• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI

SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN

DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

ASRINISA RACHMADEWI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

ABSTRACT

ASRINISA RACHMADEWI. Breastfeeding Knowledge, Attitude, Practice, and 4-12 Months Infants Nutritional Status in Rural and Urban Areas. Under direction of ALI KHOMSAN.

Exclusive breastfeeding rates in Indonesia is still low. Some studies indicated that low mothers' nutritional knowledge and attitude is the cause of low exclusive breastfeeding practice. The main aim of this study was to compare breastfeeding knowledge, attitude, practice and infants nutritional status between rural and urban areas. In this cross-sectional study, Desa Jayabakti, Kabupaten Sukabumi represents rural area, while Kelurahan Kedung Jaya, Kota Bogor represents urban area. Samples were 31 mothers-infants in each area who were selected by simple cluster sampling method. The differences between two areas were analyzed with the independent t-test, chi-square test, and Fisher's exact test. The correlation between variables were analyzed with rank Spearman. The result of this study showed that mother's knowledge and attitude of nutrition, especially about exclusive breastfeeding, was higher in urban than in rural area. There were differences in mothers' knowledge and attitude between rural and urban areas (p<0.05). Exclusive breastfeeding in rural area practiced by 41.9%, which is higher than in urban area (25.8%). Nevertheless, there was no statistical difference in exclusive breastfeeding practice between rural and urban areas (p>0.05). Breastfeeding practices which statistically difference in rural and urban areas were the introduction of colostrum status and brastfeeding time (p<0.05). Early initiation of breastfeeding was associated with exclusive berastfeeding practice in urban area (p<0.05), but none of the variables were associated with exclusive breastfeeding practice in rural area (p>0.05). Furthermore, exclusive breastfeeding practice was not associated with 4-12 months infants nutritional status (p>0.05). Mothers' family should be targeted as target of audience in breastfeeding promotion.

Keywords: breastfeeding practice, exclusive breastfeeding, knowledge, attitude, infant nutritional status, rural and urban areas.

(3)

RINGKASAN

ASRINISA RACMADEWI. Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Pemberian ASI

serta Status Gizi Bayi Usia 4-12 bulan di Perdesaan dan Perkotaan. Dibimbing oleh ALI KHOMSAN.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk membandingkan pengetahuan, sikap, dan praktek pemberian ASI, serta status gizi bayi usia 4-12 bulan di perdesaan dan perkotaan. Tujuan khususnya adalah (1) Mengetahui karakteristik ibu dan bayi, (2) Mempelajari pengetahuan dan sikap gizi ibu, (3) Mempelajari praktek pemberian ASI, (4) Mengkaji praktek pemberian susu non-ASI dan MP-non-ASI, (5) Menganalisis faktor yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap gizi ibu, (6) Menganalisis faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif, serta (7) Menganalisis hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi.

Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian dilakukan di dua tempat yang mewakili daerah perdesaan dan perkotaan. Daerah perkotaan diwakili oleh Kelurahan Kedung Jaya, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, sedangkan daerah perdesaan diwakili oleh Desa Jayabakti, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Pengambilan data berlangsung mulai April – Mei 2009.

Contoh penelitian adalah pasangan ibu dengan bayi usia 4-12 bulan yang memberikan ASI pada bayinya di kedua daerah penelitian. Contoh terdiri dari 31 pasang ibu-bayi masing-masing di daerah perdesaan dan perkotaan dengan metode pengambilan contoh gugus sederhana (simple cluster sampling). Desa dan kelurahan digugus berdasarkan Posyandu yang ada, kemudian secara acak dipilih Posyandu untuk diteliti seluruh pasangan ibu-bayi yang memenuhi kriteria hingga mencapai minimal 30 pasang ibu-bayi. Posyandu yang terpilih adalah Posyandu Tunas Muda II dan VIII untuk mewakili Desa Jayabakti, sedangkan Kelurahan Kedung Jaya diwakili oleh Posyandu Wijaya Kusuma dan Melati.

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data pimer meliputi karakteristik ibu, karakteristik bayi, pengetahuan dan sikap gizi ibu, praktek pemberian ASI, serta praktek pemberian susu non-ASI dan MP-ASI. Data sekunder mencakup gambaran umum daerah penelitian serta daftar pasangan ibu-bayi yang memenuhi kriteria. Data diolah dan dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensia dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excell 2007 dan Stata 9 for Windows. Uji beda dilakukan dengan menggunakan independent t-test, chi-square test, dan Fisher's exact test. Hubungan antar variabel dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman.

Ibu di perdesaan berusia antara 17-41 tahun, sedangkan ibu di perkotaan berusia antara 18-39 tahun. Tingkat pendidikan ibu di perdesaan mayoritas (32.3%) tamat SD/sederajat, sedangkan di perkotaan mayoritas (45.2%) tamat akademi/perguruan tinggi. Ibu di perdesaan maupun perkotaan mayoritas tidak bekerja (93.5% dan 77.4%). Ibu di perdesaan 64.5% telah mempunyai pengalaman menyusui, sedangkan di perkotaan hanya 48,4% ibu yang telah memiliki pengalaman menyusui.

Bayi di perdesaan mayoritas (38.7%) berada pada usia 4-6 bulan, sedangkan di perkotaan mayoritas (41.9%) berada pada usia 10-12 bulan. Berat lahir bayi di perdesaan 93.5% normal, sedangkan di perkotaan seluruh bayi lahir dengan berat normal. Bayi di perdesaan maupun perkotaan mayoritas (64.5% dan 51.6%) tidak mengalami proses inisiasi menyusu dini. Status gizi bayi di perdesaan maupun perkotaan mayoritas normal (64.5% dan 83.9%).

(4)

Pengetahuan dan sikap gizi ibu di perdesaan mayoritas sedang (54.8% dan 58.1%), sedangkan di perkotaan mayoritas tinggi (masing-masing sebesar 77.4%). Terdapat perbedaan yang nyata antara pengetahuan dan sikap gizi ibu di perdesaan dengan perkotaan (p<0.05). Informasi tentang ASI eksklusif baik di perdesaan maupun perkotaan mayoritas diperoleh dari petugas kesehatan.

Praktek ASI eksklusif di perdesaan sebesar 41.9% dan lebih besar dibandingkan perkotaan yang hanya mencapai 25.8%. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara praktek ASI eksklusif di perdesaan dengan perkotaan (p>0.05). Alasan yang dikemukakan ibu di perdesaan untuk memberikan ASI eksklusif mayoritas (30.8%) karena anjuran bidan, sedangkan di perkotaan mayoritas ibu (45.5%) memberikan ASI eksklusif karena ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi.

Mayoritas ibu di perdesaan dan perkotaan memberikan ASI saja ≤2 bulan, dan tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0.05) antara perdesaan dan perkotaan. Seluruh ibu di perdesaan memberikan kolostrum kepada bayinya, sedangkan di perkotaan hanya 90.3% sehingga terdapat perbedaan yang nyata antara status pemberian kolostrum di perdesaan dengan perkotaan (p<0.05). Di perdesaan, seluruh ibu memberikan ASI setiap bayi meminta, sedangkan di perkotaan waktu pemberian ASI lebih bervariasi sehingga terdapat perbedaan yang nyata antara waktu pemberian ASI di perdesaan dengan perkotaan (p<0.05). Hampir seluruh ibu di perdesaan maupun perkotaan memberikan ASI ≥7 kali/hari (96.8% dan 93.5%) dan berstatus masih menyusui sampai saat penelitian dilakukan (96.8% dan 90.3%). Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara frekuensi pemberian ASI dan status menyusui saat ini di perdesaan dengan perkotaan (p>0.05).

Mayoritas bayi di perdesaan belum pernah mengonsumsi susu non-ASI ketika penelitian berlangsung. Mayoritas bayi di perkotaan telah mengonsumsi susu formula sejak lahir. Ibu di perdesaan lebih sedikit yang memberikan MP-ASI secara tepat baik jenis dan frekuensinya sesuai usia bayi dibandingkan ibu di perkotaan. Mayoritas frekuensi pemberian MP-ASI adalah 3-4 kali/hari. Jenis MP-ASI yang paling banyak dikonsumsi adalah bubur susu instan dan buah.

Pengetahuan gizi ibu berhubungan nyata positif dengan sikap gizi ibu di perdesaan (r=0.4428, p=0.0126) maupun perkotaan (r=0.6939, p=0.000). Faktor yang berhubungan nyata positif dengan tingkat pengetahuan gizi ibu di perdesaan adalah usia ibu (r=0.4902, p=0.0051), status kerja (r=0.3595, p=0.0470), dan pengalaman menyusui sebelumnya (r=0.3691, p=0.0410). Faktor yang berhubungan nyata dengan sikap gizi ibu di perdesaan adalah status kerja (r=0.3661, p=0.0428). Di perkotaan, hanya tingkat pendidikan ibu yang berhubungan nyata positif dengan tingkat pengetahuan gizi (r=0.4489, p=0.0113) serta sikap gizi ibu (r=0.4382, p=0.0137).

Tidak terdapat faktor yang berhubungan nyata dengan praktek ASI eksklusif di perdesaan. Di perkotaan, status inisiasi menyusu dini menjadi satu-satunya faktor yang berhubungan nyata dengan praktek ASI eksklusif (r=0.4616, p=0.0090). Selanjutnya, tidak terdapat hubungan yang nyata antara praktek ASI eksklusif dengan status gizi bayi.

(5)

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI

SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN

DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

ASRINISA RACHMADEWI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)

Judul Skripsi : Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Pemberian ASI serta Status Gizi Bayi Usia 4-12 bulan di Perdesaan dan Perkotaan

Nama : Asrinisa Rachmadewi NRP : I14050853

Disetujui, Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS NIP. 19600202 198403 1 001

Diketahui,

Ketua Departemen Gizi Masyarakat

Dr. Ir. Evy Damayanthi, MS NIP. 19621204 198903 2 002

(7)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala ridha dan karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Topik yang dipilih dalam penelitian ini adalah Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Pemberian ASI serta Status Gizi Bayi Usia 4-12 bulan di Perdesaan dan Perkotaan. Secara keseluruhan, penelitian dan penulisan skripsi berlangsung selama bulan Maret hingga Agustus 2009.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi, arahan, dan masukan selama penulisan skripsi. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran selama penelitian dan penyelesaian skripsi.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2009

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 13 Desember 1987 dari pasangan Dr. Ir. Saeful Rachman, MSc. dan Dr. Ir. Handewi Purwati, MS. Penulis merupakan anak bungsu sekaligus adik dari Anesia Rachmadewi, B.Acc.

Tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Bogor dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur USMI. Tahun kedua di IPB, penulis resmi menjadi mahasiswa mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia.

Selama perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Ilmu Bahan Makanan pada tahun ajaran 2008/2009, asisten mata kuliah Ekologi Pangan dan Gizi, Perencanaan Pangan dan Gizi, serta Penilaian Satus Gizi pada tahun ajaran 2009/2010. Penulis menjabat sebagai pengurus HIMAGITA periode 2006/2007, Ketua Divisi Informasi dan Komunikasi HIMAGIZI periode 2007/2008 serta mengikuti beberapa kepanitiaan tingkat fakultas dan IPB.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan... 3 Hipotesis... 3 Kegunaan ... 4 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

Air Susu Ibu (ASI)... 4

Praktek Pemberian ASI ... 6

Pengetahuan dan Sikap Gizi ... 10

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan dan Sikap Gizi, serta Praktek ASI Eksklusif ... 11

Praktek Pemberian Susu Non-ASI dan MP-ASI... 14

Status Gizi ... 15

KERANGKA PEMIKIRAN... 17

METODE ... 19

Desain, Tempat, dan Waktu ... 19

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh ... 19

Jenis dan Cara Pengumpulan Data... 20

Pengolahan dan Analisis Data ... 20

Definisi Operasional ... 22

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24

Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 24

Karakteristik Ibu... 27

Karakteristik Bayi... 28

Pengetahuan Gizi Ibu... 31

Sikap Gizi Ibu ... 35

Praktek Pemberian ASI ... 37

Praktek Pemberian Susu Non-ASI dan MP-ASI... 44

Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu ... 48

Faktor yang Berhubungan dengan Praktek ASI Eksklusif... 49

Hubungan Praktek ASI Eksklusif dengan Status Gizi Bayi ... 52

KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Kontribusi energi dari zat gizi makro pada ASI dan formula lain ... 5

2 Jenis data yang dikumpulkan ... 20

3 Sebaran karakteristik ibu di perdesaan dan perkotaan ... 28

4 Sebaran karakteristik bayi di perdesaan dan perkotaan ... 29

5 Sebaran status gizi (PB/U) bayi di perdesaan dan perkotaan... 30

6 Sebaran pengetahuan gizi ibu di perdesaan dan perkotaan ... 31

7 Sebaran pertanyaan pengetahuan gizi yang dijawab benar oleh ibu di perdesaan dan perkotaan... 32

8 Sebaran persepsi ibu tentang keuntungan ASI bagi anak ... 34

9 Sebaran persepsi ibu tentang hal negatif dari susu non-ASI ... 34

10 Sebaran media informasi ASI eksklusif di perdesaan dan perkotaan ... 35

11 Sebaran sikap gizi ibu di perdesaan dan perkotaan... 36

12 Sebaran pertanyaan sikap gizi yang dijawab benar oleh ibu di perdesaan dan perkotaan... 36

13 Sebaran praktek ASI eksklusif di perdesaan dan perkotaan... 37

14 Alasan pemberian ASI eksklusif di perdesaan dan perkotaan ... 38

15 Durasi pemberian ASI saja di perdesaan dan perkotaan ... 38

16 Makanan dan cairan yang diberikan sebelum bayi berusia 4 bulan di perdesaan dan perkotaan... 39

17 Status pemberian kolostrum di perdesaan dan perkotaan ... 40

18 Sebaran waktu pemberian ASI pertama di perdesaan dan perkotaan... 40

19 Sebaran waktu pemberian ASI di perdesaan dan perkotaan ... 41

20 Sebaran frekuensi pemberian ASI sehari di perdesaan dan perkotaan .... 41

21 Status menyusui saat ini di perdesaan dan perkotaan... 42

22 Kesulitan pemberian ASI di perdesaan dan perkotaan ... 42

23 Keberlanjutan pemberian ASI di perdesaan dan perkotaan... 43

24 Sebaran waktu pertama kali memperkenalkan susu non-ASI di perdesaan dan perkotaan... 44

25 Alasan pemberian susu non-ASI di perdesaan dan perkotaan ... 44

26 Praktek pemberian susu non-ASI di perdesaan dan perkotaan ... 45

27 Rata-rata konsumsi susu non-ASI di perdesaan dan perkotaan ... 46

28 Frekuensi pemberian MP-ASI di perdesaan dan perkotaan... 46

29 Jenis MP-ASI yang diberikan di perdesaan dan perkotaan... 47

30 Hubungan berbagai variabel dengan pengetahuan dan sikap gizi ibu di perdesaan... 48

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat diartikan nilai koefisien determinasi berganda digunakan untuk mengukur besarnya sumbangan dari variabel independen yang diteliti terhadap variasi variabel

Bang Irvan Aspidar, Abang-abang stambuk 2009, 2010 dan Semua adek- adek di Teknik Mesin USU yang telah banyak memberikan doa serta semangat bagi penulis

apakah ekstrak etanol kulit batang sikkam mempunyai efek antidiare dan berapa dosis optimal yang sesuai bila dibandingkan dengan loperamid HCl.. Universitas

sudah angkat tangan pada saat transaksi selesai. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pandangan mahasiswa Muamalah terhadap jual-beli kosmetik yang mengandung

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) cara belajar matematika siswa kelas X3 secara keseluruhan cukup baik dengan persentase sebesar 61% (2) terdapat hubungan

Hubungan antara variabel eksternal dengan persepsi kemudahan menggunakan, persepsi kemudahan menggunakan dengan persepsi kebermanfaatan, persepsi kebermanfaatan

[r]

Untuk menyelesaikan keintegritasan manajemen proyek harus terlibat di dalam lingkup proyek, kualitas, waktu, biaya, sumber daya manusia, komunikasi, resiko,