• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN BISNIS PENGERINGAN KOMODITAS BUAH KAPULAGADENGAN PENDEKATANCOOPERATIVE ENTREPRENEURDI BOGOR WURI TRI HANDAYANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN BISNIS PENGERINGAN KOMODITAS BUAH KAPULAGADENGAN PENDEKATANCOOPERATIVE ENTREPRENEURDI BOGOR WURI TRI HANDAYANI"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN BISNIS PENGERINGAN KOMODITAS

BUAH KAPULAGADENGAN PENDEKATANCOOPERATIVE

ENTREPRENEURDI BOGOR

WURI TRI HANDAYANI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN HAK CIPTA

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan Bisnis Pengeringan Komoditas Buah Kapulaga dengan Pendekatan Cooperative Entrepreneur di Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Wuri Tri Handayani NIM H34100027

(4)

ABSTRAK

WURI TRI HANDAYANI. Perencanaan Bisnis Pengeringan Komoditas Buah Kapulaga melalui Pendekatan Cooperative Entrepreneur di Kota Bogor. Dibimbing oleh LUKMAN M BAGA.

Penyusunan rencana bisnis diperlukan untuk mempermudah dan memperjelas gambaran untuk memasuki atau memulai suatu bisnis. Rencana bisnis kapulaga dibuat untuk meningkatkan produksi di Indonesia dan menyejahterakan petani. Metode yang digunakan yaitu metode RRA. Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan sekunder, data diambil dengan melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Analisa data yang dilakukan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pada aspek pemasaran, bisnis ini direncanakan untuk memenuhi kebutuhan pasar luar negeri. Pada aspek produksi, bisnis ini mengolah fresh product menjadi intermediate product dengan memproduksi sebesar 4.8 ton setiap bulan. Badan usaha yang dipilih adalah dalam bentuk koperasi, anggota koperasi merupakan para petani kapulaga yang berada di Bogor. Hasil dari aspek finansial menunjukkan bahwa NPV sebesar Rp3 558 849 000, Net B/C sebesar 2.31, IRR sebesar 73%, dan PP sebesar 289 hari. Dampak dan manfaat ekonomi pendirian usaha pengeringan buah kapulaga yaitu meningkatkan ekonomi rumah tangga petani dan mengembangkan wilayah, khususnya Bogor.

Kata kunci : kapulaga, rencana bisnis, wirakoperasi

ABSTRACT

WURI TRI HANDAYANI. Business Plan Comodity of Dried Cardamon with Cooperative Entrepreneur Approaches in Bogor City. Supervised by LUKMAN M BAGA.

Formulation of business plan is required to simplify and clarify the ilustration for starting a business. This business plan of cardamom is created to increase production of it in Indonesia and make farmers prosperous. This research using RRA method. The type of data are primary and secondary. They are collected by using an observation, interview and literature. Data analysis in this research are qualitative descriptive and quantitative descriptive data analysis. In marketing aspect, this business is planned to meet the needs of foreign markets. In Production aspect, this business prepares the fresh product becames intermediate product by producing 4.8 tons each month. In establishing this business, decided cooperative as enterprise, where the members of cooperative are cardamom farmers in Bogor. Financial aspects result that NPV obtained at Rp3 558 849 000, Net B/C obtained at 2.31, IRR obtained at 73 %, and payback period obtained fourty days. Economic impacts and benefits of cardamom drying business establishment are increase the economic of farmers, increase the local and regional economic, and developing regions, especially Bogor.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

WURI TRI HANDAYANI

PERENCANAAN BISNIS PENGERINGAN KOMODITAS

BUAH KAPULAGA MELALUI PENDEKATAN

COOPERATIVE ENTREPRENEUR DI BOGOR

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

(6)
(7)
(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2013 ini ialah Rencana Bisnis, dengan judul Perencanaan Bisnis Pengeringan Komoditas Buah Kapulaga dengan Pendekatan Cooperative Entrepreneur di Bogor.

Dalam pelaksanaan tugas akhir ini banyak pihak yang selalu memberikan dukungan dan bantuan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1 Ibu, Bapak dan semua anggota keluarga yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang, doa, dan semangat yang tiada tara.

2 Bapak Dr Ir Lukman M Baga, MAEc selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan nasehat selama pengerjaan tugas akhir.

3 Muslim Al Khanif, Febby, Arumi, Vina, Ayu, Putri A, Novade dan teman-teman Agribisnis 47 yang senantiasa selalu memberikan semangat.

4 Rosalin, Ricko, Dani, Kak Tia, Kamil, Sasa, Ibrahim yang telah banyak membantu dan menjadi teman diskusi selama pengerjaan tugas akhir.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL XI

DAFTAR GAMBAR XI

DAFTAR LAMPIRAN XII

PENDAHULUAN 1

LATAR BELAKANG 1

PERUMUSAN MASALAH 4

TUJUAN PENELITIAN 5

MANFAAT PENELITIAN 5

BATASAN DAN RUANG LINGKUP PENELITIAN 6

TINJAUAN PUSTAKA 6

TANAMAN KAPULAGA 6

BUDIDAYA KAPULAGA 6

POTENSI DAN MANFAAT KAPULAGA 7

PENERAPAN KONSEP WIRAKOPERASI 8

KERANGKA PEMIKIRAN 10

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS 10

KERANGKA OPERASIONAL 23

METODE PENELITIAN 25

WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN 25

JENIS DAN SUMBER DATA 25

METODE PENGUMPULAN DATA 25

ANALISIS DATA 25

GAMBARAN UMUM 30

RENCANA BISNIS 31

RENCANA PEMASARAN 31

RENCANA OPERASIONAL 33

RENCANA ORGANISASI DAN SUMBER DAYA MANUSIA 41

RENCANA KERJASAMA KOOPERATIF 44

SIMPULAN DAN SARAN 52

SIMPULAN 52

SARAN 53

DAFTAR PUSTAKA XIII

LAMPIRAN 56

(11)

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan produksi tanaman obat di Indonesia periode 2011 hingga 2013 1 2 Luas panen, produksi, produktivitas kapulaga di Pulau Jawa Tahun 2012 2 3 Volume ekspor kapulaga berdasarkan negara tujuan tahun 2011 hingga 2013 3

4 Arus kas 29

5 Industri yang membutuhkan buah kapulaga kering 31 6 Rekapitulasi rencana strategi perusahaan dengan CV Sumber Rezeki 33

7 Kebutuhan bahan baku per bulan 35

8 Proses produksi selama 20 hari kerja 39

9 Penentuan gaji dan upah 44

10 Hak dan kewajiban pelaku usaha dengan petani mitra 45

11 Analisis risiko 46

12 Biaya Investasi 47

13 Biaya Penyusutan 48

14 Biaya tetap 49

15 Biaya variabel 49

16 Harga pokok produksi 50

17 BEP buah kapulaga kering tahun ke-1 50

18 BEP buah kapulaga kering tahun berikutnya 50

19 Hasil pendekatan wirakoperasi dalam usaha pengeringan buah kapulaga 52

DAFTAR GAMBAR

1 Alur tata cara ekspor 13

2 Kerangka pemikiran operasional penelitian 24

3 Buah kapulaga kering 34

4 Mesin pengering 35

5 Mesin vacuum packaging 36

6 Plastik pengemas vakum 37

7 Mesin conveyor pendeteksi logam 37

8 Label 38

9 Proses produksi pengeringan buah kapulaga 39

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Rincian biaya investasi komponen biaya mesin dan peralatan produksi 56 2 Rincian biaya investasi komponen biaya alat dan furnitur perkantoran 56 3 Rincian biaya investasi komponen biaya bangunan dan infrastruktur 56

4 Asumsi komponen biaya investasi 57

5 Rincian biaya tetap komponen biaya upah tenaga kerja tetap 57

6 Rincian biaya tetap komponen biaya utility 57

7 Rincian biaya tetap komponen biaya administrasi perkantoran 57

8 Asumsi komponen biaya tetap 58

9 Rincian biaya variabel komponen biaya pengemasan 58

10 Asumsi komponen biaya variabel 58

11 Penjualan perusahaan 59

12 Harga buah kapulaga segar yang diterima petani 59

13 Laporan arus kas dalam lima tahun 58

14 Laporan laba rugi dalam lima tahun 59

15 Laporan arus kas tahun pertama 60

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki potensi dalam penyediaan bahan baku tanaman obat, sumberdaya tanaman obat tersimpan di dalam hutan dan belum seluruhnya termanfaatkan dengan baik. Kekayaan alam tanaman obat di Indonesia terdiri atas 30 000 jenis tanaman dari total 40 000 jenis tanaman di dunia, 940 jenis diantaranya merupakan tanaman berkhasiat obat. Jumlah ini merupakan 90 persen dari jumlah tanaman obat di kawasan Asia1.

Berdasarkan hasil penelitian Penyuluh Kehutanan Firmansyah (2013), dari sekian banyak jenis tanaman obat di Indonesia, baru 20 hingga 20 persen yang dibudiayakan, sekitar 78 persen diperoleh melalui pengambilan langsung dari hutan, sedangkan menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan tahun 2007, dihutan Indonesia terdapat lebih dari 1 200 jenis tanaman obat-obatan, namun hanya sekitar 180 jenis tanaman obat yang telah dikembangkan untuk bahan baku industri obat-obatan maupun farmasi2. Perkembangan produksi tanaman obat di Indonesia periode 2011 hingga 2013 dapat dilihat di Tabel 1.

Tabel 1 Perkembangan produksi tanaman obat di Indonesia periode 2011 hingga 2013 Komoditi Produksi (kg) 2011 2012* 2013** Jahe 94 743 139 109 448 310 116 465 044 Lengkuas 57 701 484 48 959 625 48 415 993 Kencur 34 016 850 39 687 597 41 280 050 Kunyit 84 803 466 89 580 450 82 806 378 Lempuyang 8 717 497 7 645 828 8 517 353 Temulawak 24 105 870 43 229 709 40 672 812 Temuireng 7 920 573 8 123 842 9 030 385 Temukunci 3 951 932 4 456 541 4 762 243 Dringo 611 608 1 045 790 1 080 187 Kapulaga 47 231 297 32 062 491 45 457 038 Mengkudu/Pace 14 411 737 12 570 867 12 684 680 Mahkota Dewa 12 072 154 10 733 653 10 290 438 Kejibeling 949 017 804 035 959 617 Sambiloto 3 286 262 2 339 727 3 090 793 Lidah Buaya 3 958 741 3 846 619 3 773 394

Total Tanaman Obat 398 481 627 414 535 086 429 286 405 Keterangan : * = angka sementara

** = angka prognosa

Sumber : Kementerian Pertanian Republik Indonesia 20143

1

http://foragri.blogsome.com/antara-kapulaga-sabrang-dan-lokal/ ( diacu 2013 September 26)

2 http://firmansyahbetawi.wordpress.com/2013/03/07harta-itu-bernama-kapulaga (diacu 2013

September 26)

3

http://hortikultura.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=320:tanobat-th2008-1012&catid=63:perkembangan&Itemid=454 (diacu 2014 Maret 18)

(14)

Berkenaan dengan hal tersebut, salah satu tanaman obat potensial yang tumbuh subur di Indonesia namun belum dimanfaatkan secara optimal serta memiliki beragam fungsi dan manfaat adalah kapulaga. Berdasarkan data Kementerian Pertanian Republik Indonesia 2014 produksi tanaman kapulaga berfluktuatif, produksi tahun 2011 hingga tahun 2012 menurun, sedangkan tahun 2012 ke tahun 2013 meningkat sebesar 32 062 491 kg menjadi 45 457 038 kg. Penurunan produksi tanaman kapulaga ini menunjukan bahwa adanya gap dan peningkatan produksi menunjukan adanya peluang serta potensi yang dimiliki oleh tanaman kapulaga. Berdasarkan data Kementrian Pertanian 2013, tanaman kapulaga banyak diproduksi di Provinsi Jawa Barat, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Luas panen, produksi, produktivitas kapulaga di Pulau Jawa Tahun 2012

Provinsi Luas Panen (m2) Produksi (kg) Produktivitas

(kg/m2) DKI Jakarta 89 429 1.25 Jawa Barat 9 784 069 24 181 501 1.60 Jawa Tengah 2 534 325 14 486 788 1.46 DI Yogyakarta 6 984 1 538 661 2.86 Jawa Timur 854 359 529 945 0.60 Banten 18 629 94 308 0.95

Sumber : Kementrian Pertanian Republik Indonesia 20134

Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa Jawa Barat merupakan sentra pengembangan tanaman kapulaga dengan luas panen 9 784 069 m2, produksi sebesar 24 181 501 kg, dan produktivitas 1.60 kg/m2. Hal ini menunjukkan tanaman kapulaga dapat dikembangkan di Provinsi Jawa Barat dengan potensi yang dimiliki untuk mengembangkan tanaman kapulaga.

Menurut Pusat Studi Biofarmaka 2002, di Jawa Tengah lebih dari 100 industri obat tradisional besar, menengah dan kecil (rumahan), mengalami masalah tidak terpenuhinya kapasitas produksi pabrik karena kekurangan bahan baku. Salah satunya yaitu, PT.Indotraco Jaya Utama yang membutuhkan 180 ton kapulaga ( Ammomum cardamomum Auct.) dalam bentuk segar per tahun belum dapat terpenuhi dari pasokan dalam negeri. Padahal jika melihat potensi wilayah, lahan tanaman kapulaga cukup luas, misalnya, Kabupaten Ciamis yang memiliki tiga lokasi potensial untuk budidaya biofarmaka yakni, Gunung Sawal, Pangandaran, dan Panjalu. Di Kabupaten Tasikmalaya, terdapat sekitar 62 757 hektar perkebunan rakyat yang dapat dipergunakan untuk lahan biofarmaka.

PT Jamu Nyonya Meneer yang memproduksi 200 ton jamu bubuk dan empat ton kapsul perbulan mengalami kesulitan dalam memperoleh pasokan bahan baku, salah satuhya adalah kapulaga. PT Jamu Nyonya Meneer membutuhkan sepuluh hingga lima belas ton buah kapulaga per bulan, akan tetapi hanya sekitar lima ton yang dapat dipasok secara rutin oleh para petani5. Data Kementrian Pertanian Republik Indonesia mencantumkan negara-negara tujuan

4 http;//aplikasi.deptan.go.id/bdsp/index.asp (diacu 2013 September 19) 5

http://www.docstoc.com/docs/44729526/PASAR-DOMESTIK-DAN-EKSPOR-PRODUK-TANAMAN-OBAT-%28BIOFARMA-KA%29 (diacu 2013 September 26)

(15)

ekspor buah kapulaga dalam bentuk segar dan olahan yaitu Belanda dan Singapura. Adapun volume ekspor kapulaga dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Volume ekspor kapulaga berdasarkan negara tujuan tahun 2011 hingga 2013

Negara Tujuan

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Volume (Kg) Harga (USD) Volume (Kg) Harga (USD) Volume (Kg) Harga (USD) Guatemala 10 850 70 343 India 400 4 148 8 174 53 772 Singapura 28 540 486 172 60 601 Belanda 9 188 7 76

Sumber : United Nations Comtrade Database 20146

Tabel 3 menunjukkan bahwa Singapura merupakan negara tujuan ekspor dengan volume terbesar yaitu 28 540 kg, kemudian diikuti oleh Guatemala dengan 10 850 kgm dan India sebesar 4 148 kg. Tingginya volume ekspor menunjukkan bahwa kapulaga banyak dibutuhkan oleh pasar luar negeri.

Tanaman kapulaga dalam bahasa ilmiahnya disebut dengan Amomum cardamomum L merupakan salah satu tanaman rempah yang memiliki prospek dan nilai ekonomis tinggi mengingat kapulaga sebagai bahan “obat herbal”. Kapulaga diyakini tidak memiliki efek samping dibanding dengan menggunakan obat kimiawi. Manfaat kapulaga terdapat dihampir semua bagian tanaman, bagian buah mengandung minyak atsiri, sedangkan rebusan semua bagian tanaman kapulaga dapat menjadi obat lelah akibat kecapaian, rematik, dan encok. Tanaman kapulaga memiliki manfaat bagi kesehatan diantaranya dapat menurunkan panas dan meredakan batuk, serta air rebusan tanaman kapulaga kering yang telah digiling halus dapat diminum sebagai penghangat badan.

Apabila tanaman obat kapulaga dikelola dan dikembangkan dengan baik maka dapat membantu meningkatkan roda perekonomian masyarakat, kesejahteraan petani serta pemasukan devisa negara. Pada kenyataan di lapangan, petani yang membudidayakan buah kapulaga khususnya di Bogor sebagian besar hanya skala kecil, bahkan tanaman kapulaga bukan menjadi tanaman utama bagi penghasilan petani, melainkan merupakan tanaman sampingan. Nilai tambah di tingkat petani cenderung tidak ada dikarenakan para petani khususnya didaerah Bogor hanya menjual buah kapulaga dalam bentuk fresh product kepada tengkulak sehingga harga yang diberikan menjadi rendah.

Keadaan para petani yang membudidayakan tanaman kapulaga masih berskala kecil dan tidak adanya nilai tambah produk maka akan mengalami kesulitan untuk berkembang. Oleh karena itu, untuk meningkatkan harga ditingkat petani dan nilai tambah produk, dibutuhkannya seorang wirakoperasi. Peran seorang wirakoperasi untuk membuat suatu usaha buah kapulaga agar produk yang dihasilkan dapat memiliki nilai tambah lebih, serta dapat meningkatkan harga yang diterima petani dengan membuka pasar dalam negeri maupun luar negeri.

6

http://comtrade.un.org/db/dqBasicQueryResults.aspx?cc=090830&px=HS&r=ALL&y=2011,201 2&p=360&rg=2&so=9999 (diacu 2014 Maret 24)

(16)

Bentuk usaha yang dijalankan dengan cara usaha kolektif bersama para petani kecil disekitar daerah Bogor. Para petani akan menjadi pemasok bahan baku dan wirakoperasi akan mendirikan sebuah koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan para petani pemasok. Sebelum menjalankan sebuah usaha dibutuhkannya perencanaan bisnis. Perencanaan bisnis dibuat untuk menjadi sebuah pedoman dalam mempersiapkan dan menjalankan usaha serta guna menganalisis aspek non finansial maupun aspek finansial dari usaha yang akan didirikan. Rencana bisnis yang akan disusun adalah mengenai usaha pengeringan buah kapulaga dengan pendekatan wirakoperasi dengan target pasar luar negeri.

Target pasar luar negeri ditetapkan karena harga yang ditawarkan lebih tinggi jika produk kapulaga kering dijual dalam negeri. Tingginya harga jual pada pasar luar negeri dapat meningkatkan kesejahteraan petani dalam segi pendapatan yang diterima oleh para petani.

Konsep wirakoperasi yang diterapkan dalam suatu usaha diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi kedua pihak, yaitu pelaku usaha dan para petani yang tergabung di dalamnya. Selain keuntungan bagi kedua pihak, penerapan konsep wirakoperasi dalam suatu usaha juga akan memberikan dampak posistif yang berupa terjalinnya manajemen rantai pasok yang baik.

Perumusan Masalah

Agribisnis biofarmaka di Indonesia kurang berkembang dengan baik dan merata di seluruh Indonesia karena petani maupun pelaku usaha kurang memahami kebutuhan pasar domestik serta eskpor yang menginginkan produk siap pakai yang telah diolah. Selain itu, harga komoditas biofarmaka masih rendah di tingkat petani sehingga tanaman biofarmaka dipandang kurang menguntungkan. Dampak dari kondisi tersebut adalah belum terpenuhinya jumlah pasokan dari setiap komoditas yang dibutuhkan oleh industri obat tradisional dan lainnya. Kapulaga merupakan salah satu jenis tanaman obat yang dapat tumbuh subur di Indonesia. Namun dalam perkembangannya, produksi tanaman obat ini cenderung berfluktuatif, data dapat dilihat pada di Tabel 1.

Keadaan tersebut menunjukan adanya peluang dan potensi bagi pengembangan kapulaga di Indonesia yang didukung dengan permintaan pasar domestik maupun ekspor serta kondisi alam di Indonesia yang mendukung dapat meningkatkan produksi kapulaga di Indonesia. Pengembangan komoditas kapulaga tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan industri jamu, obat herbal terstandar di pasar dalam negeri serta berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan pasar luar negeri.

Kurangnya kesadaran petani akan hal itu membuat pengembangan tanaman biofarmaka khususnya kapulaga sedikit terhambat, selain itu skala petani yang masih sangat kecil membuat barganing position petani lemah dan kurangnya nilai tambah dari produk yang dihasilkan, serta kurangnya wirakoperasi yang berkecimpung dalam bidang biofarmaka membuat pengembangan tanaman ini belum berjalan dengan baik dan lancar.

Masalah kurangnya SDM wirakoperasi adalah rendahnya kemampuan wirausaha koperasi (wirakoperasi). Fungsi wirausaha selama ini banyak diperankan oleh pemerintah melalui berbagai program pembangunan ekonomi perdesaan. Rendahnya kemampuan wirakoperasi ini menyebabkan koperasi yang

(17)

kurang mandiri dan senantiasa tergantung pada pihak lain. Koperasi kurang dapat menentukan prioritas usaha sekaligus melakukan terobosan yang bersifat inovatif dengan memanfaaatkan berbagai potensi yang sesungguhnya berlimpah di pedesaan. Rendahnya SDM wirakoperasi ini merupakan masalah yang sangat sulit. Mendatangkan SDM dari luar juga bukan suatu hal yang mudah. Hal ini dikarenakan masih rendahnya minat masyarakat, khususnya SDM berkualitas baik seperti lulusan perguruan tinggi dan yang berjiwa wirausaha, untuk terjun dalam dunia koperasi pertanian. Citra negatif yang melekat kuat pada kelembagaan koperasi merupakan salah satu faktor yang menyebabkannya. Di sisi lain, sektor pertanian masih dianggap sektor yang tidak prestise, beresiko tinggi dan kurang memberikan jenjang karir masa depan.

Oleh karena itu, dibutuhkannya rencana bisnis pengolahan tanaman kapulaga ini untuk meningkatkan nilai tambah, meningkatkankesejahteraan petani dan mengembangkan tanaman biofarmaka khusunya kapulaga di Bogor berbasis cooperative entrepreneur.

Cooperative entrepreneur diperlukan untuk menyatukan para petani skala kecil agar dapat menjadi satu untuk menyuplai industri yang membutuhkan dengan menjamin harga yang dapat menguntungkan petani jika dibandingkan dengan menjual langsung kepada tengkulak yang ada serta memberikan pelatihan serta bimbingan untuk dapat mengembangkan komoditas kapulaga.

Dari penjelasan tersebut, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara yang harus dilakukan untuk mengembangkan potensi biofarmaka yang belum tergali secara optimal?

2. Apa yang harus dilakukan pelaku usaha untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mengembangkan komoditas biofarmaka khususnya buah kapulaga?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditemukan, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menggali potensi biofarmaka yang dikembangkan bersama petani melalui pendekatan Cooperative Entrepreneur.

2. Membuat perencanaan bisnis dengan pendekatan Cooperative

Entrepreneur yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan petani dan mengembangkan komoditas biofarmaka khususnya buah kapulaga.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan denga harapan sebagai berikut :

1. Bagi petani, sebagai bahan petimbangan untuk dapat mengembangkan skala usaha budidaya kapulaga sebagai tanaman biofarmaka.

2. Bagi penulis, untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari serta sebagai sarana pembuatan rencana bisnis dalam pengembangan unit bisnis kapulaga sebagai tanaman biofarmaka dengan pendekatan cooperative entrepreneur.

(18)

3. Bagi akademisi, sebagai informasi dan bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya.

4. Bagi investor, sebagai acuan dalam proses pengembilan keputusan investasi untuk alokasi modal yang akan ditanamkan.

Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan membahas mengenai potensi dan peluang bisnis buah kapulaga sebagai tanaman biofarmaka dengan rencana bisnis melalui pendekatan cooperative entrepreneur. Perencanaan bisnis dilakukan berupa pengolahan pasca panen dengan menggunakan teknologi pengeringan produk, pengemasan vakum, dan pendeteksi logam yang akan menghasilkan produk setengah jadi yaitu buah kapulaga kering. Aspek perencanaan bisnis yang akan dianalisis meliputi rencana pasar sampai dengan FOB dengan target pasar negara India yaitu Unimate Pvt.Ltd, rencana produksi, sumberdaya manusia, kerjasama kooperatif, analisis risiko serta rencana keuangan.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Kapulaga

Tanaman kapulaga merupakan tanaman herbal yang membentuk rumpun, bentuknya seperti tanaman jahe dan memiliki ketinggian hingga tiga meter. Kapulaga memiliki batang berlepah daun yang membalut batangnya. Letak daunnya berseling-seling dan bunganya tersusun dalam tandan yang keluar dari rimpangnya. Budidaya tanaman ini dimulai dari tahun 1986 hingga sekarang.

Tanaman kapulaga memiliki banyak nama di beberapa daerah diantaranya Kapulaga kardamon (Aceh, Melayu), kardamunggu atau Gardamunggu (Jakarta), Palago, Pelaga (Minangkabau), Kapol, Kapol sebrang, Pelaga (Sunda), Kapulogo, Pulogo (Jawa), Kapolagha atau Palagha (Madura), Kapolagha, Korkolaka (Bali), Gandimong (Bugis), Garidimong atau Kapulaga (Ujung Pandang).

Selain tumbuh liar di kebun dan perkarangan, tanaman ini juga dapat dibudidayakan dengan sistem tumpangsari, yaitu menjadi tanaman sela perkebunan maupun kehutanan, selain itu tanaman ini juga dapat tumbuh subur dibawah tempat teduh seperti dibawah tegakan pohon pinus maupun jati.

Budidaya Kapulaga

Tanaman kapulaga ini dapat tumbuh di daerah yang lembab, dingin dan tidak terkena matahari secara langsung. Tanaman ini dapat dibudidaykan dengan cara tumpang sari dengan tanaman keras seperti pohon pisang, pohon pinus maupun pohon jati. Dalam penyediannya, bibit kapulaga umumnya dengan tunas, bibit yang baik tingginya kurang lebih 50 cm dengan akar rizoma yang muda. Tanaman ini hanya bisa tumbuh baik dan berproduksi optimal pada lahan dengan ketinggian mulai 0 sampai dengan 1 500 mdpl.

(19)

Waktu tanam yang baik untuk tanaman kapulaga ini yaitu awal bulan hujan, sekitar bulan Oktober hingga Desember. Dalam pemeliharaan kapulaga yang harus dilakukan yaitu, penyiangan rumput, penggemburan diluar rumpum untuk merangsang perumbunan anakan rimpang sehingga bisa tumbuh lebih baik, pemotongan daun kering dan batang yang menguning. Dalam pemberian pupuk, diberik 1-1.5 kg pupuk kandang setiap tiga bulan sekali, sedanfkan untuk pupuk buatan diberika 10-12.5 gram berupa urea dan TSP. Kapulaga dapat memberikan hasil setelah berumur 2-3 tahun. Dalam pemanenan kapulaga dikenal istilah panen besar empat kali dan panen kecil empat kali yang berlangsung dalam setahun secara berselang-seling. Tanaman dapat dipeergunakan sampai umur 10-15 tahun dengan hasil panen per hektar mencapai 2-3 ton buah kering per tahun. (Firmansyah, 2013)

Potensi dan Manfaat Kapulaga

Kapulaga dikenal sebagai rempah untuk masakan dan juga bahan untuk membuat jamu. Hampir semua bagian tanaman kapulaga ini dapat dimanfaatkan sebagai obat, mulai dari batang hingga rimpangnya. Kapulaga ini dapat menjadi obat kuat bagi yang merasa lemas atau lemah akibat kecapaian dan berguna bagi orang yang berpenyakit kejang perut, encok atau rematik dengan merebus seluruh bagian tanaman kapulaga selama 15 menit. Selain itu, rimpang kapulaga juga sering dibuat untuk menghilangkan bau mulut, untuk batuk dan menurunkan panas. Rimpang yang dikeringkan kemudian di giling lalu direbus dapat menjadi minuman penghangat bagi orang yang kedinginan. Menurut Sinaga (2008) dalam Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan juga menyatakan bahwa semua bagian tanaman ini baik batang maupun rimpangnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat batuk, panas, reumatik, sakit perut maupun bumbu masakan.

Kapulaga mengandung minyak atsiri, sineol, terpineol, borneol, protein, gula, lemak, silikat, betakamfer, sebinena, mirkena, mirtenal, karvona, terpinil asetat, dan kersik. Dari kandungan tersebut kapulaga memiliki khasiat sebagai obat batuk. Kapulaga juga memiliki khasiat untuk mencegah keropos tulang.Kapulaga memiliki aroma sedap sehingga orang Inggris menyanjungnya sebagai grains of paradise. Aroma sedap ini berasal dari kandungan minyak atsiri pada kapulaga. Minyak atsiri ini mengandung lima zat utama, yaitu borneol (suatu terpena) yang berbau kamper seperti yang tercium dalam getah pohon kamper.Beberapa pabrik bumbu juga mengekstrakkan minyak asiri dari biji kapulaga menjadi Cardamom oil yang kemudian dikemas dalam botol. Dalam bentuk minyak ini pula, kapulaga dipakai untuk menyedapkan soft drink dan es krim di pabrik Amerika. (Afriyani, 2011)

Manfaat yang dimiliki kapulaga tersebut menjadikan komoditas ini memiliki potensi untuk dikembangkan di Indonesia. Banyaknya permintaan dari negara lain yang membutuhkan komoditas ini sebagai bahan baku pembuatan jamu, obat herbal terstandar membuka peluang bagi agribisnis tanaman biofarmaka khususnya komoditas kapulaga. Jika selama ini kebutuhan pasar luar negeri belum dapat terpenuhi karena terkendala dengan jumlah produksi yang dihasilkan masih sedikit, maka perlu adanya pengembangan di tingkat budidaya serta pengolahan pasca panen yang tepat agar kebutuhan pasar luar negeri akan

(20)

komoditas ini dapat terpenuhi. Sehingga potensi yang dimiliki oleh komoditas ini dapat bersaing di pasar luar negeri.

Penerapan Konsep Wirakoperasi

Penelitian yang dilakukan oleh Fajrian (2013) mengenai Peran Wirakoperasi dalam Pengembangan Agribisnis Tanaman Hias di CV Bunga Indah Farm Kabupaten Sukabumi memilih sosok wirakoperasi yang merupakan seorang pelaku usaha tanaman hias tesebut. Wahyudin merupakan pendiri CV Bunga Indah Farm yang dibentuk pada tahun 2000 dengan kegiatan usaha berupa membuat inovasi tanaman hias dengan bahan baku tanaman pagar pekarangan rumah. Selama tiga tahun perusahaan ini memiliki jumlah petani yang bermitra sebanyak 2000 petani yang tergabung dalam kelompok tani di wilayah Lampung, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Konsep wirakoperasi yang diterapkan oleh Wahyudin berupa penentuan ketetapan harga beli di bahan baku di tingkat petani yang berdasarkan hasil musyawarah dengan para petani mitranya. Selain ketetapan harga yang didasarkan pada hasil diskusi dengan para petani, perusahaan ini juga memberikan pelatihan budidaya kepada para petani agar menghasilkan jumlah produksi yang optimal dan berkualitas. Perusahaan ini juga memposisikan diri sebagai wadah yang dapat memajukan para petani yang bermitra, sehingga pengendalian usaha dilakukan berlandaskan kepentingan para petani. CV Bunga Indah Farm didirikan tidak hanya berorientasi pada keuntungan perusahaan semata, namun juga berorientasi pada kesejahteraan yang bermitra.

Wahyudin sebagai pemilik CV Bunga Indah Farm memiliki peran yang sangat besar terhadap peningkatan kesejahteraan petani skala kecil di Kabupaten Sukabumi. Hal tersebut terbukti dengan sembilan orang petani kecil yang bermitra dengannya mengaku memiliki pendapatan yang meningkat. Selain meningkatkan kesejahteraan petani, perusahaan ini juga memiliki manfaat yang besar bagi para petani mitranya. Manfaat tersebut berupa terjaminnya pasar, keuntungan yang diperoleh lebih tinggi serta kemudahan dalam mendapatkan bantuan permodalan. Selain membina 2000 petani sebagai pemasok bahan baku, perusahaan ini juga mempekerjakan masyarakat sekitar usaha dengan latar belakang putus sekolah, janda dan ibu rumah tangga. Dapat dilihat bahwa selain berorientasi pada keuntungan, perusahaan ini juga berorientasi pada kesejahteraan para petani yang bermitra dengannya dan juga pada kesejahteraan masyarakat lingkungan sekitar usaha.

Penelitian Baga (2011) mengkaji mengenai peran-peran wirakoperasi serta profil dari seorang wirakoperasi yang dalam kegiatan sehari-hari melakukan pengembangan sektor agribisnis. Pada penelitian beliau menganalisis mengenai pendekatan yang sesuai dalam mengembangkan dan meningkatkan wiirakoperasi bagi berlangsungnya seluruh kegiatan pada sektor pertanian.

Wibowo (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Rencana Bisnis Manisan Stroberi menyusun rencana bisnis yang menganalisis aspek finansial maupun aspek nonfinansial. Aspek non finansial terdiri dari analisis pasar, analisis teknik dan teknologi, analisis manajemen, dan organisasi serta analisis lingkungan. Dalam melakukan analisis pasar, penulis menggunakan sistem bauran pemasaran yang terdiri dari Product, Price, Promotion, dan Place. Product

(21)

(produk) yang akan diproduksi adalah manisan stroberi, degan Price (harga) Rp125 000/kg. Promotion (promosi) yang dilakukan dengan cara penjualan secara langsung kepada konsumen dengan strategi penjualan yang diakukan berupa penjuaan personal melalui presentasi produk, pertemuan penjualan, komunikasi melalui media cetak dan elektronik. Place (tempat) yang dimaksud dalam analisis ini adalah lokasi pendirian usaha, lokasi penjualan, dan saluran distribusi. Lokasi usaha ini terletak di daerah Ciwidey Kabupaten Bandung, sedangkan lokasi penjualan produk manisan adalah tempat wisata di daerah Ciwidey. Strategi distribusi yang dilakukan adalan dengan membentuk tim pemasaran yang menjual dan menawarkan produk secara langsung di tempat wisata. Selain itu, strategi lain yang dilakukan adalah dengan menyalurkan produk melalui distributor industri wilayah dan industri pengguna akhir.

Analisis teknik dan teknologi terdiri dari aspek bahan baku, mesin dan peralatan, aspek teknologi dan proses produksi, penentuan tata letak, dan ruang pabrik, serta perencanaan tata letak dan kebutuhan ruang pabrik. Analisis bahan baku yang dilakukan terdiri dari perencanaan bahan baku dan perencanaan mesin dan peralatan. Bahan baku produk manisan ini adalah stroberi segar yang diperoleh dari petani stroberi. Selain bahan baku, mesin dan peralatan yang digunakan untuk proses produksi juga harus direncanakan dengan mesin yang digunakan adalah oven pengering dan peralatan utama yang digunakan adalah tangki perendaman. Tahapan proses produksi yang dilakukan untuk menghasilkan manisan stroberi adalah sortasi dan pembersihan buah, pemotongan, perendaman dengan Natrium metabisulfit, perendaman dengan gula, pemanasan larutan gula, pengovenan, pengemasan serta penyimpanan. Setelah menganalisis aspek teknologi dan proses produksi, aspek selanjutnya adalah mengenai penentuan tata letak dan ruang pabrik. Usaha didirikan berdekatan dengan sumber bahan baku yaitu stroberi dengan harapan dapat memperkecil biaya transportasi, ketersediaan sumberdaya yang cukup, infrastruktur yang mendukung serta dekat dengan target pasar. Analisis perencanaan tata letak dan kebutuhan ruang pabrik perlu dilakukan karena berhubungan dengan penyusunan letak mesin, peralatan produksi, dan ruangan dalam pabrik.

Analisis manajemen dan organisasi terdiri dari aspek legalitas, kebutuhan tenaga kerja, struktur organisasi, serta deskripsi pekerjaan. Pada aspek legalitas ditentukan bentuk badan usaha dengan bentuk badan usaha yang dipilih oleh pelaku usaha adalah CV. Selanjutnya adalah mengenai kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan oleh perusahaan ini dengan total tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sebanyak 12 orang termasuk dengan pengurus perusahaan. Selain merencanakan kebutuhan tenaga kerja, perlu adanya penyusunan struktur organisasi. Perusahaan ini memiliki strukutr organisasi yang terdiri dari pengurus perusahaan (direktur, manajer, dan manajer keuangan) dan karyawan yang terbagi dalam empat divisi yaitu pemasaran, produksi, pengemasan, dan administrasi.

Aspek lingkungan merupakan analisis non finansial yang dianalisis dalam membuat rencana bisnis. Aspek ini mengkaji apakah usaha yang akan didirikan dapat dilaksanakan dengan layak dilihat dari kondisi lingkungan. Hal ini mencakup mengenai pengolahan limbah yang dihasilkan oleh usaha yang didirikan sehingga perlu dilakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Analisis ini dilakukan agar kualitas lingkungan tidak akan mengalami kerusakan akibat dari kegiatan usaha yang dijalankan.

(22)

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Rencana Produk

Produk yang dihasilkan dari tanaman kapulaga cukup beragam. Namun dalam pengadaan input, tanaman hanya dijual dalam bentuk kering ataupun basah dengan pengeringan dan pengemasan sederhana yang kemudian dipasarkan langsung kepada industri bersangkutan. Dalam menginovasikan produk tanaman kapulaga untuk menjadi bahan baku di sebuah industri tidak cukup dengan pengeringan atau dijual basah. Perlu adanya inovasi terhadap produk yang akan dipasarkan ke industri agar kualitas dari produk tersebut tetap terjaga untuk meningkatkan nilai tambah buah kapulaga dapat dilakukan dengan cara pengeringan yang kemudian dikemas menggunakan alat pengemas vakum. Metode pengeringan buatan dipilih agar efektif meningkatkan efektifitas proses produksi karena tidak membutuhkan waktu yang lama serta menggunakan sumber panas dari listrik atau gas dan tidak bergantung pada cuaca. Selain itu, dalam pengemasan produk dapat memperpanjang umur simpan produk karena dilakukan penghilang udara didalam kemasan dengan cara dihirup sehingga dapat menghemat ruang pada saat penyimpanan maupun pendistribusian.

Selain dijual kering, buah kapulaga ini juga dapat dijual dalam bentuk bubuk dengan menggunakan teknologi penggilingan untuk mempermudah industri dalam pengelolahannya dan meningkatkan umur produksi dan penyimpanan. Selain buah kapulaga yang dapat diolah dan dijual ke industri, bagian lainya dari tanaman ini adalah batang, daun maupun rimpangnya juga memiliki prospek untuk dijual karena dapat dijadikan obat juga.

Rencana Pemasaran

Pasar

Pasar adalah titik pertemuan antara permintaan dan penawaran jenis produk atau jasa sehingga tercapai kesepakatan dalam transaksi. Dalam konteks ini, pasar bukan hanya diartikan sebagai pertemuan secara fisik anatara penjual dan pembeli, tetapi terjadinya kesepakatanketika pembeli menyetujui dan sepakat untuk menerima harga yang ditawarkan penjual (Subagyo 2007).

Konsep pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya terdapat individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler 2005).

Pemasaran lebih mengutamakan kepuasan pelanggan. Perusahaan mengawalinya dengan mencari tahu kebutuhan dan keinginan pelanggan. Barulah kemudian dicari tahu produk yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan itu. Laba justru diharapkan diperoleh dari kepuasan konsumen yang nantinya membeli

(23)

dalam jumlah banyak, berkelanjutan dan mungkin dengan harga yang menguntungkan (Amir 2005).

Dalam aspek pasar harus memperhatikan bagaimana permintaan dan penawaran tanaman kapulaga serta melihat bagaimana peluang pasar, segmentasi pasar, dan strategi pemasaran. Permintaan pasar pada dasaranya menunjukkan besarnya kuantitas permintaan konsumen atas produk atau jasa. Penwaran adalah produk yang tersedia dan siap untuk memenuhi kebutuhan customers. Berdasarkan analisis permintaan dan penawaran, jumlah permintaan, dan jumlah penawaran pada periode tertentu akan mempunyai selisish. Jika jumlah permintaan lebih besar dibandingkan dengan jumlah penawaran maka akan terjadi kelebihan permintaan. Sebaliknya, jika jumlah penawaran lebih besar dibandingkan jumlah permintaan maka akan terjadi kelebihan penawaran. Peluang pasar akan muncul apabila jumlah permintaan lebih besar dibandingkan jumlah penawaraan yang akan mengakibatkan terjadinya kelebihan permintaan. Segmentasi pasar merupakan bagian penting dalam menentukan strategi pemasaran karena dengan melakukan segmentasi pasar maka dapat menggolongkan konsumen yang potensial bagi produk atas dasar kebutuhan dan keinginan mereka secara umum.

Analisa Pasar 1. Segmentasi

Segmentasi yaitu proses memilih-milih pasar menjadi kelompok-kelompokyang memiliki kesamaan kebutuhan atau karakter dengan respon yang sama dalam membelanjakan uangnya. Segmentasi juga bisa berarti proses pengevaluasian daya tarik masing-masing segmen pasar dan pemilihan satu atau lebih segmen yang akan dimasuki.

Pembagian segmentasi pasar :

a. Segmentasi demografi (umur, jenis kelamin, pendapatan, kelas sosial)

b. Segmentasi geografis (kecamatan, kabupaten, provinsi, dan lain-lain)

c. Segmentasi berdasarkan tingkat penggunaan (sering, jarang menggunakan / membeli)

2. Targeting

Targeting, yaitu penentuan sasaran pemasaran produk. Cara menentukan target pasar adalah diambil dari segmen yang telah dipilih kemudian disaring lagi menjadi lebih kecil atau spesifik.

3. Positioning

Menanamkan kelebihan atau keunggulan produk, dengan ciri-ciri yang : unik, mudah diingat konsumen, meresap dalam hati, menunjukkan apa yang penting dimata konsumen, apa yang disukai oleh konsumen. Positioning dapat diartikan sebagai pengaturan agar suatu produk dapat menempati tempat yang jelas, terbedakan dan diinginkan dalam benak konsumen sasaran dibandingkan dengan produk pesaing.

Menanamkan keunggulan produk dapat dilakukan dari berbagai sudut pandang, misalnya harga, kualitas, posisi persaingan perusahaan, penggunaan, manfaat, dan lain-lain. Positioning produk biasanya dikomunikasikan kepada konsumen melalui iklan/promosi. Tetapi

(24)

positioning tersebut juga dapat terbentuk melalui image yang terbentuk karena keunggulan atau keunikan produk yang dijual produsen dan disebarkan secara personal secara meluas, karena konsumen merasa puas setelah melakukan pembelian produk.

Marketing Mix

Teori pemasaran secara umum, orang mengenal salah satu bentuk taktik pemasaran yang disebut dengan marketing mix. Marketing mix meliputi :

1. Product (produk)

Dalam hal ini, produk menyangkut ide-ide dan pengembangan produk variasi dan model produk; spesifikasi kualitas produk; pengepakan dan pembungkus; logo produk, merk dagang dan persepsi publik; pelayanan pendukung dan komplementer; derajat pelayanan.

2. Price (harga)

Secara teoritis, penetapan harga meliputi anlisis kompetitif; strategi penetapan harga, tingkat dan perubahan harga, target pasar; diskon, pemberian kupon berhadiah, kebijaksanaan penjualan; metode atau cara pembayaran.

3. Place (tempat)

Tempat dalam bauran pemasaran meliputi srtategi dan rencana saluran distribusi; manajemen dan alokasi tempat pamer; manajemen gudang dan inventori; derajat integrasi vertikal dan horizontal; kebijaksanaan dan standar tingkat pelayanan; kenyamanan dan lokasi fasilitas.

4. Promotion(promosi)

Promosi dalam bauran pemasaran meliputi : strategi periklanan; yaitu target pasar, media iklan yang digunakan, jadwal dan waktu; penjualan langsung dan bersifat pribadi; tema posisi pasar; manajemen dan posisi produk.

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjadi eksportir adalah sebagai berikut (Kemendag 2013):

1. Persiapan administratif berupa pembuatan identitas usaha

2. Persiapan legalitas usaha berupa pembentukan badan usaha yang berbadan hukum dengan klasifikasi eskportir produsen atau eksportir bukan produsen

3. Persiapan operasional berupa penerbitan dokumen yang terdiri dari brosur/leaflet, offer sheet, invoice, consular invoice, packing list, sales contract, weight note-measurement list, letter of indemnity, letter of subrogation, pemberitahuan ekspor barang (PEB), dan pemberitahuan ekspor barang tertentu

4. Persiapan produk yang akan dijual secara fisik maupun pencantuman keterangan produk dalam lembar Profil Produk

5. Melakukan perijinan ekspor di Kementerian Perdagangan Republik Indonesia melalui UPP (Unit Pelayanan Perdagangan) dengan salah satu fasilitas yang ditawarkan berupa INTRADE.

Untuk melakukan proses ekspor, tata cara atau prosedur yang harus dilakukan adalah sebagaimana terlihat pada Gambar 1 (Kemendag 2013):

(25)

Gambar 1 Alur tata cara ekspor Sumber : Kementrian Perdagangan 2013

Keterangan:

1. Eksportir dan importir melakukan korespondensi yang diakhiri dengan pembuatan Sales Contract

2. Importir mengaplikasikan pembukaan L/C pada bank luar negeri (Opening Bank)

3. Opening Bank mengirim L/C confirmation pada Corespondenti Bank untuk memberitahukan kepada eksportir

4. Corespondenti Bank memberitahukan kepada eksportir melalui L/C advice 5. Eksportir mempersiapkan barang

6. Eksportir memesan ruang kapal pada shipping company

7. Eksporir mengurus formalitas ekspor dengan mengisi PEB dan pembayaran pajak eskspor, kemudian PEB difiat-muatkan

8. Pemuatan barang diatas kapal, shipping company memberikan bills of lading pada eskportir

8a. Apabila dalam L/C ada persyaratan untuk melampirkan dokumen SKA (Surat Keterangan Asal), maka eskportir harus mengurus SKA tersebut ke instansi penerbit SKA

9. Setelah mempersiapkan seluruh dokumen yang dipersyaratkan pada L/C, eskportir bernegosiasi kepada negotiation bank untuk mendapat pembayaran. 10. Pengiriman dokumen L/C dari negotiation bank ke opening bank

11. Opening Bank meneruskan dokumen tersebut kepada importir

Produksi barang

Pelayaran/ Penerbangan

Bea dan cukai pelabuhan muat Pengapalan barang Esksportir Correspondent/ Receiving Bank Instansi penerbit SKA Produksi barang Opening Bank Pelabuhan tujuan 1 2 5 4 3 10 12 6 7 8 8a 9 11 LN DN

(26)

12. Importir menyerahkan dokumen tersebut pada shipping agent untuk ditukarkan dengan delivery cargo

13. Pengiriman document L/C dari negotiation bank tersebut kepada importir 14. Opening Bank meneruskan dokumen tersebut kepada importir

15. Importir menyerahkan dokumen tersebut pada shipping agent untuk ditukarkan dengan delivery cargo

Rencana Operasional

Rencana Jumlah produksi

Rencana produksi yang berupa produk bukan jasa menjelaskan jenis kegiatan produksi dan output yang dihasilkan berupa produk. Mengenai kualitas produk, ada beberapa hal yang harus dipahami oleh perencana bisnis adalah mengenai dimensi kualitas produk. Dimensi kualitas produk tersebut meliputi : kegunaan/manfaat, kinerja, reliability, conformance, durability, servicetability, aesthetics, fit and finish.

Dalam perencanaan aspek produksi, hal yang nampak dalam kegiatan produksi adalah jumlah produksi. Jumlah produksi barang akan terkait dengan berbagai hal kegiatan produksi. Oleh karena itu, harus menjelaskan dengan baik jumlah barang yang akan diproduksi. Jumlah produksi tersebut terkait dengan :

1. Tingkat permintaan terhadap produk 2. Kapasitas mesin

3. Pasokan bahan baku 4. Modal kerja

5. Peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya

Teknologi

Gagasan usaha akan mengalami kegagalan apabila teknologi tidak dimiliki. Dalam hal ini teknologi yang dimaksud adalah kemajuan dalam penerapan pengetahuan dalam bidang industri, manajemen dan sebagainya. Teknologi yang digunakan harus didukung oleh kemampuan tenaga kerja agar penggunaan teknologi menjadi efisien. Hal ini juga menimbulkan konsekuensi dengan perlunya melakukan pelatihan terhadap tenaga kerja.

Penggunaan teknologi dalam proses produksi harus dipilih teknologi yang tepat, selain dapat meningkatkan efektifitas juga dapat memberikan keuntungan bagi usaha yang dijalankan. Selain penggunaan teknologi yang tepat, dukungan tenaga kerja terampil juga dibutuhkan. Hal ini menimbulkan adanya konsekuensi bagi perusahaan untuk melakukan pelatihan terhadap tenaga kerja. Teknologi yang digunakan pada proses produksi adalah teknologi pengeringan buatan dengan mesin, teknologi penggilingan kering dengan mesin, dan teknologi pengemasan vakum pada produk.

Tenaga Kerja (Tenaga Teknis)

Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja harus disadari oleh pertimbangan ekonomis, artinya perencanaan tenaga kerja memerlukan identifikasi dan aplikasi

(27)

secara kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan usaha yang akan dijalani. Kuantitas tenaga kerja yang dibutuhkan terkait dengan latar belakang dan lokasi perusahaan, tingkat persaingan untuk mendapatkan tenaga kerja teknis. Sedangkan kualitas tenaga kerja menunjukan keahliannya yang sesuai dengan tingkat teknologi yang akan digunakan. Kualitas tenaga kerja didukung dengan tingkat pendidikannya sehingga perencanaan bisnis perlu memilih tenaga kerja secara selektif.

Perencanaan Bahan Baku

Bahan baku adalah semua bahan baku yang masuk dalam proses produksi secara langsung. Agar mendapatkan hasil yang baik, bahan baku harus diperhatikan dengan baik dari semua faktor yang terkait. Perencanaan bahan baku meliputi antara lain :

a. Jenis bahan baku b. Kuantitas bahan baku c. Kualitas bahan baku d. Persediaan bahan baku

e. Kemungkinan penggunaan jenis bahan baku lain Faktor-faktor yang mempengaruhi supply bahan baku meliputi :

a. Persediaan bahan baku b. Kualitas bahan baku c. Harga bahan baku d. Transportasi bahan baku e. Jalur pengadaan bahan baku f. Faktor-faktor non ekonomis

Perencanaan Lokasi dan Tata Letak

Tataletak dan lokasi produksi sangat mendukung kegiatan produksi secara langsung maupun kegiatan pemasaran output produksi. Dengan demikian, perlu direncanakan dengan baik. Pada proses kegiatan usaha, perlu pembuatan gambar/denah lokasi dan layout komponen alat dan alur proses produksinya, sehingga efisiensi alur produksi dari awal hingga akhir terlihat jelas.

Proses Siklus Produksi

Proses produksi merupakan kegiatan penting dalam perencanaan bisnis sehingga perlu diidentifikasi dengan tepat agar tercapainya efisien. Disamping proses alurnya produksinya, juga perlu dijelaskan berapa lama periode produksi yang akan dilakukan, mulai dari persiapan hingga output siap dipasarkan. Lebih baik membuat tabel/pola siklus produksi yang terjadi dalam satu periode.

Siklus produksi berisi informasi mengenai :

a. Jenis dan tahapan kegiatan produksi secara lengkap b. Waktu masing-masing tahapan

c. Ukuran d. Umur

e. Jumlah produksi

(28)

Semakin lengkap isi siklus produksi, maka semakin mudah mengidentifikasi keterkaitan perencanaan usahanya yang terkait dengan aspek pasar dan finansial maupun tenaga kerja yang dibutuhkan.

Rencana Organisasi dan Sumberdaya Manusia

Aspek Legal dan Ruang Lingkup Pengembangan Usaha Koperasi Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau kelompok dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi (UU No 17 Tahun 2012).

Sebuah badan hukum yang disebut sebagai koperasi harus menjalankan prinsip-prinsip dasar koperasi. Menurut UU No 25 Tahun 1992 pasal 5 disebutkan tujuh prinsip koperasi sebagai berikut :

1. Bersifat sukarela dan terbuka

Koperasi adalah organisasi yang keanggotannya bersifat sukarela, bagi semua orang yang bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan tanpa membedakan gender, latar belakang sosial, ras, politik atau agama.

2. Pengawasan oleh anggota secara demokratis

Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh anggotanya, yang secara aktif membuat kebijakan dan keputusan. Laki-laki dan perempuan yang dipilih menjadi pengurus atau penanggung jawab bertanggung jawab kepada rapat anggota.

3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi

Anggota menyetorkan modal mereka secara adil dan mengawasinya secara demokratis. Sebagian dari modal tersebut adalah milik bersama. Balas jasa terhadap modal diberikan secara terbatas.

4. Otonomi dan kemandirian

Koperasi adalah organisasi yang otonom dan mandiri serta diawasi oleh anggotanya. Apabila koperasi membuat perjanjian dengan pihak lain termasuk pemerintah, atau memperoleh modal dari luar, maka hal itu harus berdasarkan persyaratan yang tepat guna menjamin adanya upaya pengawasan yang demokratis dari anggota dan mempertahankan otonomi koperasi.

5. Pendidikan, pelatihan dan informasi

Koperasi memberikan pelatihan dan pendidikan bagi anggota, pengurus, pengawas, manajer dan karyawan. Tujuannya agar mereka dapat melaksanakan tugas lebih efektif dalam pengembangan koperasi. Koperasi memberikan informasi bagi orang-orang muda dan tokoh masyarakat mengenai hakekat dan manfaat berkoperasi.

6. Kerjasama antar koperasi

Dengan bekerjasama pada tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional, maka gerakan koperasi dapat melayani anggotanya dengan lebih efektif dan dapat memperkuat gerakan koperasi.

(29)

7. Kepedulian terhadap masyarakat

Koperasi melakukan kegiatan pengembangan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan, melalui kebijakan yang diputuskan oleh rapat anggota.

Aspek Legal dan Ruang Lingkup Pengembangan Usaha

Untuk membentuk suatu usaha dagang, dalam hal ini perusahaan ekspor Indonesia harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain (Kemendag, 2013):

1. Badan Hukum, dalam bentuk :

a. CV (Commanditaire Vennotschap) b. Firma

c. PT (Perseroan Terbatas)

d. Persero (Perusahaan Perseroan) e. Perum (Perusahaan Umum) f. Perjan (Perusahaan Jawatan) g. Koperasi

2. Memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

3. Mempunyai salah satu izin yang dikeluarkan pemerintah seperti : a. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dari Dinas Perdagangan b. Surat Izin Industri dari Dinas Perindustrian

c. Izin Usaha PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) atau PMA (Penanaman Modal Asing) yang dikeluarkan oleh BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal)

4. Memiliki Angka Pengenal Ekspor (APE)

Pengurusan SIUP (Surat Izin Usaha Dagang) untuk koperasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Fotokopi Akta Pendirian Koperasi.

b. Fotokopi KTP Pimpinan/Penanggung jawab Koperasi. c. Fotokopi NPWP Koperasi.

d. Neraca Terakhir Koperasi bermaterai Rp6 000 e. Susunan Pengurus.

f. Surat keterangan domisili usaha dari kelurahan, diketahui kecamatan. g. Paspoto warna ukuran 4x6 dua lembar.

Ijin usaha yang masuk kedalam kategori usaha perdagangan berlaku selama 5 (lima) tahun dan setiap tahun dilakukan registrasi ulang.

Struktur Organisasi

Dalam suatu usaha pasti ada struktur organisasinya, dari pemilik sampai pekerja. Jenis pekerjaan disesuaikan dengan jenis jabatan. Hubungan pekerjaan satu dengan lainnya. Bentuk struktur yang digunakan perlu memperhatikan aturan bentuk badan hukum dan kebutuhan, memperhatikan tata aturan organisasi.

Deskripsi Kerja

Dipaparkannya tugas dan tanggungjawab/wewenang setiap jenjang jabatan dalam organisasi, mulai dari pimpinan tertinggi sampai dengan karyawan terendah.

(30)

Upah dan Gaji

Upah dan gaji merupakan imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan oleh tenaga kerja dalam proses produksi suatu usaha. Upah dan gaji setiap jabatan berbeda tergantung dari deksripsi kerja dan tanggungjawab atas pekerjaan itu. Upah disesuaikan dengan UMR yang berlaku. Membuat aturan ketetapan jika perusahaan mengalami perkembangan kapasitas tetapi sumberdaya yang digunakan jumlah dan jenis jabatan tetap ataupun jika berubah. Menentukan jenis tunjangan untuk prestasi dan kesejahteraan pegawai seperti PPH, tunjangan jabatan, dan sebagainya.

Rencana Kemitraan

Pada dasarnya, sebuah perusahaan tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya kemitraan yang dijalin dengan pihak lain. Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan ini bertujuan untuk mengembangkan usaha yang dimiliki sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dengan kerjasama baik yang dibangun dengan mitra kerja tersebut. Dalam mengusung kemitraan, kedua belah pihak yang ingin bermitra harus memiliki unsur-unsur kemitraan seperti ; saling memerlukan, saling memperkuat, saling menguntungkan, serta pembinaan dan pengembangan.

Pola kemitraan merupakan tuntutan objektif bagi agribisnis karena adanya tuntutan logis dari sifat agribisnis sehingga dengan adanya kemitraan mampu menghilangkan permasalahan dalam sistem agribisnis. Tingkat keberagaman dalam perkembangan agribisnis dan tuntutan praktek bisnis memerlukan kemitraan untuk mendapatkan pasar baru, mengembangkan usaha, teknologi, dan sumber daya.

Kemitraan juga dapat didefinisikan sebagai hubungan sukarela dan bersifat kerjasama antara beberapa pihak, baik pemerintah maupun swasta, yang semua orang yang terkait setuju untuk bekerja sama dalam meraih tujuan bersama dan menunaikan kewajiban tertentu serta menanggung resiko, tanggung jawab, sumber daya, kemampuan dan keuntungan secara bersama. Kunci utama terlaksananya kemitraan adalah dengan menerapkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi seluruh program-program dengan lembaga-lembaga terkait yang berpartisipasi dalam kemitraan tersebut7.

Untuk membangun dan mempeluas akses pendidikan masyarakat dan menjawab tantangan pengembangan kemitraan, perlu diterapkan koordinasi, integrasi, dan singkronisasi seluruh program, baik secara internal maupun lintas sektoral. Penggalangan kemitraan dan kerjasama yang baik dilakukan dengan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), sehingga seluruh program sampai ke masyarakat dan dapat dilaksanakan tanpa hambatan berarti.

Analisis Manajemen Risiko

Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Manajemen risiko

7

(31)

merupakan pengetahuan yang badan teorinya masih muda. Itulah sebabnya kita menemukan banyak kontradiksi dalam pengertian tentang konsep risiko. Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian8.

a. Risiko Spekulatif dan Risiko Murni

Kejadian sesungguhnya kadang-kadang menyimpang dari perkiraan (expectation) ke salah satu dari dua arah artinya, ada kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan dan ada pula penyimpangan yang merugikan. Jika kedua kemungkinan itu ada, maka kita katakan risiko itu spekulaatif. Risiko adalah kemungkinan kerugian tetapi bila disamping itu kemungkinan kerugian terdapat kemungkinan untung, maka risiko itu dinamakan risiko spekulatif. Contohnya: judi menimbulkan kemungkinan-kemungkinan ini, mereka berjudi mungkin menang atau kalah.

b. Risiko Murni

Risiko murni yaitu yang hanya ada kemungkinan kerugian. Seorang pemilik rumah terbuka terhadap kemungkinan kerugian. Risiko ini hanyalah mempunyai kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai kemungkinan keuntungan. Risiko ini disebut risiko murni.

Sumber-Sumber Risiko

Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif terhadap bencana yang menimbulkan kerugian. Dan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan. Walaupun ada beberapa over lapping (tumpang tindih) di antara kategori-kategori ini, namun sumber penyebab kerugian (dan risiko) dapat diklasifikasikan sebagai risiko sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi. Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara penanganannya.

1. Risiko Sosial

Sumber pertama risiko adalah masyarakat, artinya tindakan orang-orang menciptakan kejadian yang menyebabkan penyimpangan yang merugikan dari harapan kita. Contohnya: Dengan berkembangnya toko-toko swalayan, maka toko tersebut menghadapi risiko besarnya pencurian (shoplifting). Akan tetapi tidak semua pencuri itu adalah orang luar melainkan juga penggelapan dan penyalahgunaan oleh pegawainya sendiri.

2. Risiko Fisik

Ada banyak risiko fisik yang sebagian adalah fenomena alam, sedangkan yang lain disebabkan kesalahan manusia. Contohnya antara lain :

a) Kebakaran, kebakaran adalah penyebab utama cidera, kematian dan kerusakan harta.

b) Cuaca, Iklim adalah risiko yang serius. Kadang-kadang hujan terlalu banyak sehingga panen terkena banjir dan sungai meluap

c) Petir, menyebabkan kebakaran yang selanjutnya merusakan harta, membunuh atau mencederai orang.

(32)

d) Tanah longsor, telah umum menjadi sumber kerusakan harta. Semakin padat daerah kota maka semakin banyak rumah dibangun diatas tanah yang labil.

3. Risiko Ekonomi

Banyak risiko yang dihadapi perusahaan itu bersifat ekonomi.contoh-contoh risiko ekonomi adalah inflasi, fluktuasi local, dan ketidakstabilan perusahaan individu, dan sebagainya.

Rencana Keuangan

Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus (Umar 2003).

Dalam analisis finansial terdapat kriteria kelayakan investasi. Menurut Gittinger (1986) menyebutkan bahwa dana yang diinvestasikan itu layak atau tidak akan diukur melalui kriteria investasi itu Net Present Value, Net Benefit Cost Ratio, dan Internal Rate of Return.

1. Net Present Value (NPV)

Suatu bisnis dapat dinyatakan layak jika jumlah seluruh manfaat yang diterimanya melebihi biaya yang dikeluarkan. Selisih antara manfaat dan biaya disebut manfaat bersih atau arus kas bersih. Suatu bisnis dinyatakan layak jika NPV lebih besar dari 0 (NPV > 0) yang artinya bisnis menguntungkan atau memberikan manfaat. Dengan demikian jika suatu bisnis memppunyai NPV lebih kecil dari 0 maka bisnis tersebut tidak layak untuk dijalankan (Nurmalina et al. 2009).

Net present value yaitu selisih antara total Present Value manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Nilai yang dihasilkan oleh perhitungan NPV adalah dalam satuan mata uang (Rp) (Arif Karyadi dkk, 2010)

2. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat discount rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan 0. Besaran yang dihasilkandari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%). Sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari DR. (Arif Karyadi dkk, 2010)

Didalam prakteknya menghitung tingkat IRR umumnya dilakukan dengan menggunakan metode interpolasi di antara tingkat discount rate yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV positif) dengan tingkat discount yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV negatif). (Arif Karyadi dkk, 2010)

3. Benefit Cost Ratio (BCR)

Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif (Nurmalina et al. 2009). Perhitungan ini digunakan untuk melihat tingkat manfaat yang akan diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. Suatu proyek dikatakan layak jika BCR lebih besar atau sama dengan satu (BCR ≥ 1).

(33)

Hal ini berarti proyek tersebut layak untuk dilaksanakan. Sedangkan jika nilai BCR lebih kecil dari satu (BCR < 1), maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, karena hal tersebut berarti manfaat yang akan diperoleh dari suatu proyek lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan proyek tersebut.

4. Payback Period (PP)

Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Bisnis yang memiliki nilai PP singkat atau cepat pengembaliannya termasuk kemungkinan besar akan dipilih(Arif Karyadi dkk, 2010). Metode Payback Period ini merupakan metode pelengkap penilaian investasi.

Break Event Point

Perhitungan BEP(Break Event Point) ini bertujuan untuk melihat berapa unit yang harus diproduksi oleh suatu perusahaan agar mencapai titik impas. Dalam hal ini perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan. (P = ATC minimum). Dengan kata lain pada kondisi ini kerugian dan keuntungan sama denga nol.

Cash Flow

Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode9.

Menurut PSAK No.2 (2002 :5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).

Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam aliran/arus kas yaitu :

1. Cash inflow

Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari:

a) Hasil penjualan produk/jasa perusahaan b) Penagihan piutang dari penjualan kredit c) Penjualan aktiva tetap yang ada

d) Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas

e) Pinjaman/hutang dari pihak lain f) Penerimaan sewa dan pendapatan lain

9

(34)

2. Cash out flow

Cash out flowadalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash out flow) terdiri dari :

- Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain

- Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan

- Pembelian aktiva tetap

- Pembayaran hutang-hutang perusahaan

- Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan

- Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain

Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.

Cooperative Entrepreneur (Wirakoperasi)

Baga (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Profil dan Peran Wirakoperasi dalam Pengembangan Agribisnis yang dimuat dalam Prosiding Makalah Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis IPB, menyampaikan bahwa wirakoperasi merupakan bentuk khusus dari konsep wirausaha untuk mengembangkan usaha petani dengan cara memanfaatkan peluang yang ada bersama petani. Seorang wirausaha yang menerapkan konsep wirakoperasi akan berusaha untuk mencapai kesuksesan usahanya dan usaha para petani yang bekerjasama dengannya.

Konsep wirakoperasi tersebut dapat diterapkan dengan melibatkan sejumlah petani yang berperan sebagai pemasok input usaha yang akan didirikan oleh seorang wirakoperasi. Usaha tersebut tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, namun juga harus berorientasi pada peningkatan kesejahteraan petani, sehingga diperlukan adanya hubungan kerjasama yang baik antara petani dan pelaku usaha. Peningkatan kesejahteraan dapat berupa meningkatnya keuntungan yang diperoleh maupun skala usaha para petani yang bergabung dengan badan usaha yang didirikan oleh pelaku usaha. Dengan adanya seorang wirakoperasi, petani akan merasakan keuntungan yang diperoleh bagi pengembangan usaha budidayanya.

Seorang wirakoperasi akan melakukan inovasi guna meningkatkan nilai tambah produk di tingkat petani yang akan dihasilkan oleh usahanya tanpa mengesampingkan kesejahteraan para petani yang menjadi pemasok utama input produksinya. Pembelian bahan baku produk yang diperoleh dari petani sebagai pemasok di atas harga jual pasar dapat menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan kepercayaan petani atas pelaku usaha. Kepercayaan yang telah terjalin anatara petani dengan pelaku usaha dapat memberikan manfaat bagi keduanya. Bagi pelaku usaha, kepastian pasokan bahan baku yang berkelanjutan akan diperoleh dari petani sebagai pemasok utama. Sedangkan petani akan mendapatkan kepastian pembelian yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan

Gambar

Gambar 1 Alur tata cara ekspor  Sumber : Kementrian Perdagangan 2013
Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional penelitian Kapulaga memiliki potensi dilihat
Tabel 6 Rekapitulasi rencana strategi perusahaan dengan CV Sumber Rezeki
Gambar 3 Buah kapulaga kering  Mekanisme pengadaan bahan baku
+7

Referensi

Dokumen terkait

memperhatikan/menghiraukan sesuatu/lingkungan. Rata-rata pernyataan sikap siswa di atas 60 persen berpandangan positif. Sedangkan partisipasi aktif yaitu perilaku turut

menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa mengidentifikasi unsur intrinstik cerpen pada siklus 1 pada tanggal 2 Mei 2017 adalah siswa yang tuntas berjumlah 10 orang

Secara turun temurun kapal kayu tradisional telah digunakan masyarakat Indonesia sebagai alat transportasi penyeberangan antar pulau, sarana perniagaan dan sebagai kapal

Jawaban adik-adik tidak dinilai benar atau salah, karena itu sangat diharapkan agar adik-adik menjawab dengan sejujumya sesuai dengan keadaan adik-adik saat

dengan keadaan Anda, kemudian beri tanda silang ( X ) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.. Jika Anda ingin mengubah jawaban, maka berilah tanda = pada

This paper tries to investigate how male and the female genders are portrayed in Pakistani-Urdu wedding songs and to check if that portrayal underlines the

2) Pilih Regular Polygon (klik panah kecil di sudut kanan tombol untuk melihat semua options. 3) Buat segitiga sama sisi dengan memilih dua titik dasar. Kotak dialog akan

(Tesis Ijazah Falsafah Kedoktoran yang tidak diterbitkan). Sakkottai Krishnaswami Aiyangar. Ancient India: Collected Essays On The Literary And Political History Of