KOTA BATAM DAN OTORITA PENGEMBANGAN DAERAH INDUSTRI PULAU BATAM)
TESIS
Oleh NOVLINDA 087011147/M.Kn
PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2010
2
KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DI BIDANG PERTANAHAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH (ANALISIS TERHADAP KEWENANGAN BIDANG PERTANAHAN ANTARA PEMERINTAH
KOTA BATAM DAN OTORITA PENGEMBANGAN DAERAH INDUSTRI PULAU BATAM)
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan dalam Program Studi Kenotariatan
pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Oleh
NOVLINDA 087011147/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2010
Judul Tesis : KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DI BIDANG PERTANAHAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH (ANALISIS TERHADAP KEWENANGAN
BIDANG PERTANAHAN ANTARA
PEMERINTAH KOTA BATAM DAN OTORITA PENGEMBANGAN DAERAH INDUSTRI PULAU BATAM)
Nama Mahasiswa : Novlinda Nomor Pokok : 087011147 Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Pro. Muhammad Abduh, SH) Ketua
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Notaris Syafnil Gani, SH, MHum)
Anggota Anggota
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof.Dr.Muhammad Yamin, SH,MS,CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Tanggal lulus : 20 Nopember 2010
4
Telah diuji pada
Tanggal : 20 Nopember 2010
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Muhammad Abduh, SH
Anggota : 1. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN 2. Notaris Syafnil Gani, SH, MHum
3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum 4. Chairani Bustami, SH, SpN, MKn
ABSTRAK
Masalah Pertanahan merupakan masalah yang sangat pelik dan sering kali menimbulkan sengketa yang berkepanjangan dalam dinamika kehidupan masyarakat Indonesia. Berbagai daerah di nusantara masing-masing memiliki karakteristik permasalahan pertanahan yang berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.
Keadaan ini semakin nyata sebagai konsekwensi dari dasar kemakmuran dan pandangan orang Indonesia terhadap tanah, pada umumnya orang Indonesia memandang tanah sebagai sarana tempat tinggal yang dapat memberikan penghidupan, tanah juga dapat dijadikan suatu investasi yang menguntungkan sehingga tanah mempunyai fungsi yang sangat penting. Penetapan status pulau Batam sebagai daerah industri melalui Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1973. Tentang pembentukan otorita pengembangan daerah industri pulau Batam, yang tidak saja perubahan dalam pola kebijakan di bidang industri tetapi juga di bidang pertanahan.
Hal ini dapat di lihat dengan terbentuknya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1977 yang mengatur tentang pengelolaan dan penggunaan tanah di daerah industri pulau Batam, yang di berikan hak pengelolaan (HPL) kepada Otorita Batam.
Lahirnya UU Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian disempurnakan dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, tentang pemerintahan daerah, mengakibatkan kewenanagan di bidang pertanahan menjadi dilema dalam pelaksanaannya antara pemerintah daerah Batam dengan Otorita Batam.
Jenis penelitian Tesis ini adalah penelitian Yuridis Normatif yang bersifat Deskriptif analisis. Maksudnya adalah suatu analisa data yang berdasarkan teori hukum yang bersifat umum, diaplikasikan untuk menjelaskan tentang seperangkat data yang lain. Dari pendekatannya penelitian ini bersifat memaparkan dan menganalisa permasalahan yang ada. Untuk kemudian di tarik kesimpulan yang menjadi inti dari solusi permasalah tersebut.
Berlakunya UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang pemerintahan daerah tidak dapat langsung secara serta merta diberlakukan di pulau Batam, khususnya kewenangan pemerintah daerah dibidang pertanahan. Hal ini disebabkan antara lain karena UU nomor 32 tahun 2004 Tentang pemerintahan daerah tersebut tidak mengatur secara jelas dan terperinci mengenai bentuk dan jenis kewenangan bidang pertanahan tersebut. Untuk pelaksanaan pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 perlu dibentuk suatu peraturan khusus yang memperinci secara jelas dan tegas tentang batas kewenangan di bidang pertanahan tersebut. Disamping itu pemerintah Republik Indonesia perlu menerbitkan Undang-Undang/Peraturan Pemerintah tentang Hubungan kerja antara pemerintah Kota Batam dan Otorita Batam untuk meningkatkan keselarasan, keseimbangan dan keserasian kewenangan di bidang pertanahan tersebut, dan perlu pula ditetapkan jangka waktu transisi melalui suatu peraturan yang tegas dan jelas untuk mengantisipasi munculnya masalah- masalah yang dapat menimbulkan ketidakpastian hukum.
Kata Kunci : UU No. 32 Tahun 2004
Kewenangan Bidang Pertanahan Pulau Batam
6
ASBTRACT
Land issue is a very complicated problem which frequently results in a long dispute in the life dynamics of Indonesian community members. Each area in Indonesia has its own land problem characteristics. This condition is a clear consequence of the basicof prosperity and the view of life of the people of Indonesia on land. In general, to the people of Indonesia, land is a facility of where to live in and can also be a beneficial investment that land has a very important function.
The decision of the status of Batam Island as an industrial area through the Presidential Decree Number 41/1973 on the establishment of the authority of Batam industrial area development not only changed the policy patterns in the sector of industry but also in the sector of land use. It can be seen through the issuance of the Decree of Minister of Domestic Affairs Number 43/1977 regulating the management and the use of land in the industrial area of Batam Island which gave the batam Authority the right to manage the land. The issuance of Law No. 22/1999 which was then amended by Law No. 32/2004 on Local Administration resulted in the dilemma between the local government of Batam and the Batam Authority on who holds and implements the land authority.
This is a normative juridical study with descriptive analysis which is meant to analyze the raw data based on a general legal theory applied to describe a set of the other raw data. Basically, the approach used showed that this study describes and the analyzes the existing research problems form which a conclusion was drawn to be the core of the problem solution.
The Law no. 32 /2004 on Local Government issued could not be directly implemented in Batam Island, especially the clause on the authority of local government in the sector of land use because tha Law No. 32/2004 on Local Government does not regulate the form and the kind of authority applied in the sector of land use in clear details. To effectively implement Law No. 32/200, a strict, clear establishe. In addition, the Government of theRepublic of Indonesia needs to issue a Law/Government Regulation on the Work Relationship between the City Government of Batam and the Batam Authority to improve the harmony, balance and compatible authority in the sector of land, and the period of transition should also be set based on a strict and clear regulation to anticipate the incident of the problems that may cause a legal uncertainty.
Key words: Law No.32/2004, Authority in the Sector of Land, Batam Island
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul “Kewenangan Pemerintah Daerah di Bidang Pertanahan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Analisis Terhadap Kewenangan Bidang Pertanahan Antara Pemerintah Kota Batam dan Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam)”. Penulisan tesis ini merupakan suatu persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Magister dalam bidang Ilmu Kenotariatan (M.Kn) Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dorongan moril berupa masukan dan saran, sehingga penulisan tesis dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh sebab itu, ucapan terima kasih yang mendalam penulis sampaikan secara khusus kepada yang terhormat dan amat terpelajar Bapak Prof. Muhammad Abduh, SH, Bapak Prof. Dr. Muhammad
Yamin, SH, MS, CN, dan Bapak Notaris Syafnil Gani, SH, M.Hum, selaku Komisi Pembimbing yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan dan arahan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.
Dalam kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati mengucapkan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, MSC (CTM), Sp.A (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH. MHum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi kesempatan dan fasilitas kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak dan Ibu Guru Besar juga Dosen Pengajar pada Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis sampai kepada tingkat Magister Kenotariatan.
5. Para pegawai/karyawan pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang selalu membantu kelancaran dalam hal manajemen administrasi yang dibutuhkan.
Sungguh rasanya suatu kebanggaan tersendiri dalam kesempatan ini penulis juga turut menghaturkan sembah sujud dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda Alm. Usman Harahap dan Ibunda Hj. Chamsiah yang telah melahirkan, mengasuh, mendidik dan membesarkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.
iv
8
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada suamiku Drs. H. Hamdan Basri, MSi dan anak-anakku tersayang Reza Mulyawan dan Rinda Kharisa, yang selama ini telah memberikan semangat dan doa serta kesempatan untuk menimba ilmu di Program Studi Magister Kenotariatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Penulis berharap semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, agar selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan dan rezeki yang melimpah kepada kita semua.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun tak ada salahnya jika penulis berharap kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Medan, Nopember 2010 Penulis,
Novlinda
RIWAYAT HIDUP
A. I. IDENTITAS PRIBADI
Nama Lengkap : Novlinda
Tempat/Tanggal Lahir : Pekanbaru/12 Nopember 1961
Status : Menikah
Alamat : Komp. Tiban Bukit Asri Blok B No. 1 Batam
Agama : Islam
II. ORANG TUA
Nama Ayah : Usman Harahap
Nama Ibu : Chamisyah
Nama Suami : Drs. H. Hamdan Basri, MSi
Nama Anak : 1. Reza Mulyawan, Amd. I’m
2. Rinda Charisa
III. PENDIDIKAN
SD : SD Negeri No. 4 Pekanbaru Tahun 1973
SMP : SMP Negeri No. 4 Pekanbaru Tahun 1976
SMA : SMA Negeri No. 4 Pekanbaru Tahun 1979
S1 : Fakultas Hukum Universitas Internasional Batam Tahun 2006
S2 : Pascasarjana Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Tahun
2010
10
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP... v
DAFTAR ISI ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah... 7
C. Tujuan Penelitian... 8
D. Manfaat Penelitian... 8
E. Keaslian Penelitian... 9
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 10
1. Kerangka Teori... 10
2. Konsepsi... 25
G. Metode Penelitian... 26
1. Sifat dan Jenis Penelitian ... 26
2. Alat Pengumpul Data ... 27
3. Analisis Data ... 28
BAB II PENYERAHAN KEWENANGAN BIDANG PERTANAHAN PADA PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN UNDANG UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAH DAERAH ... 30
A. Pengertian dan Sejarah Otonomi Daerah ... 30
B. Jenis-jenis Penyerahan Kemenangan Bidang Pertanahan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ... 39 C. Peraturan Terkait di Bidang Penyerahan Kewenangan
Pertanahan Kepada Pemerintah Daerah ... 49
BAB III STATUS KEWENANGAN OTORITA BATAM DALAM BIDANG PERTANAHAN ... 68
A. Status Kewenangan Otorita Batam dalam Bidang B. Pertanahan Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1973 Tentang Daerah Industri Pulau Batam ... 68
C. Kewenangan Bidang Pertanahan di Pulau Batam ... 82
BAB IV KEABSAHAN PERATURAN BIDANG PERTANAHAN YANG TELAH DITERBITKAN OLEH OTORITA BATAM DENGAN BERLAKUNYA UU NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAH DAERAH ... 100
A. Akibat Hukum Berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah ... 100
B. Status Hukum Terhadap Peraturan Bidang Pertanahan Apabila Terjadi Peralihan Kewenangan... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 108
A. Kesimpulan... 108
B. Saran... 109
DAFTAR PUSTAKA ... 111