• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan kompetensi inti industri Kabupaten Kuningan; bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2\

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "pengembangan kompetensi inti industri Kabupaten Kuningan; bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2\"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Ment er i Per i ndus t r i an Republ i k l ndones i a

PERATU

RAN

M

EN

TERI PERI N

D

U

STRI AN

REPU

BLI K I N

D

O

N

ESI A

N

O

M

O

R: 103/ M

I N

D

/ PER/ 10/ 2014

TEN

TAN

G

PETA PAN

D

U

AN

PEN

G

EM

BAN

G

AN

KO

M

PETEN

SI I N

TI I N

D

U

STRI KABU

PATEN

KU

N

I N

G

AN

D

EN

G

AN

RAH

M

AT TU

H

AN

YAN

G

M

AH

A ESA

M

EN

TERI PERI N

D

U

STRI AN

REPU

BLI K I N

D

O

N

ESI A,

Menimbang

'.

a.

Mengingat

:

1. b.

bahwa

sebagai

pelaksanaan

ketentuan

Pasal

3

ayat

(1)

huruf

b

Peraturan

Presiden

Nomor

28

Tahun

2008

tentang

Kebijakan

Industri

Nasional,

Pemerintah

Kabupaten Kuningan

telah

men)rusun

peta

panduan

pengembangan

kompetensi

inti

industri

Kabupaten

Kuningan;

bahwa

untuk

melaksanakan

ketentuan

Pasal

3

ayat

(2\

peraturan

Presiden

Nomor

28

Tahun 2008

tentang

Kebijakan Ind,ustri Nasional,

perlu

menetapkan

peta

pr.rri,.r"r,

pengembangan

kompetensi

inti

industri

sebagaimana

dimaksud

dalam

huruf

a;

bahwa

berdasarkan pertimbangan

sebagaimana

dimaksud dalam

huruf a dan huruf b

perlu

menetapkan Peraturan

Menteri Perindustrian

tentang

Peta Panduan

Pengembangan

Kompetensi

Inti

Industri

Kabupaten Kuningan;

Undang-Undang Nomor 25

Tahun

2OO4

tentang

Sistem

perencanaan

Pembangunan

Nasional

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OO4

Nomor

104,

Tambahan

Lembaran

Negara

Republik Indonesia

Nomor

aa2\;

Undang-Undang

Nomor

32

Tahun

2OO4

tentang

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OO4

Nomor

125,

Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor

4437)

sebagaimana

telah

beberapa

kali

diubah

terakhir

dengan

Undang-Undang

Nomor

12

Tahun

2008

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun

2008

itlorrror

59,

Tambahan Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Nomor a8a4);

3.

Undang-Undang

Nomor

17

Tahun

2OO7

tentang

Rencana

Pembangunan

Jangka Panjang

Nasional

Tahun

2OO5-2O25

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2oo7 Nomor 33, Tambahan Lembaran

C.

(2)

-

2

-

Peraturan Menteri Perindustrian

RI

Nomor

: 103/M-IND/PER/20

14

4.

Undang-Undang

Nomor

25

Tahun

2OO7

tentang

Penanaman

Modal

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

Negara

Republik Indonesia

Nomor 4724);

5.

Undang-Undang

Nomor

3

Tahun

2014

tentang

Perindustrian

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun 2014

Nomor

4,

Tambahan Lembaran

Negara

Repubiik Indonesia

Nomor 5492);

6.

Peraturan Pemerintah

Nomor

17

Tahun

1986

tentang

Kewenangan

Pengaturan, Pembinaan

dan

Pengembangan

Industri

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

1986

Nomor 23, Tambahan

Lembaran

Negara

Republik Indonesia

Nomor 3330);

7.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

38 Tahun

2OO7

tentang

Pembagian

Urusan

Pemerintahan

Antara

Pemerintah,

Pemerintahan

Daerah Provinsi,

dan

Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran

Negara

Republik Indonesia

Nomor 4737);

8.

Peraturan Pemerintah Nomor

24

Tai;rwn

2009

tentang

Kawasan

Industri

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

20O9

Nomor

47,

Tarnbahan Lembaran

Negara

Republik Indonesia

Nomor 4987);

9.

Peraturan

Presiden

Nomor

28

Tahun 2008

tentang

Kebijakan

Industri

Nasional;

10.

Peraturan

Presiden

Nomor

47

Tatlun

2009

tentang

Pembentukan

dan

Organisasi Kementerian

Negara

sebagaimana

telah

beberapa

kali

diubah

terakhir

dengan

Peraturan

Presiden Nomor 55

Tahun

2013;

l

l.Peraturan

Presiden

Nomor

24

Tdnun 2010

tentang

Kedudukan, Tugas,

dan

Fungsi

Kementerian

Negara

serta Susunan

Organisasi, Tugas,

dan

Fungsi

Eselon

I

Kementerian

Negara sebagaimana

telah

beberapa

kali

diubah

terakhir

dengan

Peraturan

Presiden

Nomor

56

Tahun

2013;

12.Keputusan

Presiden Nomor

84/P Tahun 2009

tentang

Pembentukan

Kabinet Indonesia Bersatu

II

Periode

Tahun

2OO9-2O14

sebagaimana

telah

beberapa kali

diubah terakhir

dengan Keputusan Presiden

Nomor

54/P Tahun

2014;

13.

Peraturan Menteri Perindustrian

Nomor 137/M-IND/

PER/10/2009

tentang

Peta

Panduan

(Road

Map)

Pengembangan

Klaster

Industri

Makanan

Ringan;

14.

Peraturan Menteri Perindustrian

Nomor 139/M-IND/

PER|12l2Ol1 tentang

Peta

Panduan

(Road

Map)

Pengembangan

Industri

Unggulan Provinsi Jawa Barat;

15.

Peraturan

Menteri Perindustrian Nomor 105/M-IND/

PER/

10/2010 tentang

Organisasi

dan

Tata

Kerja

Kementerian Perindustrian;

(3)

-

3

-

Peraturan Menteri Perindustrian

RI

Nomor

: 103/M-IND/PER/20

14 16.

Peraturan

Menteri

Perindustrian Nomor 64/M-IND/

PER|T

l2oll

tentang

Jenis-Jenis

Industri

Dalam

Pembinaan

Direktorat Jenderal

dan

Badan

di

Lingkungan

Kementerian

Perindustrian;

MEMUTUSKAN:

MenetapKan

:

PERATURAN

MENTERI

PERINDUSTRIAN TENTANG

PETA

PANDUAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI

INTI

INDUSTRI

KABUPATEN KUNINGAN.

Pasal

1

Menetapkan

peta panduan

pengembangan

kompetensi

inti

industri

Kabupaten

Kuningan

sebagaimana

tercantum dalam Lampiran

Peraturan

Menteri

ini.

Peta

panduan

sebagaimana

dimaksud pada ayat

(1)

merupakan dokumen perencanaan

pengembangan

industri

Kabupaten Kuningan yang memuat

sasaran,

strategi,

dan

rencana

aksi

pengembangan

kompetensi

inti

industri

Kabupaten Kuningan.

( 2)

Pasal

2

Industri

pengolahan

ubi

jalar

dengan

fokus

kemampuan

memproduksi tepung

ubi jalar

yang

berkualitas

dan

pemanfaatannya

menjadi

produk

makanan

olahan

merupakan

kompetensi

inti

industri

Kabupaten

Kuningan

sebagaimana

dimaksud

dalam Pasal

1.

Pasal

3

Peta panduan

pengembangan

kompetensi

inti

industri

Kabupaten Kuningan

sebagaimana

dimaksud dalam

Pasal

1

menjadi:

a.

pedoman

operasional

bagi

Aparatur

Pemerintah

kabupaten Kuningan dalam menunjang

pelaksanaan

p.og.im

pengembangan

kompetensi

inti

industri

secara

komPlementer dan sinergik;

b.

pedoman

pengembangan

kompetensi

inti

industri

bagi

pelaku

industri

pengolahan

ubi jalar

dan/atau

institusi

terkait;

c.

pedoman

dalam

mengkoordinasikan

perencanaan

kegiatan

antar

sektor,

antar instansi terkait

di

pusat

dan daerah (provinsi dan kabupaten/

kota);

d.

acuan

dalam

penyusunan

rencana strategis

dan

rencana

kerja tahunan

Kabupaten

Kuningan;

dan

e.

informasi dalam

menggalang

dukungan

sosial-politis

dan

kontrol

soslal

atas

pelaksanaan

kebijakan

pengembangan

kompetensi

inti industri.

(4)

-4-

Peraturan Menteri

Perindustrian

RI

Nomor

: 103/M-IND/PER/ 2Ol4

(1)

Monitoring dan

evaluasi pelaksanaan

peta

panduan

pengembangan

kompetensi

inti

industri

Kabupaten

Kuningan

sebagaimana

dimaksud

dalam Pasal

1

dilaksanakan oleh Direktur Jenderal

Pengembangan

Perwilayahan

Industri.

(2)

Dalam

melaksanakan

monitoring

dan

evaluasi

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

Direktur

Jenderal

Pengembangan

Perwilayahan

Industri

dapat

berkoordinasi

dengan

kementerian/

lembaga

terkait.

(3)

Direktur

Jenderal

Pengembangan

Perwilayahan

Industri

menyampaikan

hasil monitoring dan

evaluasi

kepada

Menteri

Perindustrian

sekurang-kurangnya

sekali

dalam

1

(satu)

tahun.

Pasal

5

Peraturan

Menteri

ini

mulai

berlaku pada

tanggal

ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada

tanggal

17

Oktober 2014

MENTERI PERINDUSTRIAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

MOHAMAD S. HIDAYAT

SALINAN

Peraturan Menteri

ini

disampaikan

kepada:

1.

Para

Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II;

2.

Para Pejabat Eselon

I

di

lingkungan

Kementerian

Perindustrian;

3.

Gubernur

Jawa Barat;

4.

Ketua

Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kuningan;

5.

Bupati

Kuningan;

6.

Kepala

Biro

Hukum

dan Organisasi Kementerian

Perindustrian;

7.

Pertinggal.

Salinan

sesuai dengan

aslinya

Sekretariat Jenderal

Kementerian

Perindustrian

Kepala

Biro

Hukum

dan Organisasi

(5)

LAM

PI RAN

PERATU

RAN

M

EN

TERI PERI N

D

U

STRI AN

REPU

BLI K

I N

D

O

N

ESI A

N

O

M

O

R : 103/ M

I N

D

/ PER/ 10/ 2014

TAN

G

G

AL : 17 0kt ober 2014

PETA PAN

D

U

AN

PEN

G

EM

BAN

G

AN

KO

M

PETEN

SI I N

TI I N

D

U

STRI KABU

PATEN

KU

N

I N

G

AN

I . PEN

D

AH

U

LU

AN

H

. SASARAN

I H

STRATEG

I

I V. KERAN

G

KA PEN

G

EM

BAN

G

AN

V. REN

CAN

A AKSI

M

EN

TERI PERI N

D

U

STRI AN

REPU

BLI K I N

D

O

N

ESI A,

t t d

M

O

H

AM

AD

S. H

I D

AYAT

Salinan

sesuai dengan

aslinya

Sekretariat Jenderal

Kementerian

Perindustrian

Kepala

Biro Hukum

dan Organisasi

(6)

Lampiran:

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor

:

103/M-IND/PER/ 10/2014

PETA

PANDUAN

PENGEMBANGAN

KOMPETENSI

INTI

INDUSTRI

KABUPATEN KUNINGAN

I

PENDAHULUAN

Berdasarkan pertimbangan

hasil analisa terhadap kondisi dan

potensi

ekonomi daerah

dan

potensi

pengembangan

5

(lima)

tahun

ke depan serta

keterkaitannya

dengan

industri

penunjang,

industri terkait dan industri

di

kabupaten/kota dan provinsi

1ain,

Kabupaten Kuningan

menentukan

industri

pengolahan

ubi

jalar

dengan

fokus

kemampuan

memproduksi

tepung

ubi jalar

yang

berkualitas

dan

pemanfaatannya

menjadi produk

makanan olahan

sebagai

kompetensi

inti

industrinya.

Dalam rangka

mengembangkan

kompetensi

inti

industri

tersebut,

disusun Peta

Panduan

Pengembangan

Kompetensi

Inti

Industri

Kabupaten

Kuningan, yang

memaparkan sasaran

pengembangan yang

ingin

dicapai, strategi, dan

rencana

aksinya.

II

SASARAN

Sasaran

pengembangan

industri

pengolahan

ubi

jalar

dengan

fokus

kemampuan memproduksi

tepung

ubi

jalar

yang

berkualitas

dan

pemanfaatannya menjadi

produk

makanan olahan

terdiri

atas:

a.

Sasaran

Jangka

Menengah (2O14-2OI8\

1. T\rmbuhnya

industri

pembuatan tepung

ubi

jalar

sebesar

50 %

di

Kabupaten

Kuningan

pada

tahun

2015;

2. Tumbuhnya permintaan tepung

ubi

jalar

dengan

berkembangnya

berbagai

produk

olahan;

dan

3.

Terjaminnya ketersediaan

dan

mutu

pasokan tepung ubi

jalar.

b.

Sasaran

Jangka

Panjang (2014-2025\

1

.

Meningkatnya

produktivitas skala usaha

industri

pengolahan

ubi

jalar

dan diversifikasi produk

olahan

ubijalar;

2.

Terciptanya

produksi

pengolahan

ubi

jalar

yang

berkesinambungan

dan terjaga

kuantitas

maupun kualitasnya;

dan

3.

Terciptanya pengetahuan

dan

keterampilan

SDM

yang

prima

sehingga

dapat

lebih

inovatif dalam

pengembangan industri

pengolahan ubi

jaiar.

III

STRATEGI

Berdasarkan

kekuatan,

kelemahan,

peluang

dan

ancaman,

maka

ditempuh

strategi

sebagai

berikut:

a.

Penguatan kelembagaan;

b.

Penguatan

jejaring

pasokan dan

pemasaran;

c.

Penguatan

SDM;

dan

d.

Penguatan

proses

produksi

dan penguatan

hulu-hilir

produksi

tepung

ubi

jalar.

TV

KERANGKA

PENGEMBANGAN

Kerangka pengembangan

kompetensi

inti

industri

Kabupaten

Kuningan

(7)

Lampiran:

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor

:

103/M-IND/PER/ 10/2014

I ndus t r i l nt i

Industri

Pendukung I ndus t r i Ter kai t

Industri pengolahan ubi

jalar

Fokus :

Nemdmpuan Memproduksl Tepung

llbi

Jalar

Yang

Berkualitas

Dan

P e manfaat anng a M enJ

adl

Produk

Makqndn

Olo,ho,n

lndustri kimia, industri

minyak goreng, industri

bahan pengawet makanan.

Industri makanan ringan,

industri pangan

olahan

Sasaran Jangka Menengah 120L4-20LAI

Sasaran Jangka PanJang

l20L+-20251 a. Tumbuhnya

industri

pembuatan tepung

ubijalar sebesar 50

%o di Kabupaten

Kuningan pada tahun 20'l 5;

b. Tumbuhnya permintaan tepung ubi

jalar

dengan berkembangnya berbagai produk olahan; dan

c. Terjaminnya ketersediaan

dan

mutu

pasokan tepung ubi jalar.

a.

Meningkatnya produktivitas skala usaha industri pengolahan ubi

jalar

dan

diversifikasi produk olahan ubi jalar;

b. Terciptanya produksi pengolahan ubi jalar yang berkesinambungan dan terjaga

kuantitas maupun kualitasnya; dan

c.

Terciptanya pengetahuan dan

keterampilan SDM yang prima sehingga

dapat lebih inovatif dalam

pengembangan

industri pengolahan

ubi

jalar.

Strategi a. Penguatan kelembagaan;

b. Penguatan jejaring pasokan dan pemasaran;

c. Penguatan SDM; dan

d. Penguatan proses produksi dan penguatan

hulu-hilir

produksi tepune ubi ialar. Pokok-Pokok Rencana

Aksi

Jangka Menengah t2O 14-2O18)

Pokok-Pokok Rencana

Aksi

Janska Panianr l2OL4-2O2Sl

a. Penetapan peraturan daerah mengenai roadmap kompetensi

inti

industri daerah;

b. Pengembangan kerjasama dengan Balai

Besar Industri Agro dalam rangka penelitian dan pengembangan kualitas tepung ubi ja1ar, pemanfaatan dan

pengembangan produk olahan tepung ubi

jalar

serta pengembangan teknologi produksi;

c.

Diseminasi pengetahuan dan mendorong

tumbuhnya pembelajaran dalam hal

penguasaan kemampuan pengolahan tepung ubi

jalar;

dan

d. Pembangunan akses dan kepercayaan

industri Densguna.

a. Pengembangan desain, teknologi

dan diversifikasi produk

untuk mencapai

nilai tambah; dan

b. Pembinaan

klaster Industri pengolahan ubi jalar.

Unsur Penuniang

Pasar

Penumbuhan

industri-industri

pengolahan

makanan

yang

memanfaatkan

tepung

ubi jalar 50 %.

Teknologl

a.

Pengembangan

produk-produk

olahan

tepung ubi

jalar;

dan

b.

Pengembangan

kemampuan

produksi

tepung

ubi jalar yang

memenuhi

standar. SDM

Pengembangan jaringan kerja dan

kapasitas produksi tepung

ubijalar;

dan Peningkatan kemampuan teknis

pengolahan tepung ubi

jalar

menjadi produk-produk pansan olahan.

b

Infrastruktur

a. Peningkatan

peran lembaga penelitian

dan pengembangan; dan

b. Peningkatan

kualitas

infrastruktur

transportasi, air bersih, energi dan ketenagalistrikan

Lokasi Pengembansan

Kecamatan Cilimus, Kecamatan Kadugede, Kecamatan Jalaksana, Kecamatan Cigandamekar, Kecamatan Cipicung, Kecamatan Pancalang

(8)

lrmpiran:

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor

:

103/MJND/PER/ 10/2013

V

RENCAITA

AI(SI

Rencana

aksi

dalam rangka

pengembangan

kompetensi

inti

industri

Kabupaten

Kuningan

sebagaimana

tercanturn

dalam

matriks

sebagai

berikut:

NO

REN

CAN

A AKSI

I N

D

I KATO

R

PEM

AN

G

KU

KEPEN

TI N

G

AN

2014

2015

2016

2017

2018

PU

SAT

DAERAH

LAI N

N

YA

1

PEN

G

U

ATAN

KELEM

BAG

AAN

a.

Menetapkan peraturan daerah mengenai roadmap kompetensi

inti

industri

Kabupaten Kuningan Terdapatnya Perda penetapan KIID

Bagian Hukum Setda

Kabupaten Kuningan, Bagian Pembangunan Setda Kabupaten Kuningan, Bagian Ekonomi Setda Kabupaten Kuningan, Disperindag Kabupaten Kuningan

b.

Membentuk

tim

kompetensi

inti

industri

daerah Kabupaten Kuningan. [steering

comitee dan tenaga

pendampingl

Terdapatnya working

group yang

menjalankan rencana

pengembangan KIID

ini

Ditjen

Industri

Agro Kemenperin, Ditjen IKM Kemenperin Disperindag Kabupaten Kuningan, Bappeda Kabupaten Kuningan, Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan, Dinas Hutbun Kabupaten Kuningan, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kuningan

c.

Mengembangkan

Kerjasama dengan

Balai Besar

Industri

Agro (BBIA) .

Terdapatnya nota kesepakatan kerjasama antara BBIA dan

Kabupaten Kuningan BPKIMI Kemenperin, BBIA Kemenperin, Ditjen

Industri

Agro Kemenperin, Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan, Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan Perguruan Tinggi

(9)

Lampiran : Peraturan Menteri Perindustrian RI

Nomor

:

103/M-IND/PER/

lO/2013

NO

REN

CAN

A AKSI

I N

D

I KATO

R

PEM

AN

G

KU

KEPEN

TI N

G

AN

2014

2015

2016

2017

2018

PU

SAT

D

AERAH

LAI N

N

YA

Di l c n I KM

Kc l nenpeH

n

d.

Melakukan riset dan

pengembangan

untuk

peningkatan kualitas tepung

ubi

jalar

dan

pengembangan

produk tepung

ubi

jalar

yang sesuai

dengan kebutuhan pasar

Tercapainya kualitas tepung ubi

jalar

sebagai

pengganti tepung terigu serta terdapatnya berbagai

alternatif

produk olahan tepung ubi

jalar

yang sesuai

dengan selera pasar

BBI A

Kemenper i n Disperindag Kabupaten Kuningan Perguruan Tinggi

e.

MenSrusun

kurikulum

pembelajaran produksi dan pemanfaatan tepung ubi

jalar di

tingkat sekolah kejuruan

Terdapatnya

kurikulum

pembelajaran produksi dan pemanfaatan tepung ubi

jalar

bagi

siswa sekolah kejuruan

BBI A

Kemenper i n Disperindag Kabupaten Kuningan, Disdik Kabupaten Kuningan, Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kuningan

f.

Penerapan

kurikulum

pembelajaran pembelajaran produksi dan pemanfaatan tepung ubi

jalar

di tingkat sekolah kejuruan

Terimplementasinya

kurikulum

dan tumbuhnya kemampuan

pengolahan ubi

jalar di

tingkat guru dan siswa

sekolah kejuruan

BBI A

Kemenper i n Disdik Kabupaten Kuningan, Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, Dinas Koperasi dan UMKM

Kabupaten Kuningan

援 ヽ

■││││││││││││││

││││││││││││││ヽ │││││││││ヽ││

(10)

Lampi r an: Per at ur an Ment e五 Per i ndus t r i an RI

N

om

or : 103/ M

I N

D

/ PER/ 10/ 2013

NO

REN

CAN

A AKSI

I N

D

I KATO

R

PEM

AN

G

KU

KEPEN

TI N

G

AN

2014

2015

2016

2017

2018

PU

SAT

D

AERAH

LAI N

N

YA

g.

Mengembangkan kerjasama pendanaan melalui program CSR

dan/atau

PKBL

untuk

pendanaan pengusaha baru yang memanfaatkan

tepung ubi

jalar

Terdapatnya sumber pendanaan ringan bagt

para pengusaha baru

Disperindag Kabupaten Kuningan

Pi hak Swas t a di

Kabupat en Kunl ngan,

BU

M

N

, BU

M

D

Kabupat en Kunl ngan

h.

Mengembangkan

konsep pemasaran tepung ubi

jalar

sebagai makanan

sehat

Terdapatnya konsep

pemasaran dan

distribusi

tepung

ubi

jalar

Disperindag Kabupaten Kuningan, Dinas Koperasi dan UMKM

Pasar Modern di Kabupaten Kuningan

i.

Melakukan demo dan pelatihan pembuatan produk olahan tepung ubi

jalar

dengan bekerjasama

dengan para pakar

kuliner

Terlaksananya demo

dan pelatihan pembuatan produk olahan tepung ubi

jalar

dengan bekerjasama

dengan para pakar

kuliner

BPKI M

I

Ker nenper i n Disperindag Kabupaten Kuningan; Perguruan Tinggi

j.

Uji coba pemanfaatan tepung ubi

jalar

di tingkat sentra-sentra industri/pengusaha makanan

di

Kabupaten Kuningan,

Majelengka dan Kota

Bandung

Terlaksananya

uji coba

pemanfaatan tepung ubi

jalar

di

tingkat

sentra-sentra industri/pengusaha makanan

di

Kabupaten Kuningan, Majelengka dan Kota Bandung

BBI A

Kc l nenper i n

Disperindag Kabupaten Kuningan

Pelaku usaha

di

sekitar Kuningan

(11)

Lampiran : Peraturan Menteri Perindustrian RI

Nomor

:

103/M-IND/PER/ LO/201,3

NO

REN

CAN

A AKSI

I N

D

I KATO

R

PEM

AN

G

KU

KEPEN

TI N

G

AN

2014

2015

2016

2017

2018

PU

SAT

D

AERAH

LAI N

N

YA

2

PEN

G

U

ATAN

PRO

SES PRO

D

U

KSI D

AN

PEN

G

U

ATAN

H

U

LU

H

I LI R PRO

D

U

KSI TEPU

N

G

U

BI J ALAR

a.

Penyediaan mesin-mesin produksi tepung Ubi

Jalar

Ter s edi anya r nes l n―

mes i n pr oduks i t epung Ubi 」al ar Ditjen

Industri

Agro Kemenperin, Ditjen IKM Kemenperin Disperindag Kabupaten Kuningan

ITB, IPB, Konsultan dan

Tenaga Ahli Teknologi Mesin

b.

Memberikan

stimulus (bantuan)

kepada para penghasil bahan baku (Petani Ubi Jalar)

Tersedianya bantuan kepada para penghasil bahan baku (Petani Ubi Jalar) Ditjen

Holtikultura

Kementerian Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian Disperindag Kabupaten Kuningan, BP4K Kabupaten

Kuningan,

Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan, Dinas Hutbun Kabupaten Kuningan

c.

Mengembangkan

luas areal tanam

ubi

jalar

Bertambahnya luas

area tanam ubi

jalar

Di t t en Sar an dan Pr as ar ana Per t ani an KeFnent an Disperindag Kabupaten Kuningan, BP4K Kabupaten Kuningan, Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan, Dinas Hutbun dan

Bappeda Kabupaten Kuninqan

d.

Memperkuat kerjasama

antar

Stake Holderyal<ni pelaku

industri

tepung ubi

jalar

dan petani ubi

jalar

Adanya MOU antara petani dan pelaku

industri untuk

menunjang ketersediaan bahan baku Disperindag Kabupaten Kuningan, Dinas

Koperasi dan UMKM

Kabupaten Kuningan, BPR di Kabupaten Kuningan 一一一一一一 一一一一一一一一一一一一 一一一一 一一一一一 . ・ 一 一・ 一一・ 一一一一一一一一一 一一一一一一一一一一一一 一一一一一´一一一 │││││ヽ

│: ′

``l i ヽ

│ヽ││││││

ド桜

6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kegiatan pada tahap ini masih sama seperti pada kegiatan observasi siklus I yaitu penelitian meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengadakan observasi pada

(3) Pengelolaan pada Organisasi, Lembaga, Perusahaan, Negara; bahwa industri ini tidak bisa dikelola oleh perorangan atau amatiran, tetapi harus dikelola oleh

Penelitian ini menggunakan obyek bank sebagai obyek penelitian dengan pemikiran dan alasan bahwa (1) Bank adalah jenis perusahaan yang memfokuskan pada penggunaan informasi

IYAH PURWOKERTO FKIP UNI AS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO FKrp LrNrvp@E&amp;lktmMADrYAH PURWOKERTO FKrP UNrVE&amp;qmA0SdWJS0dD,IADIYAH PURWOKERTO FKIP UN]VERSITAS MUHAMMADIYAH

Berdasarkan scoring Rasio Kemandirian Keuangan Daerah (RKKD) menunjukkan score &gt;25 dengan kategori kinerja tidak baik, score Rasio Efektifitas Pendapatan Asli

22.4 Pemegang akaun seterusnya bersetuju bahawa jika Bank didakwa atau dijadikan pihak dalam sebarang guaman berbangkit daripada tindakan Bank yang Membekukan

Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan taksiran rugi

Pendekatan statistik yang digunakan dalam optimasi dengan menggunakan data experimen, hal ini menandakan tidak adanya model ketika sistem elektrokoagulasi mulai