Lampiran 2. Sampel yang digunakan
Lampiran 3. Gambar alat-alat yang digunakan
Gambar 5. Spektrofotometer Serapan Atom Hitachi Z-2000
Lampiran 4. Bagan Alir Proses Destruksi Kering
Bayam
Dikeringkan selama 2 hari
Ditambah 10 ml HNO3 pekat Diarangkan di atas hot plate
Diabukan dalam tanur dengan temperatur awal 100oC dan perlahan–lahan temperatur dinaikkan hingga suhu 500oC dengan interval 25oC setiap 5 menit
Abu
Dikeringkan dengan dianginkan Dicuci bersih
Sampel yang telah dirajang
Dilakukan selama 36 jam dan dibiarkan hingga dingin pada desikator
Dirajang
Diambil daunnya
Ditimbang 100 gram
Dimasukkan ke dalam cawan porselen
Dipindahkan ke dalam kurs porselen
Ditambahkan 10 ml HNO3 (1:1)
Diuapkan pada hot plate sampai kering
Dimasukkan kembali dalam tanur dengan temperatur awal 100oC dan perlahan – lahan temperatur dinaikkan hingga suhu 500oC dengan interval 25oC setiap 5 menit
Dilakukan selama 1 jam dan di biarkan hingga dingin pada desikator
Lampiran 5. Bagan Alir Pembuatan Larutan Sampel
Dilarutkan dalam 10 ml HNO3 (1:1)
Dipindahkan ke dalam labu tentukur 100 ml
Dipindahkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dibiladibila
Dibilas krus porselen sebanyak tiga kali dengan aquabides. Dicukupkan dengan aquabides hingga garis tanda
Dimasukkan ke dalam botol Larutan sampel
Disaring dengan kertas saring Whatman No.42
Filtrat
Dibuang 5 ml larutan pertama untuk menjenuhkan kertas saring
Dilakukan analisis kualitatif
Dilakukan analisis kuantitatif dengan Spektrofotometer Serapan atom pada λ 248,3 nm
Hasil Sampel yang telah
Lampiran 6. Hasil Analisis Kualitatif Besi
Gambar 8. Hasil analisis kualitatif dengan Larutan pereaksi Kalium heksasianoferat (II) 8%
Lampiran 7. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Besi
1. Data Hasil Pengukuran Larutan Standar Besi
No Konsentrasi (µg/ml) absorbansi
1 0,0000 0,0000
2 2,0000 0,0506
3 4,0000 0,0993
4 6,0000 0,1415
5 8,0000 0,1859
Lampiran 8. Perhitungan Persamaan Garis Regresi
1. Perhitungan Persamaan Garis Regresi
No Konsentrasi (X) Absorbansi (Y) X2 Y2 XY
1 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
2 2,0000 0,0506 4,0000 0,00256036 0,1012
3 4,0000 0,0993 16,0000 0,00986049 0,3972
4 6,0000 0,1415 36,0000 0,02002225 0,8490
5 8,0000 0,1859 64,0000 0,03455881 1,4872
6 10,0000 0,2385 100,0000 0,05688225 2,3850
X= 30 y = 0,7158 x2 = 220 y2= 0,12388416 xy = 5,2196
X = 5
Y = 0,1193
a =
𝑥𝑦−(
𝑥)(
𝑦)/𝑛
x2−(𝑥)2/n=
5,2196−(30)(0,7158)/6220−(30)2/6
=
5,2196−3,579220−150
=
1,640670
a =
0,0234b = y
–
a x
= 0,1193- (0,0234)(5)
Maka persamaan garis regresi nya adalah Y= 0,0234x + 0,0023
Maka koefisien korelasi (r)
r = 𝑥𝑦−(𝑥)(𝑦)/𝑛
√[(𝑥2)−(𝑥 )2/𝑛)][(𝑦2)−(𝑦)2)/n
=
5,2196−(30)(0,7158)/6√[(220)−(30)2/𝑛)][(0,12388416)−(0,7158)2)/6
=
1,64061,6414
Lampiran 10. Contoh Perhitungan Kadar Besi dalam Sampel
1. Contoh Perhitungan Kadar Besi dalam Bayam (Amaranthus hybridus L.) Berat sampel yang ditimbang = 100,035 gram
Absorbansi (Y) = 0,0637
Persamaan Regresi:Y = 0,0234X + 0,0023
X = 0,0637−0,0023
2. Contoh Perhitungan Kadar Besi dalam Bayam merah (Amaranthus tricolor
L.)
Berat sampel yang ditimbang = 100,040 gram
Absorbansi (Y) = 0,1030
Persamaan Regresi:Y = 0,0234X + 0,0023
3. Contoh Perhitungan Kadar Besi dalam Bayam duri (Amaranthus spinosus L.) Berat sampel yang ditimbang = 100,037 gram
Absorbansi (Y) = 0,0612
Persamaan Regresi:Y = 0,0234X + 0,0023
X = 0,0612−0,0023
Selanjutnya dilakukan perhitungan kadar besi yang sama terhadap semua sampel
1. Perhitungan Statistik Kadar Besi dalam Bayam 2. Perhitungan Statistik Kadar Besi dalam Bayam merah
No
Σ 80,3127 0,77303983
No
Σ 150,2429 3,32306083
𝑋̅ 25,0405
Perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi besi Y = 0,0234X + 0,0023
Slope = 0,0234
No Konsentrasi (µg/ml) (X)
Absorbansi (Y)
Yi Y-Yi (Y-Yi)2
1 0,0000 0,0000 0,0023 -0,0023 0,00000529
2 2,0000 0,0506 0,0491 0,0015 0,00000225
3 4,0000 0,0993 0,0959 0,0034 0,00001156
4 6,0000 0,1415 0,1427 -0,0012 0,00000144
5 8,0000 0,1859 0,1895 -0,0036 0,00001296
6 10,0000 0,2385 0,2363 0,0022 0,00000484
0,00003834
Simpangan baku =
√
(𝑌−𝑌𝑖)2
𝑛−2
=
√
0,000038346−2
=
0,004378355Batas Deteksi (LOD) =
3𝑥 𝑆𝐵
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
= 3 𝑥 0,004378355
0,0234
Batas Kuantitasi (LOQ) = 10 𝑥 𝑆𝐵
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
= 10 𝑥 0,004378355
0,0234
Lampiran 13. Hasil Uji Perolehan Kembali Besi setelah Penambahan Larutan Baku
Hasil Analisis Besi Setelah ditambahkan Larutan Baku sebanyak 10 ml (Konsentrasi 1000 µg/ml )
No Sampel Berat sampel (g)
Absorbansi Konsentrasi (µg/ml)
Kadar (mg/100g)
1 B1 100,036 0,0849 352,8629 35,2862
2 B2 100,040 0,0802 332,7668 33,2766
3 B3 100,050 0,0854 354,9425 35,4942
4 B4 100,026 0,0818 339,7016 33,9701
5 B5 100,035 0,0852 354,1495 35,4194
6 B6 100,034 0,0869 361,4071 36,1407
= 600,221
X = 100,036
Lampiran 14. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Besi dalam Sampel
Persamaan regresi : Y = 0,0234X + 0,0023
Lampiran 16. Pengujjian Beda Nilai Rata-rata Kadar Besi Antara Bayam dan
rata menggunakan distribusi t
Karena ragam populasi sama (1= 2), maka simpangan bakunya adalah
Kadar besi pada Bayam merah (mg/100g)
1 X1 = 13,3854 X2 = 11,1592
=
√
(6−1)0,3932 +2 (6−1)0,6782 2
6+ 6−2
= 0,5543
1. Ho : (µ1= µ2)
H1 : (µ1 µ2)
2. Dengan menggunakan taraf kepercayaan = 5 %
T 0,05/2 = ± 2,2281
Untuk df = 6 + 6 - 2 = 10
3. Daerah kritis penerimaan : -2,2281 ≤ to≥ 2,2281
Daerah kritis penolakan : to < -2,2281 dan to >2,2281
4. Pengujian statistik
to =
(𝑋1− 𝑋2) 𝑆𝑝 √1/𝑛1+ 1/𝑛 2
=
(13,3854− 11,1592)0,5543 √1/6+ 1/6
=
6,95635. Karena to 6,9563 > 2,2281 maka hipotesis ditolak. Berarti terdapat
Lampiran 17 Pengujjian Beda Nilai Rata-rata Kadar Besi Antara Bayam dan
rata menggunakan distribusi t
Karena ragam populasi sama (1= 2), maka simpangan bakunya adalah
Kadar besi pada Bayam duri (mg/100g)
1 X1 = 13,3854 X2 = 25,0405
=
√
(6−1)0,3932 +2 (6−1)0,7324 2
6+ 6−2
= 0,5878
1. Ho : (µ1= µ2)
H1 : (µ1 µ2)
2. Dengan menggunakan taraf kepercayaan = 5 %
T 0,05/2 = ± 2,2281
Untuk df = 6 + 6 - 2 = 10
3. Daerah kritis penerimaan : -2,2281 ≤ to≥ 2,2281
Daerah kritis penolakan : to < -2,2281 dan to >2,2281
4. Pengujian statistik
to =
(𝑋1− 𝑋2) 𝑆𝑝 √1/𝑛1+ 1/𝑛 2
=
(13,3854− 25,0405)0,5878 √1/6+ 1/6
=
- 59,48525. Karena to -59,4852 < -2,2281 maka hipotesis ditolak. Berarti terdapat
Lampiran 18. Pengujjian Beda Nilai Rata-rata Kadar Besi Antara Bayam duri
rata menggunakan distribusi t
Karena ragam populasi sama (1= 2), maka simpangan bakunya adalah:
Kadar besi pada Bayam duri (mg/100 g)
1 X1 = 11,1592 X2 = 25,0405
= 0,7058
1. Ho : (µ1= µ2)
H1 : (µ1 µ2)
2. Dengan menggunakan taraf kepercayaan = 5%
T 0,05/2 = ± 2,2281
Untuk df = 6 + 6 - 2 = 10
3. Daerah kritis penerimaan : -2,2281 ≤ to≥ 2,2281
Daerah kritis penolakan : to < -2,2281 dan to >2,2281
4. Pengujian statistik
to =
(𝑋1− 𝑋2) 𝑆𝑝 √1/𝑛1+ 1/𝑛 2
=
(11,1592− 25,0405)0,7058 √1/6+ 1/6
=
-34,06515. Karena to -34,0651 < -2,2281 maka hipotesis ditolak. Berarti terdapat
perbedaan signifikan rata-rata kadar besi antara Bayam merah
(Amaranthus tricolor L.) dan Bayam duri (Amaranthus spinosus L.)