• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAHATANI BUDIDAYA TANAMAN JARAK (JATROPA CURCAS), BIODIESEL DAN HARGA MINYAK DUNIA 1. Eko Widaryanto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USAHATANI BUDIDAYA TANAMAN JARAK (JATROPA CURCAS), BIODIESEL DAN HARGA MINYAK DUNIA 1. Eko Widaryanto"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 USAHATANI BUDIDAYA TANAMAN JARAK (JATROPA CURCAS), BIODIESEL DAN

HARGA MINYAK DUNIA1

Eko Widaryanto

Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang Email : eko.widar@brawijaya.ac.id

ABSTRAK

Dari tindak lanjut Inpres 1/2006 tentang penyediaan energi alternatip di setiap daerah, agaknya tersendat dan jalan di tempat. Hal ini dikarenakan setelah pelaksanaan Inpres tersebut hampir berjalan 2 tahun, ternyata kepastian pemanfaatannya di masing-masing daerah belum terjawab secara tegas, bahkan di daerah tertentu para petani mulai frustasi dan hampir memusnahkan tanaman yang telah ditanam, baik dari kegiatan bantuan proyek maupun usahanya secara mandiri. Kurang tanggapnya instansi terkait tentang hal semacam ini turut memicu permasalahan tersebut. Di samping itu para pemegang kebijakan di daerah tidak mengerti penuh tentang pemanfaatan tanaman jarak dan makna Inpres tersebut.

Seiring dengan kenaikan harga minyak mentah dunia yang saat ini mencapai US$100/barel, seharusnya kita harus merubah pola berpikir dari cara menghitung usahatani budidaya jarak secara konvensional yang telah banyak ditulis oleh para peneliti. Kenaikan harga minyak mentah dunia ini justru menjadikan momen yang terbaik untuk mengusahakan tanaman jarak, yang artinya akan meningkatkan daya saing pemanfaatan biodiesel dibandingkan dengan pemakaian minyak industri (yang harganya telah ditetapkan oleh pemerintah) yang harganya terus meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak dunia.

Dari simulasi 4 cara budidaya yang dianjurkan yaitu, populasi 1666 dan 2500 tanaman/ha (tanpa subsidi bibit), populasi tanaman 1666 dan 2500 tanaman/ha (dengan subsidi bibit) masing-masing cara tersebut ditanam secara monokultur dan ditambah 2 pola tanam tumpangsari masing-masing dengan populasi 1666 dan 2500 tanaman/ha, dengan tanaman sela kacang tanah. Simulasi tersebut dikombinasikan lagi dengan tingkat rendemen yang diperoleh yaitu 25, 30 dan 35%, yang mana dengan rendemen biji semakin tinggi biaya untuk menghasilkan per liter minyak jarak akan semakin murah. Evaluasi proyek dilaksanakan selama 10 tahun pengusahaan tanaman jarak.

Pada asumsi harga minyak US$80/barel ternyata 4 cara budidaya didapatkan keuntungan yang yang luar biasa dan didapatkan nilai NPV, IRR dan BCR yang cukup signifikan baik pada pada hasil biji yang mempunyai rendemen 25, 30 dan 35%. Dengan harga minyak mentah dunia yang sekarang mencapai US$100/barel tentunya budidaya jarak akan semakin menguntungkan dan diminati oleh perusahaan yang selama ini memakai minyak industri sebagai bahan baker industrinya. Dalam simulasi ini juga diperoleh nilai saving yang cukup signifikan antara pengusahaan tanaman jarak sebagai bahan pembuat biodiesel sendiri dibandingkan dengan harga minyak solar non subsidi.

1

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Energi Alternatif, di Politeknik Negeri

Malang, Sabtu 16 Pebruari 2008

(2)

2 CASTOR OIL PLANT (JATROPA CURCAS) CULTIVATION, BIODIESEL AND GLOBAL

OIL PRICE Eko Widaryanto

Faculty of Agriculture Brawijaya University Malang

Email : eko_widar@brawijaya.ac.id

ABSTRAK

Indonesian government decree 1/2006 concerning quest of alternative energy in every region had come to the dead end. After two years implementation of this decree, almost every province has not reach the technical implementation or application level. In castor oil (Jatropa curcas) case, the farmer tends to abandoned their crop because there are not sufficient support and assistance from the local government, even if there is, still in a very micro level. Moreover many local governments do not understand about how to utilize castor oil for energy alternative and how to implement the alternative energy decree.

With the continuing increase of raw oil (US$100/barel), there must be a change in farmer conventional orientation on castor plant cultivation, because now it is a good momentum for government and the farmer to start the bio diesel based industry because it has the a high competitive value compare to fossil fuel, which always follow the global oil market

Based from the cultivation manual, there are four population recommendations which are 1666 and 2500 plant/Ha monoculture without government seedling aids and the other are 1666 and 2500 plants/Ha with government seedling aid, monoculture or intercropped with ground nut. Those recommendations result on 25, 30 up to 35 % castor oil yield, and the highest yield will make the production cost of castor oil is cheaper. This simulation was based on 10 years research of castor oil industry.

Finally, with the US$80/barel global oil price, those four recommended cultivation will result on the maximum benefit in each level of each yielded oil (25%, 30% and 35%) with the high value of NPV, IRR and BCR. Furthermore with US$100/barel global oil price, the Castor oil plant cultivation will be more profitable and get more attention from many corporations to replace or substitute their fuel from fossil fuel to castor oil. The castor oil business proven to be highly competitive compare to non subsidized diesel fuel.

PENDAHULUAN

Potensi tanaman jarak pagar di Indonesia sebagai salah satu sumber energi alternatif pengganti BBM dari komoditas pertanian (Biofuel) saat ini sudah bukan wacana lagi. Pertama pemerintah melalui Blue Print Pengelolaan Energi Nasional yang dikeluarkan Departemen Energi dan sumber daya Mineral (ESDM) menetapkan, kebutuhan energi nasional akan dipenuhi dari sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 4,4 persen, dimana sebesar 1,3 persen berasal dari biofuel (setara dengan 4,7 juta kilo liter). Sedangkan yang kedua adalah adanya Instruksi Presiden No 1 tahun 2006 Tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar lain, secara tegas menginstruksikan pada Menteri Pertanian untuk:

1. Mendorong penyediaan tanaman bahan baku bahan bakar nabati (biofuel) termasuk benih dan bibitnya.

(3)

3 2. Melakukan penyuluhan pengembangan tanaman bahan baku bahan bakar nabati

(biofuel)

3. Memfasilitasi penyediaan benih dan bibit tanaman bahan baku bahan bakar nabati. 4. Mengintegrasikan kegiatan pengembangan dan kegiatan pasca panen tanaman

bahan baku bahan bakar nabati (biofuel).

Secara ekonomi, tanaman jarak pagar bisa dimanfaatkan seluruh bagiannya, mulai dari daun, buah, kulit batang, getah, dan batangnya. Daun bisa diekstraksi menjadi bahan pakan ulat sutera dan obat-obatan herbal. Kulit batang bisa juga diekstraksi menjadi tannin atau sekedar dijadikan bahan bakar lokal untuk kemudian menghasilkan pupuk. Bagian getah bisa diekstraksi menjadi bahan bakar. Demikian juga bagian batang, bisa digunakan untuk kayu bakar. Potensi terbesar jarak pagar ada pada buah yang terdiri dari biji dan cangkang (kulit). Pada biji terdapat inti biji dan kulit biji. Inti biji inilah yang menjadi bahan dasar pembuatan biodiesel, sumber energi pengganti solar (Heller, 1996).

Tanaman jarak banyak dibudidayakan sebagai tanaman pekarangan di Indonesia yang pada masa lalu terkenal dengan tanaman jarak pagar yang mudah tumbuh dan berkembang meskipun tanpa usaha budidaya yang sangat kurang. Biji tanaman jarak mulai dapat dipanen setelah usia empat bulan dengan produktivitas sangat bervariasi tergantung pada kesuburan lahan dan curah hujan. Secara umum produktivitas biji per tahun berkisar antara 0,5 sampai 12 t/ha (Heller, 1996 ; Foidl dan Eder, 1997 ; Maharishi, 2000 dan Siregar et al., 2005).

Dalam suatu produksi pertanian, produksi biji bukanlah merupakan parameter tunggal untuk mengukur keberhasilan suatu usaha budidaya tanaman, khususnya tanaman jarak, namun rendemen yang diperoleh akan sangat menentukan nilai keuntungan dari usaha budidaya, karena akan menentukan jumlah minyak jarak yang akan dihasilkan.

Dari penelitian Prajogo et al. (2006) pada harga minyak dunia US$ 60/barel dan asumsii sampai US$ 70/barel pada nilai tukar rupiah Rp 9143/US$ (baik dari hasil rendemen biji 25 sampai 35%) di Jatim dan Jateng (PTP XII) sampai tahun ke 15 pengusahaan tanaman jarak masih belum mendapatkan keuntungan (rugi), sehingga pada waktu itu sangat tidak menarik untuk mengusahakan tanaman jarak baik petani maupun investor.

Adanya isu tentang penghapusan subsidi minyak tanah dan pembatasan pemakaian bahan bakar minyak yang bersubsidi, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar, berkurangnya produksi minyak dalam negeri serta melambungnya harga minyak dunia yang sekarang mencapai US$100/barel, adalah momen yang tepat untuk menghitung ulang peluang pengusahaan tanaman jarak dalam skala luas (perusahaan) ataupun untuk skala petani melalui bantuan-bantuan paket budidaya seperti Proyek-proyek APBD II, APBD I maupun APBN dalam rangka mensukseskan Inpres no 1/2006 yang telah dicanangkan 2 tahun lalu serta tercapainya Desa Mandiri Energi, khususnya di pedesaan.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran pada pengusaha, petani dan pemegang kebijakan tentang analisis usahatani tanaman jarak kaitannya dengan harga minyak dunia, nilai tukar rupiah saat ini dan produksi minyak jarak (rendemen).

(4)

4 Untuk menentukan apakah suatu usaha tersebut menguntungkan atau layak (feasible) untuk diusahakan diperlukan alat ukur atau kriteria yang menunjukkan kelayakan usaha tersebut. Berbagai alat ukur dapat digunakan untuk menganalisis kelayakan dari suatu investasi yang semuanya menentukan layak tidaknya suatu usaha untuk dijalankan.

Alat ukur atau kriteria yang biasa digunakan yaitu: a) N P V (Net Present Value)

b) Net B/C (Net Benefit Cost Ratio) c) I R R (Internal Rate of Return)

Di dalam menghitung agroekonomi usaha budidaya jarak dibuat simulasi 4 cara budidaya yang merupakan studi kasus di Kotamadya Palangka Raya, Kalimantan Tengah dan dikelompokkan menjadi 4 golongan yaitu :

a. Budidaya dengan populasi 1666 tanaman/ha (jarak tanam 2 m x 2 m) dengan tanpa subsidi bibit.

b. Budidaya dengan populasi 2500 tanaman/ha (jarak tanam 2 m x 3 m) dengan tanpa subsidi bibit.

c. Budidaya dengan populasi 1666 tanaman/ha (jarak tanam 2 m x 2 m) dengan subsidi bibit.

d. Budidaya dengan populasi 2500 tanaman/ha (jarak tanam 2 m x 3 m) dengan subsidi bibit.

Nilai NPV, IRR dan BCR pada pengusahaan tanaman jarak dengan harga minyak dunia US$ 80 dan US$ 90 /barel pada nilai tukar Rp 9.400,- semua kelompok cara budidaya menguntungkan, baik pada pencapaian rendemen rendah (25%) sampai 35 %, baik yang tidak disubsidi maupun disubsidi. (Tabel 1).

Nilai NPV akan semakin meningkat dengan dengan perolehan rendemen yang makin tinggi demikin pula dengan dengan kenaikan harga minyak mendah juga diikuti dengan peningkatan nilai NPV. Hal tersebut juga terjadi pada penghitungan IRR, di mana dengan meningkatnya rendemen minyak jarak yang diperoleh akan diikuti peningkatan IRR, demikian pula dengan meningkatnya harga minyak mentah dunia juga diikuti dengan meningkatnya nilai IRR. Nilai IRR yang dicapai terendah pada IRR 15 % yang artinya lebih besar dari bunga bank yang telah ditetapkan yaitu 8 %, sehingga dapat dikatakan usaha budidaya jarak sangat layak diusahakan pada saat sekarang meskipun hanya didapat rendemen minyak sebesar 25%. Hal tersebut juga berlaku pada nilai BCR.

Sedangkan pada pola usaha tumpangsari sangat dianjurkan pada usaha budidaya jarak, yang mana pada perhitungannya didapatkan keuntungan sejak pengusahaan tahun pertama, baik pada populasi 1666 dan 2500 tanaman per hektar meskipun tidak ada program subsidi bibit namun untuk kepentingan petani miskin penggunaan jarak tanam 2 x 3 m sangat dianjurkan mengingat para petani pada umumnya memiliki luas lahan yang sempit, sehingga pemanfaatan dan penanaman tanaman sela merupakan suatu hal yang penting, karena mereka perlu mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti sayuran dan pangan dari

(5)

5

Tabel 1. NPV, IRR dan BCR Usahatani Jarak Pagar, Harga Minyak Mentah Dunia US$80 dan US$90/barel, Nilai Tukar Rp 9.400 dan Rendemen Biji-CJO (Studi Kasus di Kalimantan Tengah)

Asumsi Harga Minyak Dunia per Barel

US$80 US$90

Uraian

NPV IRR BCR NPV IRR BCR

Rendemen Biji ke CJO 25% Tanpa Subsidi Bibit

- Populasi Tanaman 1666/ha 1048216.99 0.15 1.21 5224900.67 0.27 2.16

- Populasi Tanaman 2500/ha 4638250.42 0.25 1.94 10491375.18 0.32 3.38

Subsidi Bibit

- Populasi Tanaman 1666/ha 2279698.47 0.22 1.62 6456382.16 0.31 2.98

- Populasi Tanaman 2500/ha 6230843.01 0.29 2.86 12083967.77 0.35 5.16

Rendemen Biji ke CJO 30% Tanpa Subsidi Bibit

- Populasi Tanaman 1666/ha 5897655.09 0.28 2.33 10859218.93 0.33 3.75

- Populasi Tanaman 2500/ha 11434160.37 0.33 3.62 18387201.18 0.36 5.56 Subsidi Bibit

- Populasi Tanaman 1666/ha 8261509.69 0.34 4.33 12090703.51 0.35 5.16

- Populasi Tanaman 2500/ha 13026752.96 0.35 5.55 19979793.78 0.38 8.89 Rendemen Biji ke CJO 35%

Tanpa Subsidi Bibit

- Populasi Tanaman 1666/ha 10775124.63 0.33 3.72 16605662.93 0.36 5.47 - Populasi Tanaman 2500/ha 18269353.03 0.36 5.52 26440158.06 0.38 8.24 Subsidi Bibit

- Populasi Tanaman 1666/ha 12006606.11 0.35 5.12 17837144.41 0.37 7.56 - Populasi Tanaman 2500/ha 19861945.63 0.38 8.82 28032750.65 0.39 14.01

(6)

6 Dari perhitungan tersebut juga dapat dikemukakan bahwa pada budidaya pola tumpangsari pada populasi tanaman jarak 1666 tanaman/ha (jarak tanam 2 x 3 m)

didapatkan Nilai NPV = 12,757,941.78, IRR = 44.1 % dan BCR = 31,36, yang mana nilai ini

jauh lebih besar atau lebih menguntungkan dibanding dengan pengusahaan dengan populasi tanaman jarak sesesar 2500 tanama/ha (jarak tanam 2 x 2 m), yaitu sebesar NPV =

11,954,599.15, IRR = 49,2 % dan BCR = 3.32. Lebih besarnya nilai-nilai tersebut karena

pada populasi tanaman 1666 tanaman/ha, lahan dapat ditanami tanaman sela sebanyak 3 kali yaitu tahun pertama sampai tahun ke 3, sedangkan pada populasi 2500 tanaman/ha hanya dapat ditanami 2 kali yaitu tahun pertama dan kedua. Semua nilai IRR di atas bunga bank yang berlaku saat ini sehingga pengusahaan tanaman jarak sangat layak di Kalimantan Tengah, meskipun penghitungan analisis usaha tani tanaman jarak dengan tumpangsari ini hanya menggunakan asumsi harga biji Rp 624,-/kg dengan patokan nilai tukar rupiah Rp 9.400,- dan harga minyak mentah dunia US $ 80 dan dengan rendemen biji hanya 25%. Sedangkan kenyataan yang ada bahwa tanaman jarak mempunyai rendemen bervariasi dari 25 sampai 40% %, dengan demikian akan didapatkan keuntungan yang lebih besar daripada perhitungan tersebut apabila memiliki rendemen lebih besar dari 25%.

PENENTUAN HARGA JUAL BIJI JARAK DI TINGKAT PETANI

Biodiesel mempunyai fungsi yang sama dengan solar (sebagai bahan subtitusi), maka harga solar akan sangat menentukan harga biodiesel, sehingga para pengguna akan menginginkan agar harga biodiesel maksimal sama dengan harga solar di dalam negeri. Dengan demikian akan merangsang para pengusaha yang menggunakan bahan bakar minyak (non subsidi) untuk berfikir mengusahakan tanaman jarak pagar untuk memenuhii kebutuhan bahan bakarnya sendiri, yang nantinya akan berimplikasi pada pemanfaatan tenaga kerja dalam sektor perkebunan jarak pagar. Penghitungan perbandingan biaya pembuatan biodiesel oleh suatu perusahaan haruslah dibandingkan dengan harga solar yang non subsidi yang berlaku saat ini, yang mana sangat ditentukan oleh harga minyak mentah di pasar dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Tabel 2 adalah simulasi yang dibuat oleh Dartanto (2006) tentang taksiran harga solar yang berlaku saat ini pada 3 asumsi harga minyak mentah dunia yaitu US$80, US$90 dan US$100 per barel dengan nilai tukar adalah Rp 9..400/US$, maka harga solar dalam negeri (tanpa subsidi) per liter masing-masing adalah Rp 5.846, Rp 6.507 dan Rp 7.168.

Penghitungan biaya pengolahan dan harga biji jarak untuk mendapatkan 1 liter biodiesel, tidaklah lepas dari teknik budidaya yang dilakukan, yang mana produktivitas tanaman jarak tidaklah hanya ditentukan oleh kuantitas biji yang dihasilkan, namun faktor lain yaitu rendemen biji terhadap hasil minyak juga memegang peranan penting dalam menentukan biaya pembuatan biodiesel baik oleh petani maupun perusahaan.

Dari rangkuman yang telah disampaikan oleh Prayogo et al. (2006) bahwa rendemen CJO/kg bervariasi dari 20% sampai 35% jika menggunakan alat pemeras mekanis dan 35-45% jika menggunakan cara pelarutan. Karena masyarakat pedesaan/petani lebih sesuai menggunakan alat mekanis dibanding cara pelarutan, maka analisis ini menggunakan data rendemen dan biaya dengan alat pemeras mekanis. Demikian pula, rendemen dari CJO ke biodiesel adalah 90%. Analisis ini menggunakan tiga macam rendemen biji-CJO yaitu 25% (paling umum), 30% (ada beberapa kasus) dan 35% (harapan) dan satu cara rendemen CJO biodiesel yaitu 90%. Data biaya ekstraksi CJO dengan menggunakan mesin pemeras berulir (screw press) dengan tenaga penggerak motor diesel/listrik yang dihitung oleh Sugiri (2006), yaitu Rp 242/kg biji jarak pagar, dan data biaya pengolahan CJO-biodiesel 2 tahap (proses

(7)

7 estrans) diperoleh dari Sudrajat et al. (2006) yaitu Rp 1.500/liter biodiesel. Biaya perhitungan biaya per liter biodiesel tertera pada Tabel 4.

Adapun peluang yang cukup baik untuk pengembangan tanaman jarak dalam rangka mensukseskan Program Desa Mandiri Energi adalah dengan pemanfaatan biji jarak sebagai bahan bakar kompor berbahan bakar biji jarak (Widaryanto, 2008) dan pemanfaatan PPO (Plant Pure Oil) sebagai bahan bakar mesin-mesin yang mempunyaii RPM rendah seperti (Huller, traktor, penggergajian, genset dan lain sebagainya) yang sekarang bertebaran di masyarakat pedesaan. Adapun biaya pembuatan PPO dari CJO diperkirakan hanya Rp 1.000,-/l yang berarti biaya pembuatan PPO lebih murah Rp 500,-/liter dibanding biaya pembuatan biodisel (Hendroko, 2008),

Tabel 2 dapat dikemukakan bahwa asumsi harga minyak dalam negeri bahwa dengan makin rendah harga minyak dunia pada nilai tukar yang sama, makin rendah pula harga solar dalam negeri, demikian pula makin kuat nilai rupiah dengan harga minyak mentah yang sama, makin rendah pula harga minyak solar dalam negeri.

Tabel 2. Simulasi Harga Solar Dalam Negeri Berdasarkan Harga Minyak Mentah Dunia dan Nilai Tukar Rupiah Tahun 2008 (Dartanto, 2006)

Nilai Tukar (Rp/US$) Harga minyak mentah dunia (US$/barel)

80 90 100

9,500 5,923 6,584 7,245

9,400 5,726 6,507 7,168

9,000 5,612 6,237 6,863

Tabel 3. Simulasi Harga Bahan Baku Biji Jarak Pagar per Kg Berdasarkan Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah dan Rendemen Biji-CJO, 2008.

Rendemen Biji-CJO Uraian

25% 30% 35%

Harga biji tanpa subsidi solar (Rp/kg):

1. US$80, NT Rp 9.400 624 797 971

2. US$90, NT Rp 9.400 773 974 1179

3. US$100, NT Rp 9.400 922 1154 1388

Harga biji dengan subsidi solar (Rp/kg) 276 379 483

Adapun dari Tabel 3 dari hasil perhitungan harga bahan baku jarak di tingkat petani, didapatkan bahwa sebagai contoh pada nilai tukar Rp 9.400 dan harga minyak mentah dunia US$80/barel , dan rendemen biji jarak-CJO (Jatropa Crude Oil) 25% harga biji jarak di tingkat petani hanya Rp 624,-/kg. Harga ini akan meningkat jika diperoleh rendemen yang meningkat, yaitu Rp 797,-/kg untuk rendemen 30% dan Rp 971,-/kg untuk rendemen 35%. Adapun pada harga minyak mentah makin tinggi akan diperoleh nilai bahan baku yang makin tinggi pula.

(8)

8 Angka-angka tersebut didapat dari perhitungan selisih antara asumsi harga minyak yang berlaku pada nilai tukar rupiah dan harga minyak dunia pada saat itu dengan dengan biaya produksi yang digunakan untuk memproduksi setiap liter biodiesel. Dari sisa nilai tersebut kemudian dibagi dengan nilai konversi hasil biodiesel dari biji jarak, yang mana pada rendemen 25% sebesar 4,44, 30% sebesar 3,7 dan 35% sebesar 3,1.

Tabel 4 Penghitungan Harga Bahan Baku Biji Jarak Pagar Berdasarkan Rendemen Biji-CJO, Harga Minyak Mentah Dunia dan Nilai Tukar Rupiah, Februari 2008 (disesuaikan berdasarkan Prayogo et al., 2006).

Uraian Rendemen Biji-CJO

25% 30% 35%

Biaya ekstraksi biji (dengan screw presser):

- Dari biji ke CJO (Rp/kg biji) A) 242 242 242

- Konversi biji ke CJO (liter/kg) 0,25 0,30 0,35

Biaya ekstraksi biji/liter CJO (Rp) 968 807 691

Konversi CJO-Biodiesel 0,9 0,9 0,9

Biaya ekstraksi biji/liter biodiesel (Rp) 1076 897 768

Biaya ekstrans CJO-biodiesel/liter biodiesel (Rp) B) 1500 1500 1500

Total biaya pengolahan/liter biodisel (Rp) 2576 2397 2268

Biaya distribusi dan laba/liter biodiesel (Rp) 500 500 500

Total pengolahan, distribusi, laba/liter biodisel 3076 2897 2768

Harga solar dalam negeri tanpa subsidi (Rp/liter) C):

1. US$ 80/barel, NT Rp 9.400 5846 5846 5846

2. US$ 90/barel, NT Rp 9.400 6507 6507 6707

3. US$ 100/barel, NT Rp 9.400 7168 7168 7168

Harga solar subsidi (Rp/liter) 4300 4300 4300

Nilai bahan baku biji/liter biodiesel tanpa subsidi(Rp):

1. US$ 80, NT Rp 9.400 2770 2949 3038

2. US$ 90, NT Rp 9.400 3431 3605 3739

3. US$ 100, NT Rp 9.400 4092 4271 4400

Nilai bahan baku biji/liter biodiesel dengan subsidi

(Rp) 1224 1403 1532

Konversi biodiesel ke biji (kg/liter) 4,44 3,7 3,17

Harga biji per kg tanpa subsidi solar (Rp):

1. US$ 80, NT Rp 9.400 624 797 971

2. US$ 90, NT Rp 9.400 773 974 1179

1. US$ 100, NT Rp 9.400 922 1154 138

(9)

9 PERBANDINGAN BIAYA PRODUKSI PPO (PLANT PURE OIL) DAN BIODIESEL

PER LITER

Tabel 5. Biaya Produksi per Liter Biodiesel dan Penghematan Biaya Bahan Bakar dengan Bahan Baku Biji Jarak Pagar Produksi Sendiri oleh Perusahaan Besar pada Harga Minyak Dunia US$80/barel, Nilai Tukar Rp 9.400/US$ dan Rendemen Biji-CJO 25%, 30% dan 35%, Tanpa Subsidi Bibit

Biaya Produksi

Biji Biaya Pengolahan Rendemen biji-CJO

dan Pola Tanam Per

kg (Rp) Per liter Biodisel (Rp) Ekstraksi Biodisel) Estrans (Rp/lt Biodisel) Total Biaya (Rp/lt Biodisel) Harga Solar DN (Rp/lt)*) Saving (Rp/lt Biodisel) Rendemen 25%:

Pola A (Pop 1666 tan/ha) 516 2291 1074 1500 4865 5846 981

Pola B (Pop 2500 tan/ha) 449 1994 1074 1500 4568 5846 1276

Rendemen 30%:

Pola A (Pop 1666 tan/ha) 516 1909 895 1500 4304 5846 1542

Pola B (Pop 2500 tan/ha) 449 1661 895 1500 4056 5846 1790

Rendemen 35%:

Pola A (Pop 1666 tan/ha) 516 1636 767 1500 3903 5846 1943

Pola B (Pop 2500 tan/ha) 449 1423 767 1500 3690 5846 2156

*) Harga Solar Tanpa Subsidi

Tabel 6. Biaya Produksi per Liter PPO (Plant Pure Oil) dan Penghematan Biaya Bahan Bakar dengan Bahan Baku Biji Jarak Pagar Produksi Sendiri oleh Perusahaan Besar pada Harga Minyak Dunia US$80/barel, Nilai Tukar Rp 9.400/US$ dan Rendemen Biji-CJO, Tanpa Subsidi Bibit

Biaya Produksi

Biji Biaya Pengolahan

Rendemen biji-

CJO dan Pola Tanam Per

kg (Rp) Per liter Biodisel (Rp) Ekstraksi (Rp/lt Biodisel) Biaya degumisasi & deaciditasi Total Biaya (Rp/lt PPO Harga Solar DN (Rp/lt)*) Saving (Rp/lt PPO) Rendemen 25%:

Pola A (Pop 1666 tan/ha) 516 2291 1074 1000 4365 6507 1481

Pola B (Pop 2500 tan/ha) 449 1994 1074 1000 4068 6507 1658

Rendemen 30%:

Pola A (Pop 1666 tan/ha) 516 1909 895 1000 3804 6507 1922

Pola B (Pop 2500 tan/ha) 449 1661 895 1000 3556 6507 2170

Rendemen 35%:

Pola A (Pop 1666 tan/ha) 516 1636 767 1000 3403 6507 2323

Pola B (Pop 2500 tan/ha) 449 1423 767 1000 3190 6507 2536

(10)

10

Dari Tabel 5 dan 6 nampak bahwa pada asumsi harga minyak dunia US$ 80/barel,

biaya pembuatan PPO maupun biodiesel oleh perusahaan diperoleh biaya yang cukup rendah dibandingkan dengan harga solar tidak bersubsidi pada saat sekarang, pada rendemen biji 25% (rendah) sudah menunjukkan saving yang cukup signifikan. Tentunya saving akan lebih besar lagi apabila diperoleh rendemen biji jarak yang makin besar dan harga minyak mentah dunia yang lebih besar dari US$ 80/barel. Tabel 6, apabila dilihat dari efisiensi pembuatan PPO (Plant Pure oil) sendiri oleh masyarakat atau Lembaga yang ada dalam mempersiapkan program Desa Mandiri Energi maka dapat dikemukakan bahwa pengusahaan tanaman jarak akan dapat bersaing dengan harga solar bersubsidi sebesar Rp 4300,-/liter seperti keadaan sekarang ini, dengan pengusahaan tanaman jarak dengan rendemen 25% pun telah memiliki daya saing (saving) yang cukup signifikan, kecuali pada pola A (populasi tanaman 1666 tanaman/ha) (Tabel 7). Pada rendemen 35%-35% semua pola budidaya (A-D) akan diperoleh sesisih yang makin besar dibanding harga solar bersubsidi. Namun ada keuntungan lain yang tidak dapat dihargai dengan materi yaitu dengan penggunaan PPO akan terjadi penyelamatan lingkungan dan terjadi kontinuitas pasokan Bahan Bakar Nabati yang diproduksi lingkungan sendiri dalam rangka mensukseskan program Desa Mandiri Energi.

Tabel 7. Biaya Produksi per Liter Biodiesel dan Penghematan Biaya Bahan Bakar Solar Bersubsidi dengan Bahan Baku Biji Jarak Pagar Produksi Sendiri oleh Masyarakat atau Koperasi pada Harga Solar bersubsidi saat ini dan Rendemen Biji-CJO, Tanpa dan dengan Subsidi Bibit

Biaya Produksi

Biji Biaya Pengolahan

Rendemen biji- CJO dan Pola

Tanam Per kg (Rp) Per liter Biodisel (Rp) Ekstraksi (Rp/lt Biodisel) Estrans (Rp/lt Biodisel) Total Biaya (Rp/lt Biodisel) Harga Solar DN (Rp/lt)*) Saving (Rp/lt Biodisel) Rendemen 25%:

Pola A (Pop 1666 tan/ha) 516 2291 1074 1500 4365 4300 -65

Pola B (Pop 2500 tan/ha) 449 1994 1074 1500 4068 4300 232

Pola C (Pop 1666 tan/ha+ subs) 472 2096 1074 1500 4170 4300 130

Pola D (Pop 2500 tan/ha+ subs) 421 1869 1074 1500 3943 4300 357

Rendemen 30%:

Pola A (Pop 1666 tan/ha) 516 1909 895 1500 3804 4300 496

Pola B (Pop 2500 tan/ha) 449 1661 895 1500 3556 4300 744

Pola C (Pop 1666 tan/ha+ subs) 472 1746 895 1500 3641 4300 659

Pola D (Pop 2500 tan/ha+ subs) 421 1558 895 1500 3453 4300 847

Rendemen 35%:

Pola A (Pop 1666 tan/ha) 516 1636 767 1500 3403 4300 897

Pola B (Pop 2500 tan/ha) 449 1423 767 1500 3190 4300 1110

Pola C (Pop 1666 tan/ha+ subs) 472 1496 767 1500 3263 4300 1037

Pola D (Pop 2500 tan/ha+ subs) 421 1335 767 1500 3102 4300 1198

*) Harga Tanpa Subsidi

Penghitungan biaya produksi CJO hanya dimasukkan 2 komponen biaya yaitu biaya produksi biji untuk menghasilkan 1 liter CJO dan biaya ekstraksi dari biji ke CJO yang

(11)

11 besarannya masing-masing tergantung dari rendemen yang diperoleh, yang mana rendemen makin tinggi diperoleh biaya produksi per liternya makin rendah. Pada Tabel 8, analisa biaya CJO oleh petani apabila dibandingkan harga minyak tanah bersbubsidii maka biaya pembuatan CJO pada rendemen biji hanya 25% (baik subsidi bibit) tidak mampu mengimbangi tingginya harga minyak tanah sebesar Rp Rp 2.600,-/liter, yang mana biaya pada kondisi ini biaya pembuatan CJO mencapai Rp 2.612,- sampai Rp 2.956,-/liter sehingga jauh lebih mahal dari harga minyak tanah yang hanya Rp 2.600,-/liter. Adapun untuk rendemen 30 dan 35% biaya pembuatan CJO jauh lebih murah dibanding harga minyak tanah sejalan dengan meningkatnya rendemen biji-CJO.

Peluang bagi perusahaan besar untuk usaha budidaya ini juga terbuka lebar karena

dengan mengolah sendiri dan menggunakan biodiesel maupun PPO untuk kebutuhan sendirii llebih terbuka lebar. Penghematan biaya pembuatan biodiesel bila dibandingkan dengan harga solar industri sudah nampak pada kondisi harga minyak mentah dunia US $80 baik pada rendemen biji-CJO 25, 30 dan 35%. Apalagi apabila harga minyak dunia mencapai US $90 dan US $100 maka penghematan biaya biodiesel akan sangat bermanfaat bagi perusahaan besar.

Tabel 8. Biaya Produksi per Liter CJO dan Penghematan Biaya Bahan Bakar dengan Bahan Baku Biji Jarak Pagar Produksi Sendiri oleh Petani dengan Harga Minyak Tanah bersubsidi pada saat ini dan Rendemen Biji-CJO 25%, 30% dan 35%, Tanpa dan dengan Subsidi Bibit

Biaya Produksi Biji Rendemen biji-

CJO dan Pola Tanam Per kg (Rp) Per liter CJO (Rp) Biaya Ekstraksi (Rp/lt CJO) Total Biaya (Rp/lt CJO) Harga Minyak Tanah DN (Rp/lt)*) Saving (Rp/lt M. Tanah) Rendemen 25%:

Pola A (Pop 1666 tan/ha) 516 2064 968 3032 2600 -432

Pola B (Pop 2500 tan/ha) 449 1796 968 2764 2600 -164

Pola C (Pop 1666 tan/ha+ subs) 472 1888 968 2856 2600 -256

Pola D (Pop 2500 tan/ha+ subs) 421 1684 968 2652 2600 -52

Rata-rata 465 1858 968 2826 2600 -226

Rendemen 30%:

Pola A (Pop 1666 tan/ha) 516 1720 807 2527 2600 73

Pola B (Pop 2500 tan/ha) 449 1497 807 2304 2600 296

Pola C (Pop 1666 tan/ha+ subs) 472 1573 807 2380 2600 220

Pola D (Pop 2500 tan/ha+ subs) 421 1403 807 2210 2600 390

Rata-rata 465 1548 807 2355 2600 245

Rendemen 35%:

Pola A (Pop 1666 tan/ha) 516 1474 691 2165 2600 435

Pola B (Pop 2500 tan/ha) 449 1283 691 1974 2600 626

Pola C (Pop 1666 tan/ha+ subs) 472 1349 691 2040 2600 560

Pola D (Pop 2500 tan/ha+ subs) 421 1203 691 1894 2600 706

Rata-rata 465 1327 691 2018 2600 582

(12)

12 Selisih biaya pembuaatan CJO dengan harga minyak tanah akan semakin besar apabila dibandingkan harga minyak tanah non subsidi yang saat ini mencapai Rp 8.374/liter sejak bulan Desember 2007 yang lalu.

KESIMPULAN

1. Harga minyak mentah dunia, rendemen biji-CJO dan nilai tukar rupiah sangat berpengaruh pada kelayakan finansial usahatani jarak pagar. Di mana makin tinggi harga minyak dunia dan rendemen biji jarak akan meningkatkan nilai NPV, IRR dan BCR sehingga usahatani jarak makin fisibel.

2. Pola tumpangsari sangat dianjurkan untuk skala petani, karena dapat menyokong kebutuhan keluarga sehari-hari di samping untuk menutup biaya penanaman tanaman pokok jarak dan dianjurkan menanam dengan jarak tanam 2 x 3 m.

3. Untuk mencapai target rendemen lebih besar dari 30% dianjurkan untuk menanam varietas yang telah dilepas oleh Deptan seperti IP 1A, IP 2A, IP 1M, IP 2M dan IP 1P, IP 2P atau menanam varietas lokal yang mempunyai rendemen di atas 30 % dengan memperhatikan kesesuaian lahan.

4. Dukungan pemerintah dan teknologi harus benar-benar serius seperti halnya penyediaan bibit, penyuluhan tentang budidaya yang baik (mulai pembibitan sampai pasca panen), proses ekstraksi biji-CJO dan proses estrans dari CJO ke biodisel. Pemakaian alat pengekstrak biji harus mempunyai faktor rendemen yang tinggi sehingga didapatkan hasil CJO yang maksimal.

5. Penentuan harga biji jarak pada petani, sebaiknya bukan berdasar dari hasil biji namun berdasar rendemen yang diperoleh dari hasil budidayanya atau sebaiknya petani menjual produknya berupa CJO, sehingga petani tidak perlu menjual biji, namun dapat menjual CJO dan difasilitasi oleh Instansi terkait.

6. Pengusahaan tanaman jarak oleh perusahaan yang menggunakan bahan bakar biodiesel atau PPO akan mendapatkan selisih harga yang cukup siknifikan dibanding dengan harga biodiesel non subsidi, selisih tersebut akan makin besar apabila rendemen biji makin tinggi dan makin tingginya harga minyak mentah dunia. 7. Dalam rangka menunjang program Desa Mandiri Energi pemakaian biji jarak sebagai bahan bakar kompor dan Plant Pure Oil sebagai bahan bakar untuk mesin-mesin RPM rendah sangat dianjurkan karena mempunyai selisih biaya yang cukup siknifikan dibanding dengan pemakaian minyak tanah atau solar baik yang bersubsidi maupun tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Dartanto, T. 2006. Tantangan Pengembangan Biofuel/Biodiesel di Indonesia. INDENI. Jakarta. 7 hal.

Heller, J. 1996. Physic nut (Jatropha curcas). IPGRI. Internasional plant genetic resources instintute roma italy. 66pp.

Hendroko, R. 2008. Perhitungan Biaya Pembuatan PPO dan CJO. Komunikasi Pribadi.

Maharishi, A. 2000. Jatropha Plantation. http://www.jatrophabiodiesel.org

Prajogo, U.H., A. Djulin, A.K. Zakaria, V. Darwis dan J. Situmorang. 2006. Prospek Pengembangan Sumber Energi Alternatif (Biofuel) Fokus pada Jarak Pagar. Pusat

(13)

13 Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Deptan. 27 hal.

Siregar, H., Harianto dan N. A. Achsani. 2005. Analisis Usahatani Skala Tanaman Jarak. Dalam Seminar Nasional pengembangan jarak pagar (Jatropha curcas Linn) untuk biodiesel dan minyak bakar. Kamis, 22 Desember 2005; Bogor.

Sudradjat, H.R., D. Setiawan, Y. Widyawati, R. Ariatmi dan Suherman. 2006. Permasalahan dalam Teknologi Pengolahan Biodiesel dari Minyak Jarak Pagar. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.

Sugiri, M.B. 2006. Pengembangan Pemerah Berulir Skala Kecil untuk Ekstraksi Minyak Jarak. PT Tricon Industri

(14)

14 Lampiran 1a. Kebutuhan Fisik Input dan Output Usahatani Jarak Pagar dengan Pola Tanam Tumpangsari Petani di Kalteng (populasi tanaman 2.500 pohon/ha,

Jarak Tanam 2 x 2m) Uraian Satuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Input: A Tanaman Jarak 1. Bahan

a. Bibit Jarak batang 3000 200 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Pupuk - Urea kg 150 150 150 200 200 200 200 200 200 200 - SP36 kg 150 100 100 100 100 100 100 100 100 100 - KCl kg 50 50 50 100 100 100 100 100 100 100 - Pupuk kandang kg 2000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 c. Obat-obatan: liter 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2. Tenaga Kerja

- Pembukaan/pengol lahan hok 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0

- Pembuatan lubang tanaman hok 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0

- Tanam hok 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0

- Pemupukan hok 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

- Penyulaman hok 4 4 0 0 0 0 0 0 0 0

- Penyiangan hok 20 20 10 8 6 6 6 6 6 6

- Pengendalian hama/penyakit hok 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6

- Pemangkasan hok 6 6 6 0 0 0 0 0 0 0

- Panen hok 10 15 19 28 36 42 42 42 42 42

- Pasca Panen hok 10 15 19 28 36 42 42 42 42 42

3. Peralatan set 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

B. Tanaman Sela: Kacang Tanah

- Bibit kg 60 60 - Tanam hok 30 30 - Pemeliharaan hok 40 40 - Panen hok 30 30 Output: A. Jarak ton 2 3 3.8 5.6 7.2 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4

B. Kacang Tanah ton 3 3 Total produksi 63.6

(15)

ke-15 Lampiran 1b. Biaya dan Pendapatan Usahatani Jarak Pagar dengan Pola Tanam Tumpangsari Petani di Kalteng (populasi tanaman 2.500 pohon/ha, jarak tanam 2 x 2 m).

Harga (Rp/sat) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Biaya A Tanaman Jarak 1. Bahan a. Bibit Jarak 500 1,500,000 100,000 - - - -b. Pupuk - Urea 1,250 187,500 187,500 187,500 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 - SP36 1,600 240,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 - KCl 2,100 105,000 105,000 105,000 210,000 210,000 210,000 210,000 210,000 210,000 210,000 - Pupuk kandang 50 100,000 - - - -c. Obat-obatan: 50,000 - 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 2. Tenaga Kerja - Pembukaan/pengol lahan 20,000 2,000,000 - - - -- Pembuatan lubang tanaman 20,000 200,000 - - - -- Tanam 15,000 150,000 - - - -- Pemupukan 20,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 - Penyulaman 20,000 80,000 80,000 - - - -- Penyiangan 15,000 300,000 300,000 150,000 120,000 90,000 90,000 90,000 90,000 90,000 90,000 - Pengendalian hama/penyakit 20,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 - Pemangkasan 20,000 120,000 120,000 120,000 - - - -- Panen 15,000 150,000 225,000 285,000 420,000 540,000 630,000 630,000 630,000 630,000 630,000 - Pasca Panen 15,000 150,000 225,000 285,000 420,000 540,000 630,000 630,000 630,000 630,000 630,000 3. Peralatan 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 4. Biaya lain-lain - Sewa lahan 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 - Bunga deposito (8%/th) 459,400 161,000 144,200 167,200 184,000 198,400 198,400 198,400 198,400 198,400 B. Tanaman Sela - Bibit 10,000 600,000 600,000 - - - -- Tanam 15,000 450,000 450,000 - - - -- Pemeliharaan 15,000 600,000 600,000 - - - -- Panen 15,000 450,000 450,000 - - - -5. Total Biaya 8,301,900 4,273,500 1,946,700 2257200 2,484,000 2,678,400 2,678,400 2,678,400 2,678,400 2,678,400 Penerimaan

A. Output Jarak ($80, rend 25%) 624 1,248,000 1,872,000 2,371,200 3,494,400 4,492,800 5,241,600 5,241,600 5,241,600 5,241,600 5,241,600 B. Output Kacang Tanah 2,200 6,600,000 6,600,000 - - -

-Total Output 7,848,000 8,472,000 2,371,200 3494400 4,492,800 5,241,600 5,241,600 5,241,600 5,241,600 5,241,600 Keuntungan total (453,900) 4,198,500 424,500 1,237,200 2,008,800 2,563,200 2,563,200 2,563,200 2,563,200 2,563,200 Keuntungan tanaman sela 4,500,000 4,500,000 - - -

(16)

ke-16 Lampiran 2a. Kebutuhan Fisik Input dan Output Usahatani Jarak Pagar dengan Pola Tanam Tumpangsari Petani di Kalteng (populasi tanaman 1.666 pohon/ha, jarak tanam 2 x 3 m).

Harga

(Rp/sat) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Input:

A Tanaman Jarak 1. Bahan

a. Bibit Jarak batang 2000 500 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Pupuk - Urea kg 100 100 150 150 150 150 150 150 150 150 - SP36 kg 50 50 50 50 100 100 100 100 100 100 - KCl kg 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 - Pupuk kandang kg 1500 1500 0 0 0 0 0 0 0 0 c. Obat-obatan: liter 0 0 0 1 2 2 2 2 2 2 2. Tenaga Kerja

- Pembukaan/pengol lahan hok 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0

- Pembuatan lubang tanaman hok 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0

- Tanam hok 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0

- Pemupukan hok 8 6 6 6 6 6 6 6 6 6

- Penyulaman hok 4 2 0 0 0 0 0 0 0 0

- Penyiangan hok 15 20 20 10 10 10 10 10 10 10

- Pengendalian hama/penyakit hok 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4

- Pemangkasan hok 6 6 6 0 0 0 0 0 0 0

- Panen hok 5 10 15 22 26 30 30 30 30 30

- Pasca Panen hok 5 10 15 22 26 30 30 30 30 30

3. Peralatan set 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

B. Tanaman Sela: Kacang Tanah

- Bibit kg 60 60 60 - Tanam hok 30 30 30 - Pemeliharaan hok 40 40 40 - Panen hok 30 30 30 Output: A. Jarak ton 1 2 3 4.4 5.1 6 6 6 6 6

B. Kacang Tanah ton 3.0 3.0 2.5

(17)

ke-17 Lampiran 2b. Biaya dan Pendapatan Usahatani Jarak Pagar dengan Pola Tanam Tumpangsari Petani di Kalteng (populasi tanaman 1.666 pohon/ha, jarak tanam 2 x 3 m).

Harga (Rp/sat) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Biaya A Tanaman Jarak 1. Bahan a. Bibit Jarak 500 1,000,000 250,000 - - - -b. Pupuk - Urea 1,250 125,000 125,000 187,500 187,500 187,500 187,500 187,500 187,500 187,500 187,500 - SP36 1,600 80,000 80,000 80,000 80,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 160,000 - KCl 2,100 105,000 105,000 105,000 105,000 105,000 105,000 105,000 105,000 105,000 105,000 - Pupuk kandang 50 75,000 75,000 - - - -c. Obat-obatan: 50,000 - - - 50,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 2. Tenaga Kerja - Pembukaan/pengol lahan 20,000 2,000,000 - - - -- Pembuatan lubang tanaman 20,000 200,000 - - - -- Tanam 15,000 150,000 - - - -- Pemupukan 20,000 160,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 - Penyulaman 20,000 80,000 40,000 - - - -- Penyiangan 15,000 225,000 300,000 300,000 150,000 150,000 150,000 150,000 150,000 150,000 150,000 - Pengendalian hama/penyakit 20,000 120,000 80,000 80,000 80,000 80,000 80,000 80,000 80,000 80,000 80,000 - Pemangkasan 20,000 120,000 120,000 120,000 - - - -- Panen 15,000 75,000 150,000 225,000 330,000 382,500 450,000 450,000 450,000 450,000 450,000 - Pasca Panen 15,000 75,000 150,000 225,000 330,000 382,500 450,000 450,000 450,000 450,000 450,000 3. Peralatan 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 4. Biaya lain-lain - Sewa lahan 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 - Bunga deposito (8%/th) 381,600 142,000 129,800 129,000 147,800 158,600 158,600 158,600 158,600 158,600 B. Tanaman Sela - Bibit 10,000 600,000 600,000 600,000 - - - -- Tanam 15,000 450,000 450,000 450,000 - - - -- Pemeliharaan 15,000 600,000 600,000 600,000 - - - -- Panen 15,000 450,000 450,000 450,000 - - - -5. Total Biaya 7,251,600 4,017,000 3,852,300 1,741,500 1,995,300 2,141,100 2,141,100 2,141,100 2,141,100 2,141,100 P enerimaan

A. Output Jarak ($80, rend 25%) 624 624,000 1,248,000 1,872,000 2,745,600 3,182,400 3,744,000 3,744,000 3,744,000 3,744,000 3,744,000 B. Output Kacang Tanah 2,200 6,600,000 6,600,000 5,500,000 - - -

-Total Output 7,224,000 7,848,000 7,372,000 2,745,600 3,182,400 3,744,000 3,744,000 3,744,000 3,744,000 3,744,000 Keuntungan total (27,600) 3,831,000 3,519,700 1,004,100 1,187,100 1,602,900 1,602,900 1,602,900 1,602,900 1,602,900

(18)

ke-18 Lampiran 3. REKAPITULASI KEUNTUNGAN TAHUN I - X PADA BERBAGAI HARGA MINYAK DUNIA DAN RENDEMEN JARAK

Uraian Tahun ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 US$S80-25% TS 1666 Keuntungan (4570800) (755400) 33300 1004100 1187100 1602900 1602900 1602900 1602900 1602900 US$S80-25% TS 2500 Keuntungan (5056500) (301500) 424500 1237200 2008800 2563200 2563200 2563200 2563200 2563200 US$S80-30% TS 1666 Keuntungan (4397800) (409400) 552300 1765300 2069400 2640900 2640900 2640900 2640900 2640900 US$S80-30% TS 2500 Keuntungan (4710500) 217500 1081900 2206000 3254400 4016400 4016400 4016400 4016400 4016400 US$S80-35% TS 1666 Keuntungan (4223800) (61400) 1074300 2530900 2956800 3684900 3684900 3684900 3684900 3684900 US$S80-35% TS 2500 Keuntungan (4362500) 739500 1743100 3180400 4507200 5478000 5478000 5478000 5478000 5478000 US$S90-25% TS 1666 Keuntungan (4421800) (457400) 480300 1659700 1947000 2496900 2496900 2496900 2496900 2496900 US$S90-25% TS 2500 Keuntungan (4758500) 145500 990700 2071600 3081600 3814800 3814800 3814800 3814800 3814800 US$S90-30% TS 1666 Keuntungan (4220800) (55400) 1083300 2544100 2972100 3702900 3702900 3702900 3702900 3702900 US$S90-30% TS 2500 Keuntungan (4356500) 748500 1754500 3197200 4528800 5503200 5503200 5503200 5503200 5503200 US$S90-35% TS 1666 Keuntungan (4015800) 354600 1698300 3446100 4017600 4932900 4932900 4932900 4932900 4932900 US$S90-35% TS 2500 Keuntungan (3946500) 1363500 2533500 4345200 6004800 7225200 7225200 7225200 7225200 7225200 TS = tanpa subsidi

Gambar

Tabel  2  dapat  dikemukakan  bahwa  asumsi  harga  minyak  dalam  negeri  bahwa  dengan  makin  rendah  harga  minyak  dunia  pada  nilai  tukar  yang  sama,  makin  rendah  pula  harga  solar  dalam  negeri,  demikian  pula  makin  kuat  nilai  rupiah  d
Tabel  4  Penghitungan  Harga  Bahan  Baku  Biji  Jarak  Pagar  Berdasarkan  Rendemen    Biji- Biji-CJO,  Harga  Minyak  Mentah  Dunia  dan  Nilai  Tukar  Rupiah,  Februari  2008  (disesuaikan berdasarkan Prayogo et al., 2006)
Tabel  5.  Biaya  Produksi  per  Liter  Biodiesel  dan  Penghematan  Biaya  Bahan  Bakar  dengan     Bahan Baku Biji Jarak Pagar Produksi Sendiri oleh Perusahaan Besar pada Harga  Minyak    Dunia  US$80/barel,  Nilai  Tukar  Rp  9.400/US$  dan  Rendemen  B
Tabel  7.  Biaya  Produksi  per  Liter  Biodiesel  dan  Penghematan  Biaya  Bahan  Bakar  Solar  Bersubsidi  dengan  Bahan  Baku  Biji  Jarak  Pagar  Produksi  Sendiri  oleh  Masyarakat  atau Koperasi pada Harga Solar bersubsidi saat ini dan Rendemen Biji-
+2

Referensi

Dokumen terkait

BAB II MEDIA PAPAN CONGKAK HITUNG DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PENGURAGAN 1 SAMPAI 10 BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN .... Deskripsi

Kebijakan perpupukan di Indonesia selama ini sudah cukup komprehensif karena (Simatupang, 2004 dalam Kariyasa dan Yusdja, 2005): (1) melalui program jangka panjang,

 Usia yang lebih tua saat onset dan rigiditas / hipokinesia awal dapat digunakan untuk memprediksi: (1) tingkat perburukan motorik yang lebih cepat pada pasien dengan

Pengetahuan Prosedural) karena pada soal ini peserta didik dituntut untuk dapat mengevaluasi dengan cara menyimpulkan sifat-sifat koligatif larutan dari suatu data percobaan

Sehingga apabila ada hambatan atau akan terjadi bertambahnya arus pada sebuah beban, sensor akan segera menangkap arus tersebut dan kemudian diproses oleh IC, setelah diproses

Konduksi adalah proses dimana panas mengalir dari daerah yang mempunyai suhu lebih rendah dalam suatu medium atau antara medium-medium yang lain yang berhubungan... Persamaan

Disusun untuk memenuhi Salah satu yarat untuk mencapai gelar diploma (Amd. RMIK) dari program studi DIII RMIK. Oleh : ISTI MEICAHYA

Penelitian dilaksanakan di Unit Perkebunan Tambi, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah pada bulan Februari hingga Juni 2017. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi