• Tidak ada hasil yang ditemukan

Forensik Fraud Bab 6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Forensik Fraud Bab 6"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI BAB VI FRAUD FRAUD A. A. PendahuluanPendahuluan

Fraud yang dikenal para akuntan, dalam Kitab Undang-Undang Hukum Fraud yang dikenal para akuntan, dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) diatur dalam banyak pasal dan dengan berbagai istilah

Pidana (KUHP) diatur dalam banyak pasal dan dengan berbagai istilah . Fraud atau. Fraud atau kecurangan

kecurangan merupakan merupakan hal hal yang sekarang yang sekarang banyak dibicarbanyak dibicarakan di akan di Indonesia.Indonesia. Pengertian fraud itu sendiri merupakan penipuan yang sengaja dilakukan, yang Pengertian fraud itu sendiri merupakan penipuan yang sengaja dilakukan, yang menimbulkan kerugian pihak lain dan memberikan keuntungan bagi pelaku menimbulkan kerugian pihak lain dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan dan atau kelompoknya (Sukanto, 2009). Adapun menurut Association kecurangan dan atau kelompoknya (Sukanto, 2009). Adapun menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), fraud adalah perbuatan-perbutana melawan of Certified Fraud Examiners (ACFE), fraud adalah perbuatan-perbutana melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu (manipulasi atau hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu (manipulasi atau memberikan laporan keliru kepada pihak lain) dilakukan oleh orang-orang dari memberikan laporan keliru kepada pihak lain) dilakukan oleh orang-orang dari dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun kelompok secara langsung atau tidak

kelompok secara langsung atau tidak langsung merugikan orang lain.langsung merugikan orang lain.

B.

B. Fraud Dalam KUHPFraud Dalam KUHP

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) menyebutkan beberapa pasal Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) menyebutkan beberapa pasal yang mencakup pengertian fraud seperti:

yang mencakup pengertian fraud seperti: a.

a. Pasal 362 tentang Pencurian (definisi KUHP: “mengambil barangPasal 362 tentang Pencurian (definisi KUHP: “mengambil barang   sesuatu,  sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum”);

dimiliki secara melawan hukum”);  b.

 b. Pasal 368 tentang Pemerasan dan Pengancaman (definisi KUHP: “denganPasal 368 tentang Pemerasan dan Pengancaman (definisi KUHP: “dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seseorang dengan kekerasan atau mengancam kekerasan hukum, memaksa seseorang dengan kekerasan atau mengancam kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang”);

menghapuskan piutang”); c.

c. Pasal 372 tentang Penggelapan (definisi KUHP: dengan sengaja dan melawanPasal 372 tentang Penggelapan (definisi KUHP: dengan sengaja dan melawan hukum dimiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah hukum dimiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan”);

(2)

d.

d. Pasal 378 tentang Perbuatan Curang (definisi KUHP: “denganPasal 378 tentang Perbuatan Curang (definisi KUHP: “dengan maksud untukmaksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan  piutang”);

 piutang”); e.

e. Pasal 396 tentang Merugikan Pemberi Piutang dalam Keadaan Pailit;Pasal 396 tentang Merugikan Pemberi Piutang dalam Keadaan Pailit; f.

f. Pasal 406 tentang Menghancurkan atau Merusakkan Barang (definisiPasal 406 tentang Menghancurkan atau Merusakkan Barang (definisi KUHP:” dengan sengaja atau melawan hukum menghancurkan, merusakkan, KUHP:” dengan sengaja atau melawan hukum menghancurkan, merusakkan, membikin tak dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang membikin tak dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain”);

seluruhnya atau sebagian milik orang lain”);

Di samping KUHP juga ada ketentuan perundang-undangan lain yang Di samping KUHP juga ada ketentuan perundang-undangan lain yang mengatur perbuatan melawan hukum yang termasuk dalam kategori fraud, seperti mengatur perbuatan melawan hukum yang termasuk dalam kategori fraud, seperti undang tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, berbagai undang tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, berbagai undang-undang perpajakan yang mengatur tindak pidana perpajakan, undang-undang-undang-undang undang perpajakan yang mengatur tindak pidana perpajakan, undang-undang tentang pencucian uang, undang-undang perlindungan konsumen, dan lain-lain. tentang pencucian uang, undang-undang perlindungan konsumen, dan lain-lain.

C.

C. Fraud Tree (Pohon Fraud)Fraud Tree (Pohon Fraud)

Secara skematis, Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) Secara skematis, Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) menggambarkan occupational fraud dalam bentuk fraud tree. Para akuntang menggambarkan occupational fraud dalam bentuk fraud tree. Para akuntang memahami istilah bahasa Inggris dalam fraud tree, karena itu adalah istilah yang memahami istilah bahasa Inggris dalam fraud tree, karena itu adalah istilah yang lazim digunakan dalam buku teks akuntansi dan auditing. Occupational fraud tree lazim digunakan dalam buku teks akuntansi dan auditing. Occupational fraud tree mempunyai tiga cabang utama, yaitu :

mempunyai tiga cabang utama, yaitu :

1.

1. CorruptionCorruption

Istilah “corruption” disini serupa tetapi tidak sama dengan istilah korupsi Istilah “corruption” disini serupa tetapi tidak sama dengan istilah korupsi dalam ketentuan perundang-undangan kita. Istilah korupsi menurut dalam ketentuan perundang-undangan kita. Istilah korupsi menurut Undang-Undang Nomer 31 Tahun 1999 meliputi 30 tindak pidana korupsi, dan bukan Undang Nomer 31 Tahun 1999 meliputi 30 tindak pidana korupsi, dan bukan empat bentuk seperti gambar dalam ranting-ranting:

empat bentuk seperti gambar dalam ranting-ranting: a)

a) Conflict of interest ataConflict of interest atau benturan kepentingan sering dijumpai dalam berbagaiu benturan kepentingan sering dijumpai dalam berbagai hal misalnya bisnis pejabat yang menjadi pemasok atau rekanan di hal misalnya bisnis pejabat yang menjadi pemasok atau rekanan di lembaga-lembaga pemerintah ataupun di dunia bisnis. Ciri-ciri terjadi conflict of lembaga pemerintah ataupun di dunia bisnis. Ciri-ciri terjadi conflict of

(3)

interest dalam hal ini yang bersangkutan menjadi pemasok atau rekanan interest dalam hal ini yang bersangkutan menjadi pemasok atau rekanan adalah :

adalah : a.

a. Selama bertahun-tahunSelama bertahun-tahun  b.

 b.  Nilai kontrak relatif lebih mahal Nilai kontrak relatif lebih mahal c.

c. Rekanan tertentu menguasai pangsa pembelian yang relatif sangat besarRekanan tertentu menguasai pangsa pembelian yang relatif sangat besar di suatu lembaga

di suatu lembaga d.

d. Kemenangan dalam tender dicapai dengan cara-cara Kemenangan dalam tender dicapai dengan cara-cara yang tidak wajaryang tidak wajar e.

e. Hubungan antara penjual dan pembeli lebih dari sekedar hubungan bisnisHubungan antara penjual dan pembeli lebih dari sekedar hubungan bisnis (nepotisme)

(nepotisme)

 b)

 b) Bribery atau penyuapan merupakan bagian yang akrab dalam kehidupanBribery atau penyuapan merupakan bagian yang akrab dalam kehidupan  bisnis

 bisnis dan dan politik politik di di Indonesia. Indonesia. Kickbacks Kickbacks merupakan merupakan salah salah satu satu bentukbentuk  penyuapan dimana

 penyuapan dimana si si penjualpenjual “mengikhlaskan”“mengikhlaskan” sebagian dari hasil penjualan sebagian dari hasil penjualan dengan presentase keihklasan yang bisa diatur dimuka atau diserahkan dengan presentase keihklasan yang bisa diatur dimuka atau diserahkan sepenuhnya kepada keikhlasan penjual. Kickbacks berbeda dengan bribery. sepenuhnya kepada keikhlasan penjual. Kickbacks berbeda dengan bribery. Bribery

Bribery pemberinya ti pemberinya tidak “mengorbankan” dak “mengorbankan” suatu suatu penerimaan. Mispenerimaan. Misal, al, apabapabilaila seseorang menyuap atau menyogok seorang penegak hukum, ia seseorang menyuap atau menyogok seorang penegak hukum, ia mengharapkan keringanan hukuman. Sedangkan dalam kickbacks, mengharapkan keringanan hukuman. Sedangkan dalam kickbacks,  pemberinya

 pemberinya pun pun menerima menerima keuntungan keuntungan materi. materi. Dalam Dalam kickbacks kickbacks si si pembuatpembuat keputusan dapat melakukan ancaman yang bisa merupakan pemerasan keputusan dapat melakukan ancaman yang bisa merupakan pemerasan (economic extortion).

(economic extortion).

2.

2. Asset Asset MisappropriatMisappropriationion

Asset Misappropriation atau “pengambilan” aset secara ilegal dalam Asset Misappropriation atau “pengambilan” aset secara ilegal dalam  bahasa

 bahasa sehari-hari sehari-hari disebut disebut mencuri mencuri (larcency). (larcency). Namun, Namun, dalam dalam istilah istilah hukum,hukum, “mengambil” aset secara ilegal yang dilakukan oleh seseorang yang

“mengambil” aset secara ilegal yang dilakukan oleh seseorang yang diberidiberi wewenang untuk mengelola atau mengawasi aset tersebut, disebut menggelapkan wewenang untuk mengelola atau mengawasi aset tersebut, disebut menggelapkan (embezzlement). Dalam fraud tree istilah larcency merupakan sinonim dari (embezzlement). Dalam fraud tree istilah larcency merupakan sinonim dari embezzlement.

embezzlement.

Klasifikasi penjarahan kas dalam tiga bentuk disesuaikan dengan arus Klasifikasi penjarahan kas dalam tiga bentuk disesuaikan dengan arus uang masuk.

(4)

a)

a) SkimmingSkimming

Cara ini terlihat dalam dalam fraud yang sangat dikenal para auditor, yakni Cara ini terlihat dalam dalam fraud yang sangat dikenal para auditor, yakni lapping. Kalau uang sudah masuk kedalam perusahaan dan kemudian baru lapping. Kalau uang sudah masuk kedalam perusahaan dan kemudian baru dijarah, maka fraud ini disebut la

dijarah, maka fraud ini disebut larceny atau pencurian. Sekali arus rceny atau pencurian. Sekali arus uang sudahuang sudah terekam dalam (atau sudah masuk ke) sistem, maka penjarahan ini disebut terekam dalam (atau sudah masuk ke) sistem, maka penjarahan ini disebut fraudulent disbursements yang lebih dekat dengan istilah penggelapan.

fraudulent disbursements yang lebih dekat dengan istilah penggelapan.

b)

b) LarcenyLarceny (pencurian) (pencurian)

Bentuk penjarahan yang paling kuno dan dikenal sejak awal peradaban Bentuk penjarahan yang paling kuno dan dikenal sejak awal peradaban manusia.Peluang untuk terjadinya penjarahan jenis ini berkaitan erat dengan manusia.Peluang untuk terjadinya penjarahan jenis ini berkaitan erat dengan lemahnya sistem pengendalian intern, khususnya yang berkenaan dengan lemahnya sistem pengendalian intern, khususnya yang berkenaan dengan  perlindungan keselamatan aset (safeguarding of assets).

 perlindungan keselamatan aset (safeguarding of assets).

c)

c) fraudulent fraudulent disbursementdisbursementss

sebenarnya salah satu langkah lebih jauh dari pencurian. Sebelum tahap sebenarnya salah satu langkah lebih jauh dari pencurian. Sebelum tahap  pencurian,

 pencurian, ada ada tahap tahap perantara. perantara. Terdapat Terdapat lima lima kolom kolom (sub (sub ranting) ranting) padapada fraudulent disbursements, yaitu :

fraudulent disbursements, yaitu : 1.

1.  billing schemes, billing schemes, 2.

2.  payroll schemes, payroll schemes, 3.

3. expense reinbursement schemes,expense reinbursement schemes, 4.

4. check tampering,check tampering, 5.

5. dan register disbursements.dan register disbursements.

3.

3. Fraudulent StatementsFraudulent Statements

Jenis fraud ini sangaat dikenal para auditor yang melakukan general audit Jenis fraud ini sangaat dikenal para auditor yang melakukan general audit (opinion audit). Dalam cabang dan ranting, ranting pertama menggambarkan (opinion audit). Dalam cabang dan ranting, ranting pertama menggambarkan fraud dalam menyusun laporan keuangan. Fraud ini berupa salah saji fraud dalam menyusun laporan keuangan. Fraud ini berupa salah saji (misstatements baik overstatements maupun understatements). Cabang kedua dari (misstatements baik overstatements maupun understatements). Cabang kedua dari ranting ini ada dua. Pertama, menyajikan aset atau pendapatan lebih tunggu dari ranting ini ada dua. Pertama, menyajikan aset atau pendapatan lebih tunggu dari yang sebenarnya (asset/revenue overstatements). Kedua, menyajikan aset atua yang sebenarnya (asset/revenue overstatements). Kedua, menyajikan aset atua  pendapatan lebih rendah dari yang

(5)

Bentuk yang kedua lebih banyak berhubungan dengan laporan keuangan Bentuk yang kedua lebih banyak berhubungan dengan laporan keuangan yang disampaikan kepada instansi perpajakan atau instansi bea dan cukai. Ranting yang disampaikan kepada instansi perpajakan atau instansi bea dan cukai. Ranting kedua menggambarkan fraud dalam menyusun laporan non keuangan. Fraud ini kedua menggambarkan fraud dalam menyusun laporan non keuangan. Fraud ini  berupa penyampaian

 berupa penyampaian laporan non-keuangan laporan non-keuangan secara secara menyesatkan, lebih menyesatkan, lebih bagus daribagus dari keadaan yang sebenarnya, dan sering kali merupakan pemalsuan atau keadaan yang sebenarnya, dan sering kali merupakan pemalsuan atau  pemutarbalikan

 pemutarbalikan keadaan. keadaan. Bisa Bisa tercantum tercantum dalam dalam dokumen dokumen yang yang dipakai dipakai untukuntuk keperluan intern maupun ekstern.

keperluan intern maupun ekstern.

D.

D. Akuntan Forensik Dan Jenis FraudAkuntan Forensik Dan Jenis Fraud

Akuntansi forensik memusatkan perhatian pada dua cabang fraud tree Akuntansi forensik memusatkan perhatian pada dua cabang fraud tree yaitu corruption dan misappropriation of asset. Sedangkan fraudulent statement yaitu corruption dan misappropriation of asset. Sedangkan fraudulent statement menjadi pusat perhatian dalam audit atas laporan keuangan (general audit atau menjadi pusat perhatian dalam audit atas laporan keuangan (general audit atau opinion audit). Oleh karena itu akuntan forensik atau audit investigatif hampir opinion audit). Oleh karena itu akuntan forensik atau audit investigatif hampir tidak menyentuh fraud yang menyebabkan laporan keuangan menjadi sesat, tidak menyentuh fraud yang menyebabkan laporan keuangan menjadi sesat, dengan dua pengecualian.

dengan dua pengecualian.

Pertama, ketika “regulator” seperti Bappepam, Securities and Exchange Pertama, ketika “regulator” seperti Bappepam, Securities and Exchange Commission, atau Financial Services Authority (OJK, Otoritas Jasa Keuangan) Commission, atau Financial Services Authority (OJK, Otoritas Jasa Keuangan) mempunyai dugaan kuat bahwa laporan audit suatu akuntan publik mengandung mempunyai dugaan kuat bahwa laporan audit suatu akuntan publik mengandung kekeliruan yang serius. Regulator dapat meminta kantor akuntan lain melakukan kekeliruan yang serius. Regulator dapat meminta kantor akuntan lain melakukan  pendalaman, atau mereka sendiri melakukan penyidikan.

 pendalaman, atau mereka sendiri melakukan penyidikan.

Kedua, ketika fraudulent statemens dilakukan dengan pengolahan data Kedua, ketika fraudulent statemens dilakukan dengan pengolahan data secara elektronis, terintegrasi, dan besar-besaran atau penggunaan komputer yang secara elektronis, terintegrasi, dan besar-besaran atau penggunaan komputer yang dominan dalam penyiapan laporan. Selain pertimbangan penyelesaina kasus di dominan dalam penyiapan laporan. Selain pertimbangan penyelesaina kasus di dalam atau diluar pengadilan, juga ada pertimbangan diperlukannya keahlian dalam atau diluar pengadilan, juga ada pertimbangan diperlukannya keahlian khusus , yakni computer forensics.

khusus , yakni computer forensics.

E.

E. Manfaat Fraud TreeManfaat Fraud Tree Fraud

Fraud tree memetakan tree memetakan fraud fraud dalam lingdalam lingkungan kungan kerja kerja dan dan membantumembantu akuntan forensik mengenali dan mendiagnosis fraud yang terjadi. Dengan akuntan forensik mengenali dan mendiagnosis fraud yang terjadi. Dengan memahami gejala-gejala (red flags) dan menguasasi teknik-teknik audit memahami gejala-gejala (red flags) dan menguasasi teknik-teknik audit investigatif, akuntan forensik dapat mendekteksi fraud tersebut.

(6)

 Namun

 Namun kondisi kondisi di di Indonesia Indonesia berbeda berbeda dengan dengan Amerika Amerika Serikat. Serikat. AkuntanAkuntan forensik di Indonesia sebaiknya membuat fraud tree sendiri sehingga forensik di Indonesia sebaiknya membuat fraud tree sendiri sehingga memudahkan dan bermanfaat dalam pemetaannya.

memudahkan dan bermanfaat dalam pemetaannya.

F.

F. Fraud TriangleFraud Triangle

Cressey melakukan penelitian terkait para pegawai yang mencuri uang Cressey melakukan penelitian terkait para pegawai yang mencuri uang  perusahaan (embezzlers),

 perusahaan (embezzlers), hipotesisnya dikenal sebagai hipotesisnya dikenal sebagai fraud triangle fraud triangle atau segitigaatau segitiga fraud.

fraud. ..

Sudut pertama dari fraud triangle adalah pressure, kemudian perceived Sudut pertama dari fraud triangle adalah pressure, kemudian perceived opportunity, dan rationalization.

opportunity, dan rationalization. 1.

1. PressurePressure

Penggelapan uang perusahaan oleh pelakunya bermula dari suatu tekanan Penggelapan uang perusahaan oleh pelakunya bermula dari suatu tekanan (pressure) yang menghimpitnya.Konsep ini disebut preceived non-shareable (pressure) yang menghimpitnya.Konsep ini disebut preceived non-shareable financial need.

financial need.

Crassey menemukan bahwa non-shareable problems yang dihadapi timbul Crassey menemukan bahwa non-shareable problems yang dihadapi timbul dari situasi yang dapat dibagi dalam:

dari situasi yang dapat dibagi dalam: 

 Violation of ascribed obligationViolation of ascribed obligation

Suatu kedudukan dengan tanggung jawab keuangan, membawa konsekuensi Suatu kedudukan dengan tanggung jawab keuangan, membawa konsekuensi tertentu bagi yang bersangkutan dan juga menjadi harapan atasan.

tertentu bagi yang bersangkutan dan juga menjadi harapan atasan. Di sampingDi samping harus jujur, ia dianggap perlu memiliki perilaku tertentu. Jika menghadapi harus jujur, ia dianggap perlu memiliki perilaku tertentu. Jika menghadapi situasi yang melanggar kewajiban terkait dengan jabatannya, ia merasa situasi yang melanggar kewajiban terkait dengan jabatannya, ia merasa masalah yang dihadapinya tidak dapat diungkapkannya kepada orang lain. masalah yang dihadapinya tidak dapat diungkapkannya kepada orang lain.

 Fraud  Fraud Triangle Triangle  Perceive  Perceivedd Opportunity Opportunity  Rationalization  Rationalization  Pressure  Pressure

(7)

Pengungkapan yang bertentangan dengan kewajiban tersebut baginya Pengungkapan yang bertentangan dengan kewajiban tersebut baginya merupakan pengakuan bahwa perilakunya di bawah standar perilaku yang merupakan pengakuan bahwa perilakunya di bawah standar perilaku yang diharapkan darinya.

diharapkan darinya.

 Problems Resulting from Personal FailureProblems Resulting from Personal Failure

Kegagalan pribadi merupakan situasi yang dipersepsikan oleh orang yang Kegagalan pribadi merupakan situasi yang dipersepsikan oleh orang yang mempunyai kedudukan serta dipercaya dalam bidang keuangan, sebagai mempunyai kedudukan serta dipercaya dalam bidang keuangan, sebagai kesalahannya menggunakan akal sehatnya, dan karena itu menjadi tanggung kesalahannya menggunakan akal sehatnya, dan karena itu menjadi tanggung  jawab

 jawab pribadinya. pribadinya. Sehingga Sehingga ia ia takut takut mengungkapkan kegagalan mengungkapkan kegagalan tersebut tersebut dandan takut kehilangan status sebagai orang yang dipercaya.

takut kehilangan status sebagai orang yang dipercaya. 

 Business ReversalsBusiness Reversals

Kegagalan bisnis dipersepsikan sebagai kegagalan yang berada diluar dirinya Kegagalan bisnis dipersepsikan sebagai kegagalan yang berada diluar dirinya atau diluar kendalinya, misal karena inflasi yang tinggi, atau krisis moneter, atau diluar kendalinya, misal karena inflasi yang tinggi, atau krisis moneter, tingkat bunga yang tinggi, dan lain-lain. Namun yang bersangkutan tidak mau tingkat bunga yang tinggi, dan lain-lain. Namun yang bersangkutan tidak mau mengungkapkan permasalahannya karena tidak mau dianggap sebagai orang mengungkapkan permasalahannya karena tidak mau dianggap sebagai orang yang gagal.

yang gagal. 

 Physical IsolationPhysical Isolation

Merupakan situasasi keterpurukan dalam kesendirian. Dalam situasi ini, Merupakan situasasi keterpurukan dalam kesendirian. Dalam situasi ini, orang itu bukan tidak mau berbagi keluhan dengan orang lain. Ia tidak orang itu bukan tidak mau berbagi keluhan dengan orang lain. Ia tidak mempunyai orang lain tempat ia

mempunyai orang lain tempat ia berkeluh dan mengungkapkan masalahnya.berkeluh dan mengungkapkan masalahnya.

 Status GainingStatus Gaining

Situasi ini merupakan kebiasaan (buruk) untuk tidak mau kalah dengan Situasi ini merupakan kebiasaan (buruk) untuk tidak mau kalah dengan “tetangga”. Pelaku

“tetangga”. Pelaku  berusaha  berusaha mempertahankan mempertahankan status status atau atau pelaku pelaku berusahaberusaha meningkatkan status. Masalah menjadi non-shareable ketika orang tersebut meningkatkan status. Masalah menjadi non-shareable ketika orang tersebut tidak mampu secara finansial untuk menaikkan status dan tidak bisa tidak mampu secara finansial untuk menaikkan status dan tidak bisa menerima kenyataan kalau harus tetap berada di status yang sekarang atau menerima kenyataan kalau harus tetap berada di status yang sekarang atau  bahkan turun status.

 bahkan turun status. 

 Employer-Employee RelationsEmployer-Employee Relations

Situasi ini mencerminkan kekesalan/ kebencian seorang pegawai yang Situasi ini mencerminkan kekesalan/ kebencian seorang pegawai yang menduduki jabatan yang dipegangnya sekarang, tetapi pada saat yang sama ia menduduki jabatan yang dipegangnya sekarang, tetapi pada saat yang sama ia merasa tidak ada pilihan baginya, yakni ia tetap harus menjalankan apa yang merasa tidak ada pilihan baginya, yakni ia tetap harus menjalankan apa yang harus dikerjakannya sekarang. Kekesalan itu bisa terjadi karena ia merasa gaji harus dikerjakannya sekarang. Kekesalan itu bisa terjadi karena ia merasa gaji atau imbalan lainnya tidak layak dengan pekerjaan atau kedudukannya, atau atau imbalan lainnya tidak layak dengan pekerjaan atau kedudukannya, atau

(8)

ia merasa beban pekerjaannya teramat banyak, atau ia merasa kurang ia merasa beban pekerjaannya teramat banyak, atau ia merasa kurang mendapat penghargaan batiniah (pujian).

mendapat penghargaan batiniah (pujian).

2.

2. Perceived OpportunityPerceived Opportunity  Non-shareable

 Non-shareable financial financial problem problem menciptakan menciptakan motif motif bagi bagi terjadinyaterjadinya kejahatan. Akan tetapi, pelaku kejahatan harus mempunyai persepsi bahwa ada kejahatan. Akan tetapi, pelaku kejahatan harus mempunyai persepsi bahwa ada  peluang

 peluang baginya baginya untuk untuk melakukan melakukan kejahatan kejahatan tanpa tanpa diketahui diketahui orang. orang. Ada Ada duadua komponen terkait perceived opportunity, yaitu :

komponen terkait perceived opportunity, yaitu : a.

a. general information, merupakan pengetahuan bahwa kedudukan yanggeneral information, merupakan pengetahuan bahwa kedudukan yang mengandung trust (kepercayaan) dapat dilanggar tanpa konsekuensi, misalnya mengandung trust (kepercayaan) dapat dilanggar tanpa konsekuensi, misalnya melihat pengalaman orang lain yang melakukan fraud tanpa ketahuan.

melihat pengalaman orang lain yang melakukan fraud tanpa ketahuan.  b.

 b. Technical skill, merupakan ketrampilan atau keahlian yang dibutuhkan untukTechnical skill, merupakan ketrampilan atau keahlian yang dibutuhkan untuk melakasanakan kejahatan tersebut, misalnya petugas yang menangani melakasanakan kejahatan tersebut, misalnya petugas yang menangani rekening koran di bank, mencuri dari nasabah yang jarang bertransaksi.

rekening koran di bank, mencuri dari nasabah yang jarang bertransaksi.

3.

3. RationalizationRationalization

Rationalization (rasionalisasi) adalah mencari pembenaran sebelum Rationalization (rasionalisasi) adalah mencari pembenaran sebelum melakukan kejahatan, bukan sesudahnya. Rationalization diperlukan agar si melakukan kejahatan, bukan sesudahnya. Rationalization diperlukan agar si  pelaku

 pelaku dapat dapat mencerna mencerna perilakunya perilakunya yang yang melawan melawan hukum hukum untuk untuk tetaptetap mempertahankan jati dirinya sebagai orang yang dipercaya. Setelah kejahatan mempertahankan jati dirinya sebagai orang yang dipercaya. Setelah kejahatan dilakukan, rationalization ini ditinggalkan karena tidak diperlukan lagi. Ketika dilakukan, rationalization ini ditinggalkan karena tidak diperlukan lagi. Ketika  pertama kali manusia akan berbuat kejahatan atau pelan

 pertama kali manusia akan berbuat kejahatan atau pelanggaran, ada perasaan tidakggaran, ada perasaan tidak enak dan melakukan pembenaran-pembenaran untuk perilakunya. Ketika enak dan melakukan pembenaran-pembenaran untuk perilakunya. Ketika  perbuatan itu sukses, akan mengulang

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan ini, maka penelitian ini menjadi penting untuk mengungkap bagaimana peranan sertifikasi halal, dan variabel minat beli (sikap, norma subjektif, dan kontrol

[r]

- Mampu menjelaskan dan memberikan contoh dengan sangat tepat - Mampu menjelaskan dan memberikan contoh dengan tepat - Mampu menjelaskan dan memberikan contoh dengan

1) Sistem pengolahan air limbah yang ada di permukiman dinilai Buruk oleh masyarakat (50%), hal ini timbul karena dari program KOTAKU sendiri telah melakukan program

Pengendalian intern akuntansi pembelian mempunyai tujuan untuk menjaga alur informasi dari kas yang digunakan perusahaan untuk aktifitas perusahaan. Pengendalian intern

Terdapat beberapa tahapan penelitian serta pengolahan data yang meliputi, pengolahan data pengamatan harian pasang surut, pengolahan data penurunan tanah, pembentukan

Dugaan subdivisi genetik pada populasi ikan ini juga didukung oleh data frekuensi ha- plotipe; frekuensi dua jenis haplotipe yang pa- ling sering muncul (ABA dan ABB), pada po-