• Tidak ada hasil yang ditemukan

seri: pencemaran lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "seri: pencemaran lingkungan"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

seri: pencemaran lingkungan______

1

(2)

seri: pencemaran lingkungan______

ii

Dr. I. Khambali, ST, MPPM

PEMANASAN GLOBAL dan GANGGUAN

KESEHATAN serta MITIGASINYA

(3)

seri: pencemaran lingkungan______

iii

Judul :

PEMANASAN GLOBAL dan GANGGUAN KESEHATAN

serta MITIGASINYA

v + 86 hal, 7.17” x 10.12”

All Rights Reserved

Cetakan Pertama: Maret 2019

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Penulis:

Dr. I. Khambali, ST, MPPM

Layout:

Tommy Soesanto, ST.

Pra cetak dan Produksi HAKLI Provinsi Jawa Timur

HAKLI Provinsi Jawa Timur (Environmental Health Science) Jl. Patmosusastro 36 Surabaya

(4)

seri: pencemaran lingkungan______

iv

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tim Penyusun mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga buku PEMANASAN GLOBAL DAN GANGGUAN KESEHATAN SERTA MITIGASINYA ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik.

Buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pengayaan materi/keilmuan penyehatan udara akibat pencemaran udara utamanya yang berhubungan dengan pemanasan global dan gangguan kesehatan. Masukan dan kritik serta saran sangat diharapkan oleh penyusun demi kebaikan dan kesempurnaan buku ini.

Akhirnya besar harapan kami bahwa buku ini bermanfaat dan memberikan kemudahan kepada semuanya. Semoga Allah SWT melindungi dan meridhoi upaya kita untuk menjadikan kehidupan yang lebih sehat dan sejahtera.

Surabaya, Februari 2019 Penulis

(5)

seri: pencemaran lingkungan______

v

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II PEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN IKLIM A. Pemanasan Global (Global Warming) ... 9

B. Proses Terjadinya Peningkatan Permukaan Laut ... 19

C. Dampak Peningkatan Air Laut ... 20

D. Perubahan Iklim di Indonesia ... 21

BAB III PERUBAHAN IKLIM SEBAGAI VARIABEL PERANCU ... 25

BAB IV BEBERAPA GANGGUAN KESEHATAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN IKLIM A. Suhu Panas Dengan Segala Akibat Penyakit dan Kematian ... 31

B. Kejadian Cuaca Ekstrim Dikaitkan dengan Gangguan Kesehatan ... 32

C. Pencemaran Udara dan Gangguan Kesehatan ... 33

D. Penyakit yang Bisa Ditularkan dan Disebabkan Melalui Media Air dan Makanan (Water and Food Borne Diseases) ... 46

E. Penyakit yang Bisa Ditularkan dan Disebarkan Melalui Vektor dan Binatang Mengerat (Vector and Rodent Borne Diseases) ... 52

F. . DALY’s ... 58

BAB V MITIGASI/UPAYA MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM A. Upaya Adaptasi ... 61

B. Upaya Mitigasi ... 66

C. Upaya Program yang Terintegrasi ... 73

(6)
(7)

seri: pencemaran lingkungan______

1

BAB I

PENDAHULUAN

Perubahan iklim adalah perubahan variabel iklim, khususnya suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun (inter centenial). Disamping itu harus dipahami bahwa perubahan tersebut disebabkan oleh kegiatan manusia (anthropogenic), khususnya yang berkaitan dengan pemakaian bahan bakar fosil dan alih-guna lahan. Jadi, perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor alami, seperti tambahan aerosol dari letusan gunung berapi, tidak diperhitungkan dalam pengertian perubahan iklim. Dengan demikian, fenomena alam yang menimbulkan kondisi iklim ekstrem seperti siklon yang dapat terjadi di dalam suatu tahun (inter annual) dan El-Nino serta La-Nina yang dapat terjadi di dalam sepuluh tahun (inter decadal) tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan iklim global. Kegiatan manusia yang dimaksud adalah kegiatan yang telah menyebabkan peningkatan konsentrasi GRK di atmosfer, khususnya dalam bentuk karbon dioksida (CO2), metana

(CH4), dan nitrous oksida (N2O).

Lingkungan adalah segala sesuatu yg ada disekitarnya (benda hidup, mati, nyata, abstrak) serta suasana yg terbentuk karena terjadi interaksi antara elemen-elemen di alam tersebut (Sumirat’96). Kejadian penyakit maupun gangguan kesehatan pada manusia, tidak terlepas dari peran faktor lingkungan. Hubungan interaktif antara manusia serta perilakunya dengan komponen lingkungan yang memiliki potensi bahaya penyakit, juga dikenal sebagai proses kejadian penyakit. Sedangkan proses kejadian penyakit satu dengan yang lain masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri. Dalam hal ini faktor lingkungan memegang peranan sangat penting Lingkungan tidak mungkin mampu mendukung jumlah kehidupan yang tanpa batas dengan segala aktifitasnya. Karena itu, apabila lingkungan sudah tidak mampu lagi mendukung kehidupan manusia, manusia akan menuai

(8)

seri: pencemaran lingkungan______

2

berbagai kesulitan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berdampak pada kualitas daya dukung lingkungan, yang pada akhirnya akan merusak lingkungan itu sendiri. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihaan akan berdampak buruk pada manusia (Anies, 2006). Penyakit adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi dan /atau morfologi suatu organ dan/atau jar tubuh (Achmadi’05). Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.

Permasalahan yang sering diperdebatkan, dan menjadi isu dalam abad ke 21 ini adalah dampak perubahan iklim, variabilitas iklim yang terjadi akibat banyaknya kegiatan manusia, dan berpengaruh kehidupan manusia (Watson R.T.,et al.1998). Secara ilmiah kejadian fenomena alam diduga karena pemanasan global, dan sampai menjadikan suatu pembahasan serius di dunia, bahkan beberapa ahli di dunia, yang ingin mentargetkan kenaikan suhu bumi maksimal 20C ( Moore F.C, 2009).

Kondisi adanya pemanasan global, mengakibatkan area luas di

Greenland Ice Sheert, salju meleleh, sehingga berakibat daerah Gurun Es Antarika Barat, West Antartic Ice Sheet, memperoleh resiko yang cukup berarti, dengan akibat terjadi kerusakan ekosistem global dan juga terhadap siklus hidrologi (Bierbaum, R.M.,et al.2007).

Pemanasan global sampai saat ini tentu mempengaruhi rentang distribusi geografis spesies dan waktu pembibitan, migrasi, berbunga, dan sebagainya . Tapi ekstrapolasi dampak-dampak tersebut diamati dengan prediksi risiko kepunahan di masa depan adalah tantangan. Studi yang paling terkenal sampai saat ini, oleh tim dari Inggris, diperkirakan bahwa 18 dan 35% dari spesies tanaman dan hewan akan berkomitmen untuk punah pada tahun 2050 akibat perubahan iklim . Penelitian ini, yang menggunakan pendekatan sederhana memperkirakan perubahan spesies dalam rentang geografis setelah disesuaikan dengan kondisi bioklimatik saat ini, menyebabkan

(9)

seri: pencemaran lingkungan______

3

kebingungan perdebatan. Beberapa berpendapat bahwa itu terlalu optimis atau terlalu tidak pasti karena meninggalkan detil ekologi yang penting , sementara yang lain mengatakan itu mungkin terlalu pesimis, berdasarkan apa yang kita ketahui dari respon spesies dan ketahanan yang jelas terhadap perubahan iklim sebelum ini dalam catatan fosil - lihat di bawah.

Sejumlah besar peristiwa kepunahan massal kuno memang telah sangat terkait dengan perubahan iklim global, termasuk yang paling menyapu mati, yang mengakhiri Era Paleozoikum, 250 juta tahun yang lalu, dan yang agak kurang dahsyat, tapi masih merusak, Palaeocene-Eocene Thermal Maximum, 55 juta tahun yang lalu. Namun di masa lalu yang lebih baru, selama siklus glasial Kuarter mencakup juta tahun terakhir, tampaknya ada beberapa kepunahan yang terkait iklim. Paradoks aneh dari beberapa kepunahan zaman es bahkan memiliki nama - hal itu disebut 'the Kuarter Conundrum' .

Seiring waktu itu, perbedaan suhu rata-rata global antara kedalaman zaman es dan periode interglasial hangat adalah 4-6 ° C - sebanding dengan yang diperkirakan untuk abad mendatang akibat pemanasan global antropogenik di bawah bahan bakar fosil yang intensif, bisnis -as-usual. Sebagian besar spesies tampaknya telah bertahan di beberapa siklus glasial-interglasial ini. Hal ini dapat dilihat dari catatan fosil, dan dari bukti genetik pada spesies modern. Di Eropa dan Amerika Utara, populasi bergeser ke rentang arah selatan sebagaimana lapisan es di belahan bumi utara bertambah, dan kembali ke alam utara ketika gletser menyusut. Beberapa spesies mungkin juga bertahan di daerah-daerah lokal yang menguntungkan yang dinyatakan terisolasi dalam tundra dan lanskap es yang berserakan. Di Australia, sebuah situs gua baru ditemukan, dan menunjukkan bahwa mamalia berbadan besar ('megafauna') mampu bertahan bahkan dalam lanskap kering Nullarbor dalam kondisi yang sama seperti saat ini.

Namun, meskipun catatan geologi sangat penting untuk memahami bagaimana spesies merespon perubahan iklim alami, ada

(10)

seri: pencemaran lingkungan______

4

sejumlah alasan mengapa dampak masa depan terhadap keanekaragaman hayati akan sangat berat:

Pemanasan yang disebabkan oleh manusia berjalan cepat dan diperkirakan akan lebih cepat. Para alur cerita skenario IPCC seperti A1FI dan A2 menyiratkan tingkat pemanasan 0,2-0,6 ° C per dekade. Sebagai perbandingan, rata-rata perubahan 15-7 ribu tahun yang lalu adalah ~ 0.005 ° C per dekade, meskipun ini kadang-kadang diselingi oleh guncangan iklim yang tiba-tiba berumur pendek (dan mungkin skala daerah), seperti Younger Dryas, Dansgaard-Oeschger dan acara Heinrich.

Optimis jarak pendek dengan perkiraan 2 ° C pemanasan pada abad ke-21 akan menggeser suhu rata-rata global permukaan bumi dalam kondisi yang belum ada sejak Pliosen tengah, 3 juta tahun yang lalu. Lebih dari 4 ° C pemanasan atmosfer akan mengambil iklim planet kembali, dalam satu abad, dengan sebagian besar dunia bebas es yang ada sebelum sekitar 35 juta tahun yang lalu . Rata-rata 'spesies' seumur hidup 'hanya 1 sampai 3 juta tahun. Jadi sangat mungkin bahwa dalam geologi instan, komparatif abad, kondisi planet akan berubah ke keadaan seperti apa yang sebagian besar spesies modern dunia temui.

Seperti disebutkan di atas, sangat penting untuk memahami bahwa ekosistem di awal abad ke-21 sudah besar-besaran 'bergeser dari dasarnya' dan telah kehilangan ketahanan . Kebanyakan habitat sudah terdegradasi dan populasi mereka habis, pada tingkat lebih rendah atau lebih besar, oleh aktivitas manusia masa lalu. Selama ribuan tahun dampak kami telah dilokalisir walaupun parah, namun selama beberapa abad terakhir kami telah melepaskan transformasi fisik dan biologis pada skala global. Dalam konteks ini, sinergi (umpan balik positif atau memperkuat diri) dari pemanasan global, pengasaman laut, hilangnya habitat, fragmentasi habitat, invasi spesies, polusi kimia (Gambar 2) cenderung menyebabkan kepunahan yang mengalir terus. Misalnya, selama panen, hilangnya habitat dan perubahan rezim api kemungkinan akan meningkatkan dampak langsung perubahan iklim dan membuat

(11)

seri: pencemaran lingkungan______

5

sulit bagi spesies untuk pindah ke daerah-daerah yang tidak rusak atau mempertahankan 'penyangga' ukuran populasi. Satu ancaman akan memperkuat yang lain, atau beberapa dampak terjadi secara bersamaan, yang membuat dampak keseluruhan jauh lebih besar daripada jika setiap ancaman individu terjadi dalam isolasi ( Brook et al 2008 ).

Millennium Ecosystem Assessment

Adaptasi terhadap perubahan iklim di masa lalu oleh spesies terutama melalui pergeseran rentang geografis mereka untuk lintang yang lebih tinggi atau lebih rendah (tergantung pada apakah iklim mengalami pemanasan atau pendinginan), atau naik dan turunnya lereng gunung . Ada juga tanggapan evolusi - individu yang paling toleran, selamat terhadap kondisi baru dan membuat generasi masa depan yang lebih intrinsik tangguh. Sekarang, karena titik A ke C yang dijelaskan di atas, jenis adaptasi, dalam banyak kasus, akan tidak mungkin atau tidak memadai untuk mengatasinya. Perubahan global terlalu luas dan terjadi terlalu cepat. Waktu habis dan tidak ada tempat bagi spesies untuk lari atau sembunyi.

(12)

seri: pencemaran lingkungan______

6

Pemanasan Global, mempunyai konsekuensi terjadinya variabilitas iklim, dengan ditandai oleh perubahan suhu udara, dan curah hujan, serta limpasan air (Markandya A and Aline Chiabia, 2009). Kondisi tersebut masih berkombinasi dengan adanya penecemaran udara, pencemaran air, sehingga mempunyai dampak yang cukup berat bagi kehidupan, mulai peningkatan permukaan laut, dan banjir dikawasan hunian pantai, seperti yang terjadi di Bangladesh, dengan hilangnya luas lkahan 20 %, dan berkurangnya lahan produktif 330 C

(Watson and McMichael, 2001).

Begitu cepatnya kejadian pemanasan global di bumi, seperti yang diprediksi oleh IPCC (Intergovermental Panel on Climate Change), suatu Pertemuan Panel antar pemerintah atau negara dunia dalam membahas perubahan iklim yang menyatakan pemanasan global dengan adanya gas emisi yang berada di rumah kaca/green house akan mempengaruhi kehidupan manusia. (American Society for Microbiology (ASM),1998) Pemanasan global, salah satu konsekuen yang terjadi adalah perubahan iklim, dengan dampak sangat penting terhadap kesehatan manusia, seperti peningkatan kejadian penyakit yang bisa ditularkan melalui vektor (vector-borne diseases), melalui air ( water-borne diseseas), maupun melalui makanan (food-borne diseases) (Martens, W.J.M.; Jetten T.H.; Rotmans J.et al. 1995; McMichael, A.J.;Campbell-Lendrum, D.;Kovats, S.et al. 2004).

Sebagai contoh, dalam 25 tahun terakhir beberapa unsur mengalami perubahan, seperti suhu udara di wilayah DKI Jakarta mengalami kenaikan rata-rata 0,170C, khususnya di Jakarta cenderung

lebih tinggi 0,70C - 0,9 0C dibandingkan dengan daerah pinggiran, Halim

dan Cengkareng, juga kelembaban lebih kecil 3 %-7%. (Mas’at Ali.,2008)

Menurut cacatan meteorologi dalam beberapa dekade terakhir adanya perubahan iklim di dunia, yang menyebabkan suatu kejadian emisi gas yang mempengaruhi manusia, seperti yang ditunjukkan oleh IPCC, dimana meningkatnya suhu bumi dari 1,40 C sampai 5,80 C dalam

(13)

seri: pencemaran lingkungan______

7

akhir abad ini. Perubahan iklim yang terjadi, menurut WHO akan mempengaruhi kesehatan manusia, namun dengan pola dan mekanisme yang berbeda, gangguan kesehatan ini dapat menjadikan suatu DALY”s (disability-adjusted live years). (Husain T, Juanidi Raffi Chaudhary. 2008).

Diindikasikan pula, bahwa angka seluruh kematian dari berbagai penyebab akan meningkat 3 % setiap suhu udara bumi naik 10C,

khususnya di daerah/ wilayah dengan suhu tinggi rerata diatas 300C.

(McMichael, A.J.;Campbell-Lendrum. 2004). Disisi lain studi tentang angka kematian secara historis dari tahun 1976 sampai dengan tahun 1996 dengan analisis time-series di London >97 persentil pada setiap suhu udara naik 10C, maka angka kematian naik 3,34 %, dan pula akan

terjadi kenaikan 2,47 % bila dalam periode lama, demikian pula angka kematian akan naik 4,23 % bila suhu udara relatif tinggi, yaitu diatas 300C. (Hajat, S.; Kovats, R.S.; Atkinson. 2002). .Beberapa negara

mengeluarkan biaya dengan berbagai upaya dalam bentuk yang bervariasi dalam mencegah atau melindungi masyarakat dari dampak kesehatan`, melalui upaya adaptasi, mitigasi dan upaya terintegrasi lainnya. (European Environment Agency EEA.. Climate Change ;the Cost of Inaction and the Cost of Adaptation;2007, EEA Technical Reports No. 13 / 2007. ISSN 1725 – 2237, EEA: Copenhagen K, Denmark, 2007).

Kondisi di Indonesia kejadian fenomena gangguan iklim telah terjadi, seperti banjir, dan kekeringan yang berakibat gagalnya panen beberapa hasil pertanian, hanya fenomena gangguan kesehatan secara faktual memang nampak, tetapi penelitiannya belum dikembangkan. Salah satu disain penelitian kesehatan yang relatif tidak membutuhkan biaya yang besar dan dapat dipakai sebagai data dasar awal., yaitu dengan disain observasional cohort retrospektif. Secara prinsip disain ini menggunakan data penyakit yang ada di suatu wilayah (faktor efek/ akibat ) dan data lingkungan sebagai faktor resiko (Ghazali MH ,dkk, 2002). Terkait faktor lingkungan dalam perubahan iklim adalah variabel iklim pada periode yang sama dan dikorelasikan menurut

(14)

seri: pencemaran lingkungan______

8

kaidah kaidah analisa. Hasil riset disain ini selain sebagai data dasar awal juga memberi deteksi awal hubungan perubahan iklim dengan gangguan kesehatan yang timbul sebagai langkah adaptasi dan mitigasi.

(15)

seri: pencemaran lingkungan______

9

BAB II

PEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN IKLIM A. PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING)

1. Pengertian Global Warming

Global warming (pemanasan global) adalah peningkatan suhu bumi secara bertahap karena rusaknya lapisan ozon yang tercemar oleh polusi udara (CO dan CO2). Lapisan ozon yang

berada di atmosfer terluar bertugas untuk mengatur suhu di bumi. Sehingga, sinar matahari yang masuk akan diseleksi dan diambil sebagiannya kemudian dipantulkan kembali ke luar bumi. Tetapi, karena lapisan ozon tersebut sudah rusak bahkan ada yang sampai bolong menganga, akhirnya panas di bumi tidak bisa dipantulkan kembali.

Bumi memiliki lapisan atmosfer yang melindunginya dari dampak radiasi sinar matahari. Setiap hari, panas matahari masuk ke bumi menembus lapisan atmosfer berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap bumi, dan sebagian dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Pada lapisan atmosfer bumi terdapat selimut gas yang biasa kita sebut dengan Gas Rumah Kaca. Gas rumah kaca ini yang berfungsi menahan panas matahari agar tidak dilepas kembali seluruhnya ke angkasa, sehingga bisa menjaga bumi tetap hangat. Jadi secara umum Global Warming dapat disamakan dengan proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca diatmosfer.

Pada suhu 16-23oC, bumi masih berada pada posisi suhu

yang nyaman bagi manusia, hewan dan tumbuhan, dan pemanasan bumi adalah hal yang baik. Permasalahan muncul ketika terjadi peningkatan konsentrasi gas rumah kaca yang melebihi dari batas normalnya, yang menyebabkan panas yang diserap bumi dan panas yang dihasilkan didalam bumi tidak

(16)

seri: pencemaran lingkungan______

10

dapat dipantulkan ke angkasa, yang kemudian membuat suhu udara di bumi menjadi semakin panas. Proses inilah yang menyebabkan fenomena global warming. Penyebab dari proses ini dipengaruhi banyak faktor, karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HCF), perfluorokarbon (PFC), sampai sulfurheksafluorida (SF6). Akan tetapi dari semua zat tersebut, yang paling banyak mempengaruhnya adalah karbondioksida, metana dan dinitro oksida. Meningkatnya gas rumah kaca ini sebagian besar akibat dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) terutama untuk menghasilkan listrik dan transportasi, penggundulan dan pembakaran hutan serta dalam hal pertanian, karena pemakaian pupuk kimia yang berpotensi menghasilkan gas metana yang lepas ke atmosfer bumi.

Karbondioksida dihasilkan karena pembakaran bahan bakar fosil yakni:

1. 36% dari industri energi (pembangkit listrik/kilag minyak) 2. 27% dari sektor transportasi

(17)

seri: pencemaran lingkungan______

11

4. 15% dari sektor rumah tangga dan jasa 5. 1% dari sektor lainnya.

Pemanasan global ini disebabkan oleh meningkatnya gas – gas rumah kaca yang dominan ditimbulkan oleh industri – industri. Gas rumah kaca yang meningkat ini menimbulkan efek pemantulan dan penyerapan terhadap gelombang panjang yang bersifat panas (inframerah) yang diemisikan oleh permukaan bumi kembali ke permukaan bumi.

2. Perubahan Iklim

Menurut Paulus Winarso (2007), iklim adalah rata-rata kondisi fisis udara (cuaca) pada kurun waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan, musiman dan tahunan yang diperlihatkan dari ukuran catatan unsur-unsurnya (suhu, tekanan, kelembaban, hujan, angin, dan sebagainya).

Menurut Hidayati (2007), studi tentang iklim mencakup kajian tentang fenomena fisik atmosfer sebagai hasil interaksi proses-proses fisik dan kimia-fisik yang terjadi di udara (atmosfer) dengan permukaan bumi. Keduanya saling mempengaruhi, aktivitas atmosfer dikendalikan oleh fisiografi bumi, dan fluktuasi iklim berpengaruh terhadap aktivitas di muka bumi. Iklim selalu berubah menurut ruang dan waktu. Dalam skala waktu perubahan iklim akan membentuk pola atau siklus tertentu, baik harian, musiman, tahunan maupun siklus beberapa tahunan. Selain perubahan yang berpola siklus, aktivitas manusia menyebabkan pola iklim berubah secara berkelanjutan, baik dalam skala global maupun skala lokal.

Menurut Kolaborasi Bali Climate Change (2007), Perubahan Iklim Global adalah perubahan pola perilaku iklim dalam kurun waktu tertentu yang relatif panjang (sekitar 30 tahunan). Sedangkan menurut Agus Winarso (2007) Perubahan Iklim Global adalah perubahan unsur-unsur iklim (suhu, tekanan, kelembaban, hujan, angin,dan sebagainya) secara global terhadap

(18)

seri: pencemaran lingkungan______

12

normalnya. Ini bisa terjadi karena efek alami. Namun, saat ini yang terjadi adalah perubahan iklim akibat kegiatan manusia. Perubahan iklim terjadi akibat peningkatan suhu udara yang berpengaruh terhadap kondisi parameter iklim lainnya. Perubahan iklim mencakup perubahan dalam tekanan udara, arah dan kecepatan angin, dan curah hujan

3. Penyebab Pemanasan Global a. Efek rumah kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Beberapa aktivitas manusia yang menghasilkan gas rumah kaca, seperti peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan, serta pembangkit tenaga listrik.

b. Efek umpan balik

Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat

(19)

seri: pencemaran lingkungan______

13

bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan

pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan

kandungan air absolut di udara, kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang

di atmosfer. c. VariasiMatahari

Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.

Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam

(20)

seri: pencemaran lingkungan______

14

pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University memperkirakan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan suhu rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat perkiraan berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.

Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat “keterangan” dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat “keterangannya” selama 30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global. Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.

d. Energi

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan pokok dan sekunder manusia maka meningkat pula kebutuhan mereka terhadap energi yang paling utama adalah BBM, yang hampir digunakan di eluruh lini kehidupan. Sumber energi ini memberi kontribusi besar tehadap naiknya konsentrasi gas

(21)

seri: pencemaran lingkungan______

15

rumah kaca, terutama karbon dioksida. Banyak sekali seperti pabrik,mobil,motor dan lain-lainnya harta pembangkit listrik yang menggunakan minyak bumi untuk menghasilkan energi yang sama menghasilkan emisi gas rumah kaca sekitar 581~798 gr karbon dioksida.

e. Kerusakan Hutan

Keberadaan hutan sebagai paru-paru dunia memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah pemanasan global. Hutan yang lebat dan subur bisa mengubah karbondoksida menjadi O2 yang merupakan bagian penting dari hidupnya

suatu mahluk. Jadi tumbuhan memang sangat diperlukan. f. Sampah

Sudah tak ada cara untuk mengelak lagi bahwa keberadaan sampah telah menjadi salah satu problem terbesar masyarakat dunia, jika setiap orang membuang hingga 2 kg sampah organik atau bukan di setiap harinya maka dengan jumlah penduduk minimal 10 juta jiwa , maka akan terkumpul 20.000 ton sehari sampah yang bisa menjadi kontributor besar bagi gas metan yang bisa menjadi emisi gas rumah kaca.

Dari adanya dampak penimbulan sampah yang bisa memicu terjadinya proses ‘Global warming’ dapat dilakukan cara pengendalian melalui beberapa pendekatan yaitu :

1) Kelembagaan

Secara kelembagaan pengelolaan sampah di Indonesia dilakukan oleh Dinas Kebersihan yang berfungsi sebagai pengelola, pengatur, pengawas dan pembinaan penggelolaan sampah. Untuk itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah menkampayekan Undang-Undang tentang pengelolaan sampah yang tertuang dalam UU No.18 tahun 2008 tentang penggelolaan sampah dan sangsi atas tindakan yang tidak bertanggung jawab serta

(22)

seri: pencemaran lingkungan______

16

dilakukan kegiatan sosialisasi secara insentif bersama dinas terkait guna memperkenalkan kepada masyarakat awam tentang pemanfaatan sampah dan pengelolaanya (misalnya 3R). Sehingga dengan adanya pengetahuan dan kesadaran dari masyarakat tentang pengelolaan sampah di tingkat bawah (RT,RW dan kelurahan) dapat meminimalisir timbulan sampah yang lebih efektif karena berada dekat dengan sumbernya. Bahkan dapat dilakukan lomba yang diketuai oleh instansi pemerintahan dalam memacu peminat masyrakat di tingkat kelurahan (seperti di Surabaya Green And Clean) guna menjaga kelestarian lingkungan (termasuk pengelolaan sampah)

2) Teknologi

Saat ini telah banyak pemanfaatan sampah melalui teknologi dari tingkat sederhana hingga kompleks. Kegiatan penggelolaan sampah sederhana dapat dimanfaatkan dari tingkat RT dengan melakukan composting yang dapat digunakan sebagai pupuk bagi tanaman. Namun pada implementasinya tindakan ini kurang efektif karena kesibukan dari masyarakat setempat. Oleh sebaiknya dilakukan secara komunal guna memaksimalkan teknologi komposting. Sedangkan dalam skala komplek kini tengah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) dengan memanfaatkan teknologi sanitary landfill, dimana gas metana yang dihasilkan dari sampah akan ditampung dan selanjutnya dikonversikan menjadi energy listrik dengan cara sedemikian rupa. 3) Sosial Ekonomi

Sampah yang sudah menjadi bahan buangan masih dapat dimanfaatkan dan memiliki harga jual. Dimana melalui konsep 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery) sampah dapat dimanfaatkan menjadi barang layak pakai dan

(23)

seri: pencemaran lingkungan______

17

memiliki nilai secara ekonomis, terutama untuk sampah an-organik yang dapat dimanfaatkan kembali menjadi aksesoris menarik. Pendekatan ini dapat dilakukan oleh ibu rumah tangga yang kreatif dalam memaksimalkan kesempatan yang mana dalam waktu luangnya mampu memanfaatkan sampah seperti kaleng, botol, plastik menjadi tas, bros dll menjadi aksesoris bernilai ekonomis. Dan bilamana tindakannya berkembang dan sukses dapat menjadi lahan bisnis yang menguntungkan yang mampu menyerap tenaga kerja dari aspek sosialnya.

Perubahan iklim adalah suatu rata-rata kondisi iklim atau variabilitasnya yang tetap signifikan secara statistik di suatu negara dalam suatu periode yang lama atau beberapa dekade (IPCC. Summary for policy makers climate change 2001:the scientific basis.Cambridge University (In the Press) 2001). Perubahan iklim tersebut disebabkan oleh proses alamiah atau buatan manusia (Jone A. E.; U. Uddenfeldt Wort; A. P. Morse.,2007).

Kondisi udara akibat pemanasan bumi tersebut, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan iklim, bahkan merupakan masalah lingkungan yang dominan dalam abad ke 21. (Moore Frances C. 2009). Pemanasan global, dengan akibat perubahan iklim dapat pula menaikkan permukaan air laut, yang beresiko bagi daerah dataran rendah dibawah pantai, yang akan tergenang. Di daerah Bangladesh diperkirakan kenaikan 1 meter air permukaan laut menyebabkan hilangnya suatu lahan secara umum sampai dengan 20 % dan untuk lahan produksi bertani hilang 33 %. (Watson, R.J.;McMichael, A.J. 2001)

Perubahan iklim selain disebabkan oleh beban gas CO2, CH4 dan NOx juga ditambah oleh gas emisi yang membuat lebih panas, yaitu gas karbon hitam (komponen dari semacam jelaga) dan juga gas ozone yang berada di lapisan trophosphere, yaitu lapisan udara 0 – 12 km diatas permukaan daratan bumi. (Patz, J.A McGeehin MA,

(24)

seri: pencemaran lingkungan______

18

Bernard SM, et.al. 2000). Karbon hitam adalah partikel yang ada akibat pembakaran tidak sempurna, seperti bahan kayu, pembakaran dari mesin disel dan pembakaran biomasa, dengan bahan bakar minyak dari fosil, mempunyai peran penting dalam menambah pemanasan bumi, dan juga radiasi bumi. (Ramanathan V.;Carmichael,G. 2008).

Permasalahan gas emisi yang ada di udara, bisa bersifat lokal namun juga global, sebagai contoh walaupun sifatnya adanya pencemaran udara lokal, ada suatu peningkatan kualitas udara menyeberang benua, seperti gas ozone,O3 , di Asia Timur dapat dideteksi di Amerika Barat daya dalam waktu 6 hari, dengan rerata diatas 10% O3 dari konsentrasi di daerah California. (Hudman, R.C.,Jacob, D.J., Cooper O.R. et al.2004). Kondisi tersebut juga sama di Eropa secara substansial, bahwa konsentrasi gas ozone, O3, mendapat emisi dari benua Asia dan Amerika Utara. (Derwent, R.G.,Stevenson,D.S.,Collins,W.J.et al. 2004)

Pemanasan Global yang berkonsekuensi kepada perubahan iklim pada akhirnya merupakan masalah lingkungan yang harus dihadapi termasuk di daerah pantai, akibat adanya tumpahan minyak secara rutin, badai pasir dan debu, secara rutin, berakibat berkurangnya tanah produktif untuk pertanian, sumber air bersih yang juga berkurang. (CIA, World Factbook.(cited 2009 April 14).

Penyebab terjadinya perubahan iklim global adalah adanya efek rumah kaca yang banyak digunakan untuk kegiatan industri yang dimulai sejak Revolusi Industri sejak abad 19. Pada prinsipnya, proses terjadinya perubahan iklim diawali dengan masuknya radiasi matahari yang kemudian terjebak di dalam atmosfir karena adanya gas rumah kaca (efek rumah kaca). Gas rumah kaca tersebut akan meneruskan radiasi gelombang panjang yang bersifat panas, sehingga suhu dipermukaan bumi akan naik dan menjadi semakin

(25)

seri: pencemaran lingkungan______

19

panas dimana laju peningkatan panasnya berbanding lurus dengan laju perubahan konsentrasi gas rumah kaca.

Lahan hijau banyak yang diratakan dengan tanah untuk dijadikan kawasan industri dengan dibangunnya bangunan-bangunan untuk kegiatan produksi dan pemukiman penduduk. Hal ini membuat penduduk dunia di berbagai belahan bumi berbondong-bondong melakukan migrasi dari desa ke kota untuk ambil bagian dalam kegiatan industri tersebut. Radiasi sinar matahari leluasa dipancarkan ke bumi dan terperangkap dalam rumah-rumah kaca. Hal ini menyebabkan peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer bumi. Atmosfer pun mengalami peningkatan suhu. Penggunaan aerosol dan emisi gas nuangan yang tidak sesuai semakin menambah jumlah emisi yang terperangkap dalam rumah kaca.

B. PROSES TERJADINYA PENINGKATAN PERMUKAAN LAUT

Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut.

Gambar 2.1. Proses terjadinya peningkatan air laut

(26)

seri: pencemaran lingkungan______

20

C. DAMPAK DARI PENINGKATAN AIR LAUT

1. Terhadap Ekosistem

a. Meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir, disebabkan oleh terjadinya pola huja yang acak dan musim hujan yang pendek sementara curah hujan sangat tinggi

b. Kenaikan muka air laut selain mengakibatkan perubahan arus laut pada wilayah pesisir juga mengakibatkan rusaknya ekosistem mangrove yang pada saat ini saja kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan.

c. Meluasnya intrusi air laut selain diakibatkan oleh terjadinya kenaikan muka air laut juga dipicu oleh terjadinya land subsidence akibat penghisapan air tanah secara berlebihan d. Berkurangnya luas daratan atau hilangnya pulau-pulau kecil. e. Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan

karang dan kerusakan terumbu karang diseluruh dunia 2. Pada Kesehatan Lingkungan

a. Penurunan hutan mangrove dapat menyebabkan abrasi pantai akan kerap terjadi karena tidak adanya penahan gelombang, pencemaran dari sungai ke laut akan meningkat karena tidak adanya filter polutan, dan zona budidaya aquaculture pun akan terancam dengan sendirinya. b. Hilangnya lahan – lahan budidaya seperti sawah, payau,

kolam ikan, dan mangrove.

c. Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan dan banjir.

d. Terancam berkurangnya luasan kawasan pesisir dan bahkan hilangnya pulau-pulau kecil yang dapat mencapai angka 2000 hingga 4000 pulau,

e. Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas.

(27)

seri: pencemaran lingkungan______

21

3. Pada Kesehatan Masyarakat

a. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma.

b. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.

c. Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases) contoh meningkatnya kejadian Demam Berdarah. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit.

d. Perubahan cuaca dan lautan dapat berupa peningkatan temperatur secara global (panas) yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian, terutama pada orang tua, anak-anak dan penyakit kronis.

D. PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

1. Emisi Karbon Dioksida dan Gas Rumah Kaca

Berdasarkan data yang terdapat dalam Executive Summary

Indonesia and Climate Change (World Bank, 2007) posisi Indonesia dapat dilihat sebagai berikut.

(28)

seri: pencemaran lingkungan______

22

Tabel 2.1. Emisi Karbon Dioksida dan Gas Rumah Kaca Emission

sources

United

states China Indonesia Brazil Russia India

Energy 5.572 3.720 275 303 1.5227 1.051 Agriculture 442 1.171 141 598 118 442 Forestry 403 47 2.563 1.372 54 40 Waste 213 174 35 43 46 124 Total 6.005 5.017 3.104 2.316 1.745 1.577 2. Perubahan Suhu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Humle and Sherad, 1999 di Indonesia mengalami peningkatan temperatur 0,03oC/tahun dan hujan meningkat 2 hingga 3% pertahun.

Perubahan periode ENSO (El Nino Southern Oscillation), normal adalah 3 sampai 7 tahun, saat ini 2 sampai 5 tahun (Rataq, 2001). Proyeksi suhu Indonesia tahun 2000 sampai dengan 2100 dapat digambarkan seperti gambar berikut.

Gambar 2.1. Fluktuasi Peningkatan Suhu Global dari Tahun 1950-2000 (kiri) dan Proyeksi Peningkatan Suhu di Indonesia dari Tahun 2000-2100 (kanan)

(29)

seri: pencemaran lingkungan______

23

3. Curah Hujan

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Nation Oceanic and Athmosferic Administratin (NOAA, 2002) gambaran curah hujan di Indonesia dari tahun 1950-2000 seperti gambar dibawah ini. G a m b a r 4 .

Gambar 2.2. Fultuasi Curah Hujan dari Tahun 1950-2000 4. Kenaikan Permukaan Air Laut

Gambaran tren kenaikan permukaan air laut rata-rata di Indonesia berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Meliana, 2005 dengan faktor kenaikan permukaan air laut 0,57 cm/tahun diprediksi seperti gambar di bawah ini.

G

Gambar 2.3. Tren Kenaikan Permukaan Air Laut Tahun 1925-2050

(30)

seri: pencemaran lingkungan______

24

5. Bahaya Perubahan Iklim di Indonesia ke Depan

Bahaya perubahan iklim di Indonesia ke depan ditandai dengan; a. Kenaikan temperatur,

b. Perubahan pola curah hujan, c. Kenaikan muka air laut/SLR,

d. Kenaikan frekuensi dan intensitas iklim ekstrim.

Bahaya tersebut dapat berpengaruh terhadap jalur kontaminasi mikroba, transmisi dinamis, agro ekosistem dan hidrologi serta sosio-ekonomi dan demografi dan dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak kesehatan akibat perubahan iklim diantaranya polusi udara yang berpengaruh terhadap kesehatan (air pollution), penyakit yang berhubungan dengan air dan makanan (water and food borne diseases), penyakit yang berhubungan dengan vektor (vector borne diseases), mal nutrisi, mental disorders, heat stress.

(31)

seri: pencemaran lingkungan______

25

BAB III

PERUBAHAN IKLIM SEBAGAI VARIABEL PERANCU

Ditinjau dari hubungan variabel, maka gangguan kesehatan akibat perubahan iklim, dapat dinyatakan, dengan berbagai jenis penyakit, adalah merupakan variabel dependen atau tergantung, dan variabel independen atau variabel bebas atau variabel penyebab utamanya adalah sebagai agent. Atas pertimbangan tersebut, maka gangguan kesehatan, berupa kumpulan penyakit, misalnya vector -borne diseases, penyakit yang dapat ditularkan melalui vektor, antara lain penyakit demam berdarah sebagai contoh, sebagai variabel dependen/tergantung, dan variabel bebasnya adalah virus dengue. Secara empiris , dan teoritis, maka ditinjau dari hubungan variabel, maka perubahan iklim adalah termasuk variabel perancu (confounding variabel), sebab pengertian variabel perancu adalah variabel yang dapat berpengaruh dengan variabel independen dan variabel dependen. (Sastroasmoro S, Asril Aminullah, Yusuf Rukman, dkk. .2002). Perubahan iklim dapat mempengaruhi kehidupan virus dengue, dan pula perubahan iklim dapat berhubungan dengan kejadian penyakit

demam berdarah, misal sebagai faktor dalam menurunkan imunitas, sehingga kekuatan serangan virus semakin potensial. Di beberapa Negara dunia , kejadian perubahan iklim sudah dinyatakan sebagai variabel atau faktor perancu dalam aspek tinjauan epidemiologi maupun entomologi. (Kovats R S., Campbell - Lendrum D H., McMichael A J..et al. 2001)

Di Indonesia, sebagai contoh di Jawa-Bali , dalam waktu 2 tahun penderita malaria meningkat mendekati 3 kali lipat, jika tahun 1998, 18 kasus/100.000 penduduk,pada tahun 2000 menjadi 48 kasus /100.000 penduduk, yang disebabkan oleh pendeknya masa inkubasi, karena kenaikan suhu udara. (Kandun Nyoman. 2008). Hal tersebut berarti bahwa unsur perubahan iklim, dalam hal ini kenaikan suhu udara, dapat mempengaruhi kejadian malaria.

(32)

seri: pencemaran lingkungan______

26

Berikut bagan pengaruh perubahan iklim terhadap kesehatan (Confalonieri, Menne et.al, 2007).

(33)

seri: pencemaran lingkungan______

27

BAB IV

BEBERAPA GANGGUAN KESEHATAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN IKLIM

Pemanasan global selain berakibat buruk bagi kehidupan dan keseimbangan ekosistem, juga berdampak serius bagi kesehatan umat manusia. Beberapa dampak serius pemanasan global bagi kesehatan manusia, misalnya adalah :

Pertama, Penyakit infeksi; Perubahan iklim berdampak pada

munculnya beberapa jenis penyakit infeksi baru seperti ebola, flu burung, dan beberapa penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia. Penyakit yang paling rentan terjadi di Indonesia adalah penyakit degeneratif dan penyakit menular. Hal ini dapat dengan cepat berkembang pada masyarakat yang kondisi gizi kurang baik dan kondisi kesehatan lingkungan yang kurang memadai. (Dr. Wan Alkadri, Msc.)

Kedua, Penyakit saluran pernapasan; World Health

Organization menyebutkan akibat lain pemanasan global adalah penyakit saluran pernapasan. Bettina Menne, anggota WHO divisi Eropa mengatakan, “Gelombang panas menyebabkan jumlah materi dan debu di udara meningkat,” Suhu udara yang semakin hangat juga membawa penyakit alergi. Selain itu, banyaknya jumlah kebakaran hutan baik disengaja ataupun karena panasnya cuaca memperburuk ancaman penyakit saluran pernapasan ini.

Ketiga, Penyebaran penyakit DBD dan malaria; Pemanasan

global berdampak pada semakin singkatnya siklus perkawinan dan pertumbuhan nyamuk dari telur menjadi larva dan nyamuk dewasa. Akibatnya, jumlah populasi nyamuk berkembang sangat cepat. Ini terutama terjadi di kawasan Afrika dan Asia. Dua penyakit serius akibat gigitan nyamuk adalah penyakit malaria dan demam berdarah dengue (DBD). Kedua penyakit ini sangat sensitif terhadap perubahan iklim. Kita sudah merasakannya langsung ganasnya kedua penyakit tersebut, yakni

(34)

seri: pencemaran lingkungan______

28

tingginya angka korban penderita demam berdarah dan malaria dibeberapa daerah.

Beberapa penyakit yang diperantarai oleh nyamuk sebagai vektor biasanya peka terhadap perubahan cuaca (EPSTEIN, 2001; ZELL

et al., 2008). Perubahan iklim yang terkait dengan faktor cuaca, curah hujan, suhu dan kelembaban dapat mempengaruhi dinamika biologi dan populasi dari vektor berupa nyamuk yang sebagian siklus hidupnya berhabitat di dalam air. Suhu yang sangat ekstrim akan mengurangi populasi nyamuk, misalnya larva Culex annulirostris akan mati pada suhu di bawah 10 oC dan di atas 40 oC (MCMICHAEL dan WOODRUFF,

2008). Tetapi pada suhu yang meningkat sampai batas tertentu dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk pengembangan larva, sehingga akan lebih banyak generasi nyamuk yang dihasilkan pada satuan waktu yang sama. Dalam hal ini Culex annulirostris umumnya memerlukan waktu 12 – 13 hari dari periode telur sampai dengan dewasa pada suhu 25 oC, tetapi pada suhu 30 oC hanya memerlukan

waktu 9 hari dari telur sampai dengan dewasa (KAY dan AASKOV, 1989).

Keempat, Penyakit akibat penipisan lapisan Ozon; Dampak

pemanasan global bagi kesehatan juga terjadi karena pengaruh penipisan ozone seperti meningkatnya intensitas sinar ultra violet. Intensitas sinar UV yang mencapai permukaan bumi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan, seperti kanker kulit, katarak, penurunan daya tahan tubuh, pertumbuhan mutasi genetik, dan memperburuk penyakit-penyakit umum asma dan alergi

Kelima, Penyakit yang berhubungan dengan panas;

perubahan iklim dan naiknya permukaan air laut dapat menyebabkan berbagai bencana alam seperti banjir, badai topan dan kebakaran. Dan bencana alam hampir selalu disertai dengan migrasi penduduk ke kantong-kantong pengungsian. Di tempat pengungsian ini sering muncul penyakit, seperti : diare, gatal-gatal dan penyakit kulit lain, kurang gizi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, dan lain-lain.

(35)

seri: pencemaran lingkungan______

29

Pengaruh perubahan iklim terhadap kejadian penyakit hewan juga dapat terjadi secara tidak langsung misalnya, terjadinya banjir sehingga agen penyakit terbawa aliran banjir ke lokasi lain atau vektor penyakit yang juga sebagai reservoar menyebar ke berbagai lokasi lain atau pemukiman lain. Hal ini dapat menimbulkan wabah seperti penyakit leptospirosis pada manusia dimana tikus yang bertindak sebagai reservoar, bakteri Leptospira spp. akan tersebar ke pemukiman/daerah lain melalui urin tikus dan dapat menginfeksi manusia atau hewan lain sehingga terjadi wabah penyakit leptospirosis (KUSMIYATI et al., 2005).

Adanya perubahan iklim, seperti kenaikan suhu bumi, yang berdampak kepada tingkat curah hujan, kelembaban, mempunyai pengaruh meningkatnya kejadian beberapa penyakit, dengean berbagai pola, diantaranya melalui diseminasi dan transportasi dari beberapa agen mikroba karena air hujan, limpasan air, sehingga berakibat tumbuh suburnya agen mikroba, karena beberapa faktor, antara lain suhu air. (Rose J.B.; Paul R.Epstein; Erin K.Lipp et al 2001).

Kombinasi pemanasan bumi, perubahan iklim, dan pencemaran udara yang menghasilkan emisi gas, yang berpotensi menimbulkan gangguan kepada manusia, terutama bila berada dalam jangkauan manusia, utamanya dalam rumah. WHO memperkirakan 1,6 juta penduduk dunia akan mati, karena resiko kesehatan, akibat kualitas udara dan faktor tersebut termasuk faktor yang menimbulkan resiko penting ke 8 terhadap kesehatan dan memberikan beban penyakit sebesar 2,7 % di dunia. (World Health Organization, Indoor air Pollution and Health.WHO: Geneva, Switzerland., 2005).

Secara empiris, perubahan iklim mempunyai dampak terhadap kesehatan yang sangat luas, baik terkait dengan peningkatan angka kesakitan, maupun kematian, yang dihubungkan dengan suhu udara tinggi, pencemaran udara, cuaca yang ekstrim, malnutrisi, water-borne diseses, diantaranya, diare, cholera, tifus, dan food-borne diseases, seperti keberadaan salmonella, juga vector-borne diseases, antara lain malaria,

(36)

seri: pencemaran lingkungan______

30

demam berdarah. (Markandya A., Aline Chiabai. 2009. ). Disamping hal tersebut perubahan iklim dan cuaca yang bervariasi di beberapa wilayah, dan negara berakibat penyebar luasan penyakit yang ditularkan vektor (vector-borne diseases) cukup bermakna, seperti penyakit malaria, demam berdarah, leishmaniasis, lyme disease, tick-borne encephalitis. (Martens, W.J.M.;Jetten T.H.; Rotmans J.et al. 1995, McMichael, A.J.;Campbell-Lendrum, D.;Kovats, S.et al. 2004).

Gambaran dampak potensial bagi kesehatan akibat variabilitas dan perubahan iklim, secara makro seperti dalam gambar 4.1.

Gambar 4.1. Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan (sumber : Patz,J.A McGeehin MA, Bernard SM, et.al, 2000)

Dalam gambar 4.1 terlihat terjadinya perubahan iklim, mempunyai dampak terhadap gangguan kesehatan terkelompok:

Secara Langsung :

1. Suhu panas dengan segala akibat penyakit dan kematian

2. Kejadian cuaca yang ekstrim, yang dikaitkan dengan gangguan kesehatan

(37)

seri: pencemaran lingkungan______

31

Berdasar kondisi Tingkat Pencemaran, Pola Kontaminasi, Transmisi Yang Dinamis:

1. Pencemaran udara yang dikaitkan dengan gangguan kesehatan 2. Penyakit yang bisa ditularkan dan disebarkan melalui media air dan

makanan (.Water and Food-Borne Diseases)

3. Penyakit yang bisa ditularkan dan disebarkan melalui vektor dan binatang mengerat(Vector and Rodent-borne diseases)

A. SUHU PANAS DENGAN SEGALA AKIBAT PENYAKIT DAN KEMATIAN

Peningkatan temperatur bumi, yang merupakan konsekuensi dari pemanasan global, secara signifikan juga meningkatkan beberapa morbiditas dan mortalitas beberapa penyakit, diantaranya potensi kejadian pra gejala penyakit saluran pernapasan, penyakit jantung. (Confalonierie, U., Menne, B.Akhar, R et al.Human Health. In Climate Change 2007, Mara D, Feachem RGA. 1999).

Kombinasi pemanasan bumi, perubahan iklim, dan pencemaran udara yang menghasilkan emisi gas, yang berpotensi menimbulkan gangguan kepada manusia, terutama bila berada dalam jangkauan manusia, utamanya dalam rumah. WHO memperkirakan 1,6 juta penduduk dunia akan mati, karena resiko kesehatan, akibat kualitas udara dan faktor tersebut termasuk faktor yang menimbulkan resiko penting ke 8 terhadap kesehatan dan memberikan beban penyakit sebesar 2,7 % di dunia. (World Health Organization, Indoor air Pollution and Health.WHO: Geneva,Switzerland.,2005).

Secara tidak langsung dihubungkan dampak kesehatan oleh suhu udara yang ekstrem pada daerah perkotaan yang tercemar dan juga menurunnya kelembaban berakibat secara kumulatif sebagai pra kondisi suatu peningkatan kematian. Resiko kematian yang dihubungkan dengan akibat suhu panas tersebut dan juga angka kesakitan akan meningkat tajam pada penduduk usia lanjut

(38)

anak-seri: pencemaran lingkungan______

32

anak, yang kesemuanya tersebut merupakan awal kejadian penyakit

cardio-vasculer, dan saluran pernafasan yang terjadi diantara penduduk miskin kota. (Markandya A., Aline Chiabai. 2009).

Meningkatnya suhu udara, curah hujan dan tersediaan air bagi pertanian akibat perubahan iklim akan menjadikan daerah-daerah tertentu menjadi kawasan yang rawan (vulnarable). Di Indonesia terlihat menurunnya produksi pertanian dengan berakibat melonjaknya kemiskinan didaerah kota. Banjir dan kekurangan air tersebut diperkirakan pada tahun 2080 lahan pertanian berkurang

1,87 ha pertahun. (Perubahan iklim dan kita

http://www.targetndgs/org/index.php option=com conten & task=vi . Acces 20 october 2009).

Kenaikan suhu, misalnya memperpendek masa inkubasi penyakit malaria sehingga diperkirakan dalam 2 tahun jumlah penderita bisa menjadi 3 kali lipat. Bila tahun 1998 di Jawa – Bali ada 18 kasus malaria setiap 100.000 penduduk maka pada tahun 2000 menjadi 48 kasus per 100.000 penduduk. (Pusat Komunikasi Publik Setjen DEPKES RI .Http: //www.depkes.go.id tanggal 13 desember 2008). Kondisi dari peningkatan suhu udara tersebut juga bisa meningkatkan kenaikan penderita malutrisi.

B. KEJADIAN CUACA EKSTRIM DIKAITKAN DENGAN GANGGUAN KESEHATAN

Perubahan iklim dalam beberapa periode, menunjukkan kondisi yang ekstrim yang dapat dilihat dalam dekade terakhir, maka dalam abad ke 20 mempunyai laju yang sangat cepat. (Easterling D.R.,Briony Horton, Philips D Jones et.al. 1997). Fenomena perubahan iklim tersebut mempunyai pengaruh, seperti terhadap badai El Nino/Southern Oscillation( ENSO ), yang cukup mempunyai dampak yang luar biasa dalam dekade 1980 -2001, dan mempunyai pengaruh juga terhadap kesehatan, seperti peningkatan penderita

(39)

seri: pencemaran lingkungan______

33

George Fush et al. 2002).Disamping hal tersebut keekstriman cuaca dan bervariasinyanya cuaca di beberapa wilayah dan negara menyebabkan penyebarluasan penyakit yang ditularkan oleh vektor (vector-borne diseases) cukup bermakna seperti penyakit malaria, demam berdarah, leishmaniasis, lyme disease, tick-borne nencepalitis

(Rose J.B.; Paul R.Epstein; Erin K.Lipp et al 2001).

Melihat beberapa hal tersebut maka keekstrimen dan variasi cuaca akibat perubahan iklim dapat juga berakibat terhadap beberapa kelompok penyakit:

1. Water-Borne Diseases

2. Food-Borne Diseases

3. Vector-Borne Diseases. (UNFCC. Climate Change: Impact, Vulnerabilitiues and Adaptation in Developing Countries. Climate Change Secretariat: Bonn, Germany.,2007)

Ke tiga kelompok penyakit tersebut dibahas berikut sesuai dengan gambar 4.1.

C. PENCEMARAN UDARA DAN GANGGUAN KESEHATAN

Saat ini, pembicaraan tentang polusi udara sudah sering didengar, baik dikalangan intelektual maupun orang awam. Masalah polusi udara menjadi masalah dunia, di mana semua orang turut merasakan akibatnya. Polusi udara dapat dijelaskan sebagai masuknya bahan-bahan pencemar ke udara ambien yang mengakibatkan rendahnya, bahkan rusaknya fungsi udara.

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan komposisi udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran udara yang menyebabkan berubahnya fungsi udara bagi mahluk hidup (Soedomo, Mustikahadi

(40)

seri: pencemaran lingkungan______

34

1999). Hingga saat ini pembicaraan pencemaran udara telah mencapai pada taraf perjanjian bilateral antar negara dalam upaya mengendalikan dampak pencemaran udara.

Perlu ditandaskan pula bahwa pencemaran udara ternyata tidak saja berskala lokal dan nasional tetapi juga berimplikasi lintas batas wilayah negara (“transboundary air pollution”) yang tidak mengenal demarkasi teritorial-administratif maupun ekologis. Untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim global, beberapa pihak termasuk pemerintah di dunia telah merespon dengan mengadakan pertemuan-pertemuan internasional salah satunya adalah Protokol Kyoto. Protokol Kyoto, 1997 menetapkan kewajiban yang mengikat terhadap negara-negara maju (Annex I) untuk mengurangi enam emisi gas rumah kaca sebesar 5.0% dibawah tingkat tahun 1990 pada tahun 2008-2012. Bagian penting dari protokol tersebut yaitu pada periode komitmen lima tahun, bukan pada penentuan target selama setahun. Pada Pasal 10 Protokol Kyoto, disebutkan “Semua pihak, dengan hak yang sama namun dengan kewajiban yang berbeda, harus memformulasi, menerapkan, memperkenalkan dan memperbaharui program termasuk tindakan-tindakan untuk mengurangi, dan mengadaptasi perubahan iklim, melingkupi sektor energi, industri dan transportasi. Semua pihak juga harus mengembangkan dan memperkenalkan modalitas untuk teknologi yang berwawasan lingkungan”.

Pencemaran udara didominasi oleh aktifitas manusia, seperti akibat pertumbuhan penduduk secara eksponensial, industrialisasi yang cukup pesat, dan tingkat urbanisasi serta kemajuan transportasi yang cepat pula, yang membutuhkan enerji, utamanya bahan bakar dari fosil, sehingga mempunyai konsekuensi meningkatnya gas emisi yang ada dalam rumah kaca di alam kehidupan ini (anthropogenic greenhouse), seperti gas karbon dioksida (carbon dioxide, CO2), methane(CH4) dan nitrous oxide (NOx). (Husain T, Juanidi Raffi Chaudhary. 2008).

(41)

seri: pencemaran lingkungan______

35

Dari hasil penelitian di Taiwan menunjukkan bahwa insiden penyakit sistem saluran pernafasan secara positif berkorelasi dengan pencemaran gas NO2 dan CO. (Lee Chengf, Jenh.Hsiao, Shin,

J.Cheng, Nwhuey H.Hsieh. 2007).

Di Indonesia dari hasil riset kesehatan dasar 2007 maka angka kematian perinatal yang terbanyak adalah gangguan pernafasan 35,9%, sedang penyebab kematian bayi adalah 23,8% yaitu nomor 2 setelah diare adalah pneumonia bila melihat data tersebut maka ada kecenderungan bahwa kondisi lingkungan ataupun kualitas udara yang tidak baik. Penyebab kematian telah bergeser dari penyakit menular. (Centers for Disease Control and Prevention (CDCP). Update:outbreaks of Cyclospora cayetanensis

infection-United States and Canada .Mor Mortal Wkly Rep 1996). Sebagai respon terhadap perubahan iklim global, Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Protokol Kyoto melalui Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2004 ini tentang Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate Change (Protokol Kyoto atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Perubahan Iklim. UU ini disahkan pada tanggal 28 Juli 2004, dengan Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 72. Indonesia sendiri merupakan negara ke-124, setelah Aljazair yang melakukan ratifikasi, sementara di ASEAN, saat ini tinggal Singapura dan Brunei Darussalam yang belum meratifikasinya.

Kementrian Lingkungan Hidup telah memperkenalkan program lingkungan yaitu Program Langit Biru pada bulan Juli 1992 dan diluncurkan pada bulan Agustus 1996 (di 4 propinsi). Kegiatan pertama dari program ini adalah pemasangan alat monitor kualitas udara di daerah yang berpartisipasi. Sebagai bagian dari program, sektor perhubungan darat telah membuat suatu dokumen berjudul Penyelenggaraan Transportasi Darat Berwawasan Lingkungan. Beberapa program kegiatan telah diagendakan, termasuk penggunaan bis LNG, transportasi menggunakan kereta listrik di

(42)

seri: pencemaran lingkungan______

36

kota-kota besar, penggunaan ATCS (Automated Traffic Control System) di kota-kota besar, dan penerapan catalytic converter, teknologi 16 dan 24 valve juga pengurangan jumlah kendaraan dua langkah. Adanya penundaan selama 4 tahun untuk melaksanakan program ini dan lambatnya implementasi dari program yang diagendakan menunjukkan masih banyak usaha yang dibutuhkan untuk memperkenalkan dan mengimplementasikan konsep “green mobility”.

1. Sumber pencemaran udara

Pencemaran udara saat ini meningkat dengan sangat tajam seiring dengan perkembangan industrialisasi dan perkembangan teknologi. Tanpa disadari, perkembangan teknologi dan industrialisasi justru merusak lingkungan hidup, selain memberikan manfaat pada manusia. Beberapa hasil perkembangan teknologi yang mencemari udara, seperti keluarnya asap dari cerobong pabrik, asap kendaraan bermotor, serta pembakaran hutan dan sampah. Dari hasil pembakaran berupa asap tersebut, dapat diuraikan beberapa gas yang memberikan pengaruh terhadap kualitas udara.

Definisi tentang pencemaran (polusi) udara telah banyak disampaikan oleh beberapa ahli diantaranya Lee : Air pollution means the presence in the atmosphere of one or more air contaminants in sufficient quantities and of such characteristics and duration as to be injurious to human, plant, or animal life, to health, or to property, or to unreasonably interfere with the enjoyment of life or property” (CC. Lee : 1997) atau juga disampaikan oleh Parkins : Air pollution means the presence in the outdoor atmosphere of one or more contaminations, such as dust, fumes, gas, mist, odor, smoke, or vapor in quantities, of characteristics, and of duration, such as to be injurious to human, plant, or animal life or to property, or which unreasonably interfere with the comfortable enjoyment of life and property.

(43)

seri: pencemaran lingkungan______

37

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pencemaran (polusi) udara adalah masuknya atau zat, lain ke dalam udara baik disengaja maupun secara alamiah, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang dapat menyebabkan gangguan dan atau kerugian terhadap makhluk hidup atau benda-benda di sekitarnya. Bahkan sering disampaikan pula bahwa masuknya zat tersebut tidak hanya merupakan zat namun juga dapat berupa makhluk hidup, energi atau komponen lainnya (berbentuk gas, dan atau partikel kecil / aerosol) termasuk juga didalamnya adalah kebisingan yang berasal dari kegiatan manusia atau oleh proses alam.

Sehingga sumber pencemaran udara dapat digolongkan menjadi dua kegiatan besar yaitu yang terjadi secara alamiah berupa letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dan kegiatan manusia (antropogenik) seperti transportasi, industri, pembkaran sampah dan kegiatan rumah tangga. Hingga saat ini sumber antropogenik lebih dominan dari pada yang berasal dari sumber alamiah, dengan berbagai polutan yang lebih beragam dan dampak yang lebih besar.

Sumber pencemaran udara dapat diklasifikasikan sebagai sumber tetap (“stationary sources”/”fixed sources”) dan sumber tidak tetap (“motor [mobile] vehicles”); sedangkan bahan (zat) pencemar udara dibedakan dalam bahan pencemar gas dan bahan pencemar partikel. Pengetahuan tentang sumber pencemaran udara dan bahan pencemarnya merupakan dasar pelaksanaan pengelolaan udara sebagai aktivitas fundamental dalam rangka memberikan solusi hukum terhadap peristiwa pencemaran udara.

Dalam beberapa literature dapat ditemukan bahwa polutan yang berdampak pada polusi udara dapat dibedakan menjadi beberapa kategori berdasarkan sifat fisiknya, yaitu berupa partikel yaitu debu, aerosol, logam berat dll. Gas berupa

(44)

seri: pencemaran lingkungan______

38

CO, Nox, H2S, Sox, HC dan Energi berupa temperatur dan kebisingan. Sementara berdasarkan prosesnya maka dapat dibagi menjadi primer yaitu polutan yang langsung diemisikan dari sumbernya, sekunder yaitu polutan yang terbentuk karena reaksi di udara antara berbagai unsure sehingga timbul dampak lannya seperti hujan asam yang berasal dari reksi HNO3, dan H2SO4.

Sedangkan berdasarkan pola emisinya dapat dibagi menjadi sumber titik seperti cerobong asappabrik, letusan gunung berapi. Sumber garis yaitu jalan raya yang dilalui oleh kendaraan bermotor dan sumber area seperti kebakaran hutan. Penentuan penyebab sumber polusi udara pada suatu kawasan menjadi sangat sulit dan kompleks karena besarnya sumber dan luas wilayah serta pengaruh cuaca yang ada pada wilayah tersebut.

Hingga saat ini sektor Transportasi sebagai penyumbang 70-80% dari total pencemaran udara kota Jakarta (out door air pollution). Data Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah/ NKLD: Sejak 15 tahun terakhir, 10 penyakit yang paling banyak diderita warga kota Jakarta didominasi oleh ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Lebih dari separuh aktifitas/ kehidupan masyarakat kota berlangsung di dalam ruangan (indoor): Ada korelasi kuat antara buruknya kualitas udara di dalam ruangan dengan tingginya ISPA (Sick Building Syndrome dan Building Related Illness). Optimisme, bahwa Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara berpeluang besar menjamin langkah-langkah pengendalian pencemaran udara, baik di luar (out door) maupun di dalam ruangan (indoor), termasuk memperbaiki apresiasi dan perilaku positif warga kota, sekaligus membangun mindset nasional tentang pentingnya udara bersih .

(45)

seri: pencemaran lingkungan______

39

Bahan pencemar udara dapat dibagi dalam dua bagian: bahan pencemar primer dan bahan pencemar sekunder. Roger W. Findley dan Daniel A. Farber mengelompokkan lima bahan pencemar primer: Carbon Monoxide (CO), Sulfur Oxides (SOx), Nitrogen Oxides (NOx), Hydrocarbons (HC) dan Particulate. Termasuk bahan pencemar sekunder antara lain: Paroxy Acyl Nitrat (PAN), Formaldehid, Aldehydes, Acrolein dan Ozon (O3). Bahan-bahan pencemar tersebut ditentukan oleh sumber pencemarnya. Tabel berikut menginformasikan secara simplistik sumber pencemaran udara dan bahan pencemar udara yang dihasilkan

2. Dampak pencemaran udara

Hingga saat ini kesadaran masyarakat terhadap pencemaran udara semakin tinggi. Dari berbagai sumber terutama yang berasal dari sumber bergerak seperti sepeda motor (roda 2 dan 3), mobil penumpang, truk, bus, lokomotif kereta api, kapal terbang, dan kapal laut. Kendaraan bermotor hingga saat ini dan dikemudian hari akan terus menjadi sumber yang dominan dari pencemaran udara di perkotaan. Di beberapa kota besar seperti DKI Jakarta, kontribusi bahan pencemar dari kendaraan bermotor ke udara adalah sekitar 70 %. Kendaraan bermotor akan mengeluarkan berbagai polutan berupa gas maupun partikulat yang terdiri dari berbagai senyawa anorganik dan organik dengan berat molekul yang besar yang dapat langsung terhirup melalui hidung dan mempengaruhi masyarakat di jalan raya dan sekitarnya.

Resiko kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran udara di perkotaan secara umum, banyak menarik perhatian masyarakat dalam beberapa dekade belakangan ini. Di banyak kota besar, gas buang kendaraan bermotor menyebabkan ketidaknyamanan pada orang yang berada di tepi jalan dan menyebabkan masalah pencemaran udara pula. Beberapa hasil

Gambar

Tabel 2.1. Emisi Karbon Dioksida dan Gas Rumah Kaca
Gambar 2.2. Fultuasi Curah Hujan dari Tahun 1950-2000
Gambar 4.1.  Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan              (sumber : Patz,J.A McGeehin MA, Bernard SM, et.al, 2000)
Tabel 4.1.Beberapa resiko gangguan kesehatan akibat berbagai   pathogen dengan air dan makanan  sebagai media penularan.
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

(2004) melaporkan bahwa cekaman kekeringan (60% kapasitas lapang) pada fase V2–R2 (fase vegetatif dengan 2 buku-fase mulai pembentukan ginofor) tidak mengakibat- kan penurunan

Setidaknya terdapat dua faktor yang melatarbelakangi pendirian Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja, yaitu: kondisi objektif pendidikan Islam, sosiologis-keagamaan

28 tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara tertatur untuk mengumpulkan data

Dari hasil penelitian perbedaan mean bahwa komponen persepsi otonomi dan kompetensi dan komponen tentang bekerjasama yangs sesungguhnya yang mempunyai mean paling tinggi

[r]

Jika panjang jari-jari lingkaran 13 cm dan panjang AB adalah 10 cm, maka luas daerah yang diarsir pada gambar tersebut adalah …..  π  22

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode Sorogan, metode peer education dan kombinasi keduanya terhadap perilaku cuci tangan pakai sabun dengan pendekatan

Dana dan atau Efek NASABAH dalam Rekening Efek NASABAH hanya akan digunakan untuk kepentingan NASABAH semata-mata dalam rangka pelaksanaan Transaksi Efek yang pelaksanaannya