• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa Pengertian Tentang Masjid Dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Beberapa Pengertian Tentang Masjid Dari"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Beberapa Pengertian Tentang Masjid (Dari berbagai sumber)

Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan mesjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.

Ibnu Khaldun menyebut tiga model dasar masjid:

Masjidil Haram di Makkah, Masjid Nabawi di Madinah, dan Kubah Al-Sakhra di Jerusalem.

Masjidil Haram dengan sentranya Ka'bah, sejatinya adalah sebuah titik orientasi. Masjid Nabawi adalah sebuah rumah dan Kubah Al'Sakhra adalah monumen peringatan mi'raj Nabi. Itulah sebabnya, di Masjidil haram poros orientasi bisa bergerak dari segala arah. Meskipun secara ia berbentuk radial, namun dalam praktik ia digelar mengarah pada empat sisi dinding Ka'bah. Poros orientasi Masjid Nabawi mengarah dari utara ke selatan. Sementara itu, Kubah Al-Sakhra cenderung menjulang ke atas.

Etimologi

Masjid berarti tempat beribadah. Akar kata dari masjid adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Kata masjid sendiri berakar dari bahasa Aram. Kata masgid (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke 5 Sebelum Masehi. Kata masgid (m-s-g-d) ini berarti "tiang suci" atau "tempat sembahan".

Kata masjid dalam bahasa Inggris disebut mosque. Kata mosque ini berasal dari kata mezquita dalam bahasa Spanyol. Sebelum itu, masjid juga disebut "Moseak", "muskey" , "moscey" , dan "mos'key". Diduga kata-kata ini mengandung nada yang melecehkan [rujukan?]. Contohnya pada kata mezquita yang diduga berasal dari kata mosquito. Tapi, kata mosque kemudian menjadi populer dan dipakai dalam bahasa Inggris secara luas. Sejarah

Menara-menara, serta kubah masjid yang besar, seakan menjadi saksi betapa jayanya Islam pada kurun abad pertengahan. Masjid telah melalui serangkaian tahun-tahun terpanjang di sejarah hingga sekarang. Mulai dari Perang Salib sampai Perang Teluk. Selama lebih dari 1000 tahun pula, arsitektur Masjid perlahan-lahan mulai menyesuaikan bangunan masjid dengan arsitektur modern.

Masjid pertama

Ketika Nabi Muhammad SAW. tiba di Madinah, beliau memutuskan untuk membangun sebuah masjid, yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Nabawi, yang berarti Masjid Nabi. Masjid Nabawi terletak di pusat Madinah. Masjid Nabawi dibangun di sebuah lapangan yang luas. Di Masjid Nabawi, juga terdapat mimbar yang sering dipakai oleh Nabi Muhammad SAW. Masjid Nabawi menjadi jantung kota Madinah saat itu. Masjid ini digunakan untuk kegiatan politik, perencanaan kota, menentukan strategi militer, dan untuk mengadakan perjanjian. Bahkan, di area sekitar masjid digunakan sebagai tempat tinggal sementara oleh orang-orang fakir miskin.

Saat ini, Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid al-Aqsa adalah tiga masjid tersuci di dunia. Penyebaran masjid

Masjid kemudian dibangun di daerah luar Semenanjung Arab, seiring dengan kaum Muslim yang bermukim di luar Jazirah Arab. Mesir menjadi daerah pertama yang dikuasai oleh kaum Muslim Arab pada tahun 640. Sejak saat itu, Ibukota Mesir, Kairo dipenuhi dengan masjid. Maka dari itu, Kairo dijuluki sebagai kota seribu menara. Beberapa masjid di Kairo berfungsi sebagai sekolah Islam atau madrasah bahkan sebagai rumah sakit. Masjid di Sisilia dan Spanyol tidak menirukan desain arsitektur Visigoth, tetapi menirukan arsitektur bangsa Moor. Para ilmuwan kemudian memperkirakan bahwa bentuk bangunan pra-Islam kemudian diubah menjadi bentuk arsitektur Islam ala Andalus dan Magribi, seperti contoh lengkung tapal kuda di pintu-pintu masjid.

Masjid pertama di Cina berdiri pada abad ke 8 Masehi di Xi'an. Masjid Raya Xi'an, yang terakhir kali di rekonstruksi pada abad ke 18 Masehi, mengikuti arsitektur Cina. Masjid di bagian barat Cina seperti di daerah Xinjiang, mengikuti arsitektur Arab, dimana di masjid terdapat kubah dan menara. Sedangkan, di timur Cina, seperti di daerah Beijing, mengandung arsitektur Cina.

Masjid mulai masuk di daerah India pada abad ke 16 semasa kerajaan Mugal berkuasa. Masjid di India mempunyai karakteristik arsitektur masjid yang lain, seperti kubah yang berbentuk seperti bawang. Kubah jenis ini dapat dilihat di Masjid Jama, Delhi.

(2)

bangunan Aya Sofya merupakan sebuah katedral. Kesultanan Utsmaniyah memiliki karakteristik arsitektur masjid yang unik, terdiri dari kubah yang besar, menara dan bagian luar gedung yang lapang. Masjid di Kesultanan Usmaniyah biasanya mengkolaborasikan tiang-tiang yang tinggi, jalur-jalur kecil di antara shaf-shaf, dan langit-langit yang tinggi, juga dengan menggabungkan mihrab dalam satu masjid. Sampai saat ini, Turki merupakan rumah dari masjid yang berciri khas arsitektur Utsmaniyah.

Secara bertahap, masjid masuk ke beberapa bagian di Eropa. Perkembangan jumlah masjid secara pesat mulai terlihat seabad yang lalu, ketika banyak imigran Muslim yang masuk ke Eropa. Kota-kota besar di Eropa, seperti Munich, London dan Paris memilki masjid yang besar dengan kubah dan menara. Masjid ini biasanya terletak di daerah urban sebagai pusat komunitas dan kegiatan sosial untuk para muslim di daerah tersebut. Walaupun begitu, seseorang dapat menemukan sebuah masjid di Eropa apabila di sekitar daerah tersebut ditinggali oleh kaum Muslim dalam jumlah yang cukup banyak. Masjid pertama kali muncul di Amerika Serikat pada awal abad ke 20. Masjid yang pertama didirikan di Amerika Serikat adalah di daerah Cedar Rapids, Iowa yang dibangun pada kurun akhir 1920an. Bagaimanapun, semakin banyak imigran Muslim yang datang ke Amerika Serikat, terutama dari Asia Selatan, jumlah masjid di Amerika Serikat bertambah secara drastis. Dimana jumlah masjid pada waktu 1950 sekitar 2% dari jumlah masjid di Amerika Serikat, pada tahun 1980, 50% jumlah masjid di Amerika Serikat didirikan.

Perubahan tempat ibadah menjadi masjid

Menurut sejarawan Muslim, sebuah kota yang ditaklukkan tanpa perlawanan dari penduduknya, maka pasukan Muslim memperbolehkan penduduk untuk tetap mempergunakan gereja dan sinagog mereka. Tapi, ada beberapa gereja dan sinagog yang beralih fungsi menjadi sebuah masjid dengan persetujuan dari tokoh agama setempat. Misal pada perubahan fungsi Masjid Umayyah, dimana khalifah Bani Umayyah, Abdul Malik mengambil gereja Santo Yohannes pada tahun 705 dari Umat Kristiani. Kesultanan Utsmaniyah juga melakukan alih fungsi terhadap

beberapa gereja, biara dan kapel di Istanbul, termasuk gereja terbesar Ayasofya yang dirubah menjadi masjid, setelah kejatuhan kota Konstantinopel pada tahun 1453 oleh Muhammad al-Fatih. Beberapa masjid lainnya juga didirikan di daerah suci milik Yahudi dan Kristen, seperti di Yerusalem. Penguasa Muslim di India juga membangun masjid hanya untuk memenuhi tugas mereka di bidang agama.

Sebaliknya, masjid juga dialih fungsikan menjadi tempat ibadah yang lain, seperti gereja. Hal ini dilakukan oleh umat Kristiani di Spanyol yang merubah fungsi masjid di selatan Spanyol menjadi katedral, mengikuti keruntuhan

(3)

PENGERTIAN MASJID

Oleh

Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahthani

Lafazh

ددججاس

س مسللاس

adalah jamak dari lafazh

ددججس

ل مس

Masjid (

ددججس

ل مس

) dengan huruf jiim yang dikasrahkan adalah tempat khusus yang disediakan untuk

shalat lima waktu. Sedangkan jika yang dimaksud adalah tempat meletakkan dahi ketika sujud,

maka huruf jiim-nya di fat-hah-kan[1]

ددجسس

ل مس

Secara bahasa, kata masjid (

ددججس

ل مس

) adalah tempat yang dipakai untuk bersujud. Kemudian

maknanya meluas menjadi bangunan khusus yang dijadikan orang-orang untuk tempat berkumpul

menunaikan shalat berjama’ah. Az-Zarkasyi berkata, “Manakala sujud adalah perbuatan yang paling

mulia dalam shalat, disebabkan kedekatan hamba Allah kepada-Nya di dalam sujud, maka tempat

melaksanakan shalat diambil dari kata sujud (yakni masjad = tempat sujud). Mereka tidak

menyebutnya

عدكسرلمس

(tempat ruku’) atau yang lainnya. Kemudian perkembangan berikutnya lafazh

masjad berubah menjadi masjid, yang secara istilah berarti bengunan khusus yang disediakan untuk

shalat lima waktu. Berbeda dengan tempat yang digunakan untuk shalat ‘Id atau sejenisnya (seperti

shalat Istisqa’) yang dinamakan ىللص

س مدللاس

(mushallaa = lapangan terbuka yang digunakan untuk shalat

‘Id atau sejenisnya). Hukum-hukum bagi masjid tidak dapat diterapkan pada mushalla[2].[3]

Istilah masjid menurut syara’ adalah tempat yang disediakan untuk shalat di dalamnya dan sifatnya

tetap, bukan untuk sementara [4].

Pada dasarnya, istilah masjid menurut syara adalah setiap tempat di bumi yang digunakan untuk

bersujud karena Allah di tempat itu[5]. Ini berdasarkan hadits Jabir Radhiyallahu anhu dari Nabi

Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda.

ل

ل ص

س يدللفس ،ةدل

س ص

ل لا هدتلك

س رسدلأس ي

ل تجملأ

د نلمج للجدرس امسييأسفس ،اررولهدطسوسادرججسلمس ض

د

رلل

س ال ي

س لج ت

ل لسعججد وس

..Dan bumi ini dijadikan bagiku sebagai tempat shalat serta sarana bersuci (tayammum). Maka siapa

pun dari umatku yang datang waktu shalat (di suatu tempat), maka hendaklah ia shalat (di sana).[6]

Ini adalah kekhususan Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ummatnya. Sementara para Nabi

sebelum beliau hanya diperbolehkan shalat di tempat tertentu saja, seperti sinagog dan gereja. [7]

Dari Abu Dzar Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda :

ددججس

ل مسوسهدفس ،ل

ل ص

س فس ةدل

س ص

ل لا ك

س تلكسرسدلأسامسنسيلاسوس

Dan di tempat mana saja waktu shalat tiba kepadamu, maka shalatlah, karena tempat itu adalah

masjid. [8]

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Hadits itu menunjukkan dibolehkannya shalat di semua

tempat, kecuali yang dikecualikan oleh syara’. Tempat yang dikecualikan tersebut adalah pekuburan

dan tempat selainnya yang bernajis seperti tempat sampah dan pejagalan (tempat penyembelihan

hewan). Demikian pula tempat yang dilarang untuk melakukan shalat dikarenakan alasan tertentu

yang lain. Yang terakhir ini semisal tempat unta-unta menderum, dan lain-lainnya seperti di tengah

jalan, di kamar mandi (sekalipun suci), dan tempat selain itu. Alasannya adalah karena ada hadits

yang melarangnya. [9]

(4)

makna

عدمجاجسللا م

ج وليسللا ددج

ج س

ل مس

artinya : tempat orang bersujud (shalat) di hari mereka berkumpul (hari

Jum’at).[10] Dan istilah

عدمجاجسللا ددججس

ل مسللاس

atau

عمجاجسللا ددججس

ل مس

digunakan untuk masjid yang dipakai untuk

shalat Jum’at, sekalipun masjid itu kecil, asalkan orang-orang berkumpul di waktu yang diketahui

(hari Jum’at) untuk shalat Jum’at

Secara harfiah masjid diartikan sebagai tempat duduk atau tempat yang dipergunakan untuk ibadah.

Masjid juga berarti “tempat shalat jama’ah” atau tempat shalat untuk umum (orang banyak).[1]

Masjid (tempat sujud) merupakan suatu bangunan, gedung atau suatu lingkungan yang berpagar

sekelilingnya yang didirikan secara khusus sebagai tempat beribadah kepada Allah SWT, khususnya

mengerjakan shalat. Istilah masjid berasal dari kata sajada, yasjudu, yang artinya bersujud atau

menyembah. Karena masjid adalah Baitullah (rumah Allah), maka orang yang memasukinya disunahkan

mengerjakan shalat Tahyatul masjid (menghormati masjid) dua rakaat. Nabi SAW bersabda : “jika salah

seorang kamu memasuki masjid jangan dulu duduk sebelum mengerjakan shalat dua rakaat.” (H.R. Abu

Dawud).[2]

Masjid di samping untuk sembahyang, dipergunakan pula untuk mendiskusikan dan mengkaji

permasalahan dakwah Islamiyah pada permulaan perkembangan Islam, yang terdiri dari kegiatan

bimbingan dan penyuluhan serta pemikiran secara mendalam tentang suatu permasalahan dan hal-hal

lain yang menyangkut siasat perang dalam menghadapi musuh-musuh Islam serta cara-cara

menghancurkan kubu pertahanan mereka. Dengan demikian masjid menjadi tempat utama untuk

bersembahyang dan merencanakan kegiatan dakwah Islamiyah, dimana agama Islam dapat berdiri tegak

sejak awal periode perkembangannya melalui lembaga pendidikan Islam.[3]

Dalam tempat mulia ini (masjid) bertemulah segala jenis ilmu pengetahuan yang bermacam ragamnya, di

mana para pelajar mendiskusikan dan mengkaji ilmu-ilmu tersebut bersama-sama dengan guru-guru

besar mereka yang terkenal pada zamannya. Maka dari itu masjid adalah sebagai tempat sembahyang,

madrasah, universitas, majelia nasional, dan pusat-pusat pemberian fatwa serta tempat pengemblengan

para pejuang dan patriot bangsa dari zaman-zaman. Dengan demikian maka masjid berperan besar

dalam siklus kehidupan umat Islam, bahkan sampai sekarang masjid menjadi markas yang penting untuk

penyebaran Islam.[4]

Di samping itu juga masjid memegang peranan penting dalam penyelenggaraan pendidikan Islam,

karena itu masjid atau surau merupakan sarana yang pokok dan mutlak keperluannya bagi

perkembangan masyarakat Islam.[5]

Di sini masjid dapat dianggap sebagai lembaga ilmu pengetahuan yang tertua dalam Islam.

Pembangunannya telah dimulai semenjak zaman Nabi dan ia tersebar keseluruh negeri Arab bersamaan

dengan bertebarannya Islam diberbagai pelosok negeri tersebut, dalam masjid inilah dimulai

mengajarkan Al-Qur’an dan dasar-dasar agama Islam pada masa Rasulullah, di samping tugas yang

utama sebagai tempat untuk menunaikan sembahyang dan ibadah.[6]

Bahkan masjid juga menjadi pusat komando militer dan gerakan-gerakan pembebasan dari

penghambaan dan penindasan. Rasulullah SAW menyusun strategi militer di masjid. Perang melawan

kaum Nasrani (perang salib) pertama kali berkobar dari masjid. Begitu pula Revolusi Syiria, Aljazair,

Paskistan, Afganistan, dan negara-negara Islam lainnya bergerak dari masjid. Dan belum lepas dari

ingatan, perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah juga dikomandoi dari masjid.

Demikianlah, masjid merupakan sentral kehidupan masyarakat Islam.[7]

Referensi

Dokumen terkait

120). Muatan lokal keterampilan di SMP 15 Yogyakarta berjumlah 3 jenis yaitu keterampilan teknik bangunan untuk kelas VII, keterampilan pengolahan logam untuk

Dipercayai bahawa perubahan anatomi yang terlibat dalam perpindahan haiwan akuatik ke daratan berlaku pada kadar dan darjah yang berbeza-beza ataupun secara mozek (mosaic

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan

Untuk mendukung kelancaran rencana program Unpad menjadi WCU, Unpad sebagai bagian dari pelayanan publik dalam bidang pendidikan perlu menyiapkan berbagai hal

Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (IPPLH) diberikan kepada setiap usaha dan/atau kegiatan yang telah beroperasi, IPPLH yang diberikan oleh BPLH

Kegiatan Kelompok Perempuan Joyosuran yang melakukan pengelolaan lingkungan yang tujuannya untuk mitigasi bencana banjir tersebut juga bisa menjadi referensi

Program ini dilaksanakan bertempat di posko dengan sasaran anak- anak. Program penyuluhan kesehatan ini tentang PHBS seperti pentingnya mejaga kebesihan, sikat gigi

Hasil uji statistik dengan Chi-square menunjukkan probabilitas (p) sebesar 0,003. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan.. 13 bermakna antara kepercayaan ibu