• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Menulis Cerita Pendek Kearifan Lokal Menggunakan Model Mind Mapping Siswa SD Kota Samarinda Hani Subakti dan Eka Selvi Handayani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Menulis Cerita Pendek Kearifan Lokal Menggunakan Model Mind Mapping Siswa SD Kota Samarinda Hani Subakti dan Eka Selvi Handayani"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

 Pengembangan Menulis Cerita Pendek Kearifan Lokal Menggunakan Model Mind Mapping Siswa SD Kota Samarinda

Hani Subakti dan Eka Selvi Handayani 171-18

 Analisis Perkembangan Perbankan Syari’ah Sebagai Landasan Pendidikan Ekonomi Muslim

Retno Anisa Larasati dan Inal Kahfi 185-199

 Critical Thinking Ability in EFL Students' Argumentative Essay Writing: The Difficulties and the Strategies

Wawat Srinawati dan Rahmawati Alwi 200-210

 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Matematika SMA

Suci Mahya Sari 211-228

 Utilization of the Theory of Planned Behavior for Analyzing the Issue of Throwing Garbage in Public Places

B.M.A.S. Anaconda Bangkara dan Anggi Septian Siahaan 229-250  Pengembangan Prototipe Bicycle Static dalam Meningkatkan Kebugaran

Jasmani Anak Berkebutuhan Khusus

Amirzan, Indra Kasih dan Deni Rahman Marpaung 251-272  Kebijakan Pesantren dalam Pengelolaan Pendidikan di Indonesia

Aep Tata Suryana, Tatang Ibrahim, Muslem Daud dan Hery Saparudin 273-286  Pengaruh Metode Bercerita Dan Kemampuan Menyimak Pada

Pembentukan Karakter Disiplin Anak Usia Dini

Rahayu Dwi Utami, Munisa dan Abdi Syahrial Harahap 287-300  Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi

terhadap Kinerja

Jalaluddin, Sri Milfayetty, Zainuddin dan, Said Ali Akbar 301-314

VOLUME 21 NOMOR 2 EDISI September 2020

Volume 21 Nomor 2 Hal 171 - 314 Banda Aceh September 2020 Jurnal Serambi Ilmu

(2)

171

Jurnal Serambi Ilmu

Journal of Scientific Information and Educational Creativity

Pengembangan Menulis Cerita Pendek Kearifan Lokal Menggunakan

Model Mind Mapping Siswa SD Kota Samarinda

Hani Subakti1, Eka Selvi Handayani2

1Hani Subakti adalah staf pengajar Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda. Indonesia

E-mail: hanisubakti@uwgm.ac.id

2Eka Selvi Handayani adalah staf pengajar Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda. Indonesia

E-mail: ekaselvi@uwgm.ac.id Abstrak

Penelitian pengembangan menulis cerita pendek dengan model mind mapping kearifan lokal siswa sekolah dasar Kota Samarinda menarik untuk diteliti. Hal ini berdasarkan atas observasi lapangan yang menemukan kurangnya pemahaman siswa terhadap penulisan cerita pendek kearifan lokal. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menemukan unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerita pendek kearifan lokal itu sendiri. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (research and development). Analisis data yang diperoleh dari pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal menggunakan model mind mapping siswa sekolah dasar Kota Samarinda, dapat disimpulkan memiliki kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Untuk nilai kevalidan diperoleh dari validator ahli sastra dan validator ahli pembelajaran bahasa Indonesia dengan kriteria sangat baik. Data kepraktisan diperoleh berdasarkan atas penilaian rekan sejawat yang mendapatkan kriteria sangat baik. Sementara itu, untuk keefektifan dapat dilihat dari hasil uji kelompok kecil dan uji kelompok besar yang dilakukan dalam bentuk pretest dan postest. Hasil pretest kelompok kecil menunjukan bahwa nilai masih di bawah rata-rata. Namun saat dilakukan uji kelompok besar pada postest nilai berada di atas rata-rata. Sehingga dapat disimpulkan dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan pengembangan menulis cerita pendek menggunakan mind mapping siswa sekolah dasar di Kota Samarinda ini dapat digunakan dan diterapkan di dalam proses pembelajaran di sekolah dasar.

Kata kunci : pengembangan, cerita pendek, model mind mapping. PENDAHULUAN

Mind mapping dapat dijadikan alternatif di dalam mengatasi kesulitan siswa dalam proses belajar mengajar terutama pada materi menulis cerita pendek kearifan lokal. Dari kesulitan itu perlu pemahaman dan penerapan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik cerita pendek kearifan lokal. Untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam proses pembelajaran, maka dipilihlah model mind mapping. Model ini sangat

(3)

Jurnal Serambi Ilmu

172 Journal of Scientific Information and Educational Creativity

efektif dan efisien meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek kearifan lokal bagi siswa sekolah dasar Kota Samarinda.

Melaksanakan tahapan dengan menggunakan model mind mapping pada pembelajaran di kelas perlu pemahaman lebih dan sistematis. Pertama siswa harus menuliskan kata kunci dari tema dan dituliskan di tengah kertas. Tema pilihan tersebut dijabarkan ke dalam ranting-ranting yang merupakan unsur intrinsik cerita pendek yaitu tema, alur/plot, penokohan, latar/setting, sudut pandang/poin of view, gaya bahasa, dan pesan/amanat. Ini dilakukan untuk memudahkan siswa dalam menulis cerita pendek kearifan lokal.

Tulisan yang terstruktur dan sistematis sering dikenal sebagai kerangka karangan, maka model mind mapping tersebut berupa kata kunci dan dilengkapi dengan gambar berwarna-warni yang menarik perhatian. Selain itu, kelebihan dari mind mapping yaitu siswa bisa menambah kata kunci ketika mendapatkan tambahan ide baru. Mind mapping dapat terus berkembang sesuai dengan keinginan penulisnya. Kemudian dari pada itu, gambar berwarna-warni yang digunakan dapat mengoptimalkan pikiran seseorang sehingga memacu dalam menulis cerita pendek.

Kompetensi dasar pada materi menulis cerita pendek di sekolah dasar terdapat dalam kurikulum 2013 revisi yang diharapkan siswa untuk mampu menulis cerita pendek kearifan lokal dengan baik dan benar. Namun, masih banyak ditemukan peserta didik atau siswa yang merasa sangat kesulitan dalam menulis cerita pendek kearifan lokal. Alasannya pun beraneka ragam, mulai merasa tidak bisa menulis, tidak mempunyai ide atau gagasan, bingung mau mulai dari mana, dan lain sebagainya.

Mengarang, menceritakan, dan menarasikan cerita pendek kearifan lokal yang memiliki sifat fiktif tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan cerita pendek kearifan lokal bukan seperti laporan ataupun catatan harian yang ditulis dengan apa adanya. Kendala lain yang dihadapi siswa mengalami kesulitan menyajikan konflik sehingga tulisan jadi biasa dan datar. Hal ini membuat tulisan menjadi kurang menarik untuk dibaca.

Dalam penelitian ini penulis ingin memecahkan tiga permasalahan yaitu (1) melihat proses pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal menggunakan model mind mapping di sekolah dasar. (2) Mengetahui kepraktisan pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal menggunakan model mind mapping di sekolah dasar. (3) Membandingkan efektivitas pengembangan pembelajaran menulis cerita pendek kearifan lokal dengan model mind mapping pada siswa.

Pemecahan masalah dalam penelitian pengembangan ini untuk memberikan solusi menulis cerita pendek kearifan lokal dilihat dari proses, kepraktisan, dan efektivitas dengan menggunakan model mind mapping. Sementara itu, terdapat definisi operasional dalam variabel penelitian pengembangan untuk memperoleh pengertian yang benar dan menghindari kesalahan pemahaman judul penelitian ini, maka diuraikan secara singkat beberapa istilah sebagai berikut: (1) Pengembangan merupakan proses, cara, dan perbuatan mengembangkan suatu produk. (2) Mind mapping merupakan gambar atau lukisan terhadap ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa-peristiwa konkret (KBBI, 2016)

(4)

Jurnal Serambi Ilmu

Journal of Scientific Information and Educational Creativity

173

Tujuan dari penelitian pengembangan yaitu (1) mendeskripsikan proses pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal menggunakan model mind mapping di sekolah dasar Kota Samarinda. (2) Mendeskripsikan kepraktisan pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal menggunakan model mind mapping di sekolah dasar Kota Samarinda. (3) Mendeskripsikan efektivitas pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal menggunakan model mind mapping di sekolah dasar Kota Samarinda.

Definisi model secara harfiah memiliki arti yaitu bentuk. Dalam pemakaian secara umum model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukurannya yang diperoleh dari beberapa sistem. Sedangkan menurut (Suprijono, 2010:45), model diartikan representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Berdasarkan pendapat tersebut dapat didefinisikan bahwa model pembelajaran sebagai pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran.

Model Mind Mapping

Model mind mapping efektif bila digunakan untuk memunculkan ide-ide terpendam yang dimiliki. Model mind mapping berguna untuk mengorganisasikan informasi yang telah dimiliki. Model ini sendiri merupakan diagram yang digunakan mempresentasikan kata-kata, ide-ide (pikiran), dan tugas-tugas yang dihubungkan dari ide pokok (Buzan, 2011).

Mind Mapping membuat otak manusia ter-eksplor dengan baik dan bekerja sesuai dengan fungsinya. Otak manusia terdiri dari otak kanan dan otak kiri. Dalam mind mapping, kedua sistem otak diaktifkan secara bersamaan sesuai porsinya. Kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang, akan merangsang secara visual. Oleh karena itu infomasi dari mind mapping mudah untuk diingat (Buzan, 2011). Dari uraian tersebut, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa mind mapping adalah suatu cara yang dapat membantu siswa dalam menggambarkan ide tulisan ke dalam bentuk cabang-cabang pikiran dengan berbagai imajinasi kreatif.

(5)

Jurnal Serambi Ilmu

174 Journal of Scientific Information and Educational Creativity

Menulis Cerita Pendek

Menulis merupakan kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medianya (Trianto, 2010). Sementara itu, menulis cerita pendek adalah salah satu bentuk cipta sastra yang menjadi materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Sebagai salah satu materi pembelajaran, menulis cerita pendek perlu disampaikan dengan cara yang tepat untuk mencapai standar kompetensi yang diharapkan.

Unsur-Unsur yang Terdapat dalam Cerita Pendek 1. Unsur Interinsik Cerita Pendek

Karya sastra dalam hal ini menulis cerita pendek, memiliki struktur yang terdiri atas unsur-unsur pembangun cerita pendek itu sendiri. Adapun unsur-unsur pembangun intrinsik cerita pendek adalah sebagai berikut: (a) tema, (b) alur atau plot, (c) penokohan, (d) latar atau setting, (e) sudut pandang atau point of view, (g) gaya bahasa, dan (g) amanat (Trianto, 2010).

Tema merupakan pokok masalah yang menjadi pembicaraan atau menjadi inti topik dalam suatu pembahasan. Di dalam suatu cerita pendek, tema menjadi hal pokok dari persoalan yang menguasai pikiran pengarang, sehingga dapat memengaruhi semua unsur cerita di dalamnya. Kita dapat membaca cerita itu mulai dari awal sampai dengan akhir, para pelaku akan berbicara tentang suatu masalah dan di dalam masalah tersebut ada masalah pokok yang merupakan persoalan dasar dalam cerita pendek itu. Persoalan itulah yang dimaksud dengan tema (Trianto, 2010).

Alur/plot merupakan kesinambungan antara peristiwa yang berdasarkan hukum sebab-akibat ataupun akibat-sebab. Alur/plot tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, tetapi yang lebih penting menjelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi. Tersambungnya peristiwa tersebut, maka terjadilah sebuah cerita pendek itu sendiri. Alur sendiri dibagi atas alur maju, alur mundur, dan alur campuran (Trianto, 2010).

Penokohan berartikan pelaku. Berbicara tentang penokohan berarti berbicara tentang cara pengarang dalam menampilkan pelaku melalui sifat, sikap, dan tingkah laku pemain cerita. Penokohan itu sendiri merupakan salah satu unsur cerita pendek yang menggambarkan keadaan lahir maupun batin seorang tokoh atau pelaku. Penokohan dalam cerita pendek biasanya dikelompokan menjadi empat bagian yang memiliki perannya masing-masing. Untuk tokoh yang berperan sebagai orang baik atau bijaksana disebut protagonis. Sementara itu, untuk tokoh yang memiliki peran jahat disebut antagonis. Lain dari pada itu peran tokoh yang menjadi pelerai atau penengah di dalam cerita disebut tritagonis dan peran tokoh yang memiliki peran paling sedikit atau hanya sebagai pelengkap disebut figuran (Trianto, 2010).

Latar/setting biasanya menjelaskan tempat dan masa terjadinya cerita itu sendiri. Latar/setting merupakan unsur penting yang memperlihatkan hubungan dengan unsur-unsur lainnya. Suatu cerita sebagai gambaran tentang peristiwa yang menyangkut manusia, harus pula memberikan gambaran yang jelas tentang di mana, kapan, dan bagaimana hal itu bisa terjadi. Dengan kata lain, peristiwa yang dikisahkan harus pula lengkap dengan ruang atau tempat, waktu, dan suasana (Trianto, 2010).

(6)

Jurnal Serambi Ilmu

Journal of Scientific Information and Educational Creativity

175

Gambar 2. Mind Mapping dalam Unsur-unsur Intrinsik Cerita Pendek

Sudut pandang/point of view merupakan hubungan yang terjadi antara sang pengarang dengan alam fiktif ceritanya, ataupun antara sang pengarang dengan pikiran atau perasaan pembacanya. Dalam sudut pandang ini akan tampak sebagai siapa pengarang dalam sebuah cerita pendek atau di mana pengarang berada dalam sebuah cerita pendek. Jadi sudut pandang/point of view sangat berpengaruh kepada pengarang dalam bercerita, apakah dia bertindak sebagai peristiwa yang tahu segala-galanya, ataukah sebagai orang yang terbatas. Sudut pandang/point of view juga dapat berperan langsung dalam cerita sebagai orang pertama, ataukah sebagai pengobservasi yang berdiri diluar tokoh sebagai orang ketiga dalam cerita tersebut (Trianto, 2010).

Gaya bahasa merupakan ekspresi atas respons pengarang terhadap peristiwa-peristiwa melalui media bahasa seperti jenis bahasa yang digunakan, kata-kata dalam tulisannya, sifat atau ciri khas imajinasi, struktur tulisan, dan irama kalimat-kalimatnya dalam pengunaan gaya bahasa itu sendiri. Hal ini disebabkan penggunaan gaya bahasalah yang merupakan aspek kesenimanan pengarang yang paling kuat dan diwarnai cita rasa personal kepribadiannya (Trianto, 2010).

Amanat berisikan pesan yang baik dan dapat diambil hikmahnya oleh pembaca cerita pendek yang ditulis oleh pencipta cerita tersebut. Pesan tersebut bisa dalam bentuk tertulis dan bentuk tersurat ataupun berupa gambaran secara umum yang dapat disimpulkan oleh pembaca. Amanat sendiri dapat dipergunakan sebagai bahan refleksi diri ketika membaca sebuah cerita pendek yang berkesan bagi kita (Trianto, 2010).

Berikut mind mapping yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerita pendek.

2. Unsur Ekstrinsik Cerita Pendek

Karya sastra berbentuk cerita pendek, memiliki struktur yang terdiri atas unsur pembangun cerita pendek itu sendiri. Adapun unsur-unsur ekstrinsik cerita pendek yang lazim digunakan sebagai berikut: (a) latar belakang masyarakat, (b) latar belakang penulis, dan (c) nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita pendek (Trianto, 2010).

Latar belakang masyarakat merupakan faktor yang terdapat di dalam lingkungan masyarakat penulis itu sendiri yang memengaruhi penulis dalam penulisan cerita

(7)

Jurnal Serambi Ilmu

176 Journal of Scientific Information and Educational Creativity

pendek. Ada beberapa latar belakang yang memengaruhi penulis yaitu (1) ideologi negara, (2) kondisi politik, (3) kondisi sosial, dan (4) kondisi ekonomi yang terjadi di

dalam masyarakat (Trianto, 2010).

Latar belakang penulis merupakan faktor dari dalam pengarang itu sendiri yang memengaruhi dan memotivasi penulis dalam menulis sebuah cerita pendek. Latar belakang penulis terdiri dari beberapa faktor yaitu (1) Riwayat hidup sang penulis berisi tentang biografi sang penulis secara keseluruhan. (2) Kondisi psikologis merupakan mood atau motivasi seorang penulis ketika menulis cerita pendek. Psikologis seorang penulis ikut memengaruhi apa yang ada di dalam cerita mereka, misalnya jika mereka sedang sedih atau gembira mereka akan membuat suatu cerita sedih atau gembira pula. (3) Aliran sastra penulis merupakan ‘agama’ bagi seorang penulis dan setiap penulis memiliki aliran sastra yang berbeda-beda. Hal ini sangat berpengaruh juga terhadap gaya penulisan dan genre cerita yang biasa diusung oleh penulis di dalam karya-karyanya

(Trianto, 2010).

Nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita pendek merupakan nilai yang dapat diambil dari sebuah cerita pendek itu sendiri. Adapun nilai-nilai yang terkandung yaitu (1) Nilai agama adalah hal-hal yang bisa dijadikan pelajaran yang terkandung di dalam cerita pendek yang berkaitan dengan ajaran agama. (2) Nilai sosial adalah nilai yang bisa dipetik dari interaksi-interaksi tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita pendek dengan tokoh lain, lingkungan, dan masyarakat sekitar tokoh. (3) Nilai moral adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita pendek dan berkaitan dengan akhlak atau etika yang berlaku di dalam masyarakat. Di dalam suatu cerita pendek, nilai moral bisa menjadi suatu nilai yang baik maupun nilai yang buruk. (4) Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan nilai-nilai kebiasaan, tradisi, dan adat istiadat yang berlaku (Trianto, 2010).

Berikut ini merupakan mind mapping yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi unsur-unsur ekstrinsik di dalam cerita pendek.

(8)

Jurnal Serambi Ilmu

Journal of Scientific Information and Educational Creativity

177

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development) yang diadaptasi. Metode penelitian dan pengembangan (research and development) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifannya. Menurut Borg and Gall, yang dimaksud dengan model penelitian dan pengembangan adalah “a process used develop and validate educational product” (Sugiyono, 2015).

Penelitian pengembangan sebagai usaha mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam proses pembelajaran. Produk di sini tidak hanya suatu yang berupa benda seperti buku teks, film untuk pembelajaran dan software (perangkat lunak) komputer, tetapi juga metode seperti metode mengajar, program pendidikan, dan lain sebagainya. Penelitian dan pengembangan itu sendiri berfungsi untuk memvalidasi dan mengembangkan produk. Memvalidasi produk, berarti produk itu telah ada dan peneliti hanya menguji keefektivitas atau validitas produk tersebut.

Tahap pengembangan dalam penelitian ini yaitu peneliti berusaha mencapai penelitian dan pengembangan dengan menambahkan produk baru agar lebih praktis, kreatif, serta efisien untuk diterapkan pada siswa, lalu menguji keefektifan produk tersebut. (Sugiyono, 2015) telah menggambarkan langkah penelitian dan pengembangan seperti ditunjukkan pada gambar sebagai berikut:

Gambar 4. Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D Diadaptasi dari Sugiyono

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa sekolah dasar yang ada di Kota Samarinda. Penelitian pengembangan ini dilakukan pada tahun pembelajaran 2019/2020. Adapun sekolah dasar yang dipilih dilakukan secara acak berdasarkan observasi lapangan sebelumnya.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu: (1) lembar observasi merupakan alat ukur keberhasilan yang digunakan oleh peneliti. Lembar observasi siswa bertujuan melihat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menulis cerita pendek kearifan lokal menggunakan model mind mapping di sekolah dasar (2) lembar uji validasi yang digunakan untuk proses penilaian para ahli terhadap hasil pengembangan produk yang dirancang.

Potensi

dan Pengumpulan Produk Desain

Validasi desain Revisi Desain Uji Coba Produk Revisi Produk Uji Coba Pemakaian Revisi Produk Produk Masal

(9)

Jurnal Serambi Ilmu

178 Journal of Scientific Information and Educational Creativity

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar yang terletak didua kecamatan yaitu Kecamatan Samarinda Utara dan Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari s.d. Maret tahun 2020.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilaksanakan secara langsung dengan tahap-tahap yang telah dirancang sebelumnya. Tahapan-tahapan tersebut terdiri dari observasi lapangan, pemberian tugas, penerapan atau pengaplikasian produk hasil pengembangan, dan uji validasi atas produk.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data diperoleh melalui observasi, penugasan, uji para ahli, dan dokumentasi. Observasi dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi siswa dengan cara mengamati aktivitas siswa. Penugasan digunakan untuk melihat hasil kerja siswa. Uji para ahli digunakan untuk melihat seberapa baik produk yang dihasilkan. Dokumentasi digunakan sebagai alat bukti penelitian pengembangan produk penelitian.

Teknik Analisis Data

Data kevalidan terhadap produk pengembangan diperoleh dari penilaian validator ahli sastra dan validator ahli pengembangan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, yang telah ditunjuk sebelumnya.

Indikator Keberhasilan

Indikator yang dijadikan tolok ukur dalam menyatakan penelitian pengembangan ini berhasil dan tepat guna adalah jika terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan produk hasil penelitian. Lebih dari itu respons yang baik dari validator ahli terhadap proses pengembangan pembelajaran, kepraktisan, dan keefektivitasan pembelajaran menulis cerita pendek menggunakan model mind mapping sangat diharapkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Hasil penelitian pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal dengan model mind mapping sekolah dasar di Kota Samarinda yaitu menghasilkan produk dan meningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar pada materi menulis cerita pendek kearifan lokal akan menjadi tolok ukur keberhasilan dari pengembangan produk menggunakan model mind mapping. Jadi produk pengembangan dan peningkatan hasil

(10)

Jurnal Serambi Ilmu

Journal of Scientific Information and Educational Creativity

179

belajar ditujukan untuk memperkuat hasil akhir produk penelitian ini secara menyeluruh. Selain itu, penelitian ini juga mengukur kepratisan dan keefektifan yang dinilai dari rekan sejawat dan hasil kerja siswa yang dilakukan oleh peneliti terhadap subjek penelitian.

Data Hasil Validasi Produk untuk Menilai Kevalidan Produk

Validasi terhadap proses pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal dengan model mind mapping siswa sekolah dasar di Kota Samarinda dilakukan oleh dua validator. Validator pertama adalah validator ahli sastra dan validator kedua adalah ahli pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Validator pertama yaitu seorang dosen sastra Indonesia yang memahami benar dan mendalam aspek-aspek kesusastraan dan berkarier sebagai dosen di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman. Sementara itu validator kedua yaitu seorang kepala sekolah berprestasi yang juga menjadi instrukstur nasional mengenai pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan berkarier di SD Negeri 23 Samarinda Utara.

Hasil keseluruhan penilaian akhir yang dilakukan oleh validator ahli sastra mendapatkan nilai 90. Maka produk masuk dalam kriteria persentase 90-100% yang apabila dilihat dari tabel uji coba kelayakan produk, skor ini termasuk dalam kriteria atau kualifikasi sangat baik dan produk yang dihasilkan siap dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran. Hasil keseluruhan penilaian akhir yang dilakukan oleh validator ahli pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mendapatkan niali 91. Maka produk masuk dalam kriteria persentase 90-100% yang apabila dilihat dari tabel uji coba kelayakan produk, skor ini termasuk dalam kriteria atau kualifikasi sangat baik dan produk yang dihasilkan siap dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran di sekolah dasar.

Data Hasil Validasi Produk untuk Menilai Kepraktisan Produk

Validasi terhadap kepraktisan produk pengembangan menulis cerita pendek dengan model mind mapping siswa sekolah dasar di Kota Samarinda dilakukan oleh seorang praktisi (teman sejawat). Hal ini, dimaksudkan untuk mengukur kepraktisan dalam pembelajaran di kelas yang telah dilaksanakan. Praktisi (teman sejawat) yang menjadi penilai produk merupakan guru di SD Negeri 023 Samarinda Utara. Hasil keseluruhan penilaian akhir yang dilakukan oleh praktisi (teman sejawat) mendapatkan niali 91. Maka produk masuk dalam kriteria persentase 90-100% yang apabila dilihat dari tabel uji coba kelayakan produk, skor ini termasuk dalam kriteria atau kualifikasi sangat baik dan produk yang dihasilkan siap dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran di sekolah.

Hasil Analisis Uji Coba Produk Kelompok Kecil untuk Menilai Keefektifan Produk Berdasarkan hasil analisis data yang diuraikan, terlihat nilai menulis cerita pendek kearifan lokal menggunakan model mind mapping kelompok kecil adalah sebesar 8,51. Nilai thitung dapat dibandingkandengan nilai ttabel yaitu tabel nilai persentil distribusi uji t dengan db= N-1= 12-1 =11. Jadi, db 12-1= 11 dan t0 0,975 = 2,20. Sementara thitung = 8,51 dan ttabel = 2,20 yang berarti H0 ditolak.H0 ditolak apabila thitung >

(11)

Jurnal Serambi Ilmu

180 Journal of Scientific Information and Educational Creativity

ttabel karena terjadi perubahan yang signifikan pada nilai siswa ketika menulis cerita pendek kearifan lokal sebelum dan sesudah menggunakan model mind mapping.

Data hasil evaluasi kelompok kecil menunjukan rata-rata hasil belajar pretes sebesar 67,16 sedangkan rata-rata postest sebesar 87,16. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan model mind mapping dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek kearifan lokal. Hal ini dapat dibuktikandengan nilai postest siswa yang berada di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yaitu berada di atas nilai 75.

Hasil Analisis Uji Coba Produk Kelompok Besar untuk Menilai Keefektifan Produk

Berdasarkan hasil analisis data yang diuraikan, terlihat bahwa nilai menulis cerita pendek kearifan lokal dengan model mind mapping pada uji kelompok besar atau uji lapangan adalah sebesar 18,42 Nilai thitung dapat dibandingkan dengan nilai ttabel dengan db= N-1= 28-1 =27. Jadi, db 28-1= 27 dan t0 0,975 = 2,001. Apabila thitung = 18,39 dan ttabel = 2,001 maka H0 ditolak, sebab H0 ditolak jika thitung > ttabel.

Data hasil evaluasi kelompok besar menunjukan rata-rata hasil belajar pretest sebesar 67,7 sedangkan rata-rata postest sebesar 89. Hal ini menunjukan bahwa menggunakan model mind mapping dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek kearifan lokal di sekolah dasar. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai postest siswa yang berada di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yaitu berada di atas nilai 75.

PEMBAHASAN

Penelitian pengembangan ini diterapkan pada materi pokok pembelajaran menulis cerita pendek kearifan lokal dengan menggunakan model mind mapping. Dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar siap menerima pelajaran. Hal ini dikarenakan pada bagian pendahuluan setiap pembelajaran terdapat apersepsi yang memberikan gambaran kontekstual tentang pentingnya proses pengembangan pembelajaran menulis cerita pendek kearifan lokal dengan menggunakan model mind mapping.

Pada tahap apersepsi ini disajikan atau diperlihatkan beberapa contoh cerita pendek kearifan lokal. Melalui apersepsi ini diharapkan dapat membangun rasa ingin tahu yang mendalam tentang penerapan pembelajaran menulis cerita pendek kearifan lokal dengan menggunakan model mind mapping yang akan disajikan. Tahapan proses pembelajaran selanjutnya siswa diminta menulis cerita pendek dengan kearifan lokal dengan menggunakan mind mapping. Setelah siswa menuliskan cerita pendek kearifan lokal dengan menggunakan mind mapping terjadi peningkatan yang signifikan.

Tulisan cerita pendek kearifan lokal yang dituliskan oleh siswa menjadi menarik. Ini dapat dibuktikan dengan runtutan cerita pendek kearifan lokal yang tersusun secara sistematis. Cerita pendek kearifan lokal yang ditulis siswa tersaji lengkap dengan unsur-unsur intrinsik yang memuat tema, alur, penokohan, tempat, sudut pandang, gaya

(12)

Jurnal Serambi Ilmu

Journal of Scientific Information and Educational Creativity

181

bahasa, dan amanat. Untuk unsur ekstrinsiknya pun siswa dapat menulisakan dengan baik. Ini terjadi dikarenakan mereka telah mendesain mind mapping terlebih dahulu. Hasil tes kelompok kecil dan kelompok besar terdapat perbedaan nilai atau skor yang begitu signifikan antara tes awal siswa menulis cerita pendek kearifan lokal dengan teknik yang diajarkan oleh guru kelas di sekolah (pretest) dan tes akhir menulis cerita pendek kearifan lokal dengan menggunakan model mind mapping (postest). Berdasarkan tes awal (pretest) menulis cerita pendek kearifan lokal yang dilakukan kepada siswa baik pada uji kelompok kecil dan uji kelompok besar terlihat jelas bahwa nilai masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Ini disebabkan cerita pendek kearifan lokal yang ditulis begitu singkat, alur cerita, dan tema tidak tergambar dengan jelas. Namun, setelah diadakan treatmen atau perlakuan yaitu mengajarkan kepada siswa tentang penerapan pembelajaran menulis cerita pendek kearifan lokal dengan menggunakan model mind mapping, nilai siswa pada pretest yang awalnya rendah di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75,00 mengalami peningkatan pada postest yaitu di atas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Pada data hasil validasi ahli sastra, ahli pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dan praktisi (teman sejawat) dapat dikategorikan sangat baik. Hal ini, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti. Berdasarkan hasil penilaian validator ahli sastra mendapatkan nilai 90% atau sangat baik. Begitu pula dengan penilaian validator ahli pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mendapatkan nilai 91% atau sangat baik, dan penilaian dari praktisi (teman sejawat) mendapatkan nilai 91% atau sangat baik. Penilaian yang menunjukan bahwa penerapan pembelajaran menulis cerita pendek kearifan lokal dengan menggunakan model mind mapping memiliki kualitas yang sangat baik. Secara umum dapat dikatakan penerapan pembelajaran menulis cerita pendek kearifan lokal dengan menggunakan model mind mapping sangat baik diterapkan dalam pembelajaran menulis cerita pendek pada tematik mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya di sekolah dasar.

KESIMPULAN

Simpulan dari penelitian pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal dengan menggunakan model mind mapping di sekolah dasar diawali dengan kajian kurikulumdan pengidentifikasian masalah. Setelah itu dilanjutkan pada penentuan atau perumusan konsep-konsep materi yang sesuai dengan model pembelajaran yang dikembangkan di dalam penelitian ini. Akhirnya dipilihlah pengembangan yang cocok terhadap materi menulis cerita pendek kearifan lokal dengan dengan menggunakan model mind mapping pada siswa sekolah dasar di Kota Samarinda. Atas dasar itu semua penelitian ini juga memperhatikan isi, stuktur, kosa-kata, kalimat, dan mekanisme yang ada. Teks dan gambar yang ada dibuat semenarik mungkin agar pembaca tidak merasa bosan dalam membacanya.

Penelitian pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal dengan menggunakan model mind mapping di sekolah dasar di Kota Samarinda ini berhasil mencapai tujuan yang teramat baik. Adapun inti dari penelitian pengembanganan telah mencapai tujuan dari penelitian pengembangan yang diharapkan yaitu (1) dapat mendeskripsikan proses atau jalannya pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal menggunakan model mind mapping siswa di sekolah dasar Kota Samarinda. (2)

(13)

Jurnal Serambi Ilmu

182 Journal of Scientific Information and Educational Creativity

Dapat mendeskripsikan kepraktisan pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal menggunakan model mind mapping siswa di sekolah dasar Kota Samarinda. (3) Dapat mendeskripsikan efektivitas pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal menggunakan model mind mapping siswa di sekolah dasar Kota Samarinda.

Ketiga komponen terpenting di dalam penelitian pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal dengan menggunakan model mind mapping di sekolah dasar di Kota Samarinda telah berhasil dilaksanakan dengan baik. Tahapan-tahapan tersebut juga telah dilalui dengan sangat sistematis dan kongkret. Adapun tahapan-tahapan yang telah dilaksanakan di dalam pengembangan dan berhasil dilalui yaitu tahapan penilaian dari segi kualitas penelitian pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal dengan menggunakan model mind mapping di sekolah dasar di Kota Samarinda, tahapan penilaian dari segi kepraktisan pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal dengan menggunakan model mind mapping di sekolah dasar di Kota Samarinda, dan yang terakhir tahapan penilaian dari segi efektivitas penelitian pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal dengan menggunakan model mind mapping di sekolah dasar di Kota Samarinda.

Pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal dengan menggunakan model mind mapping di sekolah dasar di Kota Samarinda juga memiliki kualitas yang sangat baik. Ini ditunjukan dengan penilaian validator ahli sastra yang mendapatkan nilai 90% atau sangat baik. Lalu penilaian validator ahli pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mendapatkan nilai 91% atau sangat baik. Hingga penilaian praktisi (teman sejawat) mendapatkan nilai 91% atau sangat baik pula.

Pengembangan menulis cerita pendek kearifan lokal dengan menggunkan model mind mapping di sekolah dasar sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang dibuktikan dengan peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada kelompok kecil dari nilai sebesar 67,16% mengalami peningkatan menjadi 87,16% dengan deviasi sebesar 8,51 dan uji kelompok besar dari nilai sebesar 67,7% menjadi 89% dengan deviasi 18,42%. Hal ini telah membuktikan bahwa persebaran nilai rata-rata hasil belajar siswa tidak terlalu jauh dari perolehan nilai rata-rata kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. Yunus. (2013). Pembelajaran bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Abubakar dan Anwar. (2013). Research & Learning in Sociology and Anthropology. Jurnal Komunitas, Vol. 5, No 2 Sept. 2013. Semarang: Univ. Negeri Semarang. Abubakar dan Anwar. (2015). Learning Materials In Character Education. Jurnal

Ilmiah Peuradeun, Vol. 3, No 3, September 2015. Banda Aceh: SCAD Independent.

(14)

Jurnal Serambi Ilmu

Journal of Scientific Information and Educational Creativity

183

Aklimawati. (2015). Pengembangan Design Pembelajaran Tematik Untuk Menemukan Rumus Luas Lingkaran di Sekolah Dasar. Jurnal Serambi Ilmu, Vol 16 No 2 (2015). Banda Aceh: Universitas Serambi Mekah.

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar (ed). (2015). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum TematikIntegratif/KTI). Jakarta: Prenadamedia Group.

Apriana, Evi. (2017). Pengaruh Program Perkuliahan Biologi Konservasi dengan Pendekatan Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal Aceh Terhadap Peningkatan Literasi Lingkungan. Jurnal Serambi Ilmu, Vol 18, No 1 (2017). Banda Aceh: Universitas Serambi Mekah.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Buzan, T. (2011). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia.

Ghazali, Syukur. (2013). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif: Bandung Refika Aditama.

Hasan Iqbal. M. (2002). Pokok-pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013) A. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. (2016). Panduan Penilaian oleh Pendidik untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kosasih, E. (2012). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: YramaWidya. Mahsun. (2014). Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. Priyatni, Endah Tri. (2014). Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum

2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Rahmani. (2016). Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Serambi Ilmu, Vol 17 No 2 (2016). Banda Aceh: Universitas Serambi Mekah.

(15)

Jurnal Serambi Ilmu

184 Journal of Scientific Information and Educational Creativity

Saputro, Agung Nasrulloh. (2017). Pengembangan Buku Ajar Menulis Cerita Pendek yang Berorientasi pada Karakter Cinta Tanah Air. Jurnal Indonesian Language Education and Literature, Vol. 2, No 2, 2017. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Subakti, Hani. (2019). 8 Konsepsi Landasan Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Parepare: Kaaffah Learning Center.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian & Pengembangan: Research and Development. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. (2010).Cooperative Learning.Yogyakarta: PustakaPelajar. Sutama, I Made. (2016). Pembelajaran Menulis.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara

Gambar

Gambar 1. Mind mapping Secara Umum
Gambar 3. Mind Mapping dalam Unsur-unsur Ekstrinsik Cerita Pendek
Gambar 4. Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D Diadaptasi dari Sugiyono

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa Dewan Paroki Santa Maria Assumpta Klaten memiliki tingkat penerimaan teknologi Google Suite yang cukup terlihat dari niat yang

(Saya merasa tidak jelas dengan berbagai aturan yang harus saya pelajari untuk berbicara Bahasa Inggris.). STS TS ATS AS ST

binuka pisan, wiilaos jeroning galih, piyanget iki surat mam�,.. Bojakalana sampun rawuh, sarta Ian Jayakalana, minang seraYci ratu sakti, raja Ajar negarane

Alhamdullillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang

Ova tablica se nadovezuje na Wilcoxov test ranga te se donosi zaključak o prihvaćanju hipoteze H1 kako imidž marke IKEA ima pozitivan imidž u javnosti, budući je testiranjem

The smaller AUC value of the survey data shows that the model cannot predict travel destination using the inputs of other data sources as accurate as the Tweets based data source..

Makna simbolik keris dalam struktur sosial Keraton Yogyakarta memberikan gambaran tentang kedudukan atau jabatan seseorang dalam lingkungan Kraton Yogyakarta yang

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: penggunaan LKS materi pokok sistem regulasi manusia bermuatan keislaman