SRI SUHARTI PUSKonseR
-
IND MERUP PRODUSEN GAHARU TERBESAR DI DUNIA
-
MANFAAT GAHARU MAKIN BERAGAM
-
PERMINTAAN GAHARU TERUS
HARGA GAHARU
-
TINGGINYA PERMINTAAN GAHARU BELUM DAPAT DIPENUHI
KARENA KEKURANGAN BAHAN BAKU BERMUTU TINGGI UNTUK
EKSPORT
GAHARU SANGAT PROSPEKTIF UNTUK
DIKEMBANGKAN DI INDONESIA
BERAGAM SPESIES TUMBUHAN PENGHASIL GAHARU
ADA DI IND
-
Marga
Aquilaria
ada 15 spesies
6 ada di ind
-
Marga
Gyrinops
ada 7 spesies
6 ada di Ind
-
Marga Gonystilus ada 20 spesies
9 ada di Ind
LUAS KAWASAN HUTAN POTENSIAL UNTUK
PENGEMBANGAN GAHARU
TANAMAN GAHARU DAPAT DIBUDIDAYAKAN
UPAYA
BUDIDAYA GAHARU SUDAH DICOBA DI BBRP DAERAH
(SUMUT, RIAU, JAMBI, KALSEL, Dll)
PRODUKSI GAHARU DAPAT DIREKAYASA MELALUI
TEKNOLOGI INOKULASI
A. PADA LAHAN MILIK
a. Hutan/Kebun Campuran Milik Rakyat - Luasan relatif kecil
- umumnya ditanami kombinasi pohon/tanaman kayu & JPSG. - Jenis pohon/tan yang umum : sengon, mahoni, jati, salam,
kapok randu & tan buah-buahan; nangka, sukun, sawo, rambutan, mangga, jambu dan belimbing.
- Pengembangan gaharu disisipkan diantara tanaman yang ada. - Untuk mengoptimalkan pertumbuhan, jarak tanam jangan
terlalu rapat
- Jika jarak tanam ± 5 x 5 m, maka jumlah tanaman per hektar 400 ph.
- ∑ tanaman penghasil gaharu sisipan disesuaikan dengan populasi tanaman yang sudah ada.
b. Kebun Karet Rakyat
- Di Sumatera & Kalimantan, lahan petani umumnya ditanami karet sec monokultur.
- Tanaman gaharu dapat disisipkan di sela-sela karet - Jika jarak tanam karet: 3 x 7 m (476 ph/ha) atau 4 x 6 (416
ph/ha) gaharu disisipkan diantara ruang jarak pohon karet. - ∑ tan gaharu yang dapat disisipkan 130 bt/ha (kebun karet
jarak tanam 3 x 7 m) atau 150 bt/ha (kebun karet jarak tanam 4 x 6 m).
- Waktu tanam ideal saat karet berumur 4 – 5 tahun (usia pra sadap) (Sumarna (2010). Namun sejak karet berumur 2 – 3 tahun gaharu sebetulnya sudah dapat mulai disisipkan. - Pohon karet berfungsi sebagai naungan bagi tanaman
gaharu.
- Selain secara sisipan, gaharu juga dapat ditanam sebagai tanaman
c. Kebun Kelapa/Kelapa Sawit
- Pohon gaharu dapat disisipkan pada kebun kelapa (Cocos nucifera) atau kebun sawit (Elaeis guineensis) yang jarak tanam realtif luas (7/8 m x 9 m)
- Waktu tanam ideal saat tanaman kelapa atau pohon sawit berumur 3 tahun (buah pasir) (Sumarna, 2010).
- Pohon kelapa & sawit secara fisiologis berperan sebagai naungan untuk gaharu.
- ∑ pop gaharu yang disisipkan disesuaikan dengan pop pohon kelapa/sawit yang ada menghindari persaingan dalam penyerapan unsur hara serta cahaya matahari.
- Pohon sawit dibudidayakan dengan input produksi (pupuk) yang sangat tinggi (± 60% biaya produksi).
- Gaharu secara tidak langsung dapat memanfaatkan input pupuk yang diberikan pada sawit.
- Saat penyiangan & pembebasan cabang/pelepah daun kelapa & sawit, sekaligus dpt dilakukan pemeliharaan/penyiangan gaharu.
d. Kebun Pekarangan
- Gaharu dapat ditanam pada lahan pekarangan. - ∑ Tanaman gaharu relatif sedikit, jika dikelola dengan
baik dapat berfungsi sebagai tabungan jangka panjang.
- ∑ Tanaman yang relatif sedikit tidak memerlukan permodalan besar dapat diupayakan sendiri sesuai kemampuan masyarakat
B. PADA KAWASAN HUTAN
Dilakukan melalui pelibatan masyarakat tepian hutan.
Sesuai dengan paradigma pembangunan kehutanan partisipasi masyarakat & menempatkannya sebagai patner/mitra menuju pengelolaan hutan lestari.
Dilakukan terintegrasi dengan program kegiatan yang sedang dikembangkan (Program rehabilitasi, Pengayaan, dll)
Dapat dilakukan pada areal konsesi, kawasan hutan untuk tujuan lain (KHDTK) juga pada kawasan yang sudah diokupasi masyarakat.
Pola tanam pola tumpangsari (sisipan atau tanaman sela diantara tegakan yang sudah ada).
Pada areal hutan produksi konsesi (HPH) kegiatan dilakukan oleh pemegang HPH (sebagai pemilik modal) bekerjasama dengan masyarakat sekitar kawasan konsesi.
Jenis gaharu dipilih yang bersifat endemik diharapkan performa pertumbuhan akan baik karena persyaratan tumbuh terpenuhi.
Pendekatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat
Melibatkan
banyak pihak
yang
tertarik
upaya
pengembangan gaharu
Ada pembagian peran, tanggung jawab, ruang, waktu dan
bagian hasil (sesuai kontribusi masing-masing)
Prinsip Kerjasama Kemitraan PHBM:
- Kegiatan layak dikembangkan secara ekonomi
- Ada tujuan bersama yang ingin dicapai
- Ada pengaturan kerjasama
- Ada kesepahaman tentang resiko dan konsekuensi dari
adanya kerjasama
Jenis Input Model-model Skenario A B C D 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Lahan √ √ √ √ Saprodi √ √ √ √ Tenaga kerja √ √ √ √ Bahan inokulan √ √ √ √ Biaya inokulasi √ √ √ √ Pengolahan hasil √ √ √ √ Pemasaran √ √ √ √
Table1: Alternatif bentuk kemitraan yang dapat dikembangkan
Ket: 1: Petani; 2: Investor/Pengusaha; 3: Pemda/Pihak lain
UT Gaharu Monokultur UT Karet Monokultur UT Karet dengan Gaharu Uraian UT Gaharu Monokultur UT Karet Monokltur UT Integrasi Gaharu + Karet Keterangan (Rp) Keterangan (Rp/ha) Keterangan (Rp/ha)
TBM-0 9.450.000 TBM-0 10,677,50 0 TBM-0k 10.677.500 TM min - - 4,700,000 TBM-1 19.350.000 TBM-1 4,781,000 TBM-1k 4.781.000 TM max - - 8,441,500 TBM-2 6.550.000 TBM-2 3,668,500 TBM-2k0g 5.793.500 TM rata-rata 1550000 - 6,690,860 TBM-3 9.200.000 TBM-3 3,868,500 TBM-3k1g 10.116.000 Populasi karet - 476 476 TBM-4 9.450.000 TBM-4 3,581,000 TBM-4k2g 5.983.500 Populasi gaharu 400 - 130 TBM-5 40.700.000 TBM-5 4,081,000 TBM-5k3g 7,256,000 Produksi karet rata-rata - 900 900 TBM-6 8.700.000 Total Investasi 30,657,50 0 TBM-4g 3.225.000 Produksi gaharu rata-rata 480 - 156 TBM-7 6.200,.00 - - TBM-5g 13.375.000 NPV(Df 15%) 141250659 7591555 41243734 Panen 36.000.000 - - TBM-6g 2.975.000 IRR 43.34 18.11 26.41 Total Investasi 145.600.00 0 - - TBM-7g 2.137.500 B/C 3.0110 1.1837 1.6915 - - - - Total 66.320.000 -- -- - -
1. Bagi Petani/Masyarakat: 2. Bagi Pengusaha/Investor
- Diversifikasi produk - Perluasan Usaha - Resiko Kegagalan - Profit
- Investasi Jangka Panjang - Resiko Kegagalan - Pendapatan dan
Kesejahteraan Masyarakat
3. Bagi Pemerintah:
- Budidaya Gaharu berkembang Lebih Luas - Produksi gaharu Hasil Budidaya
- Keamanan SDH Lebih Terjamin
-
Keg dilakukan pada Petak 21 KHDTK Carita seluas 40 ha
-
Melibatkan Kelompok Masy dari Desa Sindang Laut dan
Desa Suka Jadi (Kampung Longok, Cangkara dan
Cilaban)
-
Jumlah Peserta 49 orang
-
Sistim Penanaman sisipan diantara tanaman yang
sudah ada (melinjo, durian, cengkeh, jengkol, petai,
nangka, meranti, mahoni, pulai, khaya dan hawuan)
-
Gaharu ditanam dengan jarak 5 x 5 m 400 pohon/ha
VI. UJI COBA PENGEMBANGAN GAHARU DENGAN
SKEMA KEMITRAAN DI KHDTK CARITA
(Kerjasama Puslitbang KonseR
dengan Masyarakat Sekitar KHDTK
1. Tahapan Kerjasama Pengembangan
Gaharu di KHDTK Carita
1. Observasi Lapangan (prospek, peluang kerjasama)
2. Diskusi dengan Parapihak terkait tentang rencana kerjasama
(Petugas lap, Perhutani, Pemda, Tokoh masy)
3. Pengenalan tanaman gaharu, prospek & teknik budidaya
pada masy calon peserta kerjasama
4. Persamaan persepsi tentang prinsip PHBM & perumusan
tujuan bersama yang ingin dicapai dari pelaksanaan
kerjasama PHBM gaharu
5. Diskusi untuk menyusun rumusan awal butir-butir nota
kesepakatan
6. Penyusunan rancangan teknis & rancangan kelola
7. Perumusan nota kesepakatan bersama partisipatif)
2. PRINSIP –PRINSIP
KESEPAKATAN DALAM NOTA
Memelihara dan menjaga tanaman gaharu dan
tanaman hutan lainnya
Mengikuti aturan teknis dan kaidah konservasi
yang berlaku di areal KHDTK Carita
Melaporkan setiap kejadian yang mengakibatkan
kerusakan tanaman baik gaharu atau tanaman
hutan lainnya
KEWAJIBAN PIHAK II
Pihak I (PUSKONSER) : 35 %
Pihak II (Masy)
: 60 %
Desa
: 2,5 %
LMDH (Kelompok)
: 2,5 %
Jika pada saat pemanenan tanaman
gaharu ternyata ada tanaman yang
mati/hilang/tidak/ belum menghasilkan,
maka resiko akan ditanggung bersama
3. PROPORSI BAGI HASIL
YANG DISEPAKATI
1. Pengembangan Gaharu budidaya merupakan alternatif solusi
komplementer Gaharu alam
2. Karena sifat usaha yang padat modal & memerlukan tenaga
trampil, skema kemitraan antar berbagai pihak merupakan
alternatif solusi yang tepat untuk pengembangannya
3. Salah satu model kemitraan yang dapat dikembangkan adalah pola
pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) yang dapat
dilakukan pada lahan milik maupun pada kawasan hutan dengan
pola tanam Tumpangsari
4. Prinsip utama dalam PHBM adalah kelestarian, kelayakan
ekonomi dan keadilan sesuai dengan kontribusi masing-masing
pihak yang bermitra
5. Pola usaha kemitraan gaharu merupakan upaya diversifikasi
usaha, mengurangi resiko kegagalan, upaya peningkatan
pendapatan sekaligus upaya pelestarian hutan
Tahun Kuota Hasil Panen Resmi *) Kuota Hasil Aktual *) Aktual Eksport berdasar CITES *) Net Eksport Laporan CITES **) Total Eksport Gaharu (semua spesies) *)
1995 n/a n/a n/a≠)) 323,577 n/a≠
1996 300,000 160,000 299,523 (termasuk A. filarial dan jenis lain 293,593 299,593 1997 300,000 120,000 287,002 (termasuk A.filarial 180,000 kg) 305,483 287,002 1998 150,000 150,000 148,238 147,212 n/a ≠) 1999 300,000 180,000 81,079 76,401 313,649 2000 225,000 225,000 81,377 81,377 245,150 2001 75,000 70,000 74,826 74,826 219,772 2002 75,000 68,000 70,546 n/a 175,245
2003 50,000 50,000 n/a n/a n/a
Tabel 1. Hasil Pemanenan dan Eksport Gaharu jenis
Aquilqria spp dari Indonesia Tahun 1995 - 2003
*) CITES Management Authority of Indonesia
*) CITES Annual Report Data Compiled by UNEP-WCMC
≠) the reason for the unavailability of data for 1995 1nd 1998 is not known