• Tidak ada hasil yang ditemukan

MARLIANA, TUTI SWARNI SINAGA. FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MARLIANA, TUTI SWARNI SINAGA. FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN

MASSAGE

DAN MANUAL TRAKSI

TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA PENDERITA

CERVICAL ROOT SYNDROME

DI RUMAH SAKIT

GRANDMED LUBUK PAKAM 2019

MARLIANA, TUTI SWARNI SINAGA

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

e-mail: marliana@gmail.com

Abstract

Cervical root syndrome is a collection of symptoms due to suppression of

the spinal root nerve caused by degeneration and intervertebral discs in the

neck region whose symptoms include neck pain that spreads to the shoulders,

upper arm or forearm, parathesia, and weakness in muscle mass.

Purpose:

This study aims to determine the effect of massage and manual traction on

the reduction of pain scale in Cervical root syndrome patients in the manual

physiotherapy clinic Brigadier Katamso in 2019.

Research method:

This type

of research is a type of research using one group pre and post test research

designs, conducted in the physiotherapy clinic manual Brigadier Katamso in

2019, with the population and samples used in this study as many as 15

people.

The results of the study:

the results of hypothesis testing with t-test

scores obtained p-

value α <( 0,000< 0,05 ).

Conclusion

: There is the

influence of massage and manual traction on the decrease in the scale of pain

in patients with Cervical root syndrome in the physiotherapy clinic manual of

Brigadier General Katamso in 2019.

Keywords

:

massage

,manual traction, cervical root syndrome

1. PENDAHULUAN

Seiring dengan kemajuan ilmudan

teknologi pada zaman modern

menyebabkan peningkatan variasi dari aktivitas masyarakat yang secara tidak langsung berdampak pada kesehatan masyarakat salah satu contoh aktivitas tersebut yaitu

pekerjaan yang mengharuskan

aktivitas untuk berada di depan layar komputer dalam waktu lama dan statis. Keadaan tersebut dapat menimbulkan keluhan kesehatan seperti nyeri pada area cervical yang dapat menyebabkan penurunan kualitas kerja (Samara, 2016).

Nyeri cervical merupakan keluhan yang sering terjadi pada aktivitas tersebut. Nyeri cervical dibagi menjadi

dua tipe. Tipe pertama adalah nyeri

cervical tanpa disertai nyeri radikular pada saraf ditandai dengan nyeri tumpul dan tidak menjalar. Nyeri cervical tipe ke dua adalah nyeri yang disertai nyeri radikular dan ditandai dengan adannya gangguan sensorik,

numbness serta tidak dapat dilokalisir posisinya. Salah satu dari nyeri tersebut adalah Cervical root syndrome (Frontera, 2010).

Cervical Root Syndrome adalah kumpulan gejala pada saraf spinal yang tertekan secara rutin yang disebabkan oleh proses degenerasi pada vertebrae

dan discus intervertebralis pada daerah leher. Kondisi ini sering diakibatkan oleh spondylosis cervicalis atau osteoarthritis yang terjadi pada

(2)

vertebrae cervical. Spondylosis cervicalis sering muncul pada pasien lansia yang merupakan penyebab terbanyak disfungsi medula spinalis pada pasien yang berusia lebih dari 55 tahun. (Guez, 2011).

Penyebab Cervical Root Syndrome

terjadi karena trauma dan overuse

sedangkan 70% pasien mengalami

Cervical Root Syndrome dikarenakan adannya proses seperti spondylosis,

hernia nucleus pulposus pada area

cervical. Prevalensi Cervical Root Syndrome saat ini belum pasti,

namun salah satu penelitian

menyatakan yaitu 83 per100.000 dari populasi manusia mengalami Cervical Root Syndrome dan terjadi antara umur 13 hingga 91 tahun, sementara laki-laki lebih sedikit mengalami

Cervical Root Syndrome dibandingkan wanita (Eubanks, 2010).

World Health Organization (WHO) melaporkan Insiden Cervical Root Syndrome tahunan yang dilaporkan adalah 83,2/100.000 orang, sementara

prevalensi yang dilaporkan

adalah3,5/1000 orang. Preferensi

gender bervariasi individu paling sering terkena dalam dekade 5 dan 6 kehidupan. Aktivitas fisik atau trauma saat onset jarang terjadi, melibatkan kurang dari 15%. Hubungan sebab akibat dengan kecelakaan mobil berkisar antara 3-23% (WHO, 2015).

Di Indonesia per tahunnya, ada sekitar 16,6% populasi orang dewasa yang mengeluhkan rasa tidak nyaman pada leher, bahkan 0,6% bermula dari rasa tidak nyaman pada leher menjadi nyeri berat. Insidensi nyeri leher akan

semakin meningkat sesuai

pertambahan usia, perbandingan laki-laki dan wanita yang terdampak nyeri leher adalah 1,67:1 (Prayoga, 2014). Prevalensi nyeri cervical semakin

bertambah sesuai dengan

bertambahnya usia. Dipopulasi

didapatkan sekitar 34% pernah

mengalami nyeri tersebut lebih dari 6 bulan. Usia diatas 50 tahun sekitar 10% mengalami nyeri cervical, lebih sedikit dibandingkan populasi yang mengalami nyeri pinggang (Turana, 2010).

Dengan munculnya nyeri, maka pasien akan mengalami penurunan produktivitas, kualitas hidup dan kegiatan sosial (Hudaya, 2014). Problem yang terjadi pada Cervical Root Syndrome yaitu nyeri menjalar bersifat tajam, kelemahan otot sesuai dengan myotomnya, spasme

otot cervical, dan adannya

penurunanROM (Range of motion) cervical sehingga dapat menurunkan kemampuan fungsional pasien.

Teknik dan metode fisioterapi yang dapat diterapkan dalam penanganan nyeri akibat Cervical Root Syndrome, seperti penggunaan alat-alat elektro terapi (MWD, TENS,IF,US), massage, terapi latihan, dan teknik mobilisasi lainnya. Salah satu modalitas fisioterapi yang dianggap paling tepat adalah

manual traksi cervical.

Manual Traksi merupakan tarikan yang membuat segmen menjauh satu sama yang lain atau usaha untuk

mengulur segmen pada suatu

extremitas. Traksi cervical dapat mengurangi rasa sakit dengan cara merangsang serat aferen otot besar

dan memperlebar foramen

intervertebralis dengan memberi rangsangan kifosis pada cervical akan

menambah lebar foramen

intervertebralis dan mengurangi tekanan pada akar syaraf, pelebaran jarak sendi, spasme otot. Hal tersebut

akan membantu berkurangnya

penekanan pada akar syaraf dan aliran darah akan lancar nyeri pun berkurang (Kisner, 2007).

Manual traksi cervical akan memberikan efek setelah proses terapiyaitu pelemasan otot daerah leher, memperoleh elongasi dan menurunkan iritasi facets, penurunan tekanan intra diskal. Traksi dapat

mengurangi rasa sakit dengan

memberikan relaksasi pada otot, stimulasi mechanoreceptors dan inhibisi otot refleks (Sears, 2010).

Best (2011) menyatakan efek

massage terhadap jaringan dapat bersifat mekanis, reflektoris, dan

khemis. Efek mekanis yaitu efek

yang membantu memperlancar

sirkulasi darah dengan menggunakan teknik menekan dan mendorong

(3)

secara bergantian. Sedangkan efek

reflektoris yaitu massage menimbulkan pacuan terhadap syaraf, peredaran darah yang menimbulkan proses vasso kontriksi yang diikuti vasso dilatasi sehingga memperlancar peredaran darah. Efek khemis yaitu massage menyebab terbebasnya suatu zat sejenis histamin yang memberikan efek dilatasi pembuluh darah, dengan adanya efek tersebut nyeri yang berada di otot menjadi berkurang dan kekuatan otot dan lingkup gerak sendipun meningkat.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di tercatat pasien

Cervical Root Syndrome pada periode Januari sampai dengan Desember Tahun 2018 tercatat sebanyak 150 pasien, dan pada bulan Maret pada Tahun 2019 pasien cervical root syndrome tercatat ada 15 pasien.

Berdasarkan latar belakang

tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat topik di atas dalam bentuk penelitian dengan judul “Pengaruh

Pemberian Massage dan Manual

Traksiterhadap Penurunan Skala Nyeri pada Penderita Cervical Root Syndrome

di Klinik Fisioterapi Manual Brigjen Katamso Tahun 2019”.

2. METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi experiment dengan

one group pre test dan post test desain penelitian. Dalam penelitian ini observasi dan pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan untuk melihat pengaruh Pemberian Massage

dan Manual Traksi. Bagan rancangan

pre-test dan post-test control group. 3. HASIL

3.1 Analisa Univariat

pengumpulan data yang telah dilakukan di Klinik Fisioterapi Manual Brigjen Katamso tentangcervical rootsyndrome, maka hasil pengolahan data sebelum pemberian intervensi

massage dan manual traksi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel

3.1.1

Distribusi

Frekuensi rerata skala nyeri sebelum Intervensi Massage Dan Manual Traksi Di Klinik Fisioterapi Manual Brigjen Katamso Tahun 2019.

Nyeri Mean Std.Deviation

Sebelum

massage dan

manual traksi 5,40 1,121

Berdasarkan Tabel diatas

menjelaskan bahwa skala nyeri yang di rasakan responden sebelum intervensi

massage dan manual traksia dalah 5,40 dengan SD= 1,121 dengan kategori nilai skala nyeri NRS sedang.

Berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan di Klinik Fisioterapi Manual Brigjen Katamso tentang cervical rootsyndrome, maka

hasil pengolahan data sesudah

pemberian intervensi massage dan

manual traksi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel

3.1.2

Distribusi

Frekuensi rerata skala nyeri sesudah Intervensi Massage Dan Manual Traksi

Nyeri Mean Std.Deviation

Sesudah

massage dan

manual traksi 2,33 1,047

Berdasarkan Tabel diatas

menjelaskan bahwa skala nyeri yang di rasakan responden sebelum intervensi

massage dan manual traksi adalah 2,33 dengan SD= 1,047 dengan kategori nilai skala nyeri NRS ringan.

Berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan di Klinik Fisioterapi Manual Brigjen Katamso tentang cervical rootsyndrome, maka hasil pengolahan data selisih sebelum dan sesudah pemberian intervensi

massage dan manual traksi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini

Tabel

3.1.3

Distribusi

Frekuensi selisih rerata skala nyeri sebelum dan sesudah Intervensi Massage Dan Manual Traksi

(4)

Sebelum massage dan manual traksi - Sesudah massage dan manual traksi 5,40 - 2,33 1,121 - 1,047 Total 3,07 0,074

Berdasarkan Tabel diatas

menjelaskan bahwa selisih rerata skala nyeri yang di rasakan responden sebelum dan sesudah intervensi

massage dan manual traksiadalah 3,07 dengan SD= 0,074 dengan kategori nilai skala nyeri NRS ringan.

3.2 Analisa Bivariat

Teknik yang dipergunakan untuk menganalisa data yang di dapat dari hasil penelitian adalah teknik uji Paired sampel T-test dengan taraf siginifikan 95% (α = 0,05), untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian

massage dan manual traksi terhadap penurunan skala nyeri penderita

cervical root syndrome di Klinik Fisioterapi Manual Brigjen Katamso tahun 2019.

Tabel

3.2.1

Pengaruh

Pemberian Massage dan Manual Traksi Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Penderita Cervical Root Syndrome

Paired Sampel T-test Sebelum dan Sesudah Massage dan Manual Traksi

Me an DeviaStd. tion Std. Error mean t Sig. (2-tail ed) Pa ir 1 Nilai Sebelum -Nilai Sesudah 3, 06 7 0,258 0,067 46, 000 0,000

Hasil uji statistik diperoleh p-value

α < (0,000 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara nyeri sebelum dan sesudah diberikan perlakuan massage

dan manual traksi pada Penderita

Cervical Root Syndrome Di Klinik Fisioterapi Brigjen Katamso Tahun 2019.

4. PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Sebelum Dan Sesudah Diberikan Intervensi Massage Dan Manual Traksi

Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Penderita Cervical Root Syndrome

Berdasarksan hasil penelitian sebelum dilakukan pemberian massage

dan manual traksi diketahui nilai rata-rata nyeri yang dirasakan responden adalah 5,40 dengan SD= 1,121 dan std Error 0,289 sedangkan sesudah intervensi massage dan manual traksi

diketahui nilai rata-rata nyeri yang dirasakan responden adalah 2,33 dengan SD= 1,047 dan std Error 0,270.

Hasil uji statistic diperoleh nilai p-value α < (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah pemberian

massage dan manual traksi terhadap penurunan skala nyeri cervical root syndrome.

Mekanisme penurunan nyeri melalui

massage menurut Yilinen, (2007)

merangsang vaskuler dengan

perbaikan vaskularisasi meningkatkan

suplai oksigen, meningkatkan

pembuangan sampah metabolik

sehingga menurunkan kelelahan dan nyeri sesudah latihan, penurunan

spasme dan mengurangi nyeri.

Sedangkan Manual Traksi Cervical

dapat mengurangi rasa sakit dengan cara merangsang serat aferen otot

besar dan memperlebar foramen

intervertebralis yang akan mengurangi tekanan pada akar syaraf, pelebaran jarak sendi, spasme otot akan berkurang yang selanjutnya penekanan pada akar syaraf dan aliran darah akan lancar nyeri pun berkurang (Diane , 1985, dalam Sri, 2012).

Asumsi peneliti bahwa dengan diberikannya massage dan manual traksi pada penderita cervical root syndrome maka dapat melancarkan aliran darah, mengurangi spasme dan mengurangi nyeri serta dengan adanya

traksi cervical dapat mengurangi penekanan pada akar syaraf dan aliran darah akan lancar sehingga nyeri pun berkurang.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 15 responden di Klinik

(5)

Fisioterapi Manual Brigjen Katamso Tahun 2019 menggambarkan bahwa pelaksanaan pemberian massage dan manual traksi terhadapa penurunan skala nyeri pada penderita cervical rooot syndrome di Klinik Fisioterapi Manual Brigjen Katamso telah berhasil.

Rata-rata skala nyeri sebelum

pemberian massage dan manual traksi

5,40 dan sesudah pemberian massage

dan manual traksi 2,33. Terjadi penurunan skala nyeri sesudah pemberian massage dan manual traksi

dengan melihat hasil Numeric Rating Scale (NRS).

Berdasarkan hasil uji statistic diperoleh nilai p-value α < (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah pemberian intervensi massage dan

manual traksi terhadap penurunan skala nyeri cervical root syndrome di Klinik Fisioterapi Manual Brigjen Katamso Tahun 2019.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Mamoona, et al. (2016) .Effectiveness of Neurodinamics in Comparison to ManualTraction in the Management of Cervical Radiculopathy. International

Journal Physiotherapy.Vol

3(3),390-394

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Trineka Cipta. Jakarta

Best, T. M., et al. 2011.

Effectiveness of sports massage for recovery of skeletal muscle from strenuous exercise. Clinical Journal of Sport Medicine.

Dorland , W. A. Newman. (2002).

Kamus kedokteran Dorland. Ed.29, Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta.

E.J. Thoomes. (2016). Effectiveness of Manual Therapy for Cervical

Radiculopathy, a

Riview.Chiropractic & Manual Therapies. 2-1

Emedicine. 2013. Dermatome cervical area. New England Journal of Medicine

Eubank, JD. 2010. Cervical

radiculopathy:Nonoperative

management of neck pain

radicular sympotoms. American Family Physician.

Fatmawati. 2010. Penurunan Nyeri dan Disabilitas dengan Integrated Neuromuscular Inhibiton Techiques (INT) dan Massage Effleurage pada Pada Myofascial Trigger Point Syndrome Otot Trapezius Bagian Atas. Jurnal Fisioterapi. Juni 2013. Vol. 1, no. 1 : 60-71.

Frontera.2010 .Neck andArm Pain; Third edition, F. A Davis Company, Philadelphia. Hal 45 -47, 75-76.

Guez, M., C. Hildingsson, et al. 2011. "The prevalence of neck pain: a population-based study from northern Sweden." Acta Orthop Scand73(4): 455-459.

Hudaya, Prasetya. 2009. Patofisiologi nyeri leher; Seminar nyeri leher 2009, Solo.

Harono .(2011.) Buku ajar neurologis klinis. 5th ed. Yogyakarta: University Gadjah Mada.

Judha.Dkk. (2015).Teori Pengukuran nyeri dan nyeri persalinan.

Yogyakarta: Nuha Medika

Kisner, C dan Colby L. A.

2014.Therapeutic Exercise:

Foundations and Techniques. 5th Ed. Philadelphia: F. A. Davis Company. PP: 2

Kisner, e colby. 2007. Cervical traction technigue, F. A Davis Company, Philadelphia

Lestari, Sri. 2012 .Perbedaan Pengaruh Antara Auto Stretching dengan Massage dan Traksi Cervical Terhadap Nyeri Leher karena Myostatic Upper Trapezius .Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Neuman. 2010. Neck Pain: Clinical Practice Guidelines. Volume 38, Journal of Orthopaedic and Sports Physical Therapy, American. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. 2011.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi ke 2. Jakarata : Salemba Medika.

(6)

PERMENKES RI No.80. 2013.

Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Fisioterapis. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Purwadi T. 2011. Nyeri Neuropati dan

Pengobatannya. Badan Penerbit Undip Semarang

Prayoga, C.R. 2014. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Cervical Syndrome E.C Spondylosis C3-6Di Rsud Dr.Moewardi

Ropper et all. 2009. Principles of neurology. 8th ed. Boston: McGraw-Hill.

Samara, D. 2016. Nyeri

Muskuloskeletal pada Leher Pekerja dengan Posisi Pekerjaan yang Statis. Jakarta: Universa Medicina.

Snell, RS. 2012. Neuroanatomi klinik. 5th ed. Jakarta: EGC.Semarang Sugiyono.2016 .Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif Data R & D. Bandung: Alfabeta.

Tri Purnomo, Nowo. 2014 .Sport Massage terhadap respons cardiovascular.Journal of Physical Education and Sports.3 (1). Turana, Y. 2010. Pendekatan dan Tata

laksana pada Radikulopati Servikal.

WCPT. 1995. dalam brosur ‘Linking Physical Therapist Worldwide’. Washington

WHO.Cervical Radikulopathy. Rilis Berita [serial online] 2015 (diunduh pada 23 April 2019). Tersedia dari: URL: HYPERLINK

Gambar

Tabel  3.2.1  Pengaruh  Pemberian  Massage  dan  Manual  Traksi  Terhadap  Penurunan  Skala  Nyeri  Pada  Penderita  Cervical  Root  Syndrome

Referensi

Dokumen terkait