• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ondi Saondi, Siti Khudriyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ondi Saondi, Siti Khudriyah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Korelasi Penggunaan Model Pembelajaran Klasikal dengan Kemampuan Penalaran Analogi Matematika Siswa (Studi Kasus

Pada Siswa Kelas VIII SMP N I Gegesik Kabupaten Cirebon) Ondi Saondi, Siti Khudriyah

Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Tarbiyah, STAIN Cirebon, Jalan Perjuangan By Pass Cirebon 451432, Indonesia,

Telepon: +62 231 481264

Penalaran dalam pembelajaran matematika marupakan konsep berpikir yang sangat mendasar. Penalaran yang diambil dalam penelitian ini adalah penalaran analogi, dimana dalam proses bernalar menggunakan persamaan-persamaan atas fakta yang telah diketahui. Penalaran analogi matematika siswa masih kurang berkembang. Salah satu factor ayng mempengaruhi kemampuan penalaran analogi matematika siswa adalah model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran klasikal dan kemampuan penalaran analogi matematika serta untuk mengetahui hubungan atau korelasi penggunaan model pembelajaran klasikal terhadap kemampuan penalaran analogi matematika siswa.Model pembelajaran klasikal yang dianggap tertinggal, nyatanya masih banyak digunakan dalam rangka peningkatan kemampuan matematika siswa, salah satunya kemampuan penalaran analogi matematika. Akan tetapi penggunaan model pembelajaran yang baik akan dapat membantu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan penalaran analogi matematika. Karena tinggi rendahnya kemampuan penalaran analogi matematika siswa tergantung dari model pembelajaran yang telah dilaksanakan dan diterapkan dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi, angket, wawancara dan tes hasil belajar. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN I Gegesik Kabupaten Cirebon yang berjumlah 406 siswa. Setelah data diperoleh kemudian data dianalisis dengan uji prasyarat analisis data, berupa uji normalitas, homogenitas dua varians, uji kelinearan regresi, uji korelasi dan uji hipotesis. Dari hasil penenlitian yang diperoleh, diketahui bahwa siswa kelas VIII SMPN I Gegesik Kabupaten Cirebon menggunakan model pembelajaran klasikal dengan baik, dengan perolehan skor rata-rata hasil angket respon penggunaan model pembelajaran klasikal sebesar 74,04. Kemampuan penalaran analogi matematika siswa kelas VIII SMPN I Gegesik tinggi dengan skor rata-rata 75,77. Sedangkan korelasi penggunaan model pembelajaran klasikal terhadap kemampuan penalaran analogi matematika siswa kelas VIII SMPN I Gegesik Kabupaten Cirebon menunjukkan adanya korelasi yang rendah yaitu 0,36. Berdasarkan uji hipotesis statistik, didapat thitung = 2,53 dan ttabel = 2,415. Hal ini berarti thitung > ttabel , sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran klasikal dengan kemampuan penalaran analogi matematika siswa kelas VIII SMPN I Gegesik Kabupaten Cirebon tahun pelajaran 2007 – 2008.

Kata Kunci : model pembelajaran klasikal, kemampuan penalaran analogi

Mengingat kurikulum yang telah ditetapkan secara formal, maka tekanan yang harus dikembangkan oleh guru terletak pada proses belajar mengajar. Guru mempunyai kewenangan dalam menentukan dan melaksanakan proses belajar mengajar. Karena tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh model mengajar yang digunakan oleh guru. M.Dahlan (1984) berpendapat bahwa pada dasarnya guru tidak boleh fanatik hanya pada satu model saja, sebab keragaman peran mengajar menuntut keragaman pendekatan yang digunakan. Keragaman model yang diterapkan mampu menjangkau lebih banyak sisi kebutuhan siswa dikelas. Pada strategi pembelajaran, terdapat beragam bentuk model pembelajaran yang semakin berkembang, dengan berbagai macam pendekatan dan metodenya. Model-model pebelajaran tersebut

(2)

dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan matematika siswa. Akan tetapi, seiring perkembangan tersebut justru model pembelajaran klasikal yang dianggap tertinggal masih banyak digunakan di sekolah-sekolah. Model pembelajaran klasikal dimana dalam prakteknya meliputi tiga langkah yaitu guru menerangkan dan memberikan pemahaman konsep, kemudian memberikan contohnya serta latihan, pada kenyataannya masih banyak digunakan di sekolah-sekolah sebagai alternative model pembelajaran yang efektif.

Pada proses pembelajaran matematika, untuk meningkatkan kemampuan matematika tersebut tidak hanya kemampuan kognitif semata yang digunakan, ketrampilan-ketrampilan dalam menyelesaikan permasalahan matematika juga dilibatkan. Salah satunya yaitu dengan menggunakan kemampuan penalaran analogi matematika. Kemampuan penalaran analogi merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan-perbandingan dengan pengetahuan lainnya. Jadi dalam penalaran analogi matematika ini siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya untuk memikirkan bagaimana penyelesainnya dengan membandingkan pengetahuan yang didapat sesuai dengan kesimpulan yang telah didapatnya.

Hal ini juga seperti diungkapkan oleh Ad.Rooijakkers (1990:3) bahwa sebagai seorang pengajar, seseorang harus dapat merangsang terjadinya proses berpikir, harus dapat membantu tumbuhnya sikap kritis, serta harus mampu mengubah pandangan para muridnya Dan merupakan suatu kenyataan bahwa, sebagian besar pengajaran di sekolah-sekolah menengah diberikan secara klasikal. Banyak orang menganggap, bentuk pengajaran klasikal tersebut dipandang efisien. Namun yang harus diperhatikan bahwa bentuk pengajaran tersebut mempunyai keuntungan, juga ternyata memiliki kerugian dan keterbatasan.

Lebih lanjut, Rooijakkers menambahkan bahwa dalam prosesnya kekurangan yang selama ini diyakini sebagai salah satu kekurangan dari model pembelajaran klasikal adalah siswa yang cenderung pasif. Sedangkan dipandang sebagai kelebihannya adalah karena pembelajaran klasikal khususnya disekolah-sekolah masih efektif digunakan. Karena dalam pembelajaran disekolah masih menggunakan sistem perkelas sehingga guru harus benar-benar dan memberikan pemahaman terhadap siswa sebaik-baiknya dengan segala keterbatasan waktu serta media dalam proses pembelajarannya.

Kondisi kemampuan penalaran siswa pada siswa SMPN I Gegesik yang dalam proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran klasikal ini tidak banyak yang berkembang. Hanya beberapa siswa tertentu yang memang dianggap pintar. Hal itu disebabkan oleh kondisi kemampuan berpikir matematika siswa yang tidak terbiasa berpikir keras dalam memikirkan permasalahan-permsalahan matematika. Ketergantungan akan kemampuan guru masih sangat dominant. Akan tetapi, model pembelajaran yang digunakan, yakni model pembelajaran klasikal, dirasa sangat membantu dalam proses peningkatan dan pemahaman matematika siswa. Atas dasar ini penulis ingin meneliti siswa-siswa di SMPN I Gegesik. Dimana, proses pembelajarannya masih menggunakan model pembelajaran klasikal dalam meningkatkan

(3)

kemampuan penalaran analogi matematika kepada siswa. Dalam hal ini yang ingin diteliti penulis adalah “Korelasi Penggunaan Model Pembelajaran Klasikal dengan Kemampuan Penalaran Analogi Matematika Siswa”. Adapun pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut :

a. Sejauh mana penggunaan model pembelaran klasikal dalam pembelajaran matematika di SMPN I Gegesik ?

b. Sejauh mana kemampuan penalaran analogi matematika siswa SMPN I Gegesik?

c. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran klasikal dengan kemampuan penalaran analogi matematika siswa?

MATERI DAN METODE

Sampel. Populasi menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dari objek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII, VIII dan IX SMPN I Gegesik tahun ajaran 2007-2008. Akan tetapi karena mempertimbangkan keterbatasan waktu, biaya dan tenaga peneliti, maka peneliti mengambil populasi target secara

purposive dipilih kelas VIII yang secara keseluruhan berjumlah 406 siswa.

Sampel menurut Margono (1996:121) adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Adapun teknik dalam penarikan sample, dilakukan secara random sampling purposive. Sample yang diambil dari populasi penelitian yang akan penulis angkat adalah siswa kelas VIII sebanyak delapan kelas dan hanya diambil satu kelas secara acak yaitu kelas VIII B yang berjumlah 46 siswa.

Teknik Korelasional. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah melalui penerapan model pembelajaran klasikal dan post-test. Di tuliskan dalam pola sebagai berikut : X O1 dimana X = treatment

(penggunaan model pembelajaran klasikal), O1 = pemberian post tes.

Adapun analisis data yang dilakukan yakni Uji Validitas menggunakan rumus korelasi product moment. Uji Reliabilitas digunakan rumus belah dua formula Sprearmn-Brown (ganjil-genap), uji Daya Pembeda, uji Indeks Kesukaran, Uji Normalitas menggunakan rumus Uji Chi kuadrat, Uji Homogenitas menggunakan uji F, analisis korelasi dan regresi.

HASIL Deskripsi Data

Penggunaan Model Pembelajaran Klasikal

Dari 10 item pertanyaan angket untuk pengambilan data terhadap 45 sampel siswa kelas VIII SMP N I Gegesik tahun ajaran 2007 – 2008, diperoleh skor rata-rata 74,04 dengan simpangan baku 9,02. Sedangkan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 53 yang dicapai oleh 1 orang siswa. Sedangkan skor tertinggi yang didapat siswa adalah 93 yang dicapai oleh 1 siswa juga.

(4)

No Item Soal Tanggapan Responden Total Ya Sedang-Sedang Saja Tidak

1 26 17 2 45 3 22 18 5 45 4 12 26 7 45 5 24 15 6 45 6 25 20 0 45 7 18 25 2 45 Total 127 121 22 270 Rata-Rata(%) 47.04 44.81 8.15 100

Tabel 2. Kesulitan dalam Penggunaan Model Pembelajaran Klasikal No Item Soal Ya Tanggapan RespondenSedang-Sedang Saja Tidak Total

2 6 3 36 45 8 1 34 10 45 9 13 12 20 45 10 8 22 15 45 Total 28 71 81 180 Rata-Rata (%) 15.56 39.44 45 100

Tabel 3 Klasifikasi Skor Angket Penggunaan Model Pembelajaran Klasikal

Skor Klasifikasi Frekuensi Presentase (%)

10 – 40 Rendah 0 0

41 – 70 Sedang 22 48,9

71 – 100 Tinggi 23 51,1

Jumlah 45 100

Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa siswa kelas VIII SMP N I Gegesik tahun pelajaran 2007 – 2008 penggunaan model pembelajaran klasikal dengan baik dengan perolehan skor rata-rata hasil angket penggunaan model pembelajaran klasikal adalah 74,04.

Kemampuan Penalaran Analogi Matematika

Dari data hasil tes analogi matematika ini diperoleh rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 75,77 dengan simpangan baku 12,57. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 30 yang dicapai oleh seorang siswa. Sedangkan nilai tertinggi adalah 100 yang diperoleh oleh 2 orang siswa. Data variabel Y yang diperoleh ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kedua yaitu ”Sejauh mana kemampuan penalaran analogi matematika siswa SMPN I Gegesik?”. Tes penalaran ini terdiri dari soal pilihan berganda dengan 4 alternatif pilihan jawaban (A B C D) yang terdiri dari jawaban benar dan salah dan semuanya terdriri dari 10 item soal. Adapun hasil tes penalaran analogi pada pokok bahasan bangun

(5)

prisma dan limas ini terbagi dalam 3 sub indikator yang selanjutnya di tuliskan dalam beberapa tabel dibawah ini.

Tabel 4. Mengenal Prisma dan Limas serta Bidang Diagonalnya No Item Soal Jawaban RespondenBenar Tidak Total

1 44 1 45

2 44 1 45

3 45 0 45

Total 133 2 135

Rata-Rata (%) 98.52 1.48 100

Tabel 5. Menentukan Besar dan Luas Permukaan Limas dan Prisma Tegak No Item Soal Jawaban RespondenBenar Tidak Total

4 5 40 45

6 41 4 45

8 29 16 45

Total 75 60 135

Rata-Rata (%) 55.56 44.44 100

Tabel 6. Menentukan dan Menghitung Volume Limas dan Prisma Tegak No Item Soal Jawaban RespondenBenar Tidak Total

5 40 5 45 7 40 5 45 9 7 38 45 10 37 8 45 Total 124 56 180 Rata-Rata (%) 68.89 31.11 100

Tabel 7. Klasifikasi Nilai Tes Kemampuan Penalaran Analogi Matematika

Skor Klasifikasi Frekuensi Presentase (%)

0 – 33 Rendah 1 2,2

34 – 67 Sedang 6 13,3

68 – 100 Tinggi 38 84,5

Jumlah 45 100

Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa siswa kelas VIII SMP N I Gegesik tahun pelajaran 2007 – 2008 memiliki kemampuan penalaran analogi yang baik dengan perolehan nilai rata-rata tes penalaran analogi matematika adalah 75,77.

(6)

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas skor penggunaan model pembelajaran klasikal, diperoleh harga X2

hitung = 1,347 sedangkan X2tabel

untuk derajat kebebasan 3 dan taraf kepercayaan 99 % adalah 11,3. Dengan demikian X2

hitung < X2tabel. Karena X2hitung < X2tabel, maka data skor

angket penggunaan model pembelajaran klasikal berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas terhadap nilai tes kemampuan penalaran analogi matematika siswa, diperoleh harga X2

hitung = 10,58

sedangkan X2

tabel untuk derajat kebebasan 3 dan α = 1 % adalah 11,3.

Dengan demikian X2

hitung < X2tabel. Karena X2hitung < X2tabel, maka data skor

angket penggunaan model pembelajaran klasikal berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 99 %.

Uji Homogenitas

Sebelum data dianalisis lebih lanjut, terlebih dahulu di uji kehomogenannya dengan uji homogenitas dua varians. Ini dimaksudkan untuk mengetahui homogen (sama) tidaknya varians dari sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Didapat dari perhitungan homogenitas, diperoleh nilai

Fhitung adalah 1,95. Sedangkan Ftabel dengan α = 1 % adalah 2,02. dengan

demikian Fhitung < Ftabel. Karena Fhitung < Ftabel, maka varians dari dua data

variabel X dan variabel Y adalah homogen pada tingkat kepercayaan 99 %. Uji Kelinieran Regresi

Tabel 8. Daftar Hasil Analisis Uji Kelinieran Regresi

Sumber Variasi dk JK KT F Total 45 251400 251400 -Regresi 1 244942.2 244942.2 6.45 Regresi (b/a) 1 842.09 842.09 Residu 43 5615.69 130.60 Tuna Cocok 11 2744.89 249.54 2.78 Kekeliruan 32 2870.8 89.71

Dari tabel hasil analisis uji kelinieran regresi diatas didapat : Nilai Fhitung

untuk uji kelinieran regresi adalah 2,78. Sedangkan Ftabel untuk α = 1 % dan

dk = (11,32) adalah 2,86. Hal ini berarti Fhitung < Ftabel. Dengan demikian

persamaan 40,24 + 0,45 X adalah model regresi linear. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

Uji Analisis Korelasi

Setelah uji kelearan regresi dilakukan, kemudian dilakukan uji korelasi. Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui adakah hubungan antara variabel X dan variabel Y. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh koefesien rxy =

0,36. Menurut interpretasi klasifikasi nilai rxy, maka klasifikasi rxy antara

0,20 - 0,40 termasuk dalam kategori rendah. Ini berarti terdapat hubungan yang rendah antara penggunaan model pembelajaran klasikal dengan kemampuan penalaran analogi matematika siswa SMP N I Gegesik.

(7)

Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan koefisien korelasi product moment dengan uji t sebagai kriteria penolakan. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment, diperoleh nilai r = 0,36, sehingga didapat thitung sebesar 2,53. Sedangkan ttabel dengan taraf signifikansi 1%

dan derajat kebebasan 43 adalah sebesar 2,415. Ini berarti thitung > ttabel .

Karena thitung > ttabel, maka H0 di tolak dan Ha diterima. Sehingga dapat

dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran klasikal dengan kemampuan penalaran analogi matematika siswa di SMP N I Gegesik dengan taraf kepercayaan 99 %.

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian terhadap penggunaan model pembelajaran klasikal, yaitu dengan melakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran klasikal yang kemudian meneliti respon siswa dalam bentuk angket penelitian. Kemudian setelah proses pembelajaran berlangsungnya, selanjutnya peneliti melakukan tes hasil belajar dalam bentuk tes penalaran analogi matematika. Dari hasil respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kalsikal didapat skor rata-rata hasil angket penggunaan model pembelajaran klasikal adalah 74,04 termasuk dalam kategori tinggi. Sedangkan dari hasil tes penalaran analogi matematika siswa diperoleh nilai rata-rata tes penalaran analogi matematika adalah 75,77 dan termasuk dalam kategori tinggi.

Setelah dilakukan analisis dan uji hipotesis dalam penelitian ini diperoleh thitung adalah 2,53 sedangkan harga ttabel dengan taraf signifikasi 1

% dan derajat kebebasan 43 adalah 2,415. Ini berarti Xhitung > Xtabel. Yang

artinya terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran klasikal terhadap kemampuan penalaran analogi matematika. Apabila hasil penelitian ini dihubungkan kembali dengan landasan teoritis bahwa antara landasan teori yang telah dikemukakan didepan mendukung dengan apa yang telah didapat dari hasil penelitian ini. Bahwa penggunaan model pembelajaran klasikal yang baik merupakan salah satu faktor dalam peningkatan kemampuan penalaran analogi matematika.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data kedua variabel yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab kesimpulan ini penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Siswa kelas VIII SMP N I Gegesik tahun pelajaran 2007 – 2008 memiliki respon yang tinggi terhadap penggunaan model pembelajaran klasikal yang telah diterapkan di sekolahnya. Dengan perolehan skor rata-rata hasil angket respon penggunaan model pembelajaran klasikal sebesar 74,04.

(8)

2. Siswa kelas VIII SMP N I Gegesik tahun pelajaran 2007 – 2008 memiliki kemampuan penalaran analogi dengan baik dengan perolehan tes hasil belajar dalam bentuk penalaran analogi dengan skor rata-rata 75,77.

3.

Hubungan penggunaan model pembelajaran klasikal dengan kemampuan penalaran analogi matematika siswa menunjukkan korelasi yang tergolong masih rendah, yaitu 0,36. Berdasarkan uji hipotesis statistik, didapat thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa masih

terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran klasikal dengan kemampuan penalaran analogi matematika siswa kelas VIII SMP N I Gegesik tahun pelajaran 2007 – 2008.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul majid. 2003. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Bandung : PT Rosda Karya

Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya. 2005. SBM (Strategi Belajar Mengajar) Untuk Fakultas TarbiyahbKomponen MKDK. Bandung : Pustaka Setia Ad. Rooijakkers. 1990. Mengajar Dengan Sukses (Petunjuk Untuk

Merencanakan dan Menyampaikan Pengajaran). Jakarta : Gramedia. Arief Sidharta B. 2008. Pengantar Logika. Bandung : PT Refika Aditara. Baharudin. Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Jogjakarta : AR-RUZ MEDIA GROUP.

Erman. 2003. Evaluasi Pengajaran Matematika. Bandung : UPI Bandung. Hugo F.Reading. 1986. Kamus Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : CV. Rajawali.

Husaini Usaman. Purnomo Setiadi Akbar. 2006. Pengantar Statistika. Jakarta : Bumi Aksara.

Jan Hendrik Rapar. 1996. Pengantar Logika (Asas-Asas Penalaran Sistematis). Yogyakarta : Kanisius.

Jujun Suriasumantri. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Lukman Ali. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke 2. Jakarta : Balai Pustaka.

Muhammad Ali. 1987. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar baru Algesindo.

M. Dahlan. 1984. Model-Model Mengajar. Bandung : Diponogoro.

Nana Sudjana. 1987. Cara belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar baru.

Nana Sudjana. 1989. CBSA (Cara belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar). Bandung : Sinar baru.

Ridwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Russefendi. 1991. Pengantar kepada Membantu Guru mengembangkan Kompetensinya Dalam pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.

Syaiful Sagala. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : ALFABETA

(9)

Suharsimi Arikunto (Edisi Revisi VI). 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana. 1995. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sutrisna Wibawa. Argumentasi. http://www.uny.ac.id/akademik kharefile/file/05062007 100216_naf_ekspres_tulis4_ppt.

Widdiharto, Rachmadi. Model-Model Pembelajaran Matematika SMP. http://zainuri.wordpress.com/2007/model-model-pembelajaran matematika. 23 Desember 2007.

Gambar

Tabel 2. Kesulitan dalam Penggunaan Model Pembelajaran Klasikal
Tabel 5. Menentukan Besar dan Luas Permukaan Limas dan Prisma Tegak
Tabel 8. Daftar Hasil Analisis Uji Kelinieran Regresi

Referensi

Dokumen terkait

Kabupaten Banyuasin, dan tata cara penyewaan pemakaian lahan/kolam/gedung aula balai benih ikan/mess balai benih ikan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), ayat (6)

Alhamdulillah puji syukur peneliti haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

Pertama, Terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran problem posing dan konvensional terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMP N 2

pengajuan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2012, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor

Based on significant testing result and path coefficient conversion, it can determine which variables belong to driving force, then rank it based on the table Table

Berkaitan dengan fenomena yang dihadapi SMPN 2 Mengwi, ada tiga aspek yang difokuskan dalam dalam usaha memberikan kontribusi ilmu pengetahuan, yaitu: model

Penyebab lainnya yaitu uterus yang membesar memberi tekanan pada pembuluh darah panggul, sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf sementara saraf ini melewati