

lengokkan, ketika guru mulai bercerita anak sudah bisa menyesuaikan yang awalnya teriak-teriak melihat boneka tangan, menjadi senang dan mau memperhatikan. Pada pertemuan