• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (JPGMI) AL-MULTAZAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (JPGMI) AL-MULTAZAM"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(JPGMI) AL-MULTAZAM

Volume 4, Nomor 1, Mei 2018

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-MULTAZAM

STIT AL-MULTAZAM

(3)

DEWAN REDAKSI

Penanggung Jawab

Ketua STIT Al-Multazam : Dedi Irawan, S.E., M.E.Sy.

Ketua Dewan Editor Jafar Sodik, M.Si.

Mitra Bestari

Prof. Dr. Tulus Suryanto (IAIN Raden Intan) Dr. Fauzi, S.E., M.Kom., Akt., CA. (STMIK Pringsewu) Andino Maseleno S.T. M.Eng. Ph.D. (STMIK Pringsewu)

Trisnawati, M.Pd (STMIK Pringsewu) Moh. Masrur, M.Pd (STIT Pringsewu) Abdul Hamid, M.Pd (STIT Pringsewu)

Komite Pelaksana Ade Irfan Setiawan, S.Kom

Didi Kurniadi, M.T.I. Muhammad Idris, M.Pd.

STIT AL-MULTAZAM

Jl.Jendral Sudirman Kota Baru Wates Kec. Balik Bukit Kab. Lampung Barat - Lampung

Tlpn. 07287255099 www.stitmultazam.ac.id

(4)

DAFTAR ISI

Halaman Cover ... i

Dewan Redaksi ... ii

Daftar Isi ... iii

TINGKAT KEPUASAN ORANG TUA TERHADAP

PELAYANAN SMK PGRI 1 TANGERANG ... ...1-22

Didi Kurnaedi1, Aep Gumiwa2

IMPLEMENTASI APLIKAIS PENGHAFAL HURUF BERBASIS ANDROID DI MADRASAH IBTIDAIYAH

AL FAJAR PRINGSEWU ... ....23-32

Ahmad Ikhwan1, M. Agus Badruzaman Al Khoir2, Muhamad Muslihudin3

THE RELEVANCE OF THE 2013 CURRICULUM FOR PRIMARY

SCHOOLS: A PSYCHOLOGICAL REVIEW...33-42

Trisnawati1,Novi Ayu Kristiana Dewi2, Tri Wahyudi3, Muhammad Idris4

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII MTs MIFTAHUL ULUM

LAMPUNG BARAT (Studi Kasus pada Mata Pelajaran Bahasa Arab) . ....43-51

Rendy Rinaldy Saputra1, Hendra Laksono2, Helda Rina3

PENGARUH MEDIA PROJECTOR LIQUID CRYSTAL DISPYLAY (LCD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA IPA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 03 WAY MENGAKU ... ....52-59

Liyan Desi Yulia1, Siti Komariah2, Dedi Irawan3

JPGMI Al Multazam Volume 4 Nomor 1 Mei 2018 Halaman 1-59 pISSN : 2477-1848 eISSN : 2580-1759

(5)

1

TINGKAT KEPUASAN ORANG TUA TERHADAP PELAYANAN

SMK PGRI 1 TANGERANG

Didi Kurnaedi1, Aep Gumiwa2

1

Sistem Informasi, STMIK PGRI Tangerang 2

SMK PGRI 1 Tangerang 1,2

Jl. Perintis Kemerdekan II Tangerang Banten E-mail : ddk@pgri.id1, aep@pgri.id2

ABSTRAK

Sekolah sebagai lembaga pendidikan publik harus melayani pendidikan berkualitas khususnya Bagi orang siswa, agar orang siswa merasa puas dengan pelayanan dan menunjukkan loyalitas mereka sikap terhadap sekolah Penelitian ini dilakukan di SMK PGRI 1 Tangerang untuk mengetahui efeknya dari kualitas layanan dengan kepuasan orang tua siswa dan pengaruhnya terhadap loyalitas orang tua siswa terhadap sekolah. Sampel penelitian ini adalah 543 orang tua siswa SMK PGRI 1 Tangerang kelas I, II dan III dari 1147 populasi. Penelitian ini menggunakan metode Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap dan persepsi masyarakat tentang kepuasan orang tua terhadap pelayanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Kualitas pelayanan di SMK PGRI 1 Tangerang memiliki dampak positif dan signifikan bagi orang tua siswa SMK PGRI 1 Tangerang kepuasan. (2) Kepuasan orng tua siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas.

Keyword : Orang Tua siswa, pelayanan, SMK PGRI 1 Tangerang

ABSTRACT

Schools as lay educational institutions should provide a quality education especially for students, so that the students are satisfied with the ritual and show their attitude of loyalty to the school. This research is run in SMK PGRI 1 Tangerang to know the influence of service quality with satisfaction of student and their influence to loyalty mother to father of school. The sample of this study is 543 students of SMK PGRI 1 Tangerang class I, II and III as many as 1147 residents. This study uses a Likert Scale method used to measure the attitudes, opinions and perceptions of a person or group of people about social phenomena. Likert scale is used to measure public attitudes and perceptions about the satisfaction of the mother father with the reverence. The decision indicates that; (1) The quality of the service in SMK PGRI 1 Tangerang has a positive and significant impression for the mother of the students of SMK PGRI 1 Tangerang. (2) The satisfaction of the mother or student has a positive and significant impression on loyalty.

Keywords: Student Parent, homemade, SMK PGRI 1 Tangerang I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan dasar sudah mulai dirasakan oleh setiap lembaga pendidikan. Hal ini terlihat dari besarnya animo warga masyarakat yang tertarik untuk memasukkan putra-putrinya ke sekolah yang memiliki

(6)

2

kualitas baik.Salah satu upaya mewujudkan kualitas pendidikan yang baik, dilakukan oleh SMK PGRI 1 Tangerang.

Keberhasilan suatu jasa atau layanan pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan itu tergantung pada pelanggannya, hal ini dapat diartikan sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha memberikan layanan yang berkualitas kepada pelanggannya. Pelanggan menjadi hal yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan, hal ini dikarenakan lembaga pendidikan tidak dapat berdiri tanpa adanya pelanggan. Dalam dunia pendidikan, menurut Rahma & Hartoyo (2010:2) “peserta didik dan orang tua peserta didik disebut sebagai pengguna jasa pendidikan atau pelanggan”.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha memberikan layanan yang berkualitas kepada pelanggan. Peningkatan layanan pendidikan terus diupayakan untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

Kepuasan pelanggan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam memberikan layanan.

Menurut Tse &Wilson (dalam Nasution, 2004:44) “kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian”. Pelanggan akan merasa tidak puas apabila hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Ketidakpuasan pelanggan terhadap layanan yang diberikan oleh sekolah diyakini sebagai salah satu faktor yang menyebabkan sekolah tersebut semakin lama jumlah peserta didik semakin menurun, tentunyasangat merugikan sekolah.Hal ini akan berbanding terbalik apabila pelanggan merasa puas dengan layanan yang diberikan oleh sekolah, maka pelanggan akan terus menggunakan jasa pendidikan dan memberikan informasi yang baik-baik kepada orang lain mengenai lembaga pendidikan tersebut.

Bentuk layanan yang diberikan sekolah kepada siswa perlu diterapkan seperti yang telah dijelaskan diatas. Jika layanan pendidikan yang diberikan sekolah memuaskan dan dapat diterima dengan baik oleh para siswa, maka dengan sendirinya siswa akan menunjukkan sikap yang loyal terhadap sekolah. Jones dan Sanser dalam Hurriyati (2005) yang mempelajari persiapan penerapan berbagai kesempatan perdagangan di era globalisasi, berpendapat bahwa yang menjadi tumpuan perusahaan untuk tetap mampu bertahan hidup adalah pelanggan-pelanggan yang loyal. Perusahaan

(7)

3

dituntut agar mampu memupuk keunggulan kompetitifnya masing-masing melalui upaya-upaya yang kreatif, inovatif serta efisien. Demikian halnya dengan instansi sekolah, yang seharusnya selalu mengembangkan kreatifitas dan efisiensi dalam layanan terhadap siswa.

Kepuasan konsumen adalah faktor terpenting dalam mengembangkan proses dan membangun hubungan dengan konsumen (Karna, 2004). Sekolah perlu menyadari arti pentingnya kualitas layanan pendidikan, dengan memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang tua pada umumnya dan siswa pada khususnya.

Berhasilnya sebuah lembaga pendidikan salah satunya melalui kepuasan siswa dan orang tua sebagai konsumennya. Kepuasan konsumen yaitu siswa dan orang tua sangat penting karena memberikan manfaat bagi sekolah yaitu dapat menimbulkan loyalitas konsumen. Tjiptono (2001), berpendapat bahwa kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang memberikan kualitas memuaskan.

1.2. Rumusan Permasalahah

a. Bagaimana tingkat kepuasan orang tua terhadap pelayanan pendidikaan yang disediakan oleh SMK PGRI 1 Tangerang.

b. Apa saja faktor-faktor yang dominan terhadap tingkat kepuasan orang tua siswa/i terhadap pelayanan pendidikan di SMK PGRI 1 Tangerang

1.3. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui tingkat kepuasan orang tua terhadap pelayanan pendidikaan yang disediakan oleh SMK PGRI 1 Tangerang.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dominan terhadap tingkat kepuasan orang tua terhadap pelayanan pendidikan di SMK PGRI 1 Tangerang.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Dapat memberikan masukan kepada SMK PGRI 1 Tangerang dalam meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan serta menjadi bahan evaluasi bagi SMK PGRI 1 Tangerang.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah bagi orang tua untuk menyampaikan keinginan dan saran kepada sekolah yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan yang diharapkan.

(8)

4 II. LANDASAN TEORI

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian Nurul Agustin Liana (2013), Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Orang Tua Peserta Didik Terhadap Layanan Pendidikan, mendeskripsikan faktor yang empengaruhi kepuasan, mengetahui tingkat kepuasan, dan faktor yang paling dominan mempengaruhi kepuasan orang tua peserta didik terhadap layanan pendidikan di SMK PGRI 1 Tangerang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian analisis faktor. Penelitian Harun Alrasid (2015), Kepuasan Orang Tua Siswa Terhadap Layanan Pendidikan Lembaga SMK PGRI 1 Tangerang Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta, Pendekatan penelitian menggunakan kuantitatif dan jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh orang tua siswa SMK PGRI 1 Tangerang sebanyak 138. Sampel diambil berdasarkan rumus Isaac and Michael dengan sampling error 5% sehingga didapatkan sampel sejumlah 100 orang. Teknik pengumpulan data dengan angket dan dokumentasi. Uji validitas menggunakan professional judgement oleh dosen pembimbing kemudian dilanjutkan dengan rumus Korelasi Product Moment dari Karl Pearson dan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Teknik analisis data menggunakan

univariate analysis of the satisfaction atributes yaitu analisis dengan cara memetakan distribusi frekuensi pada aspek-aspek kepuasan

2.2. Teori Pendukung

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik (2007:263). Sementara menurut UU RI No 20 Tahun 2003, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya , masyarakat, bangsa, dan Negara.

Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan dapat diperoleh dari berbagai pihak, salah satunya adalah melalui satuan pendidikan. Menurut UU RI No 20 Tahun 2003, satuan pendidikan adalah sekelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan

(9)

5

pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

Dari berbagai definisi pendidikan di atas dapat diketahui bahwa pendidikan adalah proses atau cara yang dilakukan seseorang untuk mengubah tingkah laku dan memperoleh pengetahuan guna mengembangkan diri dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang. Oleh karena itu, pemerintah menyelenggarakan pendidikan dari tingkat yang paling dasar, yaitu pendidikan anak usia dini sampai dengan perguruan tinggi.

Kualitas layanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2007).

Parasuraman dan kawan-kawan (1994), mengemukakan lima dimensi pokok kualitas layanan, yaitu: (1) Tangibles (bukti terukur), menggambarkan fasilitas fisik, perlengkapan, dan tampilan dari personalia serta kehadiran para pengguna. (2) Reliability (keandalan), merujuk kepada kemampuan untuk memberikan layanan yang dijanjikan secara akurat dan handal. (3) Responsiveness (daya tanggap), yaitu kesediaan 3 untuk membantu pelanggan serta memberikan perhatian yang tepat. (4) Assurance (jaminan), merupakan karyawan yang sopan dan berpengetahuan luas yang memberikan rasa percaya serta keyakinan. (5) Empathy (empati), mencakup kepedulian serta perhatian individual kepada para pengguna. Menurut Kotler (2000) dan Supranto (2001), kepuasan konsumen adalah perasaan seseorang yang puas atau sebaliknya setelah membandingkan antara kenyataan dan harapan yang diterima dari sebuah produk barang atau jasa. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kenyataan dengan harapan.

Gremler dan Brown dalam Hasan (2008) berpendapat bahwa loyalitas adalah pelanggan yang tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunyai komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan jasa, misalnya dengan merekomendasikan orang lain untuk membeli.

Menurut Kotler dan Armstong (2008), bahwa loyalitas berasal dari pemenuhan harapan atau harapan konsumen, sedangkan ekspektasi sendiri berasal dari pengalaman pembelian terdahulu oleh konsumen, opini dari teman dan kerabat, janji atau informasi dari pemasar atau pesaing.

(10)

6

Sekolah berkualitas sangat erat hubungannya dengan pemberian pelayanan pendidikan yang bermutu, dan untuk mengetahui tingkat ketercapaian kualitas itu, maka sekolah berkualitas harus merujuk kepada PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standat Nasional Pendidikan di Indonesia meliputi : 1) standar isi, 2) standar kompetensi lulusan, 3) standar proses, 4) standar sarana dan prasarana, 5) Standar pengelolaan, 6) Standar pendidik dan tenaga kependidikan, 7) standar pembiayaan, dan 8) standar penilaian (Depdiknas, 2006). Tercapainya kualitas dari kedelapan standar itu kemudian berujung kepada layanan pendidikan kepada peserta didik dan masyarakat serta stakeholder pendidikan sebagai bagian dari konsumen pendidikan.

III. METODE PENELITIAN. 3.1. Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan racangan analisis faktor. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang tua peserta didik SMK PGRI 1 Tangerang. Alat utama pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner yang disusun berdasarkan Konsep pengukuran Skala Likert.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk angket tertutup. Peneliti menggunakan angket ini agar mempermudah responden untuk menjawab.

Hal ini sejalan dengan pendapat Wiyono (2007:50) yang mengemukakan kuesioner tertutup (closed questionnaire) adalah “kuesioner yang disusun dengan

menyediakan pilihan jawaban lengkap, sehingga reponden tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih”.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis faktor dan deskriptif. Sugiyono (2011:147) menyatakan, statistik deskriptif adalah “statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Menurut Supranto (2010:26), “analisis faktor merupakan analisis untuk menemukan variabel baru yang disebut faktor yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah variabel asli”. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui atau melacak beberapa faktor dari beberapa indikator yang mempengaruhi kepuasan orang tua peserta didik terhadap layanan pendidikan di SMK PGRI 1 Tangerang.

(11)

7 3.2. Instrumen Data

Menurut Sugiyono (2009: 148), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang di amati. Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 101), instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti, dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Berdasarkan definisi tersebut maka dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah kuesioner atau angket.

Skala likert menurut Sugiyono (2010:93) adalah sebagai berikut : “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan. Untuk digunakan jawaban yang dipilih. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan

Tabel 1. Skala Penilaian Untuk Pernyataan Positif dan Negatif

No Keterangan Skor Posistif Skor Negatif Skor 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 81 – 100 66 – 80 50 – 65 30 – 49 < 30 (Sumber Sugiono,2010:94)

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap dan persepsi masyarakat tentang kepuasan orang tua terhadap pelayanan.

Berdasarkan jawaban responden selamjutnya akan diperoleh satu kecenderungan atas jawaban responden tersebut. Kuisioner yang dibagikan dilakukan menggunkan skala Likert. Maka perhitungan indeks jawaban responden dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

Nilai Indeks = ((F1x1)+(F2x2)+(F3x3)+(F4x4)+(F5x5)/5 Dimana :

(12)

8

F1 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (sangat kurang) F2 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (kurang)

F3 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 (cukup) F4 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (baik)

F5 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (sangat baik)

3.3. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang menjadi sample untuk mengetahui tanggapan tentang penelitian yang akan diteliti. Selain itu data primer juga meliputi dokumen-dokumen perusahaan berupa sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi, dan data-data statistik mengenai jumlah pegawai dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian ini. a. Data Primer Definisi yang diungkapkan oleh Sugiyono (2008:402) data primer adalah “Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.” b. Data Sekunder Definisi data sekunder menurut Sugiyono (2009:137)sebagai berikut : “Sumber sekunder merupakan sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan.” Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, contohnya dari literatur-literatur, buku-buku laporan yang erat hubungannya dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan penjelasan di atas, maka sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan data sekunder.

3.3.2. Teknik Penentuan Data

1. Populasi Pengertian populasi menurut Sugiyono (2010:80) mengemukakan mengenai populasi yaitu: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah orang tua siswa sebanyak 542 orang

(13)

9

2. Sampel Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis), maka peneliti melakukan pengumpulan data pada obyek tertentu. Karena obyek dalam populasi terlalu luas, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Pengertian sampel menurut Sugiyono (2009:215) adalah sebagai berikut: ”Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Dari pengertian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Sedangkan Metode penentuan sampel adalah cara pengumpulan data yang hanya mengambil sebagian elemen populasi atau karakteristik yang ada dalam populasi. Metode yang digunakan dalam penarikan sampel ini adalah sensus.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden

Untuk mendapatkan gambaran mengenai orang tua yang menjadi responden dalam penelitian ini, sebagai berikut :

Tabel 2. Jumlah Responden

No Keterangan Frekuensi Presntase

1. Jumlah Populasi 937 100% 2. Jumlah Sampel 542 58%

Sumber : data primer yang telah di olah

Berdasarkan tabel 2 diatas, jumlah keseluruhan orang tua siswa kelas X, XI dan XII berjumlah 1147 siswa, sampel di ambil pada tanggal 22 Oktober 2017 pada saat pengambilan raport mid semester, populasi yang terdaftar di kurangi siswa kelas XI AP dan XI AK berjumlah 937 siswa, yang menjadi sampel berjumlah 542 siswa

Dalam menganalisis kepuasan orang tua ini penulis meggunakan metode Linkert untuk mengetahui tingkat kepuasan orang tua, sesuai dengan pilihan jawaban dan skornya, maka untuk mendapatkan rata-rata tingkat kepuasan dengan menggunakan rumus: JSK

RK = --- JK

(14)

10 RK = Rata-Rata Kepuasan

JSK = Jumlah Skor Kuesioner JK = Jumlah Kuesioner

Sedangkan untuk menentukan tingkat kepuasan menggunakan model yang didefinisikan oleh Kaplan dan Norton dengan tingkatan sebagai berikut :

Tabel 3. Presentase Nilai

Jawaban Keterangan 80% - 100% 60% - 79.99% 40% - 59,99% 20% - 39,99% 0% - 19,99% Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

Dengan Penentuan tingkat kepuasan seperti diatas untuk tingkat kepuasan pengguna terhadap kepuasan orang tua diperoleh rata-rata tingkat kepuasan berdasarkan domain adalah sebagi berikut:

Tabel 4. Perubahan intelektual pada siswa

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

1. Terjadinya perubahan intelektual pada anak saya selama belajar di sekolah ini

133 371 35 1 2 542 Jumlah 665 1484 105 2 10 2266 2266 RK = --- = 83,62 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 83,62 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam terjadinya perubahan intelektual pada anak saya selama belajar di sekolah ini.

Tabel 5. Pengembangan Ketrampilan

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

(15)

11 anak saya Jumlah 670 1352 204 4 0 2230 2230 RK = --- = 82,29 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 82,29 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam terjadinya Sekolah mengembangkan ketrampilan yang telah dimiliki anak saya.

Tabel 6. Pengembangan Ketrampilan

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

3. Terjadinya perubahan etika, sopan-santun dan budi pekerti

pada diri anak saya selama menjadi siswa sekolah ini 167 298 66 9 2 542

Jumlah 835 1192 198 18 10 2253

2253

RK = --- = 83,14 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 83,14 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam terjadinya Terjadinya perubahan etika, sopan-santun dan budi pekerti pada diri anak saya selama menjadi siswa sekolah ini.

Tabel 7. Membentuk Kepribadian

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

4. Sekolah membentuk kepribadian yang baik

pada diri anak saya 119 315 103 4 1 542

Jumlah 595 1260 309 8 5 2177

2177

RK = --- = 80,33 2710

(16)

12

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 820,33 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sekolah membentuk kepribadian yang baik pada diri anak saya .

Tabel 8. Peka terhadap kesulitan

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

5 Sekolah membentuk pribadi anak saya

agar peka terhadap kesulitan orang lain 109 291 129 13 0 542

Jumlah 545 1164 387 26 0 2122

2122

RK = --- = 78,30 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 78,30 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sekolah membentuk pribadi anak saya agar peka terhadap kesulitan orang lain.

Tabel 9. Ektrakulikuler

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

6 Pelajaran ekstrakurikuler memiliki daya tarik untuk diikuti

anak saya 142 263 130 6 1 542

Jumlah 710 1052 390 12 5 2169

2169

RK = --- = 80,04 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 80,04 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

(17)

13

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik Pelajaran ekstrakurikuler memiliki daya tarik untuk diikuti anak saya .

Tabel 10. Penyalur minat dan bakat

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

7 Pelajaran ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat

dan bakat anak saya 233 216 87 4 2 542

Jumlah 1165 864 261 8 10

2308 2308

RK = --- = 85,17 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 85,17 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Pelajaran ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat dan bakat anak saya .

Tabel 11. Lulusan

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

8 Sekolah menghasilkan lulusan dengan ciri khas kepribadian

yang baik 208 276 54 3 1 542

Jumlah 1040 1104 162 6 5 2317

2317

RK = --- = 85,50 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 85,50 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sekolah menghasilkan lulusan dengan ciri khas kepribadian yang baik.

Tabel 12. Kompetensi Lulusan

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

9 Lulusan sekolah ini memiliki kompetensi yang lebih baik

dibandingkan sekolah lain 243 243 54 2 0 542

(18)

14 2353

RK = --- = 80,33 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 86,63 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Lulusan sekolah ini memiliki kompetensi yang lebih baik dibandingkan sekolah lain .

Tabel 13. Kbm

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

10 Sekolah selalu dapat melangsungkan proses

belajar mengajar dengan lancar 262 228 51 1 0 542

Jumlah 1310 912 153 2 0

2377

2377

RK = --- = 87,71 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 820,33 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sekolah selalu dapat melangsungkan proses belajar mengajar dengan lancar .

Tabel 14. Standar Pendidikan

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

11 Sekolah memakai sistem pendidikan yang sesuai dengan

standar pendidikan yang sedang berlaku 265 237 38 1 1 542

Jumlah 1325 948 114 2 5 2394

2394

RK = --- = 88,34 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 88,34 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

(19)

15

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sekolah memakai sistem pendidikan yang sesuai dengan standar pendidikan yang sedang berlaku

Tabel 15. Nilai Sikap

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

12 Sistem belajar di sekolah ini menekankan pada serangkaian pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, sikap dan nilai-nilai keagamaan 253 237 51 1 0 542 Jumlah 1265 948 153 2 0 2368 2368 RK = --- = 87,38 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 87,38 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sistem belajar di sekolah ini menekankan pada serangkaian pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, sikap dan nilai-nilai keagamaan.

Tabel 16. Budaya Sekolah

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

13 Sekolah membangun suatu budaya

sekolah 215 237 87 3 0 542

Jumlah 1075 948 261 6 0 2290

2290

RK = --- = 84,50 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 84,50 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sekolah membangun suatu budaya sekolah.

(20)

16

Tabel 17. Program Sekolah

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

14 Sekolah membuat program yang berbeda dengan sekolah

lain 216 250 75 1 0 542

Jumlah 1080 1000 225 2 0 2307

2307

RK = --- = 85,15 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 85,15 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sekolah membuat program yang berbeda dengan sekolah lain.

Tabel 18. Ciri khas sekolah

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

15 Ciri khas sekolah yang berbasis teknologi informasi 312 193 34 1 2 542

Jumlah 1560 772 102 2 10 2446

2446

RK = --- = 90,26 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 90,26 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Ciri khas sekolah yang berbasis teknologi informasi.

Tabel 19. Membentuk Kepribadian

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

16 Sekolah meningkatkan peribadatan siswa 267 210 60 3 2 542

Jumlah 1335 840 180 6 10

2371

2371

RK = --- = 87,49 2710

(21)

17

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 87,49 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sekolah meningkatkan peribadatan siswa.

Tabel 20. Pelayanan Guru

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

17 Pelayanan guru di sekolah 238 244 57 1 2 542

Jumlah 1190 976 171 2 10 2349

2349

RK = --- = 86,68 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 86,68 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Pelayanan guru di sekolah.

Tabel 21. Pelayanan Tata Usaha

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

18 Pelayanan tata usaha di sekolah 195 250 92 4 1 542

Jumlah 975 1000 276 8 5

2264

2264

RK = --- = 83,54 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 83,54 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Pelayanan tata usaha di sekolah.

(22)

18

Tabel 22. Pelayanan Kepala sekolah

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

19 Pelayanan Kepala Sekolah dan

pembantunya 248 225 64 4 1 542

Jumlah 1240 900 192 8 5 2345

2345

RK = --- = 86,53 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 86,53 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Pelayanan Kepala Sekolah dan pembantunya.

Tabel 8. Komunikasi seolah

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

20 Komunikasi sekolah dan orang

tua siswa 188 242 97 14 1 542

Jumlah 940 968 291 28 5 2232

2232 RK = --- = 82,36 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 82,36 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Komunikasi sekolah dan orang tua siswa.

Tabel 8. Membentuk Kepribadian

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

21 Hubungan kekeluargaan sekolah dan orang

tua 216 215 98 11 2 542

Jumlah 1080 860 294 22 10 2266

(23)

19 2266

RK = --- = 83,62 2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 83,62 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Hubungan kekeluargaan sekolah dan orang tua.

V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat kepuasan orang tua terhadap layanan pendidikan lembaga SMK PGRI 1 Tangerang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada aspek kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang, berdasarkan akumulasi perolehan skor (rating) tertinggi diperoleh pada aspek Ciri khas sekolah yang berbasis teknologi informasi adapun skor terendah dicapai pada aspek Sekolah membentuk pribadi anak saya agar peka terhadap kesulitan orang lain, masing-masing yaitu 90,26 dan 78,30. Selain itu mayoritas orang tua siswa/resonden sudah merasa sangat puas / sangat baik dengan layanan pendidik di SMK PGRI 1 Tangerang.

2. Secara spesifik, penelitian ini mengungkapkan bahwa pihak sekolah diharapkan oleh para orang tua untuk lebih tanggap dengan keinginan, harapan, dan keluhan pada orang tua. Sejalan dengan itu, para oran tua juga mengharapkan pihak sekolah memiliki perhatian dan kepedulian dengan apa yang di sampaikan para oran tua siswa.

3. Pimpinan sekolah juga diharapkan para orang tua untuk terus mengemukakan pentingnya layanan pendidikan yang baik kepada para staf, gedung sekolah yang representatif, peralatan sekolah yang mencukupi, guru dan staf sekolah yang profesional dalam bidang pekerjaannya.

(24)

20 5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan kepada pihak sekolah untuk terus menjalin komunikasi yang lebih intensif dengan orang tua siswa, tanggap dengan apa yang menjadi keluhan orang tua siswa, menyediakan sarana prasarana yang memadai sesuai dengan apa yang profesional di bidangnya. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggali dan menggembangkan berbagai indikator lain untuk bisa diuji sebagai bagian dari manifes variabel yang digunalan dalam penelitian.

Daftar Pustaka

Liana, Nuruk Agustin, 2016, Analisis Faktor Yang mempengaruhi kepuasan orang tua peserta didik terhadap layanan pendidikan, Jurnal Manajemen Pendidikan Volume 25 Nomor 1 Maret, Jakarta

Kotler, P & Amstrong, G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi12 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Prianto, Agus, 2011, Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan orang tua siswa terhadap layanan pendidikan di sekolah, Jurnal Aplikasi Manajemen Volome 9 Nomor 31 Bulan Mei, STKIP PGRI, Jakarta

Supranto. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suryosubroto. 2004. Manejemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka. Cipta Sutojo. 2003. Penataan Ruang Dalam Pengembangan Kota Baru.Jakarta: BPPT.

Tedjawati, dkk. 2010. Pengembangan Model Pendidikan Anak Usia Dini Percontohan. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan

Wiyono, B. B. 2007. Metodologi Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Action Research. (Burhanuddin, Ed) Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

(25)

21

IMPLEMENTASI APLIKAIS PENGHAFAL HURUF BERBASIS

ANDROID DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL FAJAR

PRINGSEWU

Ahmad Ikhwan1, M. Agus Badruzaman Al Khoir2, Muhamad Muslihudin3

1

STMIK MITRA Lampung

2,3

Prodi Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung

Jl. Wisma Rini No. 09 pringsewu Lampung

E-mail : aikhwan@gmail.com, hoir65@gmail.com, muslih.udin@ymail.com

ABSTARK

Madrasah Ibitidaiyah yang sering di sebut MI merupakan sekolah setingkat Sekolah Dasar dibawah naungan kementerian agama. MI Al Fajar Pringsewu merupakan madrasah yang intens mendidik siswanya dengan konsep pendidikan ahlak mulia berpengetahuan luas dan menerapkan teknologi dalam beberapa mata pelajaran agar memudahkan pemahaman dan penghafalan. Salah satu teknologi yang di kembangkan adalah Aplikasi pengenal huruf dengan berbasis Android. Dalam aplikasi ini di kenalkan tiga konsep penghafalan huruf yaitu Hijaiyah (Arab), Hiragana (Japan) dan Alfabet. Dengan menguji coba Aplikasi ini di dapatkan hasil bawana sistem berbaias Androin dapat mempermudah hafalan siswa Madrasah Ibtidaiyah Al Fajar Pringsewu.

Kata Kunci : Aplikasi, Huruf, MI Al Fajar, Pringsewu, Android

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Smartphone sudah menjadi salah satu sarana teknologi yang sering di gunakan hampir setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Menristekdikti mengatakan angka pengguna smartphone di indoensia kini mencapai sekitar 25% dari total penduduk atau sekitar 65 juta orang adalah pengguna smartphone (Indonesia 2017). Dari 51,7 juta pengguna internet mobile, sekitar 46 juta adalah pengguna aplikasi mobile dan 40 juta adalah pengguna situs mobile. Angka itu membuktikanpengguna aplikasi mobile lebih banyak dari mereka yang mengakses situs mobile(TribunNews 2017). Dan seiring banyaknya pengguna smartphone, hal ini di manfaatkan sebagian orang sebagai media dalam belajar.Salah satu media belajar yang di cari pengguna smarphone adalah aplikasi penghafal huruf. Berdasarkan hal tesebut membuat sebagian orang mencoba mencari cara menghafal huruf yang mudah dengan smartphone mereka.

Hasil penelitian Aplikasi adalah media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi ponsel untuk membuat lebih interaktif dan komunikatif. Dalam penelitian mereka menghasilkan aplikasi bernama Iqradroid, Iqradroid adalah aplikasi pembelajaran huruf

(26)

22

hijaiah yang menggunakan metode iqra dan di gunakan sebagaisaranapembelajaran membaca Alquran. Aplikasi Iqradroid bertujuan membantu anak-anak mengenal huruf-huruf hijaiah. Memiliki fitur penjelasan pengucapan dalam bahasa Indonesia, pembedaan harakat dan menulis huruf hijaiah (Hendra and Ramadhany 2015). Berdasarkan penelitianya Di SMK Kartika proses belajar mengajar menggunakan metode lama yang menggunakan alat-alat tulis seperti buku, kertas, pensil dan pena menjadi penyebab kejenuhan bagi siswa dalam proses belajar-mengajar.penelitianmereka menghasilkan aplikasi animasi interaktif berbasis android yang bertujuan memberikan cara belajar mengajar yang lebih menarik dan menyenangkan antara siswa dan guru (Hidayatun, Rosmiati, and Purnama 2018). Berdasarkan teknologi seperti smartphone, Ipad, Tablet PC, dan lain sejenisnya semakin banyak. Hal itu di karnakan penggunaanya praktis dan mudah di bawa kemana-mana. Pada anak usia pada usia anak umur 3-6 tahun saat mereka ada dalam masa pertumbuhan yang pesat, penggunaan aplikasi edukasi dapat meningkatkan pola pikir kreatif dan menambah pengetahuan yang lebih maju dalam proses belajar (Putra, Nugroho, and Puspitarini 2016).

Pada hasil penelitian sebelumnyamasing-masing aplikasi mengenalkan satu jenis huruf yaitu huruf arab atau huruf jepang. Sedangkan dalam penelitian ini aplikasi akan memuat beberapa huruf asing didalam satu aplikasi dan memiliki tampilan simple yangmudah di mengerti sehingga membantu pengguna dari pelajar anak-anak maupun dewasa yang berkeinginan menghafal huruf bisa dengan mudah menggunakanya.Aplikasi ini juga menggunakan tampilan iqra sebagai metode mengenalkan huruf-huruf yang akan di hafal.

Seiring pertumbuhan zaman, perkembangan teknologi semakin berkembang seperti penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran. Metode pembelajaran masa lalu yang melibatkan papan tulis, kertas, pensil dan pulpen dapatmenjadi media pembelajaran yang menghasilkan kejenuhan bagi para pelajar.

Berdasarkan uraian masalah di atas, peneliti membuat aplikasi penghafal huruf berbasis android sebagai media pembelajaran yang memberikan kemudahan pengguna dalam mempelajari huruf atau aksara asing dengan mudah kapanpun dan di manapun menggunakan smartphone mereka.

(27)

23 1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakan di atas maka rumusan masalah yang di ambil adalah bagaimana cara memberikan kemudahan belajar menghafal huruf yang baik dan menjangkau banyak orang?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin di capai yaitu:

1. Membuat aplikasi penghafal huruf berbasis android.

2. Membantu memberikan metode belajar yang baru kepada pengguna untuk menghafal huruf.

3. Membatu memberikan kemudahan belajar kepada pengguna dalam menghafal huruf.

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Memberikan para pelajar atau pengguna kemudahan dalam belajar menghafal huruf.

2. Memberikan pelajar atau pengguna metode menghafal yang tidak mudah memberikan kejenuhan bagi penggunanya.

3. Memberikan metode belajar yang moderen memalui aplikasi android yang dapat di gunakan di manapun dan kapanpun oleh pengguna android.

II. LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Sistem Informasi

(Widianto 2014) Sistem merupakan kumpulan komponen-komponen yang saling berkaitan antar unsur satu dan yang lainya. (Muslihudin and Larasati 2014) Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna untuk penerimanya, memiliki nilai nyata dan dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekaran atau yang akan datang(Muslihudin, Wulandari, and Mei Listiarini 2017).

2.2. Hafalan

Hafalan menurut KBBI adalah sesuatu yang di hafalkan, berasal dari kata hafal yang berarti telah masuk dalam ingatan atau dapat di ucapkan di luar kepala tanpa melihat buku catatan sehingga seseorang tidak dapat di katakana hafal jika ia tidak dapat

(28)

24

mengucapkan kembali suatu materi yang sudah di pelajari tanpa menggunakan bantuan alat (Syedara 2016).

2.3. Bahasa

Syamsu Yusuf (2007). Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian mencangkup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau symbol untuk mengungkapkan suatu pikiran. Nurbiana Dhieni (2014). Dalam bukunya mengatakan bahasa adalah salah satu factor dasa yang membedakan manusia dengan hewan. dengan bahasa sebuah individu dapat hidup bersama orang lain, saling membantu dan dapat memposisikan diri sebagai mahluk yang berbudaya (Rusyanti 2013).

2.4. Aplikasi

Aplikasi merupakan suatu subkelas perangkat komputer yang memanfaatkan kemampuan langsung Komputer untuk melakukan tugas yang pengguna inginkan. Di bandingkan dengan perangkat lunak system yang mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer tetapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan tersebut untuk mengerjakan tugas yang memberikan keuntungan kepada pengguna (Hartati et al. 2017)

2.5. Android

(Hozeng and Syam 2017) Android adalah sistem operasi yang berbasis Linux untuk telepon seluler seperti telepon pintar dan komputer tablet. (Eko Sulistiyo Wibowo, Adhi Susanto 2014) Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Ada beberapa jenis aplikasi pengembangan android diantaranya sebagai berikut :

1. Game Maker Studio

Game Maker Studio merupakan sebuah aplikasi yang di khususkan untuk membuat game 2D dan memiliki penggunaan yang simple dan cocok di gunakan untuk pemula. Aplikasi ini memiliki dukungan untuk membuat aplikasi seperti Windows, iOS, HTML5, Linux dan Android

2. GML (Game Maker Language)

GML merupakan bahasa pemograman yang di pakai pada aplikasi game maker atau game maker studio, bahasa GML memiliki sangat banyak atribut dan

(29)

25

variable yang bisa di gunakan. walau begitu bahasa ini sangat simple dan mudah di gunakan

3. Pengertian Android

Teguh Arifianto (2011). Android adalah perangkat bergerak pada system informasi untuk telepon seluler yang berbasis linux. Hermawan (2011). Android adalah OS mobile yang tumbuh ditengah OS lainya seperti i-Phone OS, Windows Mobile, Symbian, dan lain sejenisnya. Akan tetapi OS ini berjalan dengan memprioritaskan aplikasi inti yang di bangun sendiri tanpa melihat potensi yang cukup besar dari aplikasi ketiga (Akhmad 2016).

III. METODE PENELITIAN 3.1. Pengumpulan Data

1. Observasi Peneliti melakukan pengamatan terhadap pengguna android dan aplikasi untuk menganalisis kebutuhan seperti huruf bahasa apa yang banyak di butuhkan untuk di hafal.

2. Pustaka Peneliti mengumpulkan data berupa teori dan informasi lainya yang berkaitan dengan penelitian untuk di gunakan sebagai prefensi maupun bahan penelitian.

3.2. Metode Pengembangan Sistem

(Muhammad Muslihudin 2016), SDLC (System Development Life Cycle), merupakan proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak SLDC memiliki tahap-tahap yaitu analis, desain, koding, implementasi dan perawatan sistem.

3.3. Alur Penelitian

Alur penelitian di mulai dengan menentukan objek penelitian yang akan di ambil, dan hasil di dapat adalah aplikasi penghafal huruf berbasis android. jika objek penelitian di terima. Selanjutnya meneliti mengumpulkan data-data yang merupakan kumpulan teori, masalah dan refensi yang di gunakan dalam penelitian. Data di olah dan di analisa, jika data di terima, tahap selanjunya adalah pembuatan aplikasi sebagai yang akan menjadi hasil dari penelitian ini lalu di implementasikan.Flowchartalur penelitian sebagai berikut:

(30)

26

Gambar 2. Flowchartalur penelitian IV. PEMBAHASAN

4.1. Perancangan Sistem

Perancangan aplikasi penghafal huruf di gambarkan dalam Use Case sebagai berikut:

(31)

27 4.2. Desain Antar Muka

Desain aplikasi penghafal huruf sebagai berikut:

Gambar 4 Desain Loading

Gambar 5 Desain Menu Pilih Huruf 4.3. Implementasi

Dari hasil desain aplikasi penghafal huruf, di hasilkan aplikasi penhafal huruf sebagai berikut:

(32)

28

Gambar 7. Tampilan Menu Pilih Huruf

Gambar 8. Tampilan Bantuan Cara Membaca Huruf

4.4. Analisa Spesifikasi Software dan Hardware

Dalam pembangunan aplikasi penghafal huruf ini di perlukan berbagai peralatan untuk mendukung dalam perancangan pembangunan dan pengujian aplikasi penghafal huruf, aspek-aspek yang di perlukan adalah sebagai berikut:

1. Perangkat lunak

Software yang di butuhkan dalam pembangunan aplikasi penghafal huruf yaitu: -Windows 7

-Aplikasi Game Maker Studio -Aplikasi Adobe Photoshop CC -Aplikasi Corel Draw X7

(33)

29 -Android

2. Perangkat keras

Hardware yang di butuhkan dalam pembangunan aplikasi penghafal huruf sebagai berikut:

-Hardisk minimal 500Gb -Memory 2 Gb

-Prosesor minimal AMD

-Android OS minimal 2.3 Gingerbread

V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan penelitian yang peneliti lakukan, di dapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian di dapatkan aplikasi penghafal huruf.

2. Dengan aplikasi penghafal huruf dapat memberikan metode baru pada pengguna untuk menghafal huruf.

3. Dengan aplikasi penghafal huruf dapat membatu kemudahan penghafal huruf dalam hal waktu, tempat dan pengeluaran di karnakan tidak perlu membeli buku.

4. Dengan aplikasi penghafal huruf dapat memberikan metode belajar yang tidak membosankan dan modern.

5.2. Saran

Berdasarkan analisis dan penelitian yang peneliti lakukan pada aplikasi penghafal huruf, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Aplikasi ini masih jauh dari sempurna, di karnakan hal itu di harap aplikasi ini dapat terus di kembangkan untuk kebutuhan dunia pendidikan.

2. Aplikasi di harap dapat di kembangkan dalam bentuk lain seperti Windows Pc, Website dan Mac OS.

Daftar Pustaka

Akhmad, SP. 2016. “Pengertian Android Yang Benar Menurut Para Ahli.”

(34)

30

Pengguna Intranet Berbasis Android Di Kementerian Perindustrian.”

SEMNASTEKNOMEDIA 2(1): 31–36.

Hartati, Sri et al. 2017. “Sistem Aplikasi Educhat Stmik Pringsewu Berbasis Android Sebagai Media Komunikasi Dan Informasi.” Jurnal Teknosi UNAND 3(1): 143–52. Hendra, Kgs M, and Adinda Ramadhany. 2015. “Rancang Bangun Aplikasi

Pembelajaran Iqra Berbasis Android.” Jurnal Momentum 17(1): 1–9.

Hidayatun, Nunung, Mia Rosmiati, and M Reggy Purnama. 2018. “Animasi Interaktif Berbasis Android Untuk Mengenal Huruf Hiragana Katakana.” 10(1).

Hozeng, Suryadi, and Asrul Syam. 2017. “Aplikasi Pengenalan Kebudayaan Khas Toraja ( UKIRAN ) Berbasis Android.” SEMNASTEKNOMEDIA 5(1): 55–60. Indonesia, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik. 2017.

“Smartphone Rakyat Indonesia.” 12 Januari 2017.

Muhammad Muslihudin, Oktafianto. 2016. Analisi Dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakn Model Terstruktur Dan UML. Yogyakarta: Andi Offset.

Muslihudin, Muhamad, and Anggun Larasati. 2014. “Perancangan Sistem Aplikasi Penerimaan Mahasiswa Baru Di Stmik Pringsewu Menggunakan Php Dan Mysql.”

Jurnal TAM ( Technology Acceptance Model ) 3(1): 12–23.

Muslihudin, Muhamad, Wulandari Wulandari, and Mei Listiarini. 2017. “Perancangan Aplikasi Business Berbasis Business to Consumer (B2C) Pada Wisata Kuliner Khas Lampung.” Jurnal Keuangan dan Bisnis 15(1): 54–69.

Putra, Dian Wahyu, A. Prasita Nugroho, and Erri Wahyu Puspitarini. 2016. “Game Edukasi Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.” Inform 1(1): 1–8.

Rusyanti, Hetty. 2013. “Pengertian Bahasa Menurut Ahli.” Teori Bahasa 2(1). Syedara. 2016. “Pengertian Hafalan.”

TribunNews. 2017. “Inilah Jumlah Pengguna Internet Pakai Smartphone Dan Aplikasi Mobile Terpopuler Di Indonesia.” ribun Jogja.

Widianto. 2014. “Sistem Informasi Potensi Desa (Study Kasus Desa Wayngison - Pagelaran).” Proseding KMSI 2(1): 36–43.

(35)

31

THE RELEVANCE OF THE 2013 CURRICULUM FOR PRIMARY

SCHOOLS: A PSYCHOLOGICAL REVIEW

Trisnawati1,Novi Ayu Kristiana Dewi2, Tri Wahyudi3, Muhammad Idris4

1,2,3

Prodi Sistem Informasi, STMIK Pringsewu Lampung

4

Prodi Pendidikan Manjeman Islam, STIT Pringsewu Lampung E-Mail : trinswatistmikpsw@gmail.com1,

muhammadidrisstitpringsewu@gmail.com4 ABSTRACT

Education in Indonesia several times already suffered changes curriculum and the latest curriculum is the curriculum 2013 which applied in 2013. Curriculum 2013 completion the curriculum before. One is the approach used, that is thematic integrative approach. Thematic integrative learning is intertwining learning that uses the theme to associate multiple subjects so as to provide meaningful experiences to students. This integration of material in thematic learning very appropriate with the integrative view of developmental psychology of Gestalt which refers to a sense that the whole is more meaningful than the parts. Besides the Gestalt theories, thematic integrative learning is also relevance with the theories of knowledge acquisition phase learners that’s constructivism theory which underlying of the role that experience or connections with students' learning environment.

Keywords:curriculum 2013, thematic integrative, gestalt, constructivism ABSTRAK

Pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan kurikulum dan yang terbaru adalah kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada tahun 2013. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Salah satunya adalah pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan pembelajaran tematik integratif. Pembelajaan tematik integratif adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Integrasi materi dalam pembelajaran tematik integratif ini sangat sesuai dengan pandangan psikologi perkembangan Gestalt yang mengacu pada pengertian bahwa keseluruhan lebih bermakna daripada bagian-bagian. Disamping teori Gestalt, pembelajaran tematik integratif ini juga sesuai dengan teori tahap perolehan pengetahuan siswa yaitu teori kontruktivisme yang didasari oleh peran pengalaman atau koneksi dengan suasana lingkungan belajar siswa.

Kata kunci: kurikulum 2013, tematik integratif, gestalt, konstruktivisme

1. PENDAHULUAN

Dunia pendidikan Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan kurikulum dan yang terbaru adalah kurikulum 2013. Kurikulum adalah seperangkat

(36)

32

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU Sisdiknas, 2003). Kurikulum 2013 sudah dirancang sejak tahun 2012 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan atau sering disingkat Kemendikbud untuk Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tersebut telah diselenggarakan mulai tahun 2013, meskipun saat ini tidak diterapkan secara menyeluruh oleh semua sekolah.

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan. Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan aapengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan Pasal 35: kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal ini sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Salah satunya adalah pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan pembelajaran tematik integrative (tematik-terpadu) untuk SD/MI. Hal ini dijelaskan dalam Lampiran Permendikbud RI No. 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtdaiyah bahwa untuk proses pembelajaran pada jenjang SD/MI dari kelas 1 hingga kelas VI menggunakan pembelajaran tematik-terpadu. Pembelajaran tematik-terpadu tematik integrative merupakan pendekatan pembelajaran yang memadukan bebagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Madjid, 2014:49). Karakteristik pembelajaran tematik integrative ini tampaknya merupakan terobosan cerdas karena relevan dengan perkembangan psikologis siswa SD/MI. Relevansi tersebut bisa dilihat dari pemaduan berbagai mata pelajaran ke dalam satu tema, model pembelajaran melalui pengalaman konkret dan bermakna, serta pengintegrasian ranah kognitif, afektif dan psikomotor dalam kegiatan pembelajaran. II. PEMBAHASAN

(37)

33

Kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan.

Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya (Depdiknas, 2013: 137).

Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut (Depdiknas 2006):

1. Berpusat pada siswa.

2. Memberikan pengalaman langsung.

3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas. 4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran. 5. Bersifat fleksibel.

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. 7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan 1. Teori Belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Ada tiga tokoh yang mempelopori Teori Gestalt yaitu Max Wertheimer, Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler.

Suatu konsep yang penting dalam teori Gestalt adalah tentang “insight”, yaitu pemahaman terhadap hubungan antar bagian dalam suatu situasi permasalahan dan menganggap bahwa Insight adalah inti dari pembentukan tingkah laku. Insight yang merupakan inti dari belajar menurut teori gestalt, memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Lentera, 2012).

(38)

34

1) Kemampuan Insight seseorang tergantung kepada kemampuan dasar orang, sedangkan kemampuan dasar itu tergantung kepada usia dan posisi yang bersangkutan dalam kelompok (spesiesnya).

2) Insight dipengaruhi atau tergantung kepada pengalaman masa lalunya yang relevan.

3) Insight tergantung kepada pengaturan dan penyediaan lingkungannya.

4) Pengertian merupakan inti dari insight. Melalui pengertian individu akan dapat memecahkan persoalan. Pengertian itulah yang dapat menjadi kendaraan dalam memecahkan persoalan lain pada situasi yang berlainan.

5) Apabila insight telah di peroleh,maka dapat digunakan untuk menghadapi persoalan dalam situasi lain.

Insight barulah berfungsi bila ada persepsi terhadap masalahnya. Hilgard dalam Suryabrata (1984:302-304) memberikan enam macam sifat khas belajar dengan insight, yaitu:

a) Insight itu dipengaruhi oleh kemampuan dasar

b) Insight itu dipengaruhi oleh pengalaman belajar masa lampau yang relevan, c) Insight tergantung kepada pengaturan secara eksperimental,

d) Insight itu didahului oleh suatu periode mencoba-coba, e) Belajar yang dengan Insight itu dapat diulangi,

f) Insight yang telah sekali didapatkan dapat dipergunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru.

Ada delapan prinsip belajar menurut teori Gestalt (Hidayai Nur Titin: 2011), yaitu: 1) belajar berdasarkan keseluruhan

2) belajar adalah suatu proses perkembangan, 3) siswa sebagai organisme keseluruhan, 4) terjadinya transfer,

5) belajar adalah reorganisasi pengalaman, 6) belajar dengan insight,

7) belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa,

8) belajar berlangsung terus-menerus. 2. Teori Belajar Konstruktivisme

(39)

35

Teori belajar konstruktivisme ini dipelopori oleh Jean Piaget. Piaget berpendapat bahwa anak membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan lingkungan. Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya.

Teori Piaget sangatlah memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan secara umum. Dalam pembelajaran teori piaget mewarnai bentuk-bentuk model, pendekatan, dan strategi pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini tampak dalam kegiatan pembelajaran yang menginginkan adanya student centered, yang dengan aktivitasnya mampu mebangun pengetahuan dengan memperhatikan perbedaan individual tanpa mengesampingkan interaksi sosial.

Piaget lebih menekankan kepada perkembangan intelektual yang didalamnya dijelaskan empat tahapan yang harus dilalui oleh seorang anak dalam mencapai tingkatan berpikir formal yaitu tahap sensori motor, tahap pra operasi, tahap operasi konkrit, dan tahap operasi formal (Joko Winarto, 2011).

a. Tahap Sensori Motor (0-2 tahun)

Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman diperoleh melalui perbuatan fisik (gerakan anggota tubuh) dan sensori (koordinasi alat indera). Ia mulai mampu untuk melambangkan objek fisik ke dalam simbol-simbol, misalnya mulai bisa berbicara meniru suara kendaraan.

b. Tahap Pra Operasi (2-7 tahun)

Tahap ini adalah tahap persiapan untuk pengorganisasian operasi konkrit. Pada tahap ini pemikiran anak lebih banyak berdasarkan pada pengalaman konkrit daripada pemikiran logis, sehingga jika ia melihat obyek-obyek yang kelihatannya berbeda, maka ia mengatakannya berbeda pula.

c. Tahap Operasi Konkrit (7-11 tahun)

Anak-anak yang berada pada tahap ini umumnya sudah berada di Sekolah Dasar. Umumnya mereka telah memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Kemampuan ini terwujud dalam memahami konsep kekekalan, kemampuan untuk mengklasifikasi dan serasi dan mampu memandang suatu objek dari sudut pandang yang berbeda secara objektif.

d. Tahap Operasi Formal (11 tahun hingga dewasa)

Gambar

Tabel 1. Skala Penilaian Untuk Pernyataan Positif dan Negatif
Tabel 2. Jumlah Responden
Tabel 4. Perubahan intelektual pada siswa
Tabel 6. Pengembangan Ketrampilan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kosovo yang pada awalnya merupakan salah satu propinsi di negara Serbia dan dibawah kewenangan PBB mendeklarasikan diri menjadi salah satu negara merdeka pada

Pasca Kemerdekaan peran Amerika Serikat dalam hal kemanusiaan tidak terlalu mencolok, hal ini dikarenakan dengan bantuan yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada

Berdasarkan latar belakang diatas maka diperlukan penelitian dan analisa untuk mengetahui bagaimana karakteristik arus lalu lintas yang melalui jalan tembus

Hubungan fleksibilitas togok dengan keterampilan bermain sepakbola Fleksibilitas adalah kemampuan seseorang dapat melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Penggunaan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik(PMR) dengan media visual dalam peningkatan pembelajaran Matematika

Analisis pekerjaan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji, mempelajari, mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis ruang lingkup suatu pekerjaan secara

Hasil simulasi untuk membangkitkan sinyal ASK Dapat dianalisa untuk sinyal keluaran ASK pada Matlab yang digunakan adalah matlab versi 7, tidak bisa dihasilkan modulasi dan

Bagi PAB, penelitian ini untuk memberikan informasi pada pihak PAB bahwa faktor-faktor kemampuan fisik, seperti kecepatan, kelentukan dan daya tahan sangat berpengaruhi