• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Bercerita Anak Menggunakan Alat Peraga Boneka Tangan pada Anak Kelompok B TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Bercerita Anak Menggunakan Alat Peraga Boneka Tangan pada Anak Kelompok B TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sekolah merupakan salah satu sumber pengalaman terbesar dalam masa kanak-kanak yang mempengaruhi sebagian besar aspek diri perkembangan anak. Dalam masa itu, anak dapat meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keahlian dan kemampuan sosialnya, melatih tubuh dan pikiran mereka serta mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan mereka yang akan datang. Pada umumnya pendidikan prasekolah akan mempengaruhi pencapaian anak pada pendidikan sekolah dasar hingga sekolah lanjutan.

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat (14) mengatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2003).

(2)

2

diperlukan upaya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya berupa kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan dan minat anak.

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan pra sekolah anak usia 0-6 tahun yang bertujuan untuk mempersiapkan pendidikan anak ke jenjang selanjutnya, melalui stimulasi yang diberikan anak mempunyai kesempatan bereksplorasi dan mengembangkan kemampuannya salah satunya keterampilan berbicara.

Anak usia dini perlu diajarkan bercerita agar membantu perkembangan bahasa anak. Nurgiyantoro (2001), bercerita merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan berbicara. Melalui kemampuan berbicara atau bercerita anak mampu mengungkapkan bahasanya, mengungkapkan kemampuan berfikir, dapat berinteraksi dengan teman, membaca, menulis, dan menyimak. Sesuai dengan pendapat Seefeldt dan Wasik (2008) bahwa anak-anak usia 3– 5 tahun sudah memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang bahasa dan percaya kepada bahasa bahwa bahasa dapat memberitahukan keinginan dan kebutuhan mereka.

(3)

3

menyimak cerita, imajinasi anak mulai dirangsang. Imajinasi yang dibangun anak saat menyimak cerita memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah secara kreatif. Kemudian Moeslichatoen (2004: 157) mengatakan bahwa bercerita bagi anak merupakan kegiatan yang disukai dan disenangi. Cerita yang dibawakan guru secara lisan harus menarik dan mengundang perhatian anak sehingga perlu media yang menarik untuk mendukung jalannya cerita.

Terdapat beberapa keterampilan yang terkadang dilupakan oleh guru, salah satunya adalah keterampilan anak dalam bercerita. Memiliki keterampilan bercerita tidaklah mudah, banyak orang dapat menuliskan gagasannya dalam sebuah catatan atau tulisan, namun kurang terampil bercerita langsung di depan umum. Selain itu, perkembangan keberanian anak menjadi semakin kecil untuk berkembang jika anak kurang mendapatkan stimulus untuk maju di depan kelas mengemukakan pendapatnya. Keterampilan ini juga menjadi keterampilan yang penting dalam kehidupan bersosial, seperti dalam menyampaikan ide dan gagasan maupun saat menyapa dan berbicang dengan orang lain.

(4)

4

gurulah yang aktif, sedangkan anak hanya berperan sebagi pendengar. Metode pembelajaran seperti ini yang membuat kondisi anak menjadi pasif, sehingga anak bila maju ke depan untuk bercerita cenderung diam.

Berdasarkan hasil pengamatan di TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga, diketahui bahwa 57,9 % kemampuan anak untuk berbicara, bercerita dan mengungkapkan bahasa anak sangat rendah. Rata-rata cenderung diam dan menirukan guru/bahasa temannya untuk bercerita. Anak belum mampu bercerita dengan baik. Hal ini disebabkan kurangnya konsentrasi anak dalam kegiatan bercerita sehingga anak berani maju ke depan tetapi hanya diam saja.

Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan anak maka pemilihan metode harus disesuaikan dengan tujuan kegiatan, yaitu perkembangan bicara anak. Dari perolehan fakta di lapangan yang disampaikan oleh guru di TK Kanisius menunjukkan masih rendahnya bahasa yang dimiliki oleh anak. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran bahasa yang diberikan guru monoton dan membuat anak bosan saat proses pembelajaran. Ada beberapa hal yang menyebabkan demikian, diantaranya adalah penyajian kegiatan pembelajaran yang kurang menarik, setting pembelajaran dibuat klasikal yang menjadikan anak duduk diam mendengarkan guru, dan alat peraga yang menjadi media pembelajaran juga minim. Sehingga anak cenderung duduk diam dan mendengarkan penugasan yang diberikan guru.

(5)

5

di TK Kanisius Gendongan Salatiga khususnya di kelompok B. Penyampaian cerita dari guru ke anak-anak sudah baik, guru sudah antusias dan jelas saat membawakan cerita. Penggunaan media buku cerita seri yang ukurannya kecil ketika menyampaikan cerita kepada anak-anak, sehingga kemampuan anak dalam hal kemampuan bercerita menjadi rendah. Dari kondisi tersebut, dibutuhkan penggunaan media bercerita yang menarik agar anak mudah memahami isi cerita dan mau bercerita sesuai isi cerita dengan tepat. Maka peneliti menggunakan salah satu metode yaitu metode bercerita menggunakan hand puppet (boneka tangan). Metode bercerita adalah merupakan salah satu

pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Media yang digunakan adalah boneka tangan.

(6)

6

Alat peraga boneka sangat disenangi oleh anak-anak. Ketika diperlihatkan boneka anak-anak sudah tertarik untuk belajar bercerita dan berusaha untuk memainkan boneka-boneka sesuai dengan imajinasi anak-anak.

Berdasarkan permasalahan di atas, sangatlah penting bagi peneliti untuk mencoba menerapkan menggunakan alat peraga boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan bercerita anak kelompok B TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga yang berjumlah 19 anak. Cara ini diharapkan merupakan salah satu cara yang tidak hanya mampu mengajak anak untuk memiliki emosional yang baik dalam berhubungan dengan temannya, tetapi juga mampu menggali kemampuan bercerita yang dimiliki oleh anak.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tergerak untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul ”Meningkatkan Kemampuan Bercerita

Anak Menggunakan Alat Peraga Boneka Tangan pada Anak Kelompok B TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga”.

1.2Identifikasi Masalah

Munculnya permasalahan dalam pembelajaran menimbulkan kesadaran peneliti bahwa dalam praktek pembelajaran di dalam kelas ditemukan masalah yang perlu diselesaikan agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil sesuai dengan tujuan. Permasalahan itu antara lain :

(7)

7

berceritanya dan kemampuan berceritanya rendah di kelas B TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga

2. Pembelajaran bercerita kurang berhasil dikarenakan alat peraga yang digunakan kurang menarik bagi anak-anak dan guru kurang memotivasi anak ketika anak mengalami kesulitan dalam bercerita

1.3Rumusan Masalah

Analisis yang peneliti lakukan dapat dirumuskan permasalahan, “Apakah metode boneka tangan dalam upaya meningkatkan kemampuan

bercerita anak kelompok B di TK Kanisius Gendongan Salatiga Tahun ajaran 2016/2017?”

1.4Tujuan Penelitian

(8)

8 1.5Manfaat Penelitian

1. Teoritis

a. Untuk menemukan langkah-langkah yang tepat guna mengefektifkan penggunaan alat peraga boneka tangan dalam meningkatkan kemampuan bercerita anak.

b. Hasil penelitian dapat menambah kekayaan metode dalam pembelajaran khususnya dalam bidang pengembangan bahasa

2. Praktis

a. Siswa/anak didik

Makin meningkat kemampuannya dalam bercerita menggunakan alat peraga boneka tangan.

b. Guru atau pendidik

Untuk menambah pengetahuan, ketrampilan dan kreativitas guru dalam menggunakan alat peraga yang tepat. Penelitian ini juga dapat digunakan untuk menambah wawasan dalam mengajar pengembangan bahasa dengan berbagai alat peraga dalam bercerita bagi anak didik. c. Orang tua

(9)

9 d. Bagi sekolah

1) Menjadi masukan bagi sekolah dalam meningkatkan bercerita dengan alat peraga boneka

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kreativitas iklan terhadap efektivitas iklan televisi Aqua versi Ada Aqua, (2) pengaruh unsur humor terhadap

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Kawasan Konservasi Mangrove untuk Meningkatkan Resiliensi Delta Cimanuk, Indramayu Jawa Barat Terhadap Perubahan

Namun fenomena yang menarik adalah seseorang rela meninggalkan keyakinannya pada agama sebelumnya dan memutuskan untuk berpindah keyakinan ke agama islam yang

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus untuk kasih karunia dan hikmatnya yang telah diberikan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas

Hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti dibantu guru matematika kelas VIIID dalam pembelajaran matematika dengan judul “ Penerapan Metode Snowball

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebermaknaan hidup pada Pekerja Seks Komersial (PSK) di balai rehabilitasi

empat setelah dilakukan kegiatan pembelajaran menggunakan strategi.. concept attainment bagi siswa kelas VII SMP Negeri I Grogol Sukoharjo. pada semester genap tahun

Dari proses rancang bangun diperoleh kesimpulan bahwa styrofoam sebagai bahan dasar untuk merancang mesin pendingin mempunyai tingkat kekakuan yang tinggi serta