• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konformitas Internalisasi Siswa Terhadap Peraturan Sekolah dan Implikasinya dalam Layanan Bimbingan dan Konseling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konformitas Internalisasi Siswa Terhadap Peraturan Sekolah dan Implikasinya dalam Layanan Bimbingan dan Konseling"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

dan Info Artikel:

Diterima 08/01/2014 Direvisi 12/01/2014 Dipublikasikan 28/02/2014

Volume 2 Nomor 1, Februari , Hlm 36-41

Konform dan Imp

Fatmi Yulfitri, Marjohan, & Afriza

Universitas Negeri Padang

Abstract

Internalization of conformity conformity in school envir consider everything in beh adhere to school rules suc others. This research aims of arrival and presence, ru guidance and counseling research is quistionnaire. Bukittinggi and samples a internalization of conform regulation of arrival and pr

Keyword:Internalization of confo

Copyright © 2014 IICE - Multika Rights Reserved

Indonesian Institute for Counselin

PENDAHULUAN

Peraturan sekolah merupak meningkatkan disiplin pada diri s Basori (1989: 52) menjelaskan ba harus menyadari bahwa di dalam pada diri siswa maka tujuan pendid

Dalam mentaati peraturan Pengaruh sosial yang terjadi dala

Donn Byrne (2003: 53) “konform dan tingkahlaku mereka agar sesua

Konformitas dapat berben internalisasi. Konformitas internalis siswa terjadi dengan adanya kekua pilihan dalam berfikir dan berpend Berdasarkan wawancara ya Model Bukittinggi terungkap bahw merasa jadwal masuk sekolah ter diterapkan di sekolah mereka. Sis

dan

Volume 2 Nomor 1, Februari , Hlm 36-41

rmitas Internalisasi Siswa Terhadap Peraturan Sekolah plikasinya dalam Layanan Bimbingan dan Konseling

rizal Sano

rmity need to be developed in education. Development of inte vironment make students can optimize their internal ability behaving to obey school rules. In fact the social causes such as fear sanctioned, want to be praised. Shame ridicule ims to describe student’s internalization of conformity with th

, rules in learning and common rules in school and their im ling services. The method used is descriptive research. Th

ire. The population in this research was all students MA s are 90 people. The finding of the research revealed formity student for rules relatively middle in schools r

presence, rules in learning and common rules in school.

nformity, School rules

ltikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselo

ling and Education (IICE) Multikarya Kons

pakan unsur yang penting dalam dunia pendidikan. Peratu i siswa dan menjadikan siswa yang memiliki kepribadian y bahwa disiplin merupakan aspek penting di dalam pembina m kehidupan bermasyarakat diperlukan kedisiplinan. Deng

didikan akan tercapai.

ran sekolah, siswa patuh terhadap peraturan karena ad alam hubungan pendidikan disebut konformitas. Menuru

ormitas merupakan suatu jenis pengaruh sosial dimana ind

suai dengan norma sosial yang ada”.

bentuk konformitas membabi buta, konformitas identifi nalisasi perlu dikembangkan dalam pendidikan. Konformita kuatan pikiran, perasaan, pengalaman, hati nurani dan seman endapat. (Prayitno, 2009: 72-74).

yang peneliti lakukan tanggal 18 Februari 2013 kepada ahwa mereka pada umumnya pernah terlambat dan ada yang

terlalu cepat dan membuat mereka keberatan dengan pera Siswa tersbut juga mengatakan bahwa takut diberi sanksi d

dan

Ikatan Konselor Indonesia (IKI)

Volume 2 Nomor 1, Februari , Hlm 36-41

h ling

f internalization of ility to think, feel, es make students iculed friends and ith the regulations ir implications in . The instrument ts MAN 1 Model led that most of relating to the l.

elor Indonesia - All

raturan ditegakkan untuk n yang baik. Sutjipto dan inaan siswa, karena siswa ngan adanya kedisiplinan

adanya pengaruh sosial. urut Robert A.Baron dan individu mengubah sikap

tifikasi dan konformitas itas internalisasi pada diri angat untuk menentukan

(2)

Siswa yang absen sebanyak 5 oran ruang BK kemudian diberi sanksi yang kedapatan memakai aksesorie tidak mengembalikannya.

Dari fenomena tersebut te pengalaman, hati nurani semang peraturan sekolah belum terlihat. U internalisasi siswa dalam mematu peraturan sekolah tersebut. Oleh terhadap terhadap Peraturan Seko dan Konseling

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunaka ini adalah semua siswa MAN 1 M Instrumen yang digunakan untuk digunakan dalam penelitian ini a alternatif pilihan jawaban Sanga kesesuaiannya 61-80%, KurangSe kesesuaiannya 21-40%, Sangat T yang diperoleh dianalisis dengan 129)

P = x 100 Keterangan :

P = Persentase jawaban f =Frekuensijawaban

n = Jumlah keseluruhan respond

Klasifikasi kategori tingkat 81% - 100% = sangat tinggi 61% -80% = tinggi 41% - 60% = sedang 21% - 40% = rendah

0 - 20% = sangat rendah

HASIL

Berdasarkan hasil pengolah

Rekapitulasi ko

No.

1 Konformitas peraturan ke

2 Konformitas peraturan da

3 Konformitas peraturan um

rang kelas X, 15 orang kelas XI dan 22 orang kelas XII. Sis ksi sesuai dengan skor pelanggaran. Kemudian saat upacara ories berlebihan seperti gelang. Lalu guru BK mengambil

t terlihat bahwa kekuatan- kekuatan manuasiawi siswa sep angat dan bertingkah laku (konformitas internalisasi) s

t. Untuk itu diperlukan upaya guru BK dalam mengembang atuhi peraturan sekolah sehingga dengan sendirinya siswa leh sebab itu, penulis ingin meneliti mengenai Konformita

kolah di MAN 1 Model Bukittinggi dan Implikasinya dala

N

kan metode kuantitatif dengan pendekatan analisis deskrip Model Bukittinggi, sedangkan sampel dalam penelitian in tuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angk i adalah angket tertutup dengan menggunakan skala mod

gatSesuai (SS) jika tingkat kesesuaiannya 81%-100%, Se Sesuai (KS) jika tingkat kesesuaiannya 41-60%%, Tidak Se t Tidak Sesuai (STS) jika tingkat kesesuainnya 0%-20%,

n menggunakan teknik persentase yang dikemukakan ole

nden

kat konformitas internalisasi siswa terhadap peraturan sekola

lahan data, maka hasil penelitian ini dapat digambarkan seb

Tabel 1.

i konformitas internalisasi siswa terhadap peraturan sek

Sub Variabel Persentase Kateg

% itas internalisasi siswa terhadap

kedatangan dan kehadiran 56 Seda

itas internalisasi siswa terhadap

dalam belajar 54,4 Seda

itas internalisasi siswa terhadap

umum sekolah 62,1 Ting

Siswa tersebut diproses di ara bendera banyak siswa il aksesories tersebut dan

seperti pikiran, perasaan, siswa untuk mematuhi ngkan kekuatan-kekuatan wa menyadari pentingnya mitas Internalisasi Siswa alam layanan Bimbingan

riptif. Populasi penelitian n ini berjumlah 90 orang. ngket. Jenis angket yang odel likert dengan lima %, Sesuai (S) jika tingkat k Sesuai (TS) jika tingkat %, sedangkan untuk data leh Nana Sudjana (2001:

olah yaitu:

ebagai berikut :

sekolah

tegori

Sedang

Sedang

(3)

Dari tabel diatas dapat disim dan kehadiran tergolong sedang dalam belajar tergolong sedang d umum sekolah tergolong tinggi de

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengolah sesuai dengan pertanyaan penelitia

1. Konformitas internalisasi s Faktor yang menyeba sekolah bisa disebabkan adan maka dalam diri siswa terseb 72) bahwa konformitas mem bagi diri individu. Dalam ka jika ia tidak hadir ke sekolah materi pelajaran yang tidak d Tindakan tegas yang berguna sebagai perbaikan. adanya tindakan tegas yang ganti rugi; anak mengganti k tidak meniru perbuatan yang alam; belajar dari pengalama

Perilaku siswa yang tid disebabkan adanya pengaruh tidak mendapatkan pujian d bukan karena dirinya melain proses pendidikan.

Pendidikan harus ma sesuai dengan norma atau atu internalisasi akan menjadika menjunjung tinggi HMM sis sekolah khususnya guru bim yang positif.

2. Konformitas internalisasi si Temuan penelitian peraturan dalam belajar ter internalisasi negatif dalam m ada siswa yang sering keluar di rumah, terlambat, absen, m serta tindakan lainnya.

Siswa memiliki hak d banyak dan memiliki kewajib penuh konsentrasi, tidak kelu Dalam hal ini ada sebagian si bukan karena dirinya melaink temannya.

Hal ini sesuai dengan ada beberapa hal yang mendo adanya keinginan untuk men

isimpulkan bahwa: (1) konformitas internalisasi siswa terha g dengan persentase 56% (2) konformitas internalisasi s dengan persentase 54,4% (3) konformitas internalisasi s i dengan persentase 62,1%

lahan data yang telah dilakukan sebelumnya, berikut ini dik litian yang diajukan:

si siswa terhadap peraturan kedatangan dan kehadiran. ebabkan siswa mematuhi aturan sekolah yang berkaitan d danya suatu sanksi. Artinya jika siswa datang kesekolah ka sebut terjadi konformitas membabi buta. Seperti yang dije embabi buta diwarnai dengan adanya rasa takut akan sanks kaitan ini siswa belum menyadari, menghayati, memikirka lah akan merugikan dirinya seperti ketinggalan pelajaran d k di ikutinya.

ng mendidik yang diberikan kepada siswa yang melang n. Menurut Habulllah (2011: 32) bahwa ada beberapa a ng mendidik yaitu alasan memperbaiki; anak memperbaik ti kerugian akibat perbuatanya, alasan melindungi; orang la ng salah, dan alasan menakutkan; anak takut mengulanginy man.

g tidak melanggar peraturan sekolah seperti absen, cabut d ruh orang lain seperti malu ditertawakan teman, takut dipan dari guru. Semua itu mencerminkan bahwa siswa datan lainkan adanya pengaruh orang lain. Hal ini bukan hal yang

mampu mengembangkan kemampuan internal siswa agar aturan yang berlaku. Seperti yang dikemukakan Prayitno (2

ikan siswa menjadi diri pribadi yang berkembang melalu siswa. Jadi dapat disimpulkan jika proses internalisasi di

imbingan dan konseling maka akan menjadikan siswa yan

i siswa terhadap perturan dalam belajar.

n mengungkapkan bahwa konformitas internalisasi sis tergolong sedang. Namun sebagian lagi siswa yang memenuhi tuntutan dalam belajar. Di lihat dari fenomena ar masuk kelas ketika guru menerangkan pelajaran, siswa y , mengobrol, memainkan HP, memakan makanan saat be

k dan kewajiban dalam belajar. Siswa memiliki hak untuk m ajiban mematuhi aturan yang berkaitan dengan belajar. se eluar keluar selama proses pembelajaran berlangsung, mem siswa yang tidak memenuhi tuntutan tersebut dan adanya inkan karena menarik simpati dari orang lain contohnya guru

an yang dikemukakan N.Frandsen (dalam Sumadi Suryabr dorong seseorang untuk belajar yaitu adanya sifat ingin tah endapatkan simpati dari orangtua, guru, dan teman-teman,

hadap perturan kedatangan i siswa terhadap peraturan i siswa terhadap peraturan

ikemukakan pembahasan

n.

dengan kehadirannya di karena takut diberi sanksi ijelaskan Prayitno (2009: nksi yang membahayakan irkan, mempertimbangkan dan tidak mengerti akan

langgar peraturan sekolah a alasan yang mendasari aiki perbuatannya, alasan lain dilindungi sehingga nya serta alasan hukuman

t dan terlambat juga bisa ipanggil keruang BK serta tang dan hadir kesekolah ng baik bagi siswa dalam

ar tercipta perilaku yang (2009: 81) bahwa proses lalui suasana bebas yang i diupayakan oleh guru di yang berkembang ke arah

siswa berkaitan dengan g memiliki konformitas na di sekolah yaitu masih a yang tidak membuat PR belajar, ribut, menyontek

k mendapatkan ilmu yang . seperti bersikap tenang, embuat PR dan lain-lain. ya yang memenuhi tetapi uru, orang tua dan

(4)

memperbaiki kegagalan, serta dapat mendorong seseorang u

Jika alasan memenuhi itu merupakan konformitas id identifikasi terjadi karena ad berasal dari seseorang. Namu belajar karena ia meyakini bela

Bermula dengan ada menpercayai, meniru bahkan Prayitno (2009: 73) bahwa ko siswa seperti kesukarelan, ke dapat tumbuh secara berang bersemangat dan meiliki kema

3. Konformitas internalisasi si Dalam memenuhi per kewajiban siswa menjaga keb menjaga kebersihan sekolah akan menciptakan suasana perhatiannya tidak terpecah ol

Hal ini sesuai dengan terartur, tertib, tenang terseb perhatian, sungguh-sungguh sekolah itu penting untuk men

Selanjutnya siswa ya tawuran antar pelajar, umumn pelajar merupakan pelanggar orangtuanya. Skorsing bisa m diterapkan di sekolah tersebu dan keyakinan siswa bahwa ta itu dari segi belajar, fisik m melanggar.

Untuk itu guru berpe pendapat Prayitno (2009: 8 kekuatan pada diri siswa y pertimbangan-pertimbangan y Mengembangkan kek lingkungan yang penuh keku terjadi secara berangsur-ang kekuasaan dan karisma dalam Dimensi karisma dan mendorong dan memberikan atau pendidik itu sendiri. Jad pertimbangan rasional, perasa sekolah.

4. Implikasi dalam layanan bim Guru bimbingan dan konselin dengan hasil penelitian me dikembangkan kekuatan inter konseling mengenai konform

erta adanya hukuman atau ganjaran. Jadi guru, orangtua d g untuk memenuhi tuntutan dalam belajar.

uhi tuntutan belajar karena pengaruh orang lain yang disena s identifikasi. Seperti yang dikemukakan Prayitno (2009: 7 adanya kesukarelaan, kepercayaan, pengakuan, kesenanga mun alangkah lebih baik jika siswa di sekolah mampu mem belajar untuk kebaikan dirinya sendiri dan demi masa depan

danya pengakuan dan penerimaan siswa terhadap gurun an mengidolakan guru di sekolah. Hal itu senada denga konformitas identifikasi tergolong lebih manusiawi karena m kepercayaan, pengakuan, kesenangan dan kepuasaan. Nam ngsur-angsur jika guru menganggap siswa memiliki po mampuan yang amat besar dalam meraih sesuatu dari guru.

i siswa terhadap peraturan umum sekolah.

peraturan sekolah ada siswa yang melanggar dan ada sisw ebersihan lingkungan sekolah. Masih ada siswa yang belum

h dan kelas. Padahal dengan menjaga kebersihan kelas d a belajar yang nyaman, bersih sehingga siswa bisa f

oleh buruknya kondisi lingkungan sekolah.

an pendapat Tulus (2004: 36) yang menyatakan bahwa lin sebut memberikan gambaran lingkunagn siswa yang gia uh dan kompetitif dalam kegiatan pembelajarannya. Jad enciptakan suasana belajar yang nyaman penuh perhatian. yang mematuhi peraturan sekolah seperti dilarang untuk mnya siswa tidak melakukan karena takut diskors. Melaku garan berat. Siswa yang melakukan akan di skorsing da a membuat siswa takut dan jera apalagi hukuman skorsing

but. Namun alangkah lebih baik jika guru di sekolah meng a tawuran dan pelanggaran berat lainnya benar-benar sanga maupun psikologis siswa bukan hanya sekedar ancama

pengaruh dalam rangka mengembangkan internalisasi siswa : 81) bahwa konformitas internalisasi siswa berlangsung yaitu kekuatan berfikir, merasakan, berpengalaman ya n yang matang terhadap apa yang dilakukan siswa.

ekuatan internalisasi siswa menjadikan siswa mandiri d kuasaan dan karismanya seorang guru. Pengembangan ke ngsur. Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (2009 lam pendidikan berpusat pada guru maka dimensi internalisa an kekuasaan mengakibatkan penyerahan diri siswa ke g n kesempatan pengembangan kedirian siswa secara berangs Jadi kemampuan internalisasi terjadi jika kekuatan-kekutan asaan, nilai dan sikap, pengalamanya digunkan siswa untu

n bimbingan dan konseling

eling memiliki peranan penting dalam mengembangan kep mengenai konformitas internalisasi siswa, masih bany ternalisasinya terhadap peraturan sekolah. Maka implikasi rmitas internalisasi siswa terhadap peraturan sekolah ada

a dan teman sebaya juga

enangi dan disegani maka : 73) bahwa konformitas gan dan kepuasaan yang emenuhi tuntutan dalam an siswa.

runya menjadikan siswa gan yang dikemukakan a menyentuh anah afektif amun internalisasi siswa potensi yang luar biasa, ru.

iswa yang patuh. Seperti um menyadari pentingnya s dan lingkungan sekolah fokus dan giat karena

lingkungan sekolah yang iat, gigih, serius, penuh adi menjaga lingkungan n.

uk tidak melakukan aksi kukan aksi tawuran antar dan bisa dipulangkan ke ing memang benar-benar engembangkan kesadaran gat merugikan siswa baik an hukuman jika siswa

wa. Hal ini sesuai dengan ng ketika diaktifkannya yang dipadukan melalui

i dan suasana bebas dari kemampuan internalisasi 09: 79) bahwa dimensi lisasi berpusat pada siswa.

e guru maka internalisasi ngsur-angsur kepada guru tan dalam dirinya berupa ntuk mematuhi peraturan

(5)

layanan-layanan BK oleh gu diberikan oleh guru bimbinga

a. Layanan Orientasi Layanan orientasi da saat dalam masa orientasi berupa pengenalan peratu berupa peraturan sekola peraturan sekolah terseb pelanggaran terhadap per b. Layanan Informasi

Layanan Informasi dibe sehingga bisa dimanfaatk hari. Berkenaan dengan k

informasi yang diberikan sekolah dan dampak mela

menambah pengetahuan melanggar, sehingga men mempertimbangkan bahw maupun dari segi psikolo c. Layanan Konseling Peror Layanan konseling peror Guru Bimbingan dan kon pelanggarannya dan sika aturan sekolah. Denga mengoptimalisasi kekuata merasakan akibat bila per d. Layanan Konseling kelom

Layanan konseling kelom terhadap dengan peratu berdiskusi tentang akibat siswa saat melanggar pera bahwa apabila melangga proses pembelajaran.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitia internalisasi siswa terhadap peratu dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. konformitas internalisasi sisw sekolah tergolong sedang den 2. Konformitas internalisasi sisw 3. Konformitas internalisasi sisw

SARAN

Berdasarkan hasil temuan d sebagai berikut:

1. Diharapkan Guru bimbingan bila tidak dipatuhi bagi diri siswa dalam proses pembelaja

guru bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan dan gan dan konseling adalah:

i dapat diberikan kepada siswa dalam rangka memasuki ling tasi siswa (MOS). Materi layanan orientasi yang diberikan g raturan sekolah, jenis-jenis pelanggaran dan sanksi. Deng olah, pelanggaran dan sanksi siswa dapat menyesuaikan sebut, Siswa paham mengenai peraturan sekolah dan d

eraturan sekolah.

iberikan kepada siswa dengan tujuan agar siswa mempe atkannya dalam berperilaku dan mengembangkan dirinya da n konformitas internalisasi siswa terhadap peraturan sekola

an guru bimbingan dan konseling dapat berupa “pentingny elanggar bagi siswa”. Dengan materi tersebut guru bimbing

an siswa tentang fungsi peraturan untuk diterapkan engembangkan kemampuan berfikir siswa, menambah waw ahwa melanggar aturan tersebut sangat merugikan diri

logis. rorangan.

rorngan dapat diberikan kepada siswa yang telah melang onseling membahas bersama siswa mengenai pelanggran y ikap dan perilaku yang seharusnya ia lakukan sebagai sis

gan konseling perorangan bisa memungkinkan sisw uatan internalisasi dalam dirinya dalam memikirkan, me peraturan dilanggar.

lompok.

lompok dapat diberikan kepada siswa apabila berkaitan deng aturan sekolah. Guru bimbingan dan konseling dapat ibat bila peraturan dilanggar, serta membahas mengenai pe

eraturan sekolah. Pembahasan bersama siswa dapat menimb gar menimbulkan perasaan bersalah, kerugian-kerugian te

litian yang dilakukan di MAN 1 Model Bukittinggi, aturan sekolah dan implikasinya terhadap layanan bimbinga :

siswa terhadap peraturan yang berkaitan dengan kedatan engan persentase 56%

iswa terhadap peraturan dalam belajar tergolong sedang den iswa terhadap peraturan umum di sekolah tergolong tinggi d

n dalam penelitian, maka dengan ini peneliti mengemukaka

an dan konseling lebih mensosialisaikan tentang peraturan iri siswa. Serta lebih mengoptimalkan pengembangan ke lajaran.

an konseling yang dapat

lingkungan baru (sekolah) n guru pembimbing dapat ngan adanya pengenalan ikan diri mereka dengan dapat mencegah terjadi

peroleh suatu informasi dalam kehidupan sehari-olah maka materi layanan

gnya mematuhi peraturan ingan dan konseling dapat

n serta dampaknya bila awasan dan siswa dapat iri baik dari segi belajar

nggar peraturan sekolah. n yang ia buat, akibat dari i siswa dalam memenuhi iswa sadar dan dapat mempertimbangkan serta

ngan permasalahan siswa t mengajak siswa-siswa pengalaman-pengalaman imbulkan pemikiran siswa terhadap berlangsungnya

i, mengenai konformitas ingan dan konseling, maka

tangan dan kehadiran ke

engan persentase 54,4%. i dengan persentase 62,1

kan beberapa saran, yaitu

(6)

2. Bagi siswa agar lebih mengo merasa, mempertimbangkan sekolah.

3. Bagi peneliti selanjutnya b kemampuan internalisasi sisw

DAFTAR RUJUKAN

Hasbullah. 2011. Dasar-Dasar Ilm

Nana Sudjana. 2001. Penelitian De

Prayitno. 2009. Dasar Teori dan P

Robert A.Baron & Donn Byrne. 20

Sumadi Suryabrata.2012. Psikolog

Sutjipto dan Mukti, Basori. (1989)

Tulus Tu’u. 2004. Peran Disiplin

goptimalkan kekuatan dalam dirinya dengan menggunaka n apa yang seharusnya ia lakukan sebagai siswa dalam h

bisa membahas mengenai peranan guru BK dalam r swa di sekolah.

lmu Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Rajawali Pers.

Deskriptif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Praksis Pendidikan. Jakarta : Grasindo.

. 2005. Psikologi Sosial, Edisi Kesepuluh, Jilid 2. Jakarta: E

logi Pendidikan. Jakarta: rajawali Pers

89). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

lin Sekolah pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasin

kan kemampuan berfikir, hal mematuhi peraturan

rangka pengembangan

: Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

One-Group Pretest-Posttest Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi keterlaksanaan, lembar tes keterampilan proses sains, dan lembar angket

Rencana strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja dan PTSP Kota Bontang adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun, yang merupakan dokumen perencanaan teknis

Kemampuan guru-guru SMA Negeri 1 Waingapu menyusun silabus dan RPP masih dalam predikat kurang. Penilaian terhadap silabus dan RPP yang telah diimplementasikan masih banyak

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, penulisan skripsi yang berjudul ” Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas tenaga kerja wanita dalam berjualan lemang dimulai pada pukul 08.00-18.00 wib dengan upah yang diterima berkisar

Dengan ini penulis ingin mereka bentuk dan membangunkan satu perisian Pembelajaran Berbantukan Komputer untuk membantu pelajar belajar topik Luas dalam mata pelajaran Matematik

Sama dengan pengelolaan resiko operasional, lembaga keuangan dapat meminimalisir resiko kredit pada kontrak Musyarakah permanen dengan cara terlibat langsung dalam

Kelompok dr gas gas lain yg memiliki pengaruh buruk terhadap kesehatan dan sifat meracun yg ditentukan oleh rantai dr senyawa organik dan reaktivitasnya.... Cairan yg dgn mudah