• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENZETONIUM KLORIDA BENZETHONIUM CHLORIDE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BENZETONIUM KLORIDA BENZETHONIUM CHLORIDE"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BENZETONIUM KLORIDA

BENZETHONIUM CHLORIDE

1. N a m a

Golongan

Amonium kuaterner (2)

Sinonim / Nama Dagang (2,5,6)

Benzenemethanaminium, N,N-dimethyl-N-(2-2-(4-(1,1,3,3-tetramethylbutyl)

phenoxy) ethoxy) ethyl)-,

chloride;N,N-Dimethyl-N-(2-(2-(4-(1,1,3,3-tetrametyhl) phenoxy) ethoxy) ethyl) benzenemethanaminium chloride; Ammonium, benzyldimethyl (2-(2-(P-(1,1,3,3-Tetramethylbutyl) phenoxy) ethoxy) ethyl)-, chloride; Hyamine 1622; Antigerm 77; BZT; Phemeride;

Phemerol; Phemerol chloride; Benzyldimethyl

(2-(2-(P-(1,1,3,3-tetramethylbutyl) phenoxy) ethoxy) ethyl) ammonium chloride; Solamin; Solamine; Polymine d; Antiseptol; Quatrachlor; Dislyn; Phemithyn; Salanine; Diapp.

Nomor Identifikasi

Nomor CAS : 121-54-0 (2,3,4,5,7)

Nomor OHS : 71851 (2)

Nomor RTECS : BO7175000 (2,3,5)

Nomor EC (EINECS) : 204-479-9 (2,4,7)

2. Sifat Fisika Kimia

Nama bahan

Benzetonium klorida

Deskripsi (2,3,5)

Padatan berbentuk serpihan tidak berwarna atau putih, tidak berbau. Rumus molekul C27H42NO2.Cl; Berat molekul 448,15; Titik lebur 164-166oC

(327-331F); Larut dalam alkohol, aseton, kloroform, air; Sedikit larut dalam eter; pH 4,8-5,5 (larutan 1%).

(2)

Peringkat NFPA (Skala 0-4) (2) :

Kesehatan 3 = Tingkat keparahan sangat tinggi

Kebakaran 1 = Dapat terbakar

Reaktivitas 0 = Tidak reaktif

Klasifikasi EC (2,5,6,7):

Xn = Berbahaya

C = Korosif

R22 = Bebahaya bila tertelan

R34 = Menyebabkan terbakar

R36 = Menyebabkan iritasi pada mata

R37 = Menyebabkan iritasi pada sistem pernafasan

R38 = Menyebabkan iritasi pada kulit

R41 = Risiko kerusakan serius pada mata

R36/38 = Iritasi pada mata dan kulit

S2 = Jauhkan dari jangkauan anak-anak

S13 = Jauhkan dari makanan, minuman dan bahan makanan

hewan

S20 = Jangan makan atau minum jika sedang menggunakan

bahan ini

S22 = Awas berbahaya, jangan terhirup debu

S24 = Hindari persinggungan/kontak dengan kulit

S25 = Hindari jangan sampai mengenai mata

S26 = Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah

besar air dan cari pertolongan medis

S36 = Pakai/kenakan pakaian pelindung yang tepat

S37 = Pakai/kenakan sarung tangan yang tepat

S39 = Pakai/kenakan pelindung mata/wajah

S46 = Jika tertelan, cari segera pertolongan medis dan

perlihatkan wadah ini atau label

S24/25 = Hindari/cegah persinggungan/kontak dengan kulit dan

mata 3. Penggunaan

(3)

Sebagai antiseptik, antiinfeksi, bakterisida, deterjen, dan pengawet (5,6). Roll-on deodoran, surfaktan, deterjen katiRoll-onik, germisida (1).

4. Identifikasi Bahaya

Risiko utama dan sasaran organ

Bahaya utama terhadap kesehatan: Berbahaya bila tertelan, menimbulkan

luka bakar pada kulit, mata, membran mukosa, dan iritasi saluran pernafasan (kemungkinan berat) (2).

Organ sasaran: Darah, ginjal, paru-paru, sistem pernafasan, empedu, kulit (7).

Rute paparan

Paparan jangka pendek Terhirup

Iritasi (kemungkinan berat) (2).

Kontak dengan kulit

Iritasi (kemungkinan berat) (2),kemerahan dan nyeri (3).

Kontak dengan mata

Luka bakar (2) yang dalam dan berat (3), kemerahan, penglihatan kabur, nyeri

(3), iritasi (4,5). Tertelan

Luka bakar, mual, muntah, sulit bernafas, warna kebiruan pada kulit,

kongesti paru, kejang, koma (2,3). Dapat menyebabkan iritasi saluran

pencernaan disertai dengan mual, muntah, dan diare (4,5). Paparan jangka panjang

Terhirup

Iritasi (kemungkinan berat) (2).

Kontak dengan kulit

Iritasi (kemungkinan berat) (2). Dermatitis (3).

Kontak dengan mata

(4)

Tertelan

Diare (2).

5. Stabilitas dan Reaktivitas

Reaktivitas : Stabil pada suhu dan tekanan normal (2).

Reaktif dengan sabun, detergen anionik, dan nitrat (5).

Kondisi yang harus dihindarkan : Hindarkan dari panas, nyala, percikan, dan

sumber api lain. Dapat terbakar atau meledak bila kontak dengan bahan yang mudah terbakar (2). Hindarkan pembentukan debu,

panas berlebih, dan kondisi lembab (7).

Bahan tak tercampurkan : Bahan mudah terbakar (2), bahan

pengoksidasi kuat (4,7), asam (4). Benzetonium klorida dengan

Deterjen non-ionik : Tancampurkan (2)

Sabun : Tancampurkan (2)

Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi termal: klorin, asam

halida, amonia, oksida nitrogen (2). Hidrogen klorida, nitrogen oksida, karbon monoksida, karbon dioksida (7).

Polimerisasi : Tidak akan terpolimerisasi (2)

6. Penyimpanan

• Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku (2).

• Simpan terpisah dari bahan yang tancampurkan (2).

• Jauhkan dari pangan dan bahan pangan (3).

• Jauhkan dari sumber air atau saluran pembuangan (3).

• Simpan dalam wadah tertutup jika tidak digunakan (5,7).

• Simpan dalam tempat sejuk, kering (4,5), dan berventilasi baik (5,7).

• Hindarkan dari kelembaban (7).

(5)

• Jauhkan dari jangkauan anak-anak (4). 7. Toksikologi

Toksisitas

Data pada manusia

Dewasa : Dosis fatal terhadap manusia kira-kira 1-3 gram. Kematian, disebabkan karena asfiksia, umumnya terjadi dalam 1-3 jam. Ditemukan juga korosi berat pada saluran pencernaan atas, erosi, ulserasi, dan juga

dilaporkan terjadinya edema otak dan perdarahan (1).

Data iritasi

Iritasi berat: (Uji Draize) Mata-kelinci 30 µg (2,7). Data pada hewan (2,5)

LD50 oral-tikus 368 mg/kg; LD50 intraperitoneal-tikus 16500 ug/kg; LD50

subkutan-tikus 119 mg/kg; LD50 intravena-tikus 19 mg/kg; LD50 tidak

dilaporkan-tikus 420 mg/kg; LD50 oral-mencit 338 mg/kg; LD50

intraperitoneal-mencit 7813 ug/kg; LD50 intravena-mencit 30 mg/kg; TDL0 oral-tikus 182

g/kg/2 tahun kontinyu; TDL0 kulit-tikus 60 mg/kg/16 hari intermittent; TDL0

kulit-tikus 203 mg/kg/13 minggu intermittent; TDL0 subkutan-tikus 312

mg/kg/1 tahun intermittent; TDL0 kulit-mencit 1200 mg/kg/16 hari intermittent;

TDL0 kulit-mencit 101 mg/kg/13 minggu intermittent.

Data Karsinogenik

Berdasarkan ACGIH, IARC, dan NTP, benzetonium klorida tidak terdaftar sebagai karsinogen (7).

Data Tumorigenik (2)

TDL0 subkutan-tikus 104 mg/kg/1 tahun intermittent.

Data Mutagenik (2)

Perbaikan DNA – Escherichia coli 1500 ng/sumur; pertukaran pasangan kromatida – embrio hamster 1 mg/L.

Informasi Ekologi

(6)

promelas) 1600 ug/L selama 96 jam (2)

LC50 Lipomas macrochirus 1,5 mg/L selama 96

jam (5)

LC50 Oncorhynchus kisutch 56 mg/L selama 96

jam (5).

Toksisitas pada invertebrata : Uji mortalitas siput (Biomphalaria sp.) 1000 ug/L

selama 48 minggu (2)

Toksisitas pada tumbuhan perairan, misalnya alga

: LETH (mortalitas) Alga hijau (Selenastrum

capricornutum) 10000 ug/L selama 3 jam (2)

8. Efek Klinis

Keracunan akut Terhirup

Benzetonium klorida: Kontak dengan larutan surfaktan kationik 10% atau lebih dapat menyebabkan korosi membran mukosa sedangkan larutan encer dapat menyebabkan iritasi (2).

Kontak dengan kulit

Benzetonium klorida: Kontak dengan larutan surfaktan kationik 10% atau kurang dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan epidermal minor. Dilaporkan pula adanya nekrosis kulit yang disebabkan oleh kontak dengan larutan pekat. Reaksi hipersensitivitas dapat terjadi pada individu yang telah terpapar , tetapi hal ini jarang terjadi (2).

Kontak dengan mata

Benzetonium klorida: Aplikasi 30 ug pada mata kelinci dapat menyebabkan iritasi berat. Aplikasi surfaktan kationik konsentrasi 0,1-1,0 % dalam air dapat menyebabkan iritasi yang berarti atau luka pada mata kelinci (2). Bersifat korosif terhadap mata (3).

Tertelan

Benzetonium klorida: Menelan senyawa amonium kuatener dapat menyebabkan mual, muntah, gelisah, kebingungan, hipotensi, kejang, kelemahan otot rangka atau paralisis, kesulitan bernafas dan paralisis,

(7)

sianosis, pingsan, dan koma. Gejala lain yang dilaporkan termasuk kedinginan, nafas pendek, apprehension, aritmia, oliguria, dan syok sirkulasi. Dosis fatal pada manusia adalah sekitar 1-3 gram. Kematian yang diakibatkan asfiksia, umumnya terjadi dalam 1-3 jam. Kefatalan terhadap manusia meliputi korosi berat pada saluran pencernaan atas, erosi, ulkus dan perdarahan petekial pada usus halus, anak tekak, dan edema paru. Temuan patologis dalam kasus kematian dapat meliputi pembengkakan, nekrosis yang tidak sempurna dan infiltrasi lemak pada organ viseral, seperti jantung, hati, dan ginjal. Dilaporkan juga adanya edema otak dan perdarahan

(2). Dapat mempengaruhi perilaku (menyebabkan depresi sistem saraf pusat,

kegembiraan, kejang, dan koma), sistem pernafasan (depresi pernafasan),

darah, urin (hematuria), sistem metabolisme (berat badan menurun) (5).

Keracunan kronik Terhirup

Benzetonium klorida: Tidak terdapat informasi (2).

Kontak dengan kulit

Benzetonium klorida: Efek yang timbul bergantung pada konsentrasi dan lama paparan. Dapat terjadi dermatitis atau efek yang serupa dengan paparan jangka pendek. Jarang dilaporkan bahwa paparan berulang dapat menyebabkan sensitisasi seperti alergi dermatitis aksiler yang diakibatkan oleh penggunaan deodoran roll-on. Paparan akibat aplikasi dermal bahan dalam etanol selama 2 tahun menyebabkan hiperplasia pada epitel tikus dan mencit dan hiperplasia pada kelenjar sebaseus serta ulkus pada tikus betina di tempat paparan (2).

Kontak dengan mata

Benzetonium klorida: Efek yang timbul bergantung pada konsentrasi dan lama paparan. Kemungkinan dapat terjadi konjungtivitis atau efek yang

serupa dengan efek pada paparan akut (2).

Tertelan

Benzetonium klorida: Pengujian yang dilakukan menggunakan senyawa yang terkait mengindikasikan bahwa hewan yang mati setelah diberi pakan

(8)

selama beberapa minggu mengalami focal hemorrhagic necrosis pada mukosa lambung dan terlihat kematian karena kekosongan berhubungan dengan diare kronis (2).

9. Pertolongan Pertama

Terhirup (2)

Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan dan pindahkan ke area dengan udara bebas. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak dengan kulit (2,4,5)

Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Untuk luka bakar, tutupi luka dengan kain kassa steril yang kering dan longgar. Untuk kontak kulit yang serius, cuci kulit yang terkontaminasi dengan sabun desinfektan dan tutupi kulit yang terkena dengan krim antibakteri. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Pakaian dan sepatu yang terkontaminasi harus dibersihkan dan dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan kembali.

Kontak dengan mata (2,5)

Segera cuci mata dengan air yang banyak selama 15 menit dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Dapat digunakan air dingin. Lanjutkan irigasi dengan larutan garam normal sampai siap dibawa ke rumah sakit. Tutup dengan kain kassa steril. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Tertelan (2,5)

Longgarkan bagian pakaian yang melekat ketat, seperti kerah baju, dasi, atau ikat pinggang. Jangan merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Berikan susu atau karbon aktif. Segera

(9)

Catatan untuk dokter: Bila terhirup, pertimbangkan oksigen. Bila tertelan,

pertimbangkan pemberian pencahar (2). Berikan pengobatan simptomatik dan

penunjang (7).

10. Penatalaksanaan Oleh Petugas Kesehatan

Stabilisasi

a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.

b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.

d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:

Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.

Anak-anak: 200-300 µg/kg BB.

Dekontaminasi

a. Dekontaminasi mata

Dilakukan sebelum membersihkan kulit:

- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. - Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

(10)

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)

- Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.

- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.

- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.

- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.

- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. 11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri

Batas paparan benzetonium klorida:

Tidak tersedia informasi batas paparan di tempat kerja (2). TLV dan MAK tidak ditetapkan (3).

Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi

harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang berlaku (2).

Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan

kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja (2).

Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia (2).

Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia (2).

Respirator: Pada kondisi penggunaan yang sering atau paparan berat,

kemungkinan diperlukan proteksi saluran pernafasan. Proteksi saluran pernafasan diurutkan dari minimum hingga maksimum. Pertimbangkan

(11)

Setiap respirator cartridge kimia yang dilengkapi cartridge uap organik dan penyaring partikel berefisiensi tinggi.

Setiap respirator cartridge kimia yang dilengkapi cartridge uap organik dan penyaring debu serta kabut.

Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker wajah penuh, tabung uap organik, dan penyaring debu, kabut, serta asap. Setiap respirator pemurni udara yang bertenaga dan dilengkapi masker

wajah penuh serta penyaring partikel berefisiensi tinggi.

Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan:

Setiap respirator pemasok udara memiliki pelindung wajah penuh yang dioperasikan dalam suatu mode perlu tekanan atau tekanan positif lain

digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah (2).

Setiap alat pernafasan serba lengkap yang dilengkapi pelindung wajah penuh (2).

12. Manajemen Pemadam Kebakaran

Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran ringan. Campuran

debu/udara dapat memicu kebakaran atau ledakan (2).

Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida,

semprotan air, busa kimia (2), serbuk (3).

Kebakaran kecil: Gunakan bahan kimia kering (5).

Kebakaran besar: Gunakan busa atau basahi dengan semprotan air (2).

Jangan gunakan water jet (5).

Pemadaman kebakaran: Pindahkan wadah dari daerah yang terbakar jika

dapat dilakukan tanpa adanya risiko. Dinginkan wadah dengan semprotan air sampai api padam. Hindari ujung tangki. Gunakan bahan pemadam kebakaran yang sesuai di sekitar api. Basahi dengan semprotan air. Hindarkan menghirup bahan atau produk samping pembakaran. Tetaplah diam di tempat yang arah anginnya berlawanan dan hindari daerah yang lebih rendah (2).

(12)

13. Manajemen Tumpahan

Jangan menyentuh tumpahan. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan

tanpa adanya risiko. Kurangi penguapan dengan semprotan air (2).

Tumpahan kecil: Serap dengan pasir atau bahan tidak mudah yang tidak

mudah terbakar. Kumpulkan tumpahan bahan dalam wadah yang sesuai

untuk pembuangan (2). Hindarkan kondisi pembentukan debu (3,4)

Tumpahan besar: Buatlah tanggul untuk pembuangan selanjutnya.

Hindarkan orang yang tidak berkepentingan untuk mendekat, isolasi area tumpahan, dan beri larangan masuk (2). Hindarkan bahan ini mencemari lingkungan (3).

14. Daftar Pustaka

1. Informasi Bahan Beresiko Keracunan, Sentra Informasi Keracunan

Depkes RI., Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2000. Hal 58-62.

2. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997. 3. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0387.htm (diunduh Juni 2011) 4. http://www.chemcas.com/material/cas/archive/121-54-0.asp (dunduh Juni 2011) 5. http://www.sciencelab.com/xMSDS-Benzethonium_chloride-9923044 (diunduh Juni 2011) 6. http://msds.chem.ox.ac.uk/BE/benzethonium_chloride.html (diunduh Juni 2011) 7. http://www.analytyka.com.mx/english/MSDS/B/B0036.htm --- Disusun oleh:

Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada

Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit) Segera

Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air yang banyak sampai tidak ada bahan kimia yang tertinggal (sekurangnya selama 15-20 menit).. Segera bawa ke rumah sakit

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal, dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia

Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada

Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan cuci dengan air yang banyak sampai tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal (sekurangnya 15–20 menit).. Oleskan emollient pada