ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH SYARI’AH PROVINSI
ACEH DALAM KASUS PEMBATALAN HIBAH (STUDI
PUTUSAN MAHKAMAH SYARI’AH PROVINSI ACEH
NOMOR 28/PDT-G/2015/MS-ACEH)
TESIS
Oleh
TEUKU HENDRA YUSNANDAR
147011027/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH SYARI’AH PROVINSI
ACEH DALAM KASUS PEMBATALAN HIBAH (STUDI
PUTUSAN MAHKAMAH SYARI’AH PROVINSI ACEH
NOMOR 28/PDT-G/2015/MS-ACEH)
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
TEUKU HENDRA YUSNANDAR
147011027/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH SYARI’AH PROVINSI ACEH DALAM KASUS PEMBATALAN
HIBAH (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH
SYARI’AH PROVINSI ACEH NOMOR 28/PDT-G/2015/MS-ACEH)
Nama Mahasiswa : TEUKU HENDRA YUSNANDAR
Nomor Pokok : 147011027
Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD)
Pembimbing Pembimbing
(Prof.Dr.Muhammad Yamin,SH,MS,CN) (Dr.Idha Aprilyana Sembiring,SH,MHum)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof.Dr.Muhammad Yamin,SH,MS,CN) (Prof.Dr.Budiman Ginting,SH,MHum)
Telah diuji pada Tanggal : 29 Juni 2016
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD Anggota : 1. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
2. Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum 3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum 4. Notaris Syafnil Gani, S.H, M.Hum
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : TEUKU HENDRA YUSNANDAR
Nim : 147011027
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH SYARI’AH PROVINSI ACEH DALAM KASUS PEMBATALAN HIBAH (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH SYARI’AH PROVINSI ACEH NOMOR 28/PDT-G/2015/MS-ACEH)
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
Nama : TEUKU HENDRA YUSNANDAR
i
ABSTRAK
Hibah adalah pemberian seseorang kepada ahli warisnya, sahabat-sahabatnya atau kepada urusan umum, sebagian daripada hartanya atau semuanya sebelum ia meninggal. Dalam KHI hibah adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki. Hibah bersyarat terjadi apabila hibah dikaitkan dengan sesuatu syarat, seperti syarat pembatasan penggunaan barang oleh pihak penghibah kepada penerima hibah, maka syarat tersebut tidak sah. Penarikan kembali atas sesuatu pemberian (hibah) adalah merupakan perbuatan yang diharamkan, meskipun hibah tersebut terjadi antara dua orang yang bersaudara atau suami istri. Adapun hibah yang boleh ditarik kembali hanyalah hibah yang dilakukan atau diberikan orang tua kepada anaknya. Adapun rumusan masalahnya adalah 1.Mengapa Masyarakat Kota Banda Aceh masih menggunakan praktik Hibah Bersyarat, 2.Bagaimana dalil Hukum pembatalan hibah dalam perspektif Hukum Islam, 3.Kenapa Majelis Hakim Mahkamah Syariah Provinsi Aceh tidak menjadikan hibah bersyarat menjadi pertimbangan hukum dalam membatalkan hibah di Putusan Mahkamah Syariah Aceh nomor 28/PDT-G/2015/MS-Aceh.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian yuridis normatif, yang bersifat deskriptif analisis, yaitu menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berkaitan dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan di atas, dikatakan deskriptif karena penelitian ini diharapkan mampu memberi gambaran secara rinci, sistematis dan menyeluruh mengenai segala hal yang berhubungan dengan pembatalan hibah di Banda Aceh.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa, 1. Pelaksanaan praktek hibah bersyarat pada masyarakat Kota Banda Aceh sampai sekarang ini merupakan kebiasaan masyarakat itu sendiri yang telah terjadi sampai saat ini, walaupun tidak ada aturan yang mengaturnya tentang hibah bersyarat. 2. Adapun dalil pembatalan hibah dalam perspektif hukum islam menyebutkan bahwa penarikan kembali atas sesuatu pemberian (hibah) adalah merupakan perbuatan yang diharamkan. Adapun hibah yang boleh ditarik kembali hanyalah hibah yang dilakukan atau diberikan orang tua kepada anaknya. 3.Oleh sebab itu hakim memutuskan perkara diluar dari dalil gugatan yang dikarenakan hibah bersyarat tidak ada aturan hukum sehingga majelis hakim menilai dari penarikan hibah dari orang tua terhadap anaknya yang di bolehkan dalam KHI. Saran yang ditujukan terhadap 1.Seharusnya masyarakat Kota Banda Aceh melihat dari segi aturan Hukum Islam dan KHI yang tidak mengatur adanya tentang hibah bersyarat tersebut, hibah bersyarat tidak dibenarkan dalam aturan Hukum Islam, sehingga tidak perlu di laksanakan lagi, khususnya masyarakat Kota Banda Aceh yang telah menjadi kebiasaan sampai saat ini. 2.Seharusnya dalam pemberian suatu hibah telah memikirkan dan mencermati secara matang atas apa yang diberikannya sehingga tidak adanya suatu tuntutan ke pengadilan atas suatu pemberian hibah tersebut. 3 Seharusnya majelis hakim juga menjelaskan bahwa tidak ada aturan yang mengatur hibah bersyarat tersebut kepada kedua belah pihak.
ii
ABSTRACT
Hibah is a part or all of someone’s property given to his heir, friends, or other people before he dies. In KHIU (the Compilation of the Islamic laws), hibah is an object given voluntarily, without any reward, from someone to other people who are still alive. A conditional hibah occurs when it is related to a requirement such a requirement of the limitation of using it by the giver to the receiver so that it becomes invalid. A withdrawal of something which has already been given (hibah) is illegal although the hibah is between sibling or husband and wife. Hibah can only be withdrawn when it is given by parents to their children. The problems of the research were as follows: how about the people in Banda Aceh who still use conditional hibah, how about the clause of hibah revocation law in the perspective of the Islamic law, and why the Panel of Judges of the Sharia Court in Aceh Province does not use it as legal consideration in revoking hibah in the Ruling of Aceh Sharia Court No. 28/PDT-G/2015/MS-Aceh.
The research used judicial normative and descriptive analytic methods which described the prevailing legal provisions on legal theories and the implementation of positive law related to the problems above. What it meant by ‘descriptive’ was because this research was expected to be able to describe in detail, systematic, and complete everything related to the revocation of hibah in Banda Aceh.
The result of the research shows that 1. The implementation of conditional hibah in the people of Banda Aceh has been their own tradition even though there is no regulation on it, 2. The clause of revoking hibah in the Islamic law perspective states that withdrawal of something which has been given (hibah) is illegal; hibah which can be withdrawn when it is given by parents to their children. 3. Therefore, the judge hands down the verdict outside of the lawsuit because conditional hibah is not regulated in law so that the judge considers that the withdrawal of hibah given by parents to their children is permitted in the KHI. It is recommended that 1) the people in Banda Aceh perceive from the Islamic law and the KHI which do not regulate conditional hibah since it is illegal in the Islamic law so that it should not be implemented, especially for the people in Banda Aceh who have traditionally carried it out, 2) Hibah should be given after it has been though over and heeded carefully so that there will be no lawsuit to the Court on it, and 3) the Panel of Judges should give explanation that there is no regulation on conditional hibah to both parties.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah Puji dan Syukur kehadirat Allah S.W.T karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulisan tesis yang berjudul “Analisis Putusan Mahkamah Syari’ah Provinsi Aceh Dalam Kasus Pembatalan Hibah (Studi Putusan Mahkamah Syari’ah Provinsi Aceh Nomor 28/PDT-G/2015/MS-Aceh)”, telah dapat diselesaikan. Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan (M.Kn) Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan moril berupa masukan dan saran, sehingga penulisan tesis dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepadaBapak Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD., Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN dan Ibu Dr. Idha Aprilyana Sembiring, S.H, M.Hum., selaku komisi pembimbing yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan dan arahan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.
Selanjutnya ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H, M. Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan selama menyelesaikan pendidikan di Program Studi Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan selama menyelesaikan pendidikan ini.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang
iv
telah memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini.
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A. SH, CN, M.Hum, selaku Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta arahan yang sangat bermanfaat selama penulis mengikuti proses kegiatan perkuliahan.
6. Seluruh staff/pegawai di Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis selama ini dalam menjalankan pendidikan.
7. Pihak Mahkamah Syariah Provinsi Aceh yang telah membantu mengumpulkan data serta semua pihak yang telah berkenan memberi masukan dan saran yang sangat membangun dalam penulisan tesis ini sejak kolokium, seminar hasil, sampai ujian tertutup, sehingga penulisan tesis ini menjadi lebih sempurna dan terarah
8. Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi di Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, khususnya Rizki Mutia, Anna, Elvira, Ery Noor, Fadlan, Ica Marwan, Juraida, Intan, Maulana, Muhammadan, Taza, Putri, Rifqi, Vita, Tambun, Izal, Tipen, Oji, Arif, Adit, Lenny, Dinda, serta rekan-rekan MKn USU yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis baik berupa masukan dan dukungan dalam penulisan tesis ini, sehingga penulisan tesis ini menjadi lebih baik.
Kemudian juga Motivator terbesar dalam hidup penulis yang selalu memberikan doa, cinta, kasih sayang, semangat serta dukungan yang tidak henti-hentinya kepada penulis, yaitu Ayahanda Drs H. Teuku Husin. Ibunda Hj. Cut
v
Wardani, kakanda T.M.Husni Syafrizal, Teuku Herdi Syahputra, Cut Henny, Cut Anita, Cut Hilda serta pocut, ghifara dan raif.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini jauh dari sempurna, namun penulis berharap kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, terutama dalam hal hibah. Amin Yaa Rabbal’alamin.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
Medan, Juni 2016 Penulis,
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Teuku Hendra Yusnandar Tempat/ Tanggal Lahir : Banda Aceh, 13 November 1987 Alamat : Jln. Banda Aceh – Medan Km 6
Pagar Air, Aceh Besar Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 28 Tahun Kewarganegaraan : Indonesia
Nama Ayah : Drs. H. Teuku Husin Nama Ibu : Hj. Cut Wardani
II. PENDIDIKAN
Sekolah Dasar : SD Negeri 14 Banda Aceh (1994-1999) Sekolah Menengah Pertama: SLTP Negeri 3 Banda Aceh (1999-2002) Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 1 Banda Aceh (2002-2005) Universitas : D3 Fakultas Ekonomi Universitas Syiah
Kuala Banda Aceh (2005-2008)
Universitas : S1 Fakultas Hukum UMSU Medan (2010-2013) Universitas : S2 Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR ISTILAH ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 11
C. Tujuan Penelitian... 11
D. Manfaat penelitian ... 11
E. Keaslian Penelitian ... 12
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 15
1. Kerangka Teori... 15
2. Konsepsional ... 22
G. Metode Penelitian... 24
1. Jenis dan Sifat Penelitian... 25
2. Sumber Data Penelitian ... 26
3. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data... 27
4. Analisa Data ... 28
BAB II PRAKTEK HIBAH BERSYARAT DI MASYARAKAT ACEH 29 A. Tinjauan Umum Tentang Hibah ... 29
1. Pengertian dan Dasar Hukum Hibah ... 29
2. Rukun dan Syarat Sahnya Hibah ... 34
3. Bentuk-Bentuk Hibah ... 38
viii
5. Hibah Orang Sakit dan Hibah Seluruh Harta ... 41
B. Prosedur Hibah Yang Berlaku Di Aceh ... 43
C. Praktek Hibah Bersyarat Di Banda Aceh. ... 46
1. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Hibah Bersyarat di Kota Banda Aceh. ... 53
2. Tujuan Terjadinya Hibah Bersyarat di Kota Banda Aceh ... 55
3. Akibat Hukum Hibah Bersyarat di Aceh ... 55
BAB III PEMBATALAN HIBAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM ... 57
A. Tata Cara Peralihan Hak Tanah Dari Hibah ... 57
B. Proses Pendaftaran Tanah Yang di Hibahkan ... 68
C. Pembatalan Hibah dalam Hukum Islam ... 79
D. Akibat Hukum Dari Pembatalan Hibah ... 86
BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM MAHKAMAH SYARIAH PROVINSI ACEH NOMOR 28/PDT-G/2015/MS-ACEH ... 92
A. Hibah bersyarat tidak dijadikan sebagai pertimbangan Majelis Hakim ... 92
B. Pertimbangan majelis hakim keluar dari tuntutan Pemohon ... 94
C. Analisis Putusan Hakim Mahkamah Syariah Provinsi Aceh Nomor 28/PDT-G/2015/MS-ACEH ... 99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 103
A. Kesimpulan ... 103
B. Saran ... 105
ix
DAFTAR ISTILAH
‘iwad : Memberi harta tanpa balasan
al-Wahib : Pemberi Hibah
al-Mauhub lahu : Penerima Hibah
al-adhlu : Berarti tidak berat sebelah
al-musawah : Menyamakan sesuatu dengan yang lain
al-Mitsl : Sama bagian
al-amri : Hibah seumur hidup
ar-raqabah : Terhadap pokok barangnya
al-‘aqid : Keturunan
Al ‘Umra : Pemberian semasa hidup penerima hibah atau pemberi hibah dengan syarat harta tersebut dikembalikan setelah kematian penerima hibah
al-ruqba : Pemberian dengan syarat kematian salah satu pihak pemberi hibah atau penerima hibah sebagai syarat pemilikan kepada salah satu pihak yang hidup
Ash Shan’ani : Perbuatan yang menyerupai anjing
baligh : Dewasa
examiner of title : Alas hak dan obyek bidang tanah yang diajukan pemohon pendaftaran tanah untuk pertama kali yang bersifat sporadis.
fairness : Kewajaran
hubuuburriihartinyanuruuruha : Yang berarti perjalanan angin
harta peutimang : Pengganti biaya hidup
hibah muajjalah : Hibah berwaktu
harm : Perbuatan dosa hibah‘ariyah : Hibah pinjaman
x
hibahminhah : Hibah pemberian
i’areh : Pinjaman
ijabdanqabul : Serah terima
imbreng : Pemasukan kedalam perusahaan
Keuchik : Kepala Desa
Kenduri : Jamuan makan
Mauhub : Barang atau harta yang dihibahkan
mahram : Yang tidak boleh dikawini
pike beu habeh bek teulah dudoe : Fikir matang - matang, jangan sampai menyesal dikemudian hari
peunulang : Hibah
qabadh : Harta yang belum diterima langsung oleh penerima hibah
qiradh : Permodalan
shadaqah : Memberikan sesuatu dengan mendapatkan pahala di hari kiamat.
schenking : Yang berarti suatu persetujuan dengan sipemberi hibah diwaktu hidupnya dengan cuma-cuma dan dengan tidak ditarik kembali
tabarru’ : Melakukan sesuatu tanpa mengharapkan imbalan
taqarrub : Membangun kedekatan diri kepada Allah SWT
Teungku Meunasah : Ustad
Tuha Peut : Orang tua yang dituakan