Formulir persetujuan menjadi responden penelitian pengaruh
pemberian pendidikan kesehatan praoperasi terhadap tanda vital
pasien di RSUP. H. Adam Malik Medan
Saya adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas sumatera Utara:
Nama : HERMA LUMBAN GAOL Nim : 091121076
Akan melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian pendidikan kesehatan preoperasi terhadap tanda vital pasien di RSUP. H. Adam Malik Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan praoperasi terhadap tanda vital pasien.
Saya mengharapkan partisipasi Saudara untuk bersedia dilakukan pemeriksaan tanda vital mencakup: pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi dan pernafasan. Kemudian saya akan memberikan penyuluhan tentang tindakan operasi yang akan Saudara jalani. Setelah itu saya akan melakukan pemeriksaan kembali seperti sebelumnya. Hasil pemeriksaan akan dipergunakan hanya untuk pengembangan kualitas pelayanan keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas yang Saudara berikan akan dijamin kerahasiaannya.
Partisipasi Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, untuk ikut serta menjadi responden penelitian ini, saudara diharapkan menandatangani formulir ini.
No. Responden :
Tanggal :
Kuesioner Data demografi
Kode : Umur :
Jenis kelamin :( ) Laki-laki ( ) Perempuan
Agama :( ) Islam ( ) Kristen ( ) Budha ( ) dan lain-lain
Operasi yang akan dijalani :( ) apendiks ( ) laparatomie ( ) sectio sesarea ( ) ...
Tabel 6. Hasil pemeriksaaan tanda vital responden
Variabel Pra pemberian penkes Pasca pemberian penkes
Tekanan Darah
Denyut nadi
SATUAN ACARA PENGAJARAN DAN MATERI
PENDIDIKAN KESEHATAN PRAOPERASI
Oleh:
Herma Lumban Gaol
091121076
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SATUAN ACARA PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN
PRAOPERASI
1. Topik
Pendidikan kesehatan praoperasi
2. Sasaran
Pasien praoperasi di ruang perawatan RSUP. H. Adam Malik Medan
3. Tujuan Instruksional
a. Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan praoperasi, diharapkan dapat meningkatkan rasa nyaman pasien.
b. Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan praoperasi, maka pasien diharapkan akan mampu:
1. Mengetahui pengertian pendidikan kesehatan praoperasi 2. Mengetahui manfaat pendidikan kesehatan praoperasi 3. Mengetahui persiapan operasi (praoperasi)
4. Mengetahui Perjalanan operasi secara sederhana
5. Meningkatkan kesiapan dan ketenangan pasien praoperasi
4. Tempat pelaksanaan
Ruang perawatan RSUP. H. Adam Malik Medan
5. Metode
6. Media
Media yang digunakan adalah leaflet
7. Kegiatan pemberian pendidikan kesehatan
Tahap Kegiatan pengajar/peneliti Kegiatan responden/pasien Waktu Media/ Alat I.Penda-huluan
-Memberi salam dan membuka pertemuan -Menjelaskan secara singkat cakupan materi pertemuan -Menjelaskan tujuan instruksional -Menjawab salam -Mendengarkan -Mendengarkan 2 menit Ceramah
II. Isi -Bertanya pada pasien apakah merasa takut menghadapi operasi -Menjelaskan pengertian pendidikan kesehatan praoperasi -Menjelaskan manfaat pendidikan praoperasi yang dilakukan -Menjelaskan persiapan operasi (praoperasi) -Menjelaskan perjalanan operasi secara sederhana -Menjelaskan pentingnya kesiapan dan ketenangan sebelum operasi -Memberi kesempatan -Menjawab pertanyaan -Mendengarkan -Mendengarkan -Memdengarkan dan memperhatikan -Mendengarkan dan memahami -Mendengarkan dan memahami -Mengungkapkan perasaan 10 menit Ceramah / leaflet
kepada responden untuk mengungkap-kan perasaannya III.Penu-tup -Menyimpulkan materi -Mengakhiri pertemuan dan mengucapkan salam -Mendengarkan -Mendengarkan dan menjawab salam 3 menit ceramah 8. Evaluasi
Pengaruh pemberian materi ini akan dinilai dengan melakukan pemeriksaan tanda vital pasien.
9. Referensi
Baradero, dkk. (2009). Prinsip dan praktik keperawatan perioperatif. Jakarta; EGC.
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN PRAOPERASI
Persiapan
- Lampu cukup terang
- Suasana yang nyaman dan kondusif
Responden
- Informasikan tentang tujuan dari tindakan yang akan dilakukan - Mempersiapkan responden pada posisi yang nyaman
Tujuan
Memberikan pendidikan kesehatan praoperasi
Materi
Pengertian pendidikan kesehatan praoperasi:
Pendidikan kesehatan adalah: merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga dan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan status kesehatan, mencegah timbul penyakit dan bertambahnya masalah kesehatan, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan.
Praoperasi merupakan fase menjelang operasi dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi.
Pendidikan kesehatan preoperasi adalah memberikan informasi atau pemenuhan kebutuhan pasien tentang tindakan-tindakan yang akan dialami pasien sebelum operasi, tentang waktu operasi, hal- hal yang akan dialami oleh pasien
selama operasi sehingga mereka dapat memahaminya dan diharapkan pasien menjadi lebih siap menghadapi operasi.
Manfaat pendidikan kesehatan praoperasi:
a. Memenuhi kebutuhan individu tentang pengetahuan praoperasi b. Meningkatkan keamanan pasien
c. Meningkatkan kenyamanan psikologis dan fisiologis
d. Meningkatkan keikutsertaan pasien dan keluarga dalam perawatannya e. Meningkatkan kepatuhan terhadap instruksi yang telah dijelaskan.
Persiapan operasi (praoperasi)
1. Informed consent
Hak pasien untuk menentukan intervensi pembedahan yang akan dilaksanakan dilindungi oleh proses informed consent. Izin tertulis yang dibuat secara sadar dan sukarela dari pasien diperlukan sebelum suatu pembedahan dilakukan, izin ini untuk melindungi pasien terhadap pembedahan yang lalai dan melindungi ahli bedah terhadap tuntutan dari suatu lembaga hukum. Sebelum pasien menandatangani formulir consent, ahli bedah harus memberikan penjelasan yang jelas dan sederhana tentang apa yang akan diperlukan dalam pembedahan. Ahli bedah juga harus menginformasikan pasien tentang alternatif-alternatif yang ada, kemungkinan risiko, komplikasi, perubahan bentuk tubuh, menimbulkan kecacatan, ketidakmampuan, dan pengangkatan bagian tubuh, juga tentang apa yang diperkirakan terjadi pada periode pascaoperasi awal dan lanjut.
2. Skrining praoperasi
Sebelum pembedahan, dilakukan persiapan dengan mengkaji:
a. Riwayat kesehatan seperti usia, alergi (iodin, medikasi, lateks, larutan antiseptic atau larutan antiseptic), obat dan zat yang digunakan, tinjauan sistem tubuh, pengalaman pembedahan yang dulu dan yang sekarang, latar belakang kebudayaan (termasuk kepercayaan, keyakinan,agama), dan psikososial.
b. Pengkajian fisik yaitu pemeriksaan “head to toe” (dari kepala sampai ke ibu jari kaki) dan tanda- tanda vital (tekanan darah, pernafasan, denyut nadi dan suhu tubuh).
c. Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah seperti: hemoglobin, angka leukosit, limfosit, LED (laju endap darah), jumlah trombosit, protein total (albumin dan globulin), elektrolit, ureum, kreatinin.
d. Pemeriksaan radiologi dan diagnostik seperti: foto thoraks, abdomen, USG, CT scan, MRI, renogram, cytoscopy, mammografi, colon in loop, EKG, ECHO, Electro Enchelophalo Grafi.
3. Rutinitas Praoperasi:
a. Persiapan kulit dan pencukuran
Persiapan kulit sangat penting dilakukan untuk mengurangi resiko infeksi luka setelah pembedahan. Menurut Baradero (2009) beberapa rekomendasi persiapan kulit antala lain; (a) daerah yang akan dibedah dan daerah
sekitarnya harus bersih. Kegiatan membersihkan kulit ini bisa dilakukan dengan mandi dan mencuci kulit di kamar pasien atau mencuci kulit dan segera memberi agens antimikroba di kamar operasi. (b) daerah yang akan dibedah harus dikaji sebelum kulit disiapkan. Trauma kulit pada area pembedahan memungkinkan mikroorganisme berkembang di tempat tersebut. Apabila perlu mencukur rambut, gunakan kliper elektrik atau krim depilatori daripada pencukur pisau. Pencukuran rambut dilakukan karena rambut yang tidak dicukur dapat menjadi tempat bersembunyi kuman dan juga menghambat proses penyembuhan dan perawatan luka. b. Status puasa
Lambung dan kolon harus dibersihkan terlebih dahulu. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan diantaranya pasien dipuasakan dan dapat juga dengan pemberian enema. Enema biasanya diberikan untuk pembedahan pada gastrointestinal, pelvis, perineal, atau perianal. Tujuan dari pengosongan lambung dan kolon adalah untuk menghindari aspirasi (masuknya cairan lambung ke paru-paru) dan menghindari kontaminasi feses di area pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi pasca pembedahan dan dapat juga memberi visualisasi yang baik untuk dokter bedah.
c. Latihan batuk efektif
Teknik batuk efektif dapat dilatih dengan cara: Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, sarankan untuk menjalin jari-jari tangan dan diletakkan melintang di atas incisi sebagai bebat ketika batuk. Kemudian
pasien napas dalam seperti cara napas dalam (3-5 kali), segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernapasan terbuka dan tidak hanya batuk denagn mengandalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada tenggorokan. Hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap incisi. Teknik ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan. Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan dengan menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan daerah operasi denagn hati-hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk.
d. Latihan napas dalam
Latihan napas dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang. Meletakkan tangan di atas perut, menghirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung dalam kondisi mulut tertutup rapat, kemudian menahan napas beberapa saat (3-5 detik), secara perlahan-lahan, udara dikelurkan sedikit demi sedikit melalui mulut.
e. Latihan gerak sendi
Latihan gerak sendi merupakan hal yang sangat penting bagi pasien sehingga setelah operasi, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Pergerakan setelah operasi akan mempercepat rangsang peristaltik usus, menghindari penumpukan lendir pada saluran pernapasan dan terhindar
dari kontraktur sendi dan terjadinya dekubitus. Selain itu akan memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan menunjang fungsi pernapasan optimal. Intervensi ditujukan pada perubahan posisi tubuh dan juga Range Of Motion (ROM). Latihan perpindahan posisi dan ROM ini pada awalnya dilakukan secara pasif namun kemudian seiring dengan bertambahnya kekuatan tonus otot maka pasien diminta melakukan secara mandiri.
4. Premedikasi praoperasi
Sebelum premedikasi diberikan, perawat harus memeriksa kembali apakah formulir informed consent telah diisi dan ditandatangani. Tujuan dari premedikasi adalah mengurangi rasa cemas dan memberikan sedatif atau hipnotik, mengurangi sekresi saliva dan sekresi gaster, mengurangi nyeri dan rasa tidak nyaman (narkotik). Obat-obat premedikasi yang diberikan biasanya adalah agens anti ansietas (diazepam/valium, midazolan/versed, lorazepam/ativan), narkotik (morfin/fentanyl, meperidine/demerol), anti kolinergik (atropin, glikopirolat/robinul). Antibiotik profilaksis biasanya diberikan sebelum pasien dioperasi. Antibiotik profilaksis yang diberikan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi selama tindakan operasi, antibiotika profilaksis biasanya diberikan 1-2 jam sebelum operasi dimulai dan dilanjutkan pasca operasi 2-3 kali. Antibiotik yang dapat diberikan adalah ceftriakson 1 gram dan lain-lain sesuai indikasi pasien (Robby, 2009). Premedikasi dapat diberikan ”on call to the O.R” (kamar operasi memberi tahu untuk diberikan premedikasi) atau dapat juga diberikan di kamar operasi sebelum induksi anastesi. Premedikasi
dapat juga tidak diberikan sesuai keinginan ahli anastesi. Setelah premedikasi diberikan, pasien tidak boleh lagi turun dari tempat tidur.
Perjalanan operasi secara sederhana:
a. Pemindahan ke ruang tunggu di kamar operasi b. Penggunaan pakaian operasi
c. Pemindahan ke ruang operasi d. Pengaturan posisi pasien
e. Kolaborasi dokter, dokter anastesi dan perawat.
Misalnya lingkup aktivitas perawat dapat meliputi: memasang infus (IV), memberikan medikasi intravena, malakukan pemantauan fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahandan menjaga keselamatan pasien.
f. Pemindahan pasien ke ruang pemulihan
Adanya slang intravena, kateter foley, luka insisi dan drain. g. Perawatan pemulihan
Fokus perawatan termasuk pengkajian agens dari agens anestesia dan memantau fungsi vital serta mencegah komplikasi. Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan yang berhasil dan rehabilitasi diikuti dengan pemulangan.
Pentingnya kesiapan dan ketenangan pasien praoperasi;
Pembedahan mengakibatkan rasa cemas karena dikaitkan dengan takut akan sesuatu yang belum diketahui, nyeri, perubahan citra tubuh, perubahan fungsi tubuh, kehilangan kendali dan kematian. Ketakutan dan kecemasan yang dialami pasien dapat mengakibatkan perubahan sistem fisiologis tubuh yang dapat mengkibatkan pembedahan ditunda atau gagal. Pasien yang akan menjalani pembedahan harus dapat mempertahankan kenyamanan dan siap untuk menjalani operasi karena sangat mempengaruhi proses pembedahan.
a. Melibatkan keluarga
b. Adanya kehadiran orang terdekat
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan, 2010
Manfaat pendidikan kesehatan praoperasi:
a. Memenuhi kebutuhan individu tentang pengetahuan
praoperasi
b. Meningkatkan keamanan pasien
c. Meningkatkan kenyamanan psikologis dan fisiologis
d. Meningkatkan keikutsertaan pasien dan keluarga dalam
perawatannya
e. Meningkatkan kepatuhan terhadap instruksi yang telah
dijelaskan.
Pengertian:
Memberikan informasi atau pemenuhan
kebutuhan pasien tentang persiapan operasi,
waktu operasi, juga hal-hal yang akan dialami
oleh pasien selama operasi sehingga pasien dapat
Persiapan operasi (praoperasi)
1.
Informed consent: surat persetujuan tindakan operasi,
ditandatangani setelah dokter menjelaskan lengkap prosedur operasi.
2.
Skrining praoperasi:
Riwayat kesehatan
seperti usia, alergi, obat yang digunakan,
pengalaman pembedahan dan latar belakang budaya
Pengkajian fisik
yaitu pemeriksaan tubuh termasuk tanda-tanda vital
Pemeriksaan laboratorium
berupa pemeriksaan darah
Pemeriksaan radiologi dan diagnostik
seperti: foto thoraks,
abdomen, USG, CT
scan
, MRI
3.
Rutinitas Preoperasi:
•
Persiapan kulit dan pencukuran
•
Status puasa
•
Latihan batuk efektif
•
Latihan napas dalam
Ruang Perawatan
Pemindahan ke ruang tunggu di kamar operasi
Penggunaan pakaian operasi
Pemindahan ke ruang operasi
Pengaturan posisi pasien
Kolaborasi dokter, dokter anastesi dan perawat
:
Misalnya lingkup aktivitas perawat dapat meliputi: memasang
infus (IV), memberikan medikasi intravena, malakukan
pemantauan menyeluruh sepanjang prosedur pembedahandan
menjaga keselamatan pasien.
Pemindahan pasien ke ruang pemulihan
Perawatan pemulihan
Pentingnya kesiapan dan ketenangan pasien praoperasi;
Pembedahan sering mengakibatkan rasa cemas, ketakutan dan
kecemasan yang dialami pasien dapat mengakibatkan perubahan
sistem fisiologis tubuh yang dapat mengkibatkan pembedahan ditunda
atau gagal. Pasien yang akan menjalani pembedahan harus dapat
mempertahankan kenyamanan dan siap untuk menjalani operasi
karena sangat mempengaruhi proses pembedahan.
Uji Realibilitas Instrumen
pengukuran1
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent pengukuran1 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. pengukuran1 .237 20 .004 .835 20 .003 a. Lilliefors Significance Correction
pengukuran2
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent pengukuran2 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. pengukuran2 .277 20 .000 .816 20 .002 a. Lilliefors Significance Correction
pengukuran3
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent pengukuran3 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. pengukuran3 .275 20 .000 .836 20 .003 a. Lilliefors Significance Correction
NONPAR CORR
/VARIABLES=pengukuran2 pengukuran3 /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Nonparametric Correlations
[DataSet0]
Correlations
pengukuran1 pengukuran2 Spearman's rho pengukuran1 Correlation Coefficient 1.000 .942**
Sig. (2-tailed) . .000
N 20 20
pengukuran2 Correlation Coefficient .942** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
pengukuran2 pengukuran3 Spearman's rho pengukuran2 Correlation Coefficient 1.000 .976**
Sig. (2-tailed) . .000
N 20 20
pengukuran3 Correlation Coefficient .976** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 20 20
Correlations
pengukuran1 pengukuran3 Spearman's rho pengukuran1 Correlation
Coefficient 1.000 .976 ** Sig. (2-tailed) . .000 N 20 20 pengukuran3 Correlation Coefficient .976 ** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 20 20
Uji Hipotesa
T-Test[DataSet1] F:\Tekanan Darah.spv.sav
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 tekanan darah responden
pretest
102.08 60 28.289 3.652
tekanan darah responden posttest
97.50 60 23.837 3.077
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 tekanan darah responden pretest
& tekanan darah responden posttest
60 .927 .000
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
Pair 1 tekanan darah responden pretest - tekanan darah responden posttest
T-Test
[DataSet1] F:\nadi.sav
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 denyut nadi responden pratest 79.63 30 9.042 1.651
denyut nadi responden postest 76.80 30 9.459 1.727
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 denyut nadi responden pratest
& denyut nadi responden posttest
30 .901 .000
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
Pair 1 denyut nadi responden pratest - denyut nadi responden postest
T-Test
[DataSet1] F:\pernapasan.sav
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 pernapasan responden
pretest
18.93 30 3.005 .549
pernapasan responden posttest
17.80 30 2.235 .408
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 pernapasan responden pretest & pernapasan responden postest
30 .866 .000
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 pernapasan responden pretest - pernapasan responden postest 1.133 1.548 .283 .555 1.711 4.011 29 .000
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Herma Lumban Gaol
Tempat tanggal lahir : Sidikalang, 11 Agustus 1988 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Perluasan No. 2A Sidikalang Dairi. Pendidikan :
1. SD Negeri 030378 Sidikalang Tahun 1994 - 2000
2. SMP Swasta St. Paulus Sidikalang 2000 - 2003
3. SMA Negeri 1 Sidikalang 2003 - 2006
4. D III Keperawatan RSU Herna Medan Tahun 2006 - 2009