RESIKO INVESTASI PORTOFOLIO SAHAM PADA
SAHAM-SAHAM BUMN MENGGUNAKAN
VALUE AT
RISK
(VAR) DENGAN PENDEKATAN
VARIANCE
COVARIANCE
PERIODE 2012-2013
DI SUSUN OLEH:
NAMA
: NURUL HIDAYAH
NIM
: 91213083
KELAS
: 45PB3
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ANALISIS INVESTASI DAN
MANAJEMEN RESIKO
PASCA SARJANA MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
RESIKO INVESTASI PORTOFOLIO SAHAM PADA SAHAM-SAHAM BUMN
MENGGUNAKAN
VALUE AT RISK
(VAR) DENGAN PENDEKATAN
VARIANCE
COVARIANCE
PERIODE 2012-2013
ABSTRAK
Nurul Hidayah
Pasca Sarjana Manajemen
Universitas Gunadarma
Suatu kegiatan investasi perlu mempertimbangkan besarnya resiko dan return yang
akan didapatkan. Diperlukan suatu analisis guna mengetahui keakuratan besarnya resiko dan
return dari suatu investasi. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur
ketidakpastian atau resiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya
dari investasi yang dilakukannya. Analisis portofolio optimal merupakan salah satu teknik
analisis dalam menentukan besarnya resiko dan return. Value at Risk (VaR) adalah suatu alat
ukur statistik resiko yang mengukur kerugian maksimum yang diharapkan dari sebuah
investasi pada tingkat konfindensi tertentu dan periode waktu tertentu dalam kondisi pasar
normal.
Penelitian ini membahas tentang analisis resiko portofolio dengan metode VaR melalui
pendekatan Variance Covariance. Sampel yang diambil adalah perusahan-perusahaan BUMN
dari sektor yang berbeda, yaitu Adhi Karya (ADHI) yang bergerak di bidang konstruksi,
Bank Negara Indonesia (BBNI) yang bergerak di bidang jasa keuangan dan asuransi,
Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang bergerak di bidang gas, uap dan udara dingin, Tambang
Batu Bara Bukit Asam (PTBA) yang bergerak di bidang pertambangan dan penggalian dan
Telekomunikasi Indonesia (TLKM) yang bergerak di bidang informasi dan telekomunikasi.
Dengan periode penelitian 1 Januari 2012 – 31 Desember 2013.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dengan
periode berbeda akan menghasilkan besaran Value at Risk (VaR) yang berbeda pula. Dalam
penelitian ini periode penelitian dibagi menjadi per triwulan. Pada tahun 2012 untuk triwulan
1, triwulan 3 dan triwulan 4 menghasilkan VaR (95%) sebesar 0% dan VaR (99%) sebesar
0%. Pada tahun 2012 untuk triwulan 2 menghasilkan VaR (95%) sebesar 13,36% dan VaR
(99%) sebesar 35,90%. Pada tahun 2013 untuk triwulan 1 menghasilkan VaR (95%) sebesar
0% dan VaR (99%) sebesar 0%. Pada tahun 2013 untuk triwulan 2 menghasilkan VaR (95%)
sebesar 0,77% dan VaR (99%) sebesar 26,58%. Pada tahun 2013 untuk triwulan 3
menghasilkan VaR (95%) sebesar 36,86% dan VaR (99%) sebesar 53,28%. Dan pada tahun
2013 untuk triwulan 4 menghasilkan VaR (95%) sebesar 40,25% dan VaR (99%) sebesar
55,79%.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...2
DAFTAR ISI ...3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ...4
Rumusan dan Tujuan Penelitian ...5
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Pengertian Resiko ...7
Value at Risk ...8
Proses Pengukuran VaR ...11
Penelitian Terdahulu ...15
BAB III METODE PENELITIAN
Profil Perusahaan ...17
PT. Adhi Karya (Persero) Tbk ...17
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. ...18
PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. ...18
PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk. ...19
PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. ...20
Metode Penelitian ...21
BAB IV PEMBAHASAN
Perhitungan Variance Covariance Dengan Portofolio ...22
BAB V KESIMPULAN ...37
DAFTAR PUSTAKA ...38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana yang dilakukan pada saat ini,
dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Alasan utama orang
berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan atau kerugian suatu
investasi tergantung pada perubahan harga aset dan jumlah aset yang dimiliki. Dalam
manajemen investasi, perubahan harga aset merupakan tingkat pengembalian harga aset
dari harga awal disebut sebagai return.
Investasi merupakan salah satu cara alternatif yang dapat digunakan untuk
meningkatkan nilai aset di masa depan. Investasi disebut juga sebagai penanaman
modal merupakan suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan
keuangan dan ekonomi. I stilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk
aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan.
Seiring dengan semakin baiknya iklim investasi di Indonesia, maka peranan pasar
modal (capital market) akan meningkat dimasa-masa yang akan datang. Pasar modal
memiliki peranan penting untuk mengembangkan dunia investasi suatu negara.
Beberapa peran pasar modal dalam mengembangkan dunia investasi antara lain
pertama, sebagai sarana untuk mendapatkan dana secara cepat dengan biaya murah
dapat dikumpulkan dari masyarakat (investor). Kedua, pasar modal sebagai sarana
untuk berinteraksi dalam instrumen keuangan. Dengan berbagai instrumen keuangan,
para investor dapat mengalokasikan dana yang dimiliki untuk berbagai investasi atau
portofolio sehingga mendapatkan keuntungan maksimal dengan resiko kerugian yang
minimal.
diharapkan, maka digunakan ukuran penyebaran untuk mengukur resiko. Pada
hakekatnya masalah utama yang dihadapi investor adalah menentukan aset bersiko
mana yang harus dibeli. Satu portofolio merupakan gabungan dua atau lebih saham
individual, maka masalah ini bagi investor sama dengan memilih suatu portofolio
optimal dari berbagai portofolio yang ada.
Saat ini banyak dikembangkan perhitungan nilai resiko dalam berinvestasi agar
investor dapat mengetahui nilai resiko dan mengantisipasinya lebih dini. Salah satu
bentuk pengukuran nilai resiko yang sering digunakan adalah Value at Risk (VaR).
Value at Risk (VaR) adalah suatu alat ukur statistik resiko yang mengukur kerugian
maksimum yang diharapkan dari sebuah investasi pada tingkat konfindensi tertentu dan
periode waktu tertentu dalam kondisi pasar normal.
Manajemen resiko harus senantiasa berkesinambungan dan merupakan proses
perencanaan strategi perusahaan dalam kaitannya dengan penerapan strategi itu sendiri.
Perencanaan tersebut antara lain identifikasi berbagai resiko yang telah terjadi pada
masa lalu, sekarang maupun kemungkinan yang mungkin terjadi dimasa yang akan
datang. Selain itu perencanaan harus sesuai dengan budaya perusahaan serta berbagai
kebijakan yang obyektif.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah perusahaan atau badan usaha yang
dimiliki pemerintah sebuah negara. Di Indonesia, definisi BUMN menurut
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan.
BUMN di Indonesia bebrebtuk perusahaan perseoran, perusahaan umum dan
perusahaan jawatan. Dimana perusahaan perseoran (Persero) adalah BUMN yang
berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau
paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh pemerintah yang tujuan utmanya mengejar
keuntungan.
BUMN di Indonesia terdiri dari berbagai macam sektor. Dalam penelitian ini
sektor yang digunakan yaitu bidang konstruksi, bidang jasa keuangan dan asuransi,
bidang gas, uap dan udara dingin, bidang pertambangan dan penggalian, dan bidang
informasi dan telekomunikasi.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan permasalahan
“Bagaimana penerapan metode Value at Risk (VaR) dengan pendekatan Variance
Covariance pada studi kasus data portofolio saham-saham BUMN?”
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1 PENGERTIAN RESIKO
Resiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau
kehancuran. Lebih luas resiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil
yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Resiko dapat
menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola dengan
semestinya. Sebaliknya resiko yang dikelola dengan baik akan memberikan ruang pada
terciptanya peluang untuk memperoleh suatu keuntungan yang lebih besar.
Menurut Gallati (2003: 7) dalam Wibowo (2006) resiko didefinisikan sebagai ”a
condition in which there exist an exposure to adversity”. Lebih lanjut, Bessis (2002: 11)
mendefinisikan resiko sebagai “risk are uncertaintainties resulting in adverse
Variations of probability or in losses”. Berdasarkan Workbook level 1 Global
Association of Risk Professionals-Badan Sertifikasi Manajemen Resiko (2005) resiko
didefinisikan sebagai “chance of a bad outcome”. Maksudnya adalah suatu
kemungkinan akan terjadinya hasil yang tidak diinginkan, yang dapat menimbulkan
kerugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola sebagaimana mestinya.
Dalam industri keuangan umumnya dikenal jargon “high risk bring about high
return”. Hal ini dapat dicontohkan dalam melakukan investasi saham. Dalam bermain
saham, berdasarkan volatilitas harga akan lebih besar peluang untuk memperoleh
keuntungan dengan bermain pada saham-saham lapis kedua. Volatilitas atau pergerakan
naik turun harga saham secara tajam membuka peluang untuk memperoleh hasil yang
sangat besar, namun sebaliknya jika harga bergerak kearah yang berlawanan maka
kerugian yang akan ditanggung sangat besar.
aktiva produktif seperti pinjaman atau investasi dengan hasil yang lebih besar dari 12%
pertahun. Pilihan itu akan menimbulkan resiko yang dalam kondisi paling ekstrim,
aktiva produktif tersebut tidak kembali.
Dalam hal ingin menghindarkan dari resiko yang mungkin akan timbul, maka
cara yang paling aman adalah mengendapkan dana tersebut didalam bank. Sangat likuid
dan sangat aman. Menghindari resiko, secara sepintas terlihat aman, namun sebenarnya
pada saat yang bersamaan kita tidak akan mendapatkan apa-apa dari dana 1 milyar
tersebut. Sebaliknya kewajiban bunga terhadap nasabah tetap harus dibayarkan dan
Bank akan mengalami kerugian sebesar suku bunga berlaku yang harus dibayarkan.
Dari contoh diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mendapatkan hasil dari
suatu kegiatan maka harus menghadapi resiko. Sebaliknya tidak menghadapi resiko
sama sekali merupakan hal yang sayang untuk dilakukan karena kita tidak akan
mendapatkan hasil apa-apa padahal peluang untuk memperoleh keuntungan tetap ada.
Untuk itulah resiko harus dihadapi dalam setiap kegiatan investasi sehingga dapat
memberikan peluang untuk memperoleh hasil yang diharapkan, dengan ttetap
mengelola resiko dengan baik.
2.2
VALUE AT RISK
Salah satu teknik pengukuran resiko adalah Value at Risk (VaR). Value at Risk
(VaR) merupakan Metode perhitungan market risk untuk menentukan resiko kerugian
maksimum yang dapat terjadi pada suatu portfolio, baik single-instrument ataupun
multi-instruments, pada confidence level tertentu, selama holding period tertentu, dan
dalam kondisi market yang normal.
Munculnya VaR tidak lepas dari metode pengukuran resiko yang diterapkan oleh
Dennis Weatherstone. Mantan bos J.P. Morgan ini menginginkan laporan satu halaman
berisi rangkuman eksposur global yang dihadapi perusahaan dan estimasi potensi
kerugian dalam 24 jam kedepan, diserahkan kepadanya setelah hari kerja tepatnya
pukul 16:15. ”4.15 Report” inilah yang menjadi cikal bakal perangkat menajemen
resiko yang kemudian dikenal dengan Value at Risk
.
mungkin kerugian yang terjadi akan lebih kecil dari nilai VaR tersebut. VaR adalah
suatu nilai kerugian moneter yang mungkin dialami dalam jangka waktu yang telah
ditentukan. Pernyataan berikut ini merupakan definisi formal dari VaR yang dikutip
dari Philip Best (1998): ”Value at Risk is the maximum amount of money that may be
lost on a portfolio over a given period of time, with a given level of confidence.”
Pernyataan berikut ini merupakan definisi formal dari VaR yang diungkapkan oleh
Philippe Jorion (2002): ”VaR summarizes the worst loss over a target horizon with a
given level of confidence.” Cormac Butler (1999) memberikan definisi VaR sebagai
berikut: “Value at Risk measures the worst expected loss that an institution can suffer
over a given time interval under normal market conditions at a given confidence level.
It assesses risk by using statistical and simulation models designed to capture the
volatility of assets in a bank’s portfolio.”
Pendek kata, Value at Risk (VaR) dapat diartikan sebagai suatu besaran angka
yang merangkum total resiko dari portfolio yang berisikan beragam asset keuangan.
“What loss level is such that we are X% confident it will not be exceeded in N business
days?” Pertanyaan singkat yang mengantar kita pada definisi ringkas dari Value at
Risk. VaR merupakan estimasi potensi kerugian maksimal pada periode tertentu dengan
tingkat keyakinan (confidence level) tertentu dan dalam kondisi pasar yang normal.
Jadi VaR mengukur kerugian maksimal yang mungkin terjadi esok hari, lusa, minggu
depan, dan seterusnya sesuai dengan periode waktu yang diinginkan.
Kelebihan dari VaR adalah bahwa Metode ini fokus pada downside risk, tidak
tergantung pada asumsi distribusi dari return, dan pengukuran ini dapat diaplikasikan
ke seluruh produk-produk finansial yang diperdagangkan. Angka yang diperoleh dari
pengukuran dengan Metode ini merupakan hasil perhitungan secara agregat atau
menyeluruh terhadap resiko produk-produk sebagai suatu kesatuan.
VaR juga memberikan estimasi kemungkinan atau probabilitas mengenai
timbulnya kerugian yang jumlahnya lebih besar daripada angka kerugian yang telah
ditentukan. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak didapat dari Metode-Metode
pengukuran resiko lainnya. VaR juga memperhatikan perubahan harga aset-aset yang
ada dan pengaruhnya terhadap aset-aset yang lain. Hal ini memungkinkan dilakukannya
pengukuran terhadap berkurangnya resiko yang diakibatkan oleh diversifikasi
kelompok produk atau portfolio.
dan program tersebut dapat di download oleh pengguna secara gratis. Metode yang
digunakan J.P. Morgan tersebut selanjutnya dikenal sebagai RiskMetrics atau
perhitungan VaR dengan Variance-Covariance Method.
VaR memiliki tiga Metode untuk perhitungan, yaitu Historical Simulation
Method, Variance-Covariance Method, dan Monte Carlo Simulation Method. Ketiga
Metode tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, antara lain:
1. Variance-covariance approach atau disebut juga delta normal method memiliki
keunggulan dari sisi kemudahan komputasi dan implementasi. Model ini
diperkenalkan oleh JP.Morgan pada awal 1990an. Asumsi yang digunakan dalam
Variance-covariance approach model adalah:
a. Portfolio disusun atas asset-aset yang linear. Lebih tepatnya, perubahan nilai dari
suatu portfolio bersifat linear dependen pada semua perubahan yang terjadi pada
nilai asset. Jadi, return portfolio juga bersifat linear dependen pada return asset.
b. Return asset berdistribusi normalSelain memiliki keunggulan dalam hal
kemudahan komputasi dan implementasi metode ini memiliki kelemahan dalam
hal akurasi (lebih lemah) dibandingkan dua Metode lainnya.
2. Historical Simulation Method merupakan metode yang paling simple dan paling
transparan dalam perhitungan. Termasuk dalam perhitungan nilai portfolionya.
Kelemahan metode ini tidak menggunakan distribusi normal pada return assetnya.
3. Monte Carlo Simulation Method juga merupakan metode pengukuran VaR yang
relatif simpel dibandingkan Variance-covariance model. Monte Carlo Simulation
Method memiliki keunggulan dalam akurasi, namun memiliki kelemahan dalam hal
komputasi yang lebih rumit dibandingkan historical simulation method.
Jadi Variance-covariance approach memiliki keunggulan dari sisi kemudahan
komputasi dan implementasi, sedangkan Historical Simulation Method, dan Monte
Carlo Simulation Method memiliki keunggulan akurasi namun memiliki kelemahan
dari sisi komputasi karena memerlukan simulasi risk factors yang cukup banyak
khususnya monte carlo simulation. Metode historical simulation method memiliki
keunggulan dibanding monte carlo simulation karena komputasi yang relatif lebih
mudah (intermediate) dan tidak menghadapi problem model risk.
portfolio dari resiko pasar dalam suatu periode waktu tertentu dan dengan suatu
confidence level tertentu.
Pada umumnya, VaR dihitung untuk jangka waktu 24 jam. Sebagai contoh, bila
dikatakan bahwa VaR suatu portfolio adalah US$5,000 dengan confidence level sebesar
95 persen, ini berarti bahwa ada 95 persen kemungkinan portfolio tersebut akan
mengalami kerugian dengan nilai di bawah US$5,000 dalam waktu 24 jam ke depan.
Dapat pula dikatakan bahwa ada 5 persen kemungkinan portfolio tersebut akan
mengalami kerugian minimal US$5,000 dalam waktu 24 jam ke depan.
Contoh lain, jika kita memiliki VaR harian sebesar Rp.100 milyar pada
confidence level 99%, hal ini berarti bahwa hanya terdapat satu kemungkinan dari 100
dimana kerugian harian akan melebihi Rp.100 milyar. Atau dengan kata lain, kerugian
harian akan melebihi Rp.100 milyar hanya akan terjadi pada satu hari dari 100 trading
day atau dua samapai tiga hari dalam satu tahun. Lebih singkat lagi dapat dikatakan
dengan kita memiliki keyakinan sebesar 99% kerugian tidak akan melebihi Rp.100
milyar dalam beberapa hari kedepan. Jadi kesimpulannya, VaR berusaha menjawab
pertanyaan, “How bad can things get?”
Hasil perhitungan VaR biasanya disajikan dalam bentuk jumlah uang dan bukan
dalam persentase. Hal ini membuat VaR menjadi sangat mudah dipahami. Contoh
dalam paragraf di atas telah mengilustrasikan hal tersebut. Dalam kaitannya dengan
kemudahan pemahaman atas nilai VaR, Stambaugh (1996) dalam Prihantoro (2005)
menyatakan bahwa VaR memiliki fungsi sebagai berikut: ”1) providing a common
language for risk, 2) allowing for more effective and consistent internal risk
management, risk limit setting and evaluation, 3) providing an enterprise-wide
mechanism for external regulation, and 4) providing investors with an understandable
tool for risk assessment.”
2.3
PROSES PENGUKURAN VAR
probabilitas) dari perubahan nilai portofolio. Dalam model manajemen resiko sebaran
peluang diperoleh dengan menempatkan asumsi, yaitu:
1.
Bagaimana fungsi portofolio diperkirakan
2.
Bagaimana variabel yang berpengaruh dimodelkan.
Tahap pengukuran VaR:
1.
Identifikasi faktor resiko dan distribusi kerugian
2.
Ukur resiko dan hitung VaR berdasarkan distribusi kerugian tersebut. Dalam hal ini
terdapat beberapa Metode yang lazim digunakan, yaitu:
a. Pendekatan Variance-Covariance
b. Pendekatan Simulasi Historis
c. Pendekatan Simulasi Monte Carlo
d. Pendekatan Simulasi Bootstrapping
Perbedaan utama berbagai Metode VaR pada umumnya terkait dengan cara
melihat (membatasi) masalah, dan bagaimana mengestimasi perubahan yang mungkin
terjadi terhadap portfolio aset/sekuritas yang dipegang. Secara teknis, tahapan dalam
mengukur VaR mencakup:
1. Penentuan nilai pasar dari posisi yang dipilih,
2. Mengukur sensitivitas sumber resiko dan korelasi diantara mereka,
3. Identifikasi horizon-waktu dari investasi,
4. Menetapkan derajat kepercayaan (confidence degree), dan
5. Menghitung kerugian maksimum yang diperkirakan.
Metode pengukuran VaR dapat dikelompokkan dalam pendekatan parametrik,
non-parametrik, dan semi-parametrik. Pendekatan parametrik meliputi
pendekatan variance-covariance, dan GARCH. Pendekatan non-parametrik meliputi
pendekatan simulasi histories, pendekatan simulasi Monte Carlo dan pendektan
simulasi Bootstrapping. Pendekatan semi-parametrik mengkombinasikan kedua
pendekatan dalam langkah-langkah pengukuran VaR yang dilakukan.
1. Metode Variance-Covariance
laba-rugi portfolio diperoleh, maka property matematis baku dari distribusi normal dapat
digunakan untuk menghitung kerugian yang akan setara dengan atau melampaui x
persen pada suatu waktu, yakni VaR.
Metode varian-covariane meliputi empat tahap:
a. Identifikasi faktor pasar dasar dan dan posisi standar yang berhubungan langsung
dengan faktor pasar.
b. Berasumsi bahwa persen perubahan faktor pasar terdistribusi Normal dengan
rerata nol dan mengestimasi parameter distribusinya.
c. Menggunakan standar deviasi dan korelasi faktor pasar untuk menentukan standar
deviasi dan korelasi perubahan nilai standar posisi.
d. Hitung varian dan standar deviasi portfolio dengan menggunakan distribusi
Normal untuk menentukan distribusi laba-rugi portfolio.
2. Metode Simulasi Historis
Metode simulasi histories tidak berasumsi distribusi Normal, tetapi menggunakan
distribusi empiris dari realisasi historis pada suatu waktu yang ditentukan. Lazim
dianggap dibutuhkan data harian dua-tiga tahun untuk menghasilkan hasil berarti.
Sekurang-kurangnya dibutuhkan data 250 hari terakhir (satu tahun) dan dihitung
persen perubahannya.
Tahapan untuk mengukur VaR pendekatan simulasi historis meliputi:
a. Identifikasi faktor pasar
b. Memperoleh nilai histories dari faktor pasar selama N perioda terakhir
c. Nilai ulang portfolio sekarang dengan perubahan suku bunga dan harga pasar
d. Hitung laba dan rugi harian
e. Urutkan laba-rugi harian dari yang tertinggi sampai terendah
f. Pilih persentil 99% untuk Value-at-Risk.
3. Metode Simulasi Monte Carlo
Simulasi Monte Carlo berisi simulasi berulang proses acak yang dikaitkan dengan
harga dan suku bunga pasar. Masing-masing simulasi menciptakan suatu nilai yang
mungkin untuk portfolio pada horizon yang ditargetkan. Jika skenario simulasi
diulang-ulang makin banyak, akan diperoleh nilai yang makin stabil. VaR dihitung
dari distribusi yang diperoleh dari hasil simulasi tersebut.
a. Identifikasi seluruh faktor resiko relevan.
b. Bentuk jalur-jalur harga, menggunakan angka acak yang dihasilkan oleh
generator pembangkit angka acak.
c. Nilai portfolio untuk setiap jalur atau skenario. Setiap jalur menciptakan
seperangkat nilai untuk faktor resiko untuk setiap sekuritas dalam portfolio yang
akan digunakan sebagai input pemodelan harga. Proses ini diulang-ulang sampai
diperoleh distribusi yang stabil.
4. Metode Simulasi Bootstrapping
Pendekatan simulasi bootstrapping mengestimasi distribusi dari data empiris.
Metode bootstraping bebas dari asumsi distribusi Normal dan distribusi statistika
lainnya. Data yang terbatas maupun melimpah, dapat disimulasikan untuk
menghasilkan distribusi. Simulasi bootstrapping berisi simulasi berulang-ulang
dalam proses acak yang diciptakan dari data empiris. Simulation akan menciptakan
suatu nilai yang mungkin untuk suatu portfolio pada horizon waktu yang
ditargetkan. Dengan jumlah pengulangan banyak, akan mengerucut pada suatu
distribusi tertentu meski tidak diketahui sebenarnya. Pengukuran VaR dapat
dilakukan dari distribusi yang dihasilkan tersebut.
Tahapan pengukuran VaR dengan simulasi bootstrapping tidak berbeda dengan
simulasi Monte carlo kecuali pada bootstrapping simulasi didasarkan pada data
empiris.
a. Spesifikasi faktor resiko yang relevan.
b. Dapatkan data histories dari faktor pasar selama N perioda terakhir
c. Bentuk jalur harga dengan simulasi acak terhadap data empiris yang diperoleh
tersebut.
2.4
PENELITIAN TERDAHULU
NO
.
TAHUN
NAMA PENELITI
JUDUL PENELITIAN
METODE
HASIL PENELITIAN
1.
2008
Agung D. Buchdadi
Penghitungan Value At Risk
Portofolio Optimum Saham
Perusahaan Berbasis Syariah
dengan Pendekatan Ewma
Exponentially
Weighted Moving
Average (EWMA)
Besaran VAR harian portofolio saham
berbasis syariah dengan tingkat kepercayaan
99% sebesar 3,007%. Sedangkan VAR harian
yang dihitung dengan menjumlah nilai VAR
harian komponen saham pembentuk
mengontrol dan menyesuaikan komposisi
portofolio apabila terjadi gejolak di pasar
modal Indonesia
2.
2011
Nurharyanto
Analisis Risiko Pasar
Portofolio Investasi Saham
dengan Metode Value at Risk
(Studi Kasus pada Pensiun
RST)
Historical Simulation
dan
Variance
Covariance
Hasil pengujian terhadap validitas model
berdasarkan hasil back testing, menunjukkan
bahwa kedua model yaitu VaR Variance
Covariance model dan Historical Simulation
model ternyata valid untuk digunakan
sebagai alat mengukur potensi kerugian
maksimal atas investasi saham dana pensiun
RST.
3.
2012
Ibnuhardi Faizaini
Ihsan, Respatiwulan
dan Pangadi
Pengukuran Value At Risk
Dengan Metode Variance
Covariance
Variance Covariance
Nilai VaR Gudang Garam, Telkom dan
Indosat untuk periode 8 Januari 2011 sebesar
Rp. 36.349.289, Rp. 28.224.029 dan Rp.
39.167.078. Sedangkan untuk portofolio
sebesar Rp. 19.020.945.
Sjahid Akbar dan
Haryono
(Value at Risk) dalam Analisis
Risiko Investasi Saham
dengan
Pendekatan
Generalized
Pareto
Distribution (GPD)
Distribution (GPD)
Gresik adalah sebesar 3,12% rupiah dari aset
saat ini. Misalkan aset saat ini adalah Rp. 1
milyar, maka kemungkinan kerugian
minimal sebesar Rp 31.200.000,-. Dengan
kata lain dalam kurun waktu 20 hari ke
depan terdapat potensi 1 hari diantaranya,
investor akan mengalami kerugian minimal
Rp 31.200.000,-.
5.
2014
Maida Fauziah
Analisis Risiko pada
Portofolio Saham Syari’ah
Menggunakan Value at Risk
(VaR) dengan Pendekatan
Generalize
Pareto
Distribution (GPD)
Generalize Pareto
Distribution (GPD)
Diperoleh VaR 0,0185 menunjukkan bahwa
dengan tingkat kepercayaan 90% maka
kemungkinan kerugian maksimal pada 1 hari
kedepan adalah 1,85% dari aset saat ini.
Dari hasil perhitungan VaR-GPD didapatkn
nilai likelihood ratio sebesar 315,3776
dengan tingkat kepercayaan 90% didapat
nilai tanel 540,930. Karena LR<tabel maka
model valid.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Profil Perusahaan
3.1.1 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk
Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Selle en de
Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Assosiate N.V.) merupakan Perusahaan milik
Belanda yang menjadi cikal bakal pendirian ADHI hingga akhirnya
dinasionalisasikan dan kemudian ditetapkan sebagai PN Adhi Karya pada
tanggal 11 Maret 1960. Nasionalisasi ini menjadi pemacu pembangunan
infrastruktur di Indonesia. Berdasarkan pengesahan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia, pada tanggal 1 Juni 1974, ADHI berubah status menjadi
Perseroan Terbatas. Hingga pada tahun 2004 ADHI telah menjadi perusahaan
konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Status Perseroan ADHI sebagai Perseroan Terbatas mendorong ADHI
untuk terus memberikan yang terbaik bagi setiap pemangku kepentingan pada
masa perkembangan ADHI maupun industri konstruksi di Indonesia yang
semakin melaju. Adanya intensitas persaingan dan perang harga antarindustri
konstruksi menjadikan Perseroan melakukan redefinisi visi dan misi: Menjadi
Perusahaan Konstruksi terkemuka di Asia Tenggara. Visi tersebut
menggambarkan motivasi Perseroan untuk bergerak ke bisnis lain yang terkait
dengan inti bisnis Perseroan melalui sebuah tagline yang menjadi penguat yaitu
“
Beyond Construction
”. Pertumbuhan yang bernilai dan berkesinambungan
dalam Perseroan menjadi salah satu aspek penting yang senantiasa dikelola
ADHI untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat luas.
3.1.2 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Bank Negara Indonesia didirikan dan dipersiapkan pada tanggal 5
Juli 1946 menjadi Bank Sirkulasi atau Bank Sentral yang bertanggung jawab
menerbitkan dan mengelola mata uang RI. Beberapa bulan setelah pendiriannya,
Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama
- Oeang Republik Indonesia atau ORI. Pengusul dibentuknya sebuah Bank
Sentral atau Bank Sirkulasi, serta sekaligus juga adalah sebagai pendiri dan
Direktur Utama Bank Negara Indonesia yang pertama adalah Raden Mas (R.M.)
Margono Djojohadikusumo.
Pada 1955, Peran Bank Negara Indonesia beralih menjadi bank
pembangunan dan kemudian mendapat hak untuk bertindak sebagai bank
devisa. Sejalan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank
Negara Indonesia beralih menjadi bank umum dengan penetapan secara yuridis
melalui Undang-Undang Darurat nomor 2 tahun 1955.
Dengan inovasi perbankan yang luas, menimbulkan kepercayaan
pemerintah terhadap perusahaan BNI. Maka, pada 1968, status hukum Bank
Negara Indonesia ditingkatkan ke Persero dengan nama PT Bank Negara
Indonesia.
Pada 2013, BNI memposisikan layanannya dalam tingkat yang lebih
tinggi. Bank BNI meluncurkan kartu kredit dan kartu ATM/debit bergambar Tim
Sepakbola peserta BPL,Chelsea, dengan logo MasterCard. Kartu tersebut dapat
diterima oleh fans Chelsea. Bank BNI juga meluncurkan layanan
trust
bagi
industri ekspor, termasuk untuk industri minyak dan gas.
3.1.3 PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
PGN adalah BUMN Gas yang dibentuk oleh Pemerintah RI dengan
tujuan untuk membangun ekonomi nasional dengan mengutamakan kebutuhan
rakyat menuju masyarakat yang adil dan makmur materiil dan spiritual,
sebagaimana dinyatakan dalam dasar hukum dilahirkannya PGN sesuai Pepres
No. 19 tahun 1965.
perjuangan PGN memmbuahkan hasilnya saat ini, di mana dengan 6.000
kilometer pipa transmisi dan distribusi yang berhasil dibangunnya, PGN
berhasil menyalurkan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan domestik setara
dengan 23 juta liter per hari. PGN menyuplai gas bumi ke pembangkit listrik,
industri, usaha komersial termasuk restoran, hotel dan rumah sakit, SPBG serta
rumah tangga.
Sejalan dengan meningkatnya permintaan terhadap gas bumi di dalam
negeri dengan sumber yang terbatas, PGN terus berusaha mencari solusi
strategis untuk menjamin suplai bagi para konsumen dan mencegah kelangkaan
gas bumi di beberapa wilayah. Saat ini PGN sedang mencari suplai gas baru,
terutama dari lokasi yang dekat dengan infrastruktur yang ada, serta berupaya
mendapatkan volume yang lebih besar untuk dialokasikan pada penggunaan di
pasar dalam negeri.
Sebagai upaya peningkatan transparansi dan kemudahan mendapatkan
dana untuk pengembangan infrastruktur gas, pada tahun 2003 Pemerintah atas
persetujuan DPR mengambil langkah untuk menjadikan PGN sebagai
perusahaan terbuka. Saat ini Perseroan merupakan BUMN publik yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia (BEI), di mana kepemilihan saham PGN sebesar
56,96% dimiliki oleh Pemerintah RI dan sekitar 43,04% dikuasai publik.
3.1.4 PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk.
Sejarah pertambangan batu bara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman
kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan
terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air
Laya. Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah
tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk
kepentingan komersial dimulai pada 1938.
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air,
para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status
tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian
mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam
(PN TABA).
selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan
industri batu bara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan
penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.
Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada
1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket
batu bara.
Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan
publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”.
3.1.5 PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
Pada tahun 1882, didirikan sebuah badan usaha swasta penyedia
layanan pos dan telegraf. Layanan komunikasi kemudian dikonsolidasikan oleh
Pemerintah Hindia Belanda ke dalam jawatan
Post Telegraaf Telefoon
(PTT).
Sebelumnya, pada tanggal 23 Oktober 1856, dimulai pengoperasian layanan
jasa telegraf elektromagnetik pertama yang menghubungkan Jakarta (Batavia)
dengan Bogor (Buitenzorg). Pada tahun 2009 momen tersebut dijadikan sebagai
patokan hari lahir Telkom.
Pada tahun 1961, status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos
dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965, PN Postel dipecah
menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan Perusahaan
Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi diubah namanya
menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan
jasa telekomunikasi nasional maupun internasional. Tahun 1980 seluruh saham
PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Indosat) diambil alih oleh pemerintah
RI menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyelenggarakan jasa
telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989,
ditetapkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi, yang
juga mengatur peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.
Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 1991.
Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) (keduanya sekarang
bernama Bursa Efek Indonesia (BEI)), Bursa Saham New York (NYSE) dan
Bursa Saham London (LSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa
pencatatan di Bursa Saham Tokyo. Jumlah saham yang dilepas saat itu adalah
933 juta lembar saham.
Tahun 1999 ditetapkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi. Sejak tahun 1989, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi
di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan
demikian, Telkom tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia.
Tahun 2001 Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat
sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di
Indonesia yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan
kepemilikan silang antara Telkom dan Indosat. Sejak bulan Agustus 2002 terjadi
duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.
Pada 23 Oktober 2009, Telkom meluncurkan "
New Telkom
" ("Telkom
baru") yang ditandai dengan penggantian identitas perusahaan.
3.2
Metode Penelitian
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Perhitungan
Variance Covariance
Dengan Portofolio
Metode analisis variance covariance berasumsi bahwa faktor resiko terdistribusi
secara normal, sehingga returns terdistribusi normal. Setelah distribusi laba-rugi
portfolio diperoleh, maka property matematis baku dari distribusi normal dapat
digunakan untuk menghitung kerugian yang akan setara dengan atau melampaui x
persen pada suatu waktu, yakni Value at Risk (VaR).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan periode selama 2 tahun (2012-2013)
yang dibagi menjadi Triwulan, sebagai berikut:
a. 2012-Triwulan 1
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM
Expected return 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% Standar Deviasi 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
VaR (95%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000%
VaR (99%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000%
PENDEKATAN VARIAN KOVARIAN
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (95%) NOMINAL ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
Return
Investasi 0.00 Resiko
Investasi 0.00 Nominal
Individual
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (99%) NOMINAL
ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
Return Investasi 0.00 Resiko Investasi 0.00 Nominal Individual VaR (99%) 0.00
0.00 0.00 0.00%
b. 2012-Triwulan 2
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM
Expected return 0.01652% 0.02079% 0.02344% 0.02886% 0.03815% Standar Deviasi 0.00430 0.00332 0.00547 0.00634 0.00431
VaR (95%) -0.71005% -0.54801% -0.90296% -1.04543% -0.71095%
PENDEKATAN VARIAN KOVARIAN
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (95%) NOMINAL
ADHI 0.00002 0.00001 0.00002 0.00001 0.00002 50,000,000.00 -0.71005% 355,024.72
BBNI 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 50,000,000.00 -0.54801% 274,003.70
PGAS 0.00002 0.00001 0.00003 0.00002 0.00002 50,000,000.00 -0.90296% 451,478.55
PTBA 0.00001 0.00001 0.00002 0.00004 0.00001 50,000,000.00 -1.04543% 522,713.08
TLKM 0.00002 0.00001 0.00002 0.00001 0.00002 50,000,000.00 -0.71095% 355,474.74
Return Investasi 63,871.45 Resiko Investasi 1,696,970.46 Nominal Individual VaR (95%) 1,958,694.8
1
-261,724.34 261,724.34 -13.36%
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUAL VaR (99%) NOMINAL
ADHI 0.00002 0.00001 0.00002 0.00001 0.00002 50,000,000.00 -0.95964% 479,821.29
BBNI 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001
50,000,000.0
0 -0.74064%
370,320.1 5
PGAS 0.00002 0.00001 0.00003 0.00002 0.00002 50,000,000.00 -1.22036% 610,180.10
TLKM 0.00002 0.00001 0.00002 0.00001 0.00002 50,000,000.00 -0.96086% 480,429.50 Return Investasi 63,871.45
Resiko Investasi 1,696,970.46 Nominal Individual VaR (99%) 2,647,205.71
-950,235.24 950,235.24 -35.90%
c. 2012-Triwulan 3
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM
Expected return 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% Standar Deviasi 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
VaR (95%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000%
VaR (99%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000%
PENDEKATAN VARIAN KOVARIAN
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (95%) NOMINAL
ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
Resiko Investasi 0.00 Nominal Individual VaR (95%) 0.00
0.00 0.00
0.00%
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (99%) NOMINAL
ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
TLKM 0.00000
0.0000
0 0.00000 0.00000
0.0000
0 50,000,000.00 0.00000% 0.00 Return Investasi 0.00
Resiko Investasi 0.00 Nominal Individual VaR (99%) 0.00
0.00 0.00 0.00%
d. 2012-Triwulan 4
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM
Standar Deviasi 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
VaR (95%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000%
VaR (99%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000%
PENDEKATAN VARIAN KOVARIAN
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND
INDIVIDUAL
VaR (95%) NOMINAL
ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
Return Investasi 0.00 Resiko Investasi 0.00 Nominal Individual VaR (95%) 0.00
0.00 0.00 0.00%
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (99%) NOMINAL
ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 Return Investasi 0.00
Resiko Investasi 0.00 Nominal Individual VaR (99%) 0.00
0.00 0.00 0.00%
e. 2013-Triwulan 1
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM
Expected return 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% Standar Deviasi 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
VaR (95%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000%
VaR (99%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000%
PENDEKATAN VARIAN KOVARIAN
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND
INDIVIDUAL
VaR (95%) NOMINAL
ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
BBNI 0.00000
0.0000
0 0.00000 0.00000 0.00000
50,000,000.0
0 0.00000% 0.00
PGAS 0.00000
0.0000
0 0.00000 0.00000 0.00000
50,000,000.0
0 0.00000% 0.00
PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
Resiko Investasi 0.00 Nominal Individual VaR (95%) 0.00
0.00 0.00 0.00%
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (99%) NOMINAL
ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
Return Investasi 0.00 Resiko Investasi 0.00 Nominal Individual VaR (99%) 0.00
0.00 0.00 0.00%
f. 2013-Triwulan 2
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM
VaR (95%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% -0.06666% 0.00000%
VaR (99%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% -0.09010% 0.00000%
PENDEKATAN VARIAN KOVARIAN
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (95%) NOMINAL
ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 -0.06666% 33,331.81
TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
Return Investasi 2,505.64 Resiko Investasi 33,074.42 Nominal Individual VaR (95%) 33,331.81
-257.39 257.39 -0.77%
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (99%) NOMINAL
ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 -0.09010% 45,048.45
TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00
-11,974.03 11,974.03 -26.58%
g. 2013-Triwulan 3
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM
Expected return -0.80024% -0.08865% -0.18095% 0.13624% 0.09891% Standar Deviasi 0.05020 0.02778 0.02729 0.04025 0.02083
VaR (95%) -8.28239% -4.58378% -4.50299% -6.64206% -3.43658%
VaR (99%) -11.19378% -6.19505% -6.08586% -8.97685% -4.64459%
PENDEKATAN VARIAN KOVARIAN
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND
INDIVIDUAL
VaR (95%) NOMINAL
ADHI 0.00248 0.00061 0.00031 0.00008 0.00057 50,000,000.00 -8.28239%
4,141,197.1 4
BBNI 0.00061 0.00076 0.00026 -0.00001 0.00029 50,000,000.00 -4.58378%
2,291,891.8 6
PGAS 0.00031 0.00026 0.00073 0.00023 0.00017 50,000,000.00 -4.50299% 2,251,495.57
PTBA 0.00008 -0.00001 0.00023 0.00160 0.00000 50,000,000.00 -6.64206% 3,321,032.20
TLKM 0.00057 0.00029 0.00017 0.00000 0.00043 50,000,000.00 -3.43658% 1,718,288.91
Return Investasi -417,346.87 Resiko Investasi 8,665,421.78 Nominal Individual VaR (95%) 13,723,905.67
-36,86%
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (99%) NOMINAL
ADHI 0.00248 0.00061 0.00031 0.00008 0.00057 50,000,000.00 -11.19378% 5,596,890.68
BBNI 0.00061 0.00076 0.00026 -0.00001 0.00029 50,000,000.00 -6.19505% 3,097,526.57
PGAS 0.00031 0.00026 0.00073 0.00023 0.00017 50,000,000.00 -6.08586% 3,042,930.37
PTBA 0.00008 -0.00001 0.00023 0.00160 0.00000 50,000,000.00 -8.97685%
4,488,425.3 3
TLKM 0.00057 0.00029 0.00017 0.00000 0.00043 50,000,000.00 -4.64459%
2,322,293.4 9 Return Investasi -417,346.87
Resiko Investasi 8,665,421.78 Nominal Individual VaR (99%) 18,548,066.45
-9,882,644.66 9,882,644.66 -53.28%
h. 2013-Triwulan 4
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM
Expected return -0.77168% -0.29345% -0.22837% -0.31740% -0.00119% Standar Deviasi 0.02588 0.01664 0.01452 0.01994 0.01680
VaR (99%) -5.77110% -3.71081% -3.23872% -4.44634% -3.74531%
PENDEKATAN VARIAN KOVARIAN
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND
INDIVIDUAL
VaR (95%) NOMINAL
ADHI 0.00066 0.00016 0.00000 0.00009 0.00011
50,000,000.0
0 -4.27010% 2,135,048.64
BBNI 0.00016 0.00027 0.00004 0.00004 0.00010
50,000,000.0
0 -2.74567% 1,372,834.21
PGAS 0.00000 0.00004 0.00021 -0.00001 0.00010
50,000,000.0
0 -2.39636% 1,198,179.58
PTBA 0.00009 0.00004 -0.00001 0.00039 0.00004 50,000,000.00 -3.28989% 1,644,946.57
TLKM 0.00011 0.00010 0.00010 0.00004 0.00028 50,000,000.00 -2.77120% 1,385,579.72
Return Investasi -806,038.08 Resiko Investasi 4,622,499.61 Nominal Individual VaR (95%) 7,736,606.72
-3,114,107.11 3,114,107.11 -40,25%
ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND
INDIVIDUAL
VaR (99%) NOMINAL
BBNI 0.00016 0.00027 0.00004 0.00004 0.00010 50,000,000.00 -3.71081% 1,855,406.23
PGAS 0.00000 0.00004 0.00021 -0.00001 0.00010 50,000,000.00 -3.23872% 1,619,357.85
PTBA 0.00009 0.00004 -0.00001 0.00039 0.00004
50,000,000.0
0 -4.44634% 2,223,170.22
TLKM 0.00011 0.00010 0.00010 0.00004 0.00028
50,000,000.0
0 -3.74531% 1,872,656.31 Return Investasi -806,038.08
Resiko Investasi 4,622,499.61 Nominal Individual VaR (99%) 10,456,141.21
Dari tabel-tabel di atas, didapatkan informasi sebagai berikut:
1. Portofolio yang terdari ADHI, BBNI, PGAS, PTBA dan TLKM, pada tahun 2012
untuk triwulan 1, triwulan 3 dan triwulan 4 tidak terdapat return untuk kelima saham
tersebut, karena hasil dari close price sama dengan open price sehingga tidak
terdapat resiko pada periode ketiga triwulan tersebut. Atau nilai Value at Risk (VaR)
adalah 0% per hari.
2. Pada tahun 2012 untuk triwulan 2 dimana dana investasi sebesar Rp. 250.000.000
dengan perbandingan 20% setiap saham didapatkan rata-rata tingkat pengembalian
portofolio sebesar Rp. 63.871,45 per hari, dengan tingkat resiko kerugian sebesar
Rp. 1.696.970,46 per hari.
Pada tingkat kepercayaan 95%, didapatkan hasil estimasi resiko individual saham
untuk saham ADHI sebesar Rp. 355.021,72 per hari (0,71%), untuk saham BBNI
sebesar Rp. 274.003,70 per hari (0.55%), untuk saham PGAS sebesar Rp.
451.478,55 per hari (0.9%), untuk saham PTBA sebesar Rp. 522.731,08 per hari
(1.04%), dan untuk saham TLKM sebesar Rp. 355.474,74 per hari (0.71%).
Sedangkan untuk estimasi resiko portofolio didapatkan hasil sebesar Rp. 261.724,34
per hari (13,36%).
Dan pada tingkat kepercayaan 99%, didapatkan hasil estimasi resiko individual
saham untuk saham ADHI sebesar Rp. 479.821,29 per hari (0,96%), untuk saham
BBNI sebesar Rp. 370.320,15 per hari (0.74%), untuk saham PGAS sebesar Rp.
610.180,10 per hari (1.22%), untuk saham PTBA sebesar Rp. 706.454,65 per hari
(1.41%), dan untuk saham TLKM sebesar Rp. 480.429,50 per hari (0.96%).
Sedangkan untuk estimasi resiko portofolio didapatkan hasil sebesar Rp. 950.235,24
per hari (35,90%).
3. Pada tahun 2013 untuk triwulan 1 tidak terdapat return untuk kelima saham tersebut,
karena hasil dari close price sama dengan open price sehingga tidak terdapat resiko
pada periode ketiga triwulan tersebut. Atau nilai Value at Risk (VaR) adalah 0% per
hari.
return sedangkan untuk keempat saham sisanya tidak terdapat return yang berarti
tidak terdapat resiko.
Pada tingkat kepercayaan 95%, didapatkan hasil estimasi resiko individual saham
untuk saham PTBA sebesar Rp. 33.331,81 per hari (0,07%). Sedangkan untuk
estimasi resiko portofolio didapatkan hasil sebesar Rp. 257,39 per hari (0,77%).
Dan pada tingkat kepercayaan 99%, didapatkan hasil estimasi resiko individual
saham untuk saham PTBA sebesar Rp. 45.048,45 per hari (0,09%). Sedangkan
untuk estimasi resiko portofolio didapatkan hasil sebesar Rp. 11.974,03 per hari
(26,58%).
5. Pada tahun 2013 untuk triwulan 3 dimana dana investasi sebesar Rp. 250.000.000
dengan perbandingan 20% setiap saham didapatkan rata-rata tingkat pengembalian
portofolio sebesar Rp. -417.346,87 per hari atau pada periode tersebut portofolio ini
mengalami kerugian, dengan tingkat resiko kerugian sebesar Rp. 8.665.421,78 per
hari.
Pada tingkat kepercayaan 95%, didapatkan hasil estimasi resiko individual saham
untuk saham ADHI sebesar Rp. 4.141.197,14 per hari (8,28%), untuk saham BBNI
sebesar Rp. 2.291.891,86 per hari (4,58%), untuk saham PGAS sebesar Rp.
2.251.495,57 per hari (4,5%), untuk saham PTBA sebesar Rp. 3.321.032,20 per hari
(6,64%), dan untuk saham TLKM sebesar Rp. 1.718.288,91 per hari (3,43%).
Sedangkan untuk estimasi resiko portofolio didapatkan hasil sebesar Rp.
5.058.483,89 per hari (36,86%).
Dan pada tingkat kepercayaan 99%, didapatkan hasil estimasi resiko individual
saham untuk saham ADHI sebesar Rp. 5.596.890,68 per hari (11,19%), untuk saham
BBNI sebesar Rp. 3.097.526,57 per hari (6,19%), untuk saham PGAS sebesar Rp.
3.042.930,37 per hari (6,09%), untuk saham PTBA sebesar Rp. 4.488.425,33 per
hari (8,98%), dan untuk saham TLKM sebesar Rp. 2.322.293,49 per hari (4,64%).
Sedangkan untuk estimasi resiko portofolio didapatkan hasil sebesar Rp.
9.882.644,66 per hari (53,28%).
Pada tingkat kepercayaan 95%, didapatkan hasil estimasi resiko individual saham
untuk saham ADHI sebesar Rp. 2.135.048,64 per hari (4,27%), untuk saham BBNI
sebesar Rp. 1.372.834,21 per hari (2,75%), untuk saham PGAS sebesar Rp.
1.198.179,58 per hari (2,39%), untuk saham PTBA sebesar Rp. 1.644.946,57 per
hari (3,29%), dan untuk saham TLKM sebesar Rp. 1.385.597,72 per hari (2,77%).
Sedangkan untuk estimasi resiko portofolio didapatkan hasil sebesar Rp.
3.114.107,11 per hari (40,25%).
BAB IV
KESIMPULAN
Dalam penelitian ini saham-saham yang digunakan sebagai pembentuk portofolio
adalah saham-saham BUMN dari berbagai sektor yaitu Adhi Karya (ADHI) yang bergerak di
bidang konstruksi, Bank Negara Indonesia (BBNI) yang bergerak di bidang jasa keuangan
dan asuransi, Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang bergerak di bidang gas, uap dan udara
dingin, Tambang Batu Bara Bukit Asam (PTBA) yang bergerak di bidang pertambangan dan
penggalian dan Telekomunikasi Indonesia (TLKM) yang bergerak di bidang informasi dan
telekomunikasi. Dengan periode penelitian 1 Januari 2012-31 Desember 2013.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dengan
periode berbeda akan menghasilkan besaran Value at Risk (VaR) yang berbeda pula. Dalam
penelitian ini periode penelitian dibagi menjadi per triwulan. Adapun besaran
Value at Risk
(VaR) masing-masing triwulan untuk portofolio saham tersebut adalah sebagai berikut:
TAHUN TRIWULAN VaR (95%) VaR (99%)
2012 1 0.00% 0.00%
2 13.36% 35.90%
3 0.00% 0.00%
4 0.00% 0.00%
2013 1 0.00% 0.00%
2 0.77% 26.58%
3 36.86% 53.28%
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Tia Chisca. 2014. “Mengukur Resiko Dengan Var Terhadap Sektor Industri Sub
Sektor Makanan Dan Minuman”. Universitas Gunadarma.
Buchdadi, Agung D. 2008.
“
Penghitungan Value At Risk Portofolio Optimum Saham
Perusahaan Berbasis Syariah Dengan Pendekatan EWMA”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia Volume 5 – Nomor 2, Desember 2008. Universitas Negeri Jakarta.
Fauziah, Maida. 2014. “Analisis Risiko pada Portofolio Saham Syari’ah Menggunakan Value
at Risk (VaR) dengan Pendekatan Generalize Pareto Distribution (GPD)”. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Ihsan, Ibnuhardi Faizaini, Respatiwulan dan Pangadi. 2012. “Pengukuran Value At Risk
dengan Metode Variance Covariance”. Seminar Nasional Matematika 2012. Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Nurharyanto. 2011. “Analisis Risiko Pasar Portofolio Investasi Saham dengan Meode
Value
at Risk (Studi Kasus pada Dana Pensiun RST)”. Tesis. Universitas Indonesia.
Zuhara, Ummi, M. Sjahid Akbar dan Haryono. 2012. “Penggunaan Metode VaR (Value at
Risk) dalam Analisis Risiko Investasi Saham dengan Pendekatan Generalized Pareto
Distribution (GPD)”. Jurnal Sains Dan Seni Its Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) Issn: 2301-928x.
http://dhini-iaadhini.blogspot.com/2011/05/value-at-risk-untuk-pengukuran-risiko.html
http://subud.wordpress.com/budi-pekerti/manage
ment/hedging/risk-management-2/value-at-risk/
http://www.adhi.co.id/about-adhi/company-profile
http://www.bni.co.id/id-id/tentangkami/sejarah.aspx
http://bumn.go.id/gasnegara/berita/93/PT.Perusahaan.Gas.Negara.Persero.Tbk
http://id.wikipedia.org/wiki/Bukit_Asam
LAMPIRAN
1. Data Return Saham ADHI periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2013
Date Open High Low Close RETURN
1/2/2012 580 580 570 580 0.00000
1/3/2012 590 590 570 590 0.00000
1/4/2012 600 610 590 600 0.00000
1/5/2012 590 600 580 590 0.00000
1/6/2012 590 590 580 590 0.00000
1/9/2012 580 590 580 580 0.00000
1/10/2012 600 600 580 600 0.00000
1/11/2012 600 600 590 600 0.00000
1/12/2012 600 600 590 600 0.00000
1/13/2012 600 600 600 600 0.00000
1/16/2012 650 650 620 650 0.00000
1/17/2012 670 670 640 670 0.00000
1/18/2012 660 680 650 660 0.00000
1/19/2012 660 670 650 660 0.00000
1/20/2012 670 670 640 670 0.00000
1/23/2012 670 670 670 670 0.00000
1/24/2012 670 680 660 670 0.00000
1/25/2012 690 700 670 690 0.00000
1/26/2012 720 720 690 720 0.00000
1/27/2012 710 720 690 710 0.00000
1/30/2012 680 700 680 680 0.00000
1/31/2012 690 690 670 690 0.00000
2/1/2012 690 710 680 690 0.00000
2/2/2012 710 710 700 710 0.00000
2/3/2012 720 720 700 720 0.00000
2/6/2012 710 720 700 710 0.00000
2/7/2012 690 710 680 690 0.00000
2/8/2012 710 710 680 710 0.00000
2/9/2012 710 710 690 710 0.00000
2/10/2012 700 710 690 700 0.00000
2/13/2012 710 710 690 710 0.00000
2/14/2012 710 710 690 710 0.00000
2/15/2012 740 740 700 740 0.00000
2/16/2012 730 740 720 730 0.00000
2/17/2012 740 750 730 740 0.00000
2/21/2012 750 750 730 750 0.00000
2/22/2012 730 740 720 730 0.00000
2/23/2012 730 740 720 730 0.00000
2/24/2012 710 720 690 710 0.00000
2/27/2012 700 710 690 700 0.00000
2/28/2012 700 710 700 700 0.00000
2/29/2012 710 720 700 710 0.00000
3/1/2012 710 710 700 710 0.00000
3/2/2012 720 730 710 720 0.00000
3/5/2012 730 730 700 730 0.00000
3/6/2012 720 730 710 720 0.00000
3/7/2012 720 730 700 720 0.00000
3/8/2012 730 730 720 730 0.00000
3/9/2012 720 730 720 720 0.00000
3/12/2012 720 720 710 720 0.00000
3/13/2012 720 720 710 720 0.00000
3/14/2012 720 730 710 720 0.00000
3/15/2012 720 720 710 720 0.00000
3/16/2012 750 750 700 750 0.00000
3/19/2012 740 750 730 740 0.00000
3/20/2012 730 740 720 730 0.00000
3/21/2012 740 740 720 740 0.00000
3/22/2012 730 740 720 730 0.00000
3/23/2012 730 730 730 730 0.00000
3/26/2012 710 730 700 710 0.00000
3/27/2012 740 740 700 740 0.00000
3/28/2012 730 740 720 730 0.00000
3/29/2012 760 770 710 760 0.00000
3/30/2012 800 800 760 800 0.00000
4/2/2012 790 800 780 790 0.00000
4/3/2012 790 790 790 790 0.00000
4/4/2012 770 790 760 770 0.00000
4/5/2012 810 830 750 810 0.00000
4/6/2012 810 810 810 810 0.00000
4/9/2012 810 810 790 810 0.00000
4/10/2012 810 820 800 810 0.00000
4/11/2012 820 820 790 820 0.00000
4/12/2012 840 840 820 840 0.00000
4/13/2012 870 880 840 870 0.00000
4/16/2012 880 890 860 880 0.00000
4/17/2012 980 1010 870 980 0.00000
4/18/2012 990 1010 970 990 0.00000
4/19/2012 980 990 960 980 0.00000
4/20/2012 1020 1020 960 1020 0.00000
4/23/2012 980 1040 970 980 0.00000
4/25/2012 990 990 950 990 0.00000
4/26/2012 990 1000 970 990 0.00000
4/27/2012 990 1000 980 990 0.00000
4/30/2012 990 1010 980 990 0.00000
5/1/2012 990 990 960 990 0.00000
5/2/2012 1000 1010 970 1000 0.00000
5/3/2012 1030 1040 990 1030 0.00000
5/4/2012 1060 1060 1010 1060 0.00000
5/7/2012 1050 1050 1010 1050 0.00000
5/8/2012 1060 1070 1030 1060 0.00000
5/9/2012 1090 1090 1040 1090 0.00000
5/10/2012 1100 1100 1070 1100 0.00000
5/11/2012 1130 1140 1080 1130 0.00000
5/14/2012 1090 1120 1030 1090 0.00000
5/15/2012 1090 1100 1060 1090 0.00000
5/16/2012 1040 1070 1020 1040 0.00000
5/17/2012 1040 1040 1040 1040 0.00000
5/18/2012 1040 1040 1040 1040 0.00000
5/21/2012 1060 1060 1010 1060 0.00000
5/22/2012 1060 1080 1050 1060 0.00000
5/23/2012 1050 1060 1040 1050 0.00000
5/24/2012 1060 1060 1040 1060 0.00000
5/25/2012 1050 1070 1030 1050 0.00000
5/28/2012 1050 1050 1020 1050 0.00000
5/29/2012 1020 1040 1010 1020 0.00000
5/30/2012 980 1020 970 980 0.00000
5/31/2012 970 980 940 970 0.00000
6/1/2012 940 960 930 940 0.00000
6/4/2012 890 940 860 890 0.00000
6/5/2012 920 950 900 920 0.00000
6/6/2012 960 960 910 960 0.00000
6/7/2012 970 980 950 970 0.00000
6/8/2012 970 970 950 970 0.00000
6/11/2012 950 990 940 950 0.00000
6/12/2012 950 960 940 950 0.00000
6/13/2012 930 960 920 930 0.00000
6/14/2012 910 930 900 910 0.00000
6/15/2012 920 920 890 920 0.00000
6/18/2012 940 960 920 940 0.00000
6/19/2012 930 950 900 930 0.00000
6/20/2012 980 980 930 980 0.00000
6/21/2012 990 1010 970 990 0.00000
6/22/2012 980 980 880 980 0.00000
6/25/2012 980 990 960 970 -0.01020
6/26/2012 970 980 960 970 0.00000
6/28/2012 970 980 950 960 -0.01031
6/29/2012 960 990 950 990 0.03125
7/2/2012 1020 1020 1000 1020 0.00000
7/3/2012 1030 1050 1020 1030 0.00000
7/4/2012 1020 1040 1000 1020 0.00000
7/5/2012 1000 1020 990 1000 0.00000
7/6/2012 980 1000 970 980 0.00000
7/9/2012 970 980 960 970 0.00000
7/10/2012 990 990 970 990 0.00000
7/11/2012 960 980 950 960 0.00000
7/12/2012 960 960 930 960 0.00000
7/13/2012 970 980 950 970 0.00000
7/16/2012 960 980 940 960 0.00000
7/17/2012 980 990 950 980 0.00000
7/18/2012 960 990 950 960 0.00000
7/19/2012 950 970 940 950 0.00000
7/20/2012 940 950 930 940 0.00000
7/23/2012 870 930 860 870 0.00000
7/24/2012 890 900 860 890 0.00000
7/25/2012 900 900 870 900 0.00000
7/26/2012 910 920 890 910 0.00000
7/27/2012 910 930 890 910 0.00000
7/30/2012 910 920 900 910 0.00000
7/31/2012 910 910 890 910 0.00000
8/1/2012 890 910 870 890 0.00000
8/2/2012 870 890 860 870 0.00000
8/3/2012 880 880 850 880 0.00000
8/6/2012 880 900 870 880 0.00000
8/7/2012 900 900 880 900 0.00000
8/8/2012 900 910 890 900 0.00000
8/9/2012 920 920 880 920 0.00000
8/10/2012 940 960 920 940 0.00000
8/13/2012 920 940 920 920 0.00000
8/14/2012 920 920 900 920 0.00000
8/15/2012 920 920 890 920 0.00000
8/16/2012 930 930 900 930 0.00000
8/17/2012 930 930 930 930 0.00000
8/20/2012 930 930 930 930 0.00000
8/21/2012 930 930 930 930 0.00000
8/22/2012 930 930 930 930 0.00000
8/23/2012 920 920 910 920 0.00000
8/24/2012 920 920 900 920 0.00000
8/27/2012 910 920 910 910 0.00000
8/28/2012 900 910 890 900 0.00000
8/29/2012 880 900 860 880 0.00000