• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI TTW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS 5 MUATAN BAHASA INDONESIA SDN LEDOK 07 SALATIGA Wahyu Tri Susanti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI TTW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS 5 MUATAN BAHASA INDONESIA SDN LEDOK 07 SALATIGA Wahyu Tri Susanti"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Wahyu Tri Susanti1), Suroso2), Yustinus3) 359

PENERAPAN STRATEGI TTW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS 5 MUATAN

BAHASA INDONESIA SDN LEDOK 07 SALATIGA

Wahyu Tri Susanti1), Suroso2), Yustinus3)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

URL : http://e-jurnalmitrapendidikan.com

© 2018 Kresna BIP. e-ISSN 2550-0481 p-ISSN 2614-7254

Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)

Dikirim : 02 April 2018 Revisi pertama : 10 April 2018 Diterima : 13 April 2018 Tersedia online : 30 April 2018

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu apakah penerapan strategi TTW dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan komunikasi pada muatan mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 07 Salatiga?. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan penerapan strategi TTW pada muatan mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan komunikasi kelas 5 SD Negeri Ledok 07 Salatiga. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar siswa dengan kategori tuntas pada siklus I dengan presentase 58,97%. Pada siklus II mencapai peningkatan dengan presentase 82,05%. Kemampuan komunikasi pada siklus I kategori baik mencapai 42,02%. Siklus II presentase kategori baik meningkat mencapai 70,05%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi TTW dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan komunikasi siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 07 Salatiga.

Kata Kunci : Think Talk Write, Hasil Belajar, Kemampuan Komunikasi

Email : 292014008@student.uksw.edu 1), suroso.sltg@gmail.com2),

(2)

Wahyu Tri Susanti1), Suroso2), Yustinus3) 360

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pembelajaran tematik integratif merupakan pembelajaran yang menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka (Mawardi, 2014). Pada pembelajaran tematik integratif ada beberapa muatan pembelajaran salah satunya muatan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Beberapa siswa menganggap Muatan mata pelajaran Bahasa Indonesia sulit dan membosankan. Kesulitan siswa tersebut dibuktikan dengan hasil belajar yang diperoleh belum sesuai KKM yang sudah ditentukan. Kemampuan komunikasi siswa dalam penyampaian hasil kerja di depan kelas juga belum sesuai apa yang diharapkan. Saat di depan kelas, siswa masih malu-malu dan masih menggunakan bahasa campuran dan tidak menggunakan bahasa yang baik dan benar. Siswa yang berani menyatakan pendapatnya hanya siswa tertentu saja. Keberhasilan suatu proses pembelajaran dibuktikan pada hasil belajar yang memuaskan dan sesuai harapan. Pada kenyataanya hasil belajar di SD Negeri Ledok 07 semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 masih belum sesuai harapan.

Pada hasil tes formatif pada muatan mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 07 Salatiga belum sesuai dengan harapan. Hal ini ditunjukkan sebanyak 56,41% dari jumlah siswa 39 orang belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Pada hasil observasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran di SD Negeri Ledok 07 sudah baik tetapi variasi strategi pembelajaran cenderung masih menggunakan metode ceramah. Kegiatan ceramah tersebut menimbulkan keaktifan siswa masih kurang. Selain itu, siswa belum terbiasa menggunakan pembelajaran tematik integratif secara utuh dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Karena SD Negeri Ledok 07 Salatiga khususnya pada kelas 5 baru menggunakan pembelajaran tematik pada tahun 2017 sehingga siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses pembelajaran tersebut harus segera diperbaiki agar siswa terbiasa dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran tematik integratif yaitu pada muatan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah strategi TTW (Think Talk Write).

TTW merupakan jenis strategi pembelajaran yang dirancang supaya anak dapat berinteraksi antar temannya melalui diskusi. Sintak TTW menurut Huda (2015 :218-220), Iru dan La Ode dalam Juniasih, Jampel dan Setuti (2013), dan Winayanawati, dkk dalam Minsih dan Astuti (2016: 78-84) terbagi menjadi 4 langkah pembelajaran yaitu: 1) Think atau berpikir yaitu siswa diberikan kesempatan dengan membaca materi dan membuat catatan kecil dari haisil bacaan untuk dibawa di forum diskusi, 2)

Talk atau berinteraksi yaitu siswa berinteraksi dengan anggota kelompoknya membahas isi catatan 3)Write atau menulis yaitu siswa diminta untuk menulis dengan bahasa dan pemikirannya dan hasil diskusi kelompok yang diperoleh 4) Presentasi dan refleksi yaitu hasil tulisan tersebut dipresentasikan di depan kelas sekaligus memberika kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi dan kegiatan akhir dilakukan refleksi dan kesimpulan.

(3)

Wahyu Tri Susanti1), Suroso2), Yustinus3) 361 kelas V Sd Gugus 1 Kecamatan Kediri, Tabanan, pada mata pelajaran PKn Siswa Kelas IV SDN Sidomulyo 03 Semboro, hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V SD di Gugus V Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana tahun pelajaran 2015/2016. Adanya teori hasil penelitian mengenai strategi TTW menjadi pilihan untuk upaya memperbaiki proses pembelajaran dalam memingkatkan hasil belajar dan kemampuan komunikasi SD Negeri Ledok 07 Salatiga. Diharapkan penelitian yang dilakukan ini dapat menginspirasi guru untuk merancang dan menerapkan pembelajaran yang bervariasi.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan komunikasi pada muatan mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 07 Salatiga?”.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, pada penelitian ini bertujuan untuk “Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Komunikasi siswa dengan menerapkan strategi Think Talk Write pada kelas 5 SD Negeri Ledok 07 Salatiga”.

KAJIAN PUSTAKA Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Kunandar (2013: 62) adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif dan psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik. Sudjana dalam Majid (2014:27) menyatakan bahwa penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang akan dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hasil Belajar menurut Hamalik dalam Kunandar (2013: 62) adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap serta kemampuan peserta didik.

Kemampuan Komunikasi

(4)

Wahyu Tri Susanti1), Suroso2), Yustinus3) 362

Strategi TTW

Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran Aqib (2015: 71). Salah satu strategi pembelajaran yaitu strategi Think Talk Write (TTW). TTW merupakan strategi pembelajaran yang menfasilitasi latihan berbahasa secara lisan dan menulis bahasa tersebut dengan lancar Huda (2015: 218-220). Pembelajaran TTW dimulai dengan bagaimana siswa mikirkan penylesaian suatu tugas atau masalah, kemudian diikuti dengan mengkomunikasikan hasil pemikirannya melalui forum diskusi, dan akhirnya melalui forum diskusi tersebut siswa dapat menuliskan kembali hasil pemikirannya menurut Elida (2012: 178-185).

Langkah-langkah Strategi TTW

Menurut Huda (2015; 218-220), Iru dan La Ode dalam Juniasih, Jampel dan Setuti (2013) dan Winayanawati, dkk dalam Minsih dan Astuti ( 2016: 78-84) guru menggunakan tahapan sintak TTW.

1. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual

(think), untuk dibawa di forum diskusi.

2. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk membahas isi catatan (talk). Dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk menyampaikan ide-ide dalam diskusi.

3. Siswa mengontruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman dan komunikasi dalam bentuk tulisan (write).

4. Kegiatan akhir pembelajaran adalah memuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang dipelajari. Sebelum itu, dipilih satu atau beberapa orang siswa untuk menyajikan jawaban atau presentasi, sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan.

Kelebihan stategi TTW menurut Ansari dalam Nurmasyitah dan Mislinawati (2016) yaitu dapat mempercepat pemahaman materi pembelajaran dan kemahiran menggunakan strategi; Membantu siswa mengkontruksi pemahaman materi ajar; Membantu siswa menganalisis dan memecahkan masalah secara bijaksana.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jenis PTK pada penelitian ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan meliputi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian

(5)

Wahyu Tri Susanti1), Suroso2), Yustinus3) 363 observasi dan tes. Data penelitian tindakan kelas ini berupa data kuantitatif dan kualitatif.

Indikator Keberhasilan

Pengukuran keberhasilan pada penelitian tindakan yang dilakukan yaitu menggunakan tes yang dilaksanakan setiap akhir siklus. Penelitian ini dapat dikatakan berhasil jika hasil tes mencapai tiga indikator yaitu, 1) Presentase kategori tuntas mencapai 80%, 2) Terjadi peningkatan rata-rata kelas dibanding siklus sebelumnya 3) Presentase siswa yang termasuk kategori Baik dalam kemampuan komunikasi mencapai minimal 70%. Siklus pada penelitian tindakan ini akan berakhir jika ketiga indikator tersebut tercapai.

HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Pra-Siklus

Tahap pertama pada penelitian ini yaitu dengan melakukan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam pembelajaran muatan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas dan melihat hasil penilaian pada tes formatif siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 07 Salatiga untuk mengetahui permasalahan yang terjadi yang menyebabkan hasil belajar siswa kurang. Hasil rata-rata pada penilaian tes formatif menunjukkan 65,12 yang belum mencapai KKM yaitu 70. Presentase siswa yang mencapai kategori tuntas hanya 43,58% dari jumlah siswa yaitu 39 orang. Siswa yang mencapai kategori belum tuntas memiliki presentase 56,41% yaitu dengan jumlah siswa 22 orang. Hasil tersebut dapat dilihat dalam rekapitulasi pada tabel 1. Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 07 Salatiga masih rendah dan perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran.

Tabel 1. Hasil Belajar Muatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa pada Pra-siklus

Sumber : Hasil Penelitian diolah, (2018)

(6)

Wahyu Tri Susanti1), Suroso2), Yustinus3) 364

Tabel 2. Kemampuan Komunikasi Muatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa pada Pra-siklus

Kegiatan

Kategori

Baik Cukup Kurang

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Prasiklus 6 15,38 15 38,46 18 46,15 Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2018)

Pada kegiatan pra-siklus kemampuan komunikasi pada kategori kurang mencapai 46,15%. Dari hasil tersebut dilakukannya penelitian ini untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan komunikasi siswa SD Negeri Ledok 07 Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018.

Siklus I Perencanaan

Perencanaan penelitian tindakan kelas siklus I pada penelitian ini dirancang menggunakan jenis tindakan dengan strategi Think Talk Write. Tahap perencanaan dimulai dari menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada muatan mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 5 yang akan diujikan. Kemudian menentukan indikator dengan lebih mendalam dan menyeluruh menggunakan aturan penulisan indikator yang tepat, kemudian materi disusun urut, lengkap dan berisi. Setelah menentukan indikator kemudian dibuat kisi-kisi soal dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus I. Selain menyusun kisi-kisi dan RPP, juga disusun kisi-kisi lembar observasi komunikasi dengan indikator yang telah dikonsultasikan kepada pembimbing untuk mengukur kemampuan komunikasi yaitu dengan presentasi dari hasil diskusi kelompok yang telah dilaksanakan. Kisi-kisi soal yang dibuat pada siklus I berjumlah 30 soal pilihan ganda dan kemudian soal tersebut diujikan di kelas 6 karena untuk mengetahui hasil validitas dan reliabilitas soal tersebut. Dari hasil uji tersebut kemudian butir-butir soal tersebut diambil 15 soal digunakan untuk tes evaluasi di siklus I. Uji instrumen soal dilakukan di kelas 6 SD Negeri Sugihan 1 pada hari Kamis, 22 Februari 2018.

Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus I berlangsung 2 pertemuan (6x35 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 12 Maret 2018. Pada kegiatan awal pembelajaran atau kegiatan pendahuluan guru mengondisikan kelas dan mengucapkan salam kepada siswa untuk memulai pembelajaran. Kemudian guru dan siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran. Setelah berdoa siswa menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan menghormat kepada bendera merah putih yang ada di kelas. Selanjutnya guru memeriksa kehadiran siswa. Guru memberikan apersepsi dengan menghubungkan pembelajaran yang akan dilaksanakan seputar proklamasi serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(7)

Wahyu Tri Susanti1), Suroso2), Yustinus3) 365 meminta siswa untuk membaca teks “Peristiwa Pembacaa Teks Proklamasi” secara individu. Guru juga memberikan instruksi untuk siswa membuat catatan kecil tentang hasil bacaannya. Setelah diberikan waktu untuk memahami bacaan dan membuat catatan kecil siswa diminta untuk membentuk kelmpok yang terdiri dari 3-5 orang. Pada saat pembagian kelompok siswa ada siswa yang ramai dan mengobrol dengan teman sebangkunya. Pada pembentukan kelompok dilakukan dengan cara berhitung 1-8. Pada saat pembagian kelompok ada siswa yang kurang menerima anggota kelompoknya. Siswa cenderung ingin memilih anggota kelompok yang sering bermain dengannya. Setelah kelompok berkumpul kemudian guru meminta siswa untuk membahas isi catatan kecilnya untuk didiskusikan. Kemudian guru meminta menyimpulkan dari hasil catatan individu dijadisatukan pemikirannya tentang bacaan yang sudah dibaca sebelumnya. Kelompok diminta menuliskan informasi penting dalam bacaan tersebut menggunakan 5 aspek yang sudah ditentukan yaitu apa, di mana, siapa, mengapa dan bagaimana. Kelompok diberikan waktu 5 menit untuk mendiskusikannya serta menulisnya pada lembar kerja kelompok yang sudah disediakan oleh guru sebelumya. Setelah waktu selesai guru menunjuk kelompok 1-4 untuk maju ke depan kelas secara bergantian untuk meyampaikan hasil dari diskusi mengenai informasi penting yang ada pada bacaan. Kelompok yang lain menanggapi isi presentasi yang dipresentasikan di depan kelas. Guru juga meluruskan hal-hal yang menjadi perdebatan siswa seperti penekanan aspek mengapa dan kenapa dalam bacaan yang sudah dibaca sebelumnya. Guru juga menunjuk siswa yang kurang aktif untuk menyampaikan presentasi agar presentasi dari 5 aspek tersebut dapat dipresentasikan setiap individu. Setelah itu kelompok 5-8 untuk maju bergiliran untuk presentasi. Guru membimbing jalannya presentasi dan meluruskan kesalahpahaman dan menjelaskan jawaban tersebut dan membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dari jawaban masing-masing kelompok. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan strategi yang sama tetapi berbeda bacaan yaitu teks “Pengibaran Bendera Merah Putih” setelah selesai pembelajaran dilajutkan dengan muatan mata pelajaran lain dengan mengamati video tentang kalor. Setelah itu guru mengajak siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada di buku siswa. Kemudian setelah selesai guru memberikan penutupan dengan menyimpulkan dan membuat rangkuman dan memberikan informasi pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Maret 2018. Kegiatan awal atau pendahuluan guru mengucapkan salam kepada siswa. Guru dan siswa berdoa sebelum pembelajaran akan dimulai dan setelah itu guru mengecek kehadiran siswa. Kegiatan selanjutnya adalah menyanyikan lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya dan menghormat kepada bendera merah putih yang ada di dalam kelas. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan menghubungkan pembelajaran dengan kegiatan sehari-hari. Setelah menyampaikan apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(8)

Wahyu Tri Susanti1), Suroso2), Yustinus3) 366 berkumpul dengan kelompok ada siswa yang masih ramai dan mengobrol dengan teman sebangkunya. Saat diskusi kelompok guru membimbing siswa secara merata dengan cara berkeliling pada setiap kelompok. Pada saat kegiatan presentasi siswa sudah mulai fokus dan guru memilih secara acak untuk kelompok yang maju di depan kelas. Siswa saling memberikan masukan kepada kelompok yang presentasi. Guru meluruskan pendapat siswa dan menjelaskan kembali dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh seluruh siswa. Setelah semua kelompok maju guru memberikan kesimpulan dan meluruskan jawaban dari masing-masing kelompok.

Kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan memberikan refleksi dan memberikan informasi pada pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan ketiga kegiatan awal guru adalah melakukan tanya jawab dengan siswa dari materi yang sudah disampaikan sebelumnya dan dilanjutkan memberikan tes akhir siklus I. Saat kegiatan tes siswa tenang dalam mengerjakan.

Observasi Siklus I

Dari hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan pertama guru menerapkan strategi pembelajaran yaitu Think Talk Write guru belum melaksanakanya sesuai rencana. Saat pembentukan kelompok masih banyak siswa yang ramai saat memilih anggota kelompoknya. Karena jumlah siswa yang banyak suasana dalam kelas menjadi ramai. Untuk sintak pembelajaran TTW ada beberapa indikator yang belum dilaksanakan oleh guru. Guru juga belum mengelola waktu secara efektif ketika kegiatan presetasi. Pada pertemuan kedua guru sudah melakuan kegiatan pembelajaran dengan baik, siswa mulai terlihat percaya diri dalam kegiatan presentasi.

Berikut ini hasil rekapitulasi siklus I hasil observasi guru mengenai keterlaksanaan sintak TTW dalam bentuk tabel 3. Adapun hasil belajar pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4. Dan kemampuan komunikasi dapat dilihat di tabel 5.

Tabel 3. Rekapitulasi Data Keterlaksanakan Sintak TTW

Pertemuan

Tabel 4. Hasil Belajar Muatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Siklus I

No Kategori Frekuensi Presentase

(9)

Wahyu Tri Susanti1), Suroso2), Yustinus3) 367

Tabel 5. Kemampuan Komunikasi Muatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Siklus I

Berdasarkan analisis terhadap data hasil belajar pada muatan mata pelajaran bahasa indonesia dan kemampuan komunikasi siswa pada siklus I nilai tertinggi 93 dan untuk nilai terendah 46 sedangkan pada nilai rata-rata kelas mencapai 71,30 dengan presentase siswa yang tuntas mencapai 58,97%. Hasil rata-rata sudah mencapai lebih dari KKM yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu 70 tetapi presentase ketuntasan belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 80% dari jumlah siswa 39 orang. Untuk kemampuan komunikasi rata-rata pada kategori baik masih mencapai 41,02% menunjukkan bahwa belum mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu dengan presentase 70%.

Refleksi

Pelaksanaan pembelajaran dengan model TTW dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua kemudian diadakan refleksi yaitu dengan mengadakan diskusi dengan guru beserta peneliti. Pada kegiatan diskusi disini guru mendapat pengalaman baru pada penerapan strategi TTW. Pada pengajarannya guru lebih mudah untuk mengajar dan siswa pembelajaran dengan TTW lebih memahami isi bacaan karena dengan kegiatan membaca dan menemukan informasi penting dibantu oleh temannya dari hal yang kurang dimengerti. Berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan siklus I pembelajaran sudah berjalan dengan baik sesuai rencana, siswa juga tertarik dengan strategi TTW, pada saat presentasi pada pertemuan pertama masih cenderung malu tetapi pada pertemuan kedua siswa sudah berani dan percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya. Bahasa yang digunakan pun sudah mulai tertatadengan baik. Pada saat kelompok ada yang maju untuk mempresentasikan hasil bacaanya siswa yang lain sudah mulai berani untuk menanggapi dan sikap kerjasama mulai terlihat saat melakukan diskusi. Guru sebaiknya dapat membatasi waktu dalam diskusi kelompok dan saat presentasi berlangsung agar waktu untuk kegiatan evaluasi tidak terlalu sedikit.

Siklus II Perencanaan

(10)

Wahyu Tri Susanti1), Suroso2), Yustinus3) 368 sintak dalam mengajar guru dapat menjalankan dan mengajar dengan langkah-langkah yang benar dan sesuai dengan strategi TTW. Selain pada persiapan-persiapan tersebut, media dan alat pembelajaran juga dipersiapkan seperti LCD, video tentang proklamasi kemerdekaan, gambar-gambar tentang sejarah kemerdekaan, serta menyiapkan soal evaluasi siklus II. Selain itu pada tahap presentasi di depan kelas dengan pemilihan acak agar siswa lebih siap untuk mendapatkan giliran untuk maju.

Tahap Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan (6x35). Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 14 Maret 2018. Pada kegiatan awal pembelajaran atau kegiatan pendahuluan guru mengondisikan kelas dan mengucapkan salam kepada siswa untuk memulai pembelajaran. Kemudian guru dan siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran. Setelah berdoa siswa menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan menghormat kepada bendera merah putih yang ada di kelas. Selanjutnya guru memeriksa kehadiran siswa. Guru memberikan apersepsi dengan menghubungkan pembelajaran yang akan dilaksanakan seputar Proklamasi serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(11)

Wahyu Tri Susanti1), Suroso2), Yustinus3) 369 Setelah itu guru mengajak siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada di buku siswa. Kemudian setelah selesai guru memberikan penutupan dengan menyimpulkan dan membuat rangkuman.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Maret 2018. Kegiatan awal atau pendahuluan guru mengucapkan salam kepada siswa. Guru dan siswa berdoa sebelum pembelajaran akan dimulai dan setelah itu guru mengecek kehadiran siswa. Kegiatan selanjutnya adalah menyanyikan lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya dan menghormat kepada bendera merah putih yang ada di dalam kelas. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan menghubungkan pembelajaran dengan kegiatan sehari-hari. Setelah menyampaikan apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Kegiatan inti siswa diminta untuk membaca teks “Proses Pembentukan NKRI” secara individu. Guru juga memberikan instruksi untuk siswa membuat catatan kecil tentang hasil bacaannya. Setelah diberikan waktu untuk memahami bacaan dan membuat catatan kecil siswa diminta untuk berkumpul dengan kelompok yang sudah ditentukan pada pertemuan pertama. Pada saat berkumpul siswa sudah tertib dan langsung menempatkan diri. Saat diskusi kelompok guru mebimbing siswa secara merata dengan cara berkeliling pada setiap kelompok. Pada saat kegiatan presentasi siswa sudah mulai fokus dan guru memilih secara acak untuk kelompok yang maju di depan kelas. Siswa saling memberikan masukan kepada kelompok yang presentasi. Saat kegiatan pesentasi siswa sudah megerti apa yang harus dilakukan, siswa juga lebih percaya diri dalam melakukan presentasi. Guru meluruskan pendapat siswa dan menjelaskan kembali dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh seluruh siswa. Setelah semua kelompok maju guru memberikan kesimpulan dan meluruskan jawaban dari masing-masing kelompok.

Kegiatan penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan memberikan refleksi dan memberikan informasi pada pertemuan selajutnya. Pada pertemuan ketiga kegiatan awal guru adalah melakukan tanya jawab dengan siswa dari materi yang sudah disampaikan sebelumnya dan dilanjutkan memberikan tes akhir siklus II.

Observasi Siklus II

Dari hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan pertama guru menerapkan strategi pembelajaran yaitu Think Talk Write guru sudah melaksanakanya sesuai rencana. Saat pembentukan kelompok siswa sudah mengerti apa yang akan dilakukan dan tertib. Sintak pembelajaran TTW ada beberapa indikator yang belum dilaksanakan oleh guru. Secara keseluruhan guru sudah melaksanakan lebih baik daripada siklus. Guru juga sudah mengelola waktu secara efektif ketika kegiatan presetasi. Pada pertemuan kedua guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik, siswa mulai terlihat percaya diri dalam kegiatan presentasi. Bahasa yang digunakan sudah lebih baik dan dapat presentasi dengan suara yang keras.

(12)

Wahyu Tri Susanti1), Suroso2), Yustinus3) 370 analisis hasil keterlaksanaan sintak TTW ditunjukkan pada tabel 6, dan untuk hasil belajar dan kemampuan komunikasi ditunjukkan pada tabel 7 dan 8 sebagai berikut:

Tabel 6. Rekapitulasi Data Keterlaksanaan Sintak TTW Siklus II

Pertemuan

Tabel 7. Hasil Belajar Muatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Siklus II

No Kategori Frekuensi Presentase

1 Tuntas 32 82,05%

Tabel 8. Kemampuan Komunikasi Muatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Siklus II

Rekapitulasi hasil belajar pada muatan mata pelajaran bahasa indonesia pada siklus II dapat dilihat pada tabel 7 menunjukkan bahwa siswa pada kategori tuntas sebanyak 32 siswa dengan presentase mencapai 82,05% dengan demikian indikator keberhasilan sudah tercapai. Kemudian, pada hasil kemampuan komunikasi siswa menjukkan bahwa kategori baik memiliki presentase mencapai 70,02% hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan secara klasikal yaitu dengan presentase 70% tercapai.

Refleksi

(13)

Wahyu Tri Susanti1), Suroso2), Yustinus3) 371 mengontrol siswa dalam berdiskusi dan bekerja secara kelompok sehingga suasana dalam berdiskusi tidak gaduh dan lebih terkoordinir. Pada saat kegiatan presentasi siswa juga sudah mulai melaksanakan presentasi dengan baik dan dapat menyimpulkan materi dengan bahasanya sendiri. Hal ini perlu dipertahankan agar guru terbiasa dengan penerapan Strategi TTW, sehingga pembelajaran tetap menarik dan tidak membosankan sehingga hasilnya pun sesuai yang diharapkan.

Deskripsi Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan uraian deskripsi di atas penelitian tindakan terdiri dari pra-siklus, siklus I dan siklus II. Dari hasil kegiatan pembelajaran pra-siklus sampai ke siklus II dapat diperoleh perbandingan hasil belajar dan kemampuan komunikasi pada tahapan siklus tersebut. Berikut ini rekapitulasi hasil perbandingan dapat dilihat pada tabel 9 untuk hasil belajar dan tabel 10 untuk kemampuan komunikasi.

Tabel 9. Hasil Belajar Muatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Persiklus

No Ketuntasan Pra-Siklus Siklus I Siklus II

F % F % F %

(14)

Wahyu Tri Susanti1), Suroso2), Yustinus3) 372

Pembahasan

Berdasarkan hasil belajar muatan mata pelajaran Bahasa Indonesia prasiklus belum sesuai harapan. Hasil observasi menunjukkan perlu adanya perbaikan hasil belajar dan kemampuan komunikasi. Dibuktikan dengan hasil belajar yang tuntas hanya 43,58%. Dan kemampuan komunikasi dengan kategori baik hanya mencapai 15,38%. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan strategi TTW untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan komunikasi siswa.

Pada penerapan strategi TTW di siklus I terdiri dari 2 pertemuan dan pada siklus I juga sama yaitu 2 pertemuan yang maisng-masing terdiri dari 6x35 menit. Pada hasil belajar siklus I masih belum mencapai indikator keberhasilan dengan presentase 58,97%. Ada beberapa faktor yang menyebabkan belum tercapainya indikator keberhasilan salah satunya guru masih belum melaksanakan strategi TTW dengan lengkap masih ada sintak yang belum dilaksanakan karena guru belum tebiasa dengan strategi TTW. Pada siklus II guru sudah melaksanakan semua sintak TTW dan dampak dari strategi TTW yang dijalankan dengan benar, siswa sudah mulai terbiasa pada strategi TTW dan mulai mengerti apa yang harus dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga berdampak pada hasil belajar di siklus II yang menunjukkan bahwa presentase tuntas mencapai 82,05%. Untuk kemampuan komunikasi pada prasiklus menunjukkan presentase 15,38 % yang berkategori baik. Pada penelitian ini kemampuan komunikasi anak dengan kategori kurang sangat banyak yaitu 46,15%. Dengan demikian penelitian dilakukan untuk memperbaikinya. Pada siklus I kemampuan komunikasi menunjukkan presentase 41,02% dengan kategori baik. Pada siklus I semula siswa malu-malu sudah mulai berani untuk berpendapat dan tata bahasa yang digunakan sudah mulai baik dan benar. Walaupun indikator keberhasilan belum tercapai. Pada siklus II menunjukkan presentase mencapai 70,05% hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu 70% berhasil. Dan kemanjuan siswa yang semula belum aktif disiklus II sudah mulai aktif dan percaya diri. Hasil ini menunjukkan bahwa 3 indikator keberhasilan telah tercapai dan penelitian diberhentikan pada siklus II.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

(15)

Wahyu Tri Susanti1), Suroso2), Yustinus3) 373

Saran

Penelitian tindakan ini telah menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menentukan tercapainya keberhasilan hasil belajar adalah keterlibatan siswa untuk belajar secara langsung dan berpusat pada siswa. Guru dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas dengan memberikan motivasi untuk memacu kepercayaan diri, antusias dalam belajar, kerjasama dan berkomunikasi dengan baik dengan pembelajaran yang tidak membosankan dan menyenangkan. Misalnya dengan menerapkan strategi TTW dalam muatan mata pelajaran Bahasa Indonesia diharapkan proses pembelajaran yang berlangsung tidak membosankan dan monoton, tetapi bervariasi dan menyenangkan. Siswa juga dapat termotivasi untuk aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran dalam muatan mata pelajaran apapun. Selain itu siswa dapat meningkatkan sikap kerjasama dan berinteraksi dengan sesama teman dikelas untuk memaksimalkan proses pembelajaran yang berlangsung dalam kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Afdjani, H. 2014. Ilmu Komunikasi Proses dan Strategi. Tangerang: Indigo Media. Aqib, Z. 2015. Model-model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).

Bandung: Yrama Widya.

Elida, N. 2012. Meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa sekolah

menengah pertama melalui pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Infinity

Journal, 1(2), 178-185.

Huda, M. 2015. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogakarta: Pustaka Pelajar.

Juniasih, N. W., Jampel, I. N., & Setuti, N. M. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Berbantuan Media Konkret Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD. MIMBAR PGSD Undiksha, 1(1).

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis. Depok:

RAJAGRAFINDO PERSADA

Lestari, N. P. C., Sedanayasa, G., & Parmiti, D. P. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Think Talk Write Berbantuan Media

Majid, A. 2014. Penilaian Autentik Proses Dan Hasil Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Mawardi, M. 2014. Pemberlakuan Kurikulum SD/MI Tahun 2013 dan Implikasinya Terhadap Upaya Memperbaiki Proses Pembelajaran Melalui PTK. Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 4(3), 107-121.

Minsih, M., & Astuti, D. 2016. Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) Pada Siswa Kelas V Mi

Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Tahun Pelajaran

2013/2014. Profesi Pendidikan Dasar, 1(1), 78-84.

Nurmasyitah, N., & Mislinawati, M. 2016. Penerapan Model Cooperative Tipe Think Talk Write Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 51 Banda Aceh. Jurnal Serambi Ilmu, 27(2).

(16)

Wahyu Tri Susanti1), Suroso2), Yustinus3) 374

Sugiarti, N. L. P. Y., Putra, I. K. A., & Abadi, I. B. G. S. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran TTW (Think Talk Write) Berbantuan Media Gambar Berseri Terhadap Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Gugus 1 Kecamatan Kediri, Tabanan Tahun Ajaran 2013/2014. MIMBAR PGSD Undiksha, 2(1).

Wahyuni, S. 2015. Penerapan Strategi Think Talk Write (TTW) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN Sidomulyo 03 Semboro Tahun Pelajaran

2013/2014. Pancaran Pendidikan, 4(3), 99-108.

Gambar

Tabel 1. Hasil Belajar Muatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa
Tabel 2. Kemampuan Komunikasi Muatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 6. Rekapitulasi Data Keterlaksanaan Sintak TTW Siklus II
Tabel 10. Kemampuan Komunikasi Muatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu masalah dalam desalinasi nuklir adalah konsentrat desalinasi yang merupakan limbah multi komponen, jika tidak diolah dengan tepat dan dibuang langsung

Artinya, hal-hal yang berhubungan dengan penilaian negatif dan persepsi kegagalan atau ketidakberhargaan diri pada mereka yang mengalami bullying , bukan menjadi faktor

Kecenderungan yang dapat ditafsirkan dari hasil temuan dan analisis terkait pemberitaan tentang reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di SKH Jawa Pos dan SKH Kompas

Siamang merupakan jenis kera tidak berekor yang terbesar dibanding dengan jenis Hylobates lainnya, mempunyai kantung suara yang dipergunakan pada saat siamang bersuara

Berikut adalah deskripsi data hasil analisis visual grafik yang didapat selama pengamatan pada kondisi baseline (A) yaitu kemampuan awal anak kesulitan belajar kelas I dalam

Saran yang dapat diberikan adalah current ratio, return on assets, dan return on equity memiliki pengaruh dan hubungan erat serta memberikan kontribusi yang

Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak teliti (Djawranto, 1994:420). Adapun dalam penelitian ini yaitu penentuan teknik