• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Cost Model Jaringan IP PT Telkom Divre 2 Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Cost Model Jaringan IP PT Telkom Divre 2 Jakarta"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA COST MODEL JARINGAN IP PT TELKOM DIVRE 2 JAKARTA

Dwi Widodo Hk¹, Dr Rendi Munadi², Ir³

¹Magister Elektro Komunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom Abstrak

Perubahan lingkungan bisnis Telekomunikasi di Indonesia telah memaksa operator untuk menghasilkan layanan dengan kualitas terbaik dan harga murah. Untuk itu pemakaian jaringan IP sebagai pembawa layanan yang bersifat real time maupun best effort menjadi suatu keharusan karena jaringan IP memiliki efisiensi pemakaian kanal terbaik dibanding jaringan circuit switch. Hal tersebut berdampak pada layanan yang dihasilkan menjadi cost effective.

PT Telkom sebagai incumbent operator dengan program Insync 2014 melakukan konsolidasi di tingkat network dan transformasi ke jaringan IP. Diharapkan dengan program ini PT Telkom bisa mempertahankan eksistensinya dengan menghasilkan layanan yang berkualitas dan biaya murah. Kondisi jaringan IP PT Telkom saat ini sudah mengalami beberapa pengembangan dengan menerapkan teknologi MPLS dan Metro Ethernet. Diharapkan dengan penerapan teknologi tersebut tercapai tujuan perusahaan untuk menghasilkan produk terbaik dengan harga kompetitif. Untuk melihat sejauh mana tingkat efisiensi yang dicapai oleh jaringan eksisting perlu dilakukan analisa cost model.

Analisa cost model merupakan analisa yang digunakan untuk memformulasikan biaya-biaya yang digunakan bersama ii oleh semua layanan (common cost) dan biaya yang timbul karena adanya layanan tersebut (incremental cost). Biaya inkremental dapat disetting sebagai batas bawah tarif layanan tersebut dalam artian perusahaan tidak rugi. Metode yang digunakan untuk penyusunan cost model tersebut adalah Long Run Incremental Cost (LRIC) yang merupakan metode

rekomendasi untuk perhitungan tarif cost based oleh ITU.

Pada tesis ini dilakukan pembuatan cost model untuk jaringan IP eksisting sehingga bisa dibuat analisa efektivitas cost dari jaringan eksisting terhadap jaringan optimasi. Jaringan optimasi merupakan jaringan yang strukturnya berdasarkan jaringan eksisting namun dilakukan beberapa upaya untuk mendapatkan nilai optimasi dengan paramater delay, packet loss dan throughput. Kata Kunci : jaringan IP, efisiensi, cost model, LRIC

Abstract

Changes in business environment in Indonesia have forced Telecommunication operators to produce the best quality service and low prices. Using IP network as a network that delivery real time and best effort services become a must because the IP network has a best efficiency of the channel network than the circuit switch. This affects the services to be produced cost effective. PT Telkom as the incumbent operator with the INSYNC program in 2014 to consolidate the core network and transform network into IP. It is expected that this program assurance PT Telkom can sustain the existence of service quality and low cost. At this time IP, network of PT Telkom has experienced some technology development with MPLS and Metro Ethernet. It is expected that the implementation of technologies can achieve the purpose of the company to produce products with competitive price. To see how far the level of efficiency achieved by existing networks, it is needed cost model evaluation. Analysis of cost analysis model is used to formulate cost, shared by all services (common costs) and costs incurred because of the service (incremental cost). Incremental cost can be set as price floor tariffs in the service means the company does not indemnify. Method used for the cost model is the Long Run incremental cost iv (LRIC), which is the recommended method for calculation of cost based tariffs by ITU.

In this thesis, this is done the creation cost model for existing IP network so that it can be made cost-effectiveness analysis of a network of existing network optimization. Network optimization is a network structure based on the existing network but some of the efforts made to obtain the maximum traffic that comply with technical parameters like delay, packet loss and throughput. Keywords : IP Network, Efficiency, Cost Model, LRIC

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(2)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan iklim kompetisi bisnis telekomunikasi telah membawa perubahan besar pada struktur tarif produk-produk jasa telekomunikasi. Struktur tarif mengalami penurunan yang drastis sebagai akibat keinginan setiap operator untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan masing-masing. Sehingga tuntutan untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang terbaik dan harga murah menjadi tekanan untuk setiap operator. Salah satu strategi yang

diterapkan adalah pemakaian cost effective dalam setiap

pengembangan produk.

Evolusi teknologi telekomunikasi telah menghasilkan network yang lebih handal, lebih cepat dan menuju satu platform yaitu jaringan IP. Dengan kemampuan tersebut maka jaringan IP menjadi pilihan utama dalam penyampaian segala jenis layanan ke pelanggan. Teknologi circuit switch semakin

lama akan semakin ditinggalkan dan sebaliknya jaringan IP akan berkembang menjadi besar. Layanan-layanan real time akan segera memasuki jaringan IP menciptakan konvergensi dalam bidang network. Sebab utama pemakaian jaringan IP

dalam produk adalah kanal-kanalnya bersifat sharing

sehingga utilisasi network menjadi optimal dan secara cost

(3)

menjadi lebih murah.

PT Telkom sebagai incumbent memiliki tantangan besar

dalam era kompetisi. Platform produk yang berbasis circuit switch menjadi kurang efisien sehingga menghasilkan

produk-produk yang mahal di lingkungan kompetitif. Untuk itu dengan program ‘Insync 2014’, PT Telkom melakukan konsolidasi di level network dan mulai melakukan transformasi ke jaringan IP. Beberapa program capex sudah digelar untuk menghasilkan network yang handal, cepat dan kapasitas besar. Saat ini core network pada jaringan IP PT

Telkom sudah ditumpangi layanan best effort seperti akses

internet, layanan riil time yaitu VOIP dan layanan-layanan enterprise (VPN).

Untuk dapat menghasilkan produk yang murah maka

perlu dipelajari cost model dari semua elemen yang

menghasilkan dan membawa service tersebut. Salah satu segmen yang perlu dibuat formulasi cost modelnya dalah segment network yang akan menjadi pembawa semua layanan. Dengan mengetahui cost model network IP maka perusahaan bisa melakukan estimasi harga yang ditawarkan kepada pelanggan dan membuat studi perbandingan dengan harga di lingkungan kompetitif. Jika harga tersebut dirasa kurang kompetitif maka perlu dilakukan perubahan network ke arah yang lebih kompetitif.

(4)

3

Gambar 1 Distribusi Speedy Nasional

Pada tesis ini akan dilakukan perancangan cost model untuk jaringan IP eksisting PT Telkom Divisi Regional II karena jaringan IP Divre membawa layanan Multimedia terbesar secara nasional yaitu 30% (gambar 1).

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan tesis ini adalah membuat cost model jaringan IP di PT Telkom Divisi regional 2 Jakarta. Dengan cost model tersebut dianalisa tingkat efisiensi antara jaringan IP eksisting dan optimasi.

1.3 Rumusan Masalah

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada tesis ini adalah :

a. Parameter apa saja yang dibutuhkan untuk penyusunan

(5)

cost model?

b. Bagaimana menyusun jaringan efisien untuk jaringan

IP?

c. Upaya apa yang bisa diusulkan untuk meningkatkan

efisiensi cost jaringan IP ?

1.4 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Analisa data berdasarkan data primer hasil pengukuran

di Divre 2 Jakarta

b. Menggunakan simulasi jaringan dan cost model

1.5 Batasan Masalah

Beberapa pembatasan yang digunakan dalam tesis ini adalah :

a. Studi kasus dibatasi pada PT Telkom Divisi Regional II Jakarta dengan pertimbangan divisi yang memiliki jaringan IP terbesar di lingkungan PT Telkom dan sudah berisi layanan internet dan VPN.

b. Analisa dilakukan dengan parameter internal PT Telkom yaitu data trafik, data kapasitas, data routing, data capex

(6)

5 dan data opex.

c. Pembuatan cost model tidak dilakukan sampai

perumusan tarif kepada pelanggan namun formulasi cost model itu sendiri sehingga dapat dilakukan analisa komparasi.

d. Simulasi menggunakan tools MathLab dan NS

1.6 Hipotesa

Hipotesa yang diajukan pada tesis ini adalah :

a. Penerapan teknologi baru pada jaringan IP diharapkan mampu memenuhi kebutuhan akan network yang handal dan efisien. Namun demikian utilisasi dan sistem routing yang diterapkan perlu dievaluasi untuk mendapatkan kondisi yang optimal.

b. Jika kondisi network kurang optimal maka bisa

menjadi penyebab cost yang harus ditanggung oleh setiap layanan yang lewat sehingga tarif yang dibebankan kepada user menjadi mahal.

c. Dalam kondisi seperti ini maka perlu dibuat cost model untuk menentukan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap cost network dan upaya mendapatkan

(7)

network yang optimal.

1.7 Sistematika Penulisan

Berikut ini adalah sistematika pembahasan pada proposal ini agar dapat diperoleh garis besar dan jalan pikiran yang terkandung dalam pembuatan tesis ini.

BAB I Pendahuluan

Menguraikan mengenai latar belakang , rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, hipotesa, metodologi penelitian, sistematika penelitian serta rencana kerja.

BAB II Dasar Teori

Berisi uraian-uraian secara teoritis mengenai jaringan IP dan cost model

BAB III Pemodelan Sistem

Berisi hal-hal yang berkaitan dengan model network, tahapan-tahapan yang direncanakan dan hasil yang akan didapat.

BAB IV Analisa Data

Berisi hasil perhitungan dan analisa hasil sesuai tahapan pada bab III.

BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi

Berisi kesimpulan hasil analisa dan

(8)

7

rekomendasi yang bisa diberikan kepada PT Telkom.

1.8 Rencana Kerja

Rencana kerja dalam penelitian ini mengacu pada metode penelitian di atas dituangkan dalam jadwal rencana kerja pada tabel dibawah.

Tabel 1 Rencana Kerja KEGIATAN Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 Studi Pustaka Studi Lapangan Analisa Hasil Penulisan Buku Seminar Tesis Sidang Tesis Konsultasi Agt Pebruari Maret April Mei Juni Juli

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(9)

85

BAB V

Kesimpulan Dan Rekomendasi

5.1Kesimpulan

1. Cost Model pada jaringan IP PT Telkom Divre 2 Jakarta

disusun oleh biaya kapital (capital cost), biaya operasi (opex) dan network elemen jaringan.

2. Besarnya biaya yang ditanggung oleh tiap service tergantung dari usage dan banyaknya sumber daya yang digunakan. 3. Perbaikan efisiensi jaringan IP eksisting dapat direalisasikan

menggunakan skema multi LSP untuk satu pasang demand trafik. Khusus jaringan IP PT Telkom Divre 2, perbaikan tersebut menghasilkan kenaikan trafik 24%.

4. Jaringan IP eksisting mampu menyalurkan trafik Speedy

maksimum 8 Gbps dan hal tersebut diperkirakan terjadi pada tahun 2011.

5.2Rekomendasi

1. PT Telkom disarankan melakukan evaluasi kebijakan

routing pada jaringan IP Divre 2 Jakarta yang digunakan saat ini dan mengusulkan pemakaian multi LSP untuk meningkatkan utilitas jaringan.

2. Pada tahun 2011 diestimasi jaringan IP PT Telkom Divre 2

Jakarta mencapai kondisi maksimal sehingga perlu

(10)

diantisipasi dengan penambahan kapasitas untuk 5 tahun ke depan.

3. Akurasi cost model tergantung pada detil biaya operasi dari perusahaan, untuk perlu dilakukan analisa cost driver pada biaya-biaya yang muncul.

4. Cost Model bisa memberikan feedback kepada unit-unit

operasi atau perencanaan tentang efisiensi program-program yang dilaksanakan.

5. Cost Model ini bisa diterapkan pada divisi lain di Telkom

dengan melakukan beberapa perubahan yaitu bobot jumlah hop dan bandwidth pada analisa AHP. Perubahan ini dipengaruhi perbandingan kepentingan diantara kedua kriteria bobot tersebut.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(11)

87

Daftar Pustaka

[1] Ahn, Gail; Chun, Woojik, "Design And Implementation of MPLS Network Simulator Supporting LDP And

CR-LDP”, The Proceedings of The IEEE International

conference on Network (ICON’00), 2000

[2] Azcoitia, S. A. (2008). “Next Generation Network

Techno Economy insight”. Telefonica.

[3] Commission, A. C. (2008). “Analysis Cost Model for

Australian Fixed Network Services”. Canberra:

Australian Competition & Consumer Commission.

[4] Courcobetis, Costas; Weber, Richard, “Pricing

Communication Network”, John Wiley & Sons, 2003

[5] Fall, Kevin, “The NS Manual”, The VINT Project,

January 2009

[6] GmbH, W.-C. (2005). “Analytical Cost Model

Broadband Network”. Bad Honnef: Wik Consult.

[7] Hansen, Bjorn; Helena Lie Rohr, “A Note On Economic

Depreciation”, Telenor, 2006

[8] Michal Pioro, D. M. (2004). “Routing, Flow, and

Capacity Design in Communication and Computer Network”. San Fransisko: Morgan Kaufmann Publisher.

[9] Naga Siddhardha G, “A Distributed Routing Algorithm

For ER-LSP In MPLS Networks”, April 2003

(12)

[10]Services, T. S. (2000). “Analytical Cost Model - National Core Network”. Wissenschaftliches Institut für

(WIK).

[11]Stordahl, Kjell, “Long Term Telecommunication

Forecasting”, February 2006

[12]Post & Telestyrelsen, “Mobile LRIC Model

Specification”, June 2003

[13]Wikipedia, “Analytic Hierarchy Process”,

http://www.wikipedia.com

[14]Wirawan, Andi Bayu; Indarto, Eko, “Mudah

Membangun Simulasi denganNetwork Simulator-2 (NS-2)”, Penerbit Andi Yogyakarta, 2004

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji Spearman Rank (Rho) diperoleh hasil nilai ρ value = 0,000< α = 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapa hubungan antara stress dengan kualitas

Patogenesis yang terjadi yakni : stadium infektif yang termakan hospes akan mengakibatkan terjadinya erosi pada mukosa duodenum; pada infeksi ringan yang terjadi adalah enteritis

kebijakan sebagaimana tercantum pada Lampiran I Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2013, merupakan

Dalam semua bidang memang sudah tersentuh dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, hanya saja dari segi kuantitas dan kualitas relatif masing-masing individu yang menilainya

Dari data pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri. Pada siswa kompetensi dasar melakukan pengukuran sudut diketahui dari hasil

b. kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka bebas dari pengaruh kekeuasaan pemerintah, yang berarti telah dianut asas peradilan.. yang bebas dan tidak

4.2.1 Analisis Hasil Persiapan dan Pelaksanaan Menulis Paragraf Persuasi Penilaian guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Pasundan 1 Ban-dung yang

Alhamdulillahirobbil'alamin, karena atas berkah, dan rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul "Anal isis Strategi Peningkatan