• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI - Optimalisasi Parameter Tradeoffhandoff Dengan Mengevaluasi Metode Handoff

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II DASAR TEORI - Optimalisasi Parameter Tradeoffhandoff Dengan Mengevaluasi Metode Handoff"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 KonsepSeluler

Dalam sistem komunikasi seluler, informasi dipertukarkan diantara Mobile

Station (MS) dan Base Transceiver Station (BTS) melalui sinyal radio. Setiap

BTS hanya dapat berkomunikasi dengan MS pada area terbatas berdasarkan

daerah cakupan BTS. Dengan sebutan lain, bahwa pengiriman sinyal radio

dibatasi pada rentang frekuensi tertentu, sehingga membutuhkan beberapa BTS

supaya dapat melayani area luas.

Sebuah BTS yang mencakup area tertentu disebut sel. Umumnya pemodelan

sel yang digunakan berbentuk heksagonal berulang dengan bentuk yang sama

dalam seluruh area yang dilayani BTS, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Setiap cakupan sel menyediakan sejumlah kanal tertentu, sehingga sebuah MS

atau lebih, dapat berkomunikasi dengan BTS secara bersamaan. Biasanya kanal

didefenisikan berdasarkan slot waktu, rentang frekuensi, kode sandi atau

kombinasi dari TDMA, FDMA atau CDMA [1,7].

Dalam sistem komunikasi seluler, seiring meningkatnya trafik useratau laju

pertambahan MS, maka dibutuhkan penambahan kapasitas kanal. Dalam

penambahan kapasitas kanal, tidak efektif jika hanya dengan mempertimbangkan

teknik modulasi saja. Solusi untuk penambahan kapasitas kanal dapat juga

dilakukan dengan mengecilkan area sel (mikro sel) dan penggunaan alokasi kanal

(2)

kanal pada sistem seluler, perlu dipertimbangkan interferensi yang terjadi, yaitu;

interferensico-channeldanadjacent channel[8].

Sekelompok sel bersebelahan yang menggunakan seluruh alokasi frekuensi

disebutclusterdan banyaknya sel disebut ukuran clusteratau faktor pengulangan

frekuensi. Pada Gambar 2.1 memperlihatkan model sel berbentuk heksagonal

dimana satuclusterterdiri dari tujuh sel.

sel

cluster 2

6 7

1

3

4 5

Gambar 2.1 Model satuclusterdengan tujuh sel

Bedasarkan perbedaan ukuran luas atau cakupan sel, maka sel dikategorikan

menjadi: femto, piko, mikro, makro dan mega sel. Ukuran femto sel biasanya

untuk mengkoneksikan peralatan pribadi seperti laptop. Untuk piko sel biasanya

mencakup area ruangan atau bagian ruangan didalam gedung. Sementara ukuran

mikrosel mencakup daerah urban, makrosel mencakup daerah sub-urban dan

megasel mencakup daerah yang luas sampai ratusan kilometer, yang biasanya

(3)

mikrosel

makrosel

pikosel

megasel

satelit

femtosel

gedung

Gambar 2.2Femto-, piko-, mikro-, mega- sel [8].

2.2 Propagasi Gelombang Radio

Pengetahuan tentang karakteristik propagasi radio merupakan prasyarat

dalam perencanaan untuk mendesain sistem komunikasi seluler. Berbeda halnya

dengan komunikasi tetap, bahwa profil lingkungan komunikasiselulersulit untuk

diprediksi. Propagasi gelombang radio sangat ditentukan oleh profil daerah, faktor

benda-benda bergerak, sifat frekuensi radio, kecepatan MS dan sumber-sumber

interferensi.

Mekanisme propagasi sinyal diantara transmitter dan receiver adalah

bervariasi, tergantung pada profil daerah disekitar lingkungan komunikasi seluler.

Mekanisme propagasi sinyal ini mengakibatkan sinyal yang diterima MS

mengalami fluktuasi. Fluktuasi sinyal dapat terjadi dalam tiga mekanisme, yaitu;

reflection,difractiondan hamburan atauscatter[8,9].

2.2.1 Reflection

Reflection atau pemantulan sinyal terjadi ketika sinyal yang merambat

(4)

gelombang sinyal tersebut. Pemantulan sinyal ini mengakibatkan sinyal

mengalami redaman. Redaman sinyal akibat reflection dipengaruhi oleh

faktor-faktor seperti; frekuensi radio, sudut sinyal memantul, sifat-sifat material dan

ketebalan bidang permukaan pantulan.Reflection dapat terjadi melalui permukaan

bumi, bangunan dan permukaan dinding [8, 9].

2.2.2 Difraction

Difraction (pembelokan) atau difraksi terjadi ketika sinyal yang merambat

diantara transmitter dan receiver, dihalangi oleh sisi permukaan yang tajam.

Pembelokan sinyal dapat terjadi ke berbagai arah yang bersumber dari sisi

penghalang yang dilalui sinyal tersebut. Gelombang sekunder yang dihasilkan dari

permukaan penghalang dapat mencapai ruangan dan bahkan belakang penghalang,

sehingga menyebabkan lenturan gelombang disekitar penghalang. Pada frekuensi

tinggi, difraksi bergantung pada geometri objek, amplitudo, fasa dan polarisasi

gelombang dimana titik terjadinya difraksi [8, 9].

2.2.3 Scatter

Sinyal akan mengalami scatter atau hamburan ketika membentur benda

yang memiliki dimensi disekitar atau lebih kecil dari dimensi panjang gelombang

sinyal. Benda yang dapat menyebabkan hamburan sinyal, seperti: dedaunan,

kendaraan, tiang-tiang lampu, rambu-rambu lalu lintas dijalan dan perabot dalam

ruangan. Sinyal yang terhalangi oleh benda-benda tersebut, tersebar menjadi

(5)

Kinerja sistem komunikasi dipengaruhi oleh efek propagasi sinyal, sehingga

efek propagasi sinyal perlu dipertimbangkan dalam perencanaan. Bila sinyal yang

langsung diterima oleh receiver (mobile station) secara LOS (line of sight), maka

pengaruh difraction dan scatter merupakan masalah kecil, meskipun reflection

dapat berakibat besar. Bila sinyal diterima tidak ada LOS, maka penerimaan

sinyal terutama terjadi melalui difraction dan scatter [10]. Pada Gambar 2.3

memperlihatkan mekanisme propagasi radio (scatter,reflectiondandifraction).

Gambar 2.3Mekanisme propagasi radio.

2.3 Model Propagasi

Dalam sistem komunikasi seluler, MS menerima sinyal dari BTS secara

bervariasi. Variasi level sinyal ini dikelompokkan menjadi tiga komponen, yaitu;

modelpathloss,shadowing dan multipath. Pada Gambar 2.4 menunjukkan ketiga

(6)

(dB)

log ( )

Gambar 2.4Pathloss,ShadowingdanFast fadingterhadap jarak

Masing-masing pathloss, shadow fading dan fast fading dijelaskan sebagai

berikut:

2.3.1 Pathloss

Pada komponen pathloss, sinyal diterima MS dari BTS dipengaruhi oleh

tiga sumber rugi-rugi (loss), yaitu; rugi-rugi ruang bebas, rugi-rugi gelombang

tanah dan rugi-rugidifraction. Hal ini mengakibatkan sinyal mengalami redaman

yang bergantung pada beberapa variabel, yaitu: variabel yang dapat dikontrol

seperti: frekuensi, tinggi antena; variabel yang dapat diukur seperti: jarak; dan

variabel tidak dapat dikontrol juga tidak dapat diukur secara pasti seperti: bukit,

topografi lingkungan dan lembah. Jadi, pengaruh keseluruhan faktor ini

diperkirakan sebagai pathloss [11]. Faktor pathloss terjadi akibat sinyal

mengalami rugi-rugi dari pemancar dan pengaruh propagasi dalam kanal radio.

(7)

2.3.2 Shadow Fading

Shadowing atau slow fading merupakan fluktuasi daya rata-rata sinyal

terima disekitar letak kejadian fluktuasi cepat, dengan perubahan sinyal yang

lambat. Fenomena shadowing terjadi karena adanya penghalang antara pemancar

dan penerima dilingkungan yang memiliki kontur menonjol seperti: pegunungan,

hutan, bangunan dan persimpangan jalan. Sinyal yang terhalangi akan mengalami

redaman karena sinyal mengalami absorption, reflection, difraction dan scatter.

Variasi sinyal karena shadowing, sebanding dengan panjang objek penghalang

antara pemancar dan penerima, yang terjadi pada jarak 10 sampai 100 m [8, 12].

2.3.3 Fast Fading

Fast fadingterjadi karena sinyal yang merambat daritransmitterkereceiver

dapat melalui beberapa jalur propagasi atau disebut dengan propagasi multipath.

Multipath terjadi karena sinyal dipantulkan dari objek seperti; bangunan, dinding

dan pegunungan, sehingga level sinyal yang diterima merupakan penjumlahan

dari sinyalmultipathyang mengalami perubahan amplitudo, fasa dan sudut datang

dipenerimaan. Hal ini dapat menyebabkan sinyal saling menguatkan (konstruktif)

atau menurunkan (destruktif). Fenomena multipath ini menyebabkan sinyal

diterima mengalami fluktuasi daya cepat atau fast fading dalam waktu singkat

[8,10].

2.4 Model Pengukuran Level Sinyal

Pada sistem komunikasi seluler, level sinyal diterima MS dapat diukur

(8)

pengukuran berdasarkan waktu kontinu merupakan pengukuran sebagai fungsi

waktu yang kontinu, sedangkan model pengukuran waktu diskrit merupakan

pengukuran berdasarkan unit sampel level sinyal pada interval waktu tertentu.

Pengukuran level sinyal berdasarkan model waktu kontinu dan model waktu

diskrit, masing-masing dinyatakan pada Persamaan 2.1 dan 2.2 [13,14].

, = , + , + , , ≥ 0

2.1

, = , + , + , , ≥ 0 2.2

Dimana, , menyatakan level sinyal yang diterima MS dari selama waktu kontinu . , menyatakan level sinyal yang diterima MS dari pada unit

sampel sinyal ke- . Ketiga suku penjumlahan dari kedua Persamaan 2.1 dan 2.2,

yaitu; , dan masing-masing mewakili komponen pathloss,shadow fading

danfast fading.

Adapun model pengukuran berdasarkan waktu diskrit merupakan pilihan

lebih akurat secara praktis daripada model pengukuran waktu kontinu untuk

mendapatkan pola handoff. Didalam sistem nyata, pengukuran level sinyal

disampel secara diskrit [13,14].

Komponen sinyal pathloss semakin mengecil seiring jarak MS menjauhi

BTS. Komponen sinyal shadow fading menyebabkan sinyal berfluktuasi dengan

skala besar dan komponen sinyalfast fadingmenyebabkan sinyal fluktuasi dengan

skala kecil [3].

Pada metode handoff, komponen fast fading diabaikan karena memiliki

korelasi jarak yang sangat singkat, yaitu dengan melewatkan sinyal melalui filter

(9)

rectangular dan eksponensial untuk memperhalus sinyal berfluktuasi akibat

shadow fading. Metode rata-rata yang dibahas adalah metode eksponensial.

Persamaan level sinyal setelah dirata-ratakan dengan metode eksponensial

berdasarkan waktu diskrit ke- dinyatakan dengan Persamaan 2.3 [3,14,15,16,17].

̅, = ̅, + (1 − ) , 2.3

Dimana ̅, menyatakan sinyal rata-rata , ; = / , dengan

menyatakan interval jarak sinyal disampel; menyatakan jumlah

sinyal sebanyak dirata-ratakan.

2.5Handoffdalam Sistem Seluler

Mobilitas merupakan fitur penting dalam sistem komunikasi seluler

nirkabel. Pada umumnya, layanan dapat tetap kontinu dengan menggunakan

mekanisme handoff atau serah terima layanan yang sedang berlangsung akibat

perpindahan MS dari satu BTS ke BTS lainnya dalam sistem seluler.

Proses handoff membutuhkan sumber daya jaringan untuk rute panggilan

dari BTS yang sedang mengendalikan MS ke BTS kandidat yang akan

mengendalikan MS. Dalam hal ini, jumlah handoff diharapkan minimal untuk

menghindari beban switching yang besar dan juga meminimalkan outage

(kegagalan koneksi) karenadelay handoffyang lama. Perancangan skemahandoff

yang buruk cenderung berakibat pada trafik sibuk yang berakibat pada penurunan

kualitas pelayanan buruk (Quality of Servicerendah ) [5].

Seiring meningkatnya trafik user, maka dilakukan peningkatan kapasitas

dengan konsep pembelahan sel untuk memperkecil daerah sel. Pembelahan sel ini

(10)

Daerah cakupan BTS atau sel yang semakin kecil karena pembelahan sel,

berakibat pada meningkatnya frekuensi jumlah MS yang melintasi daerah

perbatasan antar sel, sehingga dapat berdampak pada meningkatnya frekuensi

handoffyang terjadi.

Frekuensi handoff yang terjadi harus dikaji berdasarkan konsep fungsi

manajemen untuk mengefisiensikan metode handoff. Fungsi manajemen yang

dimaksud adalah upaya pencegahan menggunakan sumber transmisi radio yang

mahal, sementara mendapatkan standarQuality of Service (QoS) yang diharapkan

disisiuser[6].

Handoff merupakan elemen penting dalam sistem komunikasi seluler.

Sel-sel BTS menggunakan pembagian pita frekuensi, sehingga diperlukan fasilitas

koordinasi antara Mobile Station (MS), Base Tranceiver Station (BTS) yang

sedang aktif melayani MS dan BTS kandidat yang potensial melayani MS untuk

tetap menjaga kekontinuan layanan ketika terjadi perpindahan kanal.

2.5.1 TipeHandoff

Ada banyak metode untuk mengelompokkan proses handoff. Pada

sub-bagian berikut, dirangkum tiga metode yang umum digunakan.

2.5.1.1 Berdasarkan Transfer Kanal diantara BTS

Handoff berdasarkan transfer kanal diantara BTS, terdiri dari 2 bagian, yaitu [8]:

1. Soft handoff

Soft handoffterjadi apabila MS terkoneksi dengan dua atau lebih BTS dalam

(11)

lama telah diputuskan. Kejadian ini disebut dengan make before break.

Dalam sistem ini, karena sel-sel menggunakan frekuensi yang sama, maka

tidak perlu terjadi pergantian kanal ketika terjadi perubahan BTS dalam

melayani MS. Ilustrasi dari soft handoff ini ditunjukkan seperti pada

Gambar 2.5a.

2 1

3

1

2 3

Gambar 2.5a).Soft handoff dan b).Hard handoff.

2. Hard handoff

Pada tipe hard handoff, koneksi MS akan terputus dari BTS yang sedang

melayaninya sebelum terkoneksi ke BTS baru. Hal ini dikenal dengan

sebutan break before make. Pada prinsipnya, bahwalinklama akan terputus

dan link yang baru harus terbangun secepat mungkin, supaya

mempertahankan kualitas pelayanan. Lamanya waktu komunikasi terputus

dalam sistem GSM berbasis TDMA kira-kira 100 ms. Ketika handoff ini

(12)

tanpa disadari user. Disisi lain, pada transmisi data akan terjadi transmisi

data secara berulang, yang mengakibatkan terjadinya antrian dalam sistem.

Ilustrasi darihard handoffini ditunjukkan seperti pada Gambar 2.5b.

2.5.1.2Handoffdalam Jaringan Seluler

Handoff dalam sistem jaringan Global System for Mobile (GSM) dapat

melibatkan banyak elemen jaringan seperti:Base Transceiver Station (BTS),Base

Station Controlled (BSC) dan Mobile Switching Center (MSC). Proses handoff

yang melibatkan banyak elemen jaringan berakibat pada mahalnya kejadian

handoff [8]. Pada Gambar 2.6 mengilustrasikan elemen-elemen yang terlibat

dalam proseshandoffdalam jaringan GSM.

Gambar 2.6Handoffdalam elemen jaringan seluler (a) Handoff intersel atau intra BSC (b) Handoff inter BSC atau intra MSC (c) Handoff inter MSC atau intra sistem.

Handoffdapat terjadi antara sektor dalam sel yang sama. Handoffini sering

dikelompokkan sebagaihandoffintra sel atau inter sel dengan mempertimbangkan

(13)

1. Handoffintra sel

Handoff intra sel terjadi antara dua slot waktu atau saluran di BTS yang

sama.

2. Handoffinter sel atau intra BSC

Handoffinter sel terjadi antara dua BTS yang terhubung ke BSC yang sama.

3. Handoffinter BSC atau intra MSC

Handoff inter BSC terjadi dalam dua BTS yang terhubung ke BSC yang

berbeda dengan MSC yang sama.

4. HandoffInter MSC atau intra sistem

Handoff inter MSC terjadi diantara dua BTS yang terhubung ke BSC yang

berbeda dengan MSC juga berbeda.

5. Handoffinter sistem

Handoff inter sistem adalah handoff antara dua BTS yang terhubung ke

MSC yang berbeda dari dua PCS jaringan yang berbeda.

2.5.1.3 ProtokolHandoff

Pada protokol handoff, eksekusi handoff dapat terjadi berdasarkan proses

pengambilan keputusan yang tersentralisasi atau desentralisasi, misalnya:

keputusan handoff dapat dilakukan di MS atau BTS. Dari sudut pandang ini,

dikenal tiga jenis keputusanhandoff, yaitu [7,18]:

1. Network Controlled Handoff( NCHO )

Pada protokol NCHO, bahwa jaringan mengambil keputusan untuk handoff

(14)

jaringan menjembatani koneksi antara BTS lama dengan BTS baru dan

meminimalisasi durasihandoff.

2. Mobile Assisted Handoff( MAHO )

Untuk mengurangi beban jaringan, MS bertanggungjawab untuk mengambil

informasi pengukuran level sinyal yang diterima dan secara berkala

mengirim informasi level sinyal tersebut ke BTS. Berdasarkan informasi

pengukuran sinyal yang diterima, BTS atau MSC akan memutuskan kapan

handoff. MAHO digunakan dalam GSM. Waktu eksekusi handoff sekitar 1

detik [7].

3. Mobile Controled Handoff( MCHO )

Pada MCHO, MS sepenuhnya mengambil keputusan handoff, dimana MS

dan BTS masing-masing mengukur informasi yang diperlukan. Hasil

informasi dari BTS akan dikirim ke MS. MS mengukur level sinyal dari

BTS yang aktif dan memperoleh informasi level interferensi semua kanal.

MS tidak mempunyai informasi tentang kualitas sinyal dari MS lain, tetapi

keputusan handoff yang dibuat seharusnya tidak boleh menyebabkan

interferensi ke MS lain. Keputusan handoff akan terjadi, jika level sinyal

BTS yang sedang melayani MS lebih rendah dari BTS lainnya, yang

ditentukan berdasarkantresholdtertentu.

2.6 ProsesHandoff

Proseshandoffdapat dibagi kedalam tiga tahap yang berbeda, yaitu [19]:

1. Tahap inisiasi yaitu: membahas tentang masalah link radio

(15)

2. Tahap eksekusi yaitu: mengacu pada efisiensi manajemen sumber

radio dan juga meliputi strategi pengalokasian kanal.

3. Transfer panggilan aktual, dengan tetap memegang syarat kualitas

layanan bagiuser.

Adapun beberapa variasi parameter dalam mengeksekusi handoff. yaitu;

berdasarkan level sinyal, intensitas trafik jaringan, perbandingan carrier

-interferensi, bit error rate, jarak, daya transmisi dan kecepatan [20]. Eksekusi

handoffberdasarkan informasi sinyal terdiri dari metode yang bervariasi.

Adapun beberapa metode inisiasi handoff berdasarkan informasi level

sinyal, yaitu: relatif level sinyal, relatif level sinyal dengan treshold, relatif level

sinyal dengan histeresis, dan relatif level sinyal dengan histeresis dan treshold

tetap [3,4,16]. Histeresis adaptif dengan nilainya dinamik berdasarkan informasi

jarak [21]. Suboptimal SDH menginisiasi handoff berdasarkan degradasi sinyal

[15]. Berikut ini dijelaskan masing-masing metode tersebut sebagai berikut:

2.6.1 Metode Relatif Kuat Sinyal

Pada metode Relatif Kuat Sinyal, BTS yang akan melayani MS dipilih

berdasarkan perhitungan sinyal rata-rata terkuat yang diterima MS dari BTS.

Metode ini menghasilkan banyaknya kejadian handoff yang tidak perlu, bahkan

ketika sinyal BTS yang sedang melayani MS berada pada tingkat kualitas sinyal

(16)

2.6.2 MetodeThreshold

Pada metode Threshold, handoff terjadi jika level sinyal BTS yang sedang

aktif cukup lemah (berada dibawah level threshold tertentu), sementara BTS

tetangga memiliki sinyal yang lebih tinggi. Nilai threshold bergantung pada

perbandingan relatif level sinyal dari dua BTS dimana keduanya berada pada titik

yang sama.

Jika threshold lebih tinggi dari nilai , seperti ditunjukkan pada Gambar

2.7, maka Metode Threshold ini bekerja seperti Relatif Kuat Sinyal, sehingga

handoff terjadi pada posisi A. Jika threshold lebih tinggi dari nilai seperti

diperlihatkan pada Gambar 2.7, maka MS akan menunda handoff sampai level

sinyal BTS yang sedang melayani MS melewati threshold di posisi B. Pada

threshold diposisi D, tundaan akan begitu lama sehingga MS masih dilayani

oleh BTS , sehingga MS menyimpang terlalu jauh ke daerah sel BTS kandidat.

Hal ini menurunkan kualitas dari link komunikasi BTS dan dapat menyebabkan

panggilan drop. Selain itu hasil ini menambah interferensi co-channel pada MS.

Jadi, skema ini dapat menciptakan cakupan sel yang tumpang tindih.

Threshold tidak secara tunggal digunakan dalam praktek karena

efektifitasnya tergantung pada pengetahuan sebelumnya dari persilangan level

(17)

Kuat sinyal

Gambar 2.7Skema inisiasi keputusanhandoffdiantara dua BTS.

2.6.3 Metode Histeresis

Pada metode Histeresis, MS akan handoff dari BTS ke BTS jika level

sinyal BTS lebih besar daripada BTS (BTS yang sedang melayani atau aktif)

sebesar margin histeresis, H seperti diperlihatkan pada Gambar 2.7. Pada kasus ini

handoffterjadi pada titik C.

Teknik ini mencegah efek ping-pong, yaitu: handoff terjadi secara berulang

diantara dua BTS atau lebih karena sinyal berfluktuasi dengan cepat diterima oleh

MS dari setiap BTS. Jadi, handoff pertama mungkin tidak diperlukan jika BTS

yang sedang aktif masih memiliki level sinyal yang cukup [3,4,16].

2.6.4 MetodeThresholddengan Histeresis

Pada metode Threshold dengan Histeresis, handoff akan diawali jika level

sinyal BTS yang sedang melayani MS berada dibawah level threshold tertentu

(18)

2.6.5 Metode Histeresis Adaptif

Pada metode Histeresis Adaptif, inisiasi handoff terjadi apabila level sinyal

BTS kandidat yang akan melayani MS, lebih besar dari pada level sinyal BTS

yang sedang aktif melayani MS. Nilai histeresis adaptif merupakan fungsi jarak,

sehingga nilainya berubah secara dinamik, yang ditulis dengan Persamaan 2.4

[21].

= 20 1 − , 0 2.4

dimana, = jarak antara MS terhadap BTS yang sedang melayani, = radius sel.

Histeresis berubah-ubah diantara 0 sampai 20 . Histeresis semakin besar

ketika jarak MS dengan BTS semakin dekat, sebaliknya histeresis semakin kecil

ketika MS semakin menjauhi BTS yang melayaninya. Metode ini dapat

mengurangi jumlah handoff tidak perlu dengan tetap memelihara kualitas sinyal.

Histeresis yang berubah-ubah sebagai fungsi jarak , diilustrasikan pada

Gambar 2.8.

(19)

2.6.6 Suboptimal Signal DegradationHandoff

Metode handoff yang optimal dapat didesain berdasarkan gabungan nilai

ekspektasi sinyal terdegradasi [ ] dan ekspektasi jumlah handoff [ ],

masing-masing dinyatakan dengan Persamaan 2.5 dan 2.6 [15].

[ ] = ∑ ̅, < 2.5

[ ] = ∑ { = 1} 2.6

Dimana ̅, < merupakan probabilitas kejadian ̅, berada dibawah

. merupakan level sinyal minimum yang masih dapat melayani MS.

menyatakan fungsi keputusan handoff, dimana = 1 menyatakan apabila

handoff terjadi, sebaliknya = 0 menyatakan handoff tidak terjadi. Fungsi

proses keputusan handoff = [ , , …, ], didesain supaya diperoleh

tradeoff antara ekspektasi sinyal terdegradasi [ ] dan ekspektasi jumlah

handoff [ ], yang dinyatakan dengan formulasi Bayes pada Persamaan 2.7 [2].

[ ] + [ ] 2.7

Dimana > 0 adalah parameter yang dapat divariasikan sesuai perubahan

lingkungan. Formulasi Bayes berdasarkan Persamaan 2.7, diselesaikan

berdasarkan pemrograman dinamik yang telah dibahas pada jurnal (2,15,19).

Secara praktis lintasan MS tidak dapat diketahui seluruhnya. Dengan

membatasi keputusan handoff hanya pada waktu dan + 1, maka diperoleh

solusi suboptimal yang dinyatakan dengan Persamaan 2.8 [15].

=

1, ̅ ( ), < | +

< ̅ ( ), < |

0,

(20)

Dengan adalah informasi yang dibutuhkan pada waktu . Karena distribusi

bersyarat ̅, yang terdiri dari , dan ̅, adalah Gaussian, maka probabilitas

pada Persamaan 2.8 ditentukan oleh syarat mean dan variansi, masing-masing

dinyatakan pada Persamaan 2.9 dan 2.10.

̅, = ̅, + (1 − )[ , + (1 − ) − log , / , ] 2.9

̅, = = ( 1 − ) ( 1 − ) 2.10

Rumus keputusan suboptimal diatas disebut sebagai suboptimal Signal

Degradation-Handoff, yang ditulis menjadi Persamaan 2.11 [15].

=

1, ( ( ) , ) + < ( ) ,

0,

2.11

dimana, ( , ) − + ̅,

( ) 1

√ 2

/

Adapun metode handoff diatas, dapat dikelompokkan secara kualitatif yang

(21)

Tabel 2.1Perbandingan metodehandoffsecara kualitatif No

Metodehandoff Parameter

kontrol Deskripsi

1 Relatif kuat sinyal interval jarak rata-rata

Interval jarak rata-rata yang besar mengurangi handoff ping-pong, menimbulkan banyaknyahandofftidak perlu.

2 Threshold threshold Treshold yang tinggi menimbulkan handoff tidak perlu, Treshold yang terlalu rendah dapat menimbulkan delay terlalu lama dan dapat berakibat pada kejadian drop serta interferensico-channel.

3 Histeresis margin

histeresis

Mencegahhandoffping-pong, histeresis terlalu besar berakibat pada delay terlalu lama, dapat menciptakanhandofftidak perlu danhandoffke sel yang salah

4 Thresholddengan histeresis

histeresis dan threshold

Mengurangihandofftidak perlu,delay handofftinggi

5 Histeresis adaptif histeresis Histeresis berubah-ubah sebagai fungsi jarak sehingga mengurangi probabilitas handofftidak perlu

6 Signal Degradation Handoff

(22)

2.7 Mekanisme EvaluasiHandoff

Ada tiga mekanisme dasar yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja

metodehandoff, yaitu; pendekatan analitis, simulasi dan emulsi [7].

2.7.1 Pendekatan Analitis

Pada pendekatan analitis, secara cepat dapat diperoleh ide tentang kinerja

dari beberapa metodehandoffuntuk skenariohandoffyang sederhana. Pendekatan

ini akan valid jika dibatasi pada kondisi tertentu, misalnya; mengasumsikan profil

level sinyal.

Pada kenyataannya, prosedur handoff sangat kompleks dan tidak memiliki

memori. Hal ini menyatakan bahwa pendekatan secara analitis tidak realistis.

Dalam kondisi sebenarnya, pendekatan ini begitu kompleks dan membutuhkan

proses matematis yang rumit.

2.7.2 Pendekatan Simulasi

Pada pendekatan simulasi, untuk mengevaluasi kinerja metodehandoffdapat

dilakukan dengan menggabungkan gambaran parameter sistem seluler dan

lingkungan yang mempengaruhi sistem seluler itu. Beberapa model simulasi,

cocok untuk mengevaluasi tipe metode handoff yang berbeda. Hal ini dilakukan

berdasarkan skenario handoff yang bervariasi dirancangkan dan yang banyak

digunakan dalam literatur.

Pada umumnya, pendekatan simulasi digunakan untuk membandingkan

metode handoff yang berbeda dan juga menyediakan pengetahuan tentang

(23)

harga efektif untuk mengevaluasi mekanisme handoff. Pendekatan analitis

menyumbangkan pengetahuan tentang perilaku handoff dengan cepat, sementara

simulasi menyediakan skenario handoff yang kompleks. Oleh karena itu,

kombinasi dari pendekatan analitis dan simulasi menyumbangkan manfaat yang

lebih bagus untuk mengevaluasihandoff.

Model simulasi biasanya terdiri dari satu atau lebih komponen berikut;

model sel, model propagasi, model trafik dan model pergerakan. Pada Gambar 2.9

ditunjukkan komponen dari tipe model simulasi.

Gambar 2.9Komponen model simulasi [7].

Model sel, model propagasi, model trafik dan model pergerakan dijelaskan

sebagai berikut:

1. Model sel

Model sel berkaitan dengan perencanaan sel berdasarkan lingkungannya,

seperti; mikrosel dan makrosel. Sel juga dapat dianggap berbentuk

lingkaran, heksagonal untuk mempertimbangkan handoff diantara dua atau

lebih sel.

Model simulasi

Model sel

Model propagasi

Model pergerakan

Shadowing fading

Pathloss

(24)

2. Model propagasi

Kinerja sistem komunikasi seluler secara signifikan dipengaruhi oleh kanal

radio. Perambatan gelombang melalui kanal radio memiliki mekanisme

berbeda, yaitu;reflection,difractiondanscatter.

Model propagasi dibedakan untuk propagasi outdoor dan indoor.

Berdasarkan tipe lingkungan, model propagasi dibedakan untuk daerah

urban dan rural. Berdasarkan karakteristik propagasinya, model propagasi

dibedakan untuk mikrosel dan makrosel. Model propagasi biasanya terdiri

dari pathloss, model fading lambat atau shadow fading dan model fading

cepat ataufast fading.

3. Model pergerakan

Mobile Station memiliki kecepatan berbeda pada waktu-waktu tertentu.

Arah pergerakan MS juga berubah-ubah pada waktu-waktu tertentu.

2.7.3 Pendekatan Emulsi

Pada pendekatan emulsi menggunakan software simulator yang

menyediakan metode handoff untuk melakukan proses pengukuran variabel,

misalnya; level sinyal dan bit error rate. Pada kenyataannya, pengukuran

propagasi didasarkan atas simulasi dengan keuntungan menyediakan pengetahuan

lebih baik tentang kanal radio dan pengukuran data yang lebih akurat. Kelemahan

utama pendekatan emulsi adalah ketika memerlukan pengukuran secara periodik

dan tidak sesuai untuk membandingkan metodehandoffpada platform yang sama.

Referensi

Dokumen terkait

Dari revisi siklus I didapatkan hasil yang lebih baik dikarenakan pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I dengan nilai rata-rata 73,74%

Lima Puluh Kota..

Secara kumulatif nilai impor Sumatera Barat Januari-Oktober 2015 mencapai US$519,0 juta atau mengalami penurunan sebesar 41,53 persen dibanding periode yang sama

Hasil penelitian menemukan menemukan ada hubungan frekuensi menonton tayangan kekerasan di televisi dengan perilaku bullying pada anak usia sekolah di SD Muhammadiyah Mlangi,

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bentuk-bentuk penipuan melalui Facebook dan dampak yang terjadi kepada anggota U2 management ketika identitasnya diambil untuk

Untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam Program Studi S3 Ilmu Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.. dan Dipertahankan Di hadapan Panitia Ujian Doktor Tahap

• (Ketika lima objek indriawi telah sampai ke dalam jangkauan lima pintu, [mereka] hanya mencapai kestabilan setelah satu momen kesadaran berlalu atau beberapa momen kesadaran

Pertumbuhan dan produksi padi yang ditanam pada tanah yang berasal dari sawah yang sama dengan sawah pada percobaan padi gadu secara signifikan meningkat setelah diaplikasi