• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Bercerita Anak Menggunakan Alat Peraga Boneka Tangan pada Anak Kelompok B TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Bercerita Anak Menggunakan Alat Peraga Boneka Tangan pada Anak Kelompok B TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

56 BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Kanisius Gendongan yang beralamat di Jl. Muwardi No.4 Gendongan Salatiga. TK Kanisius Gendongan Kota Salatigasudah berdiri sejak tahun 1981. Anak di TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga setiap tahunnya mengalami kenaikan, tahun ini berjumlah 39 anak. Anak dikelompokkan menjadi 2 kelas, yaitu 20 anak kelompok A dan 19 anak kelompok B. Kelompok A terdiri dari anak-anak yang berusia 4-5 tahun dan Kelompok B anak-anak yang berusia 5-6 tahun. Subjek dari penelitian ini adalah 19 anak kelompok B yang terdiri dari 11 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Model pembelajaran yang digunakan di kelas ini adalah model pembelajaran kelas.

4.2Deskripsi Kondisi Per Siklus

4.2.1 Tahap Pratindakan

Sebelum melakukan tindakan peneliti melakukan pengamatan berupa kegiatan Pratindakan yang dilakukan pada tanggal 2Agustus 2016. Cerita yang ada di tahap Pratindakan berjudul” Hadiah untuk

Azi”. Cerita ini tentang seorang anak yang bernama Azi. Azi pulang

(2)

57

di rumah pak tani, Azi menyerahkan itik itu kepada pak tani. Tetapi pak tani tidak mau menerimanya. Pak tani memberikan itik itu kepada Azi karena Azi sudah menolong itik itu. Azi sangat senang dan berjanji akan merawat itik itu dengan baik.

(3)

58

Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1

Indikator 1

Indikator 2

Indikator 3 Tabel 4.1 Pencapaian Kemampuan Bercerita Pratindakan

Indikator

Nilai

1 2 3

frekuensi Persentase frekuensi Persentase frekuensi Persentase

1 3 15,8% 9 47,3% 7 36,9%

2 13 68,4% 5 26,3% 1 5,3%

3 10 52,7% 6 31,6% 3 15.7%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pencapaian kemampuan bercerita pratindakan bahwa dari 19 anak yang pada indikator pertama mendapatkan nilai 3 ada 7 anak (36,9%), nilai 2 ada 9 anak (47,3%) dan nilai 1 ada 3 anak (15,8%). Pada indikator kedua diperoleh hasil anak yang mendapatkan nilai 3 ada 1 anak (5,3%), nilai 2 ada 5 anak (26,3%) dan nilai 1 ada 13 anak (68,4%). Sedangkan pada indikator ketiga diperoleh hasil anak yang mendapat nilai 3 ada 3 anak (15,7%), nilai 2 ada 6 anak (31,6%) dan nilai 1 ada 10 anak (52,7%). Kondisi tersebut dapat digambarkan pada diagram sebagai berikut.

(4)

59

Pada gambar 4.1 hasil yang diperoleh menunjukkan kemampuan berceritabelum optimal, pada Pratindakan sebesar 57.9%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan berceritaanak Kelompok B TK Kanisius Gendongan belum berkembang secara optimal.

4.2.2 Pelaksanaa Siklus I a. Perencanaan Siklus I

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) bersama dengan guru kelas. RKH disusun dengan indikator yang sesuai dengan tema.

2) Menyiapkan instrumen pengamatan.

3) Menyiapkan perlengkapan dalam pembelajaran. b. Pelaksanaan Siklus I

(5)

60

memperkenalkan boneka yang akan digunakan pada kegiatan bercerita. Kegiatan pada Pertemuan Pertama yaitu bercerita tentang

“Rumah Binatang”.Cerita ini berisi tentang 5 ekor binatang yang

berbeda-beda. Ada itik, kelinci, monyet, katak dan anjing yang hidup ditempat yang berbeda-beda.

Kegiatan pada pertemuan kedua yaitu bercerita tentang yaitu bercerita tentang “Tempat Jual Beli”.Cerita ini tentang satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.Ayahnya bernama bapak budi, Ibunya bernama ibu Ani, dan anaknya bernama Sinta. Mereka pergi kepasar untuk membeli agar-agar. Sesampainya di pasar pun mereka langsung pergi ke toko jajanan milik Ibu Nini. Namun agar-agar yang dingamkan pun sudah habis. Jadi ibu dan sinta pergi ke toko yang lain yaitu toko jajanan milik Pak Tono.

c. Observasi Siklus I

(6)

61

Pada Siklus I pertemuan pertama, sebagian besar anak sudah mulai antusias untuk mendengarkan cerita walaupun ada beberapa anak yang ditengah-tengah cerita masih ramai dan mengganggu anak yang lain. Tetapi saat diminta untuk menceritakan kembali cerita di depan kelas, beberapa anak belum berani maju ke depan. Ada beberapa anak yang enggan maju ke depan untuk bercerita. Anak mau maju ke depan setelah dimotivasi oleh guru. Pada pertemuan kedua anak antusias mendengarkan cerita dan anak sudah berani maju kedepan untuk bercerita walaupun beberapa anak belum lancar dalam membawakan cerita. Kalimat yang diucapkan sudah runtut.

Hasil pengamatan pada Siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua mengenai kemampuan berceritapada anak dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Pencapaian Kemampuan Bercerita Siklus 1 Pertemuan 1

Indikator

Nilai

1 2 3

frekuensi Persentase frekuensi Persentase frekuensi Persentase

1 1 5,6% 11 61,1% 6 33,3%

2 2 11,1% 13 72,2% 3 16,7%

3 0 0% 16 88,9% 2 11,1%

(7)

62 0%

10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3

Indikator 1

Indikator 2

Indikator 3 Pada indikator kedua diperoleh hasil anak yang mendapatkan nilai 3 ada 3 anak (16,7%), nilai 2 ada 13 anak (72,2%) dan nilai 1 ada 2anak (11,1%). Sedangkan pada indikator ketiga diperoleh hasil anak yang mendapat nilai 3 ada 2 anak (11,1%), nilai 2 ada 16 anak (88,9%) dan nilai 1 tidak ada. Kondisi tersebut dapat digambarkan pada diagram sebagai berikut.

Gambar 4.2 Diagram Persentase Siklus 1 Pertemuan 1

(8)

63

Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3

Indikator 1

Indikator 2

Indikator 3 Tabel 4.3 Pencapaian Kemampuan Bercerita

Siklus 1 Pertemuan 2

Indikator

Nilai

1 2 3

frekuensi Persentase frekuensi Persentase frekuensi Persentase

1 0 0% 12 66,7% 6 33,3%

2 0 0% 16 84,2% 2 10,5%

3 0 0% 12 66,7% 6 33,3%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pencapaian kemampuan bercerita siklus 1 pertemuan kedua bahwa dari 18 anak yang pada indikator pertama mendapatkan nilai 3 ada 6 anak (33,3%), nilai 2 ada 12 anak (66,7%) dan nilai 1 tidak ada. Pada indikator kedua diperoleh hasil anak yang mendapatkan nilai 3 ada 2 anak (10,5%), nilai 2 ada 16 anak (84,2%) dan nilai 1 tidak ada. Sedangkan pada indikator ketiga diperoleh hasil anak yang mendapat nilai 3 ada 6 anak (33,3%), nilai 2 ada 12 anak (66,7%) dan nilai 1 tidak ada. Kondisi tersebut dapat digambarkan pada diagram sebagai berikut.

(9)

64

Berdasarkan gambar 4.3 hasil yang diperoleh menunjukkan kemampuan berceritamengalami peningkatan, pada siklus 1 pertemuan 2 sebesar 71,3%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan berceritaanak Kelompok B TK Kanisius menggunakan boneka tangan anak lebih tertarik.

Berdasarkanhasil pada tabel 4.2 dantabel 4.3 diperoleh data rata-rata kemampuan berceritaanak sebesar 69,6%. Dengan demikian rata-rata kemampuan berceritaanak dalam pelaksanaan tindakan Siklus I telah terjadi peningkatan sebesar 11,7%. Hal ini dibuktikan rata-rata kemampuan berceritaanak dalam Pratindakan hanya 57,9%.

d. Refleksi

Setelah Siklus I dalam proses peningkatan kemampuan bercerita anak menggunakan media boneka tangan selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan refleksi. Refleksi pada Siklus I dilakukan oleh peneliti dan guru kelas pada akhir Siklus I. Dalam refleksi ini membahas mengenai kendala-kendala yang ditemukan pada saat pelaksanaan Siklus I berlangsung. Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam Siklus I adalah sebagai berikut:

(10)

65

disebabkan karena anak belum percaya diri untuk maju ke depan.

2) Belum ada penghargaan yang konkret dan membuat anak termotivasi untuk bercerita.

3) Masih ada anak yang ramai dan berbicara dengan temannya, sehingga pembelajaran kurang kondusif. Hal ini disebabkan karena posisi tempat duduk yang memungkinkan anak untuk bisa berbicara dengan teman. Posisi tempat duduk anak ada yang berada di belakang anak. Selain itu anak di tengah pembelajaran anak kurang antusias dalam mendengarkan cerita.

Melihat kondisi pada Siklus I yang masih terdapat beberapa kendala, maka perlu pembenahan dan penyempurnaan. Setelah berdiskusi dengan guru kelas atau kolabolator, maka dapat disusun suatu landasan sebagai pembenahan dan penyempurnaan pada tindakan kelas siklus berikutnya:

1) Sebelum bercerita, guru memberikan motivasi agar anak berani untuk bercerita

2) Guru mengatur tempat duduk anak. Anak yang banyak bicara jangan duduk dengan anak yang banyak bicara juga.

(11)

66

4) Memberikan penghargaan yang semula hanya bintang yang ditulis di papan tulis diganti dengan memberikan penghargaan berupa kalung senyum.

Pada Siklus II ada penyempurnaan media yang digunakan. Jika pada Siklus I hanya menggunakan media boneka tangan, maka pada Siklus II media yang digunakan adalah boneka tangan dan panggung boneka. Panggung boneka dapat membuat anak lebih tertarik untuk mendengarkan cerita. Panggung boneka dapat meningkatkan kualitas cerita dan performansi cerita. Selain itu, Panggung boneka dapat menghidupkan latar cerita. Hal ini sesuai dengan pendapat Tadzkiroatun Musfiroh (2005) bahwa walaupun sederhana, kehadiran panggung boneka dapat bernilai positif yakni menghidupkan latar cerita.

Berdasarkan uraian di atas dapat diajukan hipotesis Siklus II sebagai berikut metode bercerita dengan media boneka tangan disertai panggung boneka dengan didukung pengaturan tempat duduk dan pemberian penghargaan berupa kalung senyum dapat meningkatkan kemampuan berceritaanak Kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga.

4.2.3 Pelaksanaan Siklus II

(12)

67 a. Perencanaan Siklus II

Perencanaan tindakan pada Siklus II dilaksanakan dengan melihat dari refleksi pada Siklus I. Kendala-kendala yang ada pada Siklus I harus dapat diatasi pada Siklus II agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat meningkat. Oleh karena itu, pada tahap perencanaan ini tindakan yang dilakukan peneliti berdasarkan refleksi pada Siklus I adalah sebagai berikut:

1) Membuat Rencana Kegiatan harian (RKH) yang berisi tentang materi yang akan disampaikan. RKH disusun dan dikonsultasikan kepada guru kelas dan kepala sekolah terlebih dahulu.

2) Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam mengamati keterampilan bercerita anak menggunakan media boneka tangan.

3) Menyiapkan kalung senyum sebagai penghargaan kepada anak agar lebih termotivasi dalam bercerita.

4) Sebelum bercerita, guru memberikan motivasi agar anak lebih berani dalam menceritakan kembali isi cerita yang dibawakan guru.

5) Guru mengamati anak yang banyak bicara dan suka mengganggu temannya.

(13)

68

7) Menyiapkan panggung boneka yang akan digunakan dalam bercerita agar anak lebih tertarik dalam mendengarkan cerita. b. Pelaksanaan Siklus II

Sebelum kegiatan dilaksanakan guru menyiapkan semua perlengkapan yang akan digunakan. Perlengkapan itu meliputi boneka tangan, panggung boneka, penghargaan berupa kalung senyum, dan instrumen. Setelah semua siap, guru mengkondisikan anak-anak. Tempat duduk anak dibuat setengah lingkaran dan guru berada di depan anak-anak. Guru juga mengatur tempat duduk anak yang banyak bicara agar kegiatan berlangsung secara kondusif.

Dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Seperti pada Siklus I, Pertemuan Pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 30Agustus 2016 dan Pertemuan Kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 3 September 2016. Kegiatan pembelajaran pada hari Pertama

menceritakan tentang “Lingkungan Sekolah”. Cerita ini tentang

gedung dan halaman sekolahku. Anton, Fira, Dodi, Tini, dan Anwar bercerita tentang gedung dan halaman sekolahnya.

Kegiatan pembelajaran pada Pertemuan Kedua masih

menceritakan tentang “Lingkungan Sekolah”. Cerita ini tentang

kebersihan lingkungan. Hujan yang turun sangat lebat mengakibatkan banjir dimana-mana.Dijalan, halaman rumah, sawah, semuanya tergenang air.Fina pun bertanya kepada ibu

(14)

69

“iya nak, semuanya tergenang air, maka dari itu kita harus menjaga

lingkungan, bumi dan seisinya. Lalu aku bertanya kepada ibu

“Bagaimana caranya bu? Aku kan masih kecil dan masih sekolah di

TK ?” ibu pun menjawab “ Awalilah dari hal yang terkecil nak,

misalnya membuang sampah pada tempatnya supaya tidak menyumbat selokan, lalu tidak boleh merusak tanaman. Selain itu agar lingkungan kita bersih, indah dan sehat kita juga harus rajin membersihkan lingkungan sekitar kita, tidak hanya dirumah, disekolah, dijalan, dan dimana saja kita kita harus menjaganya terutama tanaman dihutan, kita tidak boleh menggunduli hutan supaya tidak terjadi banjir dan tanah longsor”.

c. Pengamatan (Observasi) Siklus II

Seperti pada Siklus I, observasi pada Siklus II dilaksanakan selama pembelajaran di kelas berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Dalam kegiatan observasi, indikator yang diamati adalah kemampuan berceritameliputi mampu menirukan berbagai macam suara binatang atau tokoh, mampu menceritakan kembali cerita dengan lancar, dan runtut dan mampu menjawab pertanyaan. Hasil observasi menunjukkan bahwa keterampilan bercerita anak mengalami perkembangan yang sangat baik.

(15)

70

Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3

Indikator 1

Indikator 2

Indikator 3 Tabel 4.4 Pencapaian Kemampuan Bercerita

Siklus 2 Pertemuan 1

Indikator

Nilai

1 2 3

frekuensi Persentase frekuensi Persentase frekuensi Persentase

1 0 0% 8 42,1% 11 57,9%

2 0 0% 16 84,2% 3 15,8%

3 0 0% 11 57,9% 8 42,1%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pencapaian kemampuan bercerita siklus 2 pertemuan pertama bahwa dari 19 anak yang pada indikator pertama mendapatkan nilai 3 ada 11anak (57,9%), nilai 2 ada8 anak (42,1%) dan nilai 1 tidak ada. Pada indikator kedua diperoleh hasil anak yang mendapatkan nilai 3 ada 3 anak (15,8%), nilai 2 ada 16 anak (84,2%) dan nilai 1 tidak ada. Sedangkan pada indikator ketiga diperoleh hasil anak yang mendapat nilai 3 ada 8 anak (42,1%), nilai 2 ada 11 anak (57,9%) dan nilai 1 tidak ada. Kondisi tersebut dapat digambarkan pada diagram sebagai berikut.

(16)

71

Berdasarkan gambar 4.4 hasil yangdiperoleh menunjukkan kemampuan berceritamengalami peningkatan, pada siklus 2 pertemuan pertama sebesar 79,6%.

Tabel 4.5Pencapaian Kemampuan Bercerita Siklus 2 Pertemuan2

Indikator

Nilai

1 2 3

frekuensi Persentase frekuensi Persentase frekuensi Persentase

1 0 0% 5 26,3% 14 73,7%

2 0 0% 6 31,6% 13 68,4%

3 0 0% 4 21% 15 79%

(17)

72

Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3

Indikator 1 menunjukkan kemampuan berceritamengalami peningkatan yang sangat signifikan, pada siklus 2 pertemuan kedua sebesar 91,2%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan berceritaanak Kelompok B TK Kanisius menggunakan boneka tangan dan panggung boneka anak lebih tertarik.

(18)

73 d. Refleksi Siklus II

Refleksi pada Siklus II dilakukan oleh peneliti dan guru kelas pada akhir Siklus II. Dalam refleksi ini dibahas mengenai proses pembelajaran yang terjadi saat melakukan tindakan. Saat pembelajaran berlangsung, anak antusias dalam mendengarkan cerita. suasana lebih kondusif karena anak yang banyak bicara tidak membuat ramai lagi. Anak juga antusias saat diminta untuk maju ke depan untuk menceritakan kembali isi cerita yang baru saja dibawakan.

Hal ini terbukti saat guru meminta anak untuk menceritakan kembali, guru tidak perlu menunjuk siapa yang maju tetapi anak sudah berlomba-lomba untuk maju. Selain itu anak lebih percaya diri dan termotivasi untuk menceritakan kembali isi cerita dengan baik karena adanya penghargaan berupa kalung senyum.Pada Siklus II keterampilan bercerita anak sudah mengalami peningkatan dan telah memenuhi indikator keberhasilan sehingga penelitian dirasa cukup dan dihentikan sampai Siklus II.

4.2.4 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian

(19)

74 Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Per Siklus

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Berdasarkan hasil penelitian mengenai persentase kemampuan anak maka indikator kinerja yang menandai berakhirnya siklus sudah terpenuhi. Persentase rata-rata kemampuan berceritaanak meningkat pada setiap siklusnya. Rata-rata kemampuan berceritaanak pada Pratindakan sebesar 57,9% meningkat pada Siklus I menjadi 69,6% dan pada Siklus II meningkat lagi menjadi 85,4%.

4.3Pembahasan

(20)

75

observasi, dan refleksi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian merupakan hasil dari pengamatan tentang kemampuan berceritayang mencakup tiga indikator yaitu mampu menirukan berbagai macam suara binatang atau tokoh, mampu menceritakan kembali cerita dengan runtut dan mampu menjawab pertanyaan.

Bercerita dipilih karena pada dasarnya anak senang mendengarkan cerita. Hal ini sesuai pendapat Sanders (dalam Tadzkirotun Musfiroh, 2005) ada beberapa alasan penting mengapa anak perlu mendengarkan cerita. Salah satunya karena mendengarkan cerita merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi anak. Anak dapat lebih bergairah untuk belajar karena pada dasarnya anak senang mendengarkan cerita. Meningkatkan kemampuan berceritadengan bercerita saja ternyata tidak cukup. Diperlukan suatu media yang dapat menarik perhatian anak pada saat bercerita.

(21)

76

Hurlock (1978) mengemukakan bahwa bicara merupakan keterampilan mental-motorik. Bicara tidak hanya berkaitan dengan keterampilan motorik saja tetapi juga berkaitan dengan keterampilan mental yaitu untuk dapat berbicara anak harus mempunyai keberanian untuk mengungkapkan apa yang akan dibicarakannya itu. Maka sebelum meminta anak untuk menceritakan kembali isi cerita, sebaiknya guru memberikan motivasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurbiana Dhieni, Lara Fridani, Gusti Yarmi, & Nany Kusniaty (2005) yang menyebutkan bahwa dalam kegiatan pembelajaranakan lebih baik apabila guru memberikan reinforcement (penguat), reward (pujian, hadiah), stimulasi, dan model atau contoh yang baik dari orang dewasa agar kemampuan berceritadapat berkembang secara maksimal.

Dalam hal ini peneliti menggunakan motivasi berupa bujukan dari guru dan hadiah berupa kalung senyum. Pemilihan kalung senyum ini sesuai dengan perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun. Perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun berada pada masa praoperasional. Pada masa ini, anak mampu mengadakan representatif dunia pada tingkatan yang konkret (Tadzkirotun Musfiroh, 2008). Maka hadiah yang digunakan juga berupa benda konkret.

(22)

77

perlu menunjuk siapa yang maju tetapi anak sudah berlomba-lomba untuk maju. Selain itu anak lebih percaya diri dan termotivasi untuk menceritakan kembali isi cerita dengan baik karena adanya penghargaan berupa kalung senyum.

Hasil yang diperoleh pada Siklus II selama 2 kali pertemuan menunjukkan bahwa kemampuan berbicara meningkat menjadi 85,4%. Anak yang mengalami peningkatan dalam kemampuan bercerita adalah anak yang mampu menirukan suara tokoh atau binatang, mampu menceritakan kembali isi cerita dengan lancar dan mampu membentuk kalimat dengan runtut dan mampu menjawab pertanyaan.

Apabila mengacu pada indikator keberhasilan, maka tindakan pada Siklus II dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan tindakan Siklus II juga tidak terlepas dari pengaruh penggunaan panggung boneka. Dengan panggung boneka, kualitas cerita dan performansi cerita menjadi meningkat. Hal ini sejalan dengan pendapat Tadzkirotun Musfiroh (2005) menyatakan bahwa manfaat dari panggung boneka adalah untuk meningkatkan kualitas dan performansi cerita. Panggung boneka yang digunakan adalah panggung boneka yang terbuat dari kayu permanen. Ukuran panggung boneka kecil agar anak-anak juga bisa menggunakan.

(23)

78

beberapa kata. Meskipun tindakan telah dihentikan pada Siklus II, penelitian ini tidak berhasil 100%.

Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa bercerita dengan media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan berceritaanak Kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga.

4.4Keterbatasan Penelitian

Gambar

Tabel 4.1 Pencapaian Kemampuan Bercerita Pratindakan
Tabel 4.2 Pencapaian Kemampuan Bercerita
Gambar 4.2 Diagram Persentase
Tabel 4.3 Pencapaian Kemampuan Bercerita
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian kompos isi rumen sapi dan pupuk NPK serta faktor kompos isi rumen sapi

Tidak hanya pada aktivitas, kehadiran media- media baru dan online baik itu yang datang dari media massa, media sosial, media cetak dan lainnya juga

[r]

Telah melakukan rapat pleno Badan Pertimbangan Fakultas (BPF), pada hari……….., tanggal ……… untuk Menilai kelayakan usulan angka kredit dari :.. Nama

a)Mengidentifkasi proses /kegiatan yang diperlukan dalam sistem manajemen mutu & memastikan penerapannya pada seluruh fungsi diperusahaan.. b)Menentukan urutan &

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi melalui penggunaan pendekatan whole language pada siswa kelas IIC SD Djama’atul Ichwan

[r]