• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESIKO INVESTASI PORTOFOLIO SAHAM PADA S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RESIKO INVESTASI PORTOFOLIO SAHAM PADA S"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

RESIKO INVESTASI PORTOFOLIO SAHAM PADA

SAHAM-SAHAM BUMN MENGGUNAKAN

VALUE AT

RISK

(VAR) DENGAN PENDEKATAN

VARIANCE

COVARIANCE

PERIODE 2012-2013

DI SUSUN OLEH:

NAMA

: NURUL HIDAYAH

NIM

: 91213083

KELAS

: 45PB3

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ANALISIS INVESTASI DAN

MANAJEMEN RESIKO

PASCA SARJANA MANAJEMEN

UNIVERSITAS GUNADARMA

(2)

RESIKO INVESTASI PORTOFOLIO SAHAM PADA SAHAM-SAHAM BUMN

MENGGUNAKAN

VALUE AT RISK

(VAR) DENGAN PENDEKATAN

VARIANCE

COVARIANCE

PERIODE 2012-2013

ABSTRAK

Nurul Hidayah

Pasca Sarjana Manajemen

Universitas Gunadarma

Suatu kegiatan investasi perlu mempertimbangkan besarnya resiko dan return yang

akan didapatkan. Diperlukan suatu analisis guna mengetahui keakuratan besarnya resiko dan

return dari suatu investasi. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur

ketidakpastian atau resiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya

dari investasi yang dilakukannya. Analisis portofolio optimal merupakan salah satu teknik

analisis dalam menentukan besarnya resiko dan return. Value at Risk (VaR) adalah suatu alat

ukur statistik resiko yang mengukur kerugian maksimum yang diharapkan dari sebuah

investasi pada tingkat konfindensi tertentu dan periode waktu tertentu dalam kondisi pasar

normal.

Penelitian ini membahas tentang analisis resiko portofolio dengan metode VaR melalui

pendekatan Variance Covariance. Sampel yang diambil adalah perusahan-perusahaan BUMN

dari sektor yang berbeda, yaitu Adhi Karya (ADHI) yang bergerak di bidang konstruksi,

Bank Negara Indonesia (BBNI) yang bergerak di bidang jasa keuangan dan asuransi,

Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang bergerak di bidang gas, uap dan udara dingin, Tambang

Batu Bara Bukit Asam (PTBA) yang bergerak di bidang pertambangan dan penggalian dan

Telekomunikasi Indonesia (TLKM) yang bergerak di bidang informasi dan telekomunikasi.

Dengan periode penelitian 1 Januari 2012 – 31 Desember 2013.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dengan

periode berbeda akan menghasilkan besaran Value at Risk (VaR) yang berbeda pula. Dalam

penelitian ini periode penelitian dibagi menjadi per triwulan. Pada tahun 2012 untuk triwulan

1, triwulan 3 dan triwulan 4 menghasilkan VaR (95%) sebesar 0% dan VaR (99%) sebesar

0%. Pada tahun 2012 untuk triwulan 2 menghasilkan VaR (95%) sebesar 13,36% dan VaR

(99%) sebesar 35,90%. Pada tahun 2013 untuk triwulan 1 menghasilkan VaR (95%) sebesar

0% dan VaR (99%) sebesar 0%. Pada tahun 2013 untuk triwulan 2 menghasilkan VaR (95%)

sebesar 0,77% dan VaR (99%) sebesar 26,58%. Pada tahun 2013 untuk triwulan 3

menghasilkan VaR (95%) sebesar 36,86% dan VaR (99%) sebesar 53,28%. Dan pada tahun

2013 untuk triwulan 4 menghasilkan VaR (95%) sebesar 40,25% dan VaR (99%) sebesar

55,79%.

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...2

DAFTAR ISI ...3

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ...4

Rumusan dan Tujuan Penelitian ...5

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Pengertian Resiko ...7

Value at Risk ...8

Proses Pengukuran VaR ...11

Penelitian Terdahulu ...15

BAB III METODE PENELITIAN

Profil Perusahaan ...17

PT. Adhi Karya (Persero) Tbk ...17

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. ...18

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. ...18

PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk. ...19

PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. ...20

Metode Penelitian ...21

BAB IV PEMBAHASAN

Perhitungan Variance Covariance Dengan Portofolio ...22

BAB V KESIMPULAN ...37

DAFTAR PUSTAKA ...38

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana yang dilakukan pada saat ini,

dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Alasan utama orang

berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan atau kerugian suatu

investasi tergantung pada perubahan harga aset dan jumlah aset yang dimiliki. Dalam

manajemen investasi, perubahan harga aset merupakan tingkat pengembalian harga aset

dari harga awal disebut sebagai return.

Investasi merupakan salah satu cara alternatif yang dapat digunakan untuk

meningkatkan nilai aset di masa depan. Investasi disebut juga sebagai penanaman

modal merupakan suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan

keuangan dan ekonomi. I stilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk

aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan.

Seiring dengan semakin baiknya iklim investasi di Indonesia, maka peranan pasar

modal (capital market) akan meningkat dimasa-masa yang akan datang. Pasar modal

memiliki peranan penting untuk mengembangkan dunia investasi suatu negara.

Beberapa peran pasar modal dalam mengembangkan dunia investasi antara lain

pertama, sebagai sarana untuk mendapatkan dana secara cepat dengan biaya murah

dapat dikumpulkan dari masyarakat (investor). Kedua, pasar modal sebagai sarana

untuk berinteraksi dalam instrumen keuangan. Dengan berbagai instrumen keuangan,

para investor dapat mengalokasikan dana yang dimiliki untuk berbagai investasi atau

portofolio sehingga mendapatkan keuntungan maksimal dengan resiko kerugian yang

minimal.

(5)

diharapkan, maka digunakan ukuran penyebaran untuk mengukur resiko. Pada

hakekatnya masalah utama yang dihadapi investor adalah menentukan aset bersiko

mana yang harus dibeli. Satu portofolio merupakan gabungan dua atau lebih saham

individual, maka masalah ini bagi investor sama dengan memilih suatu portofolio

optimal dari berbagai portofolio yang ada.

Saat ini banyak dikembangkan perhitungan nilai resiko dalam berinvestasi agar

investor dapat mengetahui nilai resiko dan mengantisipasinya lebih dini. Salah satu

bentuk pengukuran nilai resiko yang sering digunakan adalah Value at Risk (VaR).

Value at Risk (VaR) adalah suatu alat ukur statistik resiko yang mengukur kerugian

maksimum yang diharapkan dari sebuah investasi pada tingkat konfindensi tertentu dan

periode waktu tertentu dalam kondisi pasar normal.

Manajemen resiko harus senantiasa berkesinambungan dan merupakan proses

perencanaan strategi perusahaan dalam kaitannya dengan penerapan strategi itu sendiri.

Perencanaan tersebut antara lain identifikasi berbagai resiko yang telah terjadi pada

masa lalu, sekarang maupun kemungkinan yang mungkin terjadi dimasa yang akan

datang. Selain itu perencanaan harus sesuai dengan budaya perusahaan serta berbagai

kebijakan yang obyektif.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah perusahaan atau badan usaha yang

dimiliki pemerintah sebuah negara. Di Indonesia, definisi BUMN menurut

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

kekayaan negara yang dipisahkan.

BUMN di Indonesia bebrebtuk perusahaan perseoran, perusahaan umum dan

perusahaan jawatan. Dimana perusahaan perseoran (Persero) adalah BUMN yang

berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau

paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh pemerintah yang tujuan utmanya mengejar

keuntungan.

BUMN di Indonesia terdiri dari berbagai macam sektor. Dalam penelitian ini

sektor yang digunakan yaitu bidang konstruksi, bidang jasa keuangan dan asuransi,

bidang gas, uap dan udara dingin, bidang pertambangan dan penggalian, dan bidang

informasi dan telekomunikasi.

(6)

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan permasalahan

“Bagaimana penerapan metode Value at Risk (VaR) dengan pendekatan Variance

Covariance pada studi kasus data portofolio saham-saham BUMN?”

(7)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 PENGERTIAN RESIKO

Resiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau

kehancuran. Lebih luas resiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil

yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Resiko dapat

menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola dengan

semestinya. Sebaliknya resiko yang dikelola dengan baik akan memberikan ruang pada

terciptanya peluang untuk memperoleh suatu keuntungan yang lebih besar.

Menurut Gallati (2003: 7) dalam Wibowo (2006) resiko didefinisikan sebagai ”a

condition in which there exist an exposure to adversity”. Lebih lanjut, Bessis (2002: 11)

mendefinisikan resiko sebagai “risk are uncertaintainties resulting in adverse

Variations of probability or in losses”. Berdasarkan Workbook level 1 Global

Association of Risk Professionals-Badan Sertifikasi Manajemen Resiko (2005) resiko

didefinisikan sebagai “chance of a bad outcome”. Maksudnya adalah suatu

kemungkinan akan terjadinya hasil yang tidak diinginkan, yang dapat menimbulkan

kerugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola sebagaimana mestinya.

Dalam industri keuangan umumnya dikenal jargon “high risk bring about high

return”. Hal ini dapat dicontohkan dalam melakukan investasi saham. Dalam bermain

saham, berdasarkan volatilitas harga akan lebih besar peluang untuk memperoleh

keuntungan dengan bermain pada saham-saham lapis kedua. Volatilitas atau pergerakan

naik turun harga saham secara tajam membuka peluang untuk memperoleh hasil yang

sangat besar, namun sebaliknya jika harga bergerak kearah yang berlawanan maka

kerugian yang akan ditanggung sangat besar.

(8)

aktiva produktif seperti pinjaman atau investasi dengan hasil yang lebih besar dari 12%

pertahun. Pilihan itu akan menimbulkan resiko yang dalam kondisi paling ekstrim,

aktiva produktif tersebut tidak kembali.

Dalam hal ingin menghindarkan dari resiko yang mungkin akan timbul, maka

cara yang paling aman adalah mengendapkan dana tersebut didalam bank. Sangat likuid

dan sangat aman. Menghindari resiko, secara sepintas terlihat aman, namun sebenarnya

pada saat yang bersamaan kita tidak akan mendapatkan apa-apa dari dana 1 milyar

tersebut. Sebaliknya kewajiban bunga terhadap nasabah tetap harus dibayarkan dan

Bank akan mengalami kerugian sebesar suku bunga berlaku yang harus dibayarkan.

Dari contoh diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mendapatkan hasil dari

suatu kegiatan maka harus menghadapi resiko. Sebaliknya tidak menghadapi resiko

sama sekali merupakan hal yang sayang untuk dilakukan karena kita tidak akan

mendapatkan hasil apa-apa padahal peluang untuk memperoleh keuntungan tetap ada.

Untuk itulah resiko harus dihadapi dalam setiap kegiatan investasi sehingga dapat

memberikan peluang untuk memperoleh hasil yang diharapkan, dengan ttetap

mengelola resiko dengan baik.

2.2

VALUE AT RISK

Salah satu teknik pengukuran resiko adalah Value at Risk (VaR). Value at Risk

(VaR) merupakan Metode perhitungan market risk untuk menentukan resiko kerugian

maksimum yang dapat terjadi pada suatu portfolio, baik single-instrument ataupun

multi-instruments, pada confidence level tertentu, selama holding period tertentu, dan

dalam kondisi market yang normal.

Munculnya VaR tidak lepas dari metode pengukuran resiko yang diterapkan oleh

Dennis Weatherstone. Mantan bos J.P. Morgan ini menginginkan laporan satu halaman

berisi rangkuman eksposur global yang dihadapi perusahaan dan estimasi potensi

kerugian dalam 24 jam kedepan, diserahkan kepadanya setelah hari kerja tepatnya

pukul 16:15. ”4.15 Report” inilah yang menjadi cikal bakal perangkat menajemen

resiko yang kemudian dikenal dengan Value at Risk

.

(9)

mungkin kerugian yang terjadi akan lebih kecil dari nilai VaR tersebut. VaR adalah

suatu nilai kerugian moneter yang mungkin dialami dalam jangka waktu yang telah

ditentukan. Pernyataan berikut ini merupakan definisi formal dari VaR yang dikutip

dari Philip Best (1998): ”Value at Risk is the maximum amount of money that may be

lost on a portfolio over a given period of time, with a given level of confidence.”

Pernyataan berikut ini merupakan definisi formal dari VaR yang diungkapkan oleh

Philippe Jorion (2002): ”VaR summarizes the worst loss over a target horizon with a

given level of confidence.” Cormac Butler (1999) memberikan definisi VaR sebagai

berikut: “Value at Risk measures the worst expected loss that an institution can suffer

over a given time interval under normal market conditions at a given confidence level.

It assesses risk by using statistical and simulation models designed to capture the

volatility of assets in a bank’s portfolio.”

Pendek kata, Value at Risk (VaR) dapat diartikan sebagai suatu besaran angka

yang merangkum total resiko dari portfolio yang berisikan beragam asset keuangan.

“What loss level is such that we are X% confident it will not be exceeded in N business

days?” Pertanyaan singkat yang mengantar kita pada definisi ringkas dari Value at

Risk. VaR merupakan estimasi potensi kerugian maksimal pada periode tertentu dengan

tingkat keyakinan (confidence level) tertentu dan dalam kondisi pasar yang normal.

Jadi VaR mengukur kerugian maksimal yang mungkin terjadi esok hari, lusa, minggu

depan, dan seterusnya sesuai dengan periode waktu yang diinginkan.

Kelebihan dari VaR adalah bahwa Metode ini fokus pada downside risk, tidak

tergantung pada asumsi distribusi dari return, dan pengukuran ini dapat diaplikasikan

ke seluruh produk-produk finansial yang diperdagangkan. Angka yang diperoleh dari

pengukuran dengan Metode ini merupakan hasil perhitungan secara agregat atau

menyeluruh terhadap resiko produk-produk sebagai suatu kesatuan.

VaR juga memberikan estimasi kemungkinan atau probabilitas mengenai

timbulnya kerugian yang jumlahnya lebih besar daripada angka kerugian yang telah

ditentukan. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak didapat dari Metode-Metode

pengukuran resiko lainnya. VaR juga memperhatikan perubahan harga aset-aset yang

ada dan pengaruhnya terhadap aset-aset yang lain. Hal ini memungkinkan dilakukannya

pengukuran terhadap berkurangnya resiko yang diakibatkan oleh diversifikasi

kelompok produk atau portfolio.

(10)

dan program tersebut dapat di download oleh pengguna secara gratis. Metode yang

digunakan J.P. Morgan tersebut selanjutnya dikenal sebagai RiskMetrics atau

perhitungan VaR dengan Variance-Covariance Method.

VaR memiliki tiga Metode untuk perhitungan, yaitu Historical Simulation

Method, Variance-Covariance Method, dan Monte Carlo Simulation Method. Ketiga

Metode tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, antara lain:

1. Variance-covariance approach atau disebut juga delta normal method memiliki

keunggulan dari sisi kemudahan komputasi dan implementasi. Model ini

diperkenalkan oleh JP.Morgan pada awal 1990an. Asumsi yang digunakan dalam

Variance-covariance approach model adalah:

a. Portfolio disusun atas asset-aset yang linear. Lebih tepatnya, perubahan nilai dari

suatu portfolio bersifat linear dependen pada semua perubahan yang terjadi pada

nilai asset. Jadi, return portfolio juga bersifat linear dependen pada return asset.

b. Return asset berdistribusi normalSelain memiliki keunggulan dalam hal

kemudahan komputasi dan implementasi metode ini memiliki kelemahan dalam

hal akurasi (lebih lemah) dibandingkan dua Metode lainnya.

2. Historical Simulation Method merupakan metode yang paling simple dan paling

transparan dalam perhitungan. Termasuk dalam perhitungan nilai portfolionya.

Kelemahan metode ini tidak menggunakan distribusi normal pada return assetnya.

3. Monte Carlo Simulation Method juga merupakan metode pengukuran VaR yang

relatif simpel dibandingkan Variance-covariance model. Monte Carlo Simulation

Method memiliki keunggulan dalam akurasi, namun memiliki kelemahan dalam hal

komputasi yang lebih rumit dibandingkan historical simulation method.

Jadi Variance-covariance approach memiliki keunggulan dari sisi kemudahan

komputasi dan implementasi, sedangkan Historical Simulation Method, dan Monte

Carlo Simulation Method memiliki keunggulan akurasi namun memiliki kelemahan

dari sisi komputasi karena memerlukan simulasi risk factors yang cukup banyak

khususnya monte carlo simulation. Metode historical simulation method memiliki

keunggulan dibanding monte carlo simulation karena komputasi yang relatif lebih

mudah (intermediate) dan tidak menghadapi problem model risk.

(11)

portfolio dari resiko pasar dalam suatu periode waktu tertentu dan dengan suatu

confidence level tertentu.

Pada umumnya, VaR dihitung untuk jangka waktu 24 jam. Sebagai contoh, bila

dikatakan bahwa VaR suatu portfolio adalah US$5,000 dengan confidence level sebesar

95 persen, ini berarti bahwa ada 95 persen kemungkinan portfolio tersebut akan

mengalami kerugian dengan nilai di bawah US$5,000 dalam waktu 24 jam ke depan.

Dapat pula dikatakan bahwa ada 5 persen kemungkinan portfolio tersebut akan

mengalami kerugian minimal US$5,000 dalam waktu 24 jam ke depan.

Contoh lain, jika kita memiliki VaR harian sebesar Rp.100 milyar pada

confidence level 99%, hal ini berarti bahwa hanya terdapat satu kemungkinan dari 100

dimana kerugian harian akan melebihi Rp.100 milyar. Atau dengan kata lain, kerugian

harian akan melebihi Rp.100 milyar hanya akan terjadi pada satu hari dari 100 trading

day atau dua samapai tiga hari dalam satu tahun. Lebih singkat lagi dapat dikatakan

dengan kita memiliki keyakinan sebesar 99% kerugian tidak akan melebihi Rp.100

milyar dalam beberapa hari kedepan. Jadi kesimpulannya, VaR berusaha menjawab

pertanyaan, “How bad can things get?”

Hasil perhitungan VaR biasanya disajikan dalam bentuk jumlah uang dan bukan

dalam persentase. Hal ini membuat VaR menjadi sangat mudah dipahami. Contoh

dalam paragraf di atas telah mengilustrasikan hal tersebut. Dalam kaitannya dengan

kemudahan pemahaman atas nilai VaR, Stambaugh (1996) dalam Prihantoro (2005)

menyatakan bahwa VaR memiliki fungsi sebagai berikut: ”1) providing a common

language for risk, 2) allowing for more effective and consistent internal risk

management, risk limit setting and evaluation, 3) providing an enterprise-wide

mechanism for external regulation, and 4) providing investors with an understandable

tool for risk assessment.”

2.3

PROSES PENGUKURAN VAR

(12)

probabilitas) dari perubahan nilai portofolio. Dalam model manajemen resiko sebaran

peluang diperoleh dengan menempatkan asumsi, yaitu:

1.

Bagaimana fungsi portofolio diperkirakan

2.

Bagaimana variabel yang berpengaruh dimodelkan.

Tahap pengukuran VaR:

1.

Identifikasi faktor resiko dan distribusi kerugian

2.

Ukur resiko dan hitung VaR berdasarkan distribusi kerugian tersebut. Dalam hal ini

terdapat beberapa Metode yang lazim digunakan, yaitu:

a. Pendekatan Variance-Covariance

b. Pendekatan Simulasi Historis

c. Pendekatan Simulasi Monte Carlo

d. Pendekatan Simulasi Bootstrapping

Perbedaan utama berbagai Metode VaR pada umumnya terkait dengan cara

melihat (membatasi) masalah, dan bagaimana mengestimasi perubahan yang mungkin

terjadi terhadap portfolio aset/sekuritas yang dipegang. Secara teknis, tahapan dalam

mengukur VaR mencakup:

1. Penentuan nilai pasar dari posisi yang dipilih,

2. Mengukur sensitivitas sumber resiko dan korelasi diantara mereka,

3. Identifikasi horizon-waktu dari investasi,

4. Menetapkan derajat kepercayaan (confidence degree), dan

5. Menghitung kerugian maksimum yang diperkirakan.

Metode pengukuran VaR dapat dikelompokkan dalam pendekatan parametrik,

non-parametrik, dan semi-parametrik. Pendekatan parametrik meliputi

pendekatan variance-covariance, dan GARCH. Pendekatan non-parametrik meliputi

pendekatan simulasi histories, pendekatan simulasi Monte Carlo dan pendektan

simulasi Bootstrapping. Pendekatan semi-parametrik mengkombinasikan kedua

pendekatan dalam langkah-langkah pengukuran VaR yang dilakukan.

1. Metode Variance-Covariance

(13)

laba-rugi portfolio diperoleh, maka property matematis baku dari distribusi normal dapat

digunakan untuk menghitung kerugian yang akan setara dengan atau melampaui x

persen pada suatu waktu, yakni VaR.

Metode varian-covariane meliputi empat tahap:

a. Identifikasi faktor pasar dasar dan dan posisi standar yang berhubungan langsung

dengan faktor pasar.

b. Berasumsi bahwa persen perubahan faktor pasar terdistribusi Normal dengan

rerata nol dan mengestimasi parameter distribusinya.

c. Menggunakan standar deviasi dan korelasi faktor pasar untuk menentukan standar

deviasi dan korelasi perubahan nilai standar posisi.

d. Hitung varian dan standar deviasi portfolio dengan menggunakan distribusi

Normal untuk menentukan distribusi laba-rugi portfolio.

2. Metode Simulasi Historis

Metode simulasi histories tidak berasumsi distribusi Normal, tetapi menggunakan

distribusi empiris dari realisasi historis pada suatu waktu yang ditentukan. Lazim

dianggap dibutuhkan data harian dua-tiga tahun untuk menghasilkan hasil berarti.

Sekurang-kurangnya dibutuhkan data 250 hari terakhir (satu tahun) dan dihitung

persen perubahannya.

Tahapan untuk mengukur VaR pendekatan simulasi historis meliputi:

a. Identifikasi faktor pasar

b. Memperoleh nilai histories dari faktor pasar selama N perioda terakhir

c. Nilai ulang portfolio sekarang dengan perubahan suku bunga dan harga pasar

d. Hitung laba dan rugi harian

e. Urutkan laba-rugi harian dari yang tertinggi sampai terendah

f. Pilih persentil 99% untuk Value-at-Risk.

3. Metode Simulasi Monte Carlo

Simulasi Monte Carlo berisi simulasi berulang proses acak yang dikaitkan dengan

harga dan suku bunga pasar. Masing-masing simulasi menciptakan suatu nilai yang

mungkin untuk portfolio pada horizon yang ditargetkan. Jika skenario simulasi

diulang-ulang makin banyak, akan diperoleh nilai yang makin stabil. VaR dihitung

dari distribusi yang diperoleh dari hasil simulasi tersebut.

(14)

a. Identifikasi seluruh faktor resiko relevan.

b. Bentuk jalur-jalur harga, menggunakan angka acak yang dihasilkan oleh

generator pembangkit angka acak.

c. Nilai portfolio untuk setiap jalur atau skenario. Setiap jalur menciptakan

seperangkat nilai untuk faktor resiko untuk setiap sekuritas dalam portfolio yang

akan digunakan sebagai input pemodelan harga. Proses ini diulang-ulang sampai

diperoleh distribusi yang stabil.

4. Metode Simulasi Bootstrapping

Pendekatan simulasi bootstrapping mengestimasi distribusi dari data empiris.

Metode bootstraping bebas dari asumsi distribusi Normal dan distribusi statistika

lainnya. Data yang terbatas maupun melimpah, dapat disimulasikan untuk

menghasilkan distribusi. Simulasi bootstrapping berisi simulasi berulang-ulang

dalam proses acak yang diciptakan dari data empiris. Simulation akan menciptakan

suatu nilai yang mungkin untuk suatu portfolio pada horizon waktu yang

ditargetkan. Dengan jumlah pengulangan banyak, akan mengerucut pada suatu

distribusi tertentu meski tidak diketahui sebenarnya. Pengukuran VaR dapat

dilakukan dari distribusi yang dihasilkan tersebut.

Tahapan pengukuran VaR dengan simulasi bootstrapping tidak berbeda dengan

simulasi Monte carlo kecuali pada bootstrapping simulasi didasarkan pada data

empiris.

a. Spesifikasi faktor resiko yang relevan.

b. Dapatkan data histories dari faktor pasar selama N perioda terakhir

c. Bentuk jalur harga dengan simulasi acak terhadap data empiris yang diperoleh

tersebut.

(15)
(16)

2.4

PENELITIAN TERDAHULU

NO

.

TAHUN

NAMA PENELITI

JUDUL PENELITIAN

METODE

HASIL PENELITIAN

1.

2008

Agung D. Buchdadi

Penghitungan Value At Risk

Portofolio Optimum Saham

Perusahaan Berbasis Syariah

dengan Pendekatan Ewma

Exponentially

Weighted Moving

Average (EWMA)

Besaran VAR harian portofolio saham

berbasis syariah dengan tingkat kepercayaan

99% sebesar 3,007%. Sedangkan VAR harian

yang dihitung dengan menjumlah nilai VAR

harian komponen saham pembentuk

mengontrol dan menyesuaikan komposisi

portofolio apabila terjadi gejolak di pasar

modal Indonesia

2.

2011

Nurharyanto

Analisis Risiko Pasar

Portofolio Investasi Saham

dengan Metode Value at Risk

(Studi Kasus pada Pensiun

RST)

Historical Simulation

dan

Variance

Covariance

Hasil pengujian terhadap validitas model

berdasarkan hasil back testing, menunjukkan

bahwa kedua model yaitu VaR Variance

Covariance model dan Historical Simulation

model ternyata valid untuk digunakan

sebagai alat mengukur potensi kerugian

maksimal atas investasi saham dana pensiun

RST.

3.

2012

Ibnuhardi Faizaini

Ihsan, Respatiwulan

dan Pangadi

Pengukuran Value At Risk

Dengan Metode Variance

Covariance

Variance Covariance

Nilai VaR Gudang Garam, Telkom dan

Indosat untuk periode 8 Januari 2011 sebesar

Rp. 36.349.289, Rp. 28.224.029 dan Rp.

39.167.078. Sedangkan untuk portofolio

sebesar Rp. 19.020.945.

(17)

Sjahid Akbar dan

Haryono

(Value at Risk) dalam Analisis

Risiko Investasi Saham

dengan

Pendekatan

Generalized

Pareto

Distribution (GPD)

Distribution (GPD)

Gresik adalah sebesar 3,12% rupiah dari aset

saat ini. Misalkan aset saat ini adalah Rp. 1

milyar, maka kemungkinan kerugian

minimal sebesar Rp 31.200.000,-. Dengan

kata lain dalam kurun waktu 20 hari ke

depan terdapat potensi 1 hari diantaranya,

investor akan mengalami kerugian minimal

Rp 31.200.000,-.

5.

2014

Maida Fauziah

Analisis Risiko pada

Portofolio Saham Syari’ah

Menggunakan Value at Risk

(VaR) dengan Pendekatan

Generalize

Pareto

Distribution (GPD)

Generalize Pareto

Distribution (GPD)

Diperoleh VaR 0,0185 menunjukkan bahwa

dengan tingkat kepercayaan 90% maka

kemungkinan kerugian maksimal pada 1 hari

kedepan adalah 1,85% dari aset saat ini.

Dari hasil perhitungan VaR-GPD didapatkn

nilai likelihood ratio sebesar 315,3776

dengan tingkat kepercayaan 90% didapat

nilai tanel 540,930. Karena LR<tabel maka

model valid.

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Profil Perusahaan

3.1.1 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk

Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Selle en de

Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Assosiate N.V.) merupakan Perusahaan milik

Belanda yang menjadi cikal bakal pendirian ADHI hingga akhirnya

dinasionalisasikan dan kemudian ditetapkan sebagai PN Adhi Karya pada

tanggal 11 Maret 1960. Nasionalisasi ini menjadi pemacu pembangunan

infrastruktur di Indonesia. Berdasarkan pengesahan Menteri Kehakiman

Republik Indonesia, pada tanggal 1 Juni 1974, ADHI berubah status menjadi

Perseroan Terbatas. Hingga pada tahun 2004 ADHI telah menjadi perusahaan

konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Status Perseroan ADHI sebagai Perseroan Terbatas mendorong ADHI

untuk terus memberikan yang terbaik bagi setiap pemangku kepentingan pada

masa perkembangan ADHI maupun industri konstruksi di Indonesia yang

semakin melaju. Adanya intensitas persaingan dan perang harga antarindustri

konstruksi menjadikan Perseroan melakukan redefinisi visi dan misi: Menjadi

Perusahaan Konstruksi terkemuka di Asia Tenggara. Visi tersebut

menggambarkan motivasi Perseroan untuk bergerak ke bisnis lain yang terkait

dengan inti bisnis Perseroan melalui sebuah tagline yang menjadi penguat yaitu

Beyond Construction

”. Pertumbuhan yang bernilai dan berkesinambungan

dalam Perseroan menjadi salah satu aspek penting yang senantiasa dikelola

ADHI untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat luas.

(19)

3.1.2 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Bank Negara Indonesia didirikan dan dipersiapkan pada tanggal 5

Juli 1946 menjadi Bank Sirkulasi atau Bank Sentral yang bertanggung jawab

menerbitkan dan mengelola mata uang RI. Beberapa bulan setelah pendiriannya,

Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama

- Oeang Republik Indonesia atau ORI. Pengusul dibentuknya sebuah Bank

Sentral atau Bank Sirkulasi, serta sekaligus juga adalah sebagai pendiri dan

Direktur Utama Bank Negara Indonesia yang pertama adalah Raden Mas (R.M.)

Margono Djojohadikusumo.

Pada 1955, Peran Bank Negara Indonesia beralih menjadi bank

pembangunan dan kemudian mendapat hak untuk bertindak sebagai bank

devisa. Sejalan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank

Negara Indonesia beralih menjadi bank umum dengan penetapan secara yuridis

melalui Undang-Undang Darurat nomor 2 tahun 1955.

Dengan inovasi perbankan yang luas, menimbulkan kepercayaan

pemerintah terhadap perusahaan BNI. Maka, pada 1968, status hukum Bank

Negara Indonesia ditingkatkan ke Persero dengan nama PT Bank Negara

Indonesia.

Pada 2013, BNI memposisikan layanannya dalam tingkat yang lebih

tinggi. Bank BNI meluncurkan kartu kredit dan kartu ATM/debit bergambar Tim

Sepakbola peserta BPL,Chelsea, dengan logo MasterCard. Kartu tersebut dapat

diterima oleh fans Chelsea. Bank BNI juga meluncurkan layanan

trust

bagi

industri ekspor, termasuk untuk industri minyak dan gas.

3.1.3 PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

PGN adalah BUMN Gas yang dibentuk oleh Pemerintah RI dengan

tujuan untuk membangun ekonomi nasional dengan mengutamakan kebutuhan

rakyat menuju masyarakat yang adil dan makmur materiil dan spiritual,

sebagaimana dinyatakan dalam dasar hukum dilahirkannya PGN sesuai Pepres

No. 19 tahun 1965.

(20)

perjuangan PGN memmbuahkan hasilnya saat ini, di mana dengan 6.000

kilometer pipa transmisi dan distribusi yang berhasil dibangunnya, PGN

berhasil menyalurkan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan domestik setara

dengan 23 juta liter per hari. PGN menyuplai gas bumi ke pembangkit listrik,

industri, usaha komersial termasuk restoran, hotel dan rumah sakit, SPBG serta

rumah tangga.

Sejalan dengan meningkatnya permintaan terhadap gas bumi di dalam

negeri dengan sumber yang terbatas, PGN terus berusaha mencari solusi

strategis untuk menjamin suplai bagi para konsumen dan mencegah kelangkaan

gas bumi di beberapa wilayah. Saat ini PGN sedang mencari suplai gas baru,

terutama dari lokasi yang dekat dengan infrastruktur yang ada, serta berupaya

mendapatkan volume yang lebih besar untuk dialokasikan pada penggunaan di

pasar dalam negeri.

Sebagai upaya peningkatan transparansi dan kemudahan mendapatkan

dana untuk pengembangan infrastruktur gas, pada tahun 2003 Pemerintah atas

persetujuan DPR mengambil langkah untuk menjadikan PGN sebagai

perusahaan terbuka. Saat ini Perseroan merupakan BUMN publik yang tercatat

di Bursa Efek Indonesia (BEI), di mana kepemilihan saham PGN sebesar

56,96% dimiliki oleh Pemerintah RI dan sekitar 43,04% dikuasai publik.

3.1.4 PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk.

Sejarah pertambangan batu bara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman

kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan

terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air

Laya. Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah

tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk

kepentingan komersial dimulai pada 1938.

Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air,

para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status

tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian

mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam

(PN TABA).

(21)

selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan

industri batu bara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan

penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.

Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada

1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket

batu bara.

Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan

publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”.

3.1.5 PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

Pada tahun 1882, didirikan sebuah badan usaha swasta penyedia

layanan pos dan telegraf. Layanan komunikasi kemudian dikonsolidasikan oleh

Pemerintah Hindia Belanda ke dalam jawatan

Post Telegraaf Telefoon

(PTT).

Sebelumnya, pada tanggal 23 Oktober 1856, dimulai pengoperasian layanan

jasa telegraf elektromagnetik pertama yang menghubungkan Jakarta (Batavia)

dengan Bogor (Buitenzorg). Pada tahun 2009 momen tersebut dijadikan sebagai

patokan hari lahir Telkom.

Pada tahun 1961, status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos

dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965, PN Postel dipecah

menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan Perusahaan

Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).

Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi diubah namanya

menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan

jasa telekomunikasi nasional maupun internasional. Tahun 1980 seluruh saham

PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Indosat) diambil alih oleh pemerintah

RI menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyelenggarakan jasa

telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989,

ditetapkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi, yang

juga mengatur peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.

Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan

Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 25 Tahun 1991.

(22)

Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) (keduanya sekarang

bernama Bursa Efek Indonesia (BEI)), Bursa Saham New York (NYSE) dan

Bursa Saham London (LSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa

pencatatan di Bursa Saham Tokyo. Jumlah saham yang dilepas saat itu adalah

933 juta lembar saham.

Tahun 1999 ditetapkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang

Telekomunikasi. Sejak tahun 1989, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi

di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan

demikian, Telkom tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia.

Tahun 2001 Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat

sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di

Indonesia yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan

kepemilikan silang antara Telkom dan Indosat. Sejak bulan Agustus 2002 terjadi

duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.

Pada 23 Oktober 2009, Telkom meluncurkan "

New Telkom

" ("Telkom

baru") yang ditandai dengan penggantian identitas perusahaan.

3.2

Metode Penelitian

(23)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1

Perhitungan

Variance Covariance

Dengan Portofolio

Metode analisis variance covariance berasumsi bahwa faktor resiko terdistribusi

secara normal, sehingga returns terdistribusi normal. Setelah distribusi laba-rugi

portfolio diperoleh, maka property matematis baku dari distribusi normal dapat

digunakan untuk menghitung kerugian yang akan setara dengan atau melampaui x

persen pada suatu waktu, yakni Value at Risk (VaR).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan periode selama 2 tahun (2012-2013)

yang dibagi menjadi Triwulan, sebagai berikut:

a. 2012-Triwulan 1

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM

Expected return 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% Standar Deviasi 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000

VaR (95%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000%

VaR (99%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000%

PENDEKATAN VARIAN KOVARIAN

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (95%) NOMINAL ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

Return

Investasi 0.00 Resiko

Investasi 0.00 Nominal

Individual

(24)
(25)

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (99%) NOMINAL

ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

Return Investasi 0.00 Resiko Investasi 0.00 Nominal Individual VaR (99%) 0.00

0.00 0.00 0.00%

b. 2012-Triwulan 2

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM

Expected return 0.01652% 0.02079% 0.02344% 0.02886% 0.03815% Standar Deviasi 0.00430 0.00332 0.00547 0.00634 0.00431

VaR (95%) -0.71005% -0.54801% -0.90296% -1.04543% -0.71095%

(26)

PENDEKATAN VARIAN KOVARIAN

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (95%) NOMINAL

ADHI 0.00002 0.00001 0.00002 0.00001 0.00002 50,000,000.00 -0.71005% 355,024.72

BBNI 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 50,000,000.00 -0.54801% 274,003.70

PGAS 0.00002 0.00001 0.00003 0.00002 0.00002 50,000,000.00 -0.90296% 451,478.55

PTBA 0.00001 0.00001 0.00002 0.00004 0.00001 50,000,000.00 -1.04543% 522,713.08

TLKM 0.00002 0.00001 0.00002 0.00001 0.00002 50,000,000.00 -0.71095% 355,474.74

Return Investasi 63,871.45 Resiko Investasi 1,696,970.46 Nominal Individual VaR (95%) 1,958,694.8

1

-261,724.34 261,724.34 -13.36%

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUAL VaR (99%) NOMINAL

ADHI 0.00002 0.00001 0.00002 0.00001 0.00002 50,000,000.00 -0.95964% 479,821.29

BBNI 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001

50,000,000.0

0 -0.74064%

370,320.1 5

PGAS 0.00002 0.00001 0.00003 0.00002 0.00002 50,000,000.00 -1.22036% 610,180.10

(27)

TLKM 0.00002 0.00001 0.00002 0.00001 0.00002 50,000,000.00 -0.96086% 480,429.50 Return Investasi 63,871.45

Resiko Investasi 1,696,970.46 Nominal Individual VaR (99%) 2,647,205.71

-950,235.24 950,235.24 -35.90%

c. 2012-Triwulan 3

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM

Expected return 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% Standar Deviasi 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000

VaR (95%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000%

VaR (99%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000%

PENDEKATAN VARIAN KOVARIAN

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (95%) NOMINAL

ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

(28)

Resiko Investasi 0.00 Nominal Individual VaR (95%) 0.00

0.00 0.00

0.00%

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (99%) NOMINAL

ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

TLKM 0.00000

0.0000

0 0.00000 0.00000

0.0000

0 50,000,000.00 0.00000% 0.00 Return Investasi 0.00

Resiko Investasi 0.00 Nominal Individual VaR (99%) 0.00

0.00 0.00 0.00%

d. 2012-Triwulan 4

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM

(29)

Standar Deviasi 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000

VaR (95%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000%

VaR (99%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000%

PENDEKATAN VARIAN KOVARIAN

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND

INDIVIDUAL

VaR (95%) NOMINAL

ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

Return Investasi 0.00 Resiko Investasi 0.00 Nominal Individual VaR (95%) 0.00

0.00 0.00 0.00%

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (99%) NOMINAL

ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

(30)

TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00 Return Investasi 0.00

Resiko Investasi 0.00 Nominal Individual VaR (99%) 0.00

0.00 0.00 0.00%

e. 2013-Triwulan 1

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM

Expected return 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% Standar Deviasi 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000

VaR (95%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000%

VaR (99%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000% 0.00000%

PENDEKATAN VARIAN KOVARIAN

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND

INDIVIDUAL

VaR (95%) NOMINAL

ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

BBNI 0.00000

0.0000

0 0.00000 0.00000 0.00000

50,000,000.0

0 0.00000% 0.00

PGAS 0.00000

0.0000

0 0.00000 0.00000 0.00000

50,000,000.0

0 0.00000% 0.00

PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

(31)

Resiko Investasi 0.00 Nominal Individual VaR (95%) 0.00

0.00 0.00 0.00%

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (99%) NOMINAL

ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

Return Investasi 0.00 Resiko Investasi 0.00 Nominal Individual VaR (99%) 0.00

0.00 0.00 0.00%

f. 2013-Triwulan 2

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM

(32)

VaR (95%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% -0.06666% 0.00000%

VaR (99%) 0.00000% 0.00000% 0.00000% -0.09010% 0.00000%

PENDEKATAN VARIAN KOVARIAN

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (95%) NOMINAL

ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 -0.06666% 33,331.81

TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

Return Investasi 2,505.64 Resiko Investasi 33,074.42 Nominal Individual VaR (95%) 33,331.81

-257.39 257.39 -0.77%

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (99%) NOMINAL

ADHI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

BBNI 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

PGAS 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

PTBA 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 -0.09010% 45,048.45

TLKM 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 50,000,000.00 0.00000% 0.00

(33)

-11,974.03 11,974.03 -26.58%

g. 2013-Triwulan 3

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM

Expected return -0.80024% -0.08865% -0.18095% 0.13624% 0.09891% Standar Deviasi 0.05020 0.02778 0.02729 0.04025 0.02083

VaR (95%) -8.28239% -4.58378% -4.50299% -6.64206% -3.43658%

VaR (99%) -11.19378% -6.19505% -6.08586% -8.97685% -4.64459%

PENDEKATAN VARIAN KOVARIAN

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND

INDIVIDUAL

VaR (95%) NOMINAL

ADHI 0.00248 0.00061 0.00031 0.00008 0.00057 50,000,000.00 -8.28239%

4,141,197.1 4

BBNI 0.00061 0.00076 0.00026 -0.00001 0.00029 50,000,000.00 -4.58378%

2,291,891.8 6

PGAS 0.00031 0.00026 0.00073 0.00023 0.00017 50,000,000.00 -4.50299% 2,251,495.57

PTBA 0.00008 -0.00001 0.00023 0.00160 0.00000 50,000,000.00 -6.64206% 3,321,032.20

TLKM 0.00057 0.00029 0.00017 0.00000 0.00043 50,000,000.00 -3.43658% 1,718,288.91

Return Investasi -417,346.87 Resiko Investasi 8,665,421.78 Nominal Individual VaR (95%) 13,723,905.67

(34)

-36,86%

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND INDIVIDUALVaR (99%) NOMINAL

ADHI 0.00248 0.00061 0.00031 0.00008 0.00057 50,000,000.00 -11.19378% 5,596,890.68

BBNI 0.00061 0.00076 0.00026 -0.00001 0.00029 50,000,000.00 -6.19505% 3,097,526.57

PGAS 0.00031 0.00026 0.00073 0.00023 0.00017 50,000,000.00 -6.08586% 3,042,930.37

PTBA 0.00008 -0.00001 0.00023 0.00160 0.00000 50,000,000.00 -8.97685%

4,488,425.3 3

TLKM 0.00057 0.00029 0.00017 0.00000 0.00043 50,000,000.00 -4.64459%

2,322,293.4 9 Return Investasi -417,346.87

Resiko Investasi 8,665,421.78 Nominal Individual VaR (99%) 18,548,066.45

-9,882,644.66 9,882,644.66 -53.28%

h. 2013-Triwulan 4

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM

Expected return -0.77168% -0.29345% -0.22837% -0.31740% -0.00119% Standar Deviasi 0.02588 0.01664 0.01452 0.01994 0.01680

(35)

VaR (99%) -5.77110% -3.71081% -3.23872% -4.44634% -3.74531%

PENDEKATAN VARIAN KOVARIAN

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND

INDIVIDUAL

VaR (95%) NOMINAL

ADHI 0.00066 0.00016 0.00000 0.00009 0.00011

50,000,000.0

0 -4.27010% 2,135,048.64

BBNI 0.00016 0.00027 0.00004 0.00004 0.00010

50,000,000.0

0 -2.74567% 1,372,834.21

PGAS 0.00000 0.00004 0.00021 -0.00001 0.00010

50,000,000.0

0 -2.39636% 1,198,179.58

PTBA 0.00009 0.00004 -0.00001 0.00039 0.00004 50,000,000.00 -3.28989% 1,644,946.57

TLKM 0.00011 0.00010 0.00010 0.00004 0.00028 50,000,000.00 -2.77120% 1,385,579.72

Return Investasi -806,038.08 Resiko Investasi 4,622,499.61 Nominal Individual VaR (95%) 7,736,606.72

-3,114,107.11 3,114,107.11 -40,25%

ADHI BBNI PGAS PTBA TLKM FUND

INDIVIDUAL

VaR (99%) NOMINAL

(36)

BBNI 0.00016 0.00027 0.00004 0.00004 0.00010 50,000,000.00 -3.71081% 1,855,406.23

PGAS 0.00000 0.00004 0.00021 -0.00001 0.00010 50,000,000.00 -3.23872% 1,619,357.85

PTBA 0.00009 0.00004 -0.00001 0.00039 0.00004

50,000,000.0

0 -4.44634% 2,223,170.22

TLKM 0.00011 0.00010 0.00010 0.00004 0.00028

50,000,000.0

0 -3.74531% 1,872,656.31 Return Investasi -806,038.08

Resiko Investasi 4,622,499.61 Nominal Individual VaR (99%) 10,456,141.21

(37)

Dari tabel-tabel di atas, didapatkan informasi sebagai berikut:

1. Portofolio yang terdari ADHI, BBNI, PGAS, PTBA dan TLKM, pada tahun 2012

untuk triwulan 1, triwulan 3 dan triwulan 4 tidak terdapat return untuk kelima saham

tersebut, karena hasil dari close price sama dengan open price sehingga tidak

terdapat resiko pada periode ketiga triwulan tersebut. Atau nilai Value at Risk (VaR)

adalah 0% per hari.

2. Pada tahun 2012 untuk triwulan 2 dimana dana investasi sebesar Rp. 250.000.000

dengan perbandingan 20% setiap saham didapatkan rata-rata tingkat pengembalian

portofolio sebesar Rp. 63.871,45 per hari, dengan tingkat resiko kerugian sebesar

Rp. 1.696.970,46 per hari.

Pada tingkat kepercayaan 95%, didapatkan hasil estimasi resiko individual saham

untuk saham ADHI sebesar Rp. 355.021,72 per hari (0,71%), untuk saham BBNI

sebesar Rp. 274.003,70 per hari (0.55%), untuk saham PGAS sebesar Rp.

451.478,55 per hari (0.9%), untuk saham PTBA sebesar Rp. 522.731,08 per hari

(1.04%), dan untuk saham TLKM sebesar Rp. 355.474,74 per hari (0.71%).

Sedangkan untuk estimasi resiko portofolio didapatkan hasil sebesar Rp. 261.724,34

per hari (13,36%).

Dan pada tingkat kepercayaan 99%, didapatkan hasil estimasi resiko individual

saham untuk saham ADHI sebesar Rp. 479.821,29 per hari (0,96%), untuk saham

BBNI sebesar Rp. 370.320,15 per hari (0.74%), untuk saham PGAS sebesar Rp.

610.180,10 per hari (1.22%), untuk saham PTBA sebesar Rp. 706.454,65 per hari

(1.41%), dan untuk saham TLKM sebesar Rp. 480.429,50 per hari (0.96%).

Sedangkan untuk estimasi resiko portofolio didapatkan hasil sebesar Rp. 950.235,24

per hari (35,90%).

3. Pada tahun 2013 untuk triwulan 1 tidak terdapat return untuk kelima saham tersebut,

karena hasil dari close price sama dengan open price sehingga tidak terdapat resiko

pada periode ketiga triwulan tersebut. Atau nilai Value at Risk (VaR) adalah 0% per

hari.

(38)

return sedangkan untuk keempat saham sisanya tidak terdapat return yang berarti

tidak terdapat resiko.

Pada tingkat kepercayaan 95%, didapatkan hasil estimasi resiko individual saham

untuk saham PTBA sebesar Rp. 33.331,81 per hari (0,07%). Sedangkan untuk

estimasi resiko portofolio didapatkan hasil sebesar Rp. 257,39 per hari (0,77%).

Dan pada tingkat kepercayaan 99%, didapatkan hasil estimasi resiko individual

saham untuk saham PTBA sebesar Rp. 45.048,45 per hari (0,09%). Sedangkan

untuk estimasi resiko portofolio didapatkan hasil sebesar Rp. 11.974,03 per hari

(26,58%).

5. Pada tahun 2013 untuk triwulan 3 dimana dana investasi sebesar Rp. 250.000.000

dengan perbandingan 20% setiap saham didapatkan rata-rata tingkat pengembalian

portofolio sebesar Rp. -417.346,87 per hari atau pada periode tersebut portofolio ini

mengalami kerugian, dengan tingkat resiko kerugian sebesar Rp. 8.665.421,78 per

hari.

Pada tingkat kepercayaan 95%, didapatkan hasil estimasi resiko individual saham

untuk saham ADHI sebesar Rp. 4.141.197,14 per hari (8,28%), untuk saham BBNI

sebesar Rp. 2.291.891,86 per hari (4,58%), untuk saham PGAS sebesar Rp.

2.251.495,57 per hari (4,5%), untuk saham PTBA sebesar Rp. 3.321.032,20 per hari

(6,64%), dan untuk saham TLKM sebesar Rp. 1.718.288,91 per hari (3,43%).

Sedangkan untuk estimasi resiko portofolio didapatkan hasil sebesar Rp.

5.058.483,89 per hari (36,86%).

Dan pada tingkat kepercayaan 99%, didapatkan hasil estimasi resiko individual

saham untuk saham ADHI sebesar Rp. 5.596.890,68 per hari (11,19%), untuk saham

BBNI sebesar Rp. 3.097.526,57 per hari (6,19%), untuk saham PGAS sebesar Rp.

3.042.930,37 per hari (6,09%), untuk saham PTBA sebesar Rp. 4.488.425,33 per

hari (8,98%), dan untuk saham TLKM sebesar Rp. 2.322.293,49 per hari (4,64%).

Sedangkan untuk estimasi resiko portofolio didapatkan hasil sebesar Rp.

9.882.644,66 per hari (53,28%).

(39)

Pada tingkat kepercayaan 95%, didapatkan hasil estimasi resiko individual saham

untuk saham ADHI sebesar Rp. 2.135.048,64 per hari (4,27%), untuk saham BBNI

sebesar Rp. 1.372.834,21 per hari (2,75%), untuk saham PGAS sebesar Rp.

1.198.179,58 per hari (2,39%), untuk saham PTBA sebesar Rp. 1.644.946,57 per

hari (3,29%), dan untuk saham TLKM sebesar Rp. 1.385.597,72 per hari (2,77%).

Sedangkan untuk estimasi resiko portofolio didapatkan hasil sebesar Rp.

3.114.107,11 per hari (40,25%).

(40)

BAB IV

KESIMPULAN

Dalam penelitian ini saham-saham yang digunakan sebagai pembentuk portofolio

adalah saham-saham BUMN dari berbagai sektor yaitu Adhi Karya (ADHI) yang bergerak di

bidang konstruksi, Bank Negara Indonesia (BBNI) yang bergerak di bidang jasa keuangan

dan asuransi, Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang bergerak di bidang gas, uap dan udara

dingin, Tambang Batu Bara Bukit Asam (PTBA) yang bergerak di bidang pertambangan dan

penggalian dan Telekomunikasi Indonesia (TLKM) yang bergerak di bidang informasi dan

telekomunikasi. Dengan periode penelitian 1 Januari 2012-31 Desember 2013.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dengan

periode berbeda akan menghasilkan besaran Value at Risk (VaR) yang berbeda pula. Dalam

penelitian ini periode penelitian dibagi menjadi per triwulan. Adapun besaran

Value at Risk

(VaR) masing-masing triwulan untuk portofolio saham tersebut adalah sebagai berikut:

TAHUN TRIWULAN VaR (95%) VaR (99%)

2012 1 0.00% 0.00%

2 13.36% 35.90%

3 0.00% 0.00%

4 0.00% 0.00%

2013 1 0.00% 0.00%

2 0.77% 26.58%

3 36.86% 53.28%

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Tia Chisca. 2014. “Mengukur Resiko Dengan Var Terhadap Sektor Industri Sub

Sektor Makanan Dan Minuman”. Universitas Gunadarma.

Buchdadi, Agung D. 2008.

Penghitungan Value At Risk Portofolio Optimum Saham

Perusahaan Berbasis Syariah Dengan Pendekatan EWMA”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Indonesia Volume 5 – Nomor 2, Desember 2008. Universitas Negeri Jakarta.

Fauziah, Maida. 2014. “Analisis Risiko pada Portofolio Saham Syari’ah Menggunakan Value

at Risk (VaR) dengan Pendekatan Generalize Pareto Distribution (GPD)”. Skripsi.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Ihsan, Ibnuhardi Faizaini, Respatiwulan dan Pangadi. 2012. “Pengukuran Value At Risk

dengan Metode Variance Covariance”. Seminar Nasional Matematika 2012. Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Nurharyanto. 2011. “Analisis Risiko Pasar Portofolio Investasi Saham dengan Meode

Value

at Risk (Studi Kasus pada Dana Pensiun RST)”. Tesis. Universitas Indonesia.

Zuhara, Ummi, M. Sjahid Akbar dan Haryono. 2012. “Penggunaan Metode VaR (Value at

Risk) dalam Analisis Risiko Investasi Saham dengan Pendekatan Generalized Pareto

Distribution (GPD)”. Jurnal Sains Dan Seni Its Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) Issn: 2301-928x.

http://dhini-iaadhini.blogspot.com/2011/05/value-at-risk-untuk-pengukuran-risiko.html

http://subud.wordpress.com/budi-pekerti/manage

ment/hedging/risk-management-2/value-at-risk/

http://www.adhi.co.id/about-adhi/company-profile

http://www.bni.co.id/id-id/tentangkami/sejarah.aspx

http://bumn.go.id/gasnegara/berita/93/PT.Perusahaan.Gas.Negara.Persero.Tbk

http://id.wikipedia.org/wiki/Bukit_Asam

(42)

LAMPIRAN

1. Data Return Saham ADHI periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2013

Date Open High Low Close RETURN

1/2/2012 580 580 570 580 0.00000

1/3/2012 590 590 570 590 0.00000

1/4/2012 600 610 590 600 0.00000

1/5/2012 590 600 580 590 0.00000

1/6/2012 590 590 580 590 0.00000

1/9/2012 580 590 580 580 0.00000

1/10/2012 600 600 580 600 0.00000

1/11/2012 600 600 590 600 0.00000

1/12/2012 600 600 590 600 0.00000

1/13/2012 600 600 600 600 0.00000

1/16/2012 650 650 620 650 0.00000

1/17/2012 670 670 640 670 0.00000

1/18/2012 660 680 650 660 0.00000

1/19/2012 660 670 650 660 0.00000

1/20/2012 670 670 640 670 0.00000

1/23/2012 670 670 670 670 0.00000

1/24/2012 670 680 660 670 0.00000

1/25/2012 690 700 670 690 0.00000

1/26/2012 720 720 690 720 0.00000

1/27/2012 710 720 690 710 0.00000

1/30/2012 680 700 680 680 0.00000

1/31/2012 690 690 670 690 0.00000

2/1/2012 690 710 680 690 0.00000

2/2/2012 710 710 700 710 0.00000

2/3/2012 720 720 700 720 0.00000

2/6/2012 710 720 700 710 0.00000

2/7/2012 690 710 680 690 0.00000

2/8/2012 710 710 680 710 0.00000

2/9/2012 710 710 690 710 0.00000

2/10/2012 700 710 690 700 0.00000

2/13/2012 710 710 690 710 0.00000

2/14/2012 710 710 690 710 0.00000

2/15/2012 740 740 700 740 0.00000

2/16/2012 730 740 720 730 0.00000

2/17/2012 740 750 730 740 0.00000

(43)

2/21/2012 750 750 730 750 0.00000

2/22/2012 730 740 720 730 0.00000

2/23/2012 730 740 720 730 0.00000

2/24/2012 710 720 690 710 0.00000

2/27/2012 700 710 690 700 0.00000

2/28/2012 700 710 700 700 0.00000

2/29/2012 710 720 700 710 0.00000

3/1/2012 710 710 700 710 0.00000

3/2/2012 720 730 710 720 0.00000

3/5/2012 730 730 700 730 0.00000

3/6/2012 720 730 710 720 0.00000

3/7/2012 720 730 700 720 0.00000

3/8/2012 730 730 720 730 0.00000

3/9/2012 720 730 720 720 0.00000

3/12/2012 720 720 710 720 0.00000

3/13/2012 720 720 710 720 0.00000

3/14/2012 720 730 710 720 0.00000

3/15/2012 720 720 710 720 0.00000

3/16/2012 750 750 700 750 0.00000

3/19/2012 740 750 730 740 0.00000

3/20/2012 730 740 720 730 0.00000

3/21/2012 740 740 720 740 0.00000

3/22/2012 730 740 720 730 0.00000

3/23/2012 730 730 730 730 0.00000

3/26/2012 710 730 700 710 0.00000

3/27/2012 740 740 700 740 0.00000

3/28/2012 730 740 720 730 0.00000

3/29/2012 760 770 710 760 0.00000

3/30/2012 800 800 760 800 0.00000

4/2/2012 790 800 780 790 0.00000

4/3/2012 790 790 790 790 0.00000

4/4/2012 770 790 760 770 0.00000

4/5/2012 810 830 750 810 0.00000

4/6/2012 810 810 810 810 0.00000

4/9/2012 810 810 790 810 0.00000

4/10/2012 810 820 800 810 0.00000

4/11/2012 820 820 790 820 0.00000

4/12/2012 840 840 820 840 0.00000

4/13/2012 870 880 840 870 0.00000

4/16/2012 880 890 860 880 0.00000

4/17/2012 980 1010 870 980 0.00000

4/18/2012 990 1010 970 990 0.00000

4/19/2012 980 990 960 980 0.00000

4/20/2012 1020 1020 960 1020 0.00000

4/23/2012 980 1040 970 980 0.00000

(44)

4/25/2012 990 990 950 990 0.00000

4/26/2012 990 1000 970 990 0.00000

4/27/2012 990 1000 980 990 0.00000

4/30/2012 990 1010 980 990 0.00000

5/1/2012 990 990 960 990 0.00000

5/2/2012 1000 1010 970 1000 0.00000

5/3/2012 1030 1040 990 1030 0.00000

5/4/2012 1060 1060 1010 1060 0.00000

5/7/2012 1050 1050 1010 1050 0.00000

5/8/2012 1060 1070 1030 1060 0.00000

5/9/2012 1090 1090 1040 1090 0.00000

5/10/2012 1100 1100 1070 1100 0.00000

5/11/2012 1130 1140 1080 1130 0.00000

5/14/2012 1090 1120 1030 1090 0.00000

5/15/2012 1090 1100 1060 1090 0.00000

5/16/2012 1040 1070 1020 1040 0.00000

5/17/2012 1040 1040 1040 1040 0.00000

5/18/2012 1040 1040 1040 1040 0.00000

5/21/2012 1060 1060 1010 1060 0.00000

5/22/2012 1060 1080 1050 1060 0.00000

5/23/2012 1050 1060 1040 1050 0.00000

5/24/2012 1060 1060 1040 1060 0.00000

5/25/2012 1050 1070 1030 1050 0.00000

5/28/2012 1050 1050 1020 1050 0.00000

5/29/2012 1020 1040 1010 1020 0.00000

5/30/2012 980 1020 970 980 0.00000

5/31/2012 970 980 940 970 0.00000

6/1/2012 940 960 930 940 0.00000

6/4/2012 890 940 860 890 0.00000

6/5/2012 920 950 900 920 0.00000

6/6/2012 960 960 910 960 0.00000

6/7/2012 970 980 950 970 0.00000

6/8/2012 970 970 950 970 0.00000

6/11/2012 950 990 940 950 0.00000

6/12/2012 950 960 940 950 0.00000

6/13/2012 930 960 920 930 0.00000

6/14/2012 910 930 900 910 0.00000

6/15/2012 920 920 890 920 0.00000

6/18/2012 940 960 920 940 0.00000

6/19/2012 930 950 900 930 0.00000

6/20/2012 980 980 930 980 0.00000

6/21/2012 990 1010 970 990 0.00000

6/22/2012 980 980 880 980 0.00000

6/25/2012 980 990 960 970 -0.01020

6/26/2012 970 980 960 970 0.00000

(45)

6/28/2012 970 980 950 960 -0.01031

6/29/2012 960 990 950 990 0.03125

7/2/2012 1020 1020 1000 1020 0.00000

7/3/2012 1030 1050 1020 1030 0.00000

7/4/2012 1020 1040 1000 1020 0.00000

7/5/2012 1000 1020 990 1000 0.00000

7/6/2012 980 1000 970 980 0.00000

7/9/2012 970 980 960 970 0.00000

7/10/2012 990 990 970 990 0.00000

7/11/2012 960 980 950 960 0.00000

7/12/2012 960 960 930 960 0.00000

7/13/2012 970 980 950 970 0.00000

7/16/2012 960 980 940 960 0.00000

7/17/2012 980 990 950 980 0.00000

7/18/2012 960 990 950 960 0.00000

7/19/2012 950 970 940 950 0.00000

7/20/2012 940 950 930 940 0.00000

7/23/2012 870 930 860 870 0.00000

7/24/2012 890 900 860 890 0.00000

7/25/2012 900 900 870 900 0.00000

7/26/2012 910 920 890 910 0.00000

7/27/2012 910 930 890 910 0.00000

7/30/2012 910 920 900 910 0.00000

7/31/2012 910 910 890 910 0.00000

8/1/2012 890 910 870 890 0.00000

8/2/2012 870 890 860 870 0.00000

8/3/2012 880 880 850 880 0.00000

8/6/2012 880 900 870 880 0.00000

8/7/2012 900 900 880 900 0.00000

8/8/2012 900 910 890 900 0.00000

8/9/2012 920 920 880 920 0.00000

8/10/2012 940 960 920 940 0.00000

8/13/2012 920 940 920 920 0.00000

8/14/2012 920 920 900 920 0.00000

8/15/2012 920 920 890 920 0.00000

8/16/2012 930 930 900 930 0.00000

8/17/2012 930 930 930 930 0.00000

8/20/2012 930 930 930 930 0.00000

8/21/2012 930 930 930 930 0.00000

8/22/2012 930 930 930 930 0.00000

8/23/2012 920 920 910 920 0.00000

8/24/2012 920 920 900 920 0.00000

8/27/2012 910 920 910 910 0.00000

8/28/2012 900 910 890 900 0.00000

8/29/2012 880 900 860 880 0.00000

Referensi

Dokumen terkait

(Sertifikat Bank Indonesia) diperoleh return portofolio baru sebesar 1,267 % dengan tingkat risiko lebih kecil dari risiko sebelumnya yaitu sebesar 6,631 %.. Expected return

Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan analisis Rasio Keuangan yang didasarkan pada Laporan Neraca dan Laporan Rugi-Laba selama periode 2003- 2005 diperoleh

Menurut Garrison dan Noreen (2001) untuk menghitung Earning Per Share (EPS) atau Laba Per Lembar Saham suatu perusahaan adalah dengan membagi Laba Bersih

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara partial pertama strategi manajemen laba tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham, kedua risiko

Fajar Mulia Pradipta dengan menghitung rasio keuangan berdasar pada neraca dan rugi / laba periode 1998 sampai dengan 2002 diperoleh sebagai berikut; menurut rasio likuiditas keadaan

Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu indikator perhitungan rasio untuk mengambil keputusan investasi saham dalam penelitian ini, dapat dilihat pada laporan

Setelah dinyatakan bahwa return saham BBNI dan TLKM tidak normal dan memiliki dependensi, maka kemudian dapat dilakukan estimasi parameter copula dengan menggunakan

Setelah akun-akun tersebut direkonsiliasi, maka akan diperoleh laporan laba rugi secara fiskal dan dapat dihitung PPh yang terutang pada Restoran T berbentuk