• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR MUTU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STANDAR MUTU PENDIDIKAN"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

STANDAR MUTU PENDIDIKAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM

2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM

Jl. Menteng Raya No.9-19, Kb. Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Indonesia 10340

Telp./Fax : (021) 2300313 / 2302051

KODE

BPM-STM PPM-SM-1

DOKUMEN STANDAR

STANDAR SPMI STM PPM MANAJEMEN

TANGGAL DIKELUARKAN 30 NOVEMBER 2017 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM Revisi 0

BADAN PENJAMINAN MUTU SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM Jalan Menteng Raya 9 - 19 Jakarta 10340 Telepon : (021) 2300313

(2)

DAFTAR DOKUMEN

NO NAMA DOKUMEN

1

STANDAR MUTU STANDAR PENDIDIKAN : KOMPETENSI LULUSAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM

2

STANDAR MUTU STANDAR PENDIDIKAN : ISI PEMBELAJARAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM

3

STANDAR MUTU STANDAR PENDIDIKAN : PROSES PEMBELAJARAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM

4

STANDAR MUTU STANDAR PENDIDIKAN : PENILAIAN PEMBELAJARAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM

5

STANDAR MUTU STANDAR PENDIDIKAN : DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM

6

STANDAR MUTU STANDAR PENDIDIKAN : SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM

7

STANDAR MUTU STANDAR PENDIDIKAN : PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM

8

STANDAR MUTU STANDAR PENDIDIKAN : PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM

(3)
(4)
(5)
(6)

BAB 1

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SPMI PPM MANAJEMEN

1.1.

Latar Belakang

Sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi di Indonesia diatur pada Pasal 52 Undang-undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang selanjutnya dijabarkan dengan Peraturan Mendikbud No 49 tahun 2014. Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi merupakan kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan dan dilakukan melalui proses penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar pendidikan tinggi.

Secara umum yang dimaksud dengan penjaminan mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan sehingga konsumen, produsen dan pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan. Di level perguruan tinggi, penjaminan mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar pengelolaan pendidikan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders memperoleh kepuasan.

Pasal 54 UU RI No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, menyatakan bahwa standar pendidikan tinggi terdiri dari: 1) standar nasional pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh menteri atas usul suatu badan yang bertugas menyusun dan mengembangkan standar nasional pendidikan tinggi; dan 2) standar pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh setiap perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Perguruan tinggi memiliki keleluasaan mengatur pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Tinggi dengan mengacu pada peraturan yang ada.

Penjaminan mutu pendidikan tinggi merupakan program yang penting dan wajib dilaksanakan oleh semua institusi penyelenggara pendidikan tinggi berdasarkan Undang-undang No.20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Adapun pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan tinggi telah diatur sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 50 Tahun 2014 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, serta Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Pelaksanaan dan implementasi sistem penjaminan mutu merupakan aspek yang menentukan untuk meningkatkan daya saing perguruan tinggi.

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi terdiri atas: Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI); dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). SPMI direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan dikembangkan oleh perguruan tinggi. SPME direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan dikembangkan oleh BAN PT dan/atau LAM melalui akreditasi sesuai dengan kewenangan masing-masing. Luaran penerapan SPMI oleh perguruan tinggi digunakan oleh BAN-PT atau LAM untuk penetapan status dan peringkat terakreditasi perguruan tinggi atau progam studi.

(7)

Perkembangan terkini tentang standar nasional pendidikan diatur oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 49 tahun 2014. Pada BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1-4 telah menjabarkan Standar Nasional Pendidikan yang diperluas dengan Standar Nasional Penelitian dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat. Mengacu kepada Permendikbud No 49 tahun 2014, Sekolah Tinggi Manajemen PPM menetapkan standar pendidikan tinggi untuk setiap satuan pendidikan. Pemilihan dan penetapan standar itu dilakukan dalam sejumlah aspek yang disebut butir-butir mutu. Standar mutu dibutuhkan oleh Sekolah Tinggi Manajemen PPM dalam kaitan:

1. Sebagai acuan dasar dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi PPM Manajemen;

2. Untuk memacu Sekolah Tinggi Manajemen PPM agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan yang bermutu dan sebagai perangkat untuk mendorong terwujudnya transparansi dan akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan tugas pokoknya;

3. Tolok ukur kompetensi/ kualitas minimum yang dituntut dari lulusan PPM Manajemen, yang dapat diukur dan dapat diuraikan menjadi parameter dan indikator.

Standar mutu Sekolah Tinggi Manajemen PPM dirumuskan dan ditetapkan dengan mengacu pada visi perguruan tinggi (secara deduktif) dan kebutuhan stakeholders (secara induktif) yang dirumuskan secara spesifik dan terukur serta mengandung unsur ABCD (Audience, Behavior, Competence, Degree). Standar mutu ini akan menjadi acuan dalam proses pelaksanaan tugas dan pengelolaan Sekolah Tinggi Manajemen PPM sebagai sebuah institusi perguruan tinggi. Untuk itu pengembangan standar mutu akan terus dilakukan dan ditingkatkan secara berkelanjutan sejalan dengan peningkatan capaian pada standar mutu tersebut. Secara rinci, mekanisme penetapan, pelaksanaan dan pemenuhan standar, serta pengendalian dan pengembangan standar diuraikan pada Buku Manual Mutu Sekolah Tinggi Manajemen PPM.

1.2.

Komponen Standar Mutu PPM Manajemen

Komponen yang menjadi jaminan mutu ditetapkan sebagai Standar Mutu PPM Manajemen. Standar mutu ditetapkan Sekolah Tinggi Manajemen PPM dengan berpedoman pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) Bab IX Pasal 35 dan PP No 19 tahun 2005 tentang SNP dan Peraturan Mendikbud No 49 tahun 2014. Standar mutu yang ditetapkan merupakan hasil mutu kumulatif dari semua kegiatan yang terencana, yang meliputi unsur masukan, proses dan keluaran dari sistem pendidikan. Standar mutu pada Sistem Penjaminan Mutu Internal Sekolah Tinggi Manajemen PPM mencakup komponen-komponen yang mencerminkan tingkat efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan tinggi yang bermutu. Komponen yang tercakup dalam standar mutu untuk menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Sekolah Tinggi Manajemen PPM adalah:

I. Standar Nasional Pendidikan yang terdiri dari: a. Standar kompetensi lulusan;

(8)

c. Standar proses pembelajaran; d. Standar penilaian pembelajaran;

e. Standar dosen dan tenaga kependidikan; f. Standar sarana dan prasarana pembelajaran; g. Standar pengelolaan pembelajaran; dan h. Standar pembiayaan pembelajaran. II. Standar Nasional Penelitian yang terdiri dari:

a. Standar hasil penelitian; b. Standar isi penelitian; c. Standar proses penelitian; d. Standar penilaian penelitian; e. Standar peneliti;

f. Standar sarana dan prasarana penelitian; g. Standar pengelolaan penelitian; dan

h. Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian

III. Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat yang terdiri dari: a. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat;

b. Standar isi pengabdian kepada masyarakat; c. Standar proses pengabdian kepada masyarakat; d. Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat; e. Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat;

f. Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat; g. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat; dan

h. Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat.

Semua unsur/ komponen ini harus terus diupayakan agar berada pada kondisi sebaik mungkin untuk mencapai mutu terbaik, yang sekaligus mencerminkan mutu Sekolah Tinggi Manajemen PPM. Upaya peningkatan kinerja dan mutu dilakukan terhadap hasil pelaksanaan dan pencapaian 24 standar tersebut.

1.3.

Pelaksanaan Standar Mutu PPM Manajemen

Keberhasilan pelaksanaan jaminan mutu berbagai aspek pendidikan sangat dipengaruhi oleh kultur/ budaya kerja dan mindset kesadaran mutu semua dosen, karyawan dan mahasiswa/peserta didik di PPM Manajemen. Untuk itu, sangat diperlukan kepemimpinan yang kuat dan inisiatif manajemen dalam proses penyadaran dan perubahan kultur serta etos kerja secara terus-menerus melalui sosialisasi, lokakarya, penerbitan pedoman pelaksanaan dan bimbingan kendali mutu yang dikembangkan mulai dari tingkat sekolah tinggi hingga tingkat Program Studi sehingga tercipta suasana akademik yang diharapkan. Standar mutu yang telah ditetapkan di tingkat institusi kemudian disampaikan ke unit-unit yang terkait. Untuk masing-masing standar mutu yang akan dicapai, unit-unit pelaksana seperti Program Studi, Biro, dan Pusat Layanan membuat rencana kegiatan rutin maupun pengembangan yang harus ditetapkan target-target pencapaiannya.

(9)

Langkah selanjutnya dalam pelaksanaan standar mutu adalah penetapan prosedur, persiapan, pelaksanaan serta sumber daya yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang dirancang dalam upaya pencapaian mutu. Penyiapan sumber daya pelaksana perlu disiapkan melalui proses pelatihan, lokakarya dan diskusi-diskusi. Dengan bekal persiapan-persiapan ini diharapkan pelaksanaan 24 komponen Standar Mutu Sekolah Tinggi Manajemen PPM dapat berjalan seperti yang diharapkan.

1.3.1 Strategi yang diupayakan sehingga keberhasilan pelaksanaan SPMI STM PPM tercapai diantaranya :

1. Melakukan mobilisasi sumberdaya yang dimiliki

2. Meningkatkan kerjasama antar multistakeholder secara sinergi

3. Sosialisasi program sehingga seluruh stakeholder memahami dokumen kebijakan yang dibuat sehingga dapat diimplementasikan dengan baik pada setiap kegiatan

4. Melakukan siklus SPMI dengan mengimplementasikan metode PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan peningkatan).

1.3.2 Prinsip-prinsip atau asas-asas yang digunakan sebagai landasan dalam melaksanakan kegiatan SPMI STM PPM:

1. Komitmen yang kuat untuk selalu memenuhi dan meningkatkan standar yang telah ditetapkan dengan peningkatan kinerja secara terus menerus

2. Integritas dan etika akademik dalam melaksanakan SPMI

3. SPMI merupakan sistem terbuka yang terus disempurnakan secara berkelanjutan

4. SPMI dilaksanakan secara terencana dan sistematis, dengan kerangka waktu dan target-target capaian mutu yang jelas dan terukur

5. SPMI dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai suatu siklus yang tidak terputus, merujuk kepada hasil monitoring dan evaluasi, serta memperhatikan perubahan kebijakan internal dan eksternal STM PPM

6. Seluruh rangkaian implementasi SPMI terdokumentasi dengan baik

1.4Pemantauan Standar Mutu PPM Manajemen

Pada suatu sistem penjamin mutu, pemantauan merupakan langkah esensial untuk menilai keberhasilan sistem secara keseluruhan. Pada prinsipnya, pemantauan sistem adalah upaya agar suatu sistem dapat diterapkan sesuai dengan yang direncanakan, mencari akar permasalahan dan menetapkan solusi untuk penyelesaian masalah yang tepat dan mengarah pada perbaikan berkelanjutan. Pemantauan dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor penghambat dan pendukung untuk menentukan tindakan koreksi yang dibutuhkan, dan apabila diperlukan dapat mengarah pada pengkajian ulang tentang sistem penjaminan mutu yang sedang berlaku. Untuk kebutuhan ini pada tahap perencanaan, telah disediakan pula prosedur pemantauan, evaluasi dan perbaikan.

(10)

Siklus penjaminan mutu di STM PPM dimulai dari penetapan standar mutu yang ingin dicapai. Standar tersebut dirumuskan untuk kemudian dilaksanakan selama periode tertentu.

Pelaksanaan yang dilakukan akan memberikan hasil penerapan penjaminan mutu yang direncanakan sebelumnya dan akan menghasilkan kondisi penjaminan mutu di STM PPM melalui aktivitas evaluasi diri. Audit mutu internal dilakukan apabila ada hal yang harus dikoreksi agar sesuai dengan penetapan standar di awal proses. Hal ini dilakukan bisa dengan cara mengkoreksi sendiri atau dengan metode benchmarking atau membandingkan dengan sistem penjaminan mutu serupa.

Hasil dari aktivitas tersebut memberikan masukan kepada pihak STM PPM, khususnya unit penjaminan mutu untuk melakukan tindakan manajemen atau tindakan koreksi terhadap standar sebelumnya. Sehingga siklus tersebut bisa terus berulang untuk mencapai suatu hasil yang lebih baik dan sesuai dengan rencana strategis STM PPM.

Untuk memastikan pencapaian tujuan dan sasaran di bidang akademik dan non akademik Sekolah Tinggi Manajemen PPM perlu menjalankan fungsi controlling. Controlling dilakukan melalui aktifitas monitoring dan evaluasi, dimana setiap pimpinan unit kerja melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja unit kerjanya masing-masing. Hasil monitoring harus dilaporkan kepada Ketua Sekolah setiap tiga (3) bulan. Laporan berisi tentang rencana, KPI, target, realisasi rencana dan pencapaian target, serta evaluasi terhadap penyimpangan yang terjadi, dan rencana tindakan perbaikan yang diusulkan. Ketua akan melakukan evaluasi terhadap kinerja masing-masing unit kerja, serta mempresentasikan laporan triwulan dihadapan Pengurus, Pengawas, dan Pembina Yayasan.

Selain monev, Sekolah Tinggi Manajemen PPM juga melakukan audit mutu internal (AMAI) sebagai fungsi controlling, guna mengukur efektifitas implementasi sistem penjaminan mutu internal. AMAI dilakukan berdasarkan Manual Mutu Pelaksanaan Audit Mutu Internal Sekolah Tinggi Manajemen PPM (QM-ADT-BPM-PPM-04). Audit mutu internal di Sekolah Tinggi Manajemen PPM dilakukan oleh Tim Audit Mutu Internal yang dibentuk oleh Badan Penjaminan Mutu.

Selain audit mutu internal, Sekolah Tinggi Manajemen juga melaksanakan audit mutu eksternal yang dilakukan oleh lembaga eksternal sebagai sebagai bagian dari proses akreditasi. Semua Program Studi dan institusi Sekolah Tinggi Manajemen PPM telah diaudit oleh BAN PT. Selain itu, Program MM Sekolah Tinggi Manajemen PPM juga telah diaudit oleh lembaga internasional ABEST21, dan telah mendapatkan akreditasi ABEST21 pada bulan Maret 2016.

Setiap Program Studi juga menerapkan sistem evaluasi secara efektif yang terdiri dari evaluasi internal dan evaluasi eksternal. Terdapat mekanisme evaluasi proses yang sangat baik termasuk penilaian mengenai pembelajaran. Selain itu terdapat juga kriteria pemberian nilai yang jelas dan pemberian nilai dilakukan sangat wajar dan konsisten (Contoh Laporan tentang Evaluasi Pembelajaran, Evaluasi Mata Kuliah, Evaluasi Program, Evaluasi Kerja Praktik, Evaluasi Hasil Studi Pelacakan akan diberikan saat visitasi).

(11)

1. Evaluasi internal adalah evaluasi efektivitas program dari peserta program yang masih berstatus peserta aktif. Evaluasi terdiri dari tiga macam:

a. Evaluasi pembelajaran, yang dilakukan melalui pemberian tugas, kuis, ujian, partisipasi dalam kelas untuk tiap-tiap mata ajaran dan saat pendadaran tesis.

b. Evaluasi setiap mata ajaran, dilakukan setiap mata kuliah berakhir.

c. Evaluasi program keseluruhan, dilakukan dua kali selama program berlangsung. Saat pertengahan program dan saat menjelang akhir program.

2. Evaluasi eksternal terdiri dari tiga macam:

a. Evaluasi pengetahuan mahasiswa dari counterpart pada perusahaan tempat Kerja Praktik atau dari user di perusahaan.

b. Evaluasi kinerja dan kompetensi lulusan dari atasan atau user di perusahaan yang merekrut lulusan Sekolah Tinggi Manajemen PPM.

c. Evaluasi efektivitas pelaksanaan program dari alumni melalui survei yang dilakukan kepada alumni (tracer study).

Selain evaluasi yang dilakukan terhadap aspek akademik, dilakukan pula evaluasi atas kinerja dan kepuasan dosen dan tenaga pendidikan, dan evaluasi atas kepuasan mahasiswa terhadap penyelenggaraan, sarana dan prasarana pendidikan

Dari uraian diatas, bisa disimpulkan bahwa Sekolah Tinggi Manajemen PPM telah menjalankan fungsi controlling dengan sangat baik, dimana monitoring dan evaluasi telah berjalan secara rutin dan efektif di setiap unit kerja. Selain itu fungsi controlling juga telah berjalan melalui aktifitas audit mutu internal dan eksternal, serta melalui sistem evaluasi internal dan eksternal yang dilakukan oleh setiap Program Studi.

Monitoring dan evaluasi penjaminan mutu pada bidang-bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, Sarana-prasarana- keuangan, dan manajemen dilaksanakan di Sekolah Tinggi Manajemen PPM secara kontinu dan berkelanjutan untuk memastikan pelaksanaan sistem penjaminan mutu dilaksanan secara benar, dan sasaran-sasaran mutu tercapai.:

1. Pendidikan

Penjaminan mutu Sekolah Tinggi Manajemen PPM berbasis pada Program Studi dan dikoordinasikan secara operasional oleh Sekolah Tinggi sehingga kegiatan akademik dan non akademik untuk pemenuhan standar dan sasaran mutu yang ditetapkan dilakukan di Program Studi. Oleh karena itu pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan ditingkat Program Studi oleh Gugus Jaminan Mutu (GJM), kegiatan tersebut dilakukan agar pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan, diantaranya

(12)

kesesuaian antara materi dengan SAP/GBPP, kesiapan dosen dalam memberikan kuliah, ketersediaan peralatan, kenyamanan ruangan dan pemberian penilaian.

Monev Pendidikan dilakukan setiap tiga bulan, dan laporan Monev dibahas pada rapat Prodi (tiap dua minggu), dan rapat Pengelola Sekolah Tinggi Manajemen (tiap minggu). Hal-hal yang tidak sesuai dengan standar mutu harus dilakukan tindakan koreksi oleh Prodi.

2. Penelitian

Pada tingkat Sekolah Tinggi, pemenuhan standar penelitian diawali dengan menyusun agenda penelitian melalui Research Center and Case Clearing House (RC-CCCH) dan selanjutnya disahkan dan ditetapkan oleh Ketua Sekolah Tinggi. RC-CCCH tersebut menetapkan sejumlah bidang prioritas untuk beberapa tahun ke depan, beserta program, sasaran dan indikator keberhasilannya.

Monitoring atau evaluasi telah dilakukan dengan mengadakan seminar atau lokakarya tentang perkembangan pelaksanaan penelitian yang diadakan setiap satu kali periode penelitian sehingga para dosen peneliti mendapat masukan yang bermanfaat bagi pencapaian tujuan dan target penelitiannya.

Dengan prinsip perbaikan terus-menerus, pelaksanaan penelitian dapat diperbaiki sesuai dengan standar yang ditetapkan atau jika kendala terlalu besar perlu diadakan peninjauan kembali agenda, tujuan, roadmap dan atau target capaian yang ada. Bila perlu maka dilakukan perbaikan atau bahkan perubahan agenda penelitian untuk periode yang akan datang.

2. Pengabdian kepada Masyarakat

Pengabdian kepada masyarakat merupakan unsur pelaksana dilingkungan Sekolah Tinggi Manajemen PPM untuk menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan ikut mengusahakan sumber daya yang diperlukan masyarakat serta mengendalikan administrasi sumber daya yang diperlukan.

Evaluasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada dasarnya tidak berdiri sendiri tetapi membutuhkan kegiatan lain, yaitu monitoring. Monitoring dan evaluasi merupakan dua kegiatan yang saling melengkapi. Dengan monitoring dan evaluasi dapat diketahui berbagai hal yang menyangkut perencanaan, proses pelaksanaan, dan hasil yang dicapai maupun dampak yang timbul.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Unit Pengabdian kepada Masyarakat (yang berada dibawah Wakil Ketua Bidang Akademik) secara sinergis melibatkan dosen/mahasiswa, masyarakat dan lembaga diharapkan dapat menimbulkan dampak yang positif.

Monev terhadap kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan pada setiap proyek pengabdian kepada masyarakat.

(13)

Untuk pemenuhan standar sarana prasarana Sekolah Tinggi Manajemen PPM menetapkan langkah yaitu sosialisasi standar sarana prasarana seluruh sivitas akademika, terutama pihak pengurus yayasan, Program Studi, dan unit-unit kerja yang yang berkaitan dengan prasarana sarana. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan oleh Tim Penjaminan Mutu Sekolah Tinggi Manajemen PPM bekerjasama dengan Tim Penjaminan Mutu yang berada di Sekolah Tinggi (BPM), dan Program Studi (GJM). Monev sarana dan prasara dilaksanakan setahun sekali.

Standar sarana prasarana yang ada telah memenuhi persyaratan teknis dan peraturan bangunan, serta kesehatan lingkungan. Universitas juga memperhatikan keamanan dan kenyamanan mahasiswa di dalam ruang kuliah, diperpustakaan, dan laboratorium.

5. Keuangan

Pembiayaan pada Sekolah Tinggi Manajemen PPM tidak hanya diperuntukkan bagi kegiatan pembelajaran saja melainkan juga untuk kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta untuk kesejahteraan Dosen, Tenaga Kependidikan dan mahasiswa. Standar mutu kegiatan pengelolaan keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen PPM disusun berdasarkan PROGRAM STUDIAKI (Peraturan dan Standar Akuntansi Indonesia), dengan mengacu kepada sasaran yang ingin dicapai oleh setiap kegiatan. Dengan demikian, setiap kegiatan dapat dipertanggungjawabkan sejak dari perencanaan, pelaksanaan dan pelaporannya.

Monitoring dan Evaluasi (Monev) terhadap keuangan Sekolah Tinggi Manajemen dilakukan sebagai pengendalian atas pelaksanaan kegiatan dan melibatkan alokasi anggaran dalam satuan anggaran tertentu sesuai dengan tujuan dan sasaran kegiatan. Evaluasi dilakukan terhadap kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang mendukung kegiatan. Monev dilakukan setiap tiga bulan sekali (3) berdasarkan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh bagian Akuntansi Sekolah Tinggi Manajemen PPM (terpusat). Selain Monev, keuangan Sekolah Tinggi Manajemen PPM juga diaudit secara internal oleh Satuan Pengawas Internal (SPI), dan secara eksternal oleh Kantor Akuntansi Publik Tjahjadi dan Tamara secara periodeik setahun sekali.

6.Manajemen

Manajemen merupakan langkah dinamis dan sistematis menuju pencapaian tujuan dengan menggunakan dukungan sumber daya yang tersedia (sumberdaya manusia, bahan, peralatan, metode kerja, modal dan potensi pasar). Kegiatan manajemen pada Sekolah Tinggi Manajemen PPM mencakup planning, organizing, staffing, leading, dan controlling. Tujuan dalam manajemen pendidikan tinggi memiliki target yang bergerak yang ditetapkan dengan melihat tuntutan kebutuhan internal dan eksternal serta kesiapan sumber daya yang dimiliki. Sehubungan dengan hal itu, pengembangan manajemen perlu disertai dengan upaya penguatan terus-menerus sumberdaya yang dimiliki sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan secara berkelanjutan.

(14)

Monev terhadap manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen PPM dilakukan dengan memantau dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja tahunan dan pencapaian sasaran-sasaran yang telah ditetapkan pada RENOP atau RKAPB yang dilakukan setiap tiga bulan melalui pelaporan yang dibuat oleh unit-unit kerja di Sekolah Tinggi Manajemen PPM. Apabila terjadi penyimpangan terhadap rencana, maka pimpinan unit kerja harus melakukan tindakan koreksi. Dan hasil tindakan koreksi harus dilaporkan pada periode pelaporan berikutnya.

(15)

1.5.

Perbaikan Standar Mutu PPM Manajemen

Laporan audit KO-AMAI diserahkan kepada Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM atau Program Studi untuk ditindaklanjuti apabila ditemukan Ketidaksesuaian (KTS). Ketidaksesuaian adalah temuan auditor terhadap pelaksanaan yang tidak sesuai dengan yang direncanakan dan KTS tersebut digolongkan berdampak terhadap penjaminan mutu. Laporan auditor memuat analisis penyebab-penyebab terjadinya KTS. Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM atau Program Studi harus mencari cara untuk memecahkan KTS dengan melakukan workshop atau konsultasi dengan BPM atau Gugus Jaminan Mutu. Kemudian, pimpinan melaksanakan rekomendasi yang dihasilkan dari kegiatan tersebut (action).

Selain dari langkah pemantauan yang memang harus dilakukan, proses penjaminan mutu menuntut adanya suatu proses perbaikan yang didahului oleh proses evaluasi diri yang perlu dilakukan secara berkala. Evaluasi diri ini dimaksudkan untuk mengkaji kembali faktor-faktor yang terkait dengan perbaikan berkelanjutan yang menentukan keberhasilan dari sistem penjaminan mutu yang dilakukan secara operasional. Proses perbaikan mutu akan melibatkan langkah-langkah sistematis sebagai berikut:

Identifikasi masalah

Langkah ini menentukan kegiatan yang akan dievaluasi, sasaran yang diharapkan, jadwal kegiatan, mendefinisikan dengan rinci apa yang dikerjakan, langkah-langkah yang perlu dilakukan, cara pemantauan dan evaluasi yang terfokus dan dapat dikerjakan.

Menentukan status saat ini dari kegiatan yang diamati

Langkah ini dilakukan melalui Evaluasi Diri dan ditujukan untuk mempelajari masalah yang ada dan untuk memperoleh data yang terkait dengan masalah yang dikaji.

Mengkaji masalah secara mendalam untuk menentukan penyebab serta langkah-langkah koreksi yang perlu dilakukan

Diskusi dengan pihak pihak lain yang terlibat dalam penjaminan mutu dapat dilakukan untuk meluaskan kemungkinan-kemungkinan perbaikan.

Melakukan perbaikan.

Perbaikan ditujukan untuk mengembalikan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan.

Memantau hasil perbaikan.

Pemantauan dilakukan dengan cara membandingkan hasil dengan apa yang direncanakan. Hasil komparasi yang diperoleh dapat digunakan untuk melihat apakah koreksi yang dilakukan sudah berhasil mengembalikan kegiatan sesuai dengan apa yang direncanakan atau harus dicari suatu alternatif solusi yang lebih baik.

Implementasi perbaikan.

Pada saat solusi yang diajukan sudah berhasil menyelesaikan masalah yang ada, maka langkah yang sudah diambil dapat dijadikan standar untuk dipergunakan kemudian hari.

(16)

BAB 2

STANDAR PENDIDIKAN

2.1.

Standar Kompetensi Lulusan

2.1.1. Pengertian dan Ruang Lingkup

Kompetensi menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002 adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.

Standar kompetensi lulusan menurut Pasal 25 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Pada ayat 2 pasal tersebut dinyatakan bahwa standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi kompetensi untuk seluruh mata kuliah atau kelompok mata kuliah. Kompetensi lulusan tersebut mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Selanjutnya, Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 ayat 4 menyatakan bahwa standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Pada Pasal 27, dinyatakan bahwa standar kompetensi lulusan pendidikan tinggi ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi. Kerangka kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) telah diatur oleh Peraturan Presiden No 8 tahun 2012 dan Permendikbud No 73 tahun 2013.

Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan. Adapun standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran. Rumusan capaian pembelajaran lulusan wajib mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI.

(17)

Adapun Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) telah diatur oleh Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 dan Permendikbud No. 73 Tahun 2013.

2.1.2. Landasan Ideal

Berdasarkan pengertian dan ruang lingkup kompetensi seperti yang dijelaskan sebelumnya, maka :

1. Setiap program studi harus merumuskan standar mutu dan kompetensi lulusan berdasarkan spesifikasi/identitas program studi dan rumusan kompetensi yang telah ditetapkan;

2. Standar mutu lulusan harus dapat dicapai melalui implementasi kurikulum yang telah ditetapkan dan penciptaan atmosfir akademik yang kondusif;

Kompetensi lulusan setiap jenjang pada setiap program studi harus mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

2.1.3 Langkah Pencapaian

Untuk memastikan kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi institusi dan Program Studi, perencanaan, pengembangan dan pemutakhiran kurikulum juga merujuk pada dua dokumen penting yaitu dokumen Pedoman Akademik No. PA-BPM-PPM-01 mengenai Peraturan Akademik bidang Pendidikan, No. SA-BPM-PPM-01 mengenai standar akademik dan KA-BPM-PPM-01 mengenai kebijakan akademik yang disahkan melalui SK Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM No. 023/Ket-STM/6/13 Tahun 2013 mengenai Pedoman Akademik Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan dokumen Rencana Strategis Sekolah Tinggi Manajemen PPM 2010-2014 (dan 2015-2019) yang disahkan melalui SK Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM No. 021/Ket-STM/8/10 Tahun 2010 mengenai Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Sekolah Tinggi Manajemen PPM.

Sistem pengendalian mutu pembelajaran, termasuk monitoring, evaluasi dan pemanfaatannya merujuk pada dokumen yang sama dengan kegiatan penyusunan dan pengembangan kurikulum, serta monitor evaluasinya, yaitu dokumen Pedoman Akademik Akademik No. PA-BPM-PPM-01 mengenai Peraturan Akademik bidang Pendidikan, No. SA-BPM-PPM-01 mengenai Standar Akademik bidang Pendidikan dan No. KA-BPM-PPM-01 mengenai Kebijakan Akademik bidang Pendidikan Tahun 2013 dan dokumen Pedoman Pengembangan Kurikulum No.030/ SK/Ket-STM/03/09, terdapat dua prosedur operasi standar yang menjadi panduan kegiatan monitoring dan evaluasi pengembangan kurikulum Program Studi termasuk sistem pembelajarannya. Pertama adalah prosedur operasi standar penyusunan, pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum, dan kedua adalah prosedur operasi standar monitor dan evaluasi penyusunan, pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum.

Gambar 1. menunjukkan bahwa seluruh kegiatan Tridharma Pendidikan Tinggi yang diselenggarakan di STM PPM saling terkait. Hasil penelitian dan hasil Pengabdian kepada Masyarakat dapat berbentuk bahan ajar dan metode belajar yang akan meningkatkan

(18)

efektivitas penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Ketua Program Studi dan dosen dibantu oleh wali kelas, pembimbing akademik, mentor, dan konselor akan memastikan bahwa mahasiswa dapat mencapai sasaran pembelajarannya (CPL; capaian pembelajaran). Sebagai contoh Setiap mahasiswa program mendapatkan mentoring dari mentor yang adalah dosen Sekolah Tinggi Manajemen PPM untuk membantu membangun hard dan soft competencies. Mahasiswa juga mendapatkan satu orang pembimbing akademik yang berperan untuk mengarahkan mahasiswa dalam pemilihan konsentrasi jurusan maupun pengarahan karir. Selain seorang mentor dan pembimbing akademik, Sekolah Tinggi Manajemen PPM juga memfasilitasi mahasiswa untuk berkonsultasi secara pribadi dengan seorang konselor. Konseling dapat diikuti oleh mahasiswa di Bagian Pembinaan

Gambar 1.

Integrasi Kegiatan Tridharma Pendidikan Tinggi

Setiap mahasiswa, khususnya mahasiswa Program Sarjana dibuatkan profile mahasiswa yang masing-masing terdiri dari salah satu soft competencies yang dikembangkan di PPM serta saran untuk pengembangannya. Adapun soft competencies yang dimaksud adalah Percaya Diri

(Self Confidence), Membina Hubungan Pribadi (Relationship Building), Kepemimpinan Tim

(Team Leadership), Semangat Bertumbuh (Passion for Growth), Kemampuan Berkomunikasi (Communication skill).Gambar 2. menunjukkan pihak yang terlibat dalam kegiatan mentoring mahasiswa dan koordinasi di antaranya.

(19)

.

Gambar 2.

Struktur Organisasi dan Garis Koordinasi Kegiatan Mentoring Mahasiswa

Proses pembelajaran yang dialami mahasiswa bukan hanya berasal dari interaksi dengan para dosen saja melainkan juga melalui:

a) Diskusi kelompok yang merupakan pertukaran informasi dan wawasan mahasiswa dalam membahas konteks pembelajaran;

b) Diskusi dengan praktisi yang terkemuka di bidangnya dan di industrinya;

c) Pembahasan kasus berisi latihan menganalisis berbagai situasi dan masalah manajemen yang akan dihadapi mahasiswa dalam dunia nyata. Pembahasan kasus dilakukan mahasiswa secara perorangan atau kelompok didalam maupun diluar kelas; d) Simulasi merupakan permainan bisnis atau permainan peran yang dapat memberikan

kesempatan pada mahasiswa untuk mencobakan keputusan atau perilaku tertentu kemudian merasakan dampak atau resikonya; dan

e) Tugas kelompok yang memberi kesempatan pada mahasiswa untuk dapat bekerjasama dengan rekan yang mempunyai keahlian dan pengalaman yang berbeda dalam kelompok kecil.

Konselor Ketua Program Studi Sekolah Tinggi Manajemen PPM Badan Penjaminan Mutu Wali Kelas Mentor Pembimbing Akademik

Manajer Pembinaan dan Penempatan Mahasiswa Ketua Program Pasca Sarjana Wali Kelas Mentor Pembimbing Akademik Ketua Program Studi Ketua Program Sarjana

(20)

2.1.4 Standar dan Indikator

No Standar Indikator

1 Program Studi menghasilkan lulusan

bermutu baik sesuai dengan KKNI 1. Program Studi S1 dan S2 Sekolah Tinggi Manajemen PPM memiliki rumusan kualifikasi lulusan yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan sudah dituangkan di capaian pembelajaran lulusan

2. Program Studi S1 dan S2 Sekolah Tinggi Manajemen PPM memiliki dan melaksanakan capaian pembelajaran lulusan yang telah mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan KKNI dan memilki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI

3. Program Studi S1 dan S2 Sekolah Tinggi Manajemen PPM memiliki dan melaksanakan pemenuhan aspek pengetahuan dan keterampilan umum serta keterampilan khusus sesuai jenjang pendidikan seperti yang dituangkan di lampiran PERMENRISTEKDIKTI No. 44 Tahun 2015

4. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan S1 (dalam tiga tahun terakhir) minimal 3,00

5. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan S2 (dalam tiga tahun terakhir) minimal 3,50

6. Rata-rata masa studi mahasiswa Program Studi S1 maksimal 4 tahun (8 semester) dalam tiga tahun terakhir 7. Rata-rata masa studi mahasiswa Program

Studi S2 maksimal 2 tahun (4 semester) dalam tiga tahun terakhir

8. Persentase mahasiswa mengundurkan diri atau DO untuk semua Program Studi adalah <= 6%

9. Persentase kelulusan tepat waktu untuk semua Program Studi >=50%

10. Rata-rata masa tunggu kerja pertama dari lulusan semua Program Studi kurang dari 6 bulan.

(21)

11. Kesesuaian bidang kerja dari lulusan semua Program Studi dengan bidang studi lebih dari 50%.

12. Lebih dari 50% Lulusan Program Studi S2 STM PPM menguasai bahasa Inggris secara aktif (active English proficiency) setara dengan TOEFL lebih dari 500. 13. 50% Lulusan memiliki kemampuan

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dengan kategori sangat baik. 14. 50% Lulusan memiliki integritas (moral

dan etika) dan profesionalisme, serta mampu bekerjasama dalam tim dan memiliki kemampuan pengembangan diri dalam kategori sangat baik.

15. Terdapat upaya yang signifikan dari STM PPM terhadap peningkatan prestasi mahasiswa dalam bidang akademik maupun non akademik yaitu melalui bimbingan peningkatan prestasi mahasiswa, penyediaan dana, dan pemberian kesempatan untuk berprestasi yang dilakukan secara terprogram

16. Pencapaian prestasi mahasiswa di tingkat propinsi/ wilayah, nasional, dan internasional Skor NPMHS >= 4

NA = Jumlah penghargaan tingkat propinsi/wilayah NB = Jumlah penghargaan tingkat nasional

NC = Jumlah penghargaan tingkat internasional N = Jumlah semua Program Studi.

NPMHS =

(2 x NA + 3 x NB + 4 x NC) / N

Standar Mutu yang ditetapkan STM PPM NPMHS >= 4

(22)

2.2.

Standar Isi Pembelajaran

2.2.1. Pengertian dan Ruang Lingkup

Standar Isi Pembelajaran adalah standar tentang kurikulum yang diberlakukan oleh suatu penyelenggara pendidikan. Ruang lingkup standar isi juga mencakup materi dan kompetensi sehingga standar isi Pembelajaran sangat erat terkait dengan standar-standar lain seperti Standar Proses Pembelajaran, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Penilaian, dan lain-lain. Kurikulum pendidikan tinggi seperti yang tercantum pada UU No. 12 tahun 2012 pasal 35 ayat (1) tentang Pendidikan Tinggi, merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi. Dalam ayat (2) dinyatakan bahwa Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan oleh setiap perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk setiap Program Studi yang mencakup pengembangan kecerdasan intelektual, akhlak mulia, dan keterampilan.

Standar Isi merupakan Standar wajib berdasarkan PP No. 19/2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 5, 9, 15, 17 ayat 4, dan 18. Selain itu, Landasan penyusunan Standar Isi adalah Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dan Keputusan Mendiknas No. 045/U/2002 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Secara umum, Standar Isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu (lihat Standar Kompetensi Lulusan). Cakupan Standar Isi adalah kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum, dan kalender akademik.

Standar isi merupakan standar wajib berdasarkan PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Selain itu, landasan penyusunan manual mutu isi pembelajaran adalah Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dan Keputusan Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Secara umum, standar isi pembelajaran mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Cakupan standar isi pembelajaran adalah kerangka dasar dan struktur kurikulum serta isi kurikulum.

2.2.2. Landasan Ideal

Secara berjenjang, tujuan pembelajaran yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Manajemen PPM harus mengacu pada tujuan Sekolah Tinggi Manajemen PPM yang telah dirumuskan dan ditetapkan (dicakup pada Standar Identitas), dengan memperhatikan keunggulan

(23)

akademik dan Pola Ilmiah Pokok. Oleh karena itu, penting artinya tujuan pembelajaran ini dirumuskan secara cermat dan berjenjang mulai dari tingkat sekolah tinggi hingga dipetakan pada tujuan pembelajaran kurikulum Program Studi dan kompetensi setiap materi pada setiap mata kuliah. Kriteria Standar Isi Sekolah Tinggi Manajemen PPM harus melebihi kriteria yang ditetapkan Standar Nasional Pendidikan.

Kriteria Standar Isi Program Studi di lingkungan Sekolah Tinggi Manajemen PPM harus menunjukkan dan memiliki:

1. Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi Program Studi; 2. Peta kurikulum;

3. Urutan materi pembelajaran dalam peta kurikulum;

4. Urutan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam kurikulum dibandingkan dengan petakurikulum;

5. Kesesuaian keahlian dan pendidikan dosen dengan materi pembelajaran yang diajarkan;

6. Mekanisme yang efektif untuk menjamin relevansi kurikulum; Fleksibilitas matakuliah pilihan;

7. Kesesuaian praktikum atau kegiatan pembelajaran lain di luar kelas;

8. Kecukupan modul, peralatan dan bahan pendukung lain dalam penyelenggaraan praktikum.

Standar isi kurikulum yang disusun oleh masing-masing Program Studi di STM PPM harus sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) dan yang melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum Program Studi.

Berikut adalah rangkuman standar isi kurikulum yang sesuai dengan Standar isi yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan yang melampaui Standa Nasional Pendidikan Tinggi untuk dijadikan pedoman pengembangan kurikulum Program Studi sebagai berikut: Tabel. Perbandingan Standar Isi Kurikulum

Standar Isi Sesuai Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Standar Isi Yang Melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi

1.Struktur kurikulum 1 Kesesuaian kurikulum dengan visi misi Program Studi

2.Cakupan kurikulum 2 Ketersediaan peta kurikulum

3.Relevansi kurikulum 3 Urutan mata kuliah dalam peta kurikulum

4.Beban kredit kurikulum 4 Urutan pelaksanaan mata kuliah dalam kurikulum dibandingkan

(24)

dengan peta kurikulum

5.Integrasi kurikulum 5 Kesesuaian keahlian dosen dengan mata kuliah yang diajarkan

6.Fleksibilitas kurikulum 6 Relevansi peninjauan kurikulum 7 Fleksibilitas mata kuliah pilihan 8 Kesesuaian praktikum

(25)

2.2.3. Langkah Pencapaian

Secara berkala, kurikulum disempurnakan sehingga terjaga relevansi dan kemutakhirannya sesuai masukan dari empat sumber yaitu, (1) hasil evaluasi mahasiswa program berjalan, (2) perusahaan-perusahaan perekrut, (3) analisis perubahan lingkungan eksternal di Indonesia dan Asia Tenggara, dan (4) alumni. Rapat evaluasi dan penyempurnaan kurikulum dilakukan oleh Team Kurikulum setiap dua tahun sekali. Pada saat pelaksanaan rapat kurikulum terlibat pula penanggung-jawab atau pengampu mata kuliah yaitu staf senior yang berperan menjaga efektifitas setiap mata kuliah.

Sesuai dengan Pedoman Akademik No. PA-BPM-PPM-01 mengenai Peraturan Akademik bidang Pendidikan, No. SA-BPM-PPM-01 mengenai standar akademik dan KA-BPM-PPM-01 mengenai kebijakan akademik yang disahkan melalui SK Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM No. 023/Ket-STM/6/13 Tahun 2013 mengenai Pedoman Akademik Sekolah Tinggi Manajemen dan dokumen Pedoman Pengembangan Kurikulum No. PDM-KUR-BPM-PPM-15 Tahun 2009, terdapat dua prosedur operasi standar yang menjadi panduan kegiatan monitoring dan evaluasi pengembangan kurikulum Program Studi. Pertama adalah prosedur operasi standar penyusunan, pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum (Gambar 3), dan kedua adalah prosedur operasi standar monitor dan evaluasi penyusunan, pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum (Gambar 4 dan Gambar 5).

Gambar 3.

Prosedur Operasi Standar Penyusunan, Pengembangan, dan Pemutakhiran Kurikulum

Ketua Sekolah Tinggi menugaskan Waket 1 melakukan penyusunan, pengembangan, dan pemutakhiran

kurikulum

Tim melakukan penyusunan, pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum

Tim menyerahkan draf rancangan kurikulum yang terdiri atas profil lulusan, kompetensi lulusan, bahan

kajian dan struktur kurikulum berdasarkan hasil analisis SWOT dan KKNI oleh Ketua Program Studi untuk kurikulum tingkat Program Studi Ketua Program Studi

mengevaluasi, menyempurnakan, memberi kode mata kuliah, membuat blok

program Koordinator Pengembangan

Tridharma menyerahkan kepada Waket 1 untuk dievaluasi terkait

anggaran

Waket 1 membentuk tim penyusunan, pengembangan, dan

pemutakhiran kurikulum yang diketahui oleh Koordinator

Pengembangan Tridarma

Waket 1 menyerahkan kepada Ketua Sekolah Tinggi Manajemen

(26)

Gambar 4.

Prosedur Operasi Standar Persiapan Monitoring dan Evaluasi Penyusunan, Pengembangan, dan Pemutakhiran Kurikulum

Gambar 5.

Prosedur Operasi Standar Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Penyusunan, Pengembangan, dan Pemutakhiran Kurikulum

Ketua Sekolah Tinggi berkoordinasi dengan Koordinator Badan Penjaminan

Mutu menugaskan Waket 1 untuk membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi

Kurikulum

Waket 1 membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi Kurikulum. Menetapkan salah satu dosen tetap menjadi ketua

Tim

Ketua Tim Monitoring dan Evaluasi Kurikulum

menyusun jadwal

Ketua Tim Monitoring dan Evaluasi Kurikulum memberitahukan jadwal-jadwal monitoring dan evaluasi kepada Ketua Program Studi dan para

Ketua Kelompok Keahilain PELAKSANAAN

Tim Monev melakukan monitoring dan evaluasi terkait komponen-komponen berikut :

pengajar (dosen), peserta (mahasiswa), bahan ajar, metode belajar-mengajar, alat

bantu mengajar, lingkungan pembelajaran

Tim Monev menyusun laporan sesuai format yang

sudah ditentukan

Tim Monev mengirimkan laporan pada ketua Program

Studi dan para Ketua Kelompok Keahlian

Tim Monev mempresentasikan hasil monitoring dan evaluasi

pada Ketua Program Studi, Ketua Kelompok Keahlian, dan

dosen dihadiri oleh Ketua Sekolah Tinggi atau Waket 1 Tim Monev meminta

pengesahan laporan dari Ketua Sekolah Tinggi

Manajemen PPM Laporan yang sudah disahkan

dikirim ke Koordinator Badan Penjaminan Mutu

(27)

2.2.4. Standar dan Indikator

No Standar Indikator

1 Program Studi memiliki dokumen kurikulum yang dimutahirkan secara periodik dan beriorientasi ke depan sesuai dengan visi, misi, tujuan dan sasaran Program Studi

1. Terdapat dokumen formal yang mencakup (a). Kebijakan, (b). Peraturan, (c). Pedoman atau buku panduan yang memfasilitasi Program Studi untuk

melakukan perencanaan,

pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum secara berkala

2. Terdapat unit atau lembaga khusus yang berfungsi untuk mengkaji dan mengembangkan sistem serta mutu pembelajaran, melaksanakan fungsinya dengan baik serta hasilnya dimanfaatkan oleh institusi, dalam hal ini Sekolah Tinggi Manajemen PPM memiliki Unit Pengembangan Tri Dharma

3. Kurikulum memuat jabaran kompetensi lulusan secara lengkap (kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lain), serta berorientasi ke depan sesuai dengan visi, misi, tujuan dan sasaran Program Studi.

4. Kurikulum mencantumkan matriks/peta kurikulum (standar kompetensi versus mata kuliah)

5. Seluruh mata kuliah (kuliah dan praktikum) dilengkapi dengan silabus mata kuliah yang selalu dimutahirkan. 6. Program Studi melakukan peninjauan

kurikulum minimal 2 tahun sekali dengan melibatkan/mempertimbangkan masukan dan pemangku kepentingan internal dan eksternal, serta dimutahirkan dengan perkembangan keilmuan dan teknologi di bidangnya. 7. Lebih dari 95% mata kuliah dilengkapi

dengan deskripsi mata kuliah, silabus dan SAP.

8. Persentase mata kuliah yang dalam penentuan nilai akhirnya memberikan

bobot pada tugas-tugas

(praktikum/praktek, PR atau makalah) ≥ 50% dibandingkan dengan jumlah total mata kuliah wajib dan pilihan.

(28)

a. Program Magister Bobot mata kuliah pilihan ≥ 6 SKS dan yang disediakan/ dilaksanakan > 3.0 x SKS mk pilihan yang harus diambil

b. Program Sarjana Jika BMKP ≥ 9 sks

(Bobot mata kuliah pilihan) dan yang disediakan/ dilaksanakan ≥ 2 kali sks mata kuliah pilihan yang harus diambil, maka skor = 4.

10.Materi kuliah disusun oleh kelompok dosen dalam satu bidang ilmu, dengan memperhatikan masukan dari dosen lain atau dari pengguna lulusan.

11.Terdapat dua bentuk kegiatan yaitu

Pengembangan perilaku

kecendekiawanan (kemampuan untuk menanggapi dan memberikan solusi pada masalah masyarakat dan lingkungan).

Bentuk kegiatan antara lain dapat berupa:

1. Kegiatan penanggulangan kemiskinan. 2. Pelestarian lingkungan.

3. Peningkatan kesejahteraan 2 Program Studi menentukan dosen

pembimbing akademik bagi setiap mahasiswa dan melakukan proses pengendalian pembimbingan akademik mahasiswa setiap semester

1. Program Studi memiliki mekanisme penunjukan dosen pembimbing akademik dan monitoring proses pembimbingan.

2. Rata-rata jumlah pertemuan mahasiswa per dosen pembimbing akademik minimal 8 kali per semester

3 Program Studi menentukan dosen

pembimbing tugas akhir bagi setiap mahasiswa dan melakukan proses pengendalian penyelesaian tugas akhir mahasiswa

1. Program Studi memiliki mekanisme pembentukan dosen pembimbing tugas akhir dan pengendalian penyelesaian tugas akhir.

2. Seluruh dosen pembimbing tugas akhir Program Studi S1 berpendidikan minimal S2 dan sesuai dengan bidang keahliannya.

3. Jabatan akademik (fungsional) dosen sebagai ketua pembimbing tesis, semua ketua pembimbing adalah doktor, dan

(29)

persentase yang berpangkat guru besar ≥ 20%.

4. Jumlah mahasiswa per dosen pembimbing tugas akhir S1 maksimal 4 orang per angkatan.

5. Jumlah maksimum mahasiswa yang dibimbing oleh seorang dosen pembimbing utama tesis. Dalam hal jumlah mahasiswa bimbingan, penilaian berdasarkan expert judgment adalah 3 mahasiswa per tahun

6. Jumlah maksimum mahasiswa yang dibimbing oleh seorang dosen pembimbing baik sebagai ketua pembimbing (pembimbing utama) dan anggota adalah 6 mahasiswa per tahun 7. Rata-rata jumlah pertemuan /

pembimbingan selama penyelesaian tugas akhir minimal 8 kali.

8. Rata-rata penyelesaian tugas akhir S1 mahasiswa maksimal 6 bulan.

9. Rata-rata lama penyelesaian tugas akhir/tesis adalah maksimal 12 bulan (rata-rata selama tiga tahun terakhir) 10.Rencana penelitian tesis dinilai oleh

komisi pembimbing dan dievaluasi oleh suatu forum ilmiah terbuka.

11.Hasil penelitian tesis disajikan dalam seminar nasional atau internasional 12.Tim penguji tesis terdiri dari komisi

pembimbing dan penguji dari luar komisi pembimbing yang bidangnya sesuai dengan topik tesis.

4 Program Studi menerapkan kebijakan dan memiliki program tentang peningkatan suasana akademik yang baik

1. Program Studi memiliki program peningkatan suasana akademik dalam rencana operasional.

2. Terdapat dokumen formal yang lengkap mencakup informasi tentang otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, serta dilaksanakan secara konsisten.

3. Terdapat sistem pengembangan suasana akademik yang kondusif bagi pebelajar untuk meraih prestasi akademik yang maksimal berupa dalam bentuk:

(1)kebijakan dan strategi

(30)

(3)pengerahan sumber daya (4)monitoring dan evaluasi

(5)tindak lanjut untuk langkah perbaikan secara berkelanjutan

4. Program Studi menyelenggarakan kegiatan yang dapat mendorong ke arah peningkatan suasana akademik (seperti seminar, simposium, lokakarya, atau bedah buku) minimal sekali dalam setahun.

2.3.

Standar Proses Pembelajaran

2.3.1. Pengertian dan Ruang Lingkup

Standar Proses Pembelajaran Sekolah Tinggi Manajemen PPM adalah keseluruhan tolok ukur pencapaian pada siklus penjaminan mutu tentang seluruh penyelenggaraan proses pembelajaran. Tujuan penetapan standar ini adalah menjamin pemenuhan dan pencapaian mutu seluruh proses pembelajaran agar mencapai tujuan mutu pembelajaran. Standar Proses Pembelajaran Sekolah Tinggi Manajemen PPM mengacu kepada PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan/ SNP, BAN-PT, dan ketentuan atau prosedur lain yang dianggap dapat mendukung proses pembelajaran yang baik.

Penerapan karakteristik/ spesifikasi kualifikasi lulusan harus jelas, tegas dan dapat diukur derajat pencapaiannya serta harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan. Karakteristik ini ditentukan dari proses pengajaran dan proses evaluasi hasil pengajaran itu sendiri yang merupakan bagian dari lingkup proses pembelajaran di PPM Manajemen.

Lingkup Standar Proses Pembelajaran meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil pembelajaran, pelaporan hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran dan sarana/ prasarana pembelajaran. Setiap proses yang ada di lingkup ini memiliki parameter dan ditentukan standarnya agar memudahkan pengukuran disaat proses audit berlangsung.

Pembelajaran dalam pasal 1 butir 20 UU.No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Di dalam lingkungan perguruan tinggi, interaksi tersebut terjadi antara mahasiswa dengan dosen. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa terjadi proses perubahan dalam empat ranah, yang disebut ranah kognitif, yaitu kemampuan berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran; ranah afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi-reaksi yang berbeda berdasarkan penalaran, misalnya penerimaan, partisipasi, penentuan sikap; ranah psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani, misalnya kreativitas; ranah kooperatif yaitu kemampuan untuk bekerja sama.

(31)

Proses pembelajaran menurut Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah mencakup karakteristik proses pembelajaran, perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan beban belajar mahasiswa.

2.3.2. Landasan Ideal

Landasan standar proses pembelajaran tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), BAN – PT dan Kebijakan Akademik PPM Manajemen.

1. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu Pasal 1 ayat 6, Pasal 19 ayat 1 dan ayat 2, Pasal 20, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 34: Pasal 36 Ayat 1, Pasal 42 Ayat 1 dan ayat 2, Pasal 43 Ayat 1, Ayat 2 dan Ayat 3 serta Pasal 57.

2. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

3. BAN – PT

Standar akreditasi perguruan tinggi mencakup dua komitmen inti, yaitu komitmen perguruan tinggi terhadap kapasitas institusional (institutional capacity) dan terhadap efektivitas program pendidikan (educational effectiveness). Keseluruhan standar itu terdiri atas 13 standar dan diantaranya adalah Proses Pembelajaran.

2.3.3 Langkah Pencapaian

Prinsip pembelajaran yang berlaku di Sekolah Tinggi Manajemen PPM mengacu pada piramida pembelajaran yang dijelaskan dalam Dokumen Pedoman Pengembangan Kurikulum No. No. PDM-KUR-BPM-PPM-15 yang disahkan melalui SK Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM No. 030/Ket-STM/3/09 tahun 2009 mengenai Pedoman Pengembangan Kurikulum serta dokumen Pedoman Pelaksanaan Kebebasan Akademik No. 030/SK/Ket-STM/12/15 yang disahkan melalui SK Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM No. 040/SK-Ket STM/8/09 Tahun 2009 mengenai Pelaksanaan Kebebasan Akademik. Piramida pembelajaran yang dimaksud dapat dilihat pada Gambar 6.

(32)

Gambar 6. Prinsip Pembelajaran di Sekolah Tinggi Manajemen PPM

Prinsip pembelajaran di Sekolah Tinggi Manajemen merupakan keyakinan akan peranan penting enam komponen pembelajaran yang dapat mendorong mahasiswa untuk berfikir kritis, bereksplorasi, berekspresi, bereksperimen dengan memanfaatkan aneka sumber. Keenam komponen tersebut adalah:

1. Sasaran pembelajaran yang menjadi sasaran pembelajaran (learning outcomes) masing-masing Program Studi, sesuai dengan KKNI dan selaras dengan tujuan serta misi institusi;

2. Peserta didik atau mahasiswa di ketiga Program Studi yang ada di lingkungan Sekolah Tinggi Manajemen PPM;

3. Dosen atau pengajar yang mengampu mata kuliah, dilengkapi oleh mentor/pembimbing akademik, serta konselor untuk memastikan mahasiswa dapat mengakuisisi, menginternalisasi, dan menerapkan kompetensi, baik hard-competences maupun soft-competence yang diberikan;

4. Bahan ajar yang digunakan untuk mendukung pembelajaran, yang dibagi dalam empat kategori, yaitu bahan ajar cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja, brosur, leaflet,wallchart, foto/gambar, model/maket.; bahan ajar dengar (audio) seperti radio, dan compact disk audio; bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film; serta bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compac disk (CD) multimedia pembelajarn interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

5. Metode belajar-mengajar yang diterapkan mengikuti piramida active-passive learning yaitu:

lecturing, reading, audio-visual, demonstration, discussion, practice-doing, dan teaching

1-SASARAN PEMBELAJARAN 2-MAHASISWA 4-BAHAN AJAR 3-PENGAJAR, MENTOR, KONSELOR 5-METODE PEMBELAJARAN 6-SU AS A N A A K A DE MI K

(33)

others. Hampir 75% metode pembelajaran di lingkungan Sekolah Tinggi Manajemen PPM menggunakan discussion dan practice-doing.

6. Suasana akademik memastikan terjadinya interaksi yang bermanfaat antara mahasiswa, dosen, dan masyarakat.

Pemanfaat hasil pengkajian dan pengembangan sistem dan mutu pembelajaran kembali pada perbaikan dan penyempurnaan keenam komponen dalam prinsip pembelajaran. Yaitu perbaikan dan penyempurnaan: (1) sasaran pembelajaran, (2) rekrutmen dan seleksi mahasiswa, (3) kualitas dosen, mentor, pembimbing akademik, dan konselor, (4) bahan ajar, (5) metode pembelajaran, dan (6) strategi pengembangan suasana akademik.

Integrasi kegiatan penelitian, pengabdian, dan pendidikan di Sekolah Tinggi Manajemen PPM merupakan hal yang menjadi keunikan sekaligus keunggulan Sekolah Tinggi Manajemen PPM. Gambar 7 menunjukkan struktur tiga direktorat yang ada di lingkungan Sekolah Tinggi Manajemen PPM yang menjadi “induk” dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM.

Gambar 7. Tiga Direktorat di Bawah Koordinasi Sekolah Tinggi Manajemen PPM (induk) Ketiga direktorat di bawah koordinasi organisasi induk, PPM Manajemen, merupakan unit-unit stratejik yang sulit dipisahkan satu dengan lainnya karena keunikan yang menjadi keunggulan bersaing Sekolah Tinggi Manajemen PPM terletak pada jasa manajemen yang komprehensif sebagai hasil dari integrasi kegiatan-kegiatan ketiga direktorat tersebut. Unit penelitian di bawah koordinasi Sekolah Tinggi Manajemen bertugas mengembangkan pemikiran-pemikiran, model, dan metode melalui aneka ragam penelitian manajemen dan akuntansi. Hasil atau keluaran dari unit penelitian kemudian diuji-cobakan melalui (1) kegiatan pengabdian

PPM Manajemen Direktorat Jasa Pengembangan Organisasi Jasa Konsultansi Manajemen Jasa Riset Komersial Jasa Asesmen Jasa Lokakarya Ing-Griya Direktorat Jasa Pengembangan Eksekutif Lokakarya Publik Konferensi Manajemen Direktorat Sekolah Tinggi Manajemen PPM Pendidikan SMB SAB MM

(Di bawah Waket 1) Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat Pengembangan Tridharma

(34)

masyarakat di bawah koordinasi Sekolah Tinggi Manajemen PPM, (2) kegiatan riset komersial, konsultansi, asesmen, dan lokakarya ing-griya di bawah koordinasi direktorat Jasa Pengembangan Organisasi, dan (3) kegiatan lokakarya publik dan diskusi serta sosialisasi melalui konferensi di bawah koordinasi direktorat Jasa Pengembangan Eksekutif. Pembelajaran atau

lessons-learned dari ketiga direktorat kemudian dikodifikasi dalam bentuk kasus bisnis, kerangka-kerja, pendekatan, metode belajar, dan bahan ajar yang dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk jasa di masing-masing direktorat. Mekanisme integrasi di lingkungan Sekolah Tinggi Manajemen PPM yang signifikan bagi pengembangan Tridharma di lingkungan Sekolah Tinggi Manajemen PPM dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8.Mekanisme Integrasi Kegiatan di Lingkungan PPM Manajemen . Pendidikan (Sekolah Tinggi Manajemen PPM) Penelitian (Sekolah Tinggi Manajemen PPM) Pemikiran Konsultansi, Riset Komersial, Asesmen, Lokakarya Ing-griya (Jasa Pengembangan Organisasi) Pembelajaran Model Lokakarya Pubik, Konferensi (Jasa Pengembangan Eksekutif) Pembelajaran KODIFIKASI Kerangka Kerja Pengabdian kepada Masyarakat (Sekolah Tinggi Manajemen PPM) Pembelajaran

(35)

2.3.4. Standar dan Indikator No Standar Indikator 1 Program Studi menyelenggarakan perencanaan proses pembelajaran sesuai dengan KKNI

1. Kegiatan kuliah dan praktikum dilengkapi dengan buku referensi yang mutahir dan bahan ajar (handout/modul/penuntun praktikum)

2. Perencanaan proses pembelajaran disusun untuk setiap mata kuliah dan disajikan dalam rencana pembelajaran semester (RPS)

3. Program Studi menerapkan mekanisme penyusunan dan peninjauan materi perkuliahan dengan melibatkan kelompok dosen dalam satu bidang ilmu setiap semester (mencakup materi kuliah, metode pembelajaran, penggunaan teknologi pembelajaran dan cara-cara evaluasinya)

4. RPS/Silabus ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam Program Studi dan senantiasa ditinjau serta disesuaikan secara berkala dengan perkembangan IPTEKS

5. Rencana pembelajaran telah memuat:

a. nama Program Studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu;

b. capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah;.

c. kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan;

d. bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai;

e. metode pembelajaran;

f. waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran;

g. pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester;

h. kriteria, indikator, dan bobot penilaian; i. daftar referensi yang digunakan

RPS didistribusikan kepada mahasiswa pada awal perkuliahan

(36)

7. Proses pembelajaran yang terkait penelitian mahasiswa dikembangkan dan dilaksanakan mengacu pada Standar Nasional Penelitian

8. Proses pembelajaran yang terkait pengabdian kepada masyarakat dikembangkan dan dilaksanakan dengan mengacu pada Standar Pengabdian Kepada Masyarakat 9. Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler yang

dilakukan secara sistematis dan terstruktur pada berbagai mata kuliah dengan beban belajar yang terukur dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata kuliah seperti tercantum dalam RPS

2 Program Studi menyelenggarakan / melaksanakan proses pembelajaran dengan baik yang bersifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa.

1. Jumlah mahasiswa per kelas maksimal 40 orang 2. Program Studi menerapkan mekanisme monitoring

kehadiran mahasiswa, kehadiran dosen, dan kesesuaian materi kuliah yang diajarkan dengan silabus setiap semester.

3. Program Studi menerapkan mekanisme penjaminan mutu soal ujian dan kesesuaiannya dengan isi silabus sehingga menghasilkan soal ujian yang bermutu baik dan dapat mengukur kompetensi yang dirumuskan. 4. Pelaksanaan pembelajaran memiliki mekanisme untuk

memonitor, mengkaji dan memperbaiki pelaksanaan proses pembelajaran. Mekanisme tersebut berupa SOP MONEV, adanya komisi/lembaga MONEV dan efektifitasnya, serta mekanisme MONEV

MONEV dapat berupa MONEV proses penyusunan usul penelitian dan pelaksanaan penelitian tugas akhir, proses penulisan tugas akhir, proses pembimbingan penelitian tugas akhir

5. 75% metode pembelajaran di lingkungan Sekolah Tinggi Manajemen PPM menggunakan discussion dan practice-doing.

6. Alokasi waktu pembelajaran sesuai dengan bobot SKS mata kuliah (termasuk didalamnya seminar, praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan ) 7. Jumlah tatap muka telah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku yaitu minimal 16 pertemuan (termasuk di dalamnya UTS dan UAS)

(37)

8. Terintegrasinya kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat ke dalam kegiatan pembelajaran

3 Program Studi wajib menerapkan beban belajar mahasiswa sesuai aturan yang berlaku

1. Jumlah beban belajar seorang mahasiswa program S1 paling sedikit 144 sks.

2. Jumlah beban belajar seorang mahasiswa program S2 paling sedikit 36 SKS

3. Masa penyelenggaraan program paling lama 7 tahun akademik untuk program S1

4. Masa penyelenggaraan program paling lama 4 tahun akademik untuk program S2

5. Kegiatan perkuliahan dan praktikum dilaksanakan secara penuh (16 kali pertemuan), termasuk Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) dan sesuai dengan beban kreditnya.

6. Proses pembelajaran yang berupa kuliah, response, tutorial untuk pelaksanaan 1 SKS dilakukan berupa kegiatan tatap muka 50 menit per minggu per semester, kegiatan penugasan terstruktur 60 menit per minggu per semester dan kegiatan mandiri 60 menit per minggu per semester

7. Proses pembelajaran yang berupa pembelajaran seminar dan bentuk lain yang sejenis untuk pelaksanaan 1 SKS dilakukan berupa kegiatan tatap muka 100 menit per minggu per semester dan kegiatan mandiri 70 menit per minggu per semester

8. Kegiatan praktikum mahasiswa menggunakan fasilitas laboratorium yang dimiliki oleh Sekolah Tinggi Manajemen PPM atau yang dapat diakses oleh PPM Manajemen.

Gambar

Gambar 6.  Prinsip Pembelajaran di Sekolah Tinggi Manajemen PPM
Gambar  7  menunjukkan  struktur  tiga  direktorat  yang  ada  di  lingkungan  Sekolah  Tinggi  Manajemen PPM yang menjadi “induk” dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM

Referensi

Dokumen terkait

Ikatan jembatan kation (dalam Sparks, 1995) Pada Gambar 1.9, anion-anion organik secara normal ditarik oleh muatan negatif permukaan liat, maka jerapan asam humat dan fulvat

 !uru mem$ersilahkan sis.a untuk mema1a dan men#amati materi sesuai den#an tema yan# ditentukan den#an tujuan masin#-masin# kelom$ok da$at memerankan to$ik.

Besar kemungkinan bagi KAP tersebut untuk mengembangkan spesialisasi audit dan keahlian pada atau industri tertentu, yang diharapkan mampu menghasilkan pekerjaan audit

Dengan lebih banyak penekanan diberikan pada AfL, para guru juga telah digalakkan untuk meningkatkan literasi penilaian terutamanya dalam memberikan maklum balas yang berkualiti

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa: terdapat pengaruh pelaksanaan strategi pembelajaran Index Card

1) Setelah menerima hasil investigasi dari Tim Investigasi, Bupati memerintahkan Pokja Pangan dan Gizi untuk mengkoordinasikan pelaksanaan intervensi. 2) Intervensi

Dengan berdasarkan pada hasil dari implementasi metode peramalan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dalam peramalan tingkat suku bunga pinjaman di

Piaget &amp; Inhelder dalam Tambun (2006) menyebutkan bahwa kecerdasan spasial sebagai konsep abstrak yang didalamnya meliputi hubungan spasial (kemampuan untuk mengamati