• Tidak ada hasil yang ditemukan

Warta Teresa_201012_05Des10.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Warta Teresa_201012_05Des10.pdf"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

No. 359/Thn. VI/05 Desember 2010

Th. A/I –Hari Minggu Adven II

Tema Minggu Ini:

Warta Mingguan–Umat Paroki Ibu Teresa

Bertobatlah Sebab

Kerajaan Allah

Sudah Dekat "

(Mat. 3:1-12)

Penasihat: Romo Y. Natalis, Pr. Redaksi: Andreas E. S., Arifin, Bambang S. W., Caecilia, Fridus RM, Martinus, Steven F., Nancy Email Redaksi: wartaku_teresa@yahoo.com

Inside This Issue:

Liputan Utama……… 2

Renungan……… 5

Berita Seputar Paroki……… 6

Mengenal Orang Kudus………8

Mutiara Iman………9

Warta Paroki……… 9

Jadwal Pelayanan………10

Kalender Liturgi………10

(2)

Untuk Kalangan Sendiri

LIPUTAN UTAMA

2

“Murid Kristus yang Melakukan Hal

-hal kecil dengan Cinta

yang Besar Sebagai Wujud Aku Bagian dari PITC”

4. Arah dasar Raka 2011

Melakukan hal kecil dengan cinta yang besar meliputi empat aspek kehidupan menggereja dan merakyat umat beriman yang menjadi fokus karya seluruh umat PITC 2011:

Ad. 1)Perkembangan Iman

Tema RAKA PITC 2011 dapat kita lakukan dengan kesadaran bahwa kita sebagai pengikut Yesus Kristus memang diutus untuk memberi kesaksian hidup Kristiani yang baik dan benar. Ada

tiga tahapan beriman untuk menjadi saksi Kristus yang siap diutus di manapun berada:

• Tahap pertama, menjadi orang yang baik hati seperti orang Samaria yang baik hati (Luk 10: 25-37)

• Tahap selanjutnya menjadi orang beriman yang berkultur/berbudaya dan memiliki kebiasaan (habitus) seperti iman seorang perwira kafir (Luk 7: 1-10).

• Dan tahap ketiga, yang terakhir menjadi orang beriman yang siap diutus seperti rasul Paulus, menjadi pribadi yang “sangat”. Paulus dulu sangat membenci orang Kristen, pasti sangat membenci Yesus, berubah menjadi pribadi yang sangat mencintai Yesus. Pribadi yang sangat itu tidak suam-suam kuku, tidak pula tidak panas tidak dingin, dan tidak juga ya dan tidak alias plin-plan (Bdk Kol 3: 11b:“Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.”)

Sedangkan menurut James Fowler ada 6 tahap perkembangan iman yang memperhitungkan tahap perkembangan psikologi seseorang (dan tahap perkembangan moral Kolhbergh):

• Intuitive-projective (intuisi-proyektif usia 18-24 bulan sampai 7 tahun), anak kecil mengikuti kepercayaan orangtuanya. Mereka cenderung untuk membayangkan, berhayal/berfantasi misalnya tentang malaikat, atau tokoh-tokoh religius yang lain dalam berbagai kisah. Pada masa ini“iman”anak banyak diperoleh dari apa yang diceritakan orang dewasa. Gambaran ini umumnya irasional, karena anak belum memahami sebab akibat dan belum dapat memisahkan kenyataan dan fantasi. Mereka juga sulit membedakan sudut pandang Tuhan dengan sudut pandang mereka atau orangtua-nya. Konsep Tuhan yang diyakini pada masa ini berkisar pada kepatuhan dan hukuman.

• Mytical literal (7 th-12 th), anak-anak lebih cenderung menanggapi kisah rohani dan ritus/upacara ibadat dari pada menanggapi simbol-simbol. Anak sudah lebih logis dan mulai mengembangkan pandangan akan alam semesta yang lebih tertata. Meskipun kepercayaannya berlanjut berdasarkan pengaruh di luar dirinya yaitu kepercayaan dan ritual orang tua dan masyarakat, namun mereka cenderung mempercayai cerita dan simbol religious secara literal karena pada masa ini anak belum mampu berpikir abstrak. Di sisi lain mereka memahami bahwa Tuhan mempunyai sudut pandang lain dengan turut mempertimbangkan usaha dan niat seseorang sebelum menghakiminnya. Mereka percaya bahwa Tuhan itu adil dalam memberi ganjaran yang sepantasnya kepada manusia.

(3)

Untuk Kalangan Sendiri

dipertanyakan dan sesuai dengan standar masyarakat. Kebanyakan orang berada di tahap ini atau sekitar 50 persen orang dewasa pun mungkin tidak akan melewati tahap ini.

• Individuative-reflective (19 th–25 th an), seseorang yang mulai secara radikal berubah dari tergantung pada spiritualitas iman orang lain menjadi pengembangan spiritualitas imannya sendiri. Mereka mulai memeriksa imannya dengan kritis dan memikirkan ulang kepercayaan mereka, terlepas dari otoritas eksternal dan norma kelompok. Pada tahap ini masalah orang muda umumnya terkait dengan pasangan hidup, sehingga perpindahan ke tahap ini bisa dipicu oleh perceraian, kematian seorang teman, atau peristiwa-peristiwa lainnya yang menimbulkan stress.

• Conjuctive (usia paru baya), pribadi yang tetap pada kepercayaannya, tetapi bergerak dari tergantung pada kebenaran yang tetap menuju penerimaan padangan orang lain. Mereka cenderung lebih toleran dan mulai melayani sesama. Mereka sadar akan keterbatasan akalnya, mereka pun memahami adanya paradoks dan kontradiksi dalam hidup, dan sering menghadapi konflik antara memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan berkorban untuk orang lain. Ketika mulai mengantisipasi kematian, mereka dapat mencapai pemahaman dan penerimaan lebih dalam, yang diintegrasikan dengan iman yang mereka miliki sebelumnya.

• Universalizing, sebagai orang dewasa yang matang, mereka mulai mencari nilai-nilai universal seperti cinta tanpa syarat dan keadilan. Komitmen kemanusiaannya menyentuh begitu banyak orang. Mereka digerakkan oleh keinginan untuk “berpartisipasi dalam sebuah kekuatan yang menyatukan dan mengubah dunia”,namun tetap rendah hati, sederhana, dan manusiawi.

Sungguh diharapkan adanya percepatan tahap perkembangan iman umat sehingga menjadi pribadi yang“sangat”seperti St. Paulus (perkembangan iman tahap 4, 5 dan 6) melalui program terpadu 3P (Retret Pembebasan, Pemberdayaan dan Pendalaman) bagi berbagai segmentasi umur umat, mulai dari anak-anak sampai dengan lansia.

Ad. 2)Keluarga

Keluarga adalah komunitas orang-orang yang cara keberadaannya dan hidup bersama ialah persekutuan: communio personarum (Keluarga dan Hak asasi manusia art 2.2). Persekutuan hidup dan kasih suami isteri yang mesra, yang diadakan oleh Sang Pencipta dan dikukuhkan dengan hukum-hukumnya, serta dibangun oleh janji pernikahan yang tak dapat ditarik kembali. Jadi keluarga adalah suatu lembaga yang berdasarkan ketetapan Ilahi (GS 48). Dan keluarga merupakan suatu pendidikan untuk memperkaya kemanusiaan. Supaya keluarga mampu mencapai kepenuhan hidup dan misinya, diperlukan komunikasi hati penuh kebaikan, kesepakatan suami-isteri, dan kerjasama orang tua yang tekun dalam pendidikan anak-anak (GS 52). Keluarga juga sering disebut Gereja rumah tangga (gereja domestic LG 11, AA11). Betapa sucinya kehidupan berkeluarga itu karena cinta dan rahmat Allah senantiasa menyertai setiap keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Sungguh Tuhan tidak hanya ditemukan di gedung Gereja. Ia bisa kita temui dalam berdoa/beribadah dan merasakan cinta-Nya di dalam rumah kita. Nyatanya rumah kitalah yang merupakan tempat yang pertama dan utama kita bertemu dengan Tuhan. Di dalam suasana kasih dan penuh persaudaraan, terlihat adanya karya penyelamatan Tuhan bagi jiwa kita dan dapat pula membantu anggota keluarga menuju keselamatan. Masuknya rahmat cinta kasih Allah ke dalam hidup manusiapun itu berawal dari dalam rumah kita. Oleh karena itu cintakasih Allah-lah yang menjadi dasar kehidupan keluarga.

(4)

Untuk Kalangan Sendiri

4

tentang Kekuasaan, adanya pergeseran nilai, perceraian, aborsi, kontrasepsi, dan kemiskinan. Demikian pula perlu disadari bahwa situasi budaya dan sosial mempengaruhi seseorang bahkan suara hati yang berisikan kesetiaan itu. Adapun kebutuhan yang mendesak yang harus Gereja dan umat penuhi adalah pemulihan nilai kebijaksanaan dan moral, serta kebutuhan untuk bertobat baik pikiran maupun hati. Dua cara mengasihi yang mendasar yaitu menikah dan selibat. Menikah sebagai persekutuan kasih yang merupakan panggilan manusia yang mendasar. Menikah mengikuti rencana Tuhan bagi kasih manusia dan menikah merupakan suatu pernyataan kasih Allah kepada umatNya. Melalui perkawinan itu secara otomatis terjadilah sakramen, tanda dan sarana keselamatan Tuhan. Jadi keselamatan Tuhan ada di dalam perkawinan itu sendiri.

d.3. Sub Lingkungan

Sub Lingkungan merupakan bagian terkecil atau sel dari suatu Lingkungan yang terdiri dari 5-10 Keluarga Katolik yang tinggalnya berdekatan Keluarga Katolik yang tinggalnya berdekatan sehingga lebih dapat bersekutu/berhimpun bersama-sama sebagai satu komunitas kecil. Seperti Jemaat Perdana dalam Kis 2: 41–47, berkumpul berdoa, Ekaristi, saling berbagi, saling memiliki, berderma dan akhirnya mereka disukai semua orang. Sub Lingkungan merupakan bagian dari Lingkungan. Lingkungan bagian dari Paroki. Paroki (kan.515) merupakan jemaat tertentu kaum beriman Kristiani yang dibentuk secara tetap dalam Gereja partikular dan yang reksa pastoralnya di bawah otoritas Uskup diosesan, dipercayakan kepada pastor paroki sebagai gembalanya sendiri (art.1). Hanyalah Uskup berhak mendirikan, meniadakan atau mengubah paroki, tetapi janganlah ia mendirikan atau meniadakan atau pun mengadakan perubahan yang cukup berarti mengenai paroki sebelum mendengarkan dewan imam. Paroki yang didirikan secara legitim dengan sendirinya memiliki status badan hukum. Menurut buku Pedoman Dewan Paroki KAJ Bab III Organisasi Dewan Paroki pasal 15 tentang Pengurus Lingkungan: Ketua Lingkungan diangkat oleh DP Harian dari antara calon-calon yang diusulkan melalui musyawarah umat lingkungan yang bersangkutan (art. 1). Sedangkan dalam Pedoman Rumah Tangga Paroki Ibu Teresa Cikarang Bab V Tata Cara Pemilihan DP Pleno pasal 20: 1. Pengurus Lingkungan bersama umat mengadakan pertemuan lingkungan untuk memilih calon Pengurus Lingkungan 2. Pengurus lingkungan (tim Formatur) mengajukan calon pengurus yang baru kepada Dewan Paroki 3. DP menetapkan pengurus lingkungan yang baru sesuai dengan bentuk organisasi Paroki.

Ad.4 Merakyat/warta Kerajaan Allah

Umat paroki Ibu Teresa Cikarang yang telah diperlengkapi oleh Yesus Kristus sang pendiri Gereja dengan kurnia Roh Kudus dan yang setia mematuhi perintahNya tentang cinta kasih, kerendahan hati dan ingkar diri, menerima perutusan untuk mewartakan Kerajaan Allah (Lumen Gentium art. 5). Kita memang menerima perutusan untuk mewartakan Kerajaan Allah, merasul ini dalam bahasa paroki kita adalah merakyat itu. Kita semua bersama orang yang beragama lain dan berkehendak baik itu berusaha keras mewujudkan damai dan sejahtera bagi semua orang terutama yang miskin, tersingkirkan dan tertindas di bumi Cikarang ini. Bukan hanya sekedar cita-cita atau omong saja, melainkan sungguh-sungguh berusaha menjadi paguyuban atau orang yang menjadi rahmat bagi orang di sekitarnya dimana damai dan sejahtera (Syallom) sungguh menjadi warna kehidupan rakyat (bdk dengan SAGKI: dialog Budaya, Agama dan Kemiskinan).

Perlu kita sadari bersama bahwa lingkaran Pastoral: Perkembangan Iman--Keluarga--Sub Lingkungan--Merakyat yang akan kita wujudkan bersama ini merupakan proses yang tidak langsung terjadi dengan mudahnya. Oleh karena perlu kerja keras, kerja cerdas dan kerja sama di antara kita. Dan yang lebih penting adalah kita harus mengandalkan Tuhan melalui Roh KudusNya sehingga semuanya bisa bersinergi dengan baik sehingga adanya percepatan dalam mewujudkan visi-misi kita. Semoga…to be continued…”Oleh-oleh permenungan Raka 2011”

(5)

Untuk Kalangan Sendiri RENUNGAN

Renungan dan refleksi kita di masa Advent senantiasa berorientasi pada tiga gagasan pokok seperti yang diterangkan dalam Buku Umat, Misa hari Minggu dan Hari Raya dari Rm. Al. Wahjasudirja, Pr, yaitu: kita mengenangkan kedatangan Kristus untuk pertama kalinya, yaitu penjelmaanNya; kita mempersiapkan kedatanganNya secara sakramental pada Hari Natal; dan gagasan yang ketiga adalah,kita menanti-nantikan kedatanganNya pada akhir zaman.

Refleksi dan renungan tentang kedatangan Kristus pertama kalinya, maupun kedatanganNya diParousia, ataupun perayaan sakramental di Hari Natal, tidak pernah harus menghapus refleksi dan penghayatan kita tentang Kristus yang telahhadir dalam sejarah kehidupan kita sejak awal, memimpin jalan hidup kita, memenuhinya secara berlimpah dan pada waktunya akan menggenapinya dalam kemuliaan ketika Ia datang dalam kemuliaan sebagai Putera Tunggal Bapa sekaligus Pemimpin kepada bangsa.

Nabi besar Yesaya dalam liturgi minggu kedua Advent ini tampil mewartakan kedatangan seorang pemimpin atas bangsa-bangsa. Kita mengalami kehadiran Tuhan yang merajai seluruh kehidupan ini. Yesaya mewartakanNya sebagai, “suatu tunas (yang) akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN” (Yes.11:1-3). Pengalaman akan kehadiran Tuhan yang meraja, menghasilkan corak hidup baru. “Ia tidak akan megnhakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Tetapi Ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan seperti ikat pinggang tetap terikat padapinggang”(ay.3-5).

Corak hidup baru menghasilkan suatu kebiasaan hidup sejati yang mewarnai seluruh hidup kita. Inilah spiritualitas hidup yang berangkat dari keyakinan bahwa Tuhan kita bukanlah Tuhan yang jauh. Tuhan kita adalah Dia yang telah menjadikan hidup kita, dan membimbing hidup kita, dan sekaligus merajai diri dan hidup kita. Cara hidup ini bukanlah sebuah gaya hidup yang tertutup kepada diri sendiri. Corak hidup kristiani kita mengundang dan merangkul yang kecil dan lemah. Kita membangun hidup yang terbuka kepada semua orang. “Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di sampng kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumpat dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang ceai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ularbeludak”(ay.6-8). Semua orang menemukan makna hidup yang didambakannya. Keterarahan kepada yang lain, adalah sebuah keterarahan kepada kebaikan, dan bukan kejahatan.(bdk. Ay.9).

Sikap beriman sejati yang harus tetap mewarnai seluruh hidup warga Kerajaan Allah adalah sikap tobat yang benar. Itulah pesan utama dari Injil kita hari ini. “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya."(Mat.3:3). Sikap tobat mengajak kita untuk terbuka kepada diri sendiri, mengakui segala kekurangan dan dosa kita, lalu terdorong untuk mememohonkan rahmat pengampunan dari pada-Nya. “Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan.” (ay.5-6). Sebaliknya, sikap yang keras dan membatu ataupun sikap mendua-hati adalah penyangkalan terhadap kedatangan dan kehadiran Tuhan dalam seluruh hidup ini. Sikap ini ditentang keras oleh Yohanes Pembaptis, katanya,“Hai

(6)

Untuk Kalangan Sendiri

6

BERITA SEPUTAR PAROKI

Setelah minggu sebelumnya menerima pembekalan dari team HAK Paroki tentang hubungan iman Katolik dan hidup menggereja bersama masyarakat yang beragama lain dan sebagai aksi nyata dari pembekalan materi yang telah diberikan sebelumnya, maka pada tanggal 21 November 2010 diberikan suatu kegiatan nyata di luar Paroki yang didampingi oleh para aktivis HAK Paroki bagi para calon Krisma periode 2010. Kegiatan ini bertujuan untuk

memperkenalkan Misi dan Visi Paroki secara nyata kepada para calon Krismawan/wati agar kelak kehadirannya dirasakan sebagai rahmat buat masyarakat sekitar dengan cara Turba–Setara–dan Team Work.

Dikarenakan banyaknya para calon Krismawan/wati kali ini yang berjumlah 140 orang, baik dari golongan dewasa dan remaja, maka tempat untuk latihan karya nyata kali ini dibagi menjadi 2 kelompok tempat yaitu di Pondok Pesantren Al-Fitroh di Kampung Rawasentul, Desa Jayamukti Cikarang Pusat dibimbing oleh Bp. Albertus dan satu lagi yaitu di Pesantren Al-Islah di daerah Cikarang Utara yang dibimbing oleh Mas Anton Haryoto. Untuk menentukan tempat terselenggarakannya acara ini tentunya harus ada persiapan yang matang, tidak dapat hanya asal-asalan, karena hubungannya yang erat dengan kondisi sosial dan latar belakang masyarakat di Cikarang.

Dari jam tujuh pagi sudah ada para calon Krismawan/wati yang sudah berkumpul di depan Rumah Putih Meadow Green Lippo. Ada yang datang dengan diantar orangtua-nya, ada juga yang diantar oleh pasangan (istri/suami/pacar). Tepat pukul 07:30 para calon Krisma dikumpulkan di dalam ruangan Rumput untuk diberikan petunjuk dan pembagian group oleh Bp. Herman Kanga sebagai pembina pelajaran untuk para calon Krisma. Untuk masalah teknisnya, yang berhubungan dengan apa yang akan dilakukan oleh para calon Krisma di lapangan para aktifis Hak yang akan membimbing. Setelah semua pengarahan, pembagian kelompok dan doa

Tidak kurang dari 30 menit perjalanan, seluruh peserta tiba di lokasi tujuan, dengan sebelumnya secara beriringan baik kendaraan mobil dan motor peserta melintas di jalan melewati jalan Cibarusah, Kalimalang dan masuk Perumahan Cikarang Baru dengan dituntun Bp. Albertus sebagai pembimbing juga sebagai penuntun jalan menuju lokasi.

dilaksanakan tibalah waktunya untuk menuju kendaraan yang akan menuju tempat lokasi. Walaupun ada keterbatasan kendaraan saat itu puji syukur semua peserta dapat terangkut ke tempat tujuan. Peserta yang dipimpin oleh Mas Anton Haryoto berangkat lebih dahulu menuju Cikarang Utara, setelah itu baru kelompok yang lain.

Memperkenalkan Misi dan Visi Paroki Kepada Calon Krisma

2010 dengan Kunjungan ke Pondok Pesantren

kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akandatang?”(ay.7).

(7)

Untuk Kalangan Sendiri

Sesampai memasuki Kampung Rawasentul tak jauh dari suatu gedung olahraga bulutangkis, sampailah para peserta di lokasi. Gadis-gadis kecil berkerudung putih dan beberapa anak-anak bersarung didampingi pengasuh pondok pesantren yang kini mengasuh 35 orang anak-anak yatim piatu dan 120 orang santri ini tampaknya telah menunggu kedatangan para tamunya.Dengan lebih dulu saling bersalam-salaman akhirnya para tamu dipersilahkan memasuki ruangan menuju ruangan yang berada di lantai dua.

Tepat pukul sembilan acara dibuka dengan sambutan dari pihak tamu, dengan singkat dan padat Bp. Albertus sebagai wakil dari tamu menyampaikan tujuan kedatangan mereka. Dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa pendidikan krisma adalah suatu proses pendewasaan iman dalam hal ini iman Katolik yang akan membawa seorang yang beriman Katolik untuk lebih mempunyai semangat berkarya bersama orang lain tanpa memandang perbedaan khususnya perbedaan agama, aqidah maupun keyakinannya. Itulah yang disebut dengan “spiritualitas

1001”yaitu tidak membicarakan satu hal yang prinsip misalnya masalah keyakinan atau aqidah

maupun agama namun 1000 persamaan harus selalu dibangun secara bersama-sama dengan orang lain untuk menciptakan suatu karya sosial yang berguna bagi masyarakat dimana kita berada. Selanjutnya yang tak kalah menariknya adalah sambutan dari pihak tuan rumah yang diwakili oleh Kyai Haji Imam Mulyana, yang juga merupakan pengasuh ponpes. Dalam sambutannya ia juga mengungkapkan perasaan yang senada dengan kata sambutan pertama. Dengan intonasi kata yang tinggi seorang haji beranak empat ini juga sangat mendukung kebersamaan dalam karya-karya sosial kemanusiaan dengan siapapun tanpa melihat perbedaan agama, maupun suku. Ia pun sempat mengungkapkan bahwa selama ini cukup bersukacita akan keberadaan gereja Katolik yang penuh rendah hati di Cikarang ini mau terbuka untuk terus menerus melakukan dialog-dialog sosial ke para tokoh masyarakat dan agama baik yang dilakukan romonya maupun para aktifisnya. Diakhir sambutannya pengasuh pondok pesantren yang didirikan pada tanggal 21 Maret 2000 ini berharap agar Gereja Katolik terus meningkatkan dialog-dialognya dengan berupa karya- karya sosial yang nyata kepada masyarakat khususnya di Cikarang, Insyaalah nantinya keberadaan Gereja Katolik akan diterima masyarakat dengan suatu izin berdirinya gedung gereja di kabupaten Bekasi. Iapun berharap agar seluruh umat Katolik bersabar.

Dalam karya nyata ini peserta di bagi menjadi 4 kelompok , masing- masing terdiri dari 10 sampai 15 orang tiap kelompok. Kelompok pertama adalah pengecatan tembok dan pagar ponpes, kelompok kedua membersihkan kandang kambing, kelompok ketiga membersihkan pemakaman umum masyarakat kampung Rawa Sentul. Kelompok ke empat adalah kelompok memasak untuk santap makan siang. Dalam pelaksanaannya karya-karya ini dilakukan secara bersama-sama antara calon Krisma dengan Pengasuh dan para santri Ponpes juga dibantu tokoh masyarakat sekitar.

(8)

Untuk Kalangan Sendiri

8

Karena beberapa dari rekan rahibnya menentang aturan-aturannya dan menuntut kehadiran seorang imam sebagai abbas mereka, maka ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 491. Ia sangat bijak dalam memimpin para rahib, sehingga pada tahun 494 ia diangkat sebagai pemimpin tertinggi dari semua biara yang ada di Palestina. Sabas dengan gigih membela ajaran Konsili Kalsedon dan berani menegur kaisar sehubungan dengan berbagai ajaran sesat yang berkembang di Kekaisaran Konstantinopel. Dua kali ia menghadap kaisar di istana kekaisaran untuk menentang ajaran-ajaran sesat itu.

Pertapaan Mar Saba yang didirikannya sampai kini dihuni oleh rahib-rahib dari Gereja Ortodoks Timur yang menghayati suatu cara hidup tapa Yang keras dan sederhana. Konon biara itu pernah diperbaiki oleh pemerintah Rusia pada tahun 1840. Sabas meninggal dunia dalam usia 94 tahun pada tanggal 5 Desember 532. Sumber:http://imankatolik.or.id/kalender/5Des.html

Santo Sabas, Abbas dan Pengaku Iman

Sabas lahir di Mutalaska, dekat Kaisarea, Kapadokia pada tahun 439. Semasa remajanya ia masuk biara Basilian yang dipimpin oleh Santo Eutimos Agung. Setelah ia menjadi seorang pertapa yang dewasa dan mempunyai banyak pengalaman, ia mendirikan Laura (semacam tempat pertapaan) Mar Saba yang terletak antara Yerusalem dan Laut Mati. Sebuah Laura dihuni oleh sekelompok rahib yang menjalani hidup pertapaan secara terpisah-pisah di sekitar gereja.

MENGENAL ORANG KUDUS

setiap hari sudah dijadwalkan, ia hanya mengontrol saja.

Sekitar pukul 12.30, semua calon krisma kembali ke pesantren dan menuju ke lantai 2 untuk makan siang. Setelah semua berkumpul acara dimulai dengan obrolan santai mulai dari kesan dan pesan dari tiga orang perwakilan calon Krisma,dilanjutkan kesan dan pesan perwakilan para santri. Setelah itu dilanjutkan dengan penyerahan kenang- kenangan kepada pengasuh ponpes.

Doa sebelum makan siang kali ini cukup unik karena dilakukan dua kali, yang pertama dengan doa sebelum makan secara Islam dipimpin haji Imam, dan yang kedua doa secara Katolik dipimpin oleh Iwan salah seorang perwakilan dewan paroki. Doa yang unik seperti ini juga dilakukan pada saat kelompok calon krisma yang membersihkan makam bersama pengasuh dan para santri ponpes dan tokoh masyarakat berkumpul di bawah pohon besar untuk berdoa bagi arwah-arwah yang sudah meninggal sebelum meninggalkan area makam.

Makan siang dengan menu nasi, urap, telur balado, tempe goreng, tahu goreng, dan ikan teri siap disantap. Rasa capek pun terasa hilang. Semua menikmati santapan yang telah disediakan tersebut. Setelah puas menikmati santap siang semuanya mengambil sampah-sampah yang tercecer dan merapikan kembali sisa-sisa makanan. Sebelum pamit untuk pulang para calon Krisma berfoto bersama pak Haji dan semua penghuni ponpes. Semua kegiatan ini memberi kesan yang dalam bagi para calon krisma. Harapannya ke depan agar acara seperti ini dapat menjadi agenda rutin tahunan yang tidak saja buat para calon krisma tapi juga bagi para katekumen. Dengan demikian Visi dan Misi Paroki yaitu berkehendak kuat untuk membangun paguyuban umat beriman (komunitas basis beriman penuh harapan) dalam ikatan persaudaraan sejati murid-murid Kristus, yang dijiwai oleh Roh Kudus, berani berkata “cukup‟ kepada godaan duniawi, mempunyai spiritualitas berbagi dan jiwa merakyat (inkarnatoris), sehingga kehadirannya merupakan rahmat bagi masyarakat sekitar dapat terwujud. Amin.

(9)

Untuk Kalangan Sendiri JADWAL KEGIATAN PAROKI WARTA PAROKI

Berilah Seperti yang Kamu Harapkan Untuk Menerima

Angin dingin bertiup kencang dan hujan lebat ketika telepon di rumah seorang dokter di pedesaan berdering. Kata orang yang menelepon,"Istri saya memerlukan bantuan dokter segera." "Bisakah saudara datang dan menjemput saya? Mobil saya mogok dan sedang diperbaiki" Jawab si penelpon dengan suara marah. "Apa?? Pergi ke luar di malam dingin seperti ini?"

Kita terlalu sering mengharapkan hal-hal yang kita sendiri tak mau berikan.(Christopers) MUTIARA IMAN

1

Tim Pewartaan

Seminar Ajaran Gereja dengan pembicara

Rm. Peter Aman, OFM, pada hari Minggu,

05 Des „10, bertempat di Sekolah Don

Bosco III Taman Sentosa dari pkl. 08.00

s/d 15.00.

Baptisan Bayitgl05 Des„10.

2

Tim Pelayanan

• Paroki Ibu Teresa membuka“Dompet Peduli

Bencana”. Sumbangan dalam bentuk uang

yang akan disalurkan untuk pasca bencana di Wasior, Mentawai dan Merapi. Bantuan dapat diserahkan ke sekretariat paroki atau dapat menghubungi Bidang Pelayanan Paroki melalui

Bp. Triwicoro (0817193280) atau Ibu Ely

(08129283328)

• Kepada para pengurus lingkungan terutama untuk pengurus lingkungan yang berada di

perumahan baru dan membutuhkan

penghijauan. Paroki menyediakan bibit tanaman sebanyak 4000 pohon, mohon para pengurus lingkungan untuk membuat surat pengajuan permintaan bibit tanaman tersebut ke Paroki, harap bekerja sama dengan pengurus RT/ RW setempat.

3

Tim SDM Paroki

• Mengundang para karyawan untuk hadir pada Misa bulanan untuk Komunitas Pekerja Katholik se-EJIP dan Sekitarnya (KPE‟es) pada hari Kamis,9 Des„10,pk. 17.30–19.30WIB di

PT Omron Manufacturing Indonesia. PIC:

Bp. Victor Sonny. Informasi, hubungi Widi 0812 9949 038 danTuntum0812 9690 509.

PDKK (Persekutuan Doa Karismatik Katolik)

• PDKK ELZA (Elisabeth Zakaria)

Tgl.08 Des„10,pk. 19.30, diRuko Roxy B. 52,

Lippo Cikarang, diadakan Persekutuan Doa

Karismatik Katolik Elza dengan tema: “Mengapa

Kita Kekurangan Berkat?”, pembicara: Boy

Rahardja.

Orang Muda Katolik (OMK)

Setiap Sabtu IV, 19:00-21:00 di Rumah Putih. Informasi lebih lanjut, hubungi: Oya (0813-1059-2876), Hery (0815-9444-992), Angga (0856-4209-7865), Ferry Kiong (0859-2138-7959)

Setiap Selasa, 10:00 –12:00 di Rumah Putih

Misa Senakel

Setiap Sabtu I, 06:00 di Trinitas

Hari Tgl. Pk. Lingkungan

Senin 06-Des-10 19:00 Ratu Rosari

Selasa 07-Des-10 19:00 Ignatius

Rabu 08-Des-10 19:00 Maria

Thomas

Kamis 09- Des-10 19:00 Keluarga Kudus

Agustinus

JADWAL SAKRAMEN TOBAT ADVEN 2010

Hari Tgl. Pk. Lingkungan

Jumat 10-Des-10 19:00 Basilius Agung

Gembala Baik

Sabtu 11-Des-10 20:00 Gabriel

Kristus Raja

Minggu 12-Des-10 19:30 Yoseph

(10)

Untuk Kalangan Sendiri

10

JADWAL PELAYANAN

Hari Tgl. Pk. Koor

Sabtu 11-Des-10 17:30 Gembala Baik

Minggu 12-Des-10 7:30 Valentinus

Minggu 12-Des-10 16:00 Ignasius Loyola

Sabtu 18-Des-10 17:30 Mikael

Minggu 19-Des-10 7:30 Ratu Rosari

Minggu 19-Des-10 16:00 Dominikus de Guzman

Jumat 24-Des-10 17:30 Veronika

Hari Tgl. Pk. Koor

Jumat 24-Des-10 20:30 Vinsentius

Sabtu 25-Des-10 07:30 Koor Komuni I

Sabtu 25-Des-10 17:30 Franciscus Xaverius

Minggu 26-Des-10 7:30 Keluarga Kudus

Minggu 26-Des-10 16:00 Theresia

Kamis 31-Des-10 19:00 Koor Mudika

Sabtu 01-Jan-11 17:30 Caecilia

Jadwal Perayaan Ekaristi & Petugas Liturgi

Minggu Adven III

Sabtu, 11 Des‟ 10

17.30 WIB Minggu07.30 WIB, 12 Des‟ 10 Minggu16.00 WIB, 12 Des‟ 10

Lektor / Lektris Sonia, Anes Tanti, Yus Putri, Doni

Komentator Thomas Dyah Turibius

Prodiakon

A. Haryanto, A. Husein Setianegara, T. A. Catiarso Nugroho, Josef R. Raco, Br. Wawan

A. Sugiyo, A. Dorman Hutabarat, P. Budiono, Lucia M. Suwita, M. Pangudiyono, N. Sudaryanto, Br. Petrus

A. Z. Sardjono, M. Subagyo

Putra Altar

Tata Tertib &

Koor Lk. Gembala Baik Lk. Valentinus Lk. Ignasius Loyola

Organis Bp. Herman Bp. Pieter B. Bp. Agri H.

Petugas Balai Kesehatan Masyarakat & Dokter Jaga (Desember 2010)

Tanggal Lingkungan Dokter Jaga Apoteker Perawat / Bidan

05-Des-10 Lk. Sisilia dr. Sino A. Pudjiastuti, Endang, Lidwina FX. Mariati, Anna

12-Des-10 Lk. Angela dr. Budi Meta Kurniasih, San San Emerita, Sisil

19-Des-10 Lk. Kristus Raja dr. Ninik Indo, Wulan, Wilia Bernadeth, Shellyana Dewi

Tanggal Hari Raya/Pesta - Bacaan Liturgi

06-Des-10 Hari biasa Pekan II Adven

Yes. 35:1-10; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14; Luk. 5:17-26 07-Des-10 Pw S. Ambrosius

Yes. 40:1-11; Mzm. 96:1-2,3,10ac,11-12,13; Mat. 18:12-14; atau dr Ruybs 08-Des-10 Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Dosa

Kej. 3:9-15,20; Mzm. 98:1,2-3ab,3bc-4; Ef. 1:3-6,11-12; Luk. 1:26-38 09-Des-10 Hari Biasa Pekan II Adven

Yes. 41:13-20; Mzm. 145:9,10-11,12-13ab; Mat. 11:11-15 10-Des-10 Hari biasa Pekan II Adven

Yes. 48:17-19; Mzm. 1:12,3,4,6; Mat. 11:16-19 11-Des-10 Hari Biasa Pekan II Adven

Sir. 48:1-4,9-11; Mzm. 80:2ac,3b,15-16,18-19; Mat. 17:10-13 12-Des-10 Hari Minggu Adven III

(11)

Untuk Kalangan Sendiri KELUARGA KATOLIK

Gaya Belajar Anak

Model gaya belajar VAK (Visual, Auditory dan Kinestetik) menyatkan bahwa sebagian besar anak dapat dibagi menjadi tiga gaya belajar yang dominan. Tiga gaya belajar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Anak dengan gaya belajar Visual, lebih menyukai melihat atau mengamati sesuatu, termasuk gambar, diagram, demonstrasi, display, handout, film, flip-chart dan sebagainya. Anak-anak gaya belajar ini akan menggunakan kata-kata sebagai berikut“mana lihat”, “yukkitalihat”,

dan akan mengerjakan tugas dengan baik setelah membaca petunjuk atau melihat orang lain mengerjakannya dulu. Anak-anak ini akan bekerja dari daftar serta petunjuk dan arahan tertulis.

2. Anak dengan gaya belajar Auditory lebih menyukai menerima informasi dengan mendengar. Anak-anak ini suka mendengarkan kata-katanya sendiri atau orang lain. Selainitu juga suka mendengar suara dan bunyi-bunyian. Anak-anak ini akan menggunakan kata-kata“ceritakan padaku”, “nantikita bicaralagi”dan cara terbaik untuk dapat mengerjakan tugas dengan baik adalah setelah mendengarkan saran dari orang yang kompeten. Mereka adalah anak-anak yang senang diberikan intruksi lewat telepon dan akan mengingat semua kata-kata dalam lagu dan menyanyikannya kembali setelah mendengar.

3. Anak dengan gaya belajar Kinestetik lebih menyukai pengalaman secara fisik, seperti menyentuh, merasakan, memegang, prakteik. Anak-anak ini akan menggunakan kata-kata

“saya coba”, ”bagaimana rasanya” dan cara terbaik untuk dapat mengerjakan tugas adalah dengan cara menjalankan dan mencoba. Anak-anak ini adalah anak-anak yang suka coba-coba dan apabila sudah dewasa tidak akan melihat petunjuk sebelum melakukan sesuatu.

Tidak ada yang salah dari ketiga gaya belajar tersebut. Yang terpenting adalah mengetahui gaya belajar mana yang paling sesuai dengan anak-anak kita.

Anak-anak umumnya mempunyai satu gaya belajar yang paling sesuai, meskipun demikian tetap merupakan campuran dari ketiganya. Sebagian lagi mempunyai kecenderungan dari dua gaya belajar atau bahkan ketiganya.

Dengan mengetahu gaya belajar yang paling sesuai dengan anak-anak kita, akan mempermudah dalam membimbing anak belajar. Anak-anak akan senang belajar, karena belajar sesuai dengan tipenya. Dan otomatis prestasi anak akan meningkat.

Salam,

Thomas (Lingkungan Gregorius)

(12)

Paroki Ibu Teresa

Cikarang

2010

Sekretariat Paroki Ibu Teresa - Cikarang

Jl. Pinus 7 No. 11A, Meadow Green Lippo Cikarang -Bekasi 17550

Referensi

Dokumen terkait

Berisi penilaian pihak manajemen (tim QFD) mengenai kekuatan hubungan antara elemen-elemen yang terdapat pada bagian persyaratan teknis dengan keinginan dan

Kekuatan korelasi secara statistik adalah 0.696 yang menunjukkan hubungan yang kuat antara intensitas kebisingan mesin dan tingkat stres pada pekerja pabrik

Metode pemilihan diskret menganalisis pilihan pelaku perjalanan dari sekumpulan alternatif pilihan moda yang saling bersaing dan tidak bisa dipilih (digunakan) secara

Pada media atau surat kabar yang dijadikan data primer untuk diteliti yaitu pada harian Rakyat Sulsel dan objek berita yang akan diteliti yaitu isi berita pilkada Sul- Sel

Menurut  Dadang  Sundawa,  dkk  (2008:125)  kedaulatan  rakyat  mengandung  arti 

Jawaban tidak harus sama dengan orang lain karena setiap orang mempunyai kebebasan untuk menjawab.. Hanya ASI makanan yang terbaik untuk bayi

Merton menyatakan bahwa perilaku menyimpang terjadi karena tidak adanya kaitan antara tujuan dengan cara yang telah ditetapkan dan dibenarkan oleh struktur sosial.. Lebih jauh

[r]