• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABE"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES MELLITUS DUSUN WONOKERTO DESA SUMBERWONO

KECAMATAN BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO

Chusnaeny Hidayah 1414401005

Subject : Asuhan Keperawatan, Keluarga, Diabetes Melitus

Description

Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi (hiperglikemi) yang diakibatkan kelainan sekresi insulin. Upaya yang paling penting dalam melakukan asuhan keperawatan pada keluarga adalah supaya tepat menentukan diagnosa, intervensi dan mencegah terjadinya komplikasi. Tujuan studi kasus ini adalah melakukan asuhan keperawatan keluarga pada anggota keluarga dengan diabetes mellitus.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Kriteria yang diambil 2 klien dengan diagnosa kurang pengetahuan tentang diabetes mellitus dan ketidakstabilan kadar gula darah. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi dengan menggunakan format asuhan keperawatan keluarga. Pengkajian menggunakan 2 sumber utama yaitu klien dan anggota keluarga yang mengalami diabetes mellitus.

Hasil dari studi kasus pada pengkajian di dapat data, klien 1 mengatakan tidak banyak mengetahui banyak tentang diabetes mellitus. Sedangkan pada klien 2 di dapat data, klien menderita diabetes sudah 2 tahun yang lalu, masih mengkonsumsi makanan dan minuman manis,tidak pernah melakukan olahraga. Pada pengkajian fungsi perawatan kesehatan didapatkan kedua responden tidak mampu mengenal masalah kesehatan. Intervensi dan implementasi yang dilakukan Health Education kepada keluarga tentang diabetes mellitus dan perawatan dirumah serta mengajarkan cara senam kaki diabetik. Pada evaluasi di dapat keluarga mampu melaksanakan 5 tugas keluarga, pada resonden 1 yaitu adanya peningkatan pengetahuan tentang diabetes mellitus, responden 2 yaitu mengalami penurunan kadar gula darah.

(2)

ABSTRACT

Diabetes mellitus is a metabolic disease characterized by high blood sugar (hyperglycemia) caused by insulin secretion abnormalities. The most important effort in doing nursing care in the family is to determine the diagnosis, intervention and prevent complications. The purpose of this case study is to conduct family nursing care on family members with diabetes mellitus.

The design used in this research was case study. Criteria that taken was 2 clients with diagnoses of lack knowledge about diabetes mellitus and the instability of blood sugar levels. Data collection methods used were interviews, observation and documentation using the family nursing care format. The assessment used two primary sources of clients and family members who excperiented diabetes mellitus.

The results of the case study on the study in the obtained data, client 1 said not to know much about diabetes melitus. While the client 2 obtained data, Client suffered from diabetes since 2 years ago, still consuming sweet foods and drinks, never do sports. In the assessment of health care function, both respondents were not able to recognize health problems. Intervention and implementation that done was gave Health Education to the family about diabetes mellitus and treatment at home and taught about how to do diabetic foot exercises. In the evaluation the family were able to carry out 5 family duties, on the respondent there was an increase in knowledge about diabetes mellitus in, Respondent 2 there was decreasing the blood sugar levels.

Therefore, families should actively seek information about diabetes mellitus to maintain the health of all family members to prevent complications and families understand about how further treatment in diabetes mellitus.

Keywords: Nursing Care, Family, Diabetes Mellitus

Contributor : Eka Diah Kartiningrum, M. Kes

Yudha Laga Hadi Kusuma, S.Psi, M.Kes Date : 02 Agustus 2017

Type material : Laporan Tugas Akhir Identifier : -

Right : Open Document Summary :

Latar Belakang

(3)

Berdasarkan data WHO (Word Health Organization) 2013 di negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh penyakit tidak menular, sedangkan dinegara-negara maju menyebabkan 13% kematian (Wijoreni, 2014). Di Indonesia proporsi penyakit menular telah menurun sepertiganya dari 44% menjadi 26,1% akan tetapi proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan cukup tinggi dari 41,7% menjadi 59,5 % (Depkes RI, 2012). Salah satunya kenaikan diabetes didorong oleh populasi Pertumbuhan dan penuaan, ketidakaktifan fisik, dan meningkat Kelebihan berat badan dan obesitas. Berdasarkan data WHO menyatakan bahwa tahun 2014 terdapat 422 juta orang yang mengidap diabetes. Hasil Riskesdas 2013 Prevalensi DM di Indonesia tahun 2013 sebanyak 2,1%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2007 (1,1%). Tiga provinsi, yaitu Papua, Papua Barat dan Riau terlihat ada penurunan. Di provinsi lainnya prevalensi DM cenderung meningkat, salah satunya Jawa Timur menunjukkan kenaikan di tahun 2013 sebanyak 2.3% sedangkan 2007 sebanyak 1,1%. Diabetes mellitus telah menjadi penyebab 4,6 juta kematian. Data yang diperoleh dari studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 21 Mei 2017 di Dusun Wonokerto terdapat 20 orang (7% ) yang terdeteksi diabetes melitus dari 30 orang yang telah diperiksa. Dari 150 orang hanya sebagian warga yang rutin berkunjung ke pelayanan kesehatan.

Menurut price & Wilson (2006), Diabetes adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin, dan resistensi insulin atau keduanya. Pasien-psien yang mengalami difisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yang parah yang melibihi ambang ginjal yang normal (konsentrasi glukosa darah sebesar 160-180 mg/dl/100ml), timbul glukosuria karena tubulus-tubulus renalis tidak dapat menyerap kembali semua glukosa. Glukosa ini mengakibatkan diuresis osmotic yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potassium, dan fosfat. Adanya poliuri dapat menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urin maka pasien akan mengalami keseimbangan protein negative, berat badan menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain yaitu asthenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat lelah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein dalam tubuh dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi. Hiperglikemia yang lama dapat menyebabkan arterosklorosis, penebalan membrane basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren. Hiperglikemia yang berlangsung lama (kronik) pada Diabetes Melitus akan menyebabkan kerusakan gangguan fungsi, kegagalan berbagai organ, terutama mata, organ, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah lainnya (Putri, 2013). Diabetes Mellitus bisa dicegah dengan mengendalikan faktor resiko penyakit tidak menular (Kemenkes, 2010).

(4)

diharapkan penderita diabetes dalam kondisi stabil (Putri, 2013). Faktor resiko penyakit diabetes mellitus meliputi obesitas, faktor keturunan, merokok, konsumsi minuman berakohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stress, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolestrol, serta menindak lanjuti secara dini faktor resiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar (Depkes RI, 2008)

Dari prevalensi kematian yang disebabkan PTM maka perlu dilakukan asuhan keperawatan keluarga dengan diabetes mellitus. Intervensi yang dilakukan yaitu pengontrolan tekanan darah dan gula darah (GDA), dilakukan penyuluhan tentang diabetes mellitus, Upaya pengendalian diselenggarakan berdasarkan permasalahan PTM yang ada di masyarakat dan mencakup berbagai upaya promotif dan preventif serta pola rujukannya.

Metodologi

Desain yang digunakan pada penelitian adalah studi yaitu untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien keluarga dengan diabetes mellitus di dusun Wonokerto desa Sumberwono kecamatan Bangsal kabupaten Mojokerto. Partisipan dalam studi kasus ini adalah 2 keluarga dengan diabetes mellitus di dusun Wonokerto desa Sumberwono kecamatan Bangsal kabupaten Mojokerto

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu Wawancara dilakukan pada klien dan keluarga. Observasi yang dilakukan menggunakan pemeriksaan fisik dengan metode persistem. Dokumentasi yaitu mencatat hasil wawancara dan observasi dengan klien, dengan menggunakan format asuhan keperawatan keluarga.

Uji keabsahan data menggunakan 2 sumber data utama yaitu klien dan keluarga. Analisa data yang digunakan yaitu dari analisa data hasil pengkajian, dari analisa data ditegakkan diagnosa keperawatan. Kemudian dibuat intervensi keperawatan dan dilakukan implementasi. Setelah selesai implementasi dilakukan evaluasi.

Hasil dan Pembahasan 1. Pengkajian

(5)

diabetes mellitus. Saat di lakukan pengkajian tingkat pengetahuan keluarga Ny.U tentang diabetes mellitus sangat rendah dengan hasil 40%.

Menurut penelitian Gistama (2017), pengetahuan mempunyai hubungan bermakna terhadap gejala diabetes mellitus dengan adanya pengetahuan tentang proses terjadinya diabetes mellitus maka faktor penyebab, perawatan yang tepat serta masalah gejala diabetes mellitus yang dihadapi oleh individu dapat diatasi. Hal ini sependapat dengan teori pengetahuan yang menyatakan bahwa pendidikan kesehatan merupakan suatu proses perubahan perilaku yang dinamis dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia yang meliputi komponen pengetahuan, sikap, ataupun praktik yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat baik secara individu, kelompok, maupun masyarakat, serta merupaka komponen dari program kesehatan (Notoatmojo, 2007 dalam Gistama, 2017).

Berdasarkan hasil pengkajian keluhan yang muncul Pada responden 2 Ny.K sudah menderita penyakit diabetes mellitus sejak 2 tahun yang lalu. Keluarga sudah mengetahui tentang tanda gejala dan diet pada diabetes mellitus tetapi Ny.K tidak patuh terhadap dietnya. Sebelum bulan puasa biasanya Ny. K mengkonsumsi nasi merah atau nasi jagung tetapi selama bulan puasa kembali lagi ke pola yang lama yaitu mengkonsumsi nasi putih, Ny.U menganggap selama puasa gula darahnya sudah menurun sehingga pola makannya tidak di jaga. Keluarga masih menyediakan makanan dan minuman yang manis sehingga gula darah Ny.K semakin meningkat. Selain itu Ny.K juga jarang berolahraga hanya dirumah mengasuh cucunya. Ny. K setiap harinya mengkonsumsi obat gliben clamide 5mg, glimepiride 4 mg, molacort 0,5 mg dan voltadek 50 mg.

Hasil penelitian Putri (2013) menunjukkan bahwa ada hubungan penyerapan edukasi dengan rerata kadar gula darah (p=0,031). Dan ada hubungan pengaturan makan dengan rerata gula darah (p=0,017). Dan hubungan kepatuhan pengobatan dengan rerata kadar gula darah (p=0,003). Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat hubungan di semua variabel. Dengan penyerapan edukasi yang baik, pengaturan makan, olahraga, dan kepatuhan pengobatan mempunyai dampak menstabilkan glukosa darah dan

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan responden 1 adalah kurang pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah diabetes mellitus yang terjadi pada keluarga dan diagnosa responden 2 adalah ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit Diabetes Mellitus.

Diagnosa keperawatan responden 2 adalah ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit Diabetes Mellitus.

(6)

mellitus memiliki gula darah tidak terkendali. Hal ini didapatkan pada pasien diabetes mellitus yang kurang sadar akan pentingnya kesehatan, dimana pasien tidak menjaga pola makan, minum obat teratur dan tidak melakukan olahraga secara teratur. Adanya peran keluarga dalam pengendalian kadar gula darah akan memberikan perawatan dan motivasi kepada anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus untuk tetap mengendalikan kadar gula darah.

Dari kedua responden memiliki diagnosa keperawatan yang sama, tetapi etiologi yang berbeda dari pemeriksaan 5 tugas kesehatan keluarga.

3. Intervensi

Intervensi yang dilakukan pada kedua responden sama dengan kriteria hasil berbeda yaitu:

Pada responden 1 setelah dilakukan asuhan keperawatan 5 kali kunjungan diharapkan pengetahuan keluarga meningkat dengan rasional untuk mengetahui apakah keluarga sudah mengerti tentang penyakit diabetes mellitus. Kriteria hasil yang pertama membina hubungan saling percaya antara keluarga dengan mahasiswa, kedua keluarga mengerti tentang proses penyakit dengan rasional untuk mengenalkan tanda dan gejala diabetes melitus, ketiga keluarga dan klien mengetahui pola diet pada penderita diabetes mellitus dengan rasionalnya untuk mengetahui apakah makanan yang di makan klien tersebut dapat menyebabkan gula darah meningkat, keempat klien dan keluarga mengetahui obat-obatan yang digunakan untuk mengendalikan diabetes mellitus, kelima mencegah terjadinya komplikasi, keenam beri informasi mengenai pemantauan kadar glukosa secara mandiri adapun rasionalnya supaya mengetahui gula darah tidak sampai tinggi. Sedangkan pada responden 2 setelah dilakukan asuhan keperawatan 5 kali kunjungan diharapkan kadar glukosa darah menurun dengan kriteria hasil yang pertama memberikan informasi tentang diit diabetes mellitus, kedua klien dan keluarga mengerti komplikasi pada diabetes mellitus, ketiga mengajarkan senam kaki diabetik dengan rasional mencegah terjadinya ulkus pada kaki, keempat menganjurakan klien untuk rajin berolahraga adapun rasionalnya untuk menurunkan kadar gula darah, kelima kontrol lingkungan yang mempengaruhi diabetes mellitus (seperti menjauhkan dari makanan dan minuman manis), Keenam kontrol gula darah secara rutin di puskesmas atau rumah sakit.

(7)

Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah-masalah kesehatan, menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada (Murwani, 2007).

Berdasarkan intervensi yang direncanakan dan teori terdapat kesesuaian yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan mandiri pada anggota keluarga dengan diabetes mellitus dirumah.

4. Implementasi

Implementasi yang dilakukan pada kedua responden dengan masalah kurang pengetahuan dan ketidakstabilan kadar glukosa darah pada tanggal 19 juni 2017 – 03 juli 2017 adalah menjelaskan tentang pengertian, tanda gejala dan komplikasi diabetes mellitus, pengobatan pada diabetes mellitus. Menjelaskan tentang diet pada diabetes mellitus, mengajarkan pada keluarga dan klien senam kaki diabetik, mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi diabetes mellitus (seperti makanan dan minuman yang manis), menganjurkan kepada keluarga untuk tidak terlalu stress pada klien.

Makanan memegang peran penting dalam peningkatan kadar gula darah. Pada proses makan, makanan yang dimakan akan dicerna dan kemudian akan diubah menjadi glukosa (Nurrahmani,2012). Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan Rahmawati (2011) dalam sumangkut (2013) mengatakan bahwa terdapat hubungan pola makan dan aktivitas dengan kadar glukosa darah diabetes mellitus. Hasil penelitiannya, peningkatan glukosa darah pada penderita DM memiliki pola makan kurang baik 87,9%. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa ada hubungan pola makan dengan kejadian dabetes mellitus dengan nilai (p=0,05).

Stress pada diabetes mellitus memiliki hubungan yang sangat erat. Tekanan kehidupan dan gaya hidup tidak sehat sangat berpengaruh, ditambah dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan berbagai penyakit yang sedang diderita menyebabkan penurunan kondisi seseorang sehingga memicu stress. Stress menyebabkan produksi berlebih pada kortisol, kortisol adalah suatu hormon yang melawan efek insulin dan menyebabkan kadar gula darah tinggi. Jika seseorang mengalami stress berat yang dihasilkan dalam tubuhnya, maka kortisol yang dihasilkan semakin banyak. Kortisol merupakan musuh dari insulin sehingga membuat glukosa lebih sulit memasuki sel dan meningkatkan gula darah (Watkins, 2010).

(8)

Manfaat olahraga bagi penderita diabetes mellitus antara lain menurunkan kadar gula darah, mencegah kegemukan, mencegah terjadinya komplikasi, gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah, dan hiperkoogulasi darah. Olahraga secara teratur 3-4 kali seminggu dengan durasi 30 menit dapat menjaga kebugaran dan menurunkan berat badan (Ilyas, 2009). Menurut Chaveau dan Kaufman dalam Depkes (2008), latihan fisik pada penderita diabetes mellitus dapat menyebabkan hidup yang sehat akan menurunkan gula darah diabetes.

Berdasarkan implementasi dan teori ditemukan kesesuaian yaitu mengajarkan tindakan mandiri senam kaki diabetik, keluarga mampu melakukan senam kaki diabetik dengan baik saat diajarkan dan mengerti tentang pendidikan kesehatan yang diberikan.

5. Evaluasi

Responden 1 keluarga menjawab dengan benar pertanyaan yang diberikan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, pencegahan dan pengobatan diabetes mellitus, keluarga memahami diet pada diabetes mellitus. Pengetahuan keluarga Ny. U meningkat menjadi 70%. Ny U mengatakan memahami pendidikan kesehatan yang diberikan. Klien sudah membatasi makanan dan minuman yang manis, klien sudah mengerti langkah senam kaki diabetik serta menyarankan kepada Ny.U untuk tidak terlalu stress.

Responden 2 keluarga Ny. K mengatakan memahami pendidikan kesehatan yang diberikan. Keluarga sudah melaksanakan beberapa yang telah diajarkan seperti mengurangi makanan dan minuman manis, klien sudah mengerti langkah senam kaki diabetik serta menyarankan kepada Ny.U untuk tidak terlalu stress. Selain itu Ny.K setiap pagi rutin berolahraga jalan kaki selama 30 menit.

Hasil penelitian Formosa (2012), menyatakan bahwa pentingnya peran tenaga kesehatan professional dalam memeriksa dan menilai kaki diabetik, serta mendidik mereka yang mempunyai penyakit diabetes mellitus untuk melakukan pencegahan ulkus diabetic dengan melakukan perawatan kaki diabetik dengan baik. Dengan pendidikan kesehatan yang dilakukan perawat dalam mencegah kaki diabetik dapat meningkatkan pengetahuan tentang perawatan kaki diabeteik sehingga bisa mengubah perilaku pencegahan kaki diabetik.

Hasil evaluasi menunjukkan pada responden 1 yaitu adanya peningkatan pengetahuan mengenai diabetes mellitus sedangkan pada responden 2 yaitu mengalami penurunan kadar gula darah sesuai kriteria hasil yang ditetapkan.

Simpulan 1. Pengkajian

(9)

pada responden 2 yaitu klien masih mengkonsumsi makanan dan minuman manis.

2. Diagnosa keperawatan

Klien 1 memiliki masalah keperawatan kurangnya pengetahuan tentang diabetes mellitus berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal maslah diabetes mellitus. Klien 2 memiliki masalah keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang mempengaruhi diabetes mellitus. Perbedaan etiologic terjadi dipengaruhi oleh ketidakmampuan keluarga melaksanakan salah satu dari 5 tugas kesehatan keluarga.

3. Intervensi

Pada kedua responden dilakukan intervensi yang berbeda. Pada responden 1 Yaitu menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala dan komplikasi diabetes mellitus, pengobatan dan batasan diit rendah gula, mengajarkan kepada keluarga dan klien cara senam kaki diabeteik. Sedangkan pada responden 2 yaitu memberikan informasi tentang diit diabetes mellitus, mengajarkan senam kak diabeteik, menganjurkan klien untuk rajin berolahraga, kontrol lingkungan yang mempengaruhi diabetes mellitus, menganjurkan kontrol gula darah secara rutin di puskesmas atau rumah sakit.

4. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga Ny. U dan Ny. K yaitu 5x kunjungan selama 12 hari sesuai dengan intervensi yang sudah dibuat.

5. Evaluasi

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kedua keluarga telah memahami segala sesuatu yang telah diajarkan. Termasuk cara senam kaki diabetik. Menyarankan untuk tidak terlalu stress dan menganjurkan untuk rutin berolahraga.

Rekomendasi

Di harapkan kepada keluarga mampu mempertahankan dan tetap menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada klien yang mengalami dengan diabetes mellitus.

Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Pengendalian Diabetes Mellitus dan Penyakit Metabolik

Gistama Didit. 2017. Pengaruh pendidikan kesehatan perawatan kaki terhadap tingkat pengetahuan dan sikap pada penyandang diabetes mellitus di Persadia RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

(10)

Murwani. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga konsep dan aplikasi kasus. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC NOC. Yogyakarta: Percetakan Mediaction .

Potter. P. A, Perry. A. G. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Putri, H. 2013. Hubungan peran keluarga dengan pengendalian kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas Pauh Pandang. Ners Jurnal Keperawatan Volume. 9. No. 2

Putri, N. 2013. Hubungan Empat Pilar Pengendalian DM Tipe 2 dengan Rerata Kadar Gula Darah. Jurnal Berkata Epidemiologi, VOL. 1. No. 2

Samsudrajat, A. 2014. Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular. Artikel Ilmiah STIKES Kapuas Raya Sintang

Setiawati, santun & dermawan agus citra. 2008. Asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: Trans info medika

Simbolon, D, Suryani, D, Yandrizal. 2016. Deteksi Dini Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular (PTM). Yogyakarta : Deepublish

Soegondo S, dkk. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Sudiro. 2014. Pengaruh senam kaki diabetik terhadap penurunan resiko ulkus kaki diabetik pada pasien DM tipe 2 di perkumpulan diabetik. Jurnal terpadu ilmu kesehatan, volume 3 no 01

Watkins PJ. 2010. ABC of Diabetes. 5th ed. London : BMJ Publishing Group

Alamat corespondensi

Email : Chusnaeny_naeny@yahoo.com

Alamat : Dusun Keboncandi RT002/RW010 Desa Gununggangsir Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan

Referensi

Dokumen terkait

 Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan,

Warna-warni bromeliad disukai di tanahair karena dapat bertahan lama tanpa perawatan khusus Tillandsia sp, jenis yang digemari di Amerika.. misalnya, jutaan biji bromeliad

[r]

Hasil dari audit IS adalah tersusunnya dokumen laporan audit yang terkait pada keamanan teknologi informasi yang digunakan di ling- kungan organisasi tersebut.. 1.2

Obat Sipilis Ampuh Herbal Sembuhkan Sipilis Dalam Waktu Singkat ~ Penyakit sifilis ditandai dengan gejala munculnya luka pada daerah kelamin, bisa juga mulut

Dari penelitian yang dilakukan mendapatkan kesimpulan bahwa LKS IPA Dari penelitian yang dilakukan mendapatkan kesimpulan bahwa LKS IPA Terpadu SMP kelas VIII

Seperti halnya pada hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa aksesi Bogor 80-II-5 dan Medan yang memiliki cabang produktif lebih banyak dibandingkan aksesi lainnya ternyata

Standing Valve merupakan katup yang berada pada bagian bawah working barrel dimana posisinya akan terbuka pada saat upstroke sehingga fluida dari dalam sumur dapat