KURIKULUM PELATIHAN PELATIH (TOT)
SURVEIOR AKREDITASI FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR
TAHUN 2014
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Filosofi Pelatihan ... 3
II. PERAN, FUNGSI, DAN KOMPETENSI ... 4
A. Peran ... 4
B. Fungsi ... 4
C. Kompetensi ... 4
III. TUJUAN PELATIHAN ... 5
IV. STRUKTUR PROGRAM ... 6
V. GARIS GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN 7 A. Materi Dasar ... 7
B. Materi Inti ... 12
C. Materi Penunjang ... 22
VI. DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN ... 27
VII. PESERTA DAN PELATIH ... 27
VIII. PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN 28 IX. EVALUASI ... 29
X. SERTIFIKAT ... 30
KURIKULUM
PELATIHAN PELATIH (TOT)
SURVEIOR AKREDITASI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional, tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas merupakan garda depan dalam penyelenggara upaya kesehatan dasar. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas merupakan landasan hukum dalam penyelenggaraan Puskesmas, yang merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Pelayanan kesehatan perorangan kepada masyarakat juga dilaksanakan oleh Klinik, yang merupakan fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 09 tahun 2014.
Agar fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam hal ini Puskesmas dan Klinik dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik; baik kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan. Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan mereka, oleh karena itu upaya peningkatan mutu, manajemen risiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat dan swasta.
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan manajemen risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, maka perlu dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi.
Akreditasi merupakan upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Untuk melakukan penilaian secara objektif dengan menggunakan standar akreditasi perlu disediakan Surveior yang handal yang mampu melakukan penilaian akreditasi secara objektif berdasarkan standar dan instrumen yang ditetapkan.
Agar tersedia Surveior Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, perlu dilakukan pelatihan bagi para calon surveior yang telah memenuhi persyaratan administrasi sebagaimana disebutkan dalam Pedoman Survei Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan penilaian akreditasi diperlukan banyak surveior yang tersebar di semua provinsi di Indonesia, oleh karena itu
perlu dilakukan pelatihan pelatih surveior yang akan menghasilkan tenaga pelatih calon surveior yang mampu merencanakan, menyelenggarakan, dan mengevaluasi pelatihan Surveior Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan Pelatih (TOT) Surveior Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama menggunakan nilai-nilai dan keyakinan yang menjiwai, mendasari dan memberikan identitas pada sistem pelatihan sebagai berikut:
1. Pelatihan menerapkan prinsip pembelajaran orang dewasa, dengan karakteristik:
a) Pembelajaran pada orang dewasa adalah belajar pada waktu, tempat, dan kecepatan yang sesuai untuk dirinya.
b) Setiap orang dewasa memiliki cara dan gaya belajar tersendiri dalam upaya belajar secara efektif.
c) Kebutuhan orang untuk belajar adalah karena adanya tuntutan untuk mengembangkan diri secara professional.
d) Proses pembelajaran melalui pelatihan diarahkan kepada upaya perubahan perilaku dalam diri manusia sebagai diri pribadi dan anggota masyarakat.
e) Proses pembelajaran orang dewasa melalui pelatihan perlu memperhatikan penggunaan metode dan teknik yang dapat menciptakan suasana partisipatif.
2. Proses pelatihan memanfaatkan pengalaman peserta dalam melaksanakan pelatihan,
dan digunakan pada setiap tahap proses pembelajaran.
3. Proses pembelajaran lebih banyak memberi pengalaman melakukan sendiri secara aktif tahap-tahap penyelenggaraan pelatihan, atau menggunakan metode “learning by doing”.
II. PERAN, FUNGSI, DAN KOMPETENSI
A. Peran
Setelah mengikuti pelatihan, peserta berperan sebagai pelatih pada pelatihan Surveior Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
B. Fungsi
Dalam melaksanakan perannya peserta mempunyai fungsi sebagai pelaksana pelatihan surveyor akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
C. Kompetensi
Untuk menjalankan fungsinya maka peserta memiliki kompetensi:
1. Melakukan penilaian dengan menggunakan standar dan instrumen akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama .
2. Melakukan identifi kasi Dokumen akreditasi 3. Menjelaskan Tata Laksana dan Metode Survei
Akreditasi FKTP.
4. Melaksanakan survei akreditasi FKTP 5. Menyusun laporan survei akreditasi 6. Menjelaskan kurikulum pelatihan surveior
7. Melatih pada pelatihan surveior akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
III. TUJUAN PELATIHAN
1) Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu melatih pada pelatihan surveior akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
2) Tujuan Khusus
Setelah proses pelatihan, peserta latih mampu:
a. Melakukan penilaian dengan menggunakan standar dan instrumen akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
b. Melakukan identifi kasi Dokumen akreditasi c. Menjelaskan Tata Laksana dan Metode survei
Akreditasi FKTP.
d. Melaksanakan survei akreditasi FKTP e. Menyusun laporan survei akreditasi f. Menjelaskan kurikulum pelatihan surveior
g. Melatih pada pelatihan surveior akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
IV. STRUKTUR PROGRAM
Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka disusun materi yang akan diberikan secara rinci pada tabel berikut :
Ket :
1 jpl = 45 menit
Materi Standar dan instrumen Akreditasi FKTP dibagi 3 kelas @ 12 jpl Materi praktek teknik melatih dibagi 3 kelas @ 7 Jpl
No Materi Jam Pelajaran
T P PL JML
A. Materi Dasar
1. Kebijakan akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama
2 2
2. Tugas dan Fungsi Surveior 1 1 2
3. Kode etik Surveior Akreditasi FKTP 2 2
4 Organisasi Komisi Akreditasi
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
2 2
5 Konsep Mutu 2 2
Jumlah 9 1 10
B. Materi Inti
1. Standar dan instrument akreditasi
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
6 6 12
2. Identifikasi Dokumen akreditasi
FKTP
2 2 4
3 Tata Laksana dan Metode Survei
Akreditasi FKTP
2 3 5
4. Pelaksanaan Survei Akreditasi 5 9 21 35
5. Penyusunan Laporan Survei
Akreditasi FKTP 1 6 7 6. Tehnik Melatih 15 8 23 Jumlah 31 34 21 86 C. Materi Penunjang 1 Anti korupsi 3 3
2 Pengenalan Kurikulum Pelatihan
Surveior Akreditasi FKTP 2 2 3 BLC 3 3 4 RTL 1 2 3 Jumlah 6 5 11 Jumlah (A+B+C) 46 40 21 107
V
.
GARIS GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN A.
MA TERI DASAR Materi Das a r 1 : Kebijakan Akreditasi FKTP Waktu : 2 JPL (T = 2JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
:
Setelah mengikuti mate
ri ini, pe sert a memaha mi tentang Ke bijakan Akre ditasi Fa silit as Kesehat a n Tingkat Pert ama. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok
Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi
Setelah mengikuti mate
ri ini peserta latih mampu menjelaska n : 1. Kebijakan A k reditasi Fasilita s Kesehatan Tingkat Pert ama. 2. Kebijakan F a silita s
Kesehatan Tingkat Pertama.
3. Keterkaitan
antara
Kebijakan P
e
layanan
Kesehatan Primer dan Akreditasi
1. Kebijakan
Akreditasi Fasilita
s
Kesehatan Tingkat Pertama
2. Kebijakan
Fasilita
s
Kesehatan Tingkat Pert
ama
3. Keterkaitan
antara Kebijakan Pelayanan Kesehatan Primer dan Akreditasi 1. Ceramah 2. Tanya
Jawab
3. Curah
Pendapat
Media: 1. Handout 2. Modul Alat Bantu: 1. LCD 2. Laptop 3. Flipchart 4. Spidol
1.
Permenkes No. 09 Tahun 2014 tentan
g Klinik.
2.
Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentan
g Puskesmas.
3.
Pedoman Akreditasi Fa
silita
s
Kesehatan Tingkat Pert
Materi Das
ar 2
:
Tugas dan Fungsi Surveior
Waktu :
2 JPL (T = 2JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
:
Setelah me
ngikuti materi ini peserta
mampu
me
mahami tug
a
s dan fungsi surveior sesuai denga
n
ketentuan yang berlaku
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode
Media
dan
Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti mate
ri ini
peserta mampu menjel
a skan tentang: 1. Tugas surveior 2. Fungsi surveior 1. Tugas surveior 2. Fungsi surveior 1. Curah pendapat 2. Ceramah 3. Tanya Jawab 4. Diskusi
Media: 1. Modul 2. Lembar Petunjuk Diskusi
Alat Bantu: 1. LCD 2. Laptop 3. Flipchart 4. Spidol Pedoman Survei Akreditasi Fasilita
s
Kesehatan Tin
g
kat
Materi Das
ar 3
:
Kode Etik Surveior Akreditasi FKTP
Waktu :
2 JPL (T = 2JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
:
Setelah mengikuti mat
e ri ini pe se rta mampu memaha mi kode etik surveior sesua i
dengan Pedoman Surve
i Akreditasi
FKTP
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok
Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi
Setelah mengikuti mate
ri ini peserta latih mampu menjelaska n : 1. Kode etik su rveior 2.
Hal-hal yang boleh dan tidak
boleh dilakukan oleh
surveior 1. Kode etik surveior 2. Hal-hal yang
boleh dan tidak boleh dilaku
k an oleh surveior 1. Curah pendapat 2. Ceramah 3. Tanya Jawab
Media: Modul Alat Bantu: 1. LCD 2. Laptop 3. Flipchart 4. Spidol Pedoman Surveior Akreditasi F
a
silita
s
Materi Das ar 4 : Organisasi Komisi Akreditasi FKTP Waktu : 2 JPL (T = 2JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
:
Setelah me
ngikuti materi ini, peserta ma
m pu memaha mi organisasi Komisi Akreditasi FKTP Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode
Media
dan
Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti mate
ri ini
peserta mampu menjelaska
n: 1. Susunan Organisasi 2. Tugas dan Fungsi Komisioner 3. Tugas dan Fungsi Koordinator Surveior 4. Tugas dan Fungsi Surveior 1. Susunan Organisasi 2. Tugas dan Fungsi Komisioner 3. Tugas dan Fungsi Koordinator Surveior 4. Tugas dan Fungsi Surveior 1. Ceramah 2. Tanya jawab
Media: Modul Alat Bantu: 1. LCD 2. Laptop 3. Flipchart 4. Spidol Pedoman Survei Akreditasi F
a
silita
s
Materi Das ar 5 : Konsep Mutu Waktu : 2 JPL (T = 2 JPL, P = 0, PL = 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
:
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu
me mahami kon s ep mutu Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok
Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi
Setelah mengikuti mate
ri ini
peserta mampu menjelaska
n tentang:
1.
Konsep mutu pelayanan kesehatan
2.
Penerapan mutu pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
1.
Konsep mutu Pelayanan kesehatan.
2.
Penerapan mutu pelayanan di Fasilita
s
Kesehatan Tingkat Pert
ama.
1. Ceramah 2.Tanya jawab 3. Curah Pendapat 1. Slide 2. LCD 3. Laptop 4. Flipchart 5.
Spidol
1. Total
Quality
Manajemen Pelayanan Kesehatan
2.
Permenkes No. 75 tahun 2014 t
e
ntang
Pusat Kesehatan Masyarakat
3.
Permenkes 71 tahun 2013 tentan
g
Pelayanan Kesehatan pada JKN
4.
Standar dan instrumen Akreditasi Puskesmas,
Klinik,
dan Praktik
Materi Inti 1
:
Standar dan Instrumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Waktu :
12 JPL (T = 6 JPL P = 6 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
:
Setelah mengikuti mate
ri ini p e serta mampu melakukan pe nilaian deng an menggunakan
Standar dan Instrumen Akreditasi F
asilita s Kesehatan Ting kat Pertama Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode
Media
dan
Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti mate
ri ini, peserta latih mampu melakukan penilaian : 1. Administrasi Manajemen 2. Upaya Kese hatan Masyarakat 1. Administrasi Manajemen : a.
Penyelenggara an Pelayanan Puskesmas
b. Kepemimpinan
dan Manajemen Puskesmas
c. Peningkat an Mutu Puskesmas 2. Upaya Kese hatan Masyarakat :
1. Curah 2. Pendapat 3. Ceramah 4. tanya
jawab
5. Diskusi 6. Penugasan
Pengisian Instrumen Akreditasi Media: 1. Handout 2. Modul 3. Profil
Puskesmas dan Klinik
4. Data
Puskesmas
dan Klinik
Alat Bantu: 1. LCD 2. Laptop 3. Flipchart 4. Spidol 5. Petunjuk
Diskusi
Akreditasi
1.
Pedoman Penilaian Akreditasi F
a
silita
s
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pert
ama
2.
Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
3.
Permenkes No. 09 Tahun 2014 tentang Klinik
4.
Permenkes 2052/2011 t
entang Izin
Praktik dan Pelaksanaa
n Praktik Kedokteran B. MA TERI INTI
3. Upaya
Kese
hatan
Perorangan dengan menggunakan Standar dan Instrumen Akreditasi FKTP
a. Upaya
Kesehatan Masyarakat yang Berorientasi Sasaran
b. Kepemimpinan
dan Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
c. Sasaran Kinerja dan MDG’s 3. Upaya Kese hatan
Perorangan : a. Layanan Klinis
yang Berorientasi Pasien
b. Manajemen
Penunjang Layanan klinis
c. Peningkat
an
Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien
6. Instrumen
Materi Inti 2
:
Identifikasi Dokumen Akreditasi FKTP
Waktu :
4 JPL (T=2 JPL, P= 2JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
:
Setelah me
ngikuti materi ini pesert
a ma mpu melakukan id entifikasi do kumen Akreditasi Fasilita s Ke sehatan Tin g kat Perta m a.sesuai
dengan Pedoman Penyusunan Dokumen
Akreditasi Fasilita
s
Kesehatan Ting
kat Pertama di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pert
ama
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode
Media
dan
Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti mate
ri ini
peserta mampu : 1. Menjelaska
n jenis-jen is dokumen akreditasi 2. Melakukan identifika s i kelengkapa n dokumen akreditasi F K TP Jenis do ku men
akreditasi: a. Kebijakan b. Pedoman/p
and uan c. Standar Operasional Prosedur d. Kerangka Acuan 1. Ceramah 2. tanya jawab 3. Diskusi Media: 1. Format dokumen akreditasi
2. Modul 3. Handout Alat Bantu: 1. LCD 2. Laptop 3. Flipchart 4. Spidol 5. Petunjuk
diskusi
dokumen akreditasi. Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilita
s
Kesehatan
Tingkat Pert
Materi Inti 3
:
Tata Laksana dan Metode Survei Akreditasi FKTP
Waktu :
5 JPL ( T = 2 JPL; P = 3 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
:
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu
memaha
mi Tata Laksana dan Metode
Survei Akreditasi Fa
silitas Keseha
tan Tingkat
Pertama sesuai dengan
Pedoman
Survei
Akreditasi FKTP di FKTP
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode
Media
dan
Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti mate
ri ini
peserta mampu menjel
askan: 1. Tata Laksan a 2. Metode Survei 1. Tata Laksan a a. Pengajuan penilaian akreditasi b. Pelaksanaa n survei akreditasi c. Penetapan dan
rekomendasi hasil survei
d. Penentuan kelulusan akreditasi 2. Metode survei a. Metode Survei Akreditasi Manajemen b. Metode Survei Upaya Kesehatan 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Curah pendapat 4. Latihan
Pengisian instrumen lembar bantu
5. Role
Play
Media: 1. Handout 2. Modul Alat Bantu: 1. LCD 2. Laptop 3. Flipchart 4. Spidol 5. Petunjuk
Lat
ihan
Pemeriksaan dan telusur dokumen
6. Lembar bantu pemeriksaan dokumen 7. Skenario Role Play 1. Pedomen Survei Akreditasi F K TP.
3. Pengelolaan Survei Akreditasi
Masyarakat
c. Metode
Survei
Upaya Kesehatan Perorangan
3. Pengelolaan Survei Akre ditasi : a. Teknik memimpin
pertemuan pra survei
b. Teknik
Memimpin
Pertemuan Pembukaan (opening meeting)
c. Teknik memberikan klarifikasi da n masukan d. Teknik Memimpin
Pertemuan Penutupan (closing m
Materi Inti 4 : Pelaksanaa n Survei Akreditasi Waktu : 35 JPL (T=5 JPL, P= 9 JPL, PL=21 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
:
Setelah mengikuti mat
e ri peserta mampu melaksanaka n survei Akreditasi Fa silita s
Kesehatan Tingkat Pert
ama.
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode
Media
dan
Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti mate
ri peserta mampu : 1. Melakukan persiapan survei akreditasi 2.
Menyusun rencana survei akreditasi
1. Persiapan
survei
akreditasi : a. Pembentukan
Tim survei
b. Koordinasi
dengan surveior, Dinkes kab/kota, F
K TP 2. Penyusunan rencana sur v ei akreditasi a. Penyusunan jadwal survei (sesuai ko
n
d
isi
fktp)
b. Penyiapan
dokumen survei akreditasi - Curah pendapat - Ceramah - Tanya jawab - Diskusi
ka
sus 1
- Diskusi penyusunan pertanyaan survei - Presentasi Media: - Handout - format rencana survei - kasus 1 (penyiapan survei) - kasus 2 (p
enilaian
menggunakan instrumen) Alat Bantu: 1. LCD 2. Laptop 3. Flipchart 4. Spidol 5. Jadwal
survei 6. Mapping dokumen 7. Petunjuk diskusi 8. Petunjuk bermain peran
Pedoman Survei Akreditasi F
a
silita
s
3. Melaksanakan survei akreditasi c. Penyusunan daftar pertanyaan 3. Pelaksanaa n survei
akreditasi: a.Ketentuan penilaian a
k reditasi b. Pelaksan a an Survei akreditasi -Demonstra s i - Bermain p e ran - Studi kasu s
penilaian akreditasi - Praktek Lapangan
9. Petunjuk demonstrasi 10. Petunjuk pr aktik lapangan
Materi Inti 5 : Pen y usuna n
Laporan Survei Akreditasi FKTP
Waktu :
7 JPL (T=1 JPL, P = 6 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
:
Setelah mengikuti mate
ri peserta mampu men
y
usun lapora
n
survei Akreditasi
Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pert
ama
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode
Media
dan
Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti mate
ri peserta mampu: 1. Menjelaska n fitur softw are akreditasi 2. Melakukan pengisian software penilaian akreditasi 3.
Menyusun laporan survei akreditasi sesuai ketentuan.
1. Fitur softwar e akreditasi : a. penilaian akreditasi b. laporan survei 2. Pengisian
software penilaian akreditasi
3. Laporan
sur
v
ei
akreditasi menggunakan Software laporan akreditasi Ceramah, Tanya jawab, Latihan : a. Menggunakan
intrumen penilaian
b. Menggunakan
soft ware penilaian akreditasi
c. Menyusun Laporan Survei Media: 1. Instrumen Penilaian Akreditasi F K TP 2.
software penilaian akreditas
3.
Software laporan akreditasi
4. Handout Alat Bantu: 1. LCD 2. Laptop 3. Flipchart 4. Spidol Pedoman Survei Akreditasi F
a
silita
s
Materi Inti 6
:
Teknik Melatih
Waktu :
23 JPL (T= 15 JPL, P=8 JPL, PL=0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
:
Setelah mengikuti materi ini, pesert
a mampu melaksanaka n pelatihan Surveior Akreditasi Fasilita s Kesehatan Tin g kat Pertama. Tujuan Pembelajar an Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode
Media dan Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti mate
ri ini,
peserta mampu: 1. Menerapkan
prinsip
Pembelajaran Orang Dewasa
2. Mengemban
gkan
keterampilan melalui berbagai metode pembelajaran
3. Merencanakan
pelatihan
dengan memanfaatkan
1. Prinsip
Pembelajaran Orang Dewasa
2. Metode Pembelajaran: a. ceramah, b. tanya jawab, c. curah penda pat, d. diskusi kelompok, e. latihan, f. studi ka sus,
g. simulasi, h. demonstrasi, i. role-play, j. praktik lapangan
3. Perencanaan
pelatihan de
ngan
1. Ceramah, 2. tanya
jawab,
3. diskusi kelompok, 4. simulasi, 5.
role-play , 6. latihan mi c ro teaching
Media: 1. Modul 2. Slide 3. Format
SAP 4. Petunjuk diskusi 5. Petunjuk simulas 6. Petunjuk role-play 7. Petunjuk mi c ro teaching 8. Lembar evaluasi.
Alat Bantu: 1. Flipchart 2. LCD 3. White
board 4. Spidol 5. Laptop 1. Kurikulum Pelatihan Survei Akre ditasi Fasilita s Kesehatan Tingkat Pert ama. 2. Pedoman
Penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan di Bidang Kesehatan
3. Standar
Penyelenggara Pelatihan di
Bidang
media dan alat bantu pembelajaran 4. Melakukan evaluasi pembelajaran 5. Membuat re ncana
pembelajaran melalui penyusunan Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
6. Menciptaka
n
suasana
menyenang
kan dalam
suatu pelatihan (iklim pembelajaran)
7. Menerapkan
teknik
presentasi interaktif
memanfaatk
an
media dan alat bantu pembelajaran
4. Evaluasi
pembelajaran
5. Rencana
Pembelajaran melalui penyusunan SAP
6. Iklim Pembe lajaran 7. Teknik Presentasi interaktif
Materi Pen unjang 1 : Anti Korup s i Waktu : 3 JPL (T= 3 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)/ Kompe
tensi
Dasar
:
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memah
a mi budaya anti korupsi di lingkungan kerja Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode
Media
dan
Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti mate
ri ini,
peserta mampu : 1. Menjelaska
n Konsep Korupsi. 2. Menjelaska n Anti Korupsi. 1. Konsep Korupsi: a. Definisi Kor u psi. b. Ciri-ciri Korupsi. c. Bentuk/jenis Korupsi. d. Tingkatan Korupsi. e. Penyebab Korupsi. f. Dasar Hukum. 2. Anti Korupsi: a. Konsep Anti Korupsi. b. Nilai-nilai An ti Korupsi. c. Prinsip-prinsip 1. Ceramah 2. Tanya jawab
1. Slide 2. LCD 3. Laptop 4. Flipchart 5. Spidol Modul Anti Korupsi, Pusdiklat Ap
aratur,
Badan PPSDM Kesehatan, Kemkes
RI,
2014.
C. MA
TERI
3. Menjelaska
n
Upaya
Pencegahan dan Pemberanta
s
an Korupsi.
4.
Menjelaska
n Tata Cara
Pelaporan Dugaan Pelanggaran Tindakan Pidana Korupsi (TPK).
5. Menjelaska n Gratifikasi. 6. Menjelaska n kasus-kasus korupsi. Anti Korupsi. 3. Upaya Penc egahan
dan Pemberantasan Korupsi: a. Upaya Pencegahan Korupsi. b. Upaya Pemberanta s an Korupsi. c. Strategi
Komunikasi Anti Korupsi.
4.
Tata cara p
elaporan
dugaan pela
nggaran
TPK: a. Laporan. b. Pengaduan. c. Tata
Cara Penya m paian Pengaduan. 5. Gratifikasi 6. Kasus-Kasu s Korupsi
Materi Pen
unjang 2
:
Pengenalan Kurikulum Pelatihan Surveior
Akreditasi FKTP
Waktu
:
2 JPL (T=2 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)/ Kompe
tensi
Dasar
:
Setelah mengikuti materi ini peserta memahami struktur pro
g ram dan GBP P Pelatihan Surveior. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode
Media
dan
Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti mate
ri ini,
peserta mampu menjel
askan : 1. Struktur program 2. GBPP Pe latihan Surveior 1. Struktur program 2. GBPP Pe latihan Surveior
1. Ceramah 2. tanya jawab
Alat Bantu: 1. LCD 2. Laptop 3. Flipchart 4. Spidol Pedoman Penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan di
Bidang
Materi Pen
unjang 3
:
BLC
(Memb
angun Komitmen Belajar)
Waktu :
3 JPL (P= 3 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)/ Kompe
tensi
Dasar
:
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu
memaha
mi komitme
n
semua peserta
pelatihan a
gar proses belajar mengajar da
pat terlaksa
na dengan baik dan
tujuan
pelatihan da
pat tercapai.
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode
Media
dan
Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti mate
ri ini,
peserta mampu : 1. Mempun
yai
komitmen
yang sama t
e
ntang
jalannya proses pembelajaran.
2. Menyepakat i aturan disiplin sela ma pelatihan 3. Menyepakat i sanksi yang diberlakuka n selama pelatihan. 1. Komitmen b e rsama 2.
Aturan disiplin yang disepakati selama pelatihan
3. Sanksi yang diberlakuka n selama pelatihan 1. Ga m e 2. Role play Menyesuaikan Menyesuaikan
Materi Pen unjang 4 : Pen y usuna n RTL Waktu : 3 JPL (P= 3 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)/ Kompe
tensi
Dasar
:
Setelah me
ngikuti materi ini, pesert
a ma mpu menyusun Re ncana Tind ak Lanjut p a sca pelatihan. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Metode
Media
dan
Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti mate
ri ini, peserta mampu: 1. Menjelaska n format RT L 2. Menyusun RTL Pasca
Pelatihan Surveior Akreditasi P
u
skesmas
3.
Menyajikan RTL dan umpan balik
1. Format
penyusunan
RTL
2. Penyusunan
RTL
Pasca Pelatihan Surveior
3. Penyajian
dan
umpan balik terhadap RTL yang disusun 1. Ceramah 2. Tanya
jawab
3. Latihan
menyusun RTL Media: 1. Modul 2. form
penyusunan RTL.
Alat Bantu: 1. LCD 2. Laptop 3. Flipchart 4. Spidol Pedoman Survei Akreditasi F
a
silita
s
VI. DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN.
VII. PESERTA DAN PELATIH A. Peserta
1. Kriteria Peserta:
Peserta adalah komisioner akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan perwakilan dari Kementerian Kesehatan/ Dinas Kesehatan Provinsi dengan kriteria:
a. Pendidikan minimal S-1, memiliki latar belakang pendidikan Kesehatan.
b. Diutamakan mempunyai pengalaman sebagai pendidik/ pelatih, minimal 2 tahun.
Pretest Pembukaan BuildingLearningCommitment Wawasan/Pengetahuan/Kemampuan: 1. KebijakanakreditasiFKTP 2. StandardanInstrumenAkreditasiFKTP 3. OrganisasiKomisiAkreditasiFKTP Metoda: 1. CeramahTanyaJawab 2. DiskusiKelompok 3. CurahPendapat 4. Penugasan Keterampilan: 1. Memahamidanmenjelaskan:penilaianakreditasi, tugasdankewajibansurveyor,kodeetik,tatalaksana surveiakreditasi,metodasurveiakreditasi, perencanaansurveiakreditasi, penyusunansurvei akreditasi 2. ProsesPembelajaranOrangDewasa 3. TehnikBelajarMengajar 4. MerencanakandanMengevaluasiPelatihan 5. TehnikMicroteaching Metoda: 1. CeramahTanyaJawab 2. DiskusiKelompok 3. Bermainperan 4. PraktikLapaangan RTL PostTest UjianKomprehensif Penutupan
c. Mempunyai pengalaman bekerja di Puskesmas minimal 2 tahun.
d. Bersedia menjadi pelatih surveior akreditasi FKTP minimal 3 tahun
e. Memperoleh rekomendasi dari Kementerian Kesehatan/ Dinas Kesehatan Provinsi.
2. Jumlah Peserta dalam satu kelas minimal 30 orang.
B. Pelatih/fasilitator/Instruktur :
Kriteria Pelatih/Fasilitator:
1. Pendidikan minimal S-2, memiliki latar belakang pendidikan bidang Kesehatan 2. Menguasai materi yang akan dilatihkan
3. Diutamakan pernah menjadi mengikuti pelatihan akreditasi/ sertifi kasi mutu
4. Diutamakan yang pernah mengikuti proses penyusunan standar dan instrument akreditasi Puskesmas dan Klinik
VIII. PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN A. Penyelenggara
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar bekerjasama Pusdiklat Aparatur Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
B. Tempat Penyelenggaraan
Pusdiklat Aparatur Kementerian Kesehatan Republik Indonesia atau Lembaga Diklat Kesehatan.
IX. EVALUASI
Tujuan evaluasi/penilaian adalah untuk mengetahui kemajuan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dicapai peserta, penilaian proses pembelajaran dan penyelenggaraan Diklat.
Evaluasi dilakukan terhadap: 1. Peserta:
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran dan kelayakan dari peserta, dilakukan melalui:
a. Penjajakan awal melalui pre-test
b. Pemahaman peserta terhadap materi yang telah diterima melalui post test
c. Pengamatan dan penilaian terhadap sikap selama pelatihan dan tugas yang diberikan
d. Penerapan RTL setelah bertugas 2. Fasilitator/Pelatih:
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan fasilitator/pelatih dalam menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
3. Penyelenggaraan:
Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan. Objek evaluasi adalah pelaksanaan administrasi dan akademis, yang meliputi:
a. Tujuan pelatihan
b. Relevansi program pelatihan dan tugas
c. Manfaat setiap pokok bahasan terhadap pelaksanaan tugas
e. Hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan f. Pelayanan sekretariat terhadap peserta
g. Pelayanan akomodasi h. Pelayanan konsumsi i. Pelayanan perpustakaan
X. SERTIFIKAT
Setiap peserta yang telah menyelesaikan seluruh proses pembelajaran dengan minimal kehadiran 95% akan diberikan sertifi kat kepesertaan pelatihan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dengan memperoleh 2 (dua) angka Kredit, ditandatangani oleh Kepala Pusdiklat Aparatur atas nama Menteri Kesehatan.
MATERI INTI 6 TEKNIK MELATIH
I. DESKRIPSI SINGKAT
Pada setiap pelatihan, tugas utama seorang Pelatih atau Fasilitator adalah melatih/memfasilitasi peserta pelatihan untuk belajar dengan lebih baik secara bersama-sama. Dengan kata lain fasilitator harus menguasai teknik memfasilitasi peserta untuk “belajar bagaimana caranya belajar“. Untuk itu, fasilitator hendaknya tidak hanya mengembangkan minatnya dalam isi/substansi tapi juga dalam hal bagaimana proses peserta pelatihan belajar. Pada umumnya, semakin mampu seorang fasilitator menjaga kendali atas dirinya sendiri, untuk tidak banyak terlibat dalam proses pembelajaran, akan semakin baik fasilitator tersebut melakukan fasilitasi. Fasilitator harus menguasai teknik melatih/pembelajaran orang dewasa mulai dari merancang pelatihannya, melaksanakan proses pembelajaran, melaksanakan pengendalian dan evaluasi proses pelatihan tersebut sehingga tercapai tujuan kurikuler yang telah ditetapkan. Dengan demikian pelatih/ fasilitator dapat memfokuskan perhatiannya pada proses pembelajaran agar dapat melakukan fasilitasi secara maksimal, bukannya mengajar. Modul ini menguraikan bagaimana fasilitator mengembangkan ketrampilannya melalui tahapan fasilitasi proses pembelajaran sehingga dapat berperan penuh dan menampilkan dirinya sendiri dengan segala kreatifi tasnya.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum:
Meningkatnya kemampuan peserta dalam melaksanakan Teknik melatih/fasilitasi pada pelatihan tenaga pelaksana Program BPJS .
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah sesi ini selesai, peserta diharapkan mampu: 1. Menjelaskan konsep pembelajaran orang dewasa 2. Merancang pelatihan
3. Melaksanakan proses pembelajaran pelatihan
4. Melaksanakan pengendalian proses pelatihan Melaksanakan evaluasi proses pelatihan
III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN 1. Konsep Pembelajaran orang dewasa
a. Cara Belajar Orang Dewasa (CBOD) b. Peran sebagai Pelatih/Fasilitator
2. Perancang pelatihan tenaga pelaksana Program BPJS
a. Kurikulum dan GBPP
b. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
3. Proses pembelajaran pelatihan tenaga pelaksana BPJS
a. Menciptakan iklim pembelajaran b. Metode pembelajaran
c. Media dan alat bnatu pembelajaran d. Teknik presentasi interaktif
4. Pengendalian proses pelatihan tenaga pelaksana BPJS
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai;
2. Fasilitator menjelaskan konsep Pembelajaran orang dewasa;
3. Fasilitator menjelaskan perancang pelatihan
4. Fasilitator menjelaskan tentang proses pelatihan/ fasilitasi
5. Fasilitator menjelaskan cara pengendalian proses pelatihan
6. Fasilitator menguraikan tentang pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran.
V. URAIAN MATERI
Tujuan dari pelatihan tersebut adalah untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kepedulian, komitmen, dan partisipasi aktif dari para pelaksana program.
Pada modul ini akan dibahas beberapa metode pembelajaran yang dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) kelompok besar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, yaitu (1) metode pembelajaran yang ditujukan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada peserta dan (2) metode pembelajaran untuk membantu dalam peningkatan kemampuan sikap dan ketrampiulan peserta.
Salah satu tujuan dari modul ini adalah membantu fasilitator untuk menggunakan pengetahuan, pemikiran, dan keterampilan dasar yang sudah dimiliki dalam bekerja dengan peserta. Seseorang tidak akan langsung menjadi seorang fasilitator yang efektif hanya dengan membaca sebuah buku. Fasilitator perlu menggabungkan pengalaman, umpan-balik, observasi dan refl eksi guna
membangun kompetensi, karena kenyataan menunjukkan bahwa pengalaman adalah alat pembelajaran yang paling efektif.
Pokok Bahasan 1: Konsep Pembelajaran Orang Dewasa A. Cara Belajar Orang Dewasa (CBOD)
Peserta latih pada Pelatihan Program API adalah peserta belajar dewasa (adult learners). Pelatih/ Fasilitator harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa, antara lain seperti berikut:
1. Orang dewasa memiliki konsep diri, nilai, keyakinan dan pendapat.
2. Orang dewasa mempunyai banyak pengalaman dan kaya akan informasi. Pengalaman peserta tidak bisa diabaikan atau bahkan dilecehkan. Sebagai peserta mereka merupakan sumber belajar bagi yang lain termasuk bagi fasilitator. Mereka setara dengan fasilitator dengan asumsi bahwa mereka datang ‘bukan tanpa isi’.
3. Orang dewasa mempunyai gaya dan kesiapan belajar yang tidak sama pada setiap orang. Gunakan beberapa strategi dan metode pembelajaran yang tepat.
4. Orang dewasa mempunyai kebutuhan sangat besar untuk mengarahkan dirinya sendiri. Mereka memiliki orientasi waktu dan arah belajar yang jelas. Atur beberapa saat tertentu untuk istirahat. Meskipun hanya peregangan badan selama 2 menit, akan sangat bermanfaat.
5. Orang dewasa mempunyai kebanggaan. Beri dukungan peserta sebagai perorangan. Kepercayaan diri dan kepribadian seseorang akan menjadi resiko di dalam lingkungan kelas yang tidak aman dan mendukung. Peserta tidak akan berani bertanya atau berpartisipasi dalam pembelajaran jika ada kekhawatiran diremehkan atau tidak dihargai.
Kesempatan diberikan merata dan adil pada semua peserta.
6. Orang dewasa cenderung belajar dengan berorientasi kepada masalah. Upayakan belajar dalam format yang praktis dengan menggunakan metode audio-visual, raba dan partisipatori. Melalui metoda dan teknik pembelajaran yang sangat bervariasi seperti: studi kasus, kelompok pemecahan masalah dan kegiatan partisipatori lainnya seperti demonstrasi, tugas praktek, dll akan sangat meningkatkan kemampuan pembelajaran. Orang dewasa umumnya ingin segera menerapkan informasi atau ketrampilan baru kepada masalah atau situasi terkini.
B. Peran Sebagai Pelatih/ Fasilitator
Agar dapat berperan sebagai Pelatih/Fasilitator, hendaknya dipahami hal-hal sebagai berikut :
1. Hindari menggurui & memaksakan kehendak 2. Hindari menyalahkan pelatih lain didepan peserta 3. Jangan langsung menjawab pertanyaan, beri
kesempatan pada peserta yg lain
4. Hindari menguraikan sesuatu secara berbelit
5. Hindari memberi contoh dengan menguraikan pengalaman pribadi berlebihan.
Selain itu ada beberapa persiapan yang harus dilaksanakan dan dikuasai, antara lain sebagai berikut:
1. Mempersiapkan topik & bahan yang akan disampaikan 2. Mempersiapkan metoda pembelajaran yg efektif bagi
orang dewasa
4. Mampu berkomunikasi dengan baik 5. Memiliki kemampuan mengelola waktu 6. Memiliki sifat fl eksibel dan terbuka 7. Menunjukan penampilan yang rapi
Pokok Bahasan 2: Perancang Pelatihan Pengertian Pelatihan:
Adalah proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kinerja, profesionalisme dan atau menunjang pengembangan karir tenaga/SDM dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Agar tujuan pelatihan dapat tercapai sesuai kompetensi yang harus diperoleh peserta, maka sebelum pelatihan berlangsung harus terlebih dahulu disusun Kurikulum pelatihan tersebut, sama seperti halnya pada proses pendidikan. Selain itu untuk berlangsungnya proses pembelajaran dengan baik diperlukan pula GBPP dan SAP. (Biasanya kurikulum dan GBPP sudah dipersiapkan saat menyusun Modul Pelatihan.)
A. Penyusunan Kurikulum dan GBPP
1. Penyusunan Kurikulum
Pengertian Kurikulum:
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metoda yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Fungsi Kurikulum:
a. Perencanaan pelaksanaan pelatihan/
pembelajaran (Curriculum is plan for learning) b. Menentukan materi yang akan dipelajari, kegiatan
yang harus dilaksanakan dan pengalaman yang harus diperoleh (curriculum is matter of choice) c. Pemandu pelatihan untuk mencapai tujuan
d. Sentral dari kegiatan pelatihan, menentukan proses pelaksanaan dan hasil pelatihan
Komponen Kurikulum, adalah sebagai berikut: I. Pendahuluan:
1. Latar belakang 2. Filosofi
II. Sasaran dan Kompetensi yang diharapkan pasca pelatihan
III. Tujuan Pelatihan IV. Materi Pelatihan:
1. Struktur Program
2. Garis2 Besar Pokok Pembelajaran (GBPP) V. Alur Proses Pembelajaran:
1. Proses Pembelajaran
2. Metoda dan Media pembelajaran VI. Tempat dan waktu pelatihan
VII. Monitoring dan Evaluasi Pelatihan VIII. Akreditasi dan Sertifi kasi Pelatihan
2. Penyusunan GBPP (Garis-Garis Besar Program Pembelajaran)
Pengertian GBPP:
Menurut literatur adalah Course Outline yang merupakan rumusan dan pokok-pokok isi materi pembelajaran. GBPP merupakan bagian suatu kurikulum pelatihan dan disusun berdasarkan tujuan kurikuler (pelatihan) khusus yang berisi kompetensi umum. Kompetensi ini diharapkan dapat dicapai dan dimiliki peserta setelah mengikuti sesi bersangkutan.
Komponen–komponen yang dikandung GBPP meliputi:
a. Judul materi pembelajaran, yaitu judul substansi sesuai pengetahuan atau ketrampilan yang dilatihkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Tujuan pembelajaran, yaitu arah yang harus dicapai setelah sesi materi berakhir. Tujuan pembelajaran menggambarkan kompetensi yang harus dapat dicapai peserta latih setelah selesai mengikuti sesi materi. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menggunakan rumusan ABCD, yaitu:
A = (Audience/ada subyek yang belajar),
B = (Behaviour/kata kerja operasional
mengacu pada taksonomi BLOOM), C = (Condition/kondisi yang dicapai pada
akhir sesi), dan
D = (Degree/tingkat kualitas dan atau kuantitas kemampuan).
Di dalam merumuskan tujuan pembelajaran, tidak harus selalu lengkap mencakup ABCD, bisa saja cukup dengan ABC sesuai situasi.
c. Pokok Bahasan dan atau Sub Pokok Bahasan, yaitu bahasan yang terkandung dalam materi. Pokok bahasan dan atau sub pokok bahasan dirumuskan sesuai dengan kompetensi yang telah dijabarkan dalam tujuan kurikuler pelatihan/ pembelajaran.
d. Alokasi waktu, yaitu waktu dari masing-masing kegiatan pembelajaran.
e. Metode pembelajaran, yaitu cara-cara dan teknik komunikasi yang digunakan oleh pelatih dalam menyampaikan materi pembelajaran dan melaksanakan proses pembelajaran.
f. Media pembelajaran, yaitu berbagai alat yang menggunakan isi materi pembelajaran secara fi sik digunakan untuk menyampaikan isi tersebut. Misalnya bahan cetak berupa buku, hand out, bahan digital, fi lm, dsb.
g. Alat bantu pembelajaran, yaitu seperangkat benda yang digunakan sebagai “pembantu“ fasilitator/ pelatih untuk mempermudah dan mempercepat proses penyampaian materi pembelajaran kepada peserta latih. Misalnya OHP, slide/ fi lm projector, manekin (boneka model anatomik), alat peraga, dsb.
h. Referensi, yaitu buku-buku atau sumber lainnya yang digunakan dalam menyusun materi pembelajaran. Cara menuliskan referensi bermacam-macam.
GBPP penting baik bagi fasilitator maupun bagi penyelenggara pelatihan. Untuk penyelenggara pelatihan dapat dipakai sebagai pegangan kunci untuk melaksanakan proses pembelajaran sesuai tujuan kurikuler yang akan dicapai, juga untuk merancang sequence/ urutan materi yg harus diberikan dalam pelatihan tersebut. Untuk fasilitator GBPP diperlukan dalam menyusun Satuan Acara Pembelajaran agar tetap berada di dalam ruang lingkup materi. GBPP disusun untuk seluruh sesi pembelajaran dalam satu pelatihan. Di bawah ini, tersedia 2 (dua) alternatif format GBPP yang dapat dipilih sesuai kebutuhan.
Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)
B. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
Apabila GBPP telah tersedia, kegiatan pelatih/fasilitator dilanjutkan dengan menyusun SAP atau Satuan Acara Pembelajaran dengan ketentuan berikut:
1. SAP atau Satuan Acara Pembelajaran adalah dokumen berisi skenario proses pembelajaran suatu topik tertentu dalam pelatihan.
2. SAP disusun untuk setiap sesi pertemuan. Format SAP disusun secara naratif agar dapat dioperasionalkan dengan mudah.
3. SAP dikembangkan berdasar semua komponen yang terdapat dalam GBPP.
4. SAP menguraikan secara rinci langkah demi langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan estimasi waktunya untuk masing-masing tahapan kegiatan tersebut. Uraian meliputi tiap tahap pembelajaran mulai dari pendahuluan hingga penutupan.
5. SAP diperlukan sebagai pegangan fasilitator dalam memfasilitasi, agar tidak menyimpang dari alur dan lingkup materi sajian pembelajaran.
6. SAP mengacu pada GBPP namun tidak persis sama dengan GBPP. Judul Materi Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan & Sub Pokok Bahasan Alokasi Waktu
Metode Media Alat Bantu Refe rensi 1. 2. 3. Dst.
Format SAP
Komponen SAP untuk satu sesi pembelajaran tercantum dalam format berikut ini :
1. Mata Diklat ( Materi Pembelajaran) 2. Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan 3. Waktu (hari, tgl, jam, durasi)
4. Tujuan Pembelajaran Umum 5. Tujuan Pembelajaran Khusus 6. Kegiatan Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran b. Metode Pembelajaran
c. Langkah Kegiatan & Estimasi Waktu d. Media & Alat bantu Pembelajaran 7. Evaluasi
Pokok Bahasan 3: Pelaksanaan Proses Pembelajaran A. Penciptaan Iklim Pembelajaran Yang Kondusif
Pelatihan berorientasi pembelajaran memberi kesempatan kepada masing-masing peserta untuk memperoleh pemahaman dan ketrampilan mereka secara alamiah. Tiga karakteristik berikut diperlukan untuk membangun suasana pembelajaran efektif di kelas (Combs, 1976):
1. Atmosfi r belajar harus diciptakan agar dapat
memfasilitasi pencarian pengetahuan dan pemahaman baru. Peserta harus merasa aman dan diterima. Mereka perlu memahami risiko dan manfaatnya. Kelas harus mengakomodir pendekatan keterlibatan, interaksi dan sosialisasi sebagaimana orang bekerja menyelesaikan tugasnya.
2. Peserta harus diberi kesempatan secara berkala untuk menghadapi informasi dan pengalaman baru ketika proses berlangsung. Sekalipun demikian, kesempatan ini harus diatur sedemikian rupa agar peserta lebih banyak melakukan sesuatu daripada sekedar menerima informasi. Peserta harus diperbolehkan untuk mengkonfi rmasi tantangan baru dengan menggunakan pengalaman mereka di masa lalu tanpa dominasi fasilitator atau pemberi informasi. 3. Pengetahuan dan pemahaman baru harus diperoleh
melalui proses pencarian yang dilakukan secara mandiri. Metode yang digunakan mendorong pencarian secara mandiri tersebut sangat individual dan diadaptasikan pada gaya dan kecepatan belajar masing-masing. Pada pembelajaran orang dewasa lebih diterima apabila peserta dapat dilibatkan/ partisipasi secara penuh, misalnya melalui praktek, diskusi dsbnya.
Untuk itu, seorang fasilitator ketika memfasilitasi proses pembelajaran pada suatu pelatihan harus memiliki penguasaan dan kesiapan atas berbagai aspek yang berperan besar dalam pencapaian tujuan pelatihan. Kesiapan dapat diperoleh antara lain dengan memahami hal-hal berkaitan pengelolaan/mengendalikan dan mengorganisasikan kelas yang mencakup lingkungan fi sik dan lingkungan sosio-emosional. Tujuan pengelolaan kelas tentu saja agar tujuan pelatihan dapat tercapai secara efektif dan efi sien. Untuk mencegah terjadinya masalah-masalah di kelas, maka perlu dilakukan pengelolaan kelas antara lain sebagai berikut :
1. Menciptakan iklim kelas yang baik (tindakan positif atau preventif).
Fasilitator menyampaikan bahasan dengan baik dan lancar, serta melibatkan peserta dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan dengan demikian mencegah timbulnya gangguan atau penyelewengan.
2. Memberikan motivasi
Motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan dasar, kebutuhan akan rasa aman, dan kebutuhan untuk diakui. Dalam proses pembelajaran, motivasi peserta dapat di tumbuhkan dengan memenuhi kebutuhan untuk di hormati dan dihargai dengan ikut berpartisipasi. Proses pembelajaran harus dilakukan tanpa ancaman, lakukan motivasi dengan cara yang wajar, alamiah, namun demikian tetap dijaga agar tidak berlebih-lebihan.
3. Memberi umpan balik positip kepada peserta
Fasilitator harus mempunyai kumpulan kata-kata positif pilihan. Peserta yang mendapat umpan balik positif akan menebarkan semangat positif kepada peserta lain. Peserta yang tersinggung atas umpan negatif akan menjadi masalah kelas yang menetap.
Learning is most effective when it’s fun. Dapat disimpulkan bahwa pelatih lebih banyak berperan sebagai manajer (pengelola) kelas, agar kegiatan pembelajaran bagi peserta dapat berlangsung dengan efi sien dan efektif. Hal ini sejalan dengan tuntutan perkembangan, bahwa pelatih harus lebih berperan sebagai fasilitator, motivator, dinamisator daripada sebagai penyampai informasi, penceramah apalagi operator.
B. Pemilihan Metode Pembelajaran 1. Pengertian
Metode pembelajaran adalah cara dan teknik komunikasi/transfer subject/materi yang digunakan oleh pelatih dalam melakukan proses interaksi pembelajaran dengan sasaran/peserta belajar, dalam untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Sudjana, N dan Rivai, A, 2000)
Pemilihan metode pembelajaran dilakukan untuk mendukung tercapainya tujuan subject/ materi pembelajaran. Pemilihan jenis metode pembelajaran yang akan digunakan tergantung pada banyak faktor, antara lain: kompetensi yang harus dicapai, kriteria dan jumlah peserta, tujuan materi, waktu dan sarana/ prasarana pembelajaran yang tersedia, kemampuan fasilitator dll.
2. Ragam metode Pembelajaran
Beberapa pilihan metode pembealajaran yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran di dalam kelas meliputi:
a. Ceramah/ kuliah/presentasi Pengertian:
Metode ceramah seringkali disebut metode kuliah (The Lecture Method). Dapat pula disebut dengan metode deskripsi. Metode ceramah merupakan metode yang memberikan penjelasan atau memberi deskripsi lisan secara sepihak (oleh seorang fasilitator) tentang materi pembelajaran tertentu.
b. Brainstorming / curah pendapat (gagasan) Pengertian:
Curah pendapat adalah metode penggalian sebanyak mungkin ide, gagasan, dan pendapat dari peserta. Fasilitator melontarkan suatu topik, isu, atau permasalahan dan mendorong peserta untuk mengembangkan pendapat-pendapatnya dan orang lain bisa melengkapi. Curah pendapat pada prinsipnya meniadakan kritik terhadap setiap pendapat, membiarkan peserta bebas berimajinasi dan memberikan kontribusi masing-masing. Setiap kontribusi dicatat dan ditayangkan sehingga terlihat oleh seluruh peserta. Hal ini sangat membantu fasilitator untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta sebelum penyampaian materi oleh pelatih.
c. Latihan/Penugasan Praktek
Pengertian
Kegiatan yang dilakukan secara perorangan atau berkelompok untuk melaksanakan suatu tugas tertentu untuk mencapai suatu hasil berupa ketrampilan yang telah ditentukan dengan mengikuti pedoman yang ada. Latihan
memberikan suatu pengalaman belajar yang terstruktur. Kegiatan dapat berupa olah pikir, olah rasa (emosi), olah verbal atau olah motorik. Fasilitator perlu memiliki kemampuan untuk mempersiapkan bahan dan instrumen secara matang dan memilih jenis latihan yang tepat, antara lain: tugas praktek, assignment (penugasan) membahas/ menjawab pertanyaan/ soal esai, latihan verbal seperti latihan debat, diskusi dan dialog.
d. Role play/Bermain peran Pengertian
Peserta memerankan dirinya sebagai orang lain atau tokoh tertentu pada situasi yang dirancang secara spesifi k atau seperti situasi nyata dan melakukan dialog seperti permintaan skenario. Melalui penokohan tersebut, peserta melibatkan dirinya dalam situasi tertentu dan mengekspresikan sikapnya ketika berada dalam situasi tersebut. Penekanan permainan terletak pada karakter, sifat atau sikap yang perlu dianalisa dan peserta mampu menggunakan pengalaman tersebut dalam menghadapi permasalahan di tempat kerjanya.
Tunjuk beberapa pengamat yang bertugas mengamati dan mencatat kejadian selama role play dan lengkapi dengan instrumen pengamatan. Setelah selesai, para pengamat diminta menyampaikan hasil pengamatannya dan para pemeran diminta mengemukakan pengalamannya dalam memainkan perannya dan menganalisis peranan itu sendiri.
e. Simulasi Pengertian
Simulasi berasal dari bahasa inggris “Simulation” artinya tiruan. Situasi merupakan tiruan dan kegiatan yang dilakukan bersifat pura-pura atau tidak dalam kondisi sesungguhnya. Menanamkan pemahaman melalui pengalaman berbuat dalam situasi yang mirip sesungguhnya. Lebih tepat bila dikatakan bahwa simulasi meningkatkan ketrampilan tertentu dengan jalan “melakukan sesuatu“ dalam kondisi tidak nyata. Misalkan “melakukan pemadaman kebakaran “, atau “mengemudikan pesawat terbang”. Simulasi digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk memberi kesempatan kepada peserta meniru satu kegiatan yang dituntut dalam pekerjaan sehari-hari, yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya atau kegiatan yang akan dan harus dilakukannya. Fasilitator harus mempersiapkan skenario simulasi berikut prosedur tetap (protap) penggunaan alat-alat, urutan dan waktu untuk setiap langkah-langkah. Rinci dan jelas. Berikan umpan balik dari para pengamat atau fasilitator setelah simulasi dilakukan, setelah itu refl eksi peserta dan ditutup dengan rangkuman dari fasilitator.
f. Demonstrasi Pengertian
Metode ini dipakai dalam pembelajaran dengan cara mempertunjukan objek dan dan/atau memperagakan proses suatu ‘kegiatan’. Metode demonstrasi digunakan untuk memperjelas suatu objek dan proses suatu kegiatan bagi peserta,juga untuk memberi contoh.
Contoh: Demontrasi menolong persalinan, demonstrasi sampel air menggunakan Tehnologi Tepat Guna/TTG, dll.
g. Coaching Pengertian
Fasilitator membimbing intensif peserta di ‘kelas’nya secara perorangan. Di dalamnya digunakan metode demonstrasi, simulasi dan/ atau praktik yang diikuti dengan pemberian umpan balik segera untuk perbaikan.
Tujuannya adalah meningkatkan, mengembangkan dan memantapkan kualitas
kemampuan khususnya ketrampilan, sikap atau penampilan dalam melaksanakan atau menerapkan kegiatan atau prosedur tetap suatu jenis pelayanan tertentu.
Fasilitator (coach) menjelaskan langkah demi langkah kegiatan dengan menggunakan berbagai media (misal slides–videotape, model alat tertentu). Peserta mensimulasi ulang interaksi dan ketrampilan yang diperoleh dari coach pada alat kerja, dalam ruang yang telah ditata seperti di tempat kerja sebenarnya (misalnya: klinik, bengkel, dsb).
Contoh: bimbingan/coaching dilakukan untuk mempelajari dan menguasai teknik memasang infus dengan baik dan benar.
Fasilitator mempersiapkan sarana dan prasarana semirip mungkin dengan situasi nyata di tempat kerja dan memperagakan setiap langkah tindakan yang harus dilakukan, kemudian peserta mempraktikkan dengan bimbingan. Setelah dinilai mampu melaksanakan ketrampilan secara
benar dan mandiri, peserta diberi kesempatan menerapkan kemampuannya di tempat kerja/ lapangan dengan pengawasan pembimbing.
h. Studi kasus
Pengertian
Menurut Yin, R. (1996), studi kasus merupakan salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial, tapi bisa juga digunakan untuk masalah2 lain yang berkaitan dengan management. Studi kasus dapat menggambarkan isu administratif yang tipikal atau masalah yang berkaitan dengan organisasi. Secara ideal kasus diambil dari kehidupan nyata. Pernyataan masalah biasanya dinyatakan sekalipun tidak secara eksplisit. Penulis kasus akan menyediakan informasi tambahan tentang kegiatan organisasi, lingkungannya dan segala hal yang berkaitan dengan masalah itu. Kasus mengandung data cukup rinci, juga tidak terlalu umum (harus spesifi k dan jelas). Tujuannya juga untuk melakukan pembelajaran kepada peserta untuk menggunakan pendekatan problem solving (penyelesaian masalah). Hendaknya dipilih kasus yang yang tepat, realistis, praktis dan tidak mempunyai sifat berlebihan. Lebih baik jika berkaitan dengan ruang lingkup pekerjaan atau tugas sehari-hari.
i. Metaplan Pengertian
Meta Plan adalah metode yang hampir sama prinsipnya dengan curah pendapat (Brainstorming) merupakan metode penggalian sebanyak mungkin ide, gagasan, dan pendapat dari peserta. Fasilitator melontarkan suatu topik,
isu, atau permasalahan dan mendorong peserta untuk mengembangkan pendapat-pendapatnya dalam satu lembar kertas (kertas plano). Meta Plan pada prinsipnya meniadakan kritik terhadap setiap pendapat, membiarkan peserta bebas berimajinasi dan memberikan kontribusi masing-masing. Setiap kontribusi dicatat dan ditempelkan pada papan/dinding sehingga terlihat oleh seluruh peserta. Hal ini sangat membantu fasilitator untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta sebelum penyampaian materi oleh pelatih. Metode ini bisa juga digunakan untuk membuat rencana aksi yang idenyadiharapkan berasal dari peserta dalam kelompok.
CATATAN: Pendekatan yang dipergunakan untuk memilih suatu metode
Sebelum memilih suatu metode yang akan dipergunakan, ada baiknya diketahui terlebih dulu hal-hal berikut:
1. Kompetensi yang akan dicapai (Marpaung dan Saptoaji, 2002)
2. Tujuan pembelajaran
3. Jumlah sasaran atau besarnya kelas (Sianipar dan Supono, 2002)
4. Kemampuan diri sendiri.
5. Daya serap dalam proses pembelajaran (Lunardi, 1982)
C. Media Pembelajaran Pengertian
Media pembelajaran bukan media massa atau media individu, tetapi media yang dipakai pada proses pembelajaran di dalam pelatihan. Namun ada baiknya jika secara singkat disampaikan mengenai mediasi dan dampaknya. Secara umum disepakati bahwa setiap pelatih/ fasilitator atau guru adalah mediator yang menyampaikan banyak pesan berisi informasi dan materi belajar kepada peserta/murid.
Sebagai sumber pesan, pelatih/fasilitator atau guru menerjemahkan gagasan, pikiran, perasaan atau pesannya, juga mengubah, menyimpulkan, dan seringkali tak terhindarkan menambahkan prasangka pada informasi tersebut atau bahkan mengurangi pengetahuan yang mereka cari untuk ditanamkan pada peserta/ muridnya. Pelatih/fasilitator merupakan media-saluran untuk mengalirkan pengetahuan yang selalu disaring atau dimodifi kasi bagi peserta/murid. Lambang itu dapat berupa bahasa, tanda-tanda atau gambar.
Tetapi, media pembelajaran di sini bukanlah pelatih/ fasilitator atau guru atau ‘orang’nya, melainkan media teknologis yang digunakan oleh ‘orang’. Media teknologis mempunyai arti teori dan praktek tentang media sebagai ilmu pengetahuan terapan.
Media bukan juga peralatan. Media dalam pendidikan secara fi sik adalah perangkat lunak (software) berupa isi pesan/informasi yang dikembangkan dalam berbagai bentuknya dan disampaikan menggunakan berbagai alat bantu teknis/perangkat keras (hard ware).
Media pembelajaran merupakan suatu cara/sarana mengkomunikasikan sesuatu antara pelatih/fasilitator/ guru dan peserta/murid, dan sebaliknya. Dalam proses
pembelajaran, media digunakan untuk membantu pelatih dalam menyalurkan materi pembelajaran. Media mengusung pesan. Semakin baik medianya, makin kecil distorsi/ gangguannya dan makin baik pesan itu diterima peserta. Media dapat digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan interaksi peserta dengan sumber belajar (fasilitator dan lingkungan) dengan dua cara, yaitu alat bantu (dependent media) dan digunakan sendiri oleh peserta (independent media). Sekalipun demikian, media tidak selalu dapat menggantikan fasilitator.
Media pembelajaran dapat juga dibagi menurut bentuk penyampaian pesan melalui tulisan, gambar, suara (audio), visual sebagai berikut:
1. Media cetak: Media yang ditulis dan diproduksi sebagai bahan bacaan. Contoh: buku teks, majalah, booklet, dsb
2. Media grafi s: Media yang mengkombinasikan ide, informasi, dan pesan ataupun data dalam pernyataan naratif dan gambar. Misal: sketsa, grafi k, bagan, diagram, kartun, foto dsb.
3. Media berbantuan komputer 4. Media Audio
5. Media Visual: Media yang menampilkan pesan dalam gambar baik yang bergerak maupun tidak, baik yang bersuara ataupun tidak.
6. Media Audiovisual: Media yang dapat menampilkan gambar dan suara pada waktu bersamaan, seperi : Film, Compact disc, TV, Video dan sebagainya.
TIPS untuk membuat slides dengan power point:
1. Buat bagian isi dengan huruf kecil (sentence case), maksimal 10 baris dan tiap barisnya sebanyak-banyaknya terdiri 7 kata.
2. Gunakan huruf sederhana, tidak banyak variasi dan mudah dibaca. Gunakan warna kontras antara warna dasar (latar belakang) dan warna huruf. Teks menggunakan warna-warna gelap seperti hitam, biru tua, coklat tua dan warna dasar / latar belakang cerah. 3. Pesan yang disampaikan hanya kata-kata kunci,
sehingga harus padat, singkat dan jelas (tidak bermakna ganda), menarik (impresif) namun sederhana. Satu lembar tayangan berisi satu pesan 4. Gunakan gambar /ilustrasi yang sesuai.
D. Teknik Presentasi Interaktif Pengertian:
Adalah teknik penyajian timbal balik/bergantian antara penyaji dan peserta saling merespon (stimulus–respon). Peserta dapat merespon ditengah paparan penyaji, dan penyaji dapat mengembangkan respon peserta sepanjang masih dalam koridor pokok bahasan timbal–balik (mutually) Tujuannya adalah:
1. Memunculkan perhatian dan minat peserta terhadap materi yang disajikan dan menghargai pengalaman peserta
2. Mengurangi kejenuhan/kebosanan
3. Menggali lebih banyak pendapat, sehingga pokok bahasan menjadi lebih komprehensif
Langkah awal untuk presentasi interaktif antara lain sbb: 1. Mereview tujuan bahasan
2. Mengajukan pertanyaan yang terkait dengan pokok bahasan.
3. Menghubungkan pokok bahasan dengan materi/topic sebelumnya, pengalaman nyata penyaji, pengalaman kerja peserta, serta berbagai pengalaman.
4. Menggunakan alat bantu yang sesuai/tepat 5. Membuka presentasi dengan:
6. Menjembatani apa yang baru berlalu dan yang akan terjadi.
7. Paparkan tujuan dan sasaran presentasi ini 8. Libatkan peserta dalam topik sesegera mungkin 9. Bangun kepercayaan peserta dengan menjelaskan
manfaat materi yg disampaikan.
10. Pastikan peserta memahami bahwa fasilitator tetap pemegang kendali proses pembelajaran.
11. Terbukalah mengenai diri Anda [jika diperlukan]
12. Pastikan peserta mengetahui bahwa Anda sebagai presentan senang berada di kelas.
13. Upayakan menangkap minat seluruh peserta
14. Menyiapkan informasi agar peserta dapat
mengikutinya
15. Membuat peserta menyadari harapan pelatih tentang pentingnya pencapaian tujuan pembelajaran
16. Membantu pembelajar untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang positif dan kondusif
Menutup presentasi secara mengesankan dengan cara: 1. Membuat ringkasan
2. Himbauan dan Pernyataan memotivasi 3. Mengulangi manfaat
4. Meminta peserta meringkas dengan bahasa mereka sendiri yang terkait erat/ relevan dengan pokok bahasan dan mudah dipahami.
Pada dasarnya ketrampilan berbicara/presentasi dapat dipelajari dan ditingkatkan dengan dengan berlatih,agar mampu berbicara secara efektif maka dalam tiap komunikasi dan presentasi, beberapa tehnik dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan efektifi tas presentasi:
1. Percaya diri
2. Mengucapkan kata-kata dengan jelas dan perlahan-lahan
3. Bicara dengan wajar,jangan seperti penyair atau deklamasi
4. Mengatur irama dan tekanan suara,tidak
monoton,gunakan tekanan dan irama tertentu,untuk menampilkan point-point tertentu.
5. Tarik nafas dalam-dalam 2-3 kali untuk mengurangi ketegangan.Mengatur nafas secara normal, tidak terkesan seperti orang yang dikejar-kejar.Bila perlu menghentikan pembicaraan sejenak,selain untuk mengambil nafas juga berguna untuk menarik perhatian
6. Menghindari sindrom aaaa, anu, apa, ehm dst.
7. Membaca paragraph yang dianggap penting dari teks tulisan.
8. Siapkan air minum, membantu pembicara berhenti sejenak untuk membasahi kerongkongan.
Hasil riset (Mechribian & Ferris) menunjukkan bahwa pilar komunikasi ,khususnya pada saat presentasi keberhasilan penyampaian informasi adalah sbb:
• 7 % ditentukan oleh kata-kata (word) • 35 % Intonasi suara (voice tonality) • 55 % Bahasa tubuh (body language)
Komunikasi bukan hanya apa yang kita sampaikan, tetapi juga bagaimana kita menyampaikannya. Ternyata menurut penelitian tersebut, cara kita menyampaikannya jauh lebih berpengaruh daripada isi komunikasi itu sendiri.