• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan kreativitas dan prestasi belajar matematika siswa kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor dengan menggunakan pendekatan PMRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan kreativitas dan prestasi belajar matematika siswa kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor dengan menggunakan pendekatan PMRI"

Copied!
433
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IIIA SD NEGERI 1 KEBONDALEM LOR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disusun oleh: Dwi Dian Mayasari 111134108. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IIIA SD NEGERI 1 KEBONDALEM LOR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disusun oleh: Dwi Dian Mayasari 111134108. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014. i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini ku persembahkan untuk:  Allah SWT yang telah memberikan kehidupan dan kasih_Nya kepadaku.  Kedua orang tuaku Bapak Marno dan Ibu Istatik yang selalu memberikan dukungan moral dan material serta doa untuk kesuksesanku.  Kakakku Linda dan Adikku Dewi serta seluruh keluarga besarku yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu yang selalu memberikanku dukungan.  Orang-orang terdekatku Mas Angga, Riris, Dyah, Dian, Arisma, dan Angela yang selalu memberikanku semangat.  Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. dan Ibu Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. yang tak pernah berhenti untuk membimbingku.  Seluruh dosen PGSD USD yang telah memberikan pengalaman belajar luar biasa di kampus tercinta.  Teman-teman satu payungku Riris Afrilianti dan Duwi Purwanti yang selalu memberikan bantuan dan motivasi.  Teman-teman satu bimbingan (saudara tiri) yang memberikan dukungan.  Teman-teman kelas D PGSD USD angkatan 2011 yang memberikan semangat padaku.  Teman-temanku di kos Sekartaji yang menjadi keluarga dari pertama aku menginjakan kaki di Yogyakarta.  Teman-teman GRISADHA dan pelatihku Mas Agus yang memberikanku pengalaman menari yang luar biasa.  Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menuntunku untuk menjadi calon pendidik.. iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO.  Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving. -Albert Einstein Ketika seseorang menghina kamu, itu adalah sebuah pujian bahwa selama ini mereka menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan kamu, bahkan ketika kamu tidak memikirkan mereka. -B.J. Habibie Tidak ada yang namanya masalah besar karena Tuhanku adalah yang terbesar “Allahuakbar”. -Dwi Dian Mayasari-. v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK Mayasari, Dwi Dian. 2014. Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor dengan Menggunakan Pendekatan PMRI. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Mata pelajaran matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan pelaksanaannya belum menggunakan pendekatan belajar yang sesuai. Hal tersebut menyebabkan kreativitas dan prestasi belajar siswa belum optimal, sehingga peneliti melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui penerapan pendekatan PMRI dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 1 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor yang berjumlah 25 siswa. Objek penelitian adalah kreativitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan konteks, model, konstruksi siswa, interaktivitas, dan keterkaitan pada pembelajaran dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar. Kreativitas ditunjukan oleh kemampuan mengemukakan ide, mengajukan ide yang tidak biasa, menghasilkan ide berdasarkan pemikirannya sendiri, serta menguraikan ide secara rinci, sedangkan prestasi belajar ditunjukan oleh rata-rata nilai dan jumlah siswa lulus KKM. Hasil observasi menunjukan adanya peningkatan rata-rata tiap indikator kreativitas yaitu indikator kelancaran dari 2,84 menjadi 4,64, indikator keluwesan dari 2,32 menjadi 3,67, indikator keaslian dari 1,52 menjadi 2,97, dan indikator keterperincian dari 2,08 menjadi 3,68. Rata-rata keseluruhan skor kreativitas siswa meningkat dari 8,76 menjadi 14,96. Rata-rata nilai siswa juga mengalami peningkatan dari 69,9 menjadi 81,36. Persentase jumlah siswa yang lulus KKM juga meningkat dari 76,5% menjadi 92%. Pendekatan PMRI terlihat dalam kegiatan pembelajaran yang ditunjukan ketika melakukan tanya jawab, demonstrasi, bekerja kelompok, dan presentasi. Guru diharapkan menggunakan pendekatan PMRI dalam pembelajaran matematika agar meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Kata kunci: kreativitas, prestasi belajar, pendekatan PMRI.. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT Mayasari, Dian Dwi. 2014. Improving the Creativity and Mathematics Learning Achievement to the Students Grade IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor Using PMRI Approach. Thesis. Yogyakarta: Program Studies of Elementary School Teachers Education. Mathematics is regarded as a difficult subject and the implementation has not used an appropriate learning approach. That situation causes the creativity and student achievement is not optimum so this research was conducted to knowing the application of PMRI approach in mathematics to improve creativity and achievement of student in IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor. This research is a Class Action Research conducted in one cycle. The subjects are students of class IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor that totaling 25 students. The object of research are creativity and student achievement in mathematics. Data collection techniques used interviews, observation, and documentation. The results showed that through the use of context, models, students construction, interactivity, and intertwining in learning activity can increased the creativity dan achievement. Creativity that shown by the ability to express ideas, put forward the idea that unusual, generate ideas based on his own ideas, as well as outlining the idea in detail and achievement that shown by the average value and the number of students graduating from KKM. The results of observations show an average increase creativity of each indicator is an fluency from 2.84 to 4.64, flexibility from 2.32 to 3.67, originality from 1.52 to 2.97, and detail of 2 , 08 to 3.68. The average all of students creativity has increased from 8,76 to 14,96. The average value of students has increased from 69.9 to 81.36. The percentage of students who passed the KKM also increased from 76.5% to 92%. PMRI approach has shown when doing a question and answer, demonstrations, group work, and presentations. Teacher can use PMRI approach in mathematic to increase the creativity and achievement. Keywords: creativity, learning achievement, PMRI approach. ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IIIA SD NEGERI 1 KEBONDALEM LOR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI.” Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada program studi PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari dorongan, perhatian, dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. selaku dosen pembimbing I dan Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan selama proses penelitian dan penulisan skripsi hingga selesai. 4. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan berbagai pengalamannya. 5. Sekertariat PGSD Sanata Dharma yang telah memberikan bantuan kepada peneliti. 6. Tri Suhartini, S.Pd, selaku kepala SD Negeri 1 Kebondalem Lor yang telah bersedia memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas. 7. Tri Winarti, S.Pd, selaku guru kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor yang telah bersedia memberikan bantuan dalam proses penelitian.. x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... iv MOTTO ............................................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................................... vii ABSTRAK .................................................................................................................... viii ABSTRACT .................................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................................. xii DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1 1.2. Batasan Masalah .................................................................................................. 9 1.3. Rumusan Masalah ............................................................................................. 10 1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 10 1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 11. xii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.6. Definisi Operasional .......................................................................................... 12 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teori .................................................................................................... 14 2.1.1. Teori Belajar yang Mendukung .................................................................... 14 2.1.2. Kreativitas ...................................................................................................... 16 2.1.3. Prestasi Belajar .............................................................................................. 31 2.1.4. Karakteristik anak SD .................................................................................... 36 2.1.5. Matematika .................................................................................................... 38 2.1.6. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ................ 41 2.2 Penelitian yang Relevan ..................................................................................... 50 2.3 Desain Diagram Penelitian yang Relevan .......................................................... 54 2.4 Kerangka Berpikir .............................................................................................. 56 2.5 Hipotesis Tindakan ............................................................................................ 58 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian.................................................................................................. 60 3.2. Setting Penelitian .............................................................................................. 62 3.3. Desain Penelitian .............................................................................................. 63 3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 68 3.5. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................... 73 3.6. Validitas, Reliabilitas dan Indeks Kesukaran ................................................... 79 3.7. Teknik Analisis Data....................................................................................... 107 3.8. Indikator Keberhasilan ................................................................................... 113. xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3.8. Jadwal Penelitian ............................................................................................ 114 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ............................................................................................... 116 4.1.1. Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas .................................... 116 4.1.2. Kreativitas ............................................................................................. 135 4.1.3. Prestasi Belajar...................................................................................... 142 4.2. Pembahasan..................................................................................................... 146 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 165 5.2. Keterbatasan ................................................................................................... 166 5.3. Saran .............................................................................................................. 167 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 169 LAMPIRAN ................................................................................................................. 176 BIODATA PENELITI ................................................................................................. 409. xiv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL 2.1. Deskriptor pada Indikator Kreativitas ...................................................................... 24 3.1. Kisi-Kisi Wawancara Sebelum dan Sesudah Penelitian .......................................... 74 3.2.Pedoman Wawancara Sebelum dan Sesudah Penelitian ........................................... 74 3.3. Lembar Observasi Pembelajaran.............................................................................. 75 3.4. Kisi-kisi Observasi Kreativitas ............................................................................... 76 3.5. Lembar Observasi Kreativitas Siswa ...................................................................... 76 3.6. Kisi-Kisi Soal Evaluasi ........................................................................................... 78 3.7. Hasil Validitas Silabus ............................................................................................. 85 3.8. Hasil Validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..................................... 87 3.9. Hasil Validitas Lembar kerja siswa (LKS) .............................................................. 90 3.10. Hasil Validitas Bahan Ajar..................................................................................... 92 3.11. Hasil Validitas Soal Evaluasi ................................................................................. 94 3.12. Hasil Validitas Pedoman Wawancara .................................................................... 96 3.13. Hasil Validitas Lembar Observasi Kreativitas ....................................................... 98 3.14. Validitas soal evaluasi berdasarkan SPSS ............................................................ 101 3.15. Kriteria Koefisien Reliabilitas.............................................................................. 103 3.16. Hasil Penghitungan Reliabilitas ........................................................................... 104 3.17. Kriteria Indeks Kesukaran Soal ........................................................................... 105 3.18. Hasil Kriteria Indeks Kesukaran pada Soal Evaluasi ........................................... 106 3.19. Indikator Keberhasilan Kreativitas dan Prestasi Belajar Siswa ........................... 113 3.20. Jadwal Penelitian.................................................................................................. 115. xv.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4.1. Hasil Observasi Kreativitas ................................................................................... 135 4.2. Jumlah skor pada Setiap Indikator ......................................................................... 137 4.3. Rata-rata Keseluruhan Skor Kreativitas Siswa ...................................................... 140 4.4. Hasil Evaluasi......................................................................................................... 142 4.5. Kondisi Awal, Indikator Keberhasilan Tindakan, dan Realisasi Tindakan ........... 147. xvi.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR 2.1. Indikator Kreativitas Siswa ...................................................................................... 21 2.2. Desain Diagram Penelitian yang Relevan ................................................................ 54 3.1. Model Penelitian Kelas Menurut Kemmis dan Mctaggart ...................................... 61 4.1. Guru Menggunakan Media Pembelajaran.............................................................. 120 4.2. Siswa Melakukan Pengukuran pada Bangun Datar ............................................... 120 4.3. Siswa Menuliskan Hasil Pekerjaannya .................................................................. 125 4.4. Siswa Bekerjasama dalam Kelompok. ................................................................... 129 4.5. Grafik Peningkatan Rata-rata Tiap Indikator Kreativitas ...................................... 139 4.6. Grafik Peningkatan Rata-rata Keseluruhan Skor Kreativitas Siswa ...................... 141 4.7. Grafik Peningkatan Rata-rata Nilai Siswa ............................................................. 144 4.8. Grafik Peningkatan Persentase jumlah siswa lulus KKM...................................... 145 4.9. Siswa Menjawab Pertanyaan dari Guru ................................................................. 149 4.10. Siswa Melakukan Pengukuran dan Penghitungan .............................................. 150 4.11. Siswa Siswa Menuliskan Hasil Pengukuran ........................................................ 151 4.12. Siswa Bekerja secara kelompok ........................................................................... 153 4.13. Siswa Mengerjakan Soal pada LKS ..................................................................... 155 4.14. Hasil Pekerjaan Siswa .......................................................................................... 156 4.15.Contoh Refleksi Siswa .......................................................................................... 159 4.16. Nilai Tertinggi siswa pada Evaluasi ..................................................................... 162 4.17. Nilai Terendah siswa pada Evaluasi .................................................................... 163. xvii.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat ijin sebelum penelitian dan surat keterangan telah melakukan penelitian ...... 177 2. Observasi pembelajaran dan kreativitas ................................................................... 180 3. Pedoman serta hasil wawancara sebelum dan setelah tindakan ............................... 197 4. Kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan kunci jawaban ........................................ 210 5. Validitas instrumen pembelajaran dan penelitian .................................................... 221 6. Validitas, reliabilitas, dan taraf kesukaran soal evaluasi .......................................... 250 7. Perangkat pembelajaran ........................................................................................... 255 8. Daftar nilai kondisi awal dan setelah tindakan ........................................................ 395 9. Hasil pekerjaan siswa ............................................................................................... 398 10. Foto-foto Kegiatan ................................................................................................. 413. xviii.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan memuat enam hal yang dibahas. Enam hal tersebut adalah latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan pengertian. 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu lembaga yang terdapat di masyarakat. Lembaga ini memiliki struktur pengelolaan yang resmi dan aturan-aturan yang perlu dipatuhi oleh seluruh anggotanya. Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan Ahmadi (2014: 82) yaitu bahwa sekolah merupakan lembaga sosial yang terikat pada aturan formal serta berkembang dari dan untuk masyarakat. Berkembangnya sekolah berasal dari partisipasi. masyarakat, sebaliknya. pendidikan yang diperoleh masyarakat berasal dari peranan sekolah. Sekolah memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Masyarakat dalam konteks ini adalah siswa-siswa yang memperoleh pendidikan di sekolah. Satiadarma & Waruwu (2003: 2) mengungkapkan bahwa kebutuhan siswa antara lain adalah memperoleh pendidikan untuk mencapai prestasi tertentu demi mempersiapkan diri mereka kelak hidup bermasyarakat. Sekolah memberikan pendidikan untuk membantu siswa dalam memperoleh prestasi belajar dan pengalaman berharga sebagai bekal hidup bermasyarakat melalui kegiatan belajar.. 1.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh siswa di sekolah berlangsung dari pertama kali datang hingga pulang meninggalkan sekolah. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh siswa dapat membuat perubahan tingkah laku. Hal ini diungkapkan oleh Bourne & Ekstrand (Mustaqim, 2001: 33) yang menyatakan bahwa belajar merupakan aktivitas untuk memperoleh pengalaman serta latihan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku secara relatif. Melalui pengalaman serta latihan, maka terjadilah perubahan tingkah laku yang menandakan bahwa siswa telah belajar. Belajar dapat mengembangkan kreativitas siswa. Contoh kreativitas siswa adalah kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Guildford (Santrock, 2009: 21) menyatakan bahwa “Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir mengenai sesuatu dalam cara yang baru dan tidak biasa serta memikirkan solusi-solusi unik terhadap masalah.” Siswa yang memiliki kreativitas tidak hanya sekedar mampu menyelesaikan permasalahan, namun solusi yang ditawarkan adalah solusi yang berbeda dari biasanya. Siswa dapat memikirkan cara baru untuk pemecahan masalah, sehingga kemampuan berpikir tersebut tidak biasa dan dikatakan sebagai suatu pemikiran yang unik. Siswa. dapat. mengembangkan. kreativitas. yang. dimilikinya.. Berkembangnya kreativitas tersebut dapat menuntun siswa dalam mencapai prestasi belajar. Prestasi belajar sendiri oleh Djamarah (Susanti, Budiyono, & Sujadi, 2011: 298) diartikan sebagai “Sesuatu yang telah dapat diciptakan, hasil.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja sebagai suatu hasil pekerjaan tertentu yang telah dilakukan.” Prestasi belajar dihasilkan atas pekerjaan yang telah dilakukan oleh siswa, sehingga prestasi belajar perlu dicapai oleh setiap siswa. Supardi (2012: 251) juga menambahkan bahwa prestasi belajar merupakan salah satu indikator yang sangat penting dalam keseluruhan proses pendidikan pada umumnya dan proses belajar pada khususnya untuk menentukan keberhasilan suatu proses belajar. Jadi, prestasi belajar merupakan acuan keberhasilan siswa ketika melakukan suatu proses belajar. Siswa dinyatakan berhasil dalam proses belajar yang telah dilakukannya ketika mencapai prestasi belajar tertentu. Prestasi belajar dapat dicapai oleh setiap siswa pada mata pelajaran yang ada di sekolah. Jupri (2005: 129) menyatakan bahwa salah satu mata pelajaran wajib di sekolah dasar adalah matematika. Pentingnya mata pelajaran matematika bagi siswa membuat guru perlu memikirkan pendekatan yang sesuai. Suryanto (2010: 6) mengungkapkan bahwa guru bukanlah pusat dari pembelajaran, sehingga pada setiap kegiatan belajar matematika siswa aktif mencari dan guru mendampingi. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa kunci kebermaknaan dalam pembelajaran matematika adalah distribusi serta keikutsertaan siswa, sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajarnya. Prestasi belajar siswa tidak tercapai secara maksimal apabila terdapat permasalahan yang muncul pada pembelajaran. Wijaya & Heck (Kusumaningtyas, 2013: 2) mengungkapkan bahwa siswa di Indonesia menganggap matematika.

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. merupakan mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Anggapan siswa tersebut dapat menimbulkan permasalahan dalam pendidikan matematika, yaitu prestasi belajar siswa yang rendah. Permasalahan pada pembelajaran matematika peneliti temukan di SD Negeri 1 Kebondalem Lor. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IIIA pada tanggal 2 April 2014. Berikut ini adalah kutipan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor yang mengungkapkan bahwa “Mungkin karena pada diri anak-anak itu sudah tertanam kalau matematika sulit jadi waktu pembelajaran mereka jadi kurang semangat tidak seperti pembelajaran yang lainnya mbak. Gatau juga ya mbak, sulit banget mengubah persepsi anak seperti itu” (Komunikasi pribadi, 2 April 2014). Pernyataan guru menegaskan bahwa siswa memiliki pandangan mengenai sulitnya materi pada mata pelajaran matematika, sehingga siswa menjadi kurang semangat dalam mengikuti pelajaran. Guru juga menambahkan bahwa siswa masih kesulitan pada materi belajar tentang pemecahan permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari berkaitan dengan penghitungan matematika. Guru mengungkapkan bahwa “Kalau untuk materi lain ki menerangkannya enggak sampai berulang-ulang gitu, tapi kalau sudah sampai materi bangun datar terutama soal cerita saya bisa mengulangi menerangkan sampai berkali-kali. Itu saja kadang tetap ada yang enggak-dong, mbak” (Komunikasi pribadi, 2 April 2014). Pengulangan dan bimbingan telah dilakukan oleh guru, namun mata pelajaran matematika.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. khususnya pada materi bangun datar tetap membuat siswa merasa kesulitan untuk memahaminya. Wawancara kedua peneliti lakukan pada tanggal 5 April 2014 berkaitan dengan prestasi belajar dan kreativitas siswa pada pembelajaran matematika. Guru mengungkapkan bahwa prestasi belajar matematika siswa termasuk dalam kategori sedang seperti yang diungkapkan dalam wawancara, “Masih cukup mbak. ...rata-rata ulangan tiap kompetensi termasuknya lumayan lah mbak kadang bisa 70, kan KKM mata pelajaran matematika 60. Ya termasuk rendah dibandingkan mata pelajaran lainnya” (Komunikasi Pribadi, 5 April 2014). Guru menegaskan bahwa KKM mata pelajaran matematika adalah 60 dan termasuk dalam kategori rendah, namun prestasi belajar siswa memiliki kriteria cukup karena rata-rata nilai satu kelas dapat mencapai lebih dari 60 yaitu 70. Kriteria tingkat prestasi belajar yang disampaikan oleh guru merupakan data awal yang digunakan peneliti untuk menentukan tingkat prestasi belajar siswa secara umum. Hasil wawancara juga menunjukan bahwa tingkat kreativitas siswa masih kurang. Guru kelas IIIA mengungkapkan bahwa “Kreativitas anak-anak masih kurang menurut saya. Anak-anak itu takut salah, biasanya kalau pelajaran banyak yang diam aja, dan kalau saya tanya cara mengerjakan soal ini misalnya ya pada gamau jawab gitu” (Komunikasi pribadi, 5 April 2014). Siswa di kelas diam saja karena takut salah. Penjelasan mengenai hasil pekerjaan siswa itu sendiri juga tidak dilakukan ketika guru bertanya. Hasil wawancara berkaitan.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. dengan tingkat kreativitas siswa menjadi data awal yang digunakan oleh peneliti untuk menentukan tingkat kreativitas secara umum. Tanggal. 14. April. 2014,. peneliti. melakukan. observasi. proses. pembelajaran di kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor pada mata pelajaran matematika. Peneliti. memperoleh kondisi. awal. kreativitas siswa. pada. pembelajaran matematika di kelas IIIA melalui observasi tersebut. Observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran matematika kelas IIIA, mengacu pada indikator kreativitas. Peneliti menggunakan empat indikator kreativitas yang telah peneliti susun yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian, dan keterperincian. Kelancaran merupakan kemampuan seseorang dalam mengajukan berbagai ide. Keluwesan merupakan kemampuan seseorang dalam menghasilkan ide yang tidak biasa. Keaslian merupakan kemampuan menghasilkan karya asli berdasarkan pemikiran sendiri. Keterperincian merupakan kemampuan dalam mengarahkan ide secara rinci. Indikator pertama yaitu kelancaran diperlihatkan oleh setiap siswa sebanyak 2,84 kali. Indikator kedua yaitu keluwesan diperlihatkan oleh setiap siswa sebanyak 2,32 kali. Indikator ketiga yaitu keaslian diperlihatkan oleh setiap siswa sebanyak 1,52 kali. Indikator keempat yaitu keterperincian diperlihatkan oleh setiap siswa sebanyak 2,08 kali. Hasil observasi kreativitas siswa juga menunjukan bahwa rata-rata kreativitas yang diperlihatkan oleh setiap siswa dalam setiap pertemuan sebanyak 8,76 kali..

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. Peneliti juga melakukan pengamatan terhadap dokumen. Dokumen tersebut adalah nilai siswa mata pelajaran matematika materi penyelesaian masalah sehari-hari pada bangun datar persegi dan persegi panjang tahun ajaran 2011/2012 dan 2012/2013 semester 2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tahun ajaran 2011/2012 dan 2012/2013 adalah 60. Siswa yang telah mencapai KKM pada tahun ajaran 2011/2012 semeter 2 sebanyak 20 siswa (80%), sedangkan 5 siswa (20%) belum mencapai KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 71,64. Tahun ajaran 2012/2013 pada semester 2 sebanyak 24 siswa (73%) telah mencapai KKM, sedangkan 9 siswa (27%) belum mencapai KKM dan nilai ratarata yang diperoleh adalah 68,15. Kedua data pada tahun ajaran 2011/2012 dan 2012/2013 menunjukan rata-rata persentase siswa yang telah mencapai KKM adalah 76,5% dan rata-rata nilai siswa adalah 69,9. Rata-rata persentase dan nilai tersebut menjadi data kondisi awal yang telah dicapai oleh siswa. Hasil wawancara dengan guru kelas IIIA, observasi di kelas IIIA, dan pengamatan dokumen di lapangan menunjukan bahwa kreativitas dan prestasi belajar siswa kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor masih perlu ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkannya adalah dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dalam pembelajaran matematika. Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Pendekatan belajar tersebut diungkapkan oleh Suryanto (2010: 53) yaitu pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning), PAKEM (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), konstruktivisme, dan PMRI.

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia). Pendekatan CTL, PAKEM, dan konstruktivisme merupakan pendekatan belajar yang dapat digunakan secara umum untuk semua mata pelajaran, sedangkan pendekatan belajar yang secara khusus digunakan pada pembelajaran matematika adalah pendekatan PMRI. Pendekatan PMRI memberikan pengalaman belajar yang bermakna pada siswa. Wijaya (2012: 20) mengungkapkan bahwa Pendekatan PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) menumbuhkan suatu kebermaknaan pada pembelajaran melalui pengalaman nyata yang terdapat pada kehidupan seharihari. Selaras dengan pernyataan Wijaya, Muchlis (2012: 137) juga menegaskan bahwa PMRI menekankan pembelajaran matematika yang bermakna dengan mengaitkan. kehidupan. nyata. sehari-hari. yang. bersifat. realistik. serta. mengembangkan kemampuan dalam memecahan masalah. PMRI merupakan pendekatan pembelajaran yang dalam kegiatan belajarnya siswa mencoba untuk mengembangkan kemampuan berpikir dalam memecahkan permasalahan melalui pengalaman yang ada pada kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan pendekatan PMRI agar dalam pembelajaran siswa dapat mengemukakan berbagai ide yang dimilikinya, mengajukan cara yang berbeda dari biasa untuk menyelesaikan masalah, menghasilkan ide berdasarkan pemikirannya sendiri, dan menguraikan idenya secara rinci. Penggunaan pendekatan PMRI bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar matematika siswa. Alasan peneliti menggunakan pendekatan PMRI karena penelitian-penelitian sebelumnya telah membuktikan.

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. keberhasilan PMRI dalam meningkatkan pembelajaran matematika. Muchlis (2012) dan kusumaningtyas, Wardono, & Sugiarto (2013) telah membuktikan bahwa pendekatan PMRI dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Rismawati (2011) telah membuktikan bahwa pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada penyelesaian soal cerita. Saefudin (2012) membuktikan bahwa pendekatan PMRI dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki oleh siswa. Berbagai uraian mengenai penelitian terdahulu dan pendapat para ahli merupakan alasan peneliti menggunakan pendekatan PMRI dalam upaya untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Alasan peneliti diperkuat oleh pendapat Siswono (2006: 3) yang mengatakan bahwa masalah dan situasi nyata dalam PMRI memiliki fungsi sebagai sumber dari proses belajar yang digunakan untuk menunjukan serta menerapkan konsep-konsep matematika. Penanaman konsep dalam pembelajaran matematika dapat berhasil ketika pembelajaran tersebut menggunakan pendekatan PMRI. Peneliti yakin bahwa penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan proses pembelajaran matematika, oleh karena itu peneliti melakukan penelitian yang berjudul ”Peningkatan kreativitas dan prestasi belajar matematika siswa kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor dengan menggunakan pendekatan PMRI.” 1.2. Batasan Masalah Peneliti melakukan batasan masalah pada penelitian ini. Batasan masalah tersebut adalah:.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.2.1.. 10. Kreativitas dibatasi pada materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas bangun datar (persegi dan persegi panjang).. 1.2.2.. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dibatasi pada materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas bangun datar (persegi dan persegi panjang).. 1.2.3.. Materi pembelajaran matematika dibatasi pada Standar Kompetensi 5. Menghitung. keliling,. luas. persegi. dan. persegi. panjang,. serta. penggunaannya dalam pemecahan masalah dan Kompetensi Dasar 5.3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang. 1.2.4.. Pendekatan. pembelajaran. dibatasi. pada. pendekatan. Pendidikan. Matematika Realistik Indonesia (PMRI). 1.3. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: 1.3.1.. Bagaimana penerapan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan kreativitas siswa kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor?. 1.3.2.. Bagaimana penerapan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor?. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dibuat berdasarkan rumusan masalah dari penelitian ini. Tujuan penelitian adalah untuk:.

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.4.1.. 11. Mengetahui penerapan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan kreativitas belajar matematika siswa kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor.. 1.4.2.. Mengetahui penerapan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor.. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi peneliti Penelitian ini dapat memberikan pengalaman tentang penerapan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika yang dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar matematika siswa kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor. 1.5.2. Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini diharapkan dapat menambah karya ilmiah yang terdapat di Universitas Sanata Dharma. 1.5.3. Bagi peserta didik Penelitian ini dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik kelas IIIA pada mata pelajaran matematika khususnya tentang materi luas dan keliling bangun datar (persegi dan persegi panjang) serta cara menyelesaikan permasalahan sehari-hari dengan menggunakan pendekatan PMRI..

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. 1.5.4. Bagi pendidik 1.5.5.. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pendidik mengenai pendekatan PMRI dalam pembelajaran matematika yang berkaitan dengan cara menyelesaikan permasalahan sehari-hari.. 1.6. Definisi Oprasional Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.6.1.. Kreativitas. merupakan. kemampuan. berpikir. seseorang. dalam. mengemukakan berbagai ide yang dimilikinya, mengajukan cara yang berbeda dari biasanya, menghasilkan ide berdasarkan pemikiran sendiri, serta menguraikan ide secara rinci untuk menyelesaikan suatu permasalahan tertentu. 1.6.2.. Prestasi belajar merupakan segala sesuatu yang telah diciptakan dan dihasilkan dari keuletan sehingga tercapailah hasil belajar dengan kriteria tertentu.. 1.6.3.. PMRI merupakan pendekatan belajar yang menekankan pembelajaran matematika bermakna dengan mengkaitkan kehidupan sehari-hari yang realistik serta menyajikan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk berperan aktif sehingga siswa diberi kesempatan untuk memecahkan permasalahan tertentu dengan caranya sendiri dan pembelajaran menjadi menyenangkan.. 1.6.4.. Matematika merupakan ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar,.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. analisis, dan geometri yang berfungsi sebagai penghubung suatu informasi. 1.6.5.. Siswa SD merupakan siswa dengan rentang usia 7-12 tahun dan berada pada fase operasional konkret yang pada fase tersebut siswa sudah mulai mampu berpikir secara logis walaupun masih terikat dengan objek-objek yang bersifat nyata..

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI Bab landasan teori membahas mengenai tinjauan teori, penelitian yang relevan, desain diagram penelitian yang relevan, kerangka berfikir, dan hipotesis penelitian. Peneliti membahas mengenai teori-teori yang relevan dengan penelitian pada tinjauan teori. Hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini juga peneliti bahas pada penelitian yang relevan. Pembahasan setelah penelitian yang relevan adalah desain diagram penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis pada penelitian ini. 2.1. Tinjauan Teori Peneliti membahas mengenai teori belajar yang mendukung, kreativitas, prestasi belajar, karakteristik siswa SD, matematika, dan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Matematika (PMRI) dalam tinjauan teori. Uraian mengenai tinjauan teori adalah sebagai berikut. 2.1.1. Teori Belajar yang Mendukung Belajar adalah aktivitas yang dilakukan setiap siswa. Rahayu (2009: 253) mengungkapkan bahwa belajar dapat terjadi pada siswa melalui latihan dan pengalaman. Siswa dapat memperoleh pengalaman berharga dari latihan yang dilakukan. Pengalaman berharga tersebut pada akhirnya menjadi salah satu hasil dari kegiatan belajar siswa.. 14.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. Teori belajar konstruktivisme menegaskan bahwa pengetahuan diperoleh dari pengalaman. Hal ini disampaikan oleh Hapsari (2011: 36), yaitu bahwa teori konstruktivisme menekankan pada aktivitas siswa dalam membangun suatu pengetahuan berdasarkan pengalamannya. Pengetahuan dapat dibangun dan ditemukan oleh siswa itu sendiri berdasarkan pengalaman dari aktivitas belajar yang dilakukan. Elvinawati (2011: 24) menambahkan bahwa pengetahuan dapat dibangun oleh siswa secara personal maupun sosial. Pernyataan Elvinawati menjelaskan bahwa siswa dapat memperoleh pengalaman dari aktivitas yang dilakukan secara sendiri maupun berkelompok. Guru merupakan fasilitator dalam pembelajaran menurut teori belajar konstruktivisme. Hapsari (2011: 36) mengungkapkan bahwa ”Guru tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta didik dalam bentuk yang serba sempurna”. Peserta didik atau siswa tidak dapat menerima ilmu yang dipindahkan oleh guru karena setiap siswa memiliki cara sendiri dalam mengelola ilmunya tersebut. Pernyataan Rahayu (2009: 253) juga menegaskan bahwa “Pengetahuan tidak dapat ditransfer dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skemata.” Setiap siswa memiliki pandangan tersendiri atas berbagai hal yang diketahuinya. Berbagai hal yang siswa ketahui tersebut dikonstruksikan oleh siswa sendiri sehingga terbentuklah pengetahuan baru, oleh karena itu dalam pembelajaran siswa dituntut untuk aktif dan guru bertugas mendampingi. Teori perkembangan kognitif menurut piaget adalah salah satu dari teori belajar konstruktivisme. Ruseffendi mengungkapkan bahwa “Teori ini berkenaan.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 16. dengan kesiapan anak untuk belajar yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan” (Rahayu, 2009: 254). Anak memiliki tahap perkembangannya sendiri dalam melakukan aktivitas belajar. Setiap tahap perkembangan tersebut memperlihatkan ciri-ciri tertentu pada anak ketika mengkonstruksikan pengetahuannya. Siswa memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengkonstruksikan pengetahuannya. Menurut Ruseffendi (Hapsari, 2011: 36), “Piaget menegaskan bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempat.” Anak atau siswa dapat membangun pengetahuan baru berdasarkan informasi baru yang diperolehnya. Pengetahuan lama yang telah dimiliki oleh siswa juga dapat menjadi pengetahuan baru setelah siswa mengkonstruksikan kembali berdasarkan informasi baru yang diterima. 2.1.2. Kreativitas Peneliti membahas tujuh hal dalam kreativitas yaitu pengertian kreativitas, karakteristik kreativitas, indikator kreativitas, ciri-ciri orang yang memiliki kreativitas, proses berpikir kreatif, faktor-faktor penghambat kreativitas, dan faktor-faktor pendukung kreativitas..

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 17. 2.1.2.1. Pengertian Kreativitas Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian kreativitas. Santrock (2009: 21) memiliki pendapat bahwa kreativitas adalah suatu kemampuan untuk memikirkan solusi-solusi pada masalah tertentu dengan menggunakan cara yang baru dan unik. Pernyataan tersebut selaras dengan Satiadarma & Waruwu (2003: 108) yang mengungkapkan bahwa kreativitas merupakan proses perumusan pemikiran individu untuk menemukan hubunganhubungan baru, jawaban atas suatu pertanyaan, dan cara atau metode dalam menyelesaikan suatu permasalahan tertentu. Kesimpulannya yaitu bahwa kreativitas merupakan kemampuan individu untuk merumuskan suatu pemikiran tertentu. Hasil dari pemikiran tersebut dapat menemukan hubungan-hubungan baru dan jawaban suatu pertanyaan, sehingga munculah solusi atau cara baru yang unik dalam menyelesaikan permasalahan tertentu. Kreativitas yang dimiliki oleh seseorang tidak hanya bermanfaat bagi orang tersebut, namun juga bermanfaat bagi orang lain. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Mayestty (Sujiono & Sujiono, 2010) yaitu bahwa kreativitas adalah cara berpikir dan bertindak atau menciptakan sesuatu yang original dan bernilai atau berguna bagi orang tersebut serta orang. Pernyataan tersebut menjadi lebih kuat atas dukungan Mednick (Supardi, 2012: 255) yang mengatakan bahwa “Creativity is the forming of associative elements into new combination which either meet specified requirements or are in some ways useful.” Artinya yaitu bahwa kreativitas terbentuk atas penggabungan unsur-unsur dalam kombinasi.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. baru yang memenuhi persyaratan tertentu atau hal tersebut berguna. Kombinasi baru dapat terbentuk atas kreativitas yang dimiliki oleh seseorang. Hasil dari terbentuknya kombinasi baru tersebut dapat berguna untuk dirinya sendiri dan orang lain. Kreativitas tidak hanya mengandalkan pemikiran dari seseorang, namun juga lingkungan yang digunakan sebagai tempat tinggal. Jamaris (2013: 74) mengungkapkan bahwa “Kreativitas merupakan suatu aktivitas mental karena berkaitan dengan pemahaman manusia terhadap lingkungannya secara terus menerus dengan penuh ketekunan yang menghasilkan ide-ide atau cara baru yang bermakna bagi kehidupan karena dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.” Setiap orang yang memiliki kreativitas tidak hanya memperoleh ide baru berdasarkan pemikirannya sendiri, namun juga pemahamannya terhadap lingkungan. Ide yang telah diperolehnya tidak membuat seseorang menjadi puas. Seseorang akan mencoba memahami lingkungan secara terus menerus untuk menghasilkan ide baru yang nantinya berguna bagi kehidupan manusia. 2.1.2.2. Karakteristik Kreativitas. Karakteristik kreativitas digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui tingkat kreativitas yang dimiliki oleh seseorang. Guilford. menyebutkan lima. karakteristik kreativitas, yaitu: kelancaran; keluwesan; keaslian; penguraian; dan perumusan kembali (Satiadarma & Waruwu, 2003:108). Kelancaran merupakan kemampuan dalam memproduksi gagasan. Keluwesan merupakan kemampuan untuk. mengajukan. berbagai. pemecahan. masalah.. Keaslian. merupakan.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. kemampuan menghasilkan gagasan asli hasil pemikiran sendiri. Penguraian merupakan kemampuan untuk menguraikan secara rinci. Perumusan kembali merupakan kemampuan mengkaji persoalan dengan cara yang berbeda dari hal yang biasanya. Selaras dengan pernyataan Guilford, Parnes (Nursisto, 2000: 31) menyebutkan lima karakteristik kreativitas yang meliputi kelancaran, keluwesan, keaslian, keterperincian, dan kepekaan. Pengertian dari kelancaran dan keluwesan yang diungkapkan oleh Parnes sama dengan yang diungkapkan oleh Guilford. Kelancaran merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide-ide dalam memecahkan masalah, sedangkan keluwesan merupakan kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam cara untuk memecahkan masalah yang tidak biasa. Karakteristik. selanjutnya. adalah. keaslian. yang. merupakan. kemampuan. memberikan respon yang unik dan keterperincian yang merupakan kemampuan mengarahkan ide secara rinci. Hal berbeda yang diungkapkan oleh Parnes yaitu adanya kepekaan pada karakteristik kreativitas yang kelima. Menurut Parnes, Kepekaan merupakan kemampuan untuk menanggapi suatu situasi di lingkungan sekitar. Karakteristik kreativitas juga dijelaskan oleh Jamaris dalam buku yang ditulis Sujiono & Sujiono. Jamaris menyatakan bahwa karakteristik dari suatu bentuk kreativitas tampak pada proses berpikir seseorang dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan kelancaran, kelenturan, keaslian, elaborasi, serta keuletan dan kesabaran (Sujiono & Sujiono, 2010: 38). Kelancaran adalah.

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 20. kemampuan dalam memberikan jawaban dan mengemukakan ide. Kelenturan adalah kemampuan untuk mengemukakan berbagai alternatif penyelesaian masalah. Keaslian adalah kemampuan menghasilkan karya yang asli atas pemikirannya sendiri. Elaborasi adalah kemampuan memperluas ide yang mungkin tidak terpikirkan orang lain. Keuletan dan kesabaran adalah sikap dalam menghadapi situasi yang tidak menentu. Munandar juga mengungkapkan karakteristik kreativitas dengan bahasa dan pengklasifikasian yang berbeda. Munandar (Satiadarma & Waruwu, 2003: 109) menyatakan bahwa karakteristik kreativitas meliputi berpikir lancar, luwes, rasional, serta memiliki keterampilan elaborasi dan evaluasi. Berpikir lancar membuat seseorang mampu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan. Berpikir luwes artinya bahwa orang kreatif mampu menghasilkan pertanyaan, gagasan, atau jawaban yang bervariasi karena mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. Berpikir rasional merupakan hal yang mendorong seseorang untuk melahirkan ungkapan baru karena mereka sanggup memikirkan hal yang tidak biasa. Keterampilan mengelaborasi artinya adalah kemampuan mengembangkan suatu gagasan atau produk, sedangkan keterampilan mengevaluasi adalah kemampuan menentukan patokan penilaian sendiri dan benar tidaknya suatu pertanyaan. Pendapat dari Guilford, Parnes, Jamaris, dan Munandar mengenai karakteristik kreativitas menuntun peneliti untuk memperoleh kesimpulan bahwa terdapat 4 karakteristik diakui keempat ahli. Karakteristik tersebut adalah.

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 21. kelancaran, keluwesan atau kelenturan, keaslian, dan keterperincian atau penguraian. Kelancaran merupakan kemampuan dalam mengungkapkan berbagai macam ide, keluwesan atau kelenturan merupakan kemampuan dalam memecahkan berbagai masalah dengan cara-cara unik dan tidak biasa, keaslian merupakan hasil perolehan ide atau gagasan dari pemikirannya sendiri, dan keterperincian atau penguraian merupakan keruntutan dalam menuangkan ide atau gagasan secara rinci. 2.1.2.3. Indikator Kreativitas Karakteristik kreativitas digunakan sebagai indikator kreativitas untuk mengukur tingkat. kreativitas siswa. dalam. pembelajaran.. Gambar 2.1.. memaparkan indikator kreativitas yang peneliti tentukan berdasarkan pendapat empat ahli. Gambar 2.1. Indikator Kreativitas Siswa. Parnes (Nursisto, 2000: 31) Kelancaran* Keluwesan** Keaslian*** Keterperincian**** Kepekaan. Munandar (Satiadarma & Waruwu, 2003: 109) Berpikir lancar* Luwes** Rasional Keterampilan elaborasi Evaluasi. Guilford (Satiadarma & Waruwu, 2003: 108) Kelancaran* Keluwesan** Keaslian*** Penguraian Perumusan kembali. Indikator: 1. Kelancaran 2. Keluwesan 3. Keaslian 4. Keterperincian. Jamaris (Sujiono & Sujiono, 2010: 38) Kelancaran* Kelenturan Keaslian*** Elaborasi Keuletan dan kesabaran.

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. Gambar 2.1 menunjukan karakteristik kreativitas yang dikemukakan oleh empat ahli yaitu Parnes (Nursisto, 2000: 31), Munandar (Satiadarma & Waruwu, 2003: 109), Guilford (Satiadarma & Waruwu, 2003: 108), dan Jamaris (Sujiono & Sujiono, 2010: 38). Peneliti menggunakan triangulasi sumber agar indikator kreativitas yang ditentukan oleh peneliti menjadi lebih akurat. Tanda bintang (*) menunjukan urutan indikator yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian. Bintang satu (*) menunjukan indikator pertama yang peneliti gunakan. Bintang dua (**) menunjukan indikator kedua yang peneliti gunakan. Bintang tiga (***) menunjukan indikator ketiga yang peneliti gunakan. Bintang empat (****) menunjukan indikator keempat yang peneliti gunakan. Empat karakeristik yang peneliti gunakan sebagai indikator penelitian, yaitu: kelancaran; keluwesan; keaslian; dan keterperincian. Indikator kelancaran adalah indikator pertama yang peneliti gunakan karena keempat ahli mengungkapkan bahwa salah satu karakteristik dari kreativitas adalah kelancaran. Kelancaran merupakan kemampuan seseorang dalam mengungkapkan ide atau gagasan. Kelancaran dapat dilihat juga dari kemampuan seseorang dalam bertanya atau menjawab pertanyaan. Karakteristik yang kedua juga peneliti peroleh berdasarkan karakteristik yang dikemukakan oleh keempat ahli, walaupun Jamaris (Sujiono & Sujiono, 2010: 38) menyebutkan bahwa karakteristik kreativitas yang kedua adalah kelenturan. Makna dari kelenturan yang disebutkan Jamaris dan keluwesan yang dikemukakan oleh tiga.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. ahli lainnya adalah sama, yaitu mengemukakan berbagai cara yang tidak biasa atau unik untuk menyelesaikan suatu permasalahan tertentu. Indikator ketiga peneliti peroleh berdasarkan pendapat dari Parnes (Nursisto, 2000: 31), Guilford (Satiadarma & Waruwu, 2003: 108), dan Jamaris (Sujiono & Sujiono, 2010: 38). Indikator tersebut adalah keaslian. Para ahli berpendapat bahwa keaslian merupakan kemampuan menghasilkan ide atau gagasan melalui pemikirannya sendiri. Seseorang dapat terlihat keaslian karyanya berdasarkan pengerjaan tugas atau penyelesaian masalah yang dilakukannya. Indikator keempat adalah keterperincian. Menurut Parnes (Nursisto, 2000: 31), keterperincian merupakan kegiatan mengarahkan ide secara rinci. Kreativitas seseorang dapat dilihat berdasarkan penguraian rinci yang dilakukannya dalam menyelesaikan permasalahan melalui cara-cara tertentu yang runtut. Karakteristik kreativitas yang tidak digunakan oleh peneliti sebagai indikator kreativitas berjumlah sembilan karakteristik. Karakteristik tersebut yaitu: kepekaan menurut Parnes; keterampilan, elaborasi, dan evaluasi menurut Satiadarma & Waruwu; penguraian dan perumusan kembali menurut Guilford; serta elaborasi, keuletan, dan kesabaran menurut Jamaris. Peneliti tidak menggunakan karakteristik tersebut karena hanya diyakini oleh masing-masing ahli, sehingga peneliti menggunakan empat karakteristik kreativitas yang diyakini oleh beberapa ahli. Tabel 2.1. merupakan deskriptor dari indikator kreativitas yang telah peneliti tentukan untuk pengamatan dalam pembelajaran..

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. Tabel 2.1. Deskriptor pada Indikator Kreativitas No 1. 2.. Indikator Kelancaran Keluwesan. 3. 4.. Keaslian Keterperincian. Deskriptor Mampu mengemukakan ide. Mengajukan cara yang berbeda dari biasanya untuk memecahkan masalah. Menghasilkan ide berdasarkan pemikiran sendiri. Menguraikan ide secara rinci.. Deskriptor pada indikator kreativitas memberikan penjelasan pada observer ketika dilaksanakannya observasi. Siswa menunjukan indikator kelancaran ketika mampu mengemukakan ide. Mengemukakan ide misalnya adalah menjawab dan mengajukan pertanyaan, memberikan sanggahan, serta menyampaikan pendapat. Siswa menunjukan indikator keluwesan ketika mampu mengajukan cara yang berbeda dari biasanya untuk memecahkan masalah. Cara yang berbeda tersebut dapat terlihat ketika siswa menyampaikan pendapatnya dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan cara yang berbeda dari siswa lain atau guru. Siswa menunjukan indikator keaslian ketika mampu menghasilkan ide berdasarkan pemikiran sendiri. Ide tersebut dapat terlihat ketika siswa mengerjakan tugas secara mandiri dan menghasilkan sesuatu yang baru atas pekerjaannya yang dilakukannya. Siswa menunjukan indikator keterperincian ketika menguraikan ide secara rinci. Keterperincian dapat terlihat pada hasil pekerjaan siswa dan penjelasan yang disampaikan oleh siswa..

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. 2.1.2.4. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Kreativitas Orang yang memiliki kreativitas memiliki ciri-ciri yang dapat diamati. Sund berpendapat bahwa “Individu dengan potensi kreatif dapat dikenal secara mudah melalui pengamatan ciri-ciri yang dimiliki terutama dalam setiap pertemuan atau diskusi” (Nursisto, 2000: 35). Ciri-ciri yang dimaksud oleh Sund yaitu: mempunyai hasrat ingin mengetahui; bersikap terbuka terhadap pengalaman yang baru; panjang akal; keinginan untuk menemukan dan meneliti; cenderung lebih suka melakukan tugas yang lebih berat dan sulit; berpikir fleksibel, bergairah, aktif, dan berdedikasi; menanggapi pertanyaan dan punya kebiasaan untuk memberikan jawaban lebih banyak. Seseorang yang kreatif cenderung memiliki rasa ingin tahu, sehingga mencoba untuk menemukan dan meneliti. Selain itu, orang yang kreatif biasa menjawab berbagai pertanyaan dan suka melakukan tugas yang lebih sulit. Satiadarma & Waruwu juga menyebutkan beberapa ciri orang kreatif. Ciri-ciri yang mereka sebutkan yaitu: rasa ingin tahu yang mendorong untuk mengajukan pertanyaan; peka dalam pengamatan; memiliki imajinasi yang hidup; tertantang mengatasi masalah-masalah sulit; berani mengambil resiko yang membuat tidak takut gagal dan mendapat kritik; serta sifat menghargai bakatbakatnya sendiri yang sedang berkembang (Satiadarma & Waruwu, 2003: 110). Sama halnya yang telah disampaikan oleh Sund, Satiadarma & Waruwu (2003: 110) juga menegaskan bahwa seseorang yang berpikir kreatif berarti memiliki rasa ingin tahu yang lebih dan tertantang pada tugas-tugas yang sulit. Satiadarma.

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 26. & Waruwu juga mengungkapkan bahwa orang kreatif memiliki ciri peka pada pengamatannya, tidak takut gagal, dan mau menghargai bakat yang dimilikinya. Setiap orang pasti memiliki kreativitas, hanya saja berbeda-beda tingkatannya. Nursisto (2000: 33) berpendapat bahwa kreativitas akan muncul apabila seseorang banyak melakukan aktivitas. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang berpotensi untuk memunculkan kreativitas karena ciri-ciri kreativitas akan muncul bersamaan dengan aktivitas yang dilakukannya. Jadi, semakin banyak aktivitas yang dilakukan oleh seseorang, semakin banyak pula peluang seseorang dalam memunculkan kreativitasnya. 2.1.2.5. Proses Berpikir Kreatif Penyelesaian masalah tidak hanya datang secara tiba-tiba dari orang yang yang memiliki kreativitas. Seseorang yang memiliki kreativitas berarti mampu berpikir kreatif melalui suatu proses tertentu. Menurut Wallas (Sujiono & Sujiono, 2010: 41), proses berpikir kreatif meliputi empat fase yaitu fase persiapan, pematangan, iluminasi, dan verifikasi. Fase persiapan berupa pengumpulan informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan. Fase pematangan yaitu mencari keterkaitan antar informasi yang diperoleh. Fase iluminasi yaitu penemuan cara untuk menyelesaikan masalah. Fase verifikasi yaitu usaha mengevaluasi langkah penyelesaian masalah agar mendapatkan hasil yang sesuai. Fase persiapan merupakan kegiatan yang pertama kali seseorang lakukan dalam pemecahan masalah. Fauziyah, Usodo, & Ekana (2013: 78) menyatakan.

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. bahwa “Pada tahap pertama seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data, dan mencari pendekatan untuk menyelesaikannya.” Fase persiapan menandakan bahwa kegiatan yang perlu dilakukan oleh seseorang adalah mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang ingin diselesaikan. Belum ada tindakan lebih lanjut karena pada fase ini seseorang akan mengorek berbagai informasi dari orang lain, surat kabar, buku, atau internet. Fase pematangan akan dilalui oleh seseorang ketika ia sudah mulai menimbang berbagai informasi yang dikumpulkan. Fauziyah, Usodo, & Ekana (2013: 78) menegaskan bahwa “Pada tahap kedua, seseorang seakan-akan melepaskan diri secara sementara dari masalah tersebut. Tahap ini penting sebagai awal proses timbulnya inspirasi yang merupakan titik mula dari suatu penemuan atau kreasi baru dari daerah pra sadar.” Seseorang akan mencoba mencari inspirasi agar dapat menemukan pemecahan masalah. Kemampuan seseorang dalam memikirkan berbagai kemungkinan muncul pada fase ini. Fase selanjutnya adalah fase iluminasi yaitu fase ketika seseorang diajak untuk memikirkan cara dalam memecahkan masalah. Fauziyah, Usodo, & Ekana (2013: 78) juga mengatakan bahwa “Pada tahap ketiga, seseorang mendapatkan sebuah pemecahan masalah yang diikuti dengan munculnya inspirasi dan ide-ide yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi dan gagasan baru.” Seseorang perlu menggunakan imajinasinya untuk memikirkan hal-hal yang akan.

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. terjadi jika cara yang dipilih tersebut dilakukan atau kemungkinan lain jika akan menggunakan cara lain. Fase terakhir yaitu fase verifikasi yang merupakan usaha-usaha untuk mengevaluasi berbagai langkah-langkah yang digunakan dalam pemecahan masalah tersebut. Hal ini juga diungkapkan oleh Fauziyah, Usodo, & Ekana (2013: 78) yaitu bahwa “Pada tahap terakhir adalah tahap seseorang menguji dan memeriksa pemecahan masalah tersebut terhadap realitas.” Pengujian berupa evaluasi atas ketercapaian penyelesaian masalah atau juga keberlanjutan masalah akibat dari tidak berhasilnya cara penyelesaian masalah yang dipilihnya. Ketika seseorang dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya melalui cara yang ia pilih, maka masalah tersebut dianggap selesai. Sebaliknya, jika cara tersebut belum menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya, maka seseorang perlu mengkaji ulang dan mencoba menggunakan cara baru dalam pemecahan masalah. 2.1.2.6. Faktor-faktor Penghambat Kreativitas Kreativitas dapat dihasilkan oleh setiap orang, namun tetap dapat terhambat oleh faktor-faktor penghambat kreativitas. Faktor-faktor penghambat tersebut dapat mengubah cara berpikir atau bertindak. Satiadarma & Waruwu (2003: 114) menjelaskan bahwa sikap orang tua dan guru sangat mempengaruhi cara berpikir kreatif seorang anak. Sikap orang tua yang berlebihan dapat menghambat kemampuan anak dalam berpikir kreatif. Hal yang diungkapkan Munandar mendukung pernyataan Munandar (Satiadarma & Waruwu, 2003: 115) yang menjelaskan bahwa orang tua cenderung kurang menghargai perkembangan.

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 29. dan ciri-ciri inisiatif, serta kemandirian dan kebebasan anak yang berhubungan erat dengan pengembangan kreativitas. Orang tua dan pendidik perlu menyadari bahwa menumbuhkan pribadi-pribadi kreatif adalah salah satu kewajiban mereka. Orang tua dan pendidik perlu menghindari berbagai tindakan yang dapat menghambat kemampuan berpikir kreatif anak. Contoh sikap pendidik yang kurang menunjang kreativitas anak menurut Satidarma & Waruwu (2003: 116) adalah sikap takut yang membuat pembatasan pada kegiatan, terlalu mengawasi, menekan kebersihan dan keteraturan, menuntut kepatuhan mutlak, mengkritik perilaku dan pekerjaan, serta jarang memberi pujian pada usaha atau karya anak. Sikap-sikap tersebut dapat menghambat kreativitas karena kegiatan yang dilakukan oleh siswa dibatasi. Widyaningsih, Haryono, & Saputro (2012: 267) juga menekankan bahwa kebebasan berpikir kreatif perlu diberi tempat yang besar dalam pembelajaran untuk mengembangkan berbagai kemampuan siswa. Berbagai kesempatan yang diberikan oleh pendidik pada siswa dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk berpikir kreatif. Siswa dapat menggunakan kesempatan yang diberikan oleh guru untuk melakukan halhal yang disukai atau tidak disukai, sehingga mereka dapat menemukan pengalaman baru dalam kegiatan belajarnya. 2.1.2.7. Faktor-faktor Pendukung Kreativitas Kreativitas seseorang dapat berkembang dengan adanya faktor-faktor yang mendukung kreativitas. Siswono (Supardi, 2012: 249) mengungkapkan bahwa “Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif artinya menaikkan skor.

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 30. kemampuan siswa dalam memahami masalah, kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan penyelesaian masalah.” Siswa dikatakan memahami masalah bila menunjukkan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan. Siswa juga memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah dengan jawaban bermacam-macam dan berbeda dari jawaban umum atau jawaban sebelumnya. Supardi (2012: 249) juga menambahkan bahwa peningkatan dapat diketahui apabila seorang guru mampu mengamati siswa-siswanya dengan baik, sehingga guru mendapatkan acuan ketika menyampaikan pembelajaran pada siswa. Guru tidak hanya membantu siswa untuk memahami berbagai materi belajar, namun juga meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran agar tujuan belajar dapat sepenuhnya tercapai. Kreativitas dapat dimiliki seseorang melalui berbagai proses belajar dari pengalaman. Torda (Satiadarma & Waruwu, 2003: 117) berpendapat bahwa “Kreativitas tidak saja bergantung pada potensi bawaan khusus, tetapi juga pada perbedaan mekanisme mental yang menjadi sarana untuk mengungkapkan sikap bawaan.” Kreativitas tidak diperoleh dari lahir atau bawaan, namun berkembang melalui aktivitas dalam keseharian seperti aktivitas belajar. Supardi (2012: 255) juga menambahkan bahwa bahwa melalui proses belajar, kreativitas siswa dapat dipupuk dan dikembangkan. Berbagai kegiatan belajar mengembangkan kreativitas siswa yang telah dimiliki sebelumnya. Semakin banyak kegiatan belajar yang dilakukan, maka semakin berkembang pula kreativitas yang dimiliki..

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 31. Pendapat Supardi juga selaras dengan pendapat yang diungkapkan oleh Semiawan (Hartanto, 2011: 13) yaitu bahwa “Kondisi-kondisi lingkungan yang bersifat memupuk kreativitas anak adalah keamanan dan kebebasan psikologis.” Seperti contoh di sekolah, siswa dapat merasa aman secara psikologis ketika mereka mendapatkan guru yang mampu menerima keadaanya dan bersikap terbuka pada setiap gagasan yang dimilikinya. Faktor lain yang menjadi pendukung untuk mengembangkan kreativitas adalah kondisi pada lingkungan sekitar. Hurlock (Satiadarma & Waruwu, 2003:117) menerangkan bahwa terdapat beberapa kondisi yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kreativitas. Kondisi tersebut yaitu sedikit waktu bebas yang dapat membuat menemukan gagasan-gagasan baru dan orisinil serta kesempatan menyendiri yang kadang dapat membuat seseorang mengembangkan pemikiran imajinatinya. Dorongan dari orang-orang disekitar dan berbagai sarana bereksperimen atau bereksplorasi juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Lingkungan yang memberikan pengalaman serta membuat kegiatan belajar menjadi menyenangkan juga dapat mengembangkan kreativitas siswa, oleh karena itu guru perlu memikirkan aktivitas atau kegiatan belajar yang sedemikian rupa agar mampu meningkatkan kreativitas siswa. 2.1.3. Prestasi Belajar Peneliti membahas tiga hal dalam prestasi belajar yaitu pengertian prestasi, pengertian belajar, pengertian prestasi belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar..

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 32. 2.1.3.1. Pengertian Prestasi Ada beberapa pendapat yang disampaikan oleh ahli berkaitan dengan pengertian prestasi. Arifin (2009: 12) menyatakan bahwa “Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu “Prestatie”. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha.” Dahlan (Siagian, 2012: 123) juga menambahkan bahwa prestasi adalah hasil dari usaha mengembangkan bakat secara terus menerus. Seseorang dapat mencapai prestasi tertentu dengan cara mengembangkan bakat secara terus menerus dan berkelanjutan. Jika bakat yang dimiliki oleh seseorang tidak dikembangkan lagi, maka prestasi dalam bakat tersebut juga terhenti. Dahar (Djamarah, 2011: 1) mengungkapkan bahwa bahwa “Prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.” Pernyataan tersebut juga disempurnakan oleh Djamarah (2011: 1) yaitu “Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok.” Hasil usaha seseorang yang telah dicapai dalam hal ini merupakan serangkaian usaha yang membutuhkan proses tertentu secara terus menerus. Keuletan seseorang dalam melakukan pekerjaan atau usaha akan menghasilkan prestasi yang sesuai dengan hasil usahanya tersebut. 2.1.3.2. Pengertian Belajar Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Belajar dapat diartikan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang. Slameto (Andayani,.

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 33. 2011: 21) menjelaskan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku berdasarkan pengalaman berinteraksi di lingkungan. Belajar berarti memperoleh pengalaman dan pengalaman yang diperoleh tersebut dapat merubah tingkah laku yang dimiliki sebelumnya menjadi lebih baik. Pernyataan Slameto mendukung pendapat Schelety. Schelety (Suryawati, Oesman, & Meerah, 2010: 1718) berpendapat bahwa “Students will learn from what they have done and get experience from it.” Siswa. belajar. melalui. hal-hal. yang. dilakukannya. dan. mendapatkan. pengalamannya. Belajar merupakan kegiatan yang selalu kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Mahmud (Sholichah, 2009: 9) berpendapat bahwa “Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku, baik yang diamati maupun yang tidak diamati secara langsung, dan terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman.” Hal yang diungkapkan oleh Mahmud juga selaras dengan pendapat Dalyono yang menegaskan bahwa “Belajar merupakan suatu kegiatan untuk mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yaitu: perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan keterampilan” (Mulyani, 2013: 27). Belajar adalah kegiatan seseorang melalui pengalamannya dalam menghasilkan perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan keterampilan yang dapat teramati maupun tidak teramati secara langsung. Belajar tidak hanya berhenti pada mengetahui suatu hal baru namun juga sampai pada tahap melakukan atau menerapkan pengetahuan yang diperoleh tersebut..

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 34. 2.1.3.3. Pengertian Prestasi Belajar Kegiatan. belajar. yang dilakukan. setiap. siswa. akan. diketahui. keberhasilannya berdasarkan prestasi belajar yang diperoleh. Dahar (Susanti, Budiyono, & Sujadi, 2013: 289) menegaskan tentang pengertian prestasi belajar yaitu segala yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati dan diperoleh atas keuletan kerja. Siswa yang mencapai prestasi tertentu, maka akan menghasilkan suatu ciptaan atas keuletan kerjanya. Hasil dari keuletan kerjanya juga merupakan hal yang menyenangkan hati, sehingga siswa merasakan puas ketika mencapai suatu prestasi belajar. Pernyataan yang diungkapkan oleh Dahar berbeda dengan Nasution. Nasution (Hamdu & Agustina, 2011: 83) menyatakan bahwa “Prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa, dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor.” Prestasi belajar merupakan segala hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang. Kesempurnaan prestasi belajar yang dicapai bukan hanya berdasarkan kemampuan berpikir, namun juga kemampuan dalam merasa yang digunakan untuk memahami berbagai situasi di lingkungan serta berbuat yang merupakan penerapan atas kegiatan belajar yang telah dilakukan sebelumnya. Pengertian prestasi belajar telah dikemukakan oleh beberapa ahli seperti Dahar & Nasution. Selain kedua ahli tersebut, Sultan (Supardi, 2012: 251) memiliki pengertian yang berbeda mengenai prestasi belajar yaitu “Prestasi belajar adalah tingkat kemampuan maksimal yang dapat dicapai setelah melalui.

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 35. proses belajar mengajar, biasanya diidentifikasi melalui evaluasi belajar.” Prestasi belajar dapat diketahui dengan adanya evaluasi belajar. Evaluasi belajar dapat mengukur ketercapaian proses belajar yang telah dilakukan oleh siswa dan proses pembelajaran itu sendiri menentukan prestasi belajar yang diperoleh siswa. 2.1.3.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut Slamet (Sholichah, 2009: 11) pada garis besarnya meliputi faktor intern (jasmaniah dan psikologis) dan ekstern (keluarga, sekolah, dan masyarakat). Faktor intern dan ekstern memiliki keterkaitan. Jika salah satu faktor tersebut mengalami masalah, maka menyebabkan prestasi belajar menurun. Sebaliknya, apabila kedua faktor yang mempengaruhi ini dapat dikelola dengan baik maka akan membuat pembelajaran menjadi berhasil dan prestasi belajar siswa meningkat. Hal yang dikemukakan oleh Slamet sesuai dengan pendapat Susanti, Budiyono, & Imam (2011: 298) yang mengatakan bahwa faktor keberhasilan dari proses pembelajaran selain dari faktor eksternal juga banyak ditentukan oleh faktor internal. Kedua faktor tersebut berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar. Penanganan yang tepat pada diri siswa dan lingkungan tempat tinggalnya menjadi kunci utama keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajarnya. Sekolah perlu mengupayakan peningkatan prestasi belajar. Putra (2012: 4) menyatakan bahwa “Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilakukan. dengan. mengadakan. perubahan-perubahan. dalam. pelaksanaan.

Gambar

Gambar 2.1. Indikator Kreativitas Siswa.
Gambar 2.2. Desain Diagram Penelitian yang Relevan.
Gambar 3.1. Model Penelitian Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart.
Gambar 3.1 memperlihatkan bahwa model PTK menurut Kemmis dan Mc  Taggart  tersusun  atas  beberapa  siklus  yang  saling  berkaitan
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan survey dan wawancara dengan pegawai Bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya, didapatkan informasi bahwa proses

Pelaksanaan Pemberian Pembebasan Bersyarat oleh Lembaga Pemasyarakatan Klas I A Makassar ternyata ada kendala atau hambatan, baik hambatan internal maupun hambatan

Namun demikian, walaupun penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 tergolong efektif, terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya, yaitu: (1) Guru

Menurut Anda, apakah peranan beras merah yang paling cocok apabila diaplikasikan pada produk makanan seperti cookies.. Untuk menggantikan tepung terigu

Penelitian yang dilakukan oleh WAEC (2003), Njoku (2004), Ojokuku & Amadi (2010) mengungkapkan bahwa umumnya kesulitan yang dialami siswa meliputi penulisan

Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur tidak saja keselamatan kerja, tetapi juga keselamatan masyarakat dan lingkungan hidup serta tanggung jawab dari kewenangan Badan

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa regulasi emosi ialah suatu proses intrinsik dan ekstrinsik yang dapat mengontrol serta menyesuaikan emosi yang

Dalam hal adanya fiksi hukum, yang menyatakan semua keputusan pejabat tata usaha negara adalah berdasarkan undang-undang, maka untuk persyaratan pembayaran pendahuluan tersebut