• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Diklat BP3IP SISTEM NAVIGASI ELEKTRONIK BAB VIII B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Materi Diklat BP3IP SISTEM NAVIGASI ELEKTRONIK BAB VIII B"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBAR RANGKAIAN RODA GIGI SECARA LENGKAP

Rangkaian roda gigi

Roda gigi ( r ) memutar roda rouser ( pinion ) yan dipasang pada poros roda menit ( d ) yang sekaligus sebagai poros jarum penunjuk jam dan menit. Roda menit( d) memutar ransel dan roda gigi ( c ) yang selanjutnya memutar ransel dan roda detik f ). Pada poros detik inilah jarum penunjuk detik dipasang.

Roda gigi detik memutar ransel pada poros ECHAPPEMENT (E) Dibawah pelatjarum terdapat rangkaian roda gigi (k) hingga menjadi putaran jarum penunjuk jam.

PENJELASAN TENTANG PENYEIMBANGAN Alat ini terdiri dari:

1. Pegas spiral 2. Penyeimbangan 3. Dua buah cakra 4. Poros

(2)

Gambar adalah sebuah bagan poros t dari penyeimbangan, Pada poros t terdapat dua buah cakra ( disc ) u dan v. Pegas, spiral x berputar sepusat ( konsentris ) dengan poros itu. Pegas spiral adalah spiral yang digulung sedemikian rupa sehingga merupakan sebuah sekrup.

Pegas ini dibuat dan MAS atau BAJA, pegas yang digulung secara demikian itu disebut :

PEGAS SEKERUP ( HELICAL SIZING)

Salah satu ujungnya diikatkan pada setelasi atau platine dan chronometer dengan menggunakan murjepit ( fighting nut ) dan sekrup.

Sedangkan ujung yang lain diikatkan pada bagian poros penyeimbang yang dipertebal. Pada saat sekarang ini pegas spiral dibuat dari logam PALLADIUM ( sejenis untuk logam yang termasuk dalam logam platinum, wamanya putih abu-abu, meregang dapat ditempa dan bersifat tetap dalam udara terbuka, ringan BJ 12 dan titik cairnya lebih rendah dan platinum, simbol : Pd, Nomor Atom : 46, berat atom 10,7. Sekalipun logam paladium tidak sekenyal baja, tetapi tahan karat dan bebas dari pengaruh magnitisme.

Apabila penyeimbangan berputar, maka pegas spiral ini akan menjadi tegang, oleh karena adanya tegangan inilah maka a mempunyai kekuatan untuk berputar kembali.

Duduk chronometer mempunyai tanda negatip, bilamana waktu yang ditunjuk oleh pengukur waktu lebih besar dari pada waktu menengah di Green with atau dapat dikatakan pengukur waktu berjalan lebih cepat dan pada GMT.

(3)

- Dengan terbaginya piringan chronometer hanya 12 bagian, maka jarum chronometer dalam setiap piantanya menunjukkan 2 kali penunjukkan yang sama, Comoh : Jam 8 pagi dan jam 8 malam padahal seharusnya jam 8 pagi dan jam 20. Jadi dengan demikian kita belum dapat mengetahui misalnya : GMT : 03.45.32 atau GMT 15.45.32 Jadi kita tidak mengetahui apakah pada waktu penilikan dilakukan di Greenwich itu masih pagi atau sudah sore ( sebelum atau sesudah jam 12 )

- Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menentukan GMT, kita dapat mengunakan waktu duga di kapal, yaitu waktu duga ditempat mans kapal berada, dengan menggunakan bujur duga dimana kapal berada saat itu, untuk dirubah ke dalam waktu. Maka GMT juga yang kita peroleh akan mendekati dan pada GMT sejati yang untuk menentukan GMT/ mencari waktu GMT dengan menggunakan chronometer dapatlah kita menggunakan bagan perhitungan seperti di bawah ini :

Wdk = ……… (………./………)tanggal

Bu dalam waktu = ……… + (bu. Barat+/bu Timur-)

GMT duga = ……… (………./………)tanggal

Ppw / Chm = ………

Duduk = ………+

GMT sejati = ………

Keterangan :

Wdk = waktu duga di kapal Bu dalam waktu = bujur dalam waktu

ppw = penunjuk pengukur waktu ( Chronometer ) Dudek = duduk pengukur waktu

(4)

dikapal. Kemungkinan tanggal tersebut berbeda, akibatnya dan perbedaan bujur Greenwich dan bujur kapal. Tanggal yang tepat itu harus kita ketahui dengan benar/pasti untuk mencari nilai sesuatu yang kita dapatkan atau perlukan dan daftar ilmu pelayaran.

Bilamana waktu duga di kapal itu tidak dapat kita ketahui dengan pasti maka dapatlah kita ketahui dalam dinas jaga manakah suatu penilikan itu ( terhadap benda angkasa dilakukan ). Waktu itu, dapat kita ambit dan pertengahan dan dinas jaga sebagai waktu duga di kapal. Jadi kita harus menentukan kapal saatnya kita melakukan penilikan terhadap benda angkasa.

Tegasnya : Pada GMT dan tanggal berapa penilikan itu dilakukan.

LANGKAH PENGUKUR WAKTU

Besamya mulai duduk itu tidaklah saina besarnya atau tidaklah selalu tetap, jadi nilai itu dapat lebih cepat ataupun lebih lambat dan GMT. Kecepatan ataupun keterlambatan itu pada suatu waktu dapat lebih atau lebih lambat. Chronometer yang demikian itu dinamakan chronometer yang mempunyai langkah harian.

(5)

PENGGUNAAN PENGUKUR. WAKTU

Pengukur waktu digunakan untuk mengambil tinggi matahari atau benda-benda angkasa lainnya guns penentuan letak posisi kapal, bila kapal berapa ditengah taut / di angkasa lepas. Untuk itu maka perlu diketahui dengan pasti waktu di GMT (jam berapa di CMT) pada saat dilakukannya penilikan benda angkasa.

Perin diketahui bahwa biarpun pengukur waktu sudah dibuat dengan teliti dan dari bahanbahan yang telah diuji, masih kan tetap terdapat kesalahan ( selisih ) dengan penunjukan waktu di GMT.

selisih itu dinamakan DUDUK PENGUKUR WAKTU. Sedangkan selisih duduk antara dua saat tertentu dinanakan LALU.

LALU dalam satu hari (24 jam) dinamakan : LANGKAH.

RUMUS – RUMUS

DUDUK = GMI - PPW

LALU = DDK BARU – DDK LAMA

Dudek diberi tanda + ( positip ), bila pengukur waktu berjalan lebih lambat terhadap GMT. Di beri tanda ( negatip ), bila berjalan lebih cepat dari GMT.

Untuk pembacaan pengukur waktu dapat dilakukan oleh dua orang pada waktu sedang mengadakan penilikan benda angkasa, adapun caranya adalah sebagai berikut :

- Seseorang memegang pesawat Sextant untuk mengukur benda angkasa ( A) dan seorang lainnya siap di depan pengukur waktu ( chronometer) untuk pembacaan.

- Tindakan selanjutnyaa adalah :

a. A. berteriak "siap" agar supaya B bersiap-siap

b. B. berteriak "awns", B bersiap-siap mengawasi jarum detiknya. c. A berteriak "stop"

(6)

Pekerjaan mi dapat juga dilakukan oleh saw orang dengan pertolongan stopwatch. Pada waktu penilik akan mengadakan penilikan, stopwatch sudah dipasang di Langan kin kemudian dilakukan, setelah mendapat tinggi benda angkasa yang dimaksud, stopwatch dijalankan. Pembacaan pengukuran waktu ( chronometer) adalah sebagai berikut :

a. Lihat lebih dulu jarum ketik dari pengukur waktu, lalu matikan stopwatch. Kemudian carat mulai dari

b. Kedudukan dari jarum : detik, menit dan jam

c. Hasi I yang didapat dikurangkan dengan jumlah detik pada stopwatch itulah kedudukan pengatur waktu pada saat penilikan.

MIENENTUKAN DUDUK CHRONOMETER DENGAN MENGGUNAKAN SEMBOYAN WAKTU DUDUK CHRONOMETER.

Adalah se jumlah waktu yang hares ditambahkan pada penunjukkan pengukur waktu chronometer ) untuk mendapatkan waktu menengah di Greenwich. ( GTM).

Dapat ditulis dengan sebuah rumus :

PPW + DUDUK = GMT Penjelasan

- Rumus tersebut diatas, jika didalam unsur duduk itu terkandung juga tandanya (positip atau negatip ).

(7)

PENGAMBILAN ISYARAT WAKTU DENGAN SYSTEM OMOGO

NO. WAKTU WAKTU TANDA YANG DIPANCARKAN

1. : dari 11.55.00 s/d 11.55.60 : 60 garis 2. : dari 11.56.00 s/d 11.56.50 : 50 titik, dan

3. : dari 11.56.55 s/d 11.56.60 : 1 garis selama 5 detik 4. : dari 11.57.00 s/d 11.47.50 : setiap 10 detik satu kali

huruf x (………..) akhir garis yang terakhir menunjukkan kelipatan puluhan dari : 11.57.55 s/d 11.57 satu kali huruf 9 (……….) akhir garis yang ketiga menunjukkan jam 11.58.00 tepat

5. : dari 11.58.00 s/d 11.58.50 : setiap 10 detik satu kali huruf M (……..) titik ini menunjukkan kelipatan puluhan penuh dari 11.58.55 s/d 11.58.60 satu kali huruf 0 (……..), saat berakhirnya garis yang akhirnya menunjuk tepat jam 11.59.00 tepat

6. : dari 11.59.00 s/d 11.59.50 : setiap 10 detik satu kali huruf G (………) tanda titik ini menunjukkan kelipatan puluhan penuh. Dan 11.59.55 s/d 11.59.60 satu kali huruf o saat berakhirnya garis yang ketiga menunjukkan jam 12.00.00 tepat

Cara menghitung DUDUK dan LANGKAH pengukur waktu 1. Dengan bantuan isyarat waktu

Contoh : Isyarat waktu radio diberikan pada jam 11.00.00 GMT Dengan isyarat waktu itu kits amati pengukur waktu di kapal dengan data - data sebagai berikut Pada tanggal 23 Juni 1984 penunjukkan pengukur waktu = 07.04.46 Sedangkan pada tanggal 30 Juni 1984 menunjukkan pengukuran waktu 07.04.30

(8)

Pemecahan :

23 Juni GMT 11.00.00 30 Juni GMR = 11.00.00

Ppw 07.04.45 Ppw = 07.04.30

ddk 1 03.55.14 ddk I = 03.55.30

ddk2 03.55.30 ddk 1 03.55.14 lalu dlm 7 Hari 00.00. 16

Langkah =16/7 detik = + 2,28 detik

Lalu dalam 13 jam = x 2x28 detik (13 jam 24.00.00=11.00.00) = 1.23 detik

Duduk pada GW 11.00.000 (30 juni) =03.55.30

Lalu = 01.23+

Dudek pada GMT 00.00.00 (1 juli) = 03.55.31.23

2. Dari suatu tempat yang terletak di bujur 1200 timer. Pada jam : 11.00.00 waktu zone dipancarkan isyarat radio. Pada tanggal 12 juli 1 984, bersamaan dengai isyarat waktu itu Ppw = 08.40.20, pada tanggal 20 juh 1984 yara waktu diterima sewaktu Ppw = 08.40.30

Ditanyakan : Langkah rata-rata dan duduk pengukur waktu pada jam 00.00.00 GMT tanggal 22 Juli 1981

Pemecahan :

Waktu Zone = 11 .00. 00 (12 Juli )

Bu zone dalam waktu = 08.00.00 120° : 15° = 8 jam ) GMT = 03.00.00 (12/7)

Ppw 1 = 08.40.20- GMT = 3.00.00 (20) Ddk I = 18.19.40 (11/7) ppw 2 = 08.40.32- Ddk 2 = 18.19.18 ddk2 = 18.19.18 (19.7) Ddk I = 18.19.40

(9)

Langkah = -22 / -22.75 detik

Lalu dalam 45 jam ( yaitu 24 jam dari GMT 03.00.00 tgl 20/7 s/d 03.00.00 tgl. 24/7 ditambah 21 jam dari GMT 03.00.00 tgl. 21/7 s/d GMT 24/00/00 tgl. 22/7 )

DDK PPW 2 Lain d1m.

45/24 X - 2,75 DETIK

- 5.11 DETIK

NAVIOUARTZ

Pada masa kini telah ada chronometer yang lebih maju dan modern yang dinamakan NAVIQUARTZ,

Adapun Naviquartz ada beberapa merk seperti SEIKO CHRONOMETER, KELVIN HUHES CHRONOMETER dan lain-lain.

Bentuk dari chronometer ini serupa dengan jam-jam biasa pada umumnya, coma chronometer yang lama ( sistem putar) sudahjarang digunakan lagi pada kapal-kapal modem. Chronometer ini dibuat lebih seksama dan teliti, Jadi perbedaan antara chronometer yang lama dengan yang modern ( naviquartz ) dengan menggunakan batery sebagai (tenaga penggeraknya ) adalah sebagai berikut :

CHRONOMETER LAMA (SISTEM PUTAR) 1. Selalu diputar setiap hari

2. Dapat coati selama 56 jam, jika tidak diputar.

3. Kesalahan ( error ) tidak dapat segera diprbaiki ( duduk chronometer ) 4. Menggunakan cincin lenja.

5. Bentuknya besar

(10)

CHRONOMETER BARU (SISTEM WUARTZ) 1. Tidak perlu diputar

2. Tidak dapat mati, karena pakai tenaga battery 3. Error (perbedaan duduk) dapat segera diperbaiki 4. Tidak menggunakan cincin lenja

5. Bentuknya ringkas (kecil)

6. Tidak memerlukan perawatan khusus (battery dapat 3 bulan sekali diganti)

SOAL DAN PERTANYAAN

1. Lukislah sketsa sebuah chronometer

2. Pada saat kapal berada di lintang 400, 450 N – 740.00 W new york summer time, chronometer kapal mati pada pukul 14.00. jelaskan pukul berapa waktu dikapal.

3. Sebutkan cara saudara menghidupkan sebuah chronometer yang sudah mati

4. Sebutkan kegunaan ARET dan CINCIN LENJA 5. Pada tanggal 20 Juli 1981 pada jam 12.00 GMT

Diketahui Ppw = 00.01.00

Pada tanggal 2 Agustus 1981 pada jam 00.00.00 GMT Diketahui Ppw = 11.50.40

Gambar

GAMBAR RANGKAIAN RODA GIGI SECARA LENGKAP

Referensi

Dokumen terkait

8.976.815.000,- (Delapan milyar sembilan ratus tujuh puluh enam juta delapan ratus lima belas ribu rupiah) Tahun Anggaran 2014, maka bersama ini kami Kelompok Kerja III Unit

Demikian pengumuman ini dikeluarkan sesuai dengan penetapan, bagi yang keberatan atas penetapan ini dapat mengajukan sanggahan secara elektronik selama 3 (tiga) hari kerja..

Menurut Mintzberg dalam Robbins dan Judge (2008:32), manajer memiliki || peran hubungan antar pribadi, terdiri dari peran manajer sebagai tokoh yang harus mampu

Sehubungan dengan dinyatakannya perusahaan Saudara sebagai peserta yang masuk dalam calon daftar pendek pada seleksi sederhana oleh Kelompok Kerja I untuk Pekerjaan

1 Sehubungan dengan Pelelangan e-Seleksi Umum Paket Pekerjaan Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Tahun 2017 pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Aceh

Berdasarkan keseluruhan analisis rasio keuangan dapat disimpulkan bahwa PT Pakuwon Jati Tbk mampu mengelola aktiva modal untuk meningkatkan penjualan dan laba

Berdasarkan hasil Evaluasi Administrasi, Teknis dan Biaya serta Penetapan Pemenang, kami Kelompok Kerja I Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara parsial dan signifikan positif secara bersama-sama antara jumlah