• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS PASKA AKREDITASI DI PUSKESMAS NGAGLIK 1 KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2017 KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS PASKA AKREDITASI DI PUSKESMAS NGAGLIK 1 KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2017 KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

i

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS PASKA AKREDITASI DI PUSKESMAS NGAGLIK 1

KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Perekam dan Informasi Kesehatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh :

HUSNUL FATTIMAH 1314040

PROGRAM STUDI

PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian dengan judul “Tinjauan Pelaksanaan Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Paska Akreditasi di Puskesmas Ngaglik 1 Kabupaten Sleman Tahun 2017”.

Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada:

1. Kuswanto Hardjo., dr.M.Kesselaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Sis Wuryanto, A.Md Perkes., SKM., MPH selaku Penguji dan Ketua Prodi Perekam dan Informasi Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Dra. Rawi Miharti, MPH., selaku Pembimbing Akademik PKL yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada kami sehingga penulis dapat menyeselesaikan usulan penelitian ini.

4. Staf dan dosen-dosen STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang mendukung dan melancarkan peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. 5. Sri Winarni, S.Si., Apt., M.Kes., selaku Kepala Puskesmas Ngaglik 1 Sleman. 6. Amrullah Yusuf, SKM., selaku Kepala Subag TU Puskesmas Ngaglik 1 Sleman

yang telah banyak membantu dalam memberikan ijin.

7. Dewi Wahyu Feba Emalia, A.Md., selaku pelaksana rekam medis di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman yang banyak membantu dalam memperoleh data yang dibutuhkan.

8. Seluruh petugas rekam medis yang telah banyak membantu.

9. Bapak dan Mama yang selalu memberikan motivasi serta doa sehingga peneliti dapat menyeselsaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat waktu.

(5)

v

10. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah mendukung da membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, atas segala amal kebaikan dan bantuannya.Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Yogyakarta, 18 Juli 2017 Penulis

(6)

vi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii KATA PENGANTAR ... iv DAFTAR ISI ... vi DAFTAR SINGKATAN ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

INTISARI ... xiv ABSTRACT ... xv BAB I ... 1 PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan penelitian ... 3 D. Manfaat Penelitian ... 3 E. Keaslian Penelitian ... 4 BAB II ... 6 TINJAUAN PUSTAKA ... 6 A. Tinjauan Teori ... 6

1. Sistem Pengambilan Berkas Rekam Medis ... 9

2. Pengembalian Berkas Rekam Medis ... 10

3. Telusur Berkas Rekam Medis ... 11

B. Kerangka Konsep ... 13

C. Pertanyaan Penelitian ... 13

(7)

vii

METODE PENELITIAN ... 14

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 14

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 15

D. Definisi Operasional... 16

E. Teknik Pengumpulan Data ... 17

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 18

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 19

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 19

I. Etika Penelitian ... 21

J. Jalannya Penelitian ... 22

BAB IV ... 24

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 24

A. Gambaran Umum ... 24

1. Sejarah Puskesmas Ngaglik 1 Sleman ... 24

2. Visi, Misi, dan Tata Nilai ... 24

3. Waktu Pelayanan ... 24

B. Hasil Penelitian ... 25

1. Sistem Pengambilan Berkas Rekam Medis ... 26

2. Sistem Pengembalian Berkas Rekam Medis ... 27

3. Sistem Telusur Berkas Rekam Medis ... 29

A. Pembahasan Penelitian ... 31

1. Sistem Pengambilan Berkas Rekam Medis ... 32

2. Sistem Pengembalian Berkas Rekam Medis ... 34

3. Sistem Telusur Berkas Rekam Medis ... 35

BAB V ... 37

KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

A. Kesimpulan ... 37

(8)

viii

DAFTAR PUSTAKA ... 39 LAMPIRAN

(9)

ix

DAFTAR SINGKATAN

BRM Berkas Rekam Medis

KTI Karya Tulis Ilmiah

PERMENKES Peraturan Menteri Kesehatan

PPPM Pusat Menelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

RM Rekam Medis

SDM Sumber Daya Manusia

SNF Straight Numerical Filing

SOP Standard Operasional Procedure

TDF Terminal Digit Filing WHO World Health Organization

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep……… 16 Gambar 4.1 Desain Tracer……….. 32

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional……….. 19

Tabel 4.1 Hasil Observasi Penyimpanan Berkas Rekam Medis………... 25

Tabel 4.2 Hasil Observasi Pengambilan Berkas Rekam Medis……… 26

Tabel 4.3 Hasil Observasi Penggunaan Tracer……….. 26

Tabel 4.4 Hasil Observasi pengembalian Berkas Relkam Medis……….. 28

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Studi Pendahuluan Bupati Sleman

Lampiran 2 Surat Izin Studi Pendahuluan Puskesmas Ngaglik 1 Sleman

Lampiran 3 Surat Rekomendasi Studi Pendahuluan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol)

Lampiran 4 Surat Izin Studi Pendahuluan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Lampiran 5 Surat Keterangan Persetujuan Studi Pendahuluan di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Bupati Sleman

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian Puskesmas Ngaglik 1 Sleman

Lampiran 8 Surat Rekomendasi Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol)

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Lampiran 10 Surat Keterangan Persetujuan Penelitian di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman

Lampiran 11 Keterangan Persetujuan Etik Penelitian Lampiran 12 Pedoman Wawancara

Lampiran 13 Check-List Observasi Lampiran 14 Check-List Dokumentasi Lampiran 15 Transkip Hasil Wawancara Lampiran 16 Hasil Observasi

Lampiran 17 Hasil Dokumentasi SOP Pengambilan dan Peyimpanan Rekam Medis Lampiran 18 Hasil Dokumentasi PROTAP Pemutihan Nomor Rekam Medik Lampiran 19 SOP Penomoran Rekam Medis

(13)

xiii Lampiran 21 SOP Peminjaman Rekam Medis Lampiran 22 SOP Pencatatan Register

Lampiran 23 SOP Penggunaan Tracer

(14)

xiv

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS PASKA AKREDITASI DI PUSKESMAS NGAGLIK 1

KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2017 Husnul Fattimah1 , Rawi Miharti2

INTISARI

Latar Belakang: Sistem penyimpanan berkas rekam medis di Puskesmas merupakan salah satu kriteria dalam penilaian akreditasi puskesmas.sistem penyimpanan dapat mempermudah berkas rekam medis yang akan disimpan dalam rak penyimpanan, mempercepat ditemukan kembali atau pengambilan berkas rekam medis yang disimpan dalam rak penyimpanan, mudah pengembaliannya, dan melindungi berkas rekam medis dari bahaya pencurian, bahaya kerusakan fisik, kimiawi, dan biologi. Dalam pelaksanaan kegiatan penyimpanan berkas rekam medis di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman tahun 2017.

Tujuan Penelitian: Mengetahui pelaksanaan sistem penyimpanan berkas rekam medis paska akreditasi di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman tahun 2017.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan rancangan penelitian fenomenologi.

Hasil Penelitian: Puskesmas Ngaglik 1 Sleman memiliki tracer, namun dalam pengambilan dan pengembalian berkas rekam medis belum menggunakan tracer sebagai alat ganti berkas rekam medis yang dipinjam untuk keperluan apapun. sedangkantracer dapat membantu petugas dalam menelusur berkas rekam medis yang hilang/ tidak berada pada tempatnya. Hal ini dapat menghambat dalam penyediaan berkas rekam medis pasien yang diperlukan.

Kesimpulan: Pelaksanan pengambilan, pegembalian dan telusur berkas rekam medis di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman belum berjalan sebagaimana mestinya.

Kata Kunci: Pengembalian Berkas Rekam Medis, Pengembalian Berkas Rekam Medis, Telusur Berkas Rekam Medis

1

Mahasiswa Program Studi Perekam dan Informasi Kesehatan (D3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2

Dosen Pembimbing Program Studi Perekam dan Informasi Kesehatan (D3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

(15)

xv

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS PASKA AKREDITASI DI PUSKESMAS NGAGLIK 1

KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2017 Husnul Fattimah1 , Rawi Miharti2

ABSTRACT

Background: The storage system of medical record files at Puskesmas is one of the criteria in the assessment of accreditation of puskesmas. Storage systems may facilitate medical record files to be stored in storage shelves, speed up rediscovery or retrieval of medical record files stored in storage shelves, easy returns, and protect medical record files from theft, physical, chemical, and biological harm. In the implementation of the activity of storing medical record files at Puskesmas Ngaglik 1 Sleman in 2017.

Objective:Knowing the implementation of post-accreditation medical records file system at Puskesmas Ngaglik 1 Sleman in 2017.

Methode: This research uses descriptive research type with qualitative approach and using phenomenology research design.

Result: Puskesmas Ngaglik 1 Sleman has a tracer, but in the retrieval and return of medical records file has not used tracer as a tool to replace medical record files borrowed for any purpose. While tracer can assist the officer in searching missing / missing file medical records. This may hamper the provision of patient medical record files as needed.

Conclusions: Implementation of retrieval, return and search of medical record files at Puskesmas Ngaglik 1 Sleman not run properly.

Keywords: Medical Record File Record, Medical Record File Record, Medical Record File Search

1

Student of Record and Health Information (D3) Study Program Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2

Lecturers of Medical Record and Health Information Study Program Stikes jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas dijelaskan dalam Permenkes No. 75 Tahun 2014, merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berperan penting dalam meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta menyukseskan program jaminan kesehatan.

Setiap Puskesmas wajib menyelenggarakan rekam medis karena rekam medis merupakan jantungnya sebuah institusi pelayanan kesehatan yang harus dirawat dan dilindungi. Rekam medis akan terlaksana dengan baik apabila unit kerja rekam medis melakukan tugasnya dengan baik sebagai tujuan dalam penyediaan berkas rekam medis dan tertib administrasi. Salah satu tugas unit kerja rekam medis adalah bagian pengolahan data diruang penyimpanan atau filing yang diakreditasi oleh Departemen Kesehatan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan berkas atas dasar sistem penjajaran tertentu melalui prosedur yang sistematis (Hatta, 2008).

Sistem penyimpanan berkas rekam medis sangat penting untuk dilakukan dalam suatu institusi pelayanan kesehatan, karena sistem penyimpanan dapat mempermudah berkas rekam medis yang akan disimpan dalam rak penyimpanan, mempercepat ditemukan kembali atau pengambilan berkas rekam medis yang disimpan dalam rak penyimpanan, mudah pengembaliannya, dan melindungi berkas rekam medis dari bahaya pencurian, bahaya kerusakan fisik, kimiawi, dan biologi (Hatta, 2008).Sistem penyimpanan berdasarkan lokasi penyimpanannya terdiri dari sentralisasi dan desentralisasi. Sedangkan berdasarkan cara penjajarannya dibagi menjadi 3 yaitu, Straight Numerical filing (SNF) atau sistem nomor langsung; Midle Digit Filing (MDF) atau sistem angka tengah; Terminal Digit Filing (TDF) atau sistem angka akhir.

Sistem penyimpanan berkas rekam medis di Puskesmas merupakan salah satu kriteria dalam penilaian akreditasi puskesmas. Akreditasi Puskesmas menurut

(17)

2

Permenkes No 46 tahun 2016 adalah pengakuan terhadap Puskesmas yang dinilaitelah memenuhi standar pelayananan Puskesmas untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas yang berkesinambungan.

Hasil observasi diketahui bahwa Puskesmas Ngaglik 1 Sleman sudah terakreditasi dengan status pelayanan kesehatan dasar pada tanggal 31 Januari 2016 dan sistem pengelolaan yang digunakan adalah sentralisasi, yaitu dimana berkas rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap dijadikan satu dalam ruang filing dengan sistem penomoran family folder yaitu dalam satu berkas rekam medis digunakan oleh satu keluarga yang diberikan tambahan kode khusus pada masing-masing formulir untuk menandai kode rekam medis Ayah, Ibu, dan Anak.Sedangkan sistem penyimpanan secara numerik menggunakan Straight Numerical Filing (SNF), yang dimana merupakan suatu sistem penyimpanan berkas rekam medis berdasarkan urutan langsung nomor rekam medisnya dalam rak penyimpanan. Dalam pelaksanaan penyimpanan berkas rekam medis masih ditemukan adanya salah letak (misfile) karena belum menggunakan tracer sebagai alat kendali untuk keluar dan masuknya berkas rekam medis pada rak penyimpanan dan belum menggunakan buku kendali sebagai alat untuk serah terima berkas rekam medis agar jelas siapa yang meminjam dan menerimanya. Hal tersebut dapat menghambat dalam penyediaan berkas rekam medis pasien yang dibutuhkan dengan cepat dan tepat,selain itu menjadikan berkas rekam medis yang dicari tidak ditemukan atau tidak tersedia sehingga petugas harus membuatkan berkas rekam medis yang baru, apabila berkas rekam medis tersebut dapat ditemukan dikemudian hari maka berkas rekam medis yang baru akan digabungkan dengan berkas rekam medis yang lama.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Tinjaun Pelaksanaan Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Paska Akreditasi di Puskesmas Ngaglik 1 Kabupaten Sleman Tahun 2017”.

(18)

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Paska Akreditasi di Puskesmas Ngaglik 1Sleman ?

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan sistem peyimpanan berkas rekam medis paska akreditasi di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengambilan berkas rekam medis di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman.

b. Mengetahui pengembalian berkas rekam medis di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman.

c. Mengetahui sistem telusur berkas rekam medis di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat digunakan sebagai masukkan dalam melakukan penyimpanan berkas rekam medis di Puskesmas.

2. Bagi Institusi Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Menambah referensi perpustakaan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta dan sebagai tolak ukur sejauh mana ilmu rekam medis diterapkan, terutama mengenai

(19)

4

sistem penyimpanan berkas rekam medis serta sebagai referensi untuk dasar acuan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini juga dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian khususnya mengenai sistem penyimpanan berkas rekam medis paska akreditasi di Puskesmas.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang difokuskan pada mengapa masih terjadi ketidaktepatan dalam pelaksanaan sistem penyimpanan berkas rekam medis di Pusksmas Ngaglik 1 paska akreditasi, dengan desain fenomenologi. Penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:

1. Pujilestari (2016) dengan judul “Pelaksanaan Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Unsur Manajemen 5M di RSKIA Permata Bunda Yogyakarta”. Persamaan penelitian yang dilakukan Pujilestari dengan peneliti yaitu sama sama-sama ingin mengetahui pelaksanaan sistem penyimpanan berkas rekam medis. Perbedaan terdapat pada tempat penelitian, Pujilestari melakukan penelitian di Rumah Sakit sedangkan peneliti melakukan penelitian di Puskesmas dan pada unsur 5M yang digunakan oleh Pujilestari.Sedangkan peneliti tidak menggunakan unsur 5M untuk mengetahui sistem penyimpanan berkas rekam di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman Yogyakarta.

2. Nugroho (2015) dengan judul “Tinjauan Pelaksanaan Perubahan Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten”. Persamaan penelitian yang dilakukan Nugroho dengan peneliti yaitu sama-sama ingin mengetahui sistem penyimpanan yang dilaksanakan. Perbedaan terdapat pada tempat penelitian, Nugroho melakukan penelitian di Rumah Sakit sedangkan peneliti melakukan penelitian di Puskesma dan pada perencanaan perubahan

(20)

5

sistem penyimpanan yang dilakukan oleh Nugroho dengan cara menyiapkan SDM, anggaran, dan peralatan. Sedangkan peneliti ingin meninjau pelaksanaan sistem penyimpanan berkas rekam medis dengan cara mengetahui sistem pengambilan, sistem pengembalian, dan sistem telusur berkas rekam medis. 3. Sampurno (2015) dengan judul “Desain Tracer (Outguide) dalam Penyimpanan

Berkas Rekam Medis di RSIY PDHI Yogyakarta”.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Sampurna dengan peneliti yaitu sama-sama ingin mengetahui penyebab terjadinya misfile yaitu karena tidak menggunakan tracer untuk pengganti rekam medis yang keluar atau dipinjam. Perbedaan terdapat pada tempat penelitian, Sampurno melakukan penelitian di Rumah Sakit sedangkan peneliti melakukan penelitian di Puskesmas dan pada pembuatan desain tracer yang dilakukan oleh Sampurno.Sedangkan peneliti tidak membuatkan desain tracer karena di Puskesmas Ngaglik 1 sudah memiliki tracer namun tidak digunakan.

(21)

23

g. Mempersiapkan alat penelitian berupa pedoman observasi dan pedoman wawancara.

h. Memperbaiki usulan penelitian. i. Mengurus surat izin penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian merupakan proses pengumpulan data yang disusun dalam bab IV hasil dan pembahasan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Ngaglik 1 Kabupaten Sleman pada bulan Juni, setelah peneliti mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian. Peneliti bekerja sama dengan petugas rekam medis mengenai teknis jalannya penelitian dengan cara wawancara, observasi, triangulasi sumber dan studi dokumentasi. Wawancara penliti dengan responden A dan responden B dilakukan pada tanggal 07 Juni 2017. Kemudian peneliti melakukan obeservasi pada tanggal 08 Juni 2017, setelah itu peniliti melakukan verifikasi hasil wawancara dan observasi kepada triangulasi sumber.Sedangkan studi dokumentasi dilakukan pada tanggal 09 Juni 2017.

3. Tahap Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan juni ketika data yang diperlukan sudah terkumpul, kemudian peneliti mengolah data terlebih dahulu sebelum melakukan analisa data. Setelah data di analisa kemudian dijabarkan di bab iv dan v, adapun bab iv berisi tentang hasil penelitian, pembahasan, dan keterbatasan penelitian serta untuk bab v berisi tentang kesimpulan dan saran. Penyusunan karya tulis ilmiah selesai kemudian peneliti berkonsultasi dengan pembimbing dan melakukan revisi sebelum mendapatkan ijin untuk seminar hasil penelitian dan mengumpulkan KTI

(22)

24 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum 1. Sejarah Puskesmas Ngaglik 1 Sleman

Puskesmas Ngaglik 1 Sleman beralamat di Jalan Kaliurang KM. 10, Gondangan, Sardonoharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sejarah berdirinya Puskesmas Ngaglik 1 Sleman sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, Puskesmas Ngaglik 1 diresmikan kan pada tanggal 28 Februari 2009 oleh Gubernur D.I.Yogyakarta Hamengku Buwono X.

2. Visi, Misi, dan Tata Nilai a. Visi

Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu menuju masyarakat Sleman sehat yang mandiri, berdaya saing dan berkeadilan.

b. Misi

1) Menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten dan berkesinambungan.

2) Memberdayakan masyarakat untuk lebih mandiri dalam upaya kesehatan. 3) Mengembangkan sumberdaya layanan yang memadai.

4) Membangun kerja sama lintas program ddan lintas sector yang harmonis. c. Tata Nilai

1) Professional

2) Disiplin dan Tanggungjawab 3) Transparansi

4) Kerkasama 3. Waktu Pelayanan

a. Pendaftaran

1) Senin – Kamis : Pukul 07.30 – 12.00 WIB 2) Jumat : Pukul 07.30 – 10.30 WIB

(23)

25

3) Sabtu : Pukul 07.30 – 11.00 WIB b. Pelayanan

1) Senin – Kamis : Pukul 08.00 – 14.15 WIB 2) Jumat : Pukul 08.00 – 11.15 WIB 3) Sabtu : Pukul 08.00 – 12.45 WIB.

B. Hasil Penelitian

Tanggal 31 Januari 2016, Puskesmas Ngaglik I telah terakreditasi dengan status pelayanan kesehatan dasar.Salah satu kriteria penilaian akreditasi puskesmas menurut Permenkes No 46 Tahun 2016, adalah adanya sistem yang memandu penyimpanan dan pemrosesan rekam medis. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, berkas rekam medis di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman dikelola secara sentralisasi menggunakan sistem Penyimpanan SNFdengan sistem penomoran family folder berdasarkan wilayahnya, tetapi berkas rekam medis untuk Ayah, Ibu, Anak belum dipisah dan masih disimpan menjadi satu dalam berkas rekam medis.

Tabel 4.1 Hasil Observasi Penyimpanan Berkas Rekam Medis

No Pengamatan Ya Tidak Keterangan

1 Family folder √ Sistem penomoran family

foldertetapi 1 keluarga masih menggunakan 1 berkas rekam medis yang di dalamnya berisi catatan medis anggota keluarganya.

2 TDF √ Masih menerapkan sistem

penyimpanan SNF

3 Sentralisasi √ Berkas rekam medis pasien RJ dan pasien IGD disimpan dalam satu ruangan

(24)

26

Puskesmas Ngaglik 1 Sleman belum melakukan peralihan sistem penyimpanan dari SNF ke TDF dengan alasan kurangnya petugas yang berkompeten untuk melakukan perubahan tersebut.

1. Sistem Pengambilan Berkas Rekam Medis

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, pengambilan berkas rekam medis tidak hanya dilakukan oleh petugas rekam medis/ petugas filing.Perawat klinik seringkali mencari dan mengambil sendiri berkas rekam medis pasien yang diperlukan dengan alasan berkas rekam medis lama sampai ke klinik dan pasien sudah menunggu lama.

Table 4.2 Hasil Observasi Pengambilan Berkas Rekam Medis

No Pengamatan Ya Tidak Keterangan

1 Pengambilan berkas rm juga dilakukan selain petugas rm

√ Perawat klinik seringkali mengambil sendiri berkas rm yang dibutuhkan.

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan responden A pada tanggal 07 Juni 2017 pukul 09.34 WIB, yang menyatakan bahwa:

Proses pengambilan berkas rekam medis dimulai dari petugas pendaftaran memberikan kertas kecil yang berisi nomor rekam medis kepada petugas filing. Kemudian petugas filing mencari berkas rekam medis pada rak nya, setelah berkas ditemukan petugas langsung mengambil berkas rekam medis tersebut tanpa menggantinya dengan tracersebagai alat ganti berkas rekam medis yang dipinjam.

“yang mengambil berkas rekam medis petugas pendaftaran sama petugas filing. Tapi juga ada perawat yang mencari sendiri jika berkasnya belum sampai ke klinik tapi pasien sudah menunggu lama di depan klinik”.

(25)

27

Tabel 4.3 Hasil Observasi Penggunaan Tracer

No Pengamatan Ya Tidak Keterangan

1 Tracer √ Memiliki tracer namun tidak

digunakan dalam pengambilan berkas rekam medis.

Selain tidak menggunakan tracer dalam pengambilan berkas rekam medis, petugas juga tidak menulis pada buku kendali/ buku ekspedisi bahwa rekam medis tersebut dipinjam pada tanggal berapa, oleh siapa dan untuk keperluan apa. Seperti yang dikatakan oleh responden B sebagai berikut:

Pernyataan responden A dan B diatas sejalan dengan pernyataan triangulasi sumber yang peneliti wawancarai pada tanggal 08 Juni 2017 pukul 13.06 WIB, yang menyatakan bahwa masih ada perawat yang mengambil sendiri berkas rekam medis pasien dan dalam pengambilannya seluruh petugas rekam medis tidak menggunakan tracer sebaga kartu kendali. Berikut pernyataannya:

2. Sistem Pengembalian Berkas Rekam Medis

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 07 Juni 2017, petugas mengembalikan berkas rekam medis setelah perawat klinik meng-entry sensus kunjungan harian pasien pada komputer lalu mengembalikan berkas rekam medis ke ruang filing.Setelah itu petugas memisahkan berkas rekam medis sesuai nomor pada rak penyimpanannya.Kemudian berkas rekam medis dimasukkan ke dalam “Pendaftaran menulis nomor rekam medis pasien di kertas kecil diserahkan ke petugas filing baru petugas mencari.Berkasnya diambil terus diserahkan ke petugas yang di pendaftaran untuk di distribusikan ke klinik, tidak pakai tracer mengambilnya dan tidak ditulis di buku ekspedisi”.

Responden

“Yang berhak mengambil berkas rekam medis sebenarnya ya petugas pendaftaran kalau di Puskesmas.Tapi kadang kalau berkasnya lama sampai ke poli ya perawat mecari sendiri. Kalau cara mengambilnya ya sebenarnya pakeai tracer tapi di sini tidak pakai karna kurangnya kesadaran dari petugas nya sendiri”.

(26)

28

rak penyimpanan sesuai nomor urutnya tanpa menarik tracer sesuai prosedur yang tertera pada SOP karena di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman tracer belum digunakan. Sedangkan, pengembalian berkas rekam medis ke dalam rak penyimpanan dilakukan oleh petugas filing pada keesokan harinya setelah berkas rekam medis dipinjam bukan pada akhir waktu jam kerja. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari responden A yang telah peneliti wawancarai. Berikut pernyataannya:

Table 4.4 Hasil Observasi Pengembalian berkas rekam medis

No Pengamatan Ya Tidak Keterangan

1 Pengembalian berkas rekam medis di akhir waktu jam kerja

√ Jika klinik mengembalikan berkas rekam medis ke ruang filing pada keesokan harinya, petugas juga mengembalikan berkas rekam medis ke dalam rak penyimpanan keesokan harinya.

hasil observasi peneliti dan pernyataan respenden A diatas sejalan dengan pernyataan responden B yang menyatakan sebagai berikut:

Pernyataan responden A dan responden B dapat dipahami setelah peneliti mewawancarai triangulasi sumber pada tanggal 08 Juni 2017 pukul 13.03 WIB yang menyatakan bahwa pengembalian berkas rekam medis bisa dilakukan siang hari atau keesokan harinya. Berikut pernyataannya:

“berkas rekam medis dikembalikan besok paginya setelah di entry ke sensus harian oleh perawat klinik”.

Responden A

“ya dikembalikan siangnya sehabis pelayanan tapi kadang juga besok paginya kalau perawat klinik mengembalikannya pagi hari”.

Responden B

“berkas rekam medis ya seharusnya dikembalikan siang hari di akhir jam waktu kerja tapi ya sering dikembalikan keesokan harinya karena perawat klinik mengembalikan berkas rekam medis ke petugas filing kadang pagi hari bukan saat selesai waktu pelayanan.”

(27)

29

3. Sistem Telusur Berkas Rekam Medis

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, Puskesmas Ngaglik 1 Sleman belum menggunakan tracer, buku kendali/ buku ekspedisi, dan kode warna sebagai alat bantu untuk menelusur berkas rekam medis yang hilang/ tidak berada pada tempatnya.

Tabel 4.5 Hasil Observasi Telusur Berkas Rekam Medis

No Pengamatan Ya Tidak Keterangan

1 Menggunakan alat bantu tracer, buku ekspedisi dan kode warna untuk telusur berkas rekam medis

√ Memiliki tracer namun tidak digunakan. Sedangkan belum memili buku ekspedisi dan kode warna sehingga tidak digunakan.

Seperti yang dikatakan oleh responden A dan responden B, sebagai berikut:

Pernyataan responden A dan B sejalan dengan pernyataan triangulasi sumber yang menjelaskan alasan tidak digunakannya tracer. Berikut pernyataannya:

“tracer sih punya tapi tidak dipakai”.

Responden A

“tidak pakai tracer soalnya ribet kelamaan. Tapi disini punya tracer, kalau buku kendali tidak ada, adanya buku register kunjungan pasien.Kebanyakan buku malah pusing kalau puskesmas”.

Responden B

“sebenarnya Puskesmas punya tracer tapi karena kurangnya kesadaran dari petugas kalau tracer itu penting makanya tracer tidak dipakai. kalau buku ekspedisi tidak punya, punyanya buku register kunjungan pasien. Jadi kalau ada berkas yang hilang dicek di buku register aja pernah berobat ke poli apa”.

(28)

30

Tracer yang dimilik Puskesmas Ngaglik 1 Sleman masih secara manual. Berikut

desain tracer yang dimiliki Puskesmas Ngaglik 1 Sleman:

Gambar 4.1 Desain Tracer Sumber: Puskesmas Ngaglik 1 Sleman

Jadi, jika ada berkas rekam medis yang hilang/ tidak berada pada tempatnya petugas harus menyisir satu persatu berkas rekam medis tersebut pada nomor nomor yang terdekat atau yang memungkin berkas rekam medis tersebut salah letak.Puskesmas Ngaglik 1 Sleman memiliki SOP Pemutihan Nomor Rekam Medik yang memperbolehkan dibuatkan berkas rekam medis baru jika berkas rekam medis yang dicari tidak diketemukan untuk mempermudah petugas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan.Jika suatu saat berkas tersebut diketemukan maka berkas rekam medis yang baru harus digabungkan dengan berkas rekam medis yang lama.Jika sampai pasien berkunjung kembali ke Puskesmas tetapi berkas rekam medis yang lama belum ditemukan maka berkas rekam medis sementara menjadi berkas rekam medis tetap. Hal ini sejalan dengan wawancara yang peneliti lakukan kepada triangulasi sumber yang menyatakan sebagai berikut: PUSKESMAS NGAGLIK 1 Tgl : No. RM: Tujuan : 1. BPU 5. GIZI 2. GIGI 6. Terapi 3. KIA 7. Psikologi 4. LAB

(29)

31

A. Pembahasan Penelitian

Menurut Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), jenis sistem penyimpananyang paling baik digunakan untuk penyimpanan berkas rekam medis di puskesmas dengan sistem penomoran family folder adalah sistem penyimpanan TDF yang dikelola secara sentralisasi. family folder berfungsi untuk memudahkan pemberi layanan kesehatan dalam mengikuti masalah kesehatan dari suatu keluarga dan praktis dalam Praktis dalam “filing sistem”, karena satu keluarga hanya mempunyai satu nomor pengenal/ indeks keluarga yang disampingnya terdapat nomor untuk anggota keluarga dengan ketentuan sebagai berikut: Kepala Keluarga (00), Istri (01), Anak (02-20). Namun pada pelaksanaannya dengan sistem penomoran secara family folder, Puskesmas Ngaglik 1 Sleman masih menggabungkan rekam medis 1 keluarga di dalam 1 berkas rekam medis yang berisi catatan medik ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga lainnya yang tinggal dalam 1 rumah.

Sistem penomoran family folder disarankan agar menerapkan sistem penyimpanan TDF yang dikelola secara sentralisasi.karena secara teori sentralisasi lebih baik daripada desentralisasi karena dengan sistem pengelolaan sentralisasi dapat mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan berkas rekam

“kalau SOP telusur berkas rekam medis tidak ada, adanya PROTAP pemutihan nomor rekam medik yang sinya boleh dibuatin berkas rekam medis sementara, nanti kalau yang lama ketemu digabungin sama yang baru. Tapi jika satu periode pelayanan pasien berkas rekam medis nya juga belum ditemukan ya berkas rekam medis yang sementara jadi berkas rekam medis tetap”.

(30)

32

medis, mengurangi jumlah biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan ruangan, serta memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan. Karena Namun pada pelaksanaannya dengan menggunakan sistem penomoran family folder, Puskesmas Ngaglik 1 Sleman masih menerapkan sistem penyimpanan SNF dan belum siap untuk melakukan perubahan sistem penyimpanan dari SNF ke TDF karena kurangnya tenaga yang memadai untuk melakukan perubahan dan melaksanakan kegiatan tersebut. Agar perubahan sistem tersebut dapat dilaksanakan secara baik di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman sebaiknya dilakukan pelatihan untuk perubahan sistem penyimpanan SNF ke TDF .Pelatihan adalah mengajarkan keahlian tertentu dan perubahan sikap agar karyawan semakin trampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya semakin baik sesuai dengan standar (Mangkuprawira, 2003). Fungsi dari pelatihan adalah untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan kemampuan di bidang kerjanya (Hamalik, 2001)

1. Sistem Pengambilan Berkas Rekam Medis

Pengambilan berkas rekam meds dilakukan oleh petugas filing dengan latar belakang pendidikan SMA.Dalam pelaksanaannya pengambilan berkas rekam medis di Puskesmas Ngaglik 1 tidak hanya dilakukan oleh petugas filing.Petugas pendaftaran juga ikut serta dalam pencarian berkas karena pada SOP, yang berhak melaukan pengambilan berkas rekam medis adalah petugas.Bahkan masih ada perawat klinik yang mencari sendiri berkas rekam medis jika berkas yang dibutuhkan lama sampai ke klinik sedangkan pasien sudah menunggu didepan klinik.

Dalam hal ini, kegiatan pengambilan berkas rekam medis di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman belum memenuhi ketetapan Permenkes No. 55 tahun 2013, bahwa yang berhak melakukan pengambilan berkas rekam medis adalah petugas filing. Petugas filing adalah seseorang yang memiliki kompetensi perekam medis yang diharapkan benar-benar mengetahui seluk beluk dari rekam medis secara luas dan mendalam.Karena salah satu kompetensi perekam medis adalah mampu

(31)

33

mengelola rekam medis dan informasi kesehatan untuk memenuhi kebutuhan layanan medis, administrasi, dan kebutuhan informasi kesehatan.

Berdasarkan SOP nomor III/RM/075/021/2015 tentang Pengambilan dan Penyimpanan Rekam Medis yang diterbitkan pada tanggal 2 Januari 2015, peralatan yang digunakan untuk pengambilan berkas rekam medis adalah tracer dan prosedur sistem pengambilan berkas rekam medis adalah sebagai berikut: a. Terima nomor urut dan kartu pasien.

b. Melihat dengan teliti nomor rekam medis dan nama kepala keluarga. c. Tulis nomor rekam medis pad arak sesuai dengan nomor pada kartu pasien. d. Masukkan tracer pada tempat map rekam medis yang dimabil.

e. Serahkan map rekam medis pada petugas distribusi.

Menurut SOP, untuk pengambilan berkas rekam medis petugas meletakkan tracer pada tempat map rekam medis yang diambil, namun pada pelaksanaannya belum sejalan dengan SOP yang ada karena petugas belum menggunakan tracer dalam pengambilan berkas rekam medis dengan alasan kurangnya kesadaran petugas tentang betapa pentingnya tracer.

Hal tersebut juga belum sesuai dengan langkah-langkah pengambilan berkas rekam medis untuk keperluan pelayanan pasien adalah sebagai berikut (Rustiyanto dan Rahayu, 2011):

a. Menerima tracer yang sudah terisi b. Mencari nomor rekam medis

c. Menyelipkan tracer pada dokumen rekam medis yang sudah diambil d. Mengambil dokumen rekam medis yang sudah ditemukan

e. Mencatatat rekam medis yang keluar pada buku ekpedisi

Untuk meningkatkan kesadaran petugas tentang pentingnya penggunaaan tracer bisa dilakukan uji coba atau pelatihan kembali penggunaan tracer yang ada.

(32)

34

2. Sistem Pengembalian Berkas Rekam Medis

Puskesmas Ngaglik 1 Sleman sudah memiliki SOP yang mengatur tentang prosedur pengembalian berkas rekam medis mulai dari perawat mengembalikan ke ruang filing sampai dengan berkas rekam medis masuk ke dalam rak penyimpanan.Namun, di dalam SOP tersebut belum terdapat kebijakan tentang waktu pengembalian berkas rekam medis.Waktu pengembalian adalah jangka waktu peminjaman dan batas waktu benda yang dpinjam harus dikembalikan. Dengan tidak adanya ketetapan untuk waktu pengembalian, petugas melakukan pengembalian berkas rekam medis sesuai kapan rekam medis tersebut dikembalikan oleh perawat klinik ke ruang filing. Jika beberapa klinik mengembalikan berkas rekam medis setelah pelayanan selesai maka petugas akan mengembalikan saat itu juga ke dalam rak penyimpanan tanpa diproses di ruang filing/rekam medis karena berkas rekam medis tersebut sudah di proses oleh perawat klinik dengan mengentry data pada komputer yang ada di masing-masing klinik.. Tapi, jika perawat mengembalikan berkas rekam medis keesokan harinya maka petugas juga akan mengembalikan berkas rekam medis ke dalam rak penyimpanan pada keesokan harinya. Pengembalian berkas rekam medis ke dalam rak penyimpanan juga tidak dengan menarik tracer yang ada di dalam rak karena di Puskesmas Ngaglik 1 belum menggunakan tracer dalam proses pengambilan dan pengembalian. Dalam hal ini, kegiatan pengembalian berkas rekam medis di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman belum memenuhi ketetapan Dirjen YanMed tahun 2006 tentang prosedur pengembalian rekam medis yang berisi sebagai berikut:

a. berkas rekam medis kembali pada rak penyimpanan maka tracer harus di keluarkan.

b. Pengembalian berkas rekam medis ke dalam rak penyimpanan dilakukan setiap akhir waktu kerja pada siang hari yang bersamaan.

(33)

35

Pelaksanaan pengembalian berkas rekam medis di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman belum berjalan dengan tertib karena dalam SOP yang dimiliki tidak terdapat ketentuan tentang waktu pengembalian.

3. Sistem Telusur Berkas Rekam Medis

Puskesmas Ngaglik 1 Sleman memiliki SOP tentang pemutihan nomor rekam medik yang isinya menjelaskan prosedur pembuatan berkas rekam medis baru jika berkas rekam medis yang dicari tidak ditemukan.Namun, belum memiliki SOP tentang sistem telusur berkas rekam medis yang hilang/ berada pada tempatnya.Berdasarkan Permenkes No 512 Tahun 2007, setiap pelayanan kesehatan dalam menjalankan seluruh kegiatan harus sesuai SOP, karena SOP memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan. Tujuan dari SOP adalah:

a. Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas. b. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan.

c. Memperjelas tugas, wewenang, dan tanggung jawab petugas.

Beberapa alat yang bisa digunakan untuk menelusur berkas rekam medis antara lain tracer, buku kendali, dan kode warna.Tracer merupakan alat untuk memastikan bahwa rekam medis setiap kali akan dipindahkan dari penyimpanan untuk tujuan apapun, harus diganti dengan tracer yang menunjukan dimana rekam medis berada karena tracer memungkinkan rekam medis untuk ditelusuri bila tidak ada di rak penyimpanan (WHO, 2002).

Kemudian buku kendali/ buku ekspedisi berfungsi untuk serah terima dokumen rekam medis agar jelas siapa yang meminjam dan menerimanya (Rustiyanto dan Rahayu, 2011).Sedangkan kode warnadigunakan untuk mengurangi jumlah misfile dan memudahkan dalam pengambilan, pengembalian dan alat telusur berkas rekam medis (McMiller, 2000)

(34)

36

Namun, hal yang terjadi adalah belum digunakannya salah satupun alat kendali untuk menelusur berkas rekam medis.Jadi, jika ada berkas rekam medis yang hilang/ salah letak, petugas harus menyisir berkas rekam medis di nomor yang memungkin terjadi kekiliruan dalam menyimpan. Hal ini membuat penyediaan berkas rekam medis yang diperlukan akan lama sampai ke klinik.

Puskesmas Ngaglik 1 Sleman sebenarnya sudah memiliki tracer dalam bentuk manual, hal ini membuat petugas merasa disulitkan dalam pengisiannya dan dengan menggunakan tracer dirasa cukup menghambat dalam waktu penyediaan berkas rekam medis.Hal ini bisa diatasi dengan dilakukannya pelatihan dan uji coba kembali untuk menggunakan tracer yang sudah ada.Jika tracer yang sudah ada dirasa masih membuat petugas kesusahan dan terlalu lama dalam penyediaan berkas rekam medis yang dibutuhkan, bisa dilakukan perancangan ulang pembuatan tracer elektronik. Tracer elektronik akan memudahkan petugas karena tracer elektronik secara otomatis sudah terdapat nama, nomot rekam medis, tanggal pemeriksaan, dan klinik yang dituju, sehingga petugas tidak perlu menuliskan identitas pasien secara manual.

Sedangkan untuk buku ekspedisi saat ini Puskesmas Ngaglik 1 Sleman belum memiliki dengan alasan terlalu banyak buku yang digunakan di Puskesmas akan semakin menyulitkan petugas.Kode warna juga tidak digunakan di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman karena sistem penyimpanan yang digunakan masih SNF belum TDF.Karena kode warna bisa digunakan jika sistem penyimpanan di Puskesmas sudah TDF.

(35)

37 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pelaksanaan kegiatan penyimpanan berkas rekam medis di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman belum berjalan sebagaimana mestinya karena dengan sistem penomoran family folder, rekam medis 1 keluarga disimpan menjadi satu dalam berkas rekam medis yang sama sehingga menyulitkan jika beberapa anggota keluarga melakukan pemeriksaan kesehatan diwaktu yang bersamaan. Puseksmas Ngaglik 1 Sleman juga masih menerapkan sistem penyimpanan SNF dan belum TDF.

1. Sistem Pengambilan Berkas Rekam Medis

Pengambilan berkas rekam medis di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman belum berjalan sesuai SOP yang ada karena belum dilakukan oleh petugas yang diharuskan dan belum menggunakan tracer dalam kegiatannya.

2. Sistem Pengembalian Berkas Rekam Medis

Pengembalian berkas rekam medis di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman belum berjalan dengan tertib karena belum memiliki ketentuan waktu pengembalian berkas rekam medis.

3. Sistem Telusur Berkas Rekam Medis

Pusksmas Nggalik 1 Sleman belum memiliki SOP telusur berkas rekam medis dan belum menggunakan alat bantu telusur berkas rekam medis seperti tracer, buku kendali, dan kode warna. Sehingga bila rekam medis tidak ditemukan petugas harus menyisir berkas untuk menelusur berkas rekam medis.

(36)

38

B. Saran

Puskesmas Ngaglik 1 Sleman sebaiknya memisahkan berkas rekam medis setiap anggota keluarga dan mengadakan atau mengikutsertakan petugas rekam medis dalam pelatihan perubahan sistem penyimpanan dari SNF ke TDF.

1. Sistem Pengambilan Berkas Rekam Medis

Puskesmas Ngaglik 1 Sleman sebaiknya melakukan ujicoba ulang penggunaan tracer yang sudah ada .

2. Sistem Pengembalian Berkas Rekam Medis

SOP Pengembalian Berkas Rekam Medis di Puskesmas Ngaglik 1 Sleman sebaiknya terdapat isi yang mengatur tentang waktu pengembalian berkas rekam medis agar petugas filing tepat waktu dalam pengembalian berkas rekam medis sehingga berkas rekam medis selalu terpantau.

3. Telusur Berkas Rekam Medis

a. Puskesmas Ngaglik 1 Sleman sebaiknya menyusun SOP yang mengatur sistem telusur berkas rekam medis.

b. Puskesmas Ngaglik 1 Sleman sebaiknya melakukan perencanaan pembuatan tracer elektronik. buku ekspedisi atau kode warna untuk memudahkan dalam menelusur berkas rekam medis yang tidak berada pada tempatnya.

(37)

39

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010),Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Bandung.

Azwar, S. (2012),Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Danim dan Darwis. (2012),Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Departemen Kesehatan RI. (1983),Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Hamidi. (2004),Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal

dan Laporan Penelitian, UMM Press, Malang.

Hatta, Gemala R. (2008),Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Disarana Pelayanan Kesehatan, Universitas Indonesia, Jakarta.

Mc. Miller, K. (2000).Being A Medical Records Clerk. Prentice Hall, Inc.United States Of Amerika.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2004),Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 29/PER/MENKES/2004 tentang Praktik Kedokteran, Menteri Kesehatan Republik Inodesia, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2008),Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/PER/MENKES/2008 tentang Rekam Medis, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2013),Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 55/PER/MENKES/2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Rekam Medis, Mentrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2014),Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75/PER/MENKES/2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2004),Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512/PER/MENKES/IV/2016 tentang Izin Praktek Kedokteran, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonsia. (2016),Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46/PER/MENKES/2016 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

(38)

40

Moleong, L. J. (2010),Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Bandung.

Notoatmodjo, S. (2010),Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. _____________ (2012),Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Nugroho, Arif T. (2015),Tinjauan Pelaksanaan Perubahan Sistem Penyimpanan

Berkas Rekam Medis di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, KTI Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Yogyakarta.

Pujilestari, Anik. (2016),Pelaksanaan Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Unsur Manajemen 5M di RSKIA Permata Bunda, Skripsi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Yogyakarta.

Rustiyanto, E dan Rahayu. W. A. (2011),Manajemen Filing Dokumen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Permata Indonesia, Yogyakarta.

Sampurno, Yossi. (2015),Desain Tracer (Outguide) dalam Penyimpanan Berkas Rekam Medis di RSIY PDHI Yogyakarta, KTI Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Yogyakarta.

Saryono. (2008),Metodologi Penelitian Pendidikan, Mitra Cendika, Yogyakarta. Sugiyono. (2012),Metodologi Penelitian Pendidikan, Alfabetika, Bandung. ________ (2016),Metodologi Penelitian Pendidikan, Alfabetika, Bandung.

Sulistyaningsih. (2010).Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif, Graha Ilmu, Yogyakarta.

(39)
(40)

Lampiran 11

YAYASAN KARTIKA EKA PAKSI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JNDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN (D-3)

Jl. Ringroad Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Telp. (0274) 4342000, Fax. (0274) 4342542

PEDOMAN WAWANCARA

Nama :

Tanggal Wawancara : Tempat Wawancara :

1. Apakah ada kebijakan atau prosedur dalam pengambilan berkas rekam medis? Secara tertulis atau lisan?

2. Bagaimana cara pengambilan berkas rekam medis dari dalam rak penyimpanan? 3. Alat bantu apa saja yang digunakan untuk pengambilan berkas rekam medis? 4. Siapa yang melakukan pengambilan berkas rekam medis dari rak penyimpanan? 5. Apakah ada kebijakan atau prosedur dalam pengembalian berkas rekam medis?

Secara tertulis atau lisan?

6. Kapan pengembalian berkas rekam medis ke dalam rak penyimpanan dilakukan? 7. Siapa yang melakukan pengembalian berkas rekam medis ke dalam rak

penyimpanan?

8. Apakah ada kebijakan atau prosedur dalam telusur berkas rekam medis? Secara tertulis atau lisan?

9. Bagaimana sistem telusur yang digunakan untuk mencari berkas rekam medis yang tidak ada pada tempatnya?

(41)

10. Alat bantu apa yang digunakan untuk menelusur berkas rekam medis yang hilang/ tidak ada pada tempatnya?

11. Mengapa belum menggunakan alat bantu telusur berkam medis seperti tracer, buku kendali/ ekspedisi dan kode warna?

(42)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konsep……………………………………………………… 16  Gambar 4.1 Desain Tracer………………………………………………………….
Table 4.2 Hasil Observasi Pengambilan Berkas Rekam Medis
Tabel 4.3 Hasil Observasi Penggunaan Tracer
Table 4.4 Hasil Observasi Pengembalian berkas rekam medis
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan penyimpanan berkas rekam medis sangat penting untuk dilakukan dalam suatu institusi pelayanan. Menurut hasil wawancara dengan kepala petugas rekam medis di

Dari hasil wawancara kepada petugas yang terkait dengan pelayanan rekam medis terutama kepada petugas filing yang merangkap sebagai pendaftaran bahwa sistem penomoran

Distribusi Frekuensi Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien rawat Jalan berdasarkan beban kerja di Rumah

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari responden 1 yang telah peneliti wawancarai. Berdasarkan hasil observasi, aspek keamanan isi untuk menjaga keamanan berkas rekam medis,

Metode pengumpulan data yaitu wawancara, observasi Hasil Penelitian : Berdasarkan pengamatan terhadap keamanan pengolahan berkas rekam medis di filing RSUD

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan petugas rekam medis RS Panti Nugroho jenis rak penyimpanan yang digunakan saat ini adalah rak

Dari keamanan alur pengambilan dan pengembalian berkas rekam medis dari petugas rekam medis sendiri masih belum sesuai dengan SOP yang ada dikarenakan masih ada beberapa petugas selain

Man Manusia Petugas asisten perawat yang bertanggung jawab mengantarkan berkas rekam medis rawat inap ke unit rekam medis hanya ada satu sehingga dapat terjadinya ketidak disiplinan