BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu proses penataan de ngan melibatkan sumber–sumber potensial baik yang bersifat manusia maupun yang bersifat non manu sia dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Burhanuddin dkk,2003:4). Menurut George Terry dalam Sagala (2013:53) adalah
”management is a distinct prosess consisting of
planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish stated objetctives by the of human beings and other
resources.”
Kutipan diatas mempunyai arti bahwa manaje men adalah suatu proses perencanaan, pengorgani sasian, pelaksanaan dan pengontrolan melalui orang atau sumber daya lain untuk mewujudkan tujuan. Proses yang di kemukakan George Terry inilah yang secara populer dikenal dengan singkatan POAC (planning, organizing, actuating, controlling).
Disisi lain Ali Imron (2003:4) menyebutkan manajemen adalah kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka menca pai tujuan.
ma antar anggotanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Novan Ardy Wiyani, 2013:49)
Berdasarkan teori diatas manajemen adalah suatu ketrampilan seorang manajer dalam perencana an, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan melalui orang atau sumber daya lain untuk mewujud kan tujuan tercapai secara efektif dan efisien. Ada pun penjelasannya sebagai berikut :
2.1.1 Perencanaan
Banghart dan Trull dalam Sagala (2010:56) mengemukakan: ”Educational planning is first all a rational prosess” artinya perencanaan pendidikan adalah langkah paling awal dari semua proses rasional. Perencanaan pada dasarnya merupakan suatu proses memikirkan dan menetapkan secara matang arah, tujuan dan tindakkan sekaligus meng kaji berbagai sumber daya dan metode yang tepat.
Pengertian serupa dikemukakan oleh Gibson dalam Sagala (2010:56).” perencanaan mencakup kegiatan menentukan sasaran dan alat sesuai untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.” Perencana an yang dibuat secara matang akan berfungsi sebagai kompas untuk mencapai tujuan organisasi.
letak pedoman, yang telah jadi komitmen dan per nyataan keputusan yang tidak dapat ditarik kembali yang diatur dan disepakati secara bersama-sama oleh kepala sekolah dan staf.
Sagala (2013:58) juga menyampaikan perenca naan adalah proses menentukan sarana, alat, tuntutan-tuntutan, taksiran, pos-pos tujuan, pedo man, kesepakatan yang menghasilkan program-program yang terus berkembang.
Berdasarkan uraian diatas tergambar bahwa perencanaan merupakan proses sarana, alat, dan tuntutan yang bertujuan membantu terlaksananya program sekolah. Perencanaan harus luwes, mampu menyesuaikan diri terhadap kebutuan, dapat diper tanggungjawabkan, dan menjadi proses tahapan-tahapan yang dikehendaki.
2.1.2 Pengorganisasian
pendistribusian kerja yang profesional. Gorton dalam Sagala (2013:58)
”Organizing the school involves more that identifying positif and defining relationship on an organizing chart, the most important factor that an administrator should consider in organizing a school are the people associated
with it .”
Salah satu prinsip pengorganisasian terbaginya tugas dalam berbagai unsur organisasi dengan kata lain pengorganisasian yang efektif adalah membagi habis dan menstruktur tugas-tugas kedalam sub-sub atau komponen-komponen organisasi secara propo sional.
2.1.3 Pelaksanaan
Maka kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan personal sekolah.
Dari ketiga pendapat pelaksanaan adalah melaksanakan tugas dengan antusias dan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang direncanakan.
2.1.4 Pengawasan
2.2 Manajemen Pendidikan
Menurut Burnauddin (2003:5) manajemen pendidikan adalah suatu proses penataan kelemba gaan pendidikan dengan melibatkan sumber – sumber potensi, baik yang bersifat manusia maupun non manusia dalam rangka mencapai tujuan pendi dikan secara efektif dan efisien.
Ali Imron menyampaikan manajemen pendidik adalah perencanaan pendidikan, pengorganisasian pendidikan, penggerakan pendidikan dan pengawas an pendidikan yang dilaksanakan secara siklik, karena begitu proses akhir (pengawasan) telah dilalui, kembali lagi ke proses pertama (perencana an).
2.3 Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan termasuk salah satu bagian dari manajemen sekolah secara keseluruhan. Menurut Rohiat (2010:25) tujuan manajemen kesis waan adalah menata proses kesiswaan, yang meliputi perencanaan penerimaan murid baru, pembinaan siswa dan kelulusan selain itu manajemen kesiswaan menitik beratkan pada pelayanan siswa secara indi vidu dengan harapan agar para siswa dapat berkem bang sesuai dengan bakat, kemampuan dan perbeda an individu masing – masing. Rohiat (2010:25) juga menyampaikan dalam manajemen kesiswaan pembe rian pelayananan kepada siswa di sekolah agar siswa menyadari posisi dirinya sebagai pelajar dan tugas nya dengan baik.
Sedangkan menurut Ali Imron (2003:53) mana jemen kesiswaan sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi individualitas, segi sosi al, aspirasi, segi kebutuan dan potensi-potensi peser ta didik.
2.4
Ekstrakurikuler
2.4.1 Pengertian Ektrakurikuler
Kurikulum dapat dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam kurikulum ada program yang bersentuhan langsung dengan pro gram pendidikan inti, yang dinamakan program kurikuler, dan program penunjang yang sifatnya membantu ketercapaian tujuan yang disebut pro gram ektrakurikuler (Sanjaya,2008:12.00). Pada Kuri kululum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai kurikulum yang berlaku di Indonesia, didalam strukturnya yang ketiga yaitu pengembangan diri. Penggunaan istilah pengembangan diri dalam kebija kan kurikulum memang relatif baru. Dalam literatur tentang teori pendidikan, istilah pengembangan diri tampak dapat diselaraskan dengan istilah pengem bangan kepribadian, mesti istilah diri (self) tidak identik dengan kepribadian (personality). Menurut Freud dalam Supratik (2003:13) ego atau diri merupa kan eksekutif kepribadian untuk mengontrol tindak an (perilaku) dengan mengikuti prinsip kenyataan atau rasional, untuk membedakan antara hal-hal yang terdapat dalam batin seseorang dengan hal-hal yang terdapat di dunia luar.
an, sikap, perasan, dan cita-cita peserta didik yang realistis sehingga peserta didik memeliki kepribadian yang utuh. Secara konseptual tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, dan lebih terinci lagi dalam kegiatan ekstrakurikuler yang tercantum dalam Permendik bud No.62 tahun 2014 disebutkan:
ekstrakurikuler adalah kegiatan kulikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler di selengga rakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandsirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Sejalan dengan peraturan tersebut yang menjadi tujuan dari kegiatan pengembangan potensi adalah:
Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah, Kegiatan pengembangan diri tersebut difasilitasi atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler (Kunandar,2007:125)
an yang diperoleh dalam program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan diluar struktur program dilaksanakan diluar jam pelajaran biasa agar dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal sesuai keadaan dan kebutuhan lingkungan.
Dalam Permendikbud No.62 tahun 2014 juga dicantumkan kegiatan ektrakurikuler ada 2 yaitu kegiatan ektrakurikuler wajib adalah kegiatan ektrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik yaitu pramuka, sedangkan kegiatan ektrakurikuler pilihan adalah kegiatan ektra- kuriku ler yang dapat dikembangkan dan diseleng- garakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat dan minat masing-masing. Dengan demikian keberadaan ektrakurikuler mampu menjadi penyalur bakat dan minat siswa.
2.4.2 Fungsi Ektrakurikuler
katkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor, mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya. Dalam Ali Imron (2003:60) kegi atan ektrakulikuler sangat menunjang dan mendu kung efek jangka panjang terutama bagi pengem bangan pribadi peserta didik secara utuh. Sanjaya, (2008:12.00) menyebutkan alasan program ektraku rikuler dianggap penting adalah untuk memberi pemahaman kepada anak didik tentang esensi program kurikuler dan program ektrakurikuler diha rapkan dapat melayani minat siswa yang sangat beragam, yang tidak terlayani dalam program kuri kuler yang terstruktur.
Keberadaan ektrakurikuler juga membantu keberhasilan program kurikuler, karena dalam kegiatan ektrakurikuler dapat berbentuk pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler. Sanjaya (2008:12.5) menyam paikan program ektrakurikuler diarahkan untuk mendukung keberhasilan program kurikuler yang lebih menitik beratkan pada pencapaian program akademik melalui upaya perbaikan dan pengayaan.
ki efek jangka panjang serta memberi pemahaman kepada anak didik tentang esensi program kurikuler melalui upaya perbaikan dan pengayaan.
2.4.3 Pelaksanaan Ektrakurikuler
Sanjaya (2008:12.4) menyampaikan kegiatan ektrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran. Mikarsa (2007,10.29) juga mengatakan hal yang sama dan menambahkan terdapat susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
Dilihat dari ruang lingkupnya kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas ekstrakurikuler wajib yaitu ekstrakurikuler yang wajib di selenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib di ikuti oleh seluruh peserta didik yaitu pendidikan kepramu kaan dan kegiatan ekstrakurikuler pilihan merupa kan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minat peserta didik. Adapun bentuk kegiatan ekstrakurikuler pilih an berupa (Permendikbud No.62 tahun 2014)
1. Krida : meliputi Kepramukaan, Latihan Kepemim pinan Sekolah (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengi bar Bendera (Paskibraka), dan yang lainya;
2. Karya Ilmiah : Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), Kegi atan penguasaan keilmuan dan kemampuan aka demik, penelitian, dan penelitian;
teater, teknologi informasi dan komonikasi, rekaya sa, dan lainnya;
4. Keagamaan : pesantren kilat, ceramah keagama an, bacatulis alquran, retreat.
Menurut Suryosubroto (2002:290) banyak ma cam dan jenis ektrakurikuler yang dilaksanakan disekolah-sekolah dewasa ini, mungkin tidak ada yang sama dalam jenis maupun pengembangannya. Berdasarkan Permendikbud No.62 tahun 2014 dan pendapat Suryosubroto suatu sekolah boleh melaksa nakan kegiatan ektrakurikuler pilihan menurut kea daan sekolah masing - masing .
Dalam usaha membina dan mengembangan program ekstrakurikuler ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu (1) Materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan bagi siswa (2) Materi yang tidak terlalu membebani siswa (3) Memanfaatkan potensi alam lingkungan dan (4) Memanfaatkan kegiatan-kegiatan industri dan dunia usaha Mulyasa (2003:120)
Adapun prinsip kegiatan ektrakurikuler dalam Permendikbud No.62 tahun 2014, Kegiatan ektra kurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip: (1) Partisipasi aktif yakni bahwa kegiatan ektrakurikuler menurut keikutsertaan peser ta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilih an masing-masing; dan (2) menyenangkan yakni bah wa kegiatan ektrakurikuler dilaksanakan dalam suasana yang menggembirakan bagi peserta didik.
oleh peserta didik secara perorangan; 2) Berkelom pok, yakni kegiatan ektrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik secara: berkelompok dalam satu kelas klasikal, berkelompok dalam kelas paralel, dan ber kelompok antar kelas (Permendikbud No.62 tahun 2014).
Menurut Suryosubroto (2002:289) banyak klub dan organisasi yang bersifat ektrakurikuler tetapi langsung berkaitan dengan mata pelajaran di kelas, diantaranya adalah seni musik/karawitan, drama, olahraga, publikasi dan klub-klub yang tidak berhubungan langsung dengan mata pelajaran seperti klub piknik dan pramuka. Adapun mekanis me kegiatan ektrakurikuler ini ditinjau dari pengem bangan, pelaksanaan, penilaian, evaluasi dan daya dukung.
Dalam Permendikbud No.62 tahun 2014,
1. Pengembangan
Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler pilihan di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui tahapan: (1) analisis sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler; (2) identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik; (3) menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan; (4) mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau menyalur kannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; (5) menyusun program kegiatan ekstra kurikuler.
2. Pelaksanaan
wakil kepala sekolah/madrasah. Jadwal Kegiatan ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat
pelaksanaan kegiatan intra dan kokurikuler. 3. Penilaian
Kinerja peserta didik dalam kegiatan ekstra kurikuler perlu mendapat penilaian dan dideskrip sikan dalam raport. Kriteria keberhasil annya meliputi proses dan pencapaian kompetensi peser ta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan secara kualitatif. Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “baik” pada pendidikan kepramukaan pada setiap semesternya. Nilai yang diperoleh pada pendidikan kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapainya.
4. Evaluasi kegiatan ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pada setiap indikator yang telah ditetapkan dalam perencana an satuan pendidikan.
Dalam permendikbud No.62 tahun 2014 Sebelum pelaksanaan, perlu disusun rencana kegiat an ekstrakurikuler yang memuat unsur-unsur sasar an kegiatan, substansi kegiatan, pelaksanaan kegiat an dan pengorganisasian, jadwal kegiatan (waktu dan tempat pelaksanaan), supervisi pelaksanaan dan asumsi yang di siapkan.
ran yang sudah terencana setiap harinya atau dalam blok waktu.
Pada setiap akhir semester, untuk peserta didik diberikan nilai yang dilaporkan secara kualitatif maupun deskriptif pada kolom pengembangan diri di laporan hasil belajar. Kreteria keberhasilan lebih diutamakan oleh proses dan keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dipan tau, dievaluasi dan dibina melalui kegiatan pengawas an oleh kepala sekolah dan oleh pihak yang secara struktural /fungsional memiliki kewenangan membi na kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Hasil pengawas an di dokumentasikan, dianalisis dan ditindaklanjuti untuk meningkatkan prestasi non akademik dari siswa maupun sekolah.
2.4.4 Manajemen Ektrakurikuler
an spesifik atau beberapa sasaran pengorganisasian yang tepat akan membuat posisi orang jelas dalam stuktur dan pekerjaannya melalui pemilihan, pengalo kasian dan pendistribusian kerja yang profesional. Menurut Hadari Nawawi pengawasan adalah kegiat an mengukur tingkat efektifitas kerja personal dan tingkat efensiensi penggunaan metode dan alat terten tu dalam usaha mencapai tujuan maka manajemen ektrakurikuler adalah perencanaan, pengorgani sasian, pelaksanaan dan pengevaluasian kegiatan ektrakurikuler
2.5
Prestasi Akademik dan Prestasi Non
Akademik
Dalam Wikipedia prestasi adalah hasil dari usaha, prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual serta ketahanan diri dalam menghadapi situasi segala aspek kehidupan. Seseorang dikatakan berprestasi, jika dia telah meraih sesuatu hasil dari apa yang diusahakannya, baik karena hasil belajar, bekerja, atau berlatih ketrampilan dalam bidang tertentu.
Indonesia prestasi akademik adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang di kembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya di tujukan oleh nilai atau angka yang di berikan oleh guru.
Prestasi akademik merujuk pada apa yang mampu di lakukan oleh seseorang dan seberapa baik ia melakukan dalam menguasai bahan-bahan dan materi yang telah di ajarkan Azwar (2002).
Dari ketiga perdapat tersebut prestasi akade mik adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampil an yang di kembangkan oleh mata pelajaran, lazim nya di tujukan oleh nilai atau angka ,sedangkan prestasi non akademik adalah prestasi yang dicapai oleh siswa dalam bidang bukan akademik termasuk kegiatan ekstrakurikuler.
2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Norlena Salamuddin ( 2011) menyampaikan Kompetensi guru dalam Extrakurikuler Manajemen Sekolah, bahwa manajemen ekstrakurikuler merupa kan bagian integral dari sistem manajemen sekolah. Guru menjadi pelaksana utama kegiatan ekstra kurikuler harus memiliki pengetahuan yang cukup dan keterampilan untuk memastikan keberhasilan pendidikan ekstrakurikuler. Kompetensi guru terdiri pengetahuan dan keterampilan dalam perencanaan, pelaksanaan, membimbing dan mengevaluasi, hal tersebut juga didukung pedoman yang tepat untuk para pembuat kebijakan dan pelaksana kebijakan juga dalam meningkatkan kompetensi guru untuk mengelola kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Afiliasi Zahida Habib (2012) menyampaikan Peranan mahasiswa dalam Kegiatan Ektrakurikuler di Sekolah Dasar, guru sangat antusias dalam pembinaan ektrakurikuler dengan dibantu mahasis wa dalam perencanaan dan pelaksanaan sehingga prestasi siswa meningkat.
Hasil penelitian Yulistine adalah (1) pengelolaan ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah 1 Malang belum mengalami kendala selama 3 tahun dilaksanakan, (2) pelaksanaan ekstrakurikuler melu kis di SD Muhammadiyah 1 Malang merupakan kegi atan yang menekankan kegiatan mewarnai dengan menggunakan metode pemberian pola, (3) hasil karya siswa memuaskan.
Tabel 2.1
Judul penelitian yang relevan beserta deskripsinya
Pelaksanaan yang rutin didukung oleh
Guru menjadi pelaksa na utama kegiatan eks trakurikuler harus me miliki kompetensi pengetahuan dan keterampilan dalam pe rencanaan, pelaksana
Tabel 2.2
Kelebihan dan Kekurangan
Kegiatan ektrakurikuler dari peneliti terdahulu
No Nama
5 Wina Priyanti pembimbing yang sudah ahli dengan
2.7
Kerangka Pikir
Kepala sekolah sebagai seorang manajer pendi dikan mempunyai wewenang untuk perencanan, pegorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan kegi atan yang akan dilakukan termasuk ektrakurikuler. Ali Imron (2003:6) menyampaikan terdapat empat proses dalam manajemen yaitu planning, organising, actuating, dan controlling. Empat proses ini lazim digambarkan dalam siklus karena setelah controlling, lazim dilanjutkan membuat planning baru, akan tetapi keberhasilan manajemen ektrakulikuler juga di pengaruhi daya dukung yang memadai dalam per mendikbud No.62 tahun 2014 Daya dukung pengem bangan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler meliputi:
a. Kebijakan satuan pendidikan pengembangan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kewenangan dan tanggung jawab penuh dari satuan pendidikan. Oleh karena itu untuk dapat mengembangkan dan mela ksanakan kegiatan ekstrakurikuler diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan dalam rapat satuan pendidikan dengan meli batkan komite sekolah/ madrasah baik lang sung maupun tidak langsung.
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler memer lukan dukungan berupa ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan. Yang terma suk sarana satuan pendidikan adalah segala kebutuh an fisik, sosial, dan kultural yang diperlukan untuk mewujudkan proses pendi dikan pada satu an pendidikan. Selain itu unsur prasarana seperti lahan, gedung/ bangunan, prasarana olahraga dan prasarana kesenian, serta prasarana lainnya.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Prestasi Non Akademik
Daya Masyarakat
Perencan aan
Manajemen Ekstrakuri
kuler
Pengorga nisasian
Pelaksana an