• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pendidikan Pemakai Dan Etika Pustakawan Terhadap Pemanfaatan Layanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pendidikan Pemakai Dan Etika Pustakawan Terhadap Pemanfaatan Layanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN PEMAKAI DAN ETIKA PUSTAKAWAN TERHADAP PEMANFAATAN LAYANAN PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjanan Sosial (S.Sos) dalam bidang Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

OLEH

ANNISA ZAINAL 110723019

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Penelitian : PENGARUH PENDIDIKAN PEMAKAI DAN ETIKA PUSTAKAWAN TERHADAP PEMANFAATAN LAYANAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Oleh : Annisa Zainal

NIM : 110723019

Pembimbing I : Dra. Hj. Eva Rabita, M.Hum.

Tanda Tangan : ______________________________ Tanggal : ______________________________

Pembimbing II : Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Hum.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : PENGARUH PENDIDIKAN PEMAKAI DAN ETIKA PUSTAKAWAN TERHADAP PEMANFAATAN LAYANAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Oleh : Annisa Zainal

NIM : 110723019

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Dr. Irawaty A.Kahar, M.Pd

Tanda Tangan : ______________________________ Tanggal : ______________________________

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron lubis, M.A

(4)

PERNYATAAN ORISINILITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai salah

satu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media

publikasi lain.

Penulisa membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis

dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan

mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juli 2013

Penulis

Annisa Zainal

(5)

ABSTRAK

Zainal, Annisa. 2013. Pengaruh Pendidikan Pemakai dan Etika Pustakawan terhadap Pemanfaatan Layanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang. Medan: Dapertemen Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan pemakai dan etika pustakawan terhadap pemanfaatan layanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang. Penelitian berlokasi di Jalan Prof.Dr. Hamka Air Tawar Padang, Sumatera Barat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan angket sebagai alat pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan analisis sebab akibat (regresi linear berganda) karena penelitian ini berusaha menyelidiki pengaruh antara tiga variabel penelitian, yaitu pendidikan pemakai dan etika pustakawan terhadap pemanfaatan layanan. Populasi pada penelitian ini adalah penguna perpustakaan pada tahun 2013 yang terdaftar sebagai anggota Perpustakaan Universutas Negeri Padang, yaitu sebanyak 6918 orang. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin sehinggga diperoleh 99 orang sampel dari jumlah populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan pemakai dan etika pustakawan terhadap pemanfaatan layanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang. Variabel yang paling mempengaruhi terhadap pemanfaatan layanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang adalah veriabel etika pustakawan. Koefisien determinasi (Adjusted R Square) hasil regresi adalah sebesar 0,664. Hal ini menunjukkan bahwa 66,4% pendidikan pemakai dan etika pustakawan dapat mempengaruhi pemanfaatan layanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang. Sedangkan sisanya 33,6% diakibatkan oleh faktor lain di luar variabel yang tidak digunakan dalam penelitian ini sehingga diharapkan adanya penelitian lanjutan.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kesempatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Pemakai dan Etika Pustakawan

terhadap Pemanfaatan Layanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang” sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan guna mencapai gelar Sarjana

Sosial pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih banyak

terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih yang teristimewa dan sebesar-besarnya

kepada Ayah Zainal dan Ibu Ns. Tuti Suhartini, S.Kep beserta adik Dani Rahman

Zainal dan M. Hafiz Zainal tercinta atas segala doa dan dukungannya selama ini

kepada penulis. Penulisan skripsi ini dapat selesai karena adanya bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan

skripsi ini hingga selesai. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd., selaku Ketua Departemen Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum., selaku Sekretaris Dapartemen

Ilmu Perpustakaan dan Informasi, memberikan saran serta arahan

(7)

4. Ibu Dra. Hj. Eva Rabita, M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang

telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan

arahan serta waktu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si., selaku dosen pembimbing II

yang telah membimbing dan memberikan arahan serta waktu kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi

yang telah mendidik penulis selama perkuliahan.

7. Seluruh staff pegawai Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

8. Kepala Perpustakaan Universitas Negeri Padang yang telah

memberikan izin meneliti dan memberikan informasi kepada penulis.

9. Seluruh Staf Perpustakaan Universitas Negeri Padang yang telah

membantu memberi informasi penelitian skripsi ini.

10. Teman teman Ekstensi angkatan 2011 yang telah memotivasi,

memberi masukan kepada penulis baik dalam perkuliahan atau dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk kedepannya bagi

pihak yang membutuhkan, terima kasih.

Medan, Juli 2013

Penulis

Annisa Zainal

(8)

DAFTAR ISI

2.1.1 Pengertian Pendidikan Pemakai ... 6

2.1.2 Tujuan Pendidikan Pemakai ... 7

2.1.3 Fungsi Pendidikan Pemakai ... 8

2.1.4 Metode Pendidikan Pemakai ... 9

2.1.5 Pelaksanaan Pendidikan Pemakai ... 11

2.1.6 Peranan Pustakawan dalam Pendidikan Pemakai ... 12

2.2 Etika Pustakawan ... 13

2.3 Kode Etik Pustakawan ... 15

2.3.1 Tujuan Kode Etik Pustakawan ... 15

2.3.2 Fungsi Kode etik Pustakawan ... 16

2.3.3 Manfaat Kode Etik Pustakawan ... 17

2.3.4 Kode Etik Dalam Prilaku Pustakawan ... 18

2.4 Pemanfaatan Layanan Perpustakaan ... 19

2.5 Jenis Jenis Layanan Perpustakaan ... 21

(9)

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 28

3.10.3 Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... 30

3.11 Pengujian Hipotesis ... 31

3.11.1 Uji F (Simultan) ... 31

3.11.2 Uji t (Parsial) ... 31

3.11.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data ... 33

4.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 33

4.2.1 Pengujian Validasi ... 33

4.2.1.1 Pendidikan Pemakai (X1) ... 34

4.2.1.2 Etika Pustakawan (X2) ... 35

4.2.1.3 Pemanfaatan Layanan Perpustakaan (Y) ... 37

4.2.2 Pengujian Reliabilitas ... 38

4.2.2.1 Pendidikan Pemakai (X1) ... 38

4.2.2.2 Etika Pustakawan (X2) ... 38

4.2.2.3 Pemanfaatan Layanan Perpustakaan (Y) ... 39

4.3 Karakteristik Responden ... 39

4.4 Analisis Deskriptif ... 39

4.4.1 Tanggapan Responden Terhadap Pendidikan Pemakai ... 39

4.4.1.1 Tujuan Pendidikan Pemakai ... 40

4.4.1.2 Fungsi Pendidikan Pemakai ... 42

4.4.1.3 Metode Pendidikan Pemakai ... 44

4.4.1.4 Pelaksanaan Pendidikan Pemakai ... 46

4.4.2 Tanggapan Responden Terhadap Etika Pustakawan ... 48

4.4.2.1 Tujuan Kode Etik Pustakawan ... 48

4.4.2.2 Manfaat Kode Etik Pustakawan ... 50

4.4.2.3 Kode Etik Dalam Prilaku Pustakawan ... 52

4.4.3 Tanggapan Responden Terhadap Pemanfaatan Layanan Perpustakaan ... 54

4.4.3.1 Layanan Sirkulasi ... 55

4.4.3.2 Layanan Referensi ... 57

4.4.3.3 Layanan Penelusuran Informasi ... 60

4.5 Pengolahan Data ... 61

4.5.1 Deskripsi Data ... 61

4.5.1.1 Variabel Pendidikan Pemakai (X1) ... 62

4.5.1.2 Variabel Etika Pustakawan (X2) ... 64

4.5.1.3 Variabel Pemanfaatan Layanan Perpustakaan (Y) ... 66

(10)

4.6.1 Uji Normalitas ... 68

4.6.2 Uji Homogenitas ... 72

4.7 Metode Analisis Statistik ... 72

4.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 74

4.8 Pengujian Hipotesis ... 75

4.8.1 Uji F (Simultan) ... 75

4.8.2 Uji-t (Parsial) ... 77

4.8.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penentuan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata ... 24

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validasi Pendidikan Pemaki (X1) ... . 35

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validasi Etika Pustakawan (X2) ... . 36

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Valiadasi Pemanfaatan Layanan Perpustakaan . 37 Tabel 4.4 Statistik Reliabilitas (X1) ... . 38

Tabel 4.5 Statistik Reliabilitas (X2) ... . 39

Tabel 4.6 Statistik Reliabilitas (Y) ... 39

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tujuan Pendidikan Pemakai ... 40

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Fungsi Pendidikan Pemakai ... 42

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Metode Pendidikan Pemakai ... 44

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Pendidikan Pemakai ... 46

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Tujuan Kode Etik Pustakawan ... 48

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Manfaat Kode Etik Pustakawan ... 50

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Kode Etik Dalam Prilaku Pustakawan ... 52

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Layanan Sirkulasi ... 55

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Layanan Referensi ... 57

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Layanan Penelususran Informasi ... 60

Tabel 4.17 Statistik Pendidikan Pemakai ... 62

Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Data Variabel Pendidikan Pemakai (X1).... 63

Tabel 4.19 Statistik Etika Pustakawan ... 64

Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Data Variabel Etika Pustakawan (X2) ... 65

Tabel 4.21 Statistik Pemanfaatan Layanan Perpustakaan ... 66

Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Data Variabel Pemanfaatan Layanan Perpustakaan (Y) ... 67

Tabel 4.23 Perhitungan Uji Normalitas Variabel X1 ... 69

Tabel 4.24 Perhitungan Uji Normalitas Variabel X2 ... 70

Tabel 4.25 Perhitungan Uji Normalitas Variabel Y ... 71

Tabel 4.26 Rangkuman Uji Normalitas ... 71

Tabel 4.27 Uji Homogenitas ... 72

Tabel 4.28 Uji Linieritas untuk persamaan Y atas X1 ... 73

Tabel 4.29 Uji Linieritas untuk persamaan Y atas X2 ... 73

Tabel 4.30 Analisis Regresi Linier Berganda ... 74

Tabel 4.31 Hasil Uji F Hitung ... 76

Tabel 4.32 Hasil Uji t Hitung ... 77

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Histogram Sebaran Data Pendidikan Pemakai ... 63 Gambar 4.2 Histogram Sebaran Data Etika Pustakawan ... 65 Gambar 4.3 Histogram Sebaran Data Pemanfaatan Layanan

(13)

ABSTRAK

Zainal, Annisa. 2013. Pengaruh Pendidikan Pemakai dan Etika Pustakawan terhadap Pemanfaatan Layanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang. Medan: Dapertemen Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan pemakai dan etika pustakawan terhadap pemanfaatan layanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang. Penelitian berlokasi di Jalan Prof.Dr. Hamka Air Tawar Padang, Sumatera Barat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan angket sebagai alat pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan analisis sebab akibat (regresi linear berganda) karena penelitian ini berusaha menyelidiki pengaruh antara tiga variabel penelitian, yaitu pendidikan pemakai dan etika pustakawan terhadap pemanfaatan layanan. Populasi pada penelitian ini adalah penguna perpustakaan pada tahun 2013 yang terdaftar sebagai anggota Perpustakaan Universutas Negeri Padang, yaitu sebanyak 6918 orang. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin sehinggga diperoleh 99 orang sampel dari jumlah populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan pemakai dan etika pustakawan terhadap pemanfaatan layanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang. Variabel yang paling mempengaruhi terhadap pemanfaatan layanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang adalah veriabel etika pustakawan. Koefisien determinasi (Adjusted R Square) hasil regresi adalah sebesar 0,664. Hal ini menunjukkan bahwa 66,4% pendidikan pemakai dan etika pustakawan dapat mempengaruhi pemanfaatan layanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang. Sedangkan sisanya 33,6% diakibatkan oleh faktor lain di luar variabel yang tidak digunakan dalam penelitian ini sehingga diharapkan adanya penelitian lanjutan.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perpustakaan perguruan tinggi adalah salah satu sarana dalam mendukung

pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan

lembaga di bawah naungan perguruan tinggi yang membantu dalam bidang

pendidikan untuk mencapai tujuan, yaitu Tridharma Perguruan Tinggi

(pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat). Perpustakaan

perguruan tinggi salah satu Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) di bawah pengawasan

Pembantu Rektor I.

Perpustakaan perguruan tinggi secara umum berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan informasi bagi mahasiswa, staf pengajar dan staf administarasi.

Perpustakaan perguruan tinggi menyediakan bahan pustaka rujukan pada semua

tingkat akademis, ruang belajar untuk pengguna perpustakaan, dan jasa

peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis kebutuhan pengguna. Peranan

perpustakaan tersebut, perlu didukung dengan teknik dan cara pemanfaatan

layanan perpustakaan yang efektif dan efisien, agar pengguna perpustakaan dapat

dengan mudah mencari dan mengakses informasi yang dibutuhkan. Adapun

perpustakaan harus mampu menyediakan informasi atau koleksi dalam bentuk apa

pun yang dapat diakses oleh pengguna.

Pendidikan pemakai merupakan kegiatan yang bermaksud memberi

panduan dan penjelasan tentang pengunaan perpustakaan kepada sekelompok

pengguna baru perpustakaan. Apabila pengguna perpustakaan dibekali pendidikan

pemakai, maka mereka lebih mampu untuk mengakses perpustakaan. Disamping

itu, untuk menjalankan fungsi perpustakaan dengan baik diperlukan adanya

hubungan atau kerja sama antara pustakawan dengan pengguna jasa perpustakaan

sehingga, dalam proses pemanfaatan perpustakaan dapat berjalan dengan lancar

(15)

Perpustakaan Universiatas Negeri Padang (UNP) merupakan perpustakaan

perguruan tinggi yang dalam pengawasan pembantu Rektor I. Perpustakaan UNP

adalah perpustakaan universitas yang membantu dalam bidang pendidikan.

Perpustakaan bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan

semua civitas akademik yang ada di Universitas Negeri Padang. Pepustakaan

UNP telah memberikan pendidikan pemakai kepada mahasiswa mereka.

Pendidikan pemakai dilakukan sekali setahun pada saat penerimaan mahasiswa

baru. Pendidikan pemakai diberikan oleh pustakawan yang bekerja di

Perpustakaan UNP. Pustakawan yang memberikan pendidikan pemakai telah

dibekali bagaimana cara memberikan layanan pendidikan pemakai. Metode yang

digunakan dalam memberikan pendidikan pemakai adalah orientasi dan tutorial.

Pada tahun 2012 perpustakaan UNP memberikan layanan pendidikan pemakai

kepada mahasiswa sebanyak 6918 orang. Pustakawan yang bertugas memberikan

layanan pendidikan pemakai berjumlah 12 orang.

Perpustakaan UNP terdiri dari berbagai jenis layanan perpustakaan, yaitu

layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan terbitan berseri, layanan penelusuran

informasi, layanan buku tandon dan lain lain. Layanan tersebut dilayani oleh

pustakawan secara profesional. Pustakawan memberikan layanan sesuai dengan

jenis layanan yang ada. Pustakawan yang bekerja pada layanan perpustakaan telah

memberikan layanan dengan baik tetapi masih belum berpedoman pada kode etik

pustakawan. Dengan demikian, mahasiswa kurang memanfaatkan layanan

perpustakaan dengan optimal.

Dalam menjalankan tugasnya pustakawan berpedoman pada kode etik

pustakawan. Kode etik pustakawan menjelaskan bahwa dalam menjalankan tugas

sebagai seorang pustakawan haruslah bersikap seperti: Pertama, dalam pergaulan di masyarakat haruslah bersikap: sopan, sabar, suka menolong, menghormati

orang lain, penuh perhatian, tidak egois, sikap tenggang rasa, percaya diri,

komunikatif. Kedua, dalam pelayanan kepada masyarakat haruslah bersikap: mengenal masyarakat pengguna, luwes dalam melayani, mengetahui kemauan

pengguna, mempromosikan produk layanan, melayani sampai tuntas, tidak

(16)

mendengarkan keluhan, tidak berprasangka negatif, mengucapkan terima kasih.

Ketiga, dalam hubungan dengan rekan sejawat haruslah bersikap seperti: tidak sombong/rendah hati, tidak suka menyakiti, mampu menempatkan diri. Keempat, dalam hubungan dengan atasan haruslah bersikap: loyal dan memberi solusi

bukan masalah. Kelima, dalam penampilan pribadi haruslah bersikap: wajar, jujur, berpakaian sopan, tampil tenang, murah senyum, bertutur kata baik, pandai

bergaul, tidak materialistis, tidak dendam.

Dalam menggunakan perpustakaan terkadang mahasiswa belum mengenal

seluk beluk perpustakaan, mereka tidak mengetahui tata ruang, tata cara

penempatan koleksi, bagaimana menemukan dan menggunakannya, serta berbagai

layanan yang tersedia di perpustakaan. Dengan dimikian, mereka harus diberi

arahan atau petunjuk cara memanfaatkan berbagai fasilitas dan layanan yang ada

di perpustakaan dan cara mengoperasikan alat-alat akses informa. Di samping itu,

mereka juga diberikan arahan apa yang harus dilakukan apabila mereka menemui

kesulitan atau tidak menemukan koleksi yang diinginkan apabila perpustakaan

tidak memilikinya.

Hal ini merupakan tanggung jawab pustakawan untuk memberikan

pengarahan dalam mengunakan sumber sumber informasi dan juga dalam

pemanfaatan semua layanan yang ada di perpustakaan. Oleh karena itu,

pendidikan pemakai sangatlah penting dilakukan untuk membantu pengguna

dalam memanfaatkan layanan perpustakaan.

Pada observasi awal penulis menemukan bahwa di Perpustakaan UNP,

sudah melakukan pendidikan pemakai, tetapi belum dilakukan secara optimal.

Materi pendidikan pemakai yang disampaikan oleh pustakawan kepada pengguna

masih belum memenuhi sasaran sehingga pengguna belum dapat memanfaatkan

layanan perpustakaan dengan benar. Pelaksanaan pendidikan pemakai hanya

merupakan syarat untuk mendapatkan kartu anggota perpustakaan. Sarana dan

prasarana yang ada belum memadai untuk menampung mahasiswa dalam

mengikuti pendidikan pemakai. Hal ini menjadi hambatan bagi pustakawan untuk

melakukan kegiatan tersebut, sehingga proses pendidikan pemakai ini belum

(17)

Pustakawan yang bekerja di Perpustakaan UNP belum melakukan

pelayanan sesuai dengan kode etik pustakawan. Dalam memberikan pelayanan

sirkulasi pustakawan terkadang acuh tak acuh sehingga mahasiswa merasa

kurang puas dengan pelayanan yang diberikan. Ketika mahasiswa bermasalah

dalam informasi yang dibutuhkan, namun masih ada pustakawan yang kurang

peduli dalam membantu pencarian informasi. Pelayanan yang kurang baik yang

diberikan pustakawan menyebabkan mahasiswa tidak memanfaatkan layanan

pustakawan dengan optimal.

Dengan melihat berbagai masalah di atas, maka penulis dapat melihat

bahwa melalui pelaksanaan pendidikan pemakai yang baik serta etika pustakawan

yang bagus dapat meningkatkan pelayanan pengguna yang tersedia di

Perpustakaan UNP sehingga dapat dilayankan dan dimanfaatkan oleh pengguna

secara maksimal. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti tentang “Pengaruh

Pendidikan Pemakai dan Etika Pustakawan Terhadap Pemanfaatan Layanan

Perpustakaan Universiatas Negeri Padang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pendidikan pemakai berpengaruh terhadap pemanfaatan layanan

Perpustakaan UNP?

2. Apakah etika pustakawan berpengaruh terhadap pemanfaatan layanan

Perpustakaan UNP?

3. Variabel apakah yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan layanan

Perpustakaan UNP?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh pendidikan pemakai terhadap pemanfaatan layanan

Perpustakaan UNP .

2. Mengetahui pengaruh etika pustakwan terhadap pemanfaatan layanan

(18)

3. Mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh antara pendidikan

pemakai dan etika pustakawan terhadap pemanfaatan layanan

Perpustakaan UNP.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini, antara lain bagi:

1. Perpustakaan UNP, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

Perpustakaan UNP dalam meningkatkan pemanfaatan layanan perpustakaan

melalui pendidikan pemakai dan etika pustakawan

2. Peneliti selanjutnya, sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.

3. Peneliti, penelitan ini diharapkan menambah wawasan dan menumbuhkan

kesadaran akan pentingnya pemakaian dan etika pustawan dalam

pemanfaatan layanan perpustakaan.

1.5 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah pendidikan pemakai dan

etika pustakawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan

(19)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Pendidikan Pemakai

Pada zaman modern yang berkembang ini ilmu pengetahuan juga ikut

berkembang. Berkembangnya ilmu pengetahuan kebutuhan akan perpustakaan

perguruan tinggi pun semakin dirasakan. Secara tidak langsung koleksi dan

layanan yang ada di perpustakaan semakin bertambah, sehinga menyulitkan

mahasisiwa dalam pencarian informasi yang dibutuhkan dan memanfaatkan

layanan yang ada secara maksimal.

Perpustakaan yang bertanggung jawab dalam hal ini harus bertindak

secara aktif untuk meningkatkan jasa informasinya. Salah satu cara untuk

mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan pendidikan pemakai. Istilah lain

dari pendidikan pemakai yang memiliki arti dan makna yang sama, yaitu:

bimbingan pemakai, pendidikan pengguna atau User Education.

2.1.1 Pengertian Pendidikan Pemakai

Pendidikan pemakai merupakan kegiatan memperkenalkan perpustakaan

kepada pengguna perpustakaan. Kegiatan pendidikan pemakai banyak dilakukan

di perpustakaan perguruan tinggi dibandingkan dengan perpustakaan lainnya,

mungkin karena mahasiswa sudah terbiasa dengan peranan dosen sebagai guru,

mereka pun terbiasa pada peranan pustakawan sebagai guru dalam memanfaatkan

koleksi perpustakaan untuk kepentingan mahasiswa (Sulistyo-Basuki, 1991: 451).

Sutarno (2006: 95) menjelaskan bahwa pendidikan pemakai adalah “suatu

kegiatan yang bermaksud memberi panduan, penjelasan tentang pengunaan

perpustakaan kepada sekelompok pengguna baru perpustakaan”.

Sehubungan dengan penjelasan di atas Rahayuningsih (2007: 123)

menjelaskan bahwa:

(20)

serta mendidik pengguna perpustakaan untuk menjadi pengguna yang tertib dan bertanggung jawab.

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan pemakai merupakan

kegiatan yang dilakukan perpustakaan untuk memperkenalkan perpustakaan

kepada pengguna baik fasilitas, jasa, koleksi dan jasa perpustakaan. Selain itu

membimbing pengguna untuk memanfaatkan semua layanan dan fasilitas yang

ada secara maksimal.

2.1.2 Tujuan Pendidikan Pemakai

Dalam menjalankan pendidikan pemakai di perpustakaan tentunya

perpustakaan mempunyai target yang ingin dicapai. Untuk itu perpustakaan perlu

mengidentifikasi sarana yang ingin dicapai berdasarkan target tersebut.

Menurut Sulistyo-Basuki (2004: 392) tujuan pendidikan pemakai adalah

sebagai berikut:

Mengembangkan keterampilan pemakai yang dipergunakannya untuk menggunakan perpustakaan atau pusat dokumentasi, mengembangkan keterampilan tersebut untuk mengidentifikasi masalah informasi yang dihadapi pemakai, merumuskan kebutuhan informasinya sendiri (pemakai), mengidentifikasi kisaran kemungkinan sumber informasi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, menilai ketepatan, kekuatan dan kelemahan masing masing sumber informasi dan yang paling penting mampu menghadapi ketidaksamaan informasi yang disediakan oleh sumber yang berlainan dan mengasimilasi, mengumpulkan, menyajikan dan menerapkan informasi.

Sedangkan menurut Rahayuningsih (2007: 95) “Tujuan pendidikan

pemakai adalah memperkenalkan kepada pengguna bahwa perpustakaan adalah

suatu sistem yang terdiri dari tempat, koleksi, sumber daya manusia, pelayanan

dan pengguna”. Pendapat lain juga dijelaskan oleh Darmono (2001: 32), yaitu

menjelaskan “bahwa pemanfaatan perpustakaan berkenaan erat dengan adanya

proses bimbingan pemanfaatan perpustakaan. Bimbingan pemanfaatan

perpustakaan merupakan salah satu bentuk layanan perpustakaan yang sering

dilakukan oleh berbagai jenis perpustakaan terutama perpustakaan perguruan

(21)

Dari pendapat-pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa tujuan pendidikan

pemakai adalah memberikan keterampilan dan kemampuan pengguna bagaimana

cara mencari informasi yang tepat sesuai dengan informasi yang dibutuhkan

melalui layanan dan fasilitas yang ada di perpustakaan. Dengan adanya

pendidikan pemakai pengguna dapat secara mandiri mencari informasi yang

mereka butuhkan.

2.1.3Fungsi Pendidikan Pemakai

Pendidikan pemakai memiliki fungsi yang sangat penting bagi pengguna

untuk itu pendidikan pemakai penting dilakukan di perpustakaan. Sutarno (2006:

95) menjelaskan bahwa fungsi pendidikan pemakai bagi perpustakaan maupun

pengguna perpustakaan, yaitu:

1. Pemakai perpustakaan dapat mengenal dan memahami serta menggunakan sistem yang diberlakukan di perpustakaan tersebut. 2. Pemakai perpustakaan dapat menggunakan sarana temu informasi

yang tersedia seperti kode/nomor klasifikasi kartu katalog dan petunjuk yang lain.

3. Pemakai perpustakaan dapat dengan cepat dan tepat menemukan apa yang diperlukan, tanpa banyak membuang waktu, tidak menemui kesulitan atau hambatan.

4. Perpustakaan dapat memperluas jangkauan pemakaian koleksi oleh pengunjung dan anggota perpustakaan.

5. Perpustakaan dapat mengembangkan citra perpustakaan sebagai bagian dari lembaga pendidikan.

Pendapat lain juga diungkapkan Clarke (1999: 4) bahwa pendidikan

pemakai berfungsi sebagai:

1. Pengguna yang telah mendapatkan pendidikan pemakai dapat memanfaatkan sepenuhnya layanan dan fasilitas yang ada diperpustakaan.

2. Dalam pencarian informasi pengguna akan lebih cepat mencarinya secara mandiri kecuali untuk permintaan yang spesifik.

(22)

Dari pendapat Clarke dan Sutarno jelas bahwa pendidikan pemakai sangat

penting dilakukan kepada pengguna di perpustakaan. Pendidikan pemakai

berfungsi untuk memudahkan pengguna mencari informasi dengat cepat dan tepat

dengan menggunakan alat penelusur yang ada secara mandiri dan memanfaatkan

layanan perpustakaan secara maksimal.

2.1.4 Metode Pendidikan Pemakai

Di dalam Buku perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004:

95) menjelaskan beberapa metode pendidikan pemakai yaitu: (1) Orientasi

perpustakaan dan (2) Tutorial pemanfaatan perpustakaan dan sumber-sumber

informasi.

Defenisi tentang orientasi perpustakaan dan tutorial pemanfaatan

perpustakaan dijelaskan sebagai berikut:

1. Orientasi perpustakaan ialah pendidikan pengguna untuk memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada civitas akademik. 2. Tutorial perpustakaan adalah mendidik pengguna agar dapat

menggunakan perpustakaan serta sumber-sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dan di tempat lain, termasuk keterampilan dalam memabfaatkan berbagai media informasi sesuai dengan perkembangan teknologi (Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman, 2004: 95-97)

Dalam memberikan pendidikan pemakai terdapat jenjang atau tingkatan

dalam proses pendidikan pemakai di perpustakaan. Rice (1981: 3) menjelaskan

tingkatan tersebut sebagai berikut:

1. Orientasi Perpustakaan

Materi yang diajarkan berupa pengenalan terhadap perpustakan secra umum,

biasanya diberikan ketika siswa/mahasiswa yang memasuki suatu lembaga

pendidikan bersangkutan, materinya antara lain:

a) Mengenalkan gedung perpustakaan

b) Mengenalkan katalog dan alat penelusur lainnya

c) Mengenalkan beberapa sumber bacaan termasuk bahan-bahan rujukan

(23)

Tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

a) Mengenalkan fasilitas perpustakaan, yaitu gedung itu sendiri.

b) Mengenal bagian bagian layanan dan staf dari tiap bagian secara cepat

c) Mengenal layanan-layanan khusus seperti penelusuran melalui

komputer, layanan sirkulasi, layanan referensi, dll.

d) Mengenal kebijakan kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi

anggota, jam layanan perpustakaan, dll

e) Mengenal pengorganisasian koleksi dengan tujuan untuk mengurangi

kebingungan pemakai dalam mencari bahan-bahan yang dibutuhkan

f) Termotivasi untuk datang kembali dan menggunakan sumber-sumber

yang ada di perpustakaan

g) Terjalinnya komunikasi yang akrab antara pemakai dengan pustakawan

2. Pengajaran Perpustakaan

Materi yang diajarkan merupakan penjelasan lebih dalam lagi mengenai bahan

bahan perpustakaan secara spesifik, materinya antara lain:

a) Teknik penggunaan indeks, katalog, bahan-bahan rujuan, dan alat-alat

bibliografi

b) Penggunaan bahan atau sumber pustaka sesuai dengan masing-masing

jurusan

c) Melaksanakan teknik-teknik penelusuran informasi dalam sebuah tugas

penelitian atau pembuatan karya ilmiah lainnya.

Tujuan yang ingin dicapai:

a) Dapat menggunakan pedoman pembaca untuk mencari bahan bahan

artikel

b) Dapat menemukan buku-buku yang berhubungan dengan subyek khusus

melalui katalog.

c) Dapat menggunkaan bentuk mikro dan alat-alat baca lainnya secara

cepat.

d) Dapat menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedia Britanica

dan Who’s Who.

(24)

f) Mengetahui sumber-sumber yang tersedia di perpustakaan lain dan dapat

melakukan permintaan peminjaman.

g) Melakukan suatu penelusuran dalam layanan pengindeksan seperti pada

Pusat Informasi Sumber Pendidikan dan dapat menemukan dan

menggunakan hasil-hasil sitasi.

3. Pengajaran Bibliografi

Materi yang diajarkan lebih condong sebagai langkah persiapan mengadaan

atau sebagai dasar penelitian dalam rangka menyusun karya akhir. Pada level

ketiga ini bisa ditawarkan melalui kuliah formal sebagai bagian dari

perkuliahan, baik ada nilai kreditnya atau tidak. Materi yang ingin dicapai

antara lain:

a) Informasi dan pengorganisasiannya.

b) Tajuk subyek, “Vocabulary Control” dalam penelitian dan definisi

suatu topik penelitian.

c) Macam-macam sumber untuk penelitian.

d) Membuat kerangka teknik dan perencanaan suatu karya penelitian.

e) Teknik-teknik membuat catatan dalam penelitian.

f) Gaya, catatan kaki, rujukan dan sumber bahan bacaan.

g) Strategi penelitian, kesempurnaan dalam penelitian, dan pemakaian

yang tepat layanan koleksi yang diberikan perpustakaan.

h) Membuat/menulis karya ilmiah.

2.1.5 Pelaksanaan Pendidikan Pemakai

Waktu dan lokasi pelaksaan pendidikan pemakai yang diadakan oleh

perpustakaan perlu memperhatikan saat yang tepat. Hal ini dikarenakan setiap

pengguna perpustakaan memiliki kesibukan dan waktu luang yang berbeda-beda.

Oleh karena itu, pendidikan pemakai sebaiknya dilaksanakan pada waktu yang

tidak terlalu lama dan lokasinya dapat terjangkau oleh pengguna.

Darmono (2001: 168) menjelaskan bahwa:

(25)

layanan yang sangat banyak maka waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama bila dibandingkan dengan perpustakaan yang relatif kecil.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui lama atau tidaknya pelaksanaan

pendidikan pemakai tergantung besar kecil gedung perpustakaan dan berapa

banyak layanan perpustakaan yang dimiliki oleh perpustakaan. Pada perpustakaan

perguruan tinggi sebaiknya pendidikan pemakai dilaksanakan pada saat setelah

penerimaan mahasiswa baru.

Penentuan lokasi pendidikan pemakai harus ditentukan sebaik mungkin.

Sebaik mungkin pilih ruangan yang membuat pengguna merasa nyaman berada di

ruangan tersebut selama berlangsungnya pendidikan pemakai. Pada umumnya

lokasi pelaksanaan pendidikan pemakai berada pada salah satu ruangan yang ada

di perpustakaan. Hal ini berkaitan dengan lokasi dari perpustakaan itu sendiri.

Soedibyo (1987: 108-109) memberikan batasan pengaturan lokasi

perpustakaan sebagai berikut:

1. Perpustakaan itu terletak dalam arus lalu lintas manusia, tetapi tidak dijadikan lalu lintas manusia.

2. Perpustakaan itu terletak di suatu tempat yang tanahnya memungkinkan dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan perkembangan perpustakaan serta instansi penaungnya. 3. Perpustakaan itu mudah dicapai oleh pemakai, sehingga mereka tidak

membuang-buang waktu secara sia-sia.

4. Perpustakaan itu mempunyai hubungan yang fungsional dengan gedung-gedung lainnya dalam keseluruhan kompleks itu.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui lokasi perpustakaan

sangat mempengaruhi lokasi pelaksanaan pendidikan pemakai karena pendidikan

pemakai dilaksanakan di perpustakaan. Oleh sebab itu lokasi perpustakaan

hendaknya berada di tempat yang dapat terjangkau oleh pengguna. Jika lokasi dan

waktu dapat ditentukan dengan tepat maka pendidikan pemakai dapat

dilaksanakan dengan lancar.

2.1.6 Peranan Pustakawan dalam Pendidikan Pemakai

Pustakawan merupakan orang yang sangat berperan dalam menjalankan

(26)

baik itu fasilitas, koleksi, layanan dan bagaimana cara memanfaat perpustakaan

dengan baik. Oleh karena itu pustakawan harus benar-benar profesional dalam

mengajarkan pendidikan pemakai kepada pengguna.

Kegiatan kerja profesional pustakawan yang harus dilakukan pada layanan

pendidikan pemakai menurut Soedibyo (1987: 121) adalah:

1. Membuat perencanaan penyampaian bahan, teknik dan sasaran usaha bimbingan pemakai.

2. Menetapkan tingkat dan sistem penyapaian bimbingan yang sesuai. 3. Menetapkan dan mengatur waktu pemberian bimbingan dan

pendidikan kepada pengguna.

4. Melaksanakan usaha pendidikan baik secara individu maupun secara kelompok.

Menurut Aziz (2008: 19) menjelaskan bahwa cara terbaik dalam

mengajarkan keahlian perpustakaan untuk mahasiswa adalah membuat teknik riset

yang merupakan bagian integral dan tugas-tugas di kelas. Hal-hal yang membantu

implementasi adalah:

1. Pelajaran yang menjelaskan tentang katalog, Online Searching Tecniques, dan alat rujukan lainnya.

2. Video Tur Interaktif mengenai pusat media dan layanannya. 3. Tugas-tugas untuk pengguna kemampuan perpustakaan.

Dengan demikian, pustakawan yang menjalankan peranannya sebagai

orang yang memberikan pendidikan pemakai kepada pengguna akan memberikan

kontribusi besar dan penentu keberhasilan proses pendidikan pemakai. Hal ini

dapat dilihat dari bagaimana kemampuan pengguna dalam memanfaatkan layanan

yang ada di perpustakaan dengan maksimal.

2.2 Etika Pustakawan

Etika dalam bahasa asing berarti Ethic(s) bahasa Inggris atau Ethica dalam bahasa Latin, Etique dalam bahasa Prancis, Ethikos dalam bahasa Greek, yang artinya kebiasaan kebiasaan terutama yang berkaitan dengan tingkah laku.

Menurut Hermawan (2006: 75) etika merupakan standar tingkah laku atau prilaku

manusia yang baik, yakni tindakan yang tepat, yang harus dilaksanakan oleh

(27)

Ridjin (2004) menyatakan bahwa ethos mempunyai banyak arti, tetapi

yang utama adalah berarti kebiasaan, akhlak atau watak. Ia menyatakan pula etika

mempunyai tiga macam, yaitu: etika dalam bentuk kebiasaan atau watak, etika

dalam bentuk jamak, berarti adat istiadat, yaitu norma-norma yang dianut oleh

orang tertentu mengenai perbuatan baik buruk dan etika adalah studi tentang

perinsip-prinsip prilaku yang baik dan yang buruk.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan segala

bentuk tingkah laku manusia yan baik sesuai dengan ketentuan moral pada

umumnya. Etika berkaitan dengan moral, yaitu mengenai baik dan buruk prilaku

yang dilaksanakan baik kelompok maupun individu itu sendiri.

Menurut Suwarno (2009:62) pustakawan merupakan seorang tenaga kerja

bidang perpustakaan yang telah memiliki pendidikan ilmu perpustakaan, baik

melalui pelatihan, kursus, seminar, maupun dengan kegiatan formal. UU No

43Tahun 2007 juga menjelasakan bahwa “Pustakawan merupakan seorang yang

memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan

kepustakawanan, serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk

melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan”.

Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) sebagai organisasi yang menghimpun

para pustakawan dalam kode etikanya menyatakan bahwa pustakawan adalah

seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan

pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan

ilmu pengetahuan, dokumen dan informasi yang dimiliki melalui pendidikan.

Pustakawan adalah seorang yang berkarya secara profesional dibidang

perpustakaan dan informasi.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan yakni pustakawan adalah

sesorang yang bekerja di bidang perpustakaan yang telah memiliki latar belakang

pendidikan perpustakaan baik memalui pendidikan maupun pelatihan

kepustakawanan yang bertugas melayanai pengguna perpustakaan dan mengolah

perpustakaan. Pustakawan merupakan orang yang profesional bekerja di bidang

(28)

Dari pengertian etika dan pustakawan dapat diartikan bahwa etika

pustakawan merupakan seorang yang memiliki watak dan moral yang baik sesuai

dengan ketentuan moral pada umumnya yang bekerja di perpustakaan yang

memiliki latar belakang pendidikan perpustakaan dan bertanggung jawab dalam

pengolahan dan pelayanan perpustakaan.

2.3 Kode Etik Pustakawan

2.3.1 Tujuan Kode Etik Pustakawan

Kode etik merupakan aturan wajib bagi seorang pustakawan dalam

menjalankan kegiatannya. Disisi lain kode etik merupakan jaminan bagi pengguna

dalam menggunakan jasa pustakawan. Tujuan kode etik pustakawan, yaitu untuk:

a) Meningkatkan pengabdian pustakawan kepada Tuhan Yang Maha Esa, bangsa

dan negara; Sebagai makhluk ilahi, serta waga negara yang baik, dengan

dituntun oleh kode etik, pustakawan dapat memberikan pengabdiannya sebagai

hamba, dan berbakti kepada sesama, terutama untuk bangsa dan negara.

b) Menjaga martabat pustakawan. Adalah tugas anggota untuk selalu menjaga

martabat dan kehormatan pustakawan dengan berlandaskan nilai-nilai moral

yang dianut oleh masyarakat.

c) Meningkatkan mutu profesi pustakawan; Untuk dapat memberikan layanan

kepustakawanan terhadap masyarakat, maka anggota profesi berkewajiban

untuk meningkatkan mutu profesi dan anggota melalui berbagai kegiatan, baik

melalui pendidikan formal, non-formal atau informal.

d) Meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan, terutama layanan informasi

kepada masyarakat; Mendapatkan informasi adalah merupakan hak setiap

orang, maka pustakawan sebagai pekerja informasi harus berupaya agar

kuantitas dan kualitas informasi yang diberikan selalu meningkat sesuai dengan

kebutuhan pengguna (Hermawan, 2006: 99).

Kode Etik Pustakawan Indonesia tahun 2006 pasal 2 dalam Suwarno

(2010: 253) juga menjelaskan tujuan dari kode etik adalah sebagai berikut:

1. Membina dan membentuk karakter pustakawan;

2. Mengawasi tingkah laku pustakawan dan sarana kontrol sosial;

(29)

4. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada perpustakaan dan mengangkat citra pustakawan.

Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

etika pustakawan adalah untuk membina dan membentuk karakter pustakawan

untuk dapat memberikan layanan yang berkualitas kepada pengguna dan untuk

mencegah terjadinya perselisihan antara sesama pustakawan dan antara

pustakawan dengan pengguna perpustakaan.

2.3.2 Fungsi Kode Etik Pustakawan

Kode etik memiliki fungsi yang dapat dijadikan pedoman bagi pustakawan

dalam menjalankan profesinya. Menurut Fankel dalam Hermawan (2006: 101)

mengemukakan fungsi kode etik pustakawan adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pedoman bagi kelompok profesional ketika menentukan masalah dalam praktik;

2. Sebagai sumber evaluasi bagi masyarakat dan menjadikan mereka mengetahui apa yang dapat diharapkan dari organisasi profesi tersebut;

3. Memberikan kebanggaan pada dan memperkuat identitas profesi; 4. Memperbaiki reputasi profesi dan kepercayaan masyarakat; 5. Melindungi pengaruh profesi;

6. Menghentikan tindakan yang tidak etis dengan menyediakan sanksi atau dengan melaporkan tindakan yang tidak etis tersebut;

7. Menyediakan sistem untuk mendukung profesi terhadap permintaan yang tidak logis dari orang luar;

8. Merupakan forum keputusan dalam debat antar anggota atau antara anggota dengan orang luar.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Karter (2001: 27) mengemukakan

bahwa terdapat beberapa fungsi kode etik atau pentingnya kode etik, yaitu:

a) Dengan adanya kode etik, kepercayaan suatu masyarakat akan sebuah proesi

dapat diperkuat karena setiap klien mempunyai kepastian bahwa

kepentingannya akan terjamin.

b) Kode etik sebagai sarana kontrol sosial. Kode etik memberikan semacam

kriteria bagi para calon anggota kelompok profesi dan membantu

mempertahankan pandangan para anggota lama terhadap prinsip profesional

(30)

c) Kode etik penting untuk mencegah pengawasan atau campur tangan yang

dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat.

d) Kode etik penting untuk penegmbangan patokan kehendak yang lebih tinggi.

Dari kedua pendapat diatas dapat dijelaskan fungsi kode etik pustakawan

adalah memberikan kepercayaan kepada masyarakat akan profesi pustakawan dan

sebagai kontrol bagi pustakawan dalam melakukan tindakan. Fungsi lainnya, yaitu

sebagai pedoman bagi kelompok profesional ketika menentukan masalah dalam

praktik.

2.3.3 Manfaat Kode Etik Pustakawan

Kode etik memiliki manfaat bagi pustakawan dalam menjalankan tugas

memberikan layanan kepada pengguna. Menurut Hermawan (2006: 102) Manfaat

kode etik pustakawan bagi pengguna adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan mutu layanan kepada masyarakat;

2. Memungkinkan masyarakat untuk menyampaikan keluhannya, jika ada layanan yang diberikan tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan;

3. Memberikan perlindungan hak dan akses terhadap informasi; 4. Menjamin hak ases pemakai tehadap informasi yang diperlukannya; 5. Menjamin kebenaran, keakuratan, dan kemutakhiran setiap informasi

yang diberikan;

6. Melindungi pemakai dari beban lebih informasi (Information overload);

7. Memelihara kualitas dan standar pelayanan.

Kanter (2001: 28) juga menjelaskan manfaat dari kode etik pustakawan

adalah sebagai berikut:

a) Kode etik menjadi tempat perlindungan bagi anggotanya manakala berhadapan

dengan pesaingnya yang tidak sehat dan tidak jujur dalam mengembangkan

profesi yang sesuai dengan cita-cita dan rasa keadilan masyarakat.

b) Kode etik menjamin rasa solidaritas dan kolegialitas antara anggota untuk

saling menghormati.

c) Ode etik mengokohkan ikatan persaudaraan di antara para anggota, terutama

bila menghadapi campur tangan dari pihak lain.

d) Kode etik menuntut anggotanya untuk mendahulukan pelayanan kepada

(31)

Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa manfaat kode etik

pustakawan adalah untuk pedoman bagi pustakawan dalam menjalankan tugas

melayani pengguna untuk meningkatkan kualitas layanan. Kode etik juga

bermanfaat sebagai tempat berlindung bagi pustakawan apabila mengalami

perselisihan antara sesama pustakawan.

2.3.4 Kode Etik Dalam Prilaku Pustakawan Pelayanan Kepada Pengguna

Tugas utama dari pustakawan adalah memberikan pelayanan informasi

kepada pengguna. Hermawan (2006: 130) menjelaskan bahwa untuk memberikan

pelayanan yang baik kepada pengguna harus mengembangkan sikap-sikap sebagai

berikut:

Prilaku pustakawan kepada pengguna sebagai berikut: a) Mengenal Masyarakat Pengguna

b) Luwes dalam Melayani

c) Mengetahui Kemauan pengguna d) Mempromosikan Produk Layanan e) Melayani Sampai Tuntas

f) Tidak Memaksakan Kehendak g) Melayani Dengan Wajah Cerah h) Mau Mendengar Keluhan i) Tidak Berprasangka Negatif j) Mengucapkan Terima Kasih

Prilaku Pribadi Pustakawan adalah sebagai berikut: a) Wajar

b) Jujur

(32)

2.4 Pemanfaatan Layanan Perpustakaan

Perpustakaan dapat dikatakan berhasil dalam menjalankan tugasnya salah

satunya dengan banyaknya pengguna datang ke perpustakaan. Disamping

banyaknya pengguna datang ke perpustakaan pengguna juga dapat memanfaatkan

semua layanan yang ada di perpustakaan. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah

pengguna dapat memanfaatkan semua layanan yang ada di perpustakaan.

Perpustakaan yang bertugas untuk memberikan layanan informasi harus

memikirkan hal tersebut sebelum membangun gedung perpustakaan. Hal yang

harus dilakukan oleh perpustakaan adalah memperkenalkan layanan yang ada di

perpustakaan untuk meningkatkan pemanfaatan layanan perpustakaan di

perpustakaan tersebut, disamping itu juga kelengkapan dan jumlah koleksi.

Pengenalan perpustakaan tersebut dapat dilakukan dalam bentuk program

pendidikan pemakai.

Sehubungan dengan itu Sutarno (2006: 112) mengemukakan bahwa

pembinaan masyarakat pemakai perpustakaan dapat dilakukan dengan cara

sebagai berkut:

1. Mengadakan bimbingan pemakai perpustakaan yaitu menuntun, mengarahkan, memberi penjelasan tentang cara-cara menggunakan kartu katalog, menelusur sumber informasi dan menggunakan pedoman perpustakaan yang lain.

2. Memberitahukan pendidikan pemakai, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh petugas layanan mengenai seluk beluk perpustakaan, cara menjadi anggota. Persyaratan keanggotaan, tata tertib, jenis layanan, kegunaan sistem katalogisasi dan klasifikasi, partisipasi masyarakat didalam perpustakaan. Semua ini dikerjakan dalam rangka memanfaatkan perpustakaan secara cepat dan tepat tanpa mengalami kesulitan.

3. Melakukan sosialisasi, publikasi dan promosi perpustakaan yakni dengan cara:

a) Membuat papan nama dan papan petunjuk perpustakaan b) Mengadakan kegiatan yang melibatkan anggota perpustakaan c) Membuat sarana publikasi melalui media cetak dan elektronik d) Mengadakan pameran perpustakaan

e) Mengadakan pertemuan atau forum ilmiah

f) Mengundang para tokoh, pakar, figure public ke perpustakaan

(33)

Pengguna yang datang ke perpustakaan memiliki tujuan dan maksud

tertentu seperti membaca buku atau meminjam buku saja belum tentu penguna

tersebut memanfaatkan perpustakaan. Soedibyo (1987: 71) menjelaskan tujuan

pemanfaatan perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Keperluan tugas sekolah;

2. Tugas studi yang dilakukan di fakultasnya; 3. Tugas reseach dan

4. Recreation readings.

Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (Fitria, 2008:

24-25) menjelaskan bahwa pada perpustakaan perguruan tinggi pelayanan

dikelompokkan ke dalam empat bagian, yaitu:

1. Kelompok kegiatan kerja pelayanan teknis, yaitu kegiatan kerja yang dilakukan untuk melaksanakan pelayanan informasi dalam program pelayanan teknis, yang terdiri atas kegiatan kerja pengadaan, investarisasi, klasifikasi, katalogisasi, dan pemeliharaan koleksi.

2. Kelompok kegiatan kerja pelayanan pemakai, yaitu kegiatan kerja yang dilakukan untuk melaksanakan, pelayanan informasi dalam program pelayanan pemakai, yang terdiri atas kegiatan kerja sirkulasi koleksi, pelayanan referens, pendidikan pemakai, dan penyebarluasan informasi.

3. Kelompok kegiatan kerja pelayanan administrasi, yaitu kegiatan-kegiatan kerja yang dilaksanakan untuk mendukung secara administratif kelancaran seluruh klompok kegiatan kerja di perpustakaan perguruan tinggi, kelompok kegiatan meliputi kegiatan-kegiatan administrasi ketatausahaan, administrasi kerumahtanggaan, dan administrasi kepegawaian.

(34)

2.5 Jenis Jenis Layanan Perpustakaan

Dalam memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan menyediakan

berbagai jenis layanan. Adapun jenis-jenis layanan yang di perpustakaan yang

dapat dimanfaatkan adalah seperti layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan

reserve atau layanan buku tandon, layanan khusus, layanan informasi dan layanan

pendidikan pemakai.

Menurut Yuventia (2013) menjelaskan jenis-jenis layanan yang ada di

perpustakaan antara lain sebagai beriku:

a) Layanan sirulasi atau layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka.

b) Layanan referensi adalah layanan yang bahan pustakanya berupa koleksi

koleksi referensi, yaitu koleksi bahan rujukan.

c) Layanan reserve atau layanan buku tandon. Layanan ini merupakan kumpulan

buku atau bahan pustaka kopi ke satu. Koleksi ini tidak boleh dipinjam,

dibawa pulangdan hanya boleh dibaca di tempat.

d) Layanan Khusus, merupakan layanan dengan koleksi bahan pustaka yang

khusus seperti: karya ilmiah, skripsi dan lain-lain untuk perpustakaan

perguruan tinggi.

e) Layanan informasi adalah pemberian layanan informasi tentang apa saja tidak

terlepas dengan bentuk bahan pustaka.

Menurut Rahayuningsih (2007: 87) jenis-jenis layanan pengguna dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

1. Layanan locker 2. Layanan sirkulasi 3. Layanan referensi

4. Layanan penelusuran informasi 5. Layanan informasi koleksi terbaru 6. Layanan koleksi, terbagi atas:

a. Layanan koleksi umum/sirkulasi, b. Layanan koleksi cadangan, c. Layanan terbitaan berkala, d. Layanan koleksi digital, e. Layanan koleksi referensi, f. Layanan koleksi khusus, g. Layanan koleksi tugas akhir. 7. Layanan ruang baca

(35)

9. Layanan workstation dan multimedia

10.Layanan lain-lain, termasuk pengawasan keluar masuknya koleksi penataan koleksi, layanan informasi perpustakaan, pendidikan pengguna, sosialisasi peraturan.

Layanan yang ada di perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pengguna

perpustakaan. Pemanfaatan layanan dapat dilakukan semaksimal mungkin untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Untuk itu pendidikan pemakai

merupakai salah satu cara untuk memperkenalkan berbagai layanan yang ada di

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Soehartono (2004: 9) metode penelitian adalah cara atau starategi

menyeluruh untuk menentukan atau memperoleh data yang diperlukan.

Sedangkan Subagyo (2004: 50) menyatakan bahwa “metode adalah suatu cara

atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala masalah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yang

mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan angket sebagai alat

pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan analisis sebab akibat (regresi

linear berganda) karena penelitian ini berusaha menyelidiki pengaruh antara tiga

variabel penelitian, yaitu pendidikan pemakai dan etika pustakawan terhadap

pemanfaatan layanan perpustakaan. Studi korelasi ini akan mengunakan analisis

korelasi dan regresi berganda.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP)

yang beralamat di Jalan Prof.Dr. Hamka Air tawar Padang, Sumatera Barat.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Widayat (2002: 52) “Populasi merupakan seluruh kumpulan

elemen yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan”. Sedangkan

menurut Sumarni (2006:69) “Populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti

dan terdiri atas sejumlah individu, baik yang terbatas (finite) maupun tidak terbatas (infinite).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menjadi anggota di

Perpustakaan Universitas Negeri Padang yang terdiri dari Fakultas Ilmu

Pendidikan, Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas Matematikan dan Ilmu

Pengetahuan, Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Keolahragaan,

(37)

3.3.2 Sampel

Mengingat keterbatasan tenaga dan juga populasi yang besar maka penulis

tidak menjadaikan seluruh populasi sebagai sampel penelitian. Menurut Sumarni

(2006: 70) “Sample adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan

karakteristik populasi”.

Untuk menghitung banyaknya sampel penelitian ini adalah dengan

menggunakan rumus Slovin, yaitu:

=

N

1+ne2

dimana:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Taraf kesalahan sebesar 10 %

� = 6918

1+6918 (0.1)2

� =1+69186018

(0,01)

� =1+696918

,18

� = 6918

70,18 � = 98,57 � = 99

Karena populasi berstrata maka dalam penentuan kriteria sampel

penelitian digunakan teknik probability sampling dengan menggunakan teknik propotionate stratified random sampling.

Menurut Sumarni (2006: 72) “Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel secara random atau acak memberikan peluang sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”.

Sedangkan peneliti menetapkan teknik pengambilan sampel berdasarkan

(38)

Menentukan besarnya sample berdasarkan strata secara proposional adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Penentuan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata

No Fakultas Sub Populasi Sampel Jumlah

(hasil pembulatan)

1 FIP 1.368 1368

6918 x 99

19

2 FBS 900 900

6918 x 99 13

3 FMIPA 546 546

6918 x 99 8

4 FIS 555 555

6918 x 99 8

5 FT 1.836 1.836

6918 x 99 26

6 FIK 1.026 1.026

6918 x 99 15

7 FE 687 687

6918 x 99 10

Jumlah Populasi 6918 orang Jumlah Sampel 99 orang

Untuk menentukan siapa yang akan menjadi sampel penelitian, penulis

memilihnya secara acak.

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, ada tiga variabel yang akan diukur yaitu pendidikan

pemakai (X1) dan etika pustakawan (X2) sebagai variabel bebas (independent variable) dan pemanfaatan layanan perpustakaan (Y) sebagai variabel terikat (dependent variable). Untuk lebih jelasnya dalam memahami setiap variabel penelitian, maka penulis menguraikan dari masing-masing variabel sebagai

(39)

1. Variabel Pendidikan Pemakai (X1)

Pendidikan pemakai adalah kegiatan yang dilakukan perpustakaan

untuk memperkenalkan perpustakaan kepada pengguna agar dapat

memanfaatkan layanan dan fasilitas dengan maksimal. Indikator dari

varuabel ini adalah:

a. Tujuan Pendidikan Pemakai

b. Fungsi Pendidikan Pemakai

c. Metode Pendidikan Pemakai

d. Pelaksanaan Pendidikan Pemakai

2. Variabel Etika Pustakawan (X2)

Etika pustakawan adalah orang yang memiliki watak dan moral yang

baik sesuai dengan ketentuan moral yang bekerja di perpustakaan dan

memiliki latar belakang pendidikan perpustakaan. Indikator dari

variabel ini adalah:

a. Tujuan Kode Etik Pustakawan

b. Manfaat Kode Etik Pustakawan

c. Kode Etik dalam Prilaku Pustakawan

3. Variabel Pemanfaatan Layanan Perpustakaan (Y)

Pemanfaatan layanan perpustakaan adalah suatu proses

pemberdayagunaan layanan yan tersedia di perpustakaan oleh pengguna

dimana ada suatu kebutuhan untuk memanfaatkan layanan

perpustakaan. Indikator dari variabel ini adalah:

a. Layanan Sirkulasi

b. Layanan Referensi

(40)

3.5 Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya, alat pengukur dan pengumpul data dalam suatu penelitian

terdiri dari beberapa macam, tetapi yang dipakai haruslah sesuai dengan penelitian

yang dilakukan untuk memperoleh data yang akurat. Untuk melakukan

pengukuran dalam penelitian ini, dbutuhkan alat ukur yang disebut instrumen

penelitian. Menurut Sugiyono (2006: 97), “instrumen penelitian adalah suatu alat

ukur yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati”. Pada penelitian ini penulis menggunakan angket sebagai instrumen

penelitian, yang memuat indikator dari masing-masing variabel.

3.5.1 Angket

Menurut Soehartono (2004: 65), “angket adalah teknik pengumpulan data

dengan menyerahkan atau mengirim daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh

responden”. Sementara menurut Widayat (2002: 70), “angket merupakan

kumpulan dari pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan informasi dari para

responden. Pada penelitian ini angket akan disusun dengan beberapa pernyataan

dan skala Likert akan digunakan sebagi alat ukur.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Data Primer

Data yang diperoleh melalui penyebaran angket kepada pengguna

perpustakaan sebagai responden penelitin.

2. Data Sekunder

Data pendukung yang diperoleh melalui studi kepustakaan seperti

buku, artikel, ataupun dokumen lainnya yang relevan dengan masalah

penelitian.

3.6.1Skala Pengukuran Variabel

Skala penguran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala

Likert. Menurut Widayat (2002: 42) “Skala Likert digunakan secara luas yang

mengharuskan responden untuk menunjukkan derajat setuju atau tidak setuju

(41)

yang diberikan terhadap lima pilihan setiap jawaban responden adalah sebagai

berikut:

a. Sangat setuju mempunyai nilai 5

b. Setuju mempunyai nilai 4

c. Kurang setuju mempunyai nilai 3

d. Tidak setuju mempunyai nilai 2

e. Sangat tidak setuju mempunyai nilai 1

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung ke Perpustakaan

Universitas Negeri Padang.

2. Angket, yaitu memberikan pernyataan tertulis dan menyerahkan

kepada responden untuk dijawab.

3. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dari buku, jurnal,

laporan tahunan dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan

penelitian.

3.8 Uji Validasi dan Reliabilitas 3.8.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (1998: 97), “Instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid”. Rochaety

(2007:57) menambahkan, “Validasi merupakan ukuran yang benar-benar

mengukur apa yag akan diukur. Data yang valid akan diperoleh apabila instrumen

pengumpulan data juga valid. Oleh karena itu, untuk menguji validitas data maka

pengujian dilakukan terhadap instrumen pengumpulan data. Untuk menuji

validitas data penelitian menggunakan rumus Korelasi Product Moment, yaitu

sebagai berikut:

rxy =

�(���)− (��)(��)

(42)

dimana:

r = Koefisien korelasi product moment

n = Jumlah individu dalam sampel

X = Angka mentah untuk variabel X

Y = Angka mentah untuk variabel Y

Pengujian Validasi dilakukan dengan mengunakan program SPSS versi

17.0, yaitu dengan kriteria sebagai berikut:

Jika rhitung > rtabel, maka instrumen dinyatakan valid.

Jika rhitung < rtabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Setelah semua pertanyaan diujikan dan dinyatakan valid, maka uji

selanjutnya adalah menguji realibilitas (kehandalan) instrumen. Menurut

Rochaety (2007: 49), “Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu

pengukuran”. Sedangkan menurut Sugiyono (1998: 97), “Instrumen yang reliabel

berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang

sama, akan menghasilkan data yang sama”. Uji reliabilitas sebaiknya dilakukan

pada masing masing variabel sehingga dapat diketahui konstruk variabel mana

yang tidak realiabel. Angket dikatakan reliabel atau handal jika jawaban dari

responden terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu.

Untuk menguji reliabilitas pada penelitian ini digunakan uji statistik

Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel apabila memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif yang dilakukan peneliti dengan cara mendistribusikan

jawaban responden dalam bentuk tabel lalu dihitung persentasenya, sehingga

memperoleh gambaran yang jelas mengenai jawaban responden. Perhitungan

persentase dengan menggunakan tafsiran data dengan menggunakan rumus.

Setelah data dipersentasekan lalu ditabulasikan. Untuk menghitung persentase

(43)

dimana:

P = Presentase

f = Jumlah jawaban yang diperoleh n = Jumlah responden

Dalam menafsirkan data, peneliti menggunakan metode penafsiran dari

Supardi (1979: 20) dengan rincian sebagai berikut:

1 - 25 % : Sebagian kecil 26 – 49 % : Hampir setengah 50 % : Setengah

51 – 74 % : Sebagian besar 75 – 99 % : Pada umumnya 100 % : Seluruhnya

3.9.2 Analisi Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh

antara lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian

ini, untuk mengetahui pengaruh pendidikan pemakai dan etika pustakawan

terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan menggunakan penghitungan dengan

program SPSS versi 17.0 agar hasil yang diperoleh lebih akurat. Rumus yang

digunakan adalah sebaga berikut:

dimana:

Ŷ : Pemanfaatan layanan perpustakaan a : Konstanta

x1 : Variabel pendidikan pemakai

x2 : Variabel etika pustakawan

b1b2 : Koefesien masing-masing variabel

P = �

x 100 %

(44)

3.10 Pengujian Prasyarat Analisis 3.10.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dan dibantu dengan menggunakan

aplikasi SPSS versi 17.0.

Dalam uji Liliefors, untuk menerima atau menolak hipotesis nol, dengan

cara membandingkan Lhitung dengan nilai kritis Ltabel untuk taraf nyata α = 0,05

dengan kriteria:

Ho diterima jika Lhitung < Ltabel

Ha ditolak jika Lhitung > Ltabel

3.10.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

dari populasi yang memiliki variasi yang sama. Teknik pengujian yang digunakan

adalah menggunakan uji Bartleth. Uji Bartleth dilakukan dengan menghitung x2

(Chi-Kuadrat). Harga x2 yang diperoleh dari perhitungan (x2 hitung) selanjutnya

dbandingkan dengan x2 dari tabel (x2tabel), bila x2hitung < x2tabel, maka

hipotesis nol diterima. Artinya data berasal dari populasi yang homogen.

Perhitungan uji homogenitas menggunakan SPSS adalah dengan Uji Levene

Statistik.

3.10.3 Uji Linieritas dan Keberartian Regresi

Pengujian Linieritas dilakukan antara variabel bebas dan veriabel terikat

dalam persamaan regresi. Dalam penelitian, yaitu variabel pendidikan pemakai

dan etika pustakawan terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan. Analisis

tersebut menggunakan Analysis of Variance (anova) adalah tergolong analisis

komparatif lebih dari dua variabel atau lebih dari dua rata-rata. Tujuan dari

pegujian ini , yaitu untuk menguji kemampuan generalisasi artinya data sampel

(45)

3.11 Pengujian Hipotesis 3.11.1 Uji F (Simultan)

Pengujian ini melibatkan dua variabel bebas (pendidikan pemakai dan

etika pustakawana) terhadap variabel terikat (pemanfaatan layanan perpustakaan)

dalam menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara

simultan/bersama-sama. Pengujian simultan menggunakan distribusi F, yaitu membandingkan antara

Fhitung dan Ftabel.

1. Menentukan Ho dan Ha

Ho : b1, b2 = 0 (nilai koefisien regresi variabel berarti tidak signifikan atau tidak

terdapat pengaruh pendidikan pemakai dan etika pustakawan secara

bersama-sama terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan Universiatas Negeri Padang).

Ha : b1, b2 ≠ 0 (nilai koefisien regresi variabel berarti terdapat pengaruh yang

signifikan pendidikan pemakai dan etika pustakawan secara bersama-sama

terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan Universiatas Negeri Padang).

2. Menentukan level of significance

Taraf keyakinan digunakan dalam penelitian adalah α = 0,05 Kriteria pengujian:

Ho diterima jika Fhitung > Ftabel

Ho ditolak jika Fhitung < Ftabel

3.11.2 Uji t (Parsial)

1. Pengujian koefisien regresi variabel pendidikan pemakai (b1)

Menetukan Ho dan Ha

Ho : b1 = 0 (nilai koefisien regresi variabel pendidikan pemakai tidak signifikan

atau tidak terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan pemakai terhadap

pemanfaatan layanan perpustakaan Universitas Negeri Padang).

Ho : b1 ≠ 0 (nilai koefisien pendidikan pemakai signifikan atau terdapat pengaruh

signifikan pendidikan pemakai terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan

Universitas Negeri Padang).

Menentukan level of significance.

Taraf keyakinan digunakan dalam penelitian ini adalah α = 0,05

(46)

Ho diterima jika – thitung > ttabel.

Ho diterima jika – thitung < ttabel.

2. Pengujian koefisien regresi variabel etika pustakawan (b2)

Menentukan Ho dan Ha.

Ho : b2 = 0 (nilai koefisien regresi variabel etika pustakawan tidak siknifikan atau

tidak terdapat pengaruh yang signifikan etika pustakawan terhadap pemanfaatan

layanan perpustakaan Universitas Negeri Padang).

Ho : b1 ≠ 0 (nilai koefisien etika pustakawan signifikan atau terdapat pengaruh

signifikan etika pustakawan terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan

Universitas Negeri Padang).

Menentukan level of significance.

Taraf keyakinan digunakan dalam penelitian ini adalah α = 0,05 Kriteria pengujian:

Ho diterima jika – thitung > ttabel.

Ho diterima jika – thitung < ttabel.

3.11.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel

bebas secara bersama-sama mampu memberi penjelasan mengenai variabel

terikat. Semakin besar nilai R² semakin baik kemampuan variabel bebas

menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi (R²) ini berkisar antara nol

samapai dengan satu (0 ≥ R² ≥ 1), dimana semakin tinggi R² (mendekati 1) berarti

pendidikan pemakai dan etika pustakawan memberi hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi pemanfaatan layanan perpustakaan dan

R² = 0 menunjukkan pendidikan pemakai dan etika pustakawan secara

Gambar

Tabel 3.1 Penentuan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas Pendidikan
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Etika
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Validitas Pemanfaatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi adm inist r asi hanya dilak uk an pada hal-hal yang t idak dinilai pada penilaian k ualif ik asi. Unsur -unsur yang dievaluasi sesuai dengan yang dit et apk an dalam

Di samping itu penting pula adanya interaksi yang intens antara atasan dan bawahan agar tertanam rasa tanggung jawab dan amanah terhadap tugas yang diemban (Mouris,

Efek foto listrik adalah gejala terlepasnya elektron dari permukaan logam karena logam disinari oleh gelombang elektromagnetik pada frekuensi tertentu.. Cahaya dilihat sebagai

Sistem pendidikan yang dibangun dalam Kuttab adalah menekankan pentingnya Iman sebelum Al-Qur’an dan Adab sebelum Ilmu. Hal ini tersebut bahwa kurikulum dalam Kuttab Al-Fatih

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:Sebagian besar responden

Abi Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari (w. 310 H) mengatakan bahwa makna dari ayat ini adalah: janganlah sebagian kalian memakan harta sebagian yang lain dengan cara yang batil

Dalarn membahas permasalahan perubahan pelaksanaan ritual tabuik serta perubahan makna dan simbol yang terkandung dalam ritual tersebut digunakan.. teori

benar- benar‟ (Poerwadarminta dalam Tarigan, 2013: 26). Gaya bahasa antitesis merupakan gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan, dengan