• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi sampai barang diminta sesuai dengan jadwal produksi (Hadiguna dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi sampai barang diminta sesuai dengan jadwal produksi (Hadiguna dan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Gudang

Gudang dapat di definisikan sebagai, lokasi yang diberi beban sebagai tempat untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam proses produksi sampai barang diminta sesuai dengan jadwal produksi (Hadiguna dan Setiawan, 2008:153). Sejak dulu, gudang berfungsi sebagai buffer atau penyeimbang dan menentukan langkah selanjutnya suatu perusahaan. Apakah perusahaan akan mengunakan gudang untuk komersial atau lebih baik digunakan untuk sendiri.

Dalam perdagangan, gudang digunakan untuk pelayanan beberapa konsumen yang berbeda-beda dan secara umum, mempunyai tenaga kerja yang cukup serta perlengkapan. Kemudian, dengan jarak penyimpanan untuk tujuan kepuasan konsumen atau pengguna, penyimpanan dilakukan dalam batas waktu yang lama maupun batas waktu yang pendek sesuai kebutuhan konsumen. Keuntungan yang diperoleh dari komersial gudang adalah keluwesan (flexibility)dan manajemen yang profesional.

1. Tugas atau Misi Penyimpanan di Gudang

Gudang sebagai penyimpanan produk jadi mempunyai beberapa misi atau tugas (Hadiguna dan Setiawan, 2008:153). Dalam jaringan distribusi pemasaran gudang mempunyai beberpa misi, yaitu :

a. Menjaga persediaan yang digunakan sebagai penyeimbang dan penyangga (buffer)dari variasi penjadwalan produksi dan permintaan.

(2)

b. Gudang sebagai penyalur dalam sebuah daerah pemesanan dengan jarak transportasi terpendek untuk memberikan jawaban cepat akan permintaan pelanggan.

c. Gudang digunakan sebagai tempat akumulasi dalam kegiatan produksi dan pendistribusian.

2. Tujuan Dan Fungsi Gudang

Gudang sebagai tempat penyimpanan produk untuk memenuhi permintaan pelanggan secara cepat mempunyai beberapa fungsi di antara penerimaan dan pengiriman produk (Hadiguna dan Setiawan, 2008:154). Fungsi-fungsi pokok gudang adalah sebagai berikut :

a. Receiving(penerimaan) dan shipping(pengiriman)

b. Identifying and sorting (pengidentifikasian dan penyaringan) c. Picking the order (pemilihan pesanan)

d. Storing(penyimpanan)

e. Assembling the order(perakitan pesanan) f. Packaging(pengepakan)

g. Maintaining record(perawatan produk)

Gudang atau tempat penyimpanan pada umumnya memiliki fungsi yang cukup penting dalam menjaga operasi produsik suatu perusahaan (Hadiguna dan Setiawan, 2008:156). Tujuan dan fungsi penyimpana pada gudang adalah memaksimumkan utilitas sumberdaya, kemudian memenuhi kebutuhan pelanggan atau memaksimumkan pelayanan kepada pelanggan dengan memperhatikan kendala sumberdaya. Disini ada tiga tujuan utama yang berkaitan dengan pengadaan barang, yaitu :

(3)

a. Pengawasan

Sistem adminitrasi yang terjaga dengan baik untuk mengontrol keluar masuknya material. Tugas demikian menyangkut pula masalah keamanan material, jangan sampai hilang.

b. Pemeliharaan

Aktifitas pemelihraan atau perawatan agar material yang disimpan dalam gudang tidak cepat rusak dalam penyimpanan.

c. Penimbunan atau penyimpanan

Apabila sewaktu-waktu diperlukan, maka material yang dibutuhkan akan tetap tersedian sebelum dan selama proses produksi berlangsung.

Selain itu, dalam memfasilitasi proses dan aktifitas pengelolaan barang, fungsi utama gudang adalah :

a. Penerimaan (receiving)

Menerima material pemesanan perusahaan, menjamin kuantitas material yang dikirim supplier, serta mendistribusikan material ke lantai produksi. b. Persediaan

Menjamin agar permintaan dapat dipenuhi karena tujuan perusahaan adalah memenuhi kepuasan pelanggan.

c. Penyisihan (put away)

Menempatkan barang-barang dalam lokasi penyimpanan. d. Penyimpanan (storage)

Bentuk fisik barang-barang yang disimpan sebelum ada permintaan. e. Pengambilan pesanan (order picking)

(4)

f. Pengepakan (packaging)

Langkah pilihan setelah pengambilan (picking). g. Penyortiran

Pengambilan batch menjadi pesanan individu dan dan akumulasi pengambilan yang terdistribusi disebapkan variasi barang yang besar. h. Pengepakan dan pengiriman

Pemeriksaan barang dalam kontainer hingga pengiriman. 3. Jenis Gudang

Umumnya, pada kebanyakan perusahaan gudang berada dalam ruangan (Hadiguna dan Setiawan, 2008:154). Pada suatu pabrik dapat membedakan jenis gudang menurut karakteristik material yang akan disiapkan, yaitu:

a. Penyimpanan bahan baku

Gudang akan menyimpan setiap material yang dibutuhkan atau digunakan untuk proses produksi. Lokasi gudang umumnya berada di dalam bangunan pabrik. Beberapa jenis barang tertetu bisa pula diletakan di luar bangunan pabrik, sehingga perusahaan dapat menghemat biaya gudang karena tidak memerlukan bangunan khusus untuk itu. Gudang demikian disebut pula stock roomkarena fungsinya memang menyimpan stok untuk kebutuhan tertentu.

b. Penyimpanan bahan setengah jadi

Dalam industri manufaktur, kita sering menemui bahwa benda kerja harus melalui beberapa macam operasi dalam pengerjaanya. Prosedur dekikian serikali harus terhenti karena dari operasi satu ke operasi

(5)

berikutnya waktu pengerjaan yang dibutuhkan tidak lama. Akibatnya, barang atau material harus menunggu sampai mesin atau operator berikutnya siap mengerjakannya. Ada dua macam barang setengah jadi (work in process storage), yaitu barang berjumlah kecil dan barang berjumlah besar.

c. Penyimpanan produk jadi

Gudang demikian kadang-kadang disebut pula gudang dengan fungsi menyimpn produk-produk yang telah selesai dikerjakan.

Selain ketiga macam gudang di atas, ada pula beberapa macam gudang lainya yang perlu diketahui :

a. Penyimpanan bagi pemasok

Gudang penyimpanan barang non produktif dan akan digunakan untuk pengerjaan pengepakan, perawatan, dan penyimpanan barang kebutuhan kantor.

b. Penyimpanan komponen jadi

Gudang untuk menyimpan komponen yang siap dirakit. Gudang demikian bisa diletakan berdekatan dengan area perakitan atau pula ditempatkan secara terpisah di dalam penyimpanan barang setengah jadi. c. Salvage

Dalam sebagian proses produksi, ada kemungkinan beberapa benda kerja akan salah di jalankan. Akibatnya, barang memerlukan pengerjaan kembali untuk perbaikan, sehingga kualitas produksi diperbaiki. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan suatu area guna menyimpan benda kerja yang salah sebelum di proses kembali. Benda kerja yang tidak bisa

(6)

diperbaiki akan menjadi scrap atau buangan yang diletakan di lokasi tersendiri.

d. Buangan dan limbah

Gudang digunakan untuk menyimpan material atau komponen yang sudah dikerjakan dan sudah tidak bisa diperbaiki.

4. Kebijakan Penyimpanan Di Gudang

Penyimpanan barang atau produk dalam suatu gudang diatur dan ditata sesuai dengan kebijakan perusahaan yang telah ditentukan (Hadiguna dan Setiawan, 2008:157). Pengaturan dan tata letak suatu gudang dapat dilihat dalam beberapa bentuk kebijakan penyimpanan berikut, dimana metode terbaik yang akan diambil tergantung dari karakteristik item. Kebijakan-kebijakannya adalah :

a. Kebijakan penyimpanan acak (Radom Storage Policy) yaitu : penyimpanan item yang datang di setiap lokasi yang tersedia, dimana setiap item mempunyai probabilitas yang sama pada setiap lokasi.

b. Kebijakan penyimpanan tetap (Dedicated Stouge Policy) yaitu : item disimpan pada lokasitertentu tergantung tipe itemnya. Kebijakan demikian didesain dengan luas penyimpanan setiap item sama dengan level maksimal persediaan, lalu hal demikian terjadi pada saat pengisian. c. Kebijakan setiap pesanan (policy index each order) yaitu : rasio

kebutuhan penyimpanan item dengan jumlah transaksi S/R (shipping/receiving) untuk itemnya. Item dengan S/R terbesar sedikit dekat dengan titik I/O (input/output).

(7)

d. Kebijakan penyimpanan berbasis tertutup (closed based storage policy) yaitu : aplikasi efek pareto dimana 80% aktivitas S/R oleh 20% item, 15 % S/R oleh 30% , dan 5% S/R dengan 50%.

e. Kebijakan penyimpanan pangsa (shared storage policy) yaitu : kebijakan yang berada pada tititk ekstrim radom dan Kebijakan penyimpanan tetap (Dedicated Stouge Policy).

5. Pengawasan Gudang

Hadiguna dan Setiawan (2008:157) mengatakan dalam sebuah perencanaan, manajemen harus menentukan apakah mendirikan sebuah pusat gudang atau beberapa fasilitas penyimpanan di setiap tempat yang digunakan (dekat dengan stasiun kerja atau lintasan perakitan). Kemudian, yang terakhir adalah mendekati perpindahan bahan dan menghentikan penumpukan produksi dalam pengiriman dari pusat gudang. Hal demikian dikaitkan dengan pengawasan inventori. Dalam banyak waktu, setiap fasilitas penyimpanan bisa juga dibangun untuk pengunaan, tetapi bukan untuk dimanfaatkan. Operasi pengawasan gedung antara lain adalah pengawasan penyimpanan (Storage Policies) dan pengawasan order pilihan (Order Picking Policies).

Operasi pengawasan terdiri atas pengawasan penyimpanan (Storage Policies). Pada sebuah fasilitas penyimpanan, beberapa pengawasan mempengaruhi tata letak, lokasi sel-sel penyimpanan, dan tata letak item atas sel-sel. Berikut uraian tentang pengawasan penyimpanan (Storage Policies) :

(8)

a. Physical similary(kemiripan fisik)

Pada item dengan kemiripan fisik, karakteristik dalam pengelompokanya ditempatkan pada tempat yang sama. Sebagai contoh, item dengan ukuran besar disimpan dalam satu area, sedangkan item yang berukuran kecil di tempat lainya. Hal demikian diikuti oleh kemiripn pengunaan material handling, perlengkapan, dan kemiripan penempatan secara fisik untuk setiap area.

b. Funcitional similarity(kemiripan fungsi)

Penyimpanan dilakukan atas dasar kemiripan fungsi yang disimpan pada tempat yang sama. Sebagai contoh, alat-alat elektronik yang disimpan pada suatu area.

c. Popularity(populsritas)

Setiap gudang mempunyai item yang diperoleh secara bersamaan dan jumlah yang banyak. Pada sistem demikian, pergerakan cepat diperuntukan bagi setiap item penyimpanan tertutup untuk area penerimaan dan pengiriman serta item dengan pergrakan lambat di sistem yang lain. Bentuk pengawasan demikian bertujuan mempersiapkan jarak minimal pekerjaan gudang dan pemeliharaan pemesanan.

d. Reserve stock separation(penyimpanan dan pemisahan persediaan) Beberapa keuntungan persiapan dan pemisahan persediaan dari pekerjan penyimpanan adalah semua pekerjaan penyimpanan dapat diambil bersamaan dalam kesamaan tempat dan rata-rata pemeliharaan dapat dilakukan dengan mudah.

(9)

e. Randomized storage (penyimpanan acak)

Pada sistem proses informasi moderen (Computerized Inventory Control System), kemungkinan besar kemudahannya ada dalam penempatan tetap dan lokasi dan unik pada sebuah penyimpanan inividu. Pertukaran dan penympanan tetap (Dedicated Storage) yang tersedia di penyimpanan acak (Randomized Storage) berbentuk hasil yang sedikit besar. Bentuk pengawasan digunakan pada penyimpanan item yang didapat ketika dibutuhkan dan penyimpanan beberapa item yang bentuk penyimpanannya tidak umum.

f. High scurity storage(pengamanan penyimpanan)

Bentuk pengawasan demikian dilakukan jika beberapa item terutama yang terpilih dan bentuk khas dibutuhkan sebagai kunci pengamatan dan pengukuran.

6. Faktor Kenyamanan Dalam Tata Letak Gudang

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi kenyamanan dalam tata letak gudang adalah pengawasan yang diikuti bentuk pesanan, pengambilan pesanan pilihan, dan pengawasan (Hadiguna dan Setiawan, 2008:158). Faktor tersebut digambarkan sebagai berikut :

a. Sistem area

Penyimpanan item dalam gudang dengan bermacam logika dalam gudang. Pergantian personel secara terus menerus pada sebuah area, mulai dari pemeliharaan item yang telah direncanakan untuk pesanan sampai siap kirim.

(10)

b. Sistem area dimodifikasi

Sistem dapat diterapakan dimana penyimpanan stok dilakukan secara terpisah dalam pengerjaanya. Pemilihan order pesana diikuti oleh sistem area penambahan pegawai dimanfaatkan untuk penambahan stok penyimpananya.

c. Sistem zona

Pembagian wilayah-wilayah dan pendistribusian diantara pemilihan pesanan, tiap unit memiliki pilihan dari daerah-daerah penempatanya. d. Sistem zona urutan

Tiap pesanan dibagi dalam wilayah-wilayah pada sistem zona. Namun, pesanan melewati satu wilayah lainya yang merupakan perakitan. Beberapa pesanan bisa diproses serentak dan setiap hasilnya mulai dari satu wilayah ke wilayah lain.

e. Sistem jadwal pesanan berganda (multiple orders schedul system)

Sebuah kelompok pesanan dapat dikumpulkan dan dianalisis untuk menentukan total item yang dibutuhkan dari tiap wilayah atau zona. Dalam kemiripan kebiasaan dalam sistem wilayah, item merupakan pilihan dari pembuatan trip langsung ke setiap wilayah pesanan yang dirakit mengikuti area untuk meningkatkan pegiriman. Sedikit variasi dari operasi demikian dijadwalkan serentak mengikuti komponen tiap wilayah yang dilokasikan dengan tiap order, kemudikan diletakan bersama untuk pengiriman.

(11)

7. Konsep Tata Letak Penyimpanan Barang

Tujuan perencanaan tata letak untuk gudang bahan baku dan gudang barang jadi adalah:

a. Utilisasi luas lantai secara efektif

b. Menyediakan pemindahan bahan yang efisien

c. Meminimalisasi biaya penyimpanan pada saat menyediakan tingkat pelayanan yang dibutuhkan

d. Mencapai fleksibilitas maksimum e. Menyediakan housekeeping yang baik

Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, kita harus memadukan beberapa prinsip mengenai gudang (Hadiguna dan Setiawan, 2008:167). Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan tujuan di atas antara lain:

a. Kepopuleran (Popularity)

Sistem pengangkutan di dalam gudang tentu akan sangat mempengaruhi proses kegiatan pada gudang. Apabila kita tidak memperhatikan kegiatan yang terjadi di gudang, maka akan terjadi kesimpangsiuran gerakan yang terjadi di gudang. Kesimpangsiuran gerakan berkaitan dengan waktu yang digunakan untuk mengangkut barang dan biaya terhadap waktu kerja. Popularity merupakan prinsip meletakkan item yang memiliki accesihility terbesar di dekat titik I/O (Input-Output) tertentu. Popularity menggunakan suatu rasio R/S atau S/R dengan S adalah Shippingdan R adalah Receiving. Apabila rasio RIS suatu item terbesar, maka item didekatkan dengan titik I/O dan sebaliknya. Gambar 10.3 menunjukkan

(12)

pembagian wilayah gudang menjadi tiga wilayah, yaitu slow moving, medium moving, dan fast moving.

b. Kemiripan(Similarity)

Prinsip kedua dalam tata cara penyimpanan di gudang berkaitan dengan similarity (kemiripan) item yang disimpan. yaitu item yang diterinia dan dikirim bersama harus disimpan bersarna-sama pula. Contohnya pada gudang suku cadang otomotif, karburator dan suku cadangnya disimpan bersama. Dengan menyimpan item yang mirip dalam daerah yang sama, waktu tempuh untuk menerima pesanan dan pemilihan pesanan dapat diminimalisasi.

c. Ukuran

Komponen-komponen kecil yang disimpan dalam gudang yang dirancang khusus untuk komponen-komponen besar akan sangat membuang-buang luas Iantai gudang. Namun, pada saat komponen-komponen besar akan disimpan di dalam gudang, komponen-komponen tidak akan muat. Oleh karena itu, kita perlu menctapkan beberapa ukuran lokasi penyimpanan.

d. Karakteristik

Karakteristik material yang disimpan seringkali berlawanan penyimpanan dan penanganannya dengan metode similarity, popularity.dan ukuran. Beberapa karakteristik material antara lain: 1) Material mudah rusak, sehingga lingkungan tempat penyimpanan

(13)

2) Bentuknya unik, sehingga menimbulkan masalah dalam area penyimpanan dan pemindahan barang.

3) Item mudah hancur, sehingga kita hams memperhatikan tingkat kelembaban, ukuran unit load, dan metode penyimpanan.

4) Material berbahaya, sehingga kita harus menyimpannya pada lokasi tersendiri.

5) Keamanan material berkaitan dengan proses pernindahan bahan di mana diusahakan agar barang tidak mengalami benturan.

6) Compability merupakan karaktenstik penyimpanan item kimiawi yang mudah bereaksi dengan zat kimia lainnya.

e. Utilisasi luas lantai

Perencanaan penyimpanan meliputi pula menentukan kebutuhan luas lantai untuk penyimpanan barang. Walaupun demikian, saat mernpertimbangkan prinsip-prinsip popularity, similarity, ukuran, dan karakteristik material. Tata letak harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat memaksimalisasi utilisasi luas lantai dan tingkat pelayanan yang disediakan. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika membangun sebuah tata letak antara lain: 1) Konservasi luas lantai

Konservasi luas lantai menyangkut memaksimalisasi konsentrasi dan utilisasi kubik dan meminimalisasi honeycombing. Mernaksimalisasi konsentrasi luas lantai akan menambah fleksibilitas dan kemampuan menangani penerimaan barang dalam jumlah banyak.

(14)

2) Keterbatasan luas lantai

Utilisasi luas lantai akan terbatas pada tiang penyangga, sprinkler dan tinggi langitl angit, beban lantai, tiang dan rangka, serta tinggi penumpukan material yang aman.

3) Kelebihan muatan dalam

Utilisasi luas lantai akan mengakibatkan accessibilitymaterial yang jelek. Kita harus merencanakan jarak gang agar cukup luas untuk penanganan material yang efisien dan rnenempatkannya sedemikian rupa sehingga tiap sisi depan daerah penyimpanan memiliki jalur gang. Seluruh jarak gang harus berbentuk lurus. 8. Media Penyinpanan

Gudang memiliki beberapa media penyimpanan yang umurnnya digunakan untuk menyimpan item (Hadiguna dan Setiawan, 2008:174). Beberapa aksesori gudang antara lain:

a. Shelves

Digunakan untuk menyimpan item yang kecil. b. Racks

Untuk menyimpan material yang sebelunmya diletakkan pada Pallet. Umumnya, racks memiliki lebar 9 dengan 5 tingkat di mana tiap tingkat dapat memuat dua pallet. Jadi, keseluruhannya dapat memuat 10pallet.

c. Double deep pallet racks

Pengembangan racks yang dapat meletakkan 20 pallet pada kedua sisi di mana tiap sisi terdiri atas 10 pallet. Penggunaan media

(15)

penyimpanan demikian menghasilkan kepadatan gudang yang lebih baik dan utilitas luas lantai dapat digunakan dengan baik pula.

d. Portable racks

Bentuk lain rackc yang dapat memuat berbagai bentuk material. Tiap tingkalannya terdiri atas material yang berbeda dan rangkanya dapat dilepas.

e. Mezzanines

Lantai yang dibangun di atas rak-rak sebagai penempatan slow moving material.

f. Rolling Shelves

Merupakan rak yang dapat digeser karena tiap rak diberi roda yang berada di atas jalur. Rak-rak dapat dirapalkan, sehingga dapat rnemeroleh penghematan 9 gang. Pada umumnya, rak di implementasikan pada gudang maintenace dan gudang persediaan kantor.

g. Drawerstorage

Digunakan untuk menyimpan material yang kecil sekali, seperi komponen rangkaian listrik dan baut, setiap drawer dapat terdiri atas 32-64 laci.

Untuk penyimpanan individu atau item yang kecil, beberapa variasi assesoris yang didapat seharusnya ada pada semua gudang. Variasi yang digunakan adalah salah satu atau banyak dari pengembangan dan pesanan fasilitas penyimpanan. Aksesoris adalah bins(peti atau bak), shalves(papan atau palet),racks (rak), stacking(penumpukan), dan conveyor storage.

(16)

Dalam penyimpanan, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan. Hal-hal yang menjadi faktor utama dalam penyimpanan adalah :

a. Material mudah rusak

lingkungan penyimpanan harus ideal. b. Bentuk unik

Hal ini akan menimbulkan masalah area dan pemindahan itemnya. c. Item mudah hancur

Herhatikan kelembapan dan metode penyimpanan. d. Materila berbahaya

Jenis demikian harus disimpan di lokasi tersendiri. e. Keamanan material

Hindari benturan saan akan memindahkan barang. f. Compability

Merupakan karakteristik penyimpanan item kimiawi mudah bereaksi dengan zat kimia lainya.

9. Pengiriman dan Penerimaan

Proses pengiriman (shipping) dan penerimaan (receiving) merupakan proses utama yang terjadi di gudang dan merupakan kegiatan yang berkaitan langsung dengan proses produksi sebuah barang (Hadiguna dan Setiawan, 2008:175).

Pengiriman (Shipping) berkaitan dengan persiapan-persiapan yang berkaitan dengan stoking produk jadi untuk memenuhi permintaan atau order, pengepakan (packaging), serta pemuatan kedalam tranportasi yang tersedia, kemudian dikirim ke konsumen yang memesanya. Aktifitas

(17)

shipping dapat pula disebut aktivitas receiving. Pada dasarnya, receiving, raw material storage, warehousing, dan shipping akan memilik kaitan erat dalam perencanaan tataletak masing-masing. Seperti hanya receiving, lokasi departemen harus berada sedekat mungkin dengan fasilitas trasportasi yang menuju keluar pabrik. Sementara itu perencanaan luas area perlu mempertimbangkan beberapa faktor berikut :

a. Karakteristik produk yang dikelola

b. Jumlah pengiriman dan frekuensi pengiriman per periode c. Metode pemindahan dan peralatan yang digunakan d. Lokasi area yang tersedia

Penerimaan berhubungan dengan kegiatan mendapatkan semua bahan atau barang dan perlengkapan yang datang di gudang serta mengirimkanya. Kegiatan tersebut meliputi tanggung jawab sebagai berikut :

a. Menurunkan barang dan alat angkutan b. Membongkar peti kemas pengiriman c. Mengenali dan memilah barang

d. Memeriksa faktur penerimaan pada dokumen pengiriman e. Mencatat faktur penerimaan

f. Menandai atau mencatat kekurangan dan kerusakan g. Memelihara pencatatan yang memadai

h. Mengirimkan bahan atau barang ke tempat pemakaian

Satu fungsi yang sangat erat dengan penerimaan, tetapi tidak berada pada tanggung jawab penerimaan, adalah pemeriksaan penerimaan. Fungsi pemeriksaan penerimaan umumnya berada di bawah Departemen

(18)

Pengendalian Mutu atau Departemen Pemeriksaan yang bertanggung jawab melakukan pemeriksaan semua peralatan dan barang yang masuk. Dari titik pandang tata letak, hal demikian berarti kegiatan pemeriksaan penerimaan paling logis apabila berdekatan dengan penerimaan. Pemeriksaan penerimaan membutuhkan ruangan untuk:

a. Secara rapi menyimpan barang yang menunggu diperiksa . b. Menyimpan, menangani, dan tempat kerja operasi inspeksi.

c. Menyimpan sementara barang yang sedang diperiksa atau menunggu pengiriman ke tempat pemakaian atau ke gudang.

Perencanaan kegiatan penerimaan membutuhkan pertimbangan sejumlah besar faktor, seperti: barang yang diterima, ruang, karakteristik bangunan, tata letak ruang peralatan, dan lokasi. Bagian penerimaan bertanggung jawab dalam beberapa hal, antara lain:

a. Membongkar atau menurunkan material dan truk. b. Membongkar kotak pembungkus material yang dikirim. c. Mengidentifikasi dan mengecek material yang datang.

d. Mengecek tanda terima barang dan menyesuaikan dengan pesanan. e. Mencatat adanya kerusakan-kerusakan yang ditemui pada material

yang datang.

f. Menyimpan data material yang datang.

g. Mengirim material yang datang ke departemen lain yang membutuhkan.

(19)

B. Definisi Tata Letak

Heizer dan Render (2009 : 532) mengatakan bahwa tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam segi kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai suatu strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat. Tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan.

Heizer dan Render (2009 : 532) mengatakan dalam semua kasus, desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk dapat mencapai :

1. Utilitas ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi. 2. Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.

3. Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.

4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.

5. Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut akan perlu diubah).

Dari pengertian tata letak di atas dapat disimpulkan bahwa, tata letak merupakan suatu sistem yang saling berintegrasi di antara seluruh fasilitas-fasilitas yang mendukung seluruh kegiatan produksi dari bahan baku atau

(20)

masukan (input)hingga (output)hingga selama dalam proses tersebut dapat mencapai suatu nilai tambah berupa efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar.

1. Tipe-Tipe Tata Letak

Heizer dan Render (2009 : 533) mengatakan bahwa keputusan mengenai tata letak meliputi penempatan mesin pada tempat yang terbaik (dalam pengaturan produksi) , kantor dan meja-meja (pada pengaturan kantor) atau pusat pelayanan (dalam pengaturan rumah sakit atau department store). sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang dan informasi di dalam dan antar wilayah. Untuk mencapai tujuan ini, seragam pendekatan telah dikembangkan. diantara pendekatan tesebut, akan dibahas enam pendekatan tata letak :

a. Tata letak dengan posisi tetap : memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang besar dan memakan tempat, seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung.

b. Tata letak yang berorientasi pada proses : berhubungan dengan produksi dengan volume rendah dan bervariasi tinggi (juga disebut

job shop

c. Tata letak kantor : menempatkan para pekerja, peralatan mereka dan ruangan/kantor yang melancarkan aliran informasi.

d. Tata letak ritel : menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku pelanggan.

e. Tata letak gudang : merupakan paduan antara ruang dan penanganan bahan baku.

(21)

f. Tata letak yang berorientasi pada produk : mengusahakan pemanfaatan maksimal atas karyawan dan mesin-mesin pada produksi yang berulang atau berkelanjutan.

g. Tata letak sel kerja : menata mesin mesin dan peralatan lain untuk fokus pada produksi sebuah produk atau sekelompok yang berkaitan. 2. Tata Letak Gudang

Heizer dan Render (2009 : 540) mengungkapkan bahwa tata letak gudang adalah sebuah desain yang mencoba meminimalkan biaya total dengan mencari panduan yang terbaik antara luas ruang dan penanganan bahan.

Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik optimal diantara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam gudang sebagai konsekuensinya. Biaya ini meliputi peralatan, orang, bahan, pengawasan, asuransi, dan penyusutan. Tata letak gudang yang efektif juga meminimalkan kerusakan bahan dalam gudang.

C. Definisi Persediaan

Kuswadi (2005:107) mengungkapkan bahwa persediaan dapat berupa barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali. Misalnya barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lain untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi atau barang dalam proses penyelesaian (barang setengah jadi), termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.

(22)

Herjanto (2008:237) mengatakan bahwa persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dan suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang. Bisa dikatakan tidak ada perusahaan yang beroperasi tanpa persediaan. Meskipun sebenarnya persediaan hanyalah suatu sumber dana yang menganggur, karena sebelum persediaan digunakan berarti dana yang terikat didalamnya tidak dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Begitu pentingnya persediaan ini sehingga para akuntan memasukkannya dalam neraca sebagai salah satu pos aktiva lancar.

Setiap bagian dalam perusahaan dapat memandang persediaan dari berbagai sisi yang berbeda. Bagian pemasaran misalnya, menghendaki tingkat persediaan yang tinggi agar dapat melayani permintaan pelanggan sebaik mungkin. Bagian pembelian cenderung untuk membeli barang dalam jumlah yang besar dengan tujuan untuk memperoleh diskon sehingga harga per unit menjadi lebih rendah. Demikian juga bagian produksl, menghendaki tingkat persediaan yang besar untuk mencegah terhentinya produksi karena kekurangan bahan. Di pihak lain, bagian keuangan memilih untuk memiliki persediaan yang serendah mungkin agar dapat memperkecil investasi dalam persediaan dan biaya pergudangan.

Sistem pengendalian persediaan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan

(23)

yang hams dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar pesanan harus diadakan. Sistem ini menentukan dan menjamin tersedianya persediaan yang tepat dalam kuantitas dan waktu yang tepat.

Mengendalikan persediaan yang tepat bukan hal yang mudah. Apabila jumlah persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana menganggur yang besar (yang tertanam dalam persediaan), meningkatnya biaya penyimpanan, dan resiko kerusakan barang yang lebih besar. Namun, jika persediaan terlalu sedikit mengakibatkan risiko terjadinya kekurangan persediaan (stockout) karena seringkali bahan/barang tidak dapat didatangkan secara mendadak dan sebesar yang dibutuhkan, yang menyebabkan terhentinya proses produksi, tertundanya penjualan, bahkan hilangnya pelanggan.

Sebagaimana keputusan manajemen operasi lainnya, kebijaksanaan yang paling efektif ialah dengan mencapai keseimbangan diantara berbagai kepentingan dalam perusahaan. Pengendalian persediaan harus dilakukan sedemikian rupa agar dapat melayani kebutuhan baha serta barang dengan tepat dan dengan biaya yang rendah.

Penilaian persediaan bertujuan untuk mengetahui nilai persediaan yang dipakai/ dijual atau persediaan yang tersisa dalam suatu periode (Herjanto, 2008:237). Persediaan merupakan pos yang sangat berarti dalam aktiva lancar. Hal itu menyebabkan metode penilaian persediaan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Terdapat tiga metode yang digunakan dalam menilai persediaan, yaitu First In First Out(FIFO), Last In First Out

(24)

(LIFO), dan rata-rata tertimbang. Metode penilaian persediaan yang digunakan bisa berbeda dengan metode penempatan persediaan secara fisik. Misalnya, beras dalam karung pada pergudangan beras, sistem penyimpanan dan pemakalannya tentu saja menggunakan pola LIFO, beras yang terakhir masuk (disimpan paling atas) yang akan diambil lebih dahulu. Meskipun demikian, penilaian persediaannya tidak harus menggunakan sistem LIFO, bisa dilakukan dengan sistem FIFO, atau rata-rata tertimbang. Ketiga metode penilaian persediaan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :

1. Metode First In First Out (Fifo)

Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa harga barang persediaan yang sudah terjual atau terpakai dinilai menurut harga pembelian barang yang terdahulu masuk. Dengan demikian, persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk.

2. Metode Last In First Out (Lifo)

Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa nilai barang yang terjual atau terpakai dihitung berdasarkan harga pembelian barang yang terakhir masuk, dan nilai persediaan akhir dihitung berdasarkan harga pembelian barang yang terdahlu masuk.

3. Metode Rata-Rata Tertimbang

Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa harga rata-rata barang yang dibeli dalam suatu periode tertentu

Referensi

Dokumen terkait

Sustainable Architecture (Arsitektur Berkelanjutan), adalah sebuah konsep yang mendukung berkelanjutan lingkungan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar

Materi ini di sampai kan oleh Sri Hartini SH.MH di mana menjelaskan bahwa dinamika kelompok pengertian dari adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu

Pada penelitian ini pula ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dengan zinc pyrithione 1% sebanding dalam menghambat pertumbuhan Pityrosporum ovale secara in vitro, yang berarti

Tujuan dari tahap ini untuk mencari kesalahan-kesalahan yang ada pada pembuatan POMA 3D GAME ADVENTURE, seperti kesalah dalam penggabungan script program dengan objek,

Dalam upaya meningkatkan pembangunan sektor-sektor unggulan ini sehingga mampu menjadi sektor yang strategis dalam pengembangan wilayah, maka tujuan penelitian ini adalah:

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah membukakan jalan dan kemudahan, sehingga skripsi yang berjudul “ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG

Peran dan Fungsi Tenaga Kesehatan Pada Home Care.. Kondisi

Beberapa kegunaan dari latihan teratur setiap hari pada penderita diabetes mellitus (DM) antara lain: 1) Meningkatkan kepekaan insulin apabila dikerjakan setiap 1,5 jam