Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010Oktober 2010
KAJIAN HUBUNGAN KERUSAKAN PERKERASAN JALAN
KAJIAN HUBUNGAN KERUSAKAN PERKERASAN JALAN
DENGAN ARUS LALULINTAS (ESAL) PADA JALAN TOL
DENGAN ARUS LALULINTAS (ESAL) PADA JALAN TOL
TANGERANG MERAK
TANGERANG MERAK
Dani HamdaniDani Hamdani
Program Magister Teknik Sipil Program Magister Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyanga Universitas Katolik Parahyanga
Jl. Merdeka 30 Bandung Jl. Merdeka 30 Bandung d_h_dani@yahoo.com d_h_dani@yahoo.com Vidra Novianto Vidra Novianto
Program Magister Teknik Sipil Program Magister Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyanga Universitas Katolik Parahyanga
Jl. Merdeka 30 Bandung Jl. Merdeka 30 Bandung sividr@yahoo.com sividr@yahoo.com Louis Mandagi Louis Mandagi
Program Magister Teknik Sipil Program Magister Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyanga Universitas Katolik Parahyanga
Jl. Merdeka 30 Bandung Jl. Merdeka 30 Bandung
wisman@gmail.com wisman@gmail.com
Ferdinan Nikson Liem Ferdinan Nikson Liem
Program Magister Teknik Sipil Program Magister Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyanga Universitas Katolik Parahyanga
Jl. Merdeka 30 Bandung Jl. Merdeka 30 Bandung ferdynikson@yahoo.co.id ferdynikson@yahoo.co.id Abstract Abstract
Structural and functional performance of Tangerang-Merak toll road decreased due to traffic load and Structural and functional performance of Tangerang-Merak toll road decreased due to traffic load and environmental exposure. The paper discusses the relationship between pavement distress and traffic loading environmental exposure. The paper discusses the relationship between pavement distress and traffic loading in ESAL. Annual traffic growth of 8.2% was used for backcalculate the traffic since the first day of the in ESAL. Annual traffic growth of 8.2% was used for backcalculate the traffic since the first day of the operation of the road in 1992. It is predicted that 30.566.774 ESAL for westbound (to Merak), and operation of the road in 1992. It is predicted that 30.566.774 ESAL for westbound (to Merak), and 28.345.735 ESAL for eastbound (to Tangerang). The distress of the pavement rigid is defined as fractured 28.345.735 ESAL for eastbound (to Tangerang). The distress of the pavement rigid is defined as fractured slab, while for flexible pavement are potholes and patching. Unexpectedly, the result shows that the worst slab, while for flexible pavement are potholes and patching. Unexpectedly, the result shows that the worst pavement conditions occurs at the lowest traffic loaded segment on both rigid and flexible pavement. It pavement conditions occurs at the lowest traffic loaded segment on both rigid and flexible pavement. It shows that traffic loading is not
shows that traffic loading is not the major component to the the major component to the pavement distress. There is other parameters thatpavement distress. There is other parameters that may explain pavement distress.
may explain pavement distress.
Keyword
Keyword s s:: pavement distress, rigid pavement pavement distress, rigid pavement ,, flexible pavement flexible pavement
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Jalan Tol Tangerang Merak merupakan salah satu ruas tol di Indonesia yang dikelola oleh Jalan Tol Tangerang Merak merupakan salah satu ruas tol di Indonesia yang dikelola oleh badan usaha milik swasta (non pemerintah) yaitu PT. Marga Mandala Sakti (MMS). Saat badan usaha milik swasta (non pemerintah) yaitu PT. Marga Mandala Sakti (MMS). Saat ini kondisi Jalan Tol Tangerang Merak berdasarkan pengamatan visual perkerasan Jalan ini kondisi Jalan Tol Tangerang Merak berdasarkan pengamatan visual perkerasan Jalan Tol Tangerang Merak termasuk kondisi Jalan yang berada dibawah kondisi mantap.
Tol Tangerang Merak termasuk kondisi Jalan yang berada dibawah kondisi mantap.
Disadari bahwa pengelolaan jalan yang hasilnya dapat memenuhi tuntutan masyarakat Disadari bahwa pengelolaan jalan yang hasilnya dapat memenuhi tuntutan masyarakat pengguna jalan bukanlah pekerjaan yang mudah, terlebih pada saat kondisi anggaran pengguna jalan bukanlah pekerjaan yang mudah, terlebih pada saat kondisi anggaran terbatas. Perkerasan harus memenuhi persyaratan kondisi fungsional dan kondisi terbatas. Perkerasan harus memenuhi persyaratan kondisi fungsional dan kondisi struktural. Persyaratan kondisi fungsional menyangkut kerataan dan kekesatan permukaan struktural. Persyaratan kondisi fungsional menyangkut kerataan dan kekesatan permukaan perkerasan, sedangkan persyaratan kondisi struktural menyangkut kemampuan dalam perkerasan, sedangkan persyaratan kondisi struktural menyangkut kemampuan dalam mempertahanka
mempertahankan kondisi n kondisi fungsionalnya pada tingkat fungsionalnya pada tingkat yang layak.yang layak.
Kondisi atau kinerja perkerasan akan mengalami penurunan sejalan waktu, yaitu sebagai Kondisi atau kinerja perkerasan akan mengalami penurunan sejalan waktu, yaitu sebagai akibat beban lalu-lintas dan faktor lingkungan. Menanggapi hal tersebut, maka untuk akibat beban lalu-lintas dan faktor lingkungan. Menanggapi hal tersebut, maka untuk memperlambat penurunan kondisi agar sesuai dengan umur rencananya maka diperlukan memperlambat penurunan kondisi agar sesuai dengan umur rencananya maka diperlukan pemeliharaan. Dalam pengelolaan jaringan Jalan Tol Tangerang Merak yang dilakukan pemeliharaan. Dalam pengelolaan jaringan Jalan Tol Tangerang Merak yang dilakukan oleh PT. MMS, setiap tahun banyak segmen jalan yang membutuhkan pemeliharaan karena oleh PT. MMS, setiap tahun banyak segmen jalan yang membutuhkan pemeliharaan karena
terjadi penurunan kondisi struktural dan fungsional. Oleh karena itu PT. MMS melakukan penanganan secara bertahap terhadap segmen-segmen jalan yang membutuhkan pemeliharaan tersebut sehingga jalan tersebut dapat melayani lalu lintas kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Namun dalam kenyataannya, jalan tersebut tetap mengalami penurunan kondisi secara terus menerus.
Dengan latar belakang tersebut, maka studi ini bertujuan untuk: Mengidentifikasi kerusakan perkerasan jalan per tahun pada Jalan Tol Tangerang Merak; Menganalisis beban gandar kendaraan ( Equivalent Standard Axle Load / ESAL); Menentukan hubungan kerusakan jenis perkerasan (rigid dan flexible) dengan beban gandar kendaraan (ESAL).
ESAL DAN KERUSAKAN JALAN
Angka Equivalent Standard Axle Load (ESAL)Beban lalulintas pada lajur rencana (W18) adalah kumulatif beban gandar standar, dan
diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut (Depkimpraswil, 2002):
W18 = DDx DL x ŵ18 1
Dengan
DD = Faktor distribusi arah
DL = Faktor distribusi lajur
ŵ18 = Beban gandar standar kumulatif untuk dua arah
W18 = Beban gandar standar kumulatif untuk lajur rencana
Penentuan Segmen Jalan
Ruas jalan yang dianalisis mempunyai beberapa ramp masuk dan keluar. Agar jumlah kendaraan sama di dalam bagian yang dianalisis, maka ruas dibagi menjadi beberapa segmen berdasarkan ramp masuk dan keluar itu, seperti terlihat pada Tabel 1. Dalam satu segmen itu ternyata struktur perkerasannya dapat berbeda, dapat fleksibel atau kaku. Oleh karena itu segmen tadi dibagi lagi menjadi bagian yang seragam baik dalam volume lalulintas maupun jenis perkerasannya menjadi seksi. Pembagian segmen menjadi seksi diperlihatkan pada Tabel 2.
Tabel 1 Pembagian Segmen Jalan Tol Tangerang Merak
No SEGMEN
I Bitung (km 26 + 039) - Cikupa (km 31 + 350)
II Cikupa (km 31 + 350) - Balaraja Timur (km 36 + 250) III Balaraja Timur (km 36 + 250) - Balaraja Barat (km 38 + 900) IV Balaraja Barat (km 38 + 900) - Ciujung (km 59 + 700)
V Ciujung (km 59 + 700) - Serang Timur (km 72 + 000) VI Serang Timur (km 72 + 000) - Serang Barat (km 77 + 350) VII Serang Barat (km 77 + 350) - Cilegon Timur (km 87 + 200) VIII Cilegon Timur (km 87 + 200) - Cilegon Barat (km 95 + 000)
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010
Tabel 2 Pembagian Seksi Dalam Segmen Jalan
SEKSI Pavment
I Bitung - Cikupa A I-1F 26 + 039 26 + 139 F
26 + 039 - 31 + 350 A I-2R 26 + 139 31 + 350 R II Cikupa - Balaraja Timur A II-1R 31 + 350 36 + 155 R 31 + 350 - 36 + 250 A II-2F 36 + 155 36 + 250 F III Balaraja Timur - Balaraja Barat A III-1F 36 + 250 38 + 779 F 36 + 250 - 38 + 900 A III-2R 38 + 779 38 + 900 R
IV Balaraja Barat - Ciujung A IV-1R 38 + 900 39 + 439 R
38 + 900 - 59 + 700 A IV-2R 39 + 439 45 + 349 R A IV-3F 45 + 349 47 + 439 F A IV-4R 47 + 439 49 + 229 R A IV-5F 49 + 229 50 + 169 F A IV-6R 50 + 169 56 + 150 R A IV-7F 56 + 150 56 + 215 F A IV-8R 56 + 215 56 + 364 R A IV-9F 56 + 364 57 + 501 F A IV-10R 57 + 501 58 + 239 R A IV-11F 58 + 239 59 + 449 F A IV-12R 59 + 449 59 + 700 R
V Ciujung - Serang Timur A V-1R 59 + 700 60 + 239 R
59 + 700 - 72 + 000 A V-2R 60 + 239 71 + 619 R A V-3F 71 + 619 72 + 000 F
VI Serang Timur - Serang Barat A VI-1F 72 + 000 72 + 509 F
72 + 000 - 77 + 350 A VI-2R 72 + 509 73 + 236 R A VI-3F 73 + 236 77 + 350 F VII Serang Barat - Cilegon Timur A VII-1F 77 + 350 77 + 782 F 77 + 350 - 87 + 200 A VII-2R 77 + 782 83 + 039 R A VII-3F 83 + 039 87 + 200 F VIII Cilegon Timur - Cilegon Barat A VIII-1F 87 + 200 87 + 669 F 87 + 200 - 95 + 000 A VIII-2R 87 + 669 92 + 658 R A VIII-3F 92 + 658 93 + 027 F A VIII-4R 93 + 027 95 + 000 R
IX Cilegon Barat - Merak A IX-1R 95 + 000 98 + 340 R
95 + 000 - 98 + 340
SEGMEN STA
Keterangan:
- Seksi A I-1F artinya jalan Tol arah A (arah Merak) pada segmen I, seksi 1 dengan
perkerasan flexible F
- Untuk jenis perkerasan : R berarti Rigid pavement , F berarti flexible pavement
Volume Lalulintas dan Pertumbuhan Lalulintas
Data lalulintas (traffic) yang diperoleh, yaitu data sejak tahun 2000 s/d tahun 2009, yang tersedia adalah:
1. Data berdasarkan golongan kendaraan I, II/IIA, III/IIB untuk tahun 2000 s/d tahun 2006
2. Data berdasarkan golongan kendaraan I, II/IIA, III/IIB, IV dan golongan V untuk tahun 2007 s/d tahun 2009
Oleh karena itu maka dalam analisis ini kendaraan digolongkan sesuai penggolongan sebelum perubahan (September 2007) yaitu Gololongan I (Kendaraan Ringan), Golongan IIA (Bus dan Truk Ringan), dan Golongan IIB (Kendaraan Berat). Pengkajian pertumbuhan lalulintas dibedakan untuk setiap golongan. Penggolongan untuk prediksi
dilakukan dengan anggapan bahwa seluruh Golongan IIB sama dengan Golongan III, IV, dan V sesuai penggolongan yang baru.
Dalam perhitungan volume lalulintas ini, dilakukan pada segmen antar gerbang (Bitung-Cikupa, Cikupa-Balajara Timur, Balaraja Timur-Balaraja Barat, Balaraja Barat-Ciujung, Ciujung-Serang Timur, Serang Timur-Serang Barat, Serang Barat-Cilegon Timur, Cilegon Timur-Cilegon Barat, Cilegon Barat-Merak). Karena data yang tersedia adalah data lalulintas dua arah, maka dalam perhitungan untuk masing-masing arah (arah A dan arah B) diasumsikan bahwa dari total volume kendaraan yang ada, 50% ke arah A (arah ke Merak) dan 50% ke arah B (arah ke Jakarta).
Untuk perhitungan pertumbuhan lalulintas, analisis hanya dilakukan pada tahun 2000 sampai dengan 2004 karena pada tahun 2005 terjadi penurunan volume lalulintas sehingga faktor pertumbuhan menjadi negatif. Berdasarkan Tabel 5.3, faktor pertumbuhan yang digunakan dalam analisis lalulintas pembahasan ini sebesar 8,2%. Faktor pertumbuhan lalulintas ini hanya digunakan untuk perhitungan mundur dari tahun 1999 sampai dengan dibukanya lalulintas tahun 1992.
Ekivalen Beban Gandar Sumbu Kendaraan (E) dan Faktor Daya Rusak (Vehicle
Damage Factor, VDF)
Perhitungan faktor daya rusak (VDF) menggunakan data WIM ( Weight in Motion) berdasarkan survei uji timbang beban gandar kendaraan pada Jalan Tol Tangerang Merak tahun 2003 (Oetojo, dan Sinaga, 2008). Angka ekivalen (E) masing-masing golongan beban gandar sumbu (setiap kendaraan) ditentukan sesuai Tabel 3. Berdasarkan Tabel VDF per jenis kendaraan tersebut dicari faktor daya rusak per golongan kendaraan (Golongan I, IIA, IIB). Masing-masing golongan kendaraan terdiri dari komposisi klasifikasi kendaraan berdasarkan Kepmen PU No. 165/KPTS/M/2006 dan Tabel 3. VDF per golongan dihitung berdasarkan VDF dan proporsi LHR per jenis kendaraan. Dalam kasus ini, data LHR tidak tersedia sehingga nilai VDF per golongan diasumsikan sebesar yang tertera dalam Tabel 4.
Tabel 3 Faktor Daya Rusak Per Klasifikasi Kendaraan pada Jalan Tol Tangerang Merak
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010
Tabel 4 Faktor Daya Rusak (VDF) Per Golongan Kendaraan
PER JENIS KEND PER GOLONGAN
1 0,002 2 0,156 3 5,462 10 0,843 4 3,139 5 1,760 6 7,362 7 3,886 8 6,147 9 10,126 1 0,001 2 0,154 3 3,839 10 0,696 4 5,205 5 2,500 6 6,678 7 4,798 8 6,002 9 10,164 JALUR B JALUR A IIB 6,154 I 0,041 IIA 3,499 IIA 4,737 IIB 5,195 JENIS KEND. GOLONGAN VDF I 0,055
Equivalent Standard Axle Load (ESAL)
Untuk perhitungan Equivalent Standard Axle Load (ESAL), menggunakan data lalulintas yang ada yang diperoleh dari hasil penggabungan golongan kendaraan yaitu Gololongan I (Kendaraan Ringan), Golongan IIA (Bus dan Truk Ringan), dan Gol ongan IIB (Kendaraan Berat) untuk masing-masing segmen jalan, dengan perhitungan angka ekivalen beban sumbu kendaraan (E) atau Vehicle Damage Factor (VDF) adalah menggunakan asumsi yang berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Oetojo dan Sinaga, 2008), di mana angka ekivalen (E) tersebut untuk tiap arah kendaraan adalah
berbeda. Selanjutnya dilakukan perhitungan beban gandar sumbu kendaraan (ŵ18) dan
perhitungan kumulatif beban gandar standar (W18) untuk tiap arah dan tiap segmen dengan
rumus 1.
Faktor distribusi lajur (DL) tidak digunakan karena analisis pembahasan adalah per arah
disesuaikan dengan analisis kerusakan. Dari hasil perhitungan jumlah gandar terbesar (ESAL) yang melewati Jalan Tol Tangerang Merak untuk kedua arah adalah segmen Bitung-Cikupa. Untuk arah A (Merak) jumlah kumulatif ESAL sebesar 30.566.774 ESAL (Tabel 5) dan untuk arah B (Tangerang) jumlah kumulatif ESAL sebesar 28.345.735 ESAL (Tabel 6). Hal ini disebabkan keberadaan Jalan Tol Tangerang Merak terletak di Ujung Barat Pulau Jawa memposisikan segmen jalan tol Bitung-Cikupa yang berbatasan langsung dengan wilayah DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara dan merupakan kawasan industri sehingga kumulatif ESAL segmen tersebut menjadi tinggi.
6
Tabel 5 Resume Kumulatif ESAL Arah Merak (A) Untuk Setiap Segmen Jalan
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Bitung - Cikupa 716.471 1.496.940 2.347.125 3.273.252 4.282.105 5.381.073 5.381.073 7.882.273 9.302.824 10.954.199 12.789.024 14.713.368 16.816.691 18.966.894 21.121.061 23.743.476 27.165.057 30.560.774
Cikupa - Balaraja Tim 716.472 98.363 154.228 215.083 281.375 353.587 353.587 517.939 611.283 741.495 875.854 1.019.933 1.195.784 1.393.045 1.559.935 1.753.245 2.000.698 2.291.673
Balaraja Tim - Balaraja Bar 716.473 665.679 1.043.750 1.455.592 1.904.222 2.392.926 2.392.926 3.505.192 4.136.902 4.828.018 5.544.751 6.292.400 7.046.797 7.848.640 8.645.757 9.609.574 10.910.192 12.139.384
Balaraja Bar - Ciujung 716.474 431.948 677.273 944.510 1.235.619 1.552.731 1.552.731 2.274.462 2.684.368 3.129.216 3.637.567 4.141.997 4.637.791 5.075.425 5.502.115 6.008.785 6.696.344 7.449.480
Ciujung - Serang Timu 716.475 858.982 1.346.839 1.878.274 2.457.179 3.087.794 3.087.794 4.523.045 5.338.193 6.111.429 6.897.545 7.677.012 8.468.114 9.281.672 10.013.286 10.655.595 11.152.287 11.641.975
Serang Timu - Serang Bara 716.476 416.375 652.854 910.456 1.191.069 1.496.748 1.496.748 2.192.458 2.587.585 2.935.631 3.251.176 3.542.628 3.800.676 4.043.020 4.258.545 4.496.978 4.799.518 5.099.827
Serang Bara - Cilegon Timu 716.477 364.624 571.712 797.298 1.043.034 1.310.720 1.310.720 1.919.961 2.265.979 2.622.672 2.982.120 3.362.725 3.810.256 4.298.822 4.785.646 5.262.642 5.755.801 6.217.724
Cilegon Tim - Cilegon Bara 716.478 234.873 368.269 513.581 671.872 844.303 844.303 1.236.747 1.459.635 1.764.023 2.086.397 2.468.403 2.955.412 3.478.121 4.110.109 4.774.127 5.423.387 6.035.253
Cilegon Bara - Merak 716.479 677.940 1.062.975 1.482.402 1.939.295 2.437.000 2.437.000 3.569.753 4.213.098 4.840.306 5.624.687 6.431.068 7.293.869 8.172.684 9.049.010 10.015.121 11.219.271 12.400.739
SEGMEN
Tabel 6 Resume Kumulatif ESAL Arah Tangerang (B) Untuk Setiap Segmen Jalan
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Bitung - Cikupa 653.925 1.366.261 2.142.227 2.987.505 3.908.288 4.911.319 4.911.319 7.194.171 8.490.712 10.022.088 11.750.884 13.572.018 15.572.895 17.632.223 19.715.192 22.191.600 25.280.658 28.345.735
Cikupa - Balaraja Tim 38.571 80.587 126.356 176.214 230.525 289.687 289.687 424.338 500.812 609.847 723.878 847.906 1.001.341 1.177.032 1.327.724 1.494.003 1.695.816 1.936.877
Balaraja Tim - Balaraja Bar 297.546 621.670 974.746 1.359.361 1.778.331 2.234.725 2.234.725 3.273.458 3.863.404 4.511.942 5.181.513 5.878.330 6.582.541 7.343.199 8.107.920 9.004.851 10.171.018 11.286.649
Balaraja Bar - Ciujung 201.183 420.337 659.067 919.121 1.202.405 1.510.993 1.510.993 2.213.323 2.612.211 3.044.958 3.555.005 4.066.958 4.569.164 5.014.053 5.454.089 5.949.604 6.569.855 7.245.792
Ciujung - Serang Timu 349.161 729.510 1.143.834 1.595.168 2.086.816 2.622.381 2.622.381 3.841.302 4.533.585 5.180.767 5.829.956 6.467.061 7.114.355 7.801.367 8.420.207 8.969.757 9.411.341 9.847.904
Serang Timu - Serang Bara 202.839 423.797 664.492 926.687 1.212.302 1.523.430 1.523.430 2.231.542 2.633.713 2.990.200 3.315.389 3.616.423 3.882.587 4.136.377 4.364.969 4.610.688 4.904.859 5.196.097
Serang Bara - Cilegon Tim 156.549 327.083 512.849 715.208 935.643 1.175.769 1.175.769 1.722.283 2.032.675 2.350.918 2.665.122 3.001.028 3.410.129 3.867.176 4.331.193 4.795.700 5.285.871 5.739.281
Cilegon Tim - Cilegon Bara 115.422 241.153 378.116 527.313 689.837 866.878 866.878 1.269.815 1.498.662 1.805.101 2.145.936 2.552.968 3.076.435 3.631.953 4.292.429 4.989.360 5.676.654 6.323.623
Cilegon Bara - Merak 287.504 600.689 941.849 1.313.483 1.718.314 2.159.305 2.159.305 3.162.981 3.733.017 4.297.383 5.018.679 5.768.729 6.568.670 7.380.776 8.188.956 9.069.658 10.136.793 11.186.712
SEGMEN
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010
Perhitungan Jumlah Kerusakan Perkerasan Beton dan Perkerasan Lentur Per Segmen dan Seksi Jalan
Panjang slab beton pada Jalan Tol Tangerang Merak adalah sebesar 4.2 m. Hal ini berdasarkan rangkaian standar (standard sequence), panjang slab dalam satu joint terdiri dari 4 slab beton dengan ukuran masing-masing yaitu 3.7 m, 4.6 m, 4.0 m dan 4.3 m sehingga rata-rata panjang satu slab beton adalah 4.2 m.
Setelah data di kelompokkan untuk masing-masing seksi jalan, jumlah slab beton atau panjang overlay jalan yang berada pada kelompok seksi jalan tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah slab beton atau panjang overlay jalan per seksi jalan per tahun. Resume kerusakan slab beton per seksi jalan terlihat pada Tabel 7 dan Tabel 8 serta untuk panjang overlay jalan per seksi jalan terlihat pada Tabel Tabel 9 dan Tabel 10.
Hubungan Jumlah Beban Gandar Kendaraan Dengan Kerusakan Jalan
Kondisi atau kinerja perkerasan akan mengalami penurunan sejalan waktu, yaitu sebagai akibat beban lalu-lintas dan faktor lingkungan. Hasil perhitungan kerusakan slab beton dan kerusakan perkerasan lentur menunjukkan kondisi yang terjadi pada Jalan Tol Tangerang Merak di mana
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010
Perhitungan Jumlah Kerusakan Perkerasan Beton dan Perkerasan Lentur Per Segmen dan Seksi Jalan
Panjang slab beton pada Jalan Tol Tangerang Merak adalah sebesar 4.2 m. Hal ini berdasarkan rangkaian standar (standard sequence), panjang slab dalam satu joint terdiri dari 4 slab beton dengan ukuran masing-masing yaitu 3.7 m, 4.6 m, 4.0 m dan 4.3 m sehingga rata-rata panjang satu slab beton adalah 4.2 m.
Setelah data di kelompokkan untuk masing-masing seksi jalan, jumlah slab beton atau panjang overlay jalan yang berada pada kelompok seksi jalan tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah slab beton atau panjang overlay jalan per seksi jalan per tahun. Resume kerusakan slab beton per seksi jalan terlihat pada Tabel 7 dan Tabel 8 serta untuk panjang overlay jalan per seksi jalan terlihat pada Tabel Tabel 9 dan Tabel 10.
Hubungan Jumlah Beban Gandar Kendaraan Dengan Kerusakan Jalan
Kondisi atau kinerja perkerasan akan mengalami penurunan sejalan waktu, yaitu sebagai akibat beban lalu-lintas dan faktor lingkungan. Hasil perhitungan kerusakan slab beton dan kerusakan perkerasan lentur menunjukkan kondisi yang terjadi pada Jalan Tol Tangerang Merak di mana kerusakan perkerasan jalan terjadi secara berulang-ulang pada satu lokasi. Analisis kerusakan perkerasan sesuai dengan jenis perkerasan ( rigid dan flexible pavement ) dilakukan dengan asumsi bahwa bagian perkerasan yang ditangani/direkonstruksi adalah bagian perkerasan jalan yang mengalami kerusakan sehingga tidak ada kerusakan yang tidak ditangani. Analisis dilakukan per seksi dalam segmen jalan kemudian dari analsis per seksi tersebut digolongkan kerusakan per segmen jalan secara kumulatif. Untuk rigid pavement , digolongkan kerusakan jumlah slab per 10
km/1 juta ESAL secara kumulatif (Tabel 7 dan Tabel 8). Sedangkan untuk flexible pavement ,
digolongkan secara kumulatif panjang kerusakan perkerasan dalam meter /10 km/1 juta ESAL (Tabel 9 dan Tabel 10).
Pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa pada Segmen Cikupa-Balaraja Timur arah Merak kerusakan terjadi secara berulang pada tiap tahun walaupun tahun sebelumnya selalu dilakukan perbaikan. Jika dilihat berdasarkan kumulatif beban gandar yang melewati jalan dan segmen tersebut relatif kecil jika dibandingkan dengan segmen Bitung-Cikupa yang mempunyai beban gandar lebih besar
namun kerusakan yang terjadi relatif kecil. Kondisi ini juga berlaku untuk arah sebaliknya yaitu arah Tangerang Tabel 8. Hal ini juga terjadi pada perkerasan lentur ( flexible pavement ) dimana pada segmen Bitung-Cikupa tidak dilakukan perbaikan (overlay) padahal dilewati oleh beban gandar yang sangat besar jika dibandingkan dengan segmen-segmen yang lain. Fenomena ini dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10.
Berdasarkan Tabel 11 dan Tabel 12, untuk jenis perkerasan slab beton arah A (Merak) jumlah rata-rata kerusakan slab beton/10 km/1 juta ESAL yang terbesar adalah segmen Cikupa-Balaraja Timur sebanyak 119,3 buah slab/10 km/1 juta ESAL. Sedangkan untuk arah B (Tangerang) jumlah rata-rata kerusakan slab beton/10 km/1 juta ESAL yang terbesar adalah segmen Cikupa-Balaraja Timur sebanyak 65,6 buah slab/10 km/1 juta ESAL.
Berdasarkan Tabel 13 dan Tabel 14, untuk jenis perkerasan lentur arah A (Merak) jumlah rata-rata kerusakan perkerasan lentur/10 km/1 juta ESAL yang terbesar adalah segmen Cikupa-Balaraja Timur sepanjang 980,5 meter/10 km/1 juta ESAL. Sedangkan untuk arah B (Tangerang) jumlah rata-rata kerusakan slab beton/km/tahun yang terbesar adalah segmen Cilegon Timur-Cilegon Barat sepanjang 914,1 meter/10 km/1 juta ESAL.
8
Tabel 7Kerusakan Slab Beton Arah A (arah Merak)
Panjang ∑ SLAB
SEKSI Pav Seksi 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 I Bitung - Cikupa A I-2R 26 + 139 31 + 350 R 5211 2424 - 1,7 - 1,8 - 4,2 - 8,7 4,9 - 1,7 1,7 3,5 3,5 7,7 7,7 16,3 21,2
2 6 + 03 9 - 3 1 + 35 0
II Cikupa - Balaraja Timur A II-1R 31 + 350 36 + 155 R 4805 2235 165,6 38,0 32,6 127,1 194,2 52,0 - 463,9 - 1 65 ,6 2 03 ,6 236, 3 363 ,3 5 57, 5 609, 6 609,6 1.073,5 1.073,5 3 1 + 35 0 - 3 6 + 25 0
III Balaraja Timur - Balaraja Barat A III-2R 38 + 779 38 + 900 R 121 56 - - - -3 6 + 25 0 - 3 8 + 90 0
IV Balaraja Barat - Ciujung A IV-1R 38 + 900 39 + 439 R 539 251 - - - 0,1 0,1 0,8 1,7 5,7 5,7 21,5 21,5 38 + 900 - 59 + 700 A IV-2R 39 + 439 45 + 349 R 5910 2749 - 0,9 - - - 12,9 - 5,6 -A IV-4R 47 + 439 49 + 229 R 1790 833 - - - - 3,3 7,1 - 105,1 -A IV-6R 50 + 169 56 + 150 R 5981 2782 - - - 4,7 2,6 8,2 - - -A IV-8R 56 + 215 56 + 364 R 149 69 - - - -A IV-10R 57 + 501 58 + 239 R 738 343 - - - -A IV-12R 59 + 449 59 + 700 R 251 117 - - -
-BalarajaBarat - Ciujung - 0,1 - 0,7 0,8 4,0 - 15,8 - - 0,1 0,1 0,8 1,7 5,7 5,7 21,5 21,5 V Ciujung - Serang Timur A V-1R 59 + 700 60 + 239 R 539 251 - - -
-59 + 700 - 72 + 000 A V-2R 60 + 239 71 + 619 R 11380 5293 - - -
-VI Serang Timur - Serang Barat A VI-2R 72 + 509 73 + 236 R 727 338 - - - -7 2 + 00 0 - 7 7 + 35 0
VII Serang Barat - Cilegon Timur A VII-2R 77 + 782 83 + 039 R 5257 2445 - - - -7 -7 + 35 0 - 8 7 + 20 0
VIII Cilegon Timur - Cilegon Barat A VIII-2R 87 + 669 92 + 658 R 4989 2320 - - - -87 + 200 - 95 + 000 A VIII-4R 93 + 027 95 + 000 R 1973 918 - - -
-IX Cilegon Barat - Merak A IX-1R 95 + 000 98 + 340 R 3340 1553 - - - -9 5 + 00 0 - 9 8 + 34 0
KUMULATIF KERUSAKAN SLAB / 10 KM / 1 JUTA ESAL (buah) RUAS
RATA-RATA KERUSAKAN SLAB / 10 KM / 1 JUTA ESAL / TAHUN (buah) STA
Tabel 8 Kerusakan Slab Beton Arah B (arah Tangerang)
Panjang ∑ SLAB
SEKSI PAV RIGID 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 I Bitung - Cikupa B I-2R 29 + 000 31 + 350 R 2350 1093 - 2,2 1,9 19,1 14,5 4,7 - - - - 2,2 4,1 23,2 37,7 42,4 42,4 42,4 42,4
2 6 + 03 9 - 3 1 + 35 0
II Cikupa - Balaraja Timur B II-1R 31 + 350 36 + 155 R 4805 2235 - 5,8 - 45,7 113,2 70,5 172,7 182,9 - - 5,8 5,8 51,5 1 64 ,6 2 35 ,2 407,9 590,8 590,8 3 1 + 35 0 - 3 6 + 25 0
III Balaraja Timur - Balaraja Barat B III-2R 38 + 779 38 + 900 R 121 56 - - - -3 6 + 25 0 - 3 8 + 90 0
IV Balaraja Barat - Ciujung B IV-1R 38 + 900 39 + 100 R 200 93 - - - - 69,8 64,2 - - - 0,6 4,6 11,5 25,6 61,4 80,9 95,5 126,4 126,4 38 + 900 - 59 + 700 B IV-3R 41 + 015 45 + 349 R 4334 2016 3,8 4,5 7,4 21,7 61,2 21,2 18,6 21,1
-B IV-6R 47 + 439 49 + 229 R 1790 833 - 17,3 - 57,5 2,2 16,4 - 67,2 -B IV-8R 50 + 169 52 + 800 R 2631 1224 - 2,1 - - 34,9 9,8 51,7 42,2 -B IV-10R 53 + 000 56 + 137 R 3137 1459 - - 33,7 5,6 46,4 5,8 17,1 54,8 -B IV-12R 59 + 369 59 + 700 R 331 154 - - -
-BalarajaBarat - Ciujung 0,6 4,0 6,8 14,1 35,8 19,6 14,6 30,9 - 0,6 4,6 11,5 25,6 61,4 80,9 95,5 126,4 126,4 V Ciujung - Serang Timur B V-1R 59 + 700 60 + 239 R 539 251 - - - 1,7 1,7 1,7 5,7 5,7 5,7 10,1
59 + 700 - 72 + 000 B V-2R 60 + 239 71 + 437 R 11198 5208 - - 3,3 - - 8,1 - - 8,8
Ciujung - SerangTimur - - 1,7 - - 4,0 - - 4,4 - - 1,7 1,7 1,7 5,7 5,7 5,7 10,1 VI Serang Timur - Serang Barat B VI-2R 72 + 489 75 + 439 R 2950 1372 - 15,3 9,4 48,0 91,0 - 64,7 - - - 15,3 24,7 72,7 1 63 ,7 1 63 ,7 228,4 228,4 228,4
7 2 + 00 0 - 7 7 + 35 0
VII Serang Barat - Cilegon Timur B VII-2R 77 + 939 83 + 039 R 5100 2372 - 2,2 - - 6,6 55,2 - - - - 2,2 2,2 2,2 8,8 64,0 64,0 64,0 64,0 7 7 + 35 0 - 8 7 + 20 0
VIII Cilegon Timur - Cilegon Barat B VIII-2R 87 + 539 92 + 719 R 5180 2409 - - - 22,3 35,9 35,9 62,7 62,7 87 + 200 - 95 + 000 B VIII-4R 93 + 027 95 + 000 R 1973 918 - - - - 44,7 27,2 - 53,6
-CilegonTimur - CilegonBarat - - - - 22,3 13,6 - 26,8 - - - 22,3 35,9 35,9 62,7 62,7 IX Cilegon Barat - Merak B IX-1R 95 + 000 98 + 327 R 3327 1547 - - -
-9 5 + 00 0 - 9 8 + 34 0
KUMULATIF KERUSAKAN SLAB / 10 KM / 1 JUTA ESAL (buah)
RUAS STA
RATA-RATA KERUSAKAN SLAB / 10 KM / 1 JUTA ESAL / TAHUN (buah)
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010
Tabel 9Kerusakan Flexible Pavement Arah A (arah Merak)
Panjang
SEKSI Pav Seksi 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 I Bitung - Cikupa A I-1F 26 + 039 26 + 139 F 100,0 - - -
-2 6 + 03 9 - 3 1 + 350
II Cikupa - Balaraja Timur A II-2F 36 + 155 36 + 250 F 95,0 - - - 9.805 - - - 9.805 9.805 9.805 9.805 9.805 9.805 9.805 3 1 + 35 0 - 3 6 + 250
III Balaraja Timur - Balaraja Barat A III-1F 36 + 250 38 + 779 F 2529,0 649 - 392 435 - - - 649 649 1.041 1.477 1.477 1.477 1.477 1.477 1.477 1.477 3 6 + 25 0 - 3 8 + 900
IV Balaraja Barat - Ciujung A IV-3F 45 + 349 47 + 439 F 2090,0 579 - - 1.564 - - - 973 1.155 1.926 1.926 1.926 1.926 1.926 1.926 1.926 38 + 900 - 59 + 700 A IV-5F 49 + 229 50 + 169 F 940,0 1.930 - - 1.146 - - -
-A IV-7F 56 + 150 56 + 215 F 65,0 - - - -A IV-9F 56 + 364 57 + 501 F 1137,0 - 1.580 - - - -A IV-11F 58 + 239 59 + 449 F 1210,0 776 - 909 1.145 - - -
-657 316 182 771 - - - 657 973 1.155 1.926 1.926 1.926 1.926 1.926 1.926 1.926 V Ciujung - Serang Timur A V-3F 71 + 619 72 + 000 F 381,0 - - -
-5 9 + 70 0 - 7 2 + 000
VI Serang Timur - Serang Barat A VI-1F 72 + 000 72 + 509 F 509,0 - - - 987 1.286 1.764 1.764 1.764 1.764 1.764 1.764 1.764 72 + 000 - 77 + 350 A VI-3F 73 + 236 77 + 350 F 4114,0 581 1.392 598 956 - - -
-0,0 291 696 299 478 - - - 291 987 1.286 1.764 1.764 1.764 1.764 1.764 1.764 1.764 VII Serang Barat - Cilegon Timur A VII-1F 77 + 350 77 + 782 F 432,0 4.025 - - - 3.154 3.551 3.640 3.640 3.640 3.640 3.640 3.640 3.640
77 + 350 - 87 + 200 A VII-3F 83 + 039 87 + 200 F 4161,0 1.209 1.074 794 178 - - -
-2.617 537 397 89 - - - 2.617 3.154 3.551 3.640 3.640 3.640 3.640 3.640 3.640 3.640 VIII Cilegon Timur - Cilegon Barat A VIII-1F 87 + 200 87 + 669 F 469,0 - - - 1.192 - - - 2.523 2.523 2.523 2.523 2.523 2.523 2.523
87 + 200 - 95 + 000 A VIII-3F 92 + 658 93 + 027 F 369,0 - - - 3.854 - - -
-- - - 2.523 - - - 0 0 0 2523 2523 2523 2523 2523 2523 2523 I X Ci le go n B ar at - M er ak
9 5 + 00 0 - 9 8 + 340
STA
KUMULATIF PANJANG OVERLAY / 10 KM / 1 JUTA ESAL (m) RATA-RATA PANJANG OVERLAY / 10 KM / 1 JUTA ESAL / TAHUN (m)
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010
9
Tabel 9Kerusakan Flexible Pavement Arah A (arah Merak)
Panjang
SEKSI Pav Seksi 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 I Bitung - Cikupa A I-1F 26 + 039 26 + 139 F 100,0 - - -
-2 6 + 03 9 - 3 1 + 350
II Cikupa - Balaraja Timur A II-2F 36 + 155 36 + 250 F 95,0 - - - 9.805 - - - 9.805 9.805 9.805 9.805 9.805 9.805 9.805 3 1 + 35 0 - 3 6 + 250
III Balaraja Timur - Balaraja Barat A III-1F 36 + 250 38 + 779 F 2529,0 649 - 392 435 - - - 649 649 1.041 1.477 1.477 1.477 1.477 1.477 1.477 1.477 3 6 + 25 0 - 3 8 + 900
IV Balaraja Barat - Ciujung A IV-3F 45 + 349 47 + 439 F 2090,0 579 - - 1.564 - - - 973 1.155 1.926 1.926 1.926 1.926 1.926 1.926 1.926 38 + 900 - 59 + 700 A IV-5F 49 + 229 50 + 169 F 940,0 1.930 - - 1.146 - - -
-A IV-7F 56 + 150 56 + 215 F 65,0 - - - -A IV-9F 56 + 364 57 + 501 F 1137,0 - 1.580 - - - -A IV-11F 58 + 239 59 + 449 F 1210,0 776 - 909 1.145 - - -
-657 316 182 771 - - - 657 973 1.155 1.926 1.926 1.926 1.926 1.926 1.926 1.926 V Ciujung - Serang Timur A V-3F 71 + 619 72 + 000 F 381,0 - - -
-5 9 + 70 0 - 7 2 + 000
VI Serang Timur - Serang Barat A VI-1F 72 + 000 72 + 509 F 509,0 - - - 987 1.286 1.764 1.764 1.764 1.764 1.764 1.764 1.764 72 + 000 - 77 + 350 A VI-3F 73 + 236 77 + 350 F 4114,0 581 1.392 598 956 - - -
-0,0 291 696 299 478 - - - 291 987 1.286 1.764 1.764 1.764 1.764 1.764 1.764 1.764 VII Serang Barat - Cilegon Timur A VII-1F 77 + 350 77 + 782 F 432,0 4.025 - - - 3.154 3.551 3.640 3.640 3.640 3.640 3.640 3.640 3.640
77 + 350 - 87 + 200 A VII-3F 83 + 039 87 + 200 F 4161,0 1.209 1.074 794 178 - - -
-2.617 537 397 89 - - - 2.617 3.154 3.551 3.640 3.640 3.640 3.640 3.640 3.640 3.640 VIII Cilegon Timur - Cilegon Barat A VIII-1F 87 + 200 87 + 669 F 469,0 - - - 1.192 - - - 2.523 2.523 2.523 2.523 2.523 2.523 2.523
87 + 200 - 95 + 000 A VIII-3F 92 + 658 93 + 027 F 369,0 - - - 3.854 - - -
-- - - 2.523 - - - 0 0 0 2523 2523 2523 2523 2523 2523 2523 I X Ci le go n B ar at - M er ak
9 5 + 00 0 - 9 8 + 340
STA
KUMULATIF PANJANG OVERLAY / 10 KM / 1 JUTA ESAL (m) RATA-RATA PANJANG OVERLAY / 10 KM / 1 JUTA ESAL / TAHUN (m)
RUAS
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Oktober 2010
Tabel 10Kerusakan Flexible Pavement Arah B (arah Tangerang)
Panjang
SEKSI PAV seksi 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 I Bitung - Cikupa B I-1F 26 + 039 29 + 000 F 2961,0 - - -
-2 6 + 03 9 - 3 1 + 350
II Cikupa - Balaraja Timur B II-2F 36 + 155 36 + 250 F 95,0 - - - -3 1 + -35 0 - 3 6 + 250
III Balaraja Timur - Balaraja Barat B III-1F 36 + 250 38 + 779 F 2529,0 - - 610 458 - - - 610 1.069 1.069 1.069 1.069 1.069 1.069 1.069 3 6 + 25 0 - 3 8 + 900
IV Balaraja Barat - Ciujung B IV-2F 39 + 100 41 + 015 F 1915,0 - - - 316 381 449 497 497 497 497 497 497 38 + 900 - 59 + 700 B IV-4F 45 + 349 47 + 019 F 1670,0 - - - -B IV-5F 47 + 019 47 + 439 F 420,0 - - - -B IV-7F 49 + 229 50 + 169 F 940,0 - - - - 289 - - - - -B IV-9F 52 + 800 53 + 000 F 200,0 - - - -B IV-11F 56 + 137 59 + 369 F 3232,0 1.347 549 388 409 - - - -224 91 65 68 48 - - - 224 316 381 449 497 497 497 497 497 497 V Ciujung - Serang Timur B V-3F 71 + 437 72 + 000 F 563,0 - - 762 541 - - - 762 1.303 1.303 1.303 1.303 1.303 1.303 1.303
5 9 + 70 0 - 7 2 + 000
VI Serang Timur - Serang Barat B VI-1F 72 + 000 72 + 489 F 489,0 3.797 - - - 2.831 3.094 3.685 3.685 3.685 3.685 3.685 3.685 3.685 72 + 000 - 77 + 350 B VI-3F 75 + 439 77 + 350 F 1911,0 1.866 - 526 1.182 - - -
-2.831 - 263 591 - - - 2.831 2.831 3.094 3.685 3.685 3.685 3.685 3.685 3.685 3.685 VII Serang Barat - Cilegon Timur B VII-1F 77 + 350 77 + 939 F 589,0 4.920 - - - 3.017 3.342 3.462 4.255 4.255 4.255 4.255 4.255 4.255
77 + 350 - 87 + 200 B VII-3F 83 + 039 87 + 200 F 4161,0 721 394 649 240 1.586 - - - -
-2.820 197 325 120 793 - - - 2.820 3.017 3.342 3.462 4.255 4.255 4.255 4.255 4.255 4.255 VIII Cilegon Timur - Cilegon Barat B VIII-1F 87 + 200 87 + 539 F 339,0 - - - 2.080 - - - 9.141 9.141 9.141 9.141 9.141 9.141 9.141
87 + 200 - 95 + 000 B VIII-3F 92 + 719 93 + 027 F 308,0 - - - 16.202 - - -
-- - - 9.141 - - - 0 0 0 9141 9141 9141 9141 9141 9141 9141 I X Ci leg on B ar at - M er ak
9 5 + 00 0 - 9 8 + 340
KUMULATIF PANJANG OVERLAY / 10 KM / 1 JUTA ESAL (m)
RUAS STA
RATA-RATA PANJANG OVERLAY / 10 KM / 1 JUTA ESAL / TAHUN (m)
Tabel 11 Rata-rata Kerusakan
Slab Beton/10km/1juta ESAL Arah A (Merak)
Tabel 12 Rata-rata Kerusakan Slab Beton/10km/1juta ESAL arah B (Tangerang)
RATA-RATA KERUSAKAN SLAB / 10 KM / 1 JUTA ESAL / TAHUN (buah)
Bitung - Cikupa 2,4
Cikupa - Balaraja Timur 119,3 B al ar aj a T im ur - B al ar aj a B ar at -Balaraja Barat - Ciujung 2,4 Ciujung - Serang Timur -Seran g T im ur - Se rang Bar at -Seran g B arat - Ci le gon Ti mur -Ci legon Ti mu r - Ci le gon Bara t -Cilegon Barat - Merak
-SEGMEN RATA-RATA KERUSAKAN SLAB / 10KM / 1 JUTA ESAL / TAHUN (buah)
Bitung - Cikupa 4,7 Cikupa - Balaraja Timur 65,6 B al ar aj a T im ur - B al ar aj a B ar at -Bal araj a Barat - Ciujung 14,0 Ciujung - Serang Timur 1,1 S er ang T im ur - Se ran g Ba ra t 25,4 S er ang Ba rat - C il ego n Ti mur 7,1 C il eg on Ti mu r - C il ego n Ba ra t 7,0 Cilegon Barat - Merak
10
Tabel 10Kerusakan Flexible Pavement Arah B (arah Tangerang)
Panjang
SEKSI PAV seksi 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 I Bitung - Cikupa B I-1F 26 + 039 29 + 000 F 2961,0 - - -
-2 6 + 03 9 - 3 1 + 350
II Cikupa - Balaraja Timur B II-2F 36 + 155 36 + 250 F 95,0 - - - -3 1 + -35 0 - 3 6 + 250
III Balaraja Timur - Balaraja Barat B III-1F 36 + 250 38 + 779 F 2529,0 - - 610 458 - - - 610 1.069 1.069 1.069 1.069 1.069 1.069 1.069 3 6 + 25 0 - 3 8 + 900
IV Balaraja Barat - Ciujung B IV-2F 39 + 100 41 + 015 F 1915,0 - - - 316 381 449 497 497 497 497 497 497 38 + 900 - 59 + 700 B IV-4F 45 + 349 47 + 019 F 1670,0 - - - -B IV-5F 47 + 019 47 + 439 F 420,0 - - - -B IV-7F 49 + 229 50 + 169 F 940,0 - - - - 289 - - - - -B IV-9F 52 + 800 53 + 000 F 200,0 - - - -B IV-11F 56 + 137 59 + 369 F 3232,0 1.347 549 388 409 - - - -224 91 65 68 48 - - - 224 316 381 449 497 497 497 497 497 497 V Ciujung - Serang Timur B V-3F 71 + 437 72 + 000 F 563,0 - - 762 541 - - - 762 1.303 1.303 1.303 1.303 1.303 1.303 1.303
5 9 + 70 0 - 7 2 + 000
VI Serang Timur - Serang Barat B VI-1F 72 + 000 72 + 489 F 489,0 3.797 - - - 2.831 3.094 3.685 3.685 3.685 3.685 3.685 3.685 3.685 72 + 000 - 77 + 350 B VI-3F 75 + 439 77 + 350 F 1911,0 1.866 - 526 1.182 - - -
-2.831 - 263 591 - - - 2.831 2.831 3.094 3.685 3.685 3.685 3.685 3.685 3.685 3.685 VII Serang Barat - Cilegon Timur B VII-1F 77 + 350 77 + 939 F 589,0 4.920 - - - 3.017 3.342 3.462 4.255 4.255 4.255 4.255 4.255 4.255
77 + 350 - 87 + 200 B VII-3F 83 + 039 87 + 200 F 4161,0 721 394 649 240 1.586 - - - -
-2.820 197 325 120 793 - - - 2.820 3.017 3.342 3.462 4.255 4.255 4.255 4.255 4.255 4.255 VIII Cilegon Timur - Cilegon Barat B VIII-1F 87 + 200 87 + 539 F 339,0 - - - 2.080 - - - 9.141 9.141 9.141 9.141 9.141 9.141 9.141
87 + 200 - 95 + 000 B VIII-3F 92 + 719 93 + 027 F 308,0 - - - 16.202 - - -
-- - - 9.141 - - - 0 0 0 9141 9141 9141 9141 9141 9141 9141 I X Ci leg on B ar at - M er ak
9 5 + 00 0 - 9 8 + 340
KUMULATIF PANJANG OVERLAY / 10 KM / 1 JUTA ESAL (m)
RUAS STA
RATA-RATA PANJANG OVERLAY / 10 KM / 1 JUTA ESAL / TAHUN (m)
Tabel 11 Rata-rata Kerusakan
Slab Beton/10km/1juta ESAL Arah A (Merak)
Tabel 12 Rata-rata Kerusakan Slab Beton/10km/1juta ESAL arah B (Tangerang)
RATA-RATA KERUSAKAN SLAB / 10 KM / 1 JUTA ESAL / TAHUN (buah)
Bitung - Cikupa 2,4
Cikupa - Balaraja Timur 119,3 B al ar aj a T im ur - B al ar aj a B ar at -Balaraja Barat - Ciujung 2,4 Ciujung - Serang Timur -Seran g T im ur - Se rang Bar at -Seran g B arat - Ci le gon Ti mur -Ci legon Ti mu r - Ci le gon Bara t -Cilegon Barat - Merak
-SEGMEN RATA-RATA KERUSAKAN SLAB / 10
KM / 1 JUTA ESAL / TAHUN (buah) Bitung - Cikupa 4,7 Cikupa - Balaraja Timur 65,6 B al ar aj a T im ur - B al ar aj a B ar at -Bal araj a Barat - Ciujung 14,0 Ciujung - Serang Timur 1,1 S er ang T im ur - Se ran g Ba ra t 25,4 S er ang Ba rat - C il ego n Ti mur 7,1 C il eg on Ti mu r - C il ego n Ba ra t 7,0 Cilegon Barat - Merak
-SEGMEN
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Ok tober 2010
Tabel 13Rata-rata Kerusakan Perkerasan Lentur/10km/1juta ESAL Arah A (Merak)
Tabel 14Rata-rata Kerusakan Perkerasan Lentur/10km/1juta ESAL arah B
(Tangerang)
RATA-RATA KERUSAKAN LENT UR / 10 KM / 1 JUTA ESAL / TAHUN (m)
Bitung - Cikupa
-Cikupa - Balaraja Timur 980,5
Balaraja Timur - Balaraja Barat 147,7
Balaraja Barat - Ciujung 192,6
Ciujung - Serang Timur
-Serang Timur - Serang Barat 176,4
Serang Barat - Cilegon Timur 364,0
Cilegon Timur - Cilegon Barat 252,3
Cilegon Barat - Merak
-SEGMEN RATA-RATA KERUSAKAN LENTUR /
10 KM / 1 JUTA ESAL / TAHUN (m)
Bitung - Cikupa
-Cikupa - Balaraja Timur
-Balaraja Timur - Balaraja Barat 106,9
Balaraja Barat - Ciujung 49,7
Ciujung - Serang Timur 130,3
Serang Timur - Serang Barat 368,5
Serang Barat - Cilegon Timur 425,5
Cilegon Tim ur - Cilegon Barat 914,1
Cilegon Barat - Merak
-SEGMEN
Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis, kerusakan slab beton Jalan Tol Tangerang Merak yang terbesar terjadi pada segmen jalan yang dilewati oleh kumulatif ESAL yang kecil, dan sebaliknya pada jumlah kumulatif ESAL yang besar terjadi kerusakan slab beton yang kecil. Fenomena ini terjadi juga
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 8-9 Ok tober 2010
11
Tabel 13Rata-rata Kerusakan Perkerasan Lentur/10km/1juta ESAL Arah A (Merak)
Tabel 14Rata-rata Kerusakan Perkerasan Lentur/10km/1juta ESAL arah B
(Tangerang)
RATA-RATA KERUSAKAN LENT UR / 10 KM / 1 JUTA ESAL / TAHUN (m)
Bitung - Cikupa
-Cikupa - Balaraja Timur 980,5
Balaraja Timur - Balaraja Barat 147,7
Balaraja Barat - Ciujung 192,6
Ciujung - Serang Timur
-Serang Timur - Serang Barat 176,4
Serang Barat - Cilegon Timur 364,0
Cilegon Timur - Cilegon Barat 252,3
Cilegon Barat - Merak
-SEGMEN RATA-RATA KERUSAKAN LENTUR /10 KM / 1 JUTA ESAL / TAHUN (m)
Bitung - Cikupa
-Cikupa - Balaraja Timur
-Balaraja Timur - Balaraja Barat 106,9
Balaraja Barat - Ciujung 49,7
Ciujung - Serang Timur 130,3
Serang Timur - Serang Barat 368,5
Serang Barat - Cilegon Timur 425,5
Cilegon Tim ur - Cilegon Barat 914,1
Cilegon Barat - Merak
-SEGMEN
Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis, kerusakan slab beton Jalan Tol Tangerang Merak yang terbesar terjadi pada segmen jalan yang dilewati oleh kumulatif ESAL yang kecil, dan sebaliknya pada jumlah kumulatif ESAL yang besar terjadi kerusakan slab beton yang kecil. Fenomena ini terjadi juga
pada jenis perkerasan lentur.
KESIMPULAN
1. Jumlah gandar terbesar (ESAL) di Jalan Tol Tangerang Merak di kedua arah terjadi pada segmen Bitung-Cikupa. Kumulatif beban sejak 1992 sd 2009 untuk arah A (Merak) 30.566.774 ESAL dan arah B (Tangerang) 28.345.735 ESAL.
2. Jumlah kerusakan slab beton
a. Arah A (Merak), tingkat kerusakan terbesar terjadi pada segmen Cikupa-Balaraja Timur sebanyak 119,3 buah slab/10 km/1 Juta ESAL
b. Arah B (Tangerang), tingkat kerusakan terbesar terjadi pada segmen Cikupa-Balaraja Timur sebanyak 65,6 buah slab/10 km/1 Juta ESAL
3. Jumlah kerusakan perkerasan lentur:
a. Arah A (Merak), tingkat kerusakan terbesar terjadi pada segmen Cikupa-Balaraja Timur sepanjang 980,5 meter/10 km/1 Juta ESAL
b. Arah B (Tangerang), tingkat kerusakan terbesar terjadi pada segmen Cilegon Timur-Cilegon Barat sepanjang 914,1 meter/10 km/1 Juta ESAL
4. Secara keseluruhan, kerusakan slab beton Jalan Tol Tangerang Merak yang terbesar terjadi pada segmen jalan yang dilewati oleh kumulatif ESAL yang kecil, dan sebaliknya pada jumlah kumulatif ESAL yang besar terjadi kerusakan slab beton yang kecil. Fenomena ini terjadi juga pada jenis perkerasan lentur. Oleh karena itu diduga kerusakan pada ruas yang dianalisis tidak hanya disebabkan oleh beban lalulintas.
12
DAFTAR PUSTAKA
Depkimpraswil, Pt T-01-2002 –B Pedoman Konstruksi dan Bangunan, “Perencanaan Tebal Perkerasan
Lentur ”, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2002
Hardyatmo C.H, “Pemeliharaan Jalan Raya Perkeraan, Drainase, Longsoran”, Gajah Mada
University Press, 2007
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 305/KPPTS/M/ Tahun 2009 Tentang Penyesuaian Masa
Kosensi dan Tarif Tol Awal pada Ruas Jalan Tol Tangerang
–
MerakOetojo, P.D., Sinaga HPA., “Pemodelan Tarif Jalan Tol Berdasarkan Kontribusi Overloading Pada
Jalan Tol Tangerang Merak ”, Konferensi Regional Teknik Jalan Ke-10
Shahin. M.Y, “Pavement Management for Airport, Road, and Parking Lost ”, Chapman & Hall, New
York, Second Edition 2002
Pedoman Pemeliharaan Jalan, Puslitbang Jalan dan Jembatan, Bandung , 2004
Profil dan Potensi Propinsi Banten,http//:www.Banten.go.id,(diunduh 15 April 2010)
Suryadharma H. & Susanto B., “ Rekayasa Jalan Raya”, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 1999
Suryawan A., “Perkerasan alan Beton Semen Portland (Rigid Pavement)”, Beta Offset, 2005
Tranggono M., “Teknik Pengelolaan Jalan”, Seri panduan Pemeliharaan Jalan Kabupaten, Edisi kedua,