• Tidak ada hasil yang ditemukan

R. ADITYA PRADANA I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "R. ADITYA PRADANA I"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI

PRODUK UNTUK SUBDISTRIBUTOR DAN OUTLET PADA

JARINGAN DISTRIBUSI PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA

DISTRIBUTOR WILAYAH SURAKARTA

Skripsi

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

R. ADITYA PRADANA

I 1303064

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

(2)

PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI

PRODUK UNTUK SUBDISTRIBUTOR DAN OUTLET PADA

JARINGAN DISTRIBUSI PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA

DISTRIBUTOR WILAYAH SURAKARTA

Skripsi

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

R. ADITYA PRADANA

I 1303064

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi :

PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI

PRODUK UNTUK SUBDISTRIBUTOR DAN OUTLET PADA

JARINGAN DISTRIBUSI PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA

DISTRIBUTOR WILAYAH SURAKARTA

Ditulis oleh: R. Aditya Pradana

I 1303064

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Yuniaristanto, ST., MT Fakhrina Fahma, STP., MT NIP 19750617 200012 1 001 NIP 19741008 200003 2 001

Ketua Program S-1 Non Reguler Jurusan Teknik Industri

Fakultas Teknik UNS

Taufiq Rochman, STP, MT NIP. 19701030 199802 1 001

Pembantu Dekan I Ketua Jurusan Fakultas Teknik Teknik Industri UNS

Ir. Noegroho Djarwanti, MT Ir. Lobes Herdiman, MT NIP 19561112 198403 2 007 NIP 19641007 199702 1 001

(4)

LEMBAR VALIDASI

Judul Skripsi :

PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI

PRODUK UNTUK SUBDISTRIBUTOR DAN OUTLET PADA

JARINGAN DISTRIBUSI PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA

DISTRIBUTOR WILAYAH SURAKARTA

Ditulis oleh: R. Aditya Pradana

I 1303064

Telah disidangkan pada hari Selasa tanggal 18 Mei 2010

Di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan

Dosen Penguji

1. Ir. R. Hari Setyanto

NIP. 19630424 199702 1 001 2. Ilham Priadythama, ST, MT NIP. 19801103 200812 1 002 Dosen Pembimbing 1. Yuniaristanto, ST., MT NIP. 19750617 200012 1 001 2. Fakhrina Fahma, STP, MT NIP. 19741008 200003 2 001

(5)

SURAT PERNYATAAN

ORISINALITAS KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : R. Aditya Pradana

Nim : I 1303064

Judul tugas akhir : Penentuan Lokasi Subdistributor dan Alokasi Produk Untuk Subdistributor dan Outlet Pada Jaringan Distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera Distributor Wilayah Surakarta. Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti bahwa Tugas Akhir yang saya susun mencontoh atau melakukan plagiat dapat dinyatakan batal atau gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau dicabut.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup menanggung segala konsekuensinya.

Surakarta, Agustus 2010

R. ADITYA PRADANA I 1303064

(6)

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : R. Aditya Pradana

Nim : I 1303064

Judul tugas akhir : Penentuan Lokasi Subdistributor dan Alokasi Produk Untuk Subdistributor dan Outlet Pada Jaringan Distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera Distributor Wilayah Surakarta. Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing 1 dan Pembimbing 2. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian dari publikasi karya ilmiah

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surakarta, Agustus 2010

R. ADITYA PRADANA I 1303064

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukut kehadirat Tugan YME, yang telah melimpahkan hikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan yang sangat baik ini, dengan segenap kerendahan hati dan rasa yang setulus-tulusnya, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Noegroho Djarwanti, M.T. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Lobes Herdiman, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Yuniaristanto, ST., MT. dan Ibu Fakhrina Fahma, STP., MT selaku dosen pembimbing yang telah sabar dalam memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. 4. Bapak Ir. R. Hari Setyanto selaku dosen penguji skripsi I dan Ilham

Priadhytama, ST, MT selaku dosen penguji skripsi II yang berkenan memberikan saran dan perbaikan terhadap skripsi ini.

5. Ibu Fakhrina Fahma, STP., MT selaku pembimbing akademis. Terima kasih atas kesabarannya dalam memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis. 6. Dosen-dosen Teknik Industri yang memberikan ilmu dan pengetahuan selama

ini.

7. Para staf dan karyawan Jurusan Teknik Industri (mba’ Yayuk, mba’ Rina, pak Agus, mba’Tutik), atas segala kesabaran dan pengertiannya dalam memberikan bantuan demi kelancaran penyelesaian skripsi ini.

8. Para staf dan karyawan PT. Sinar Niaga Sejahtera yang telah menerima saya dengan baik dan memberikan bantuan beserta fasilitas selama melakukan penelitian.

9. Kedua orang tua saya yang selalu memberi dorongan dan motivasi kepada penulis.

10.Ardha Kurnia Sari Yudha Putri yang selalu menemani penulis dalam suka dan duka.

(8)

12.Terima kasih kepada kakakku tercinta atas kepercayaannya kepada penulis dan tak henti-hentinya memberikan semangat kepada penulis.

13.Teman sekelas dan seperjuangan Teknik Industri ekstensi angkatan ’03. 14.Seluruh teman Teknik Industri angkatan ’03 UNS yang bersama berjuang

dalam menyelesaikan studi Strata-1. Atas semua bantuannya saya mengucapkan banyak terima kasih.

15.Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan dalam kata pengantar ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa maupun siapa saja yang membutuhkannya. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, dengan senang hati dan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik yang membangun.

Surakarta, Agustus 2010

(9)

ABSTRAK

R. Aditya Pradana, NIM: I 1303064, PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI PRODUK UNTUK SUB DISTRIBUTOR DAN OUTLET PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA, DISTRIBUTOR WILAYAH SURAKARTA. Skripsi. Surakarta: Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010.

PT. Sinar Niaga Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi. Wilayah pemasaran PT. Sinar Niaga Sejahtera 6 Kabupaten dan Kotamadya di eks Karesidenan Surakarta. Wilayah pemasaran yang luas mengakibatkan 34 kecamatan belum terlayani oleh perusahaan dan biaya distribusi pada bulan Agustus – Juli 2009 yaitu sebesar Rp. 767.770.700,- atau sebesar 16 % dari pendapatan perusahaan. Target biaya distribusi perusahaan adalah dibawah 14 %. Oleh karena itu perlu dilakukan penentuan lokasi dan alokasi produk untuk gudang subdistributor serta alokasi produk untuk outlet dengan kriteria minimasi biaya distribusi.

Penentuan lokasi subdistributor dan alokasi produk dibagi menjadi 4 tahap. Tahap pertama adalah peramalan penjualan PT. Sinar Niaga Sejahtera, peramalan yang digunakan adalah metode kualitatif berdasarkan rekomendasi perusahaan. Tahap kedua adalah penentuan biaya distribusi, yang terdiri dari biaya bahan bakar, gaji karyawan dan biaya perawatan armada transportasi serta biaya tetap yang terdiri dari biaya yang dikeluarkan oleh gudang subdistributor yang meliputi gaji karyawan, pajak bumi dan bangunan serta biaya listrik. Tahap ketiga adalah memodelkan sistem distribusi dalam model mixed integer linear programming. Model yang digunakan adalah model Planwar

yang dikembangkan oleh Pirkul dan Jayawarman (1997). Tahap keempat adalah penentuan lokasi dan alokasi dengan menggunakan software Risk Solver Platform versi 9. Hasil pengolahan data adalah terdapat tiga wilayah yang akan dibuka gudang subdistributor yaitu Karanganyar, Surakarta dan Boyolali. Biaya distribusi mengalami penurunan sebesar Rp. 147.353.036,- atau sebesar 20 % dari biaya distribusi sebelumnya. Pengujian kelayakan investai untuk gudang subdistributor dengan metode Net Present Value, didapatkan bahwa gudang subdistributor ini layak untuk dibangun. Proyeksi keuntungan untuk subdistributor Karanganyar tahun ke-1 sebesar Rp.301.804.545,- , tahun ke-2 sebesar Rp.119.448.436,- , tahun ke-3 sebesar Rp.159.355.063,- , tahun ke-4 sebesar Rp.185.736.630,- dan tahun ke-5 sebesar Rp.210.215.390,-. Proyeksi keuntungan untuk subdistributor Surakarta tahun ke-1 sebesar Rp.411.268.631,- , tahun ke-2 sebesar Rp.348.535.106,-, tahun ke-3 sebesar Rp.392.296.733,-, tahun ke-4 sebesar Rp.249.302.497,- dan tahun ke-5 sebesar Rp.218.627.597,-. Subdistributor Boyolali dibuka pada tahun ke-2 sehingga proyeksi keuntungan tahun ke-2 sebesar Rp.493.903.248,-, tahun ke-3 sebesar Rp.213.719.351,-, tahun ke-4 sebesar Rp.241.708.347,-, tahun ke-5 sebesar Rp.241.386.172,-

Kata kunci : mixed integer linear programming, lokasi dan alokasi produk, PLANWAR, Risk Solver Platform, Net Present Value.

xv + 74 halaman; 27 tabel; 16 gambar; 5 lampiran. Daftar pustaka : 14 (1990-2009).

(10)

ABSTRACT

R. Aditya Pradana, NIM: I 1303064, DETERMINATION OF SUBDISTRIBUTOR LOCATION AND PRODUCT ALLOCATION FOR SUBDISTRIBUTORS AND OUTLETS IN PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA NETWORK DISTRIBUTION, MARKETING AREA: SURAKARTA. Thesis. Surakarta: Department of Industrial Engineering, Faculty of Engineering, University of Sebelas Maret, July 2010.

PT. Sinar Niaga Sejahtera (SNS) is a distribution company. PT. SNS marketing area covers six regencies and municipalities in Surakarta and its surronding (Solo Raya). Solo Raya. A Wide-range market area resulted in 34 districts can not be reached by PT. Sinar Niaga Sejahtera and distribution costs in August to July 2009 was Rp. 767,770,700 or equal to 16% of company revenue. Expected distribution cost is less than 14%. Therefore, it is necessary to determine the location of subdistributors depot and products allocation of subdistributors and outlets which minimize distribution costs.

The determination of subdistributors depot location and products allocation are divided into four stages. The first stage is forecasting of SNS sales. Forecasting method used is a qualitative method based on the company recommendation. The second stage is to calculate distribution costs which consist of fuel costs, employee salaries, vehicle maintenance costs and fixed costs. Fixed cost is the operating costs of subdistributor depot which includes employee salaries, property tax and electricity costs. The third stage is to model the distribution system in a mixed integer linear programming model. The model used is a PLANWAR model that developed by Pirkul and Jayawarman (1997). The fourth stage is to determine the location and allocation model using software Risk Solver Platform version 9.

Data processing results show that there are three depots to be opened in Karanganyar, Surakarta and Boyolali. The distribution costs decreased by Rp.147,353,036 is equal to 20% from the previous distribution costs. Feasibility analysis for subdistributors depot investment using the Net Present Value (NPV) method. Based on the NPV method is obtained that three depots are feasible to be built. The projected profits for Karanganyar’s subdistributor in the first year is Rp.301,804,545, the second year is Rp.119,448,436, the third year is Rp.159,355,063, the fourth year is Rp.185,736,630, and fifth year is Rp.210,215,390. The projected profits for Surakarta’s subdistributor in the first year is Rp.411,268,631, the second year is Rp.348,535,106, the third year is Rp.392,296,733, the fourth year is Rp.249,302,497 and fifth year is Rp.218,627,597. The Boyolali’s subdistributor will be opened in second year so the projected profits for Boyolali’s subdistributor in the second year is Rp.493,903,248, the third year is Rp.213,719,351, the fourth year is Rp.241,708,347, the fifth year is Rp.241,386,172.

Keywords: mixed integer linear programming, location and allocation, PLANWAR, Risk Solver Platform, Net Present Value

xv + 74 pages; 27 tables; 16 pictures; 5 attachments. Bibliography : 14 (1990-2009).

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR VALIDASI iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH iv SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah I – 1

1.2 Perumusan Masalah I – 3 1.3 Tujuan Penelitian I – 3 1.4 Manfaat Penelitian I – 3 1.5 Batasan Masalah I – 4 1.6 Asumsi I – 4 1.7 Sistematika Penulisan I – 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Perusahaan II – 1

2.1.1 Sejarah Perusahaan II – 1

2.1.2 Struktur Organisasi II – 2

2.1.3 Sistem Distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera II – 3 2.1.4 Jenis Produk dan Armada Transportasi II – 4 2.2 Landasan Teori II – 4 2.2.1 Konsep Dasar Supply Chain Management II – 5

2.2.2 Logistik II – 7

(12)

2.2.4 Distribusi II – 9

2.2.5 Desain Jaringan Distribusi II – 10

2.2.6 Pengelompokan Produk II – 15

2.2.7 Peramalan II – 15

2.2.8 Model Konfigurasi Jaringan Distribusi II – 18 2.2.9 Model untuk Pemilihan Lokasi Fasilitas

dan Alokasi Kapasitas II – 18

2.2.10 Permodelan Sistem II – 20

2.2.11 Model Optimasi Analitis II – 22

2.2.12 Model Referensi II – 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pengumpulan Data III – 2

3.2 Pengolahan Data III – 3

3.3 Analisis dan Interpretasi Hasil III – 7

3.4 Kesimpulan dan Saran III – 7

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data IV – 1

4.1.1 Data Wilayah Alternatf Penentuan

Lokasi Gudang Subdistributor IV – 1

4.1.2 Data Zona Konsumen IV – 2

4.1.3 Data Jenis Produk dan Pengelompokannya IV – 2 4.1.4 Data Permintaan Produk PT. Sinar Niaga Sejahtera IV – 3 4.1.5 Data Jarak Distributor dengan Gudang

Subdistributor dan Zona Konsumen IV – 4

4.1.6 Komponen Biaya Distribusi IV – 6

4.1.7 Data Biaya Tetap Gudang Subdistributor IV – 8

4.2 Pengolahan Data IV – 10

4.2.1 Peramalan Kualitatif IV – 10

4.2.2 Perhitungan Biaya Distribusi IV – 11 4.2.2 Perancangan Model Mixed Integer

Linear Programming IV – 13

(13)

BAB V ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL

5.1 Interpretasi Hasil Pemilihan Lokasi

Gudang Subdistributor V – 1

5.2 Interpretasi Hasil Alokasi Produk V – 3

5.3 Interpretasi Hasil Penentuan Biaya Distribusi V – 9 5.4 Analisis Perbaikan Terukur (Biaya Minimal) V – 10 5.5 Analisis Investasi untuk Gudang Subdistributor V – 11

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan VI– 1

6.2 Saran VI –1

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan performansi desain jaringan distribusi II - 13

Tabel 2.2 Performansi jaringan distribusi untuk jenis kustomer II - 14

Tabel 4.1 Wilayah Alternatif Sub-distributor IV - 1

Tabel 4.2 Syarat untuk mendirikan gudang subdistributor IV - 1

Tabel 4.3 Alternatif lokasi gudang subdistributor IV - 2

Tabel 4.4 Permintaan produk selama 1 tahun IV - 3

Tabel 4.5 Jarak gudang sub-distributor ke gudang distributor IV - 4

Tabel 4.6 Jarak gudang subdistributor dengan zona konsumen IV - 5

Tabel 4.7 Gaji tenaga kerja gudang subdistributor per bulan IV – 9

Tabel 4.8 Biaya tetap gudang subdistributor per bulan IV – 9

Tabel 4.9 Peramalan untuk permintaan produk tahun 1 IV –10

Tabel 4.10 Peramalan untuk permintaan produk tahun 2 IV –10

Tabel 4.11 Peramalan untuk permintaan produk tahun 3 IV –11

Tabel 4.12 Peramalan untuk permintaan produk tahun 4 IV –11

Tabel 4.13 Peramalan untuk permintaan produk tahun 5 IV –11

Tabel 4.14 Total biaya distribusi untuk distributor IV –12

Tabel 4.15 Total biaya distribusi untuk subdistributor IV –13

Tabel 4.16 Biaya-biaya distribusi IV –18

Tabel 4.17 Jumlah alokasi barang ke gudang subdistributor IV –19

Tabel 4.18 Alokasi produk subdsitributor subdistributor Karanganyar IV –20

Tabel 4.19 Alokasi produk subdsitributor subdistributor Boyolali IV –21

Tabel 4.20 Alokasi produk subdsitributor subdistributor Surakarta IV –21

Tabel 5.1 Wilayah gudang subdsitributor V – 1

Tabel 5.2 Data aktual biaya distribusi bulan Agustus 2008 – Juli 2009 V – 10

Tabel 5.3Net Present Value gudang subdistributor Karanganyar V – 12

Tabel 5.4Net Present Value gudang subdistributor Surakarta V – 12

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur organisasi PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor

wilayah Surakarta II – 2

Gambar 2.2 Sistem distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera II – 3

Gambar 2.3 Skema teknik peramalan II – 16

Gambar 3.1 Metodologi penelitian III – 1

Gambar 4.1 Klasifikasi kelompok jenis produk IV – 3

Gambar 4.2 Parameter pada solver IV –17

Gambar 4.3 Hasil solver IV –18

Gambar 5.1 Peta lokasi gudang subdistributor V – 2

Gambar 5.2 Alokasi produk gudang distributor ke gudang subdistributorV – 3

Gambar 5.3 Alokasi produk untuk Kab Karanganyar V – 4

Gambar 5.4 Alokasi produk untuk Kab Wonogiri V – 5

Gambar 5.5 Alokasi produk untuk Kodya Surakarta V – 5

Gambar 5.6 Alokasi produk untuk Kab Sukoharjo V – 6

Gambar 5.7 Alokasi produk untuk Kab Boyolali V – 6

Gambar 5.8 Alokasi produk untuk Kab Klaten V – 7

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel L.1 Macam produk PT. Garudafood

Tabel L.2 Zona konsumen PT Sinar Niaga Sejahtera wilayah Surakarta

Tabel L.3 Pengelompokan Produk

Tabel L.4 Penjualan PT Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta

Gambar L.1 Peta alokasi zona konsumen

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I adalah pendahuluan, bab ini membahas tentang latar belakang dan identifikasi masalah yang diangkat dalam skripsi, perumusan masalah, penetapan tujuan dan manfaat, pembatasan masalah, penetapan asumsi-asumsi yang mendukung pengolahan data serta sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi.

1.1LATAR BELAKANG

PT. Garudafood Indonesia merupakan produsen makanan ringan dan minuman kemasan. Produk Garudafood yang banyak dikenal masyarakat antara lain kacang kulit garuda, kacang atom, leo snack, okky jelly drink dan beberapa merk produk yang lain (PT. Sinar Niaga Sejahtera, 2009). Hasil wawancara dengan pihak PT. Sinar Niaga Sejahtera tahun 2009, terdapat beberapa tingkatan dalam proses pendistribusian produk yaitu produsen, distributor regional dan distributor wilayah atau disebut gudang depo. Distributor wilayah melakukan pemesanan produk melalui distributor regional. Pengiriman akan langsung dilakukan oleh produsen ke distributor wilayah berdasarkan permintaan distributor regional. Pendistribusian produk ke outlet dilakukan oleh distributor wilayah dengan menggunakan truk (PT Sinar Niaga Sejahtera, 2009).

PT. Sinar Niaga Sejahtera wilayah Karesidenan Surakarta terletak di Jl. Surakarta-Purwodadi km 5. Distributor wilayah ini melayani 7 daerah yang terdapat di Karesidenan Surakarta, yaitu Kabupaten Karanganyar, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri dan Sragen serta Kotamadya Surakarta. Terdapat beberapa macam outlet yang dilayani oleh distributor wilayah ini, yaitu retailer, grosir, modern market dan chainstore (PT Sinar Niaga Sejahtera, 2009). Pengiriman produk yang dilakukan oleh distributor wilayah ini mengandalkan dari salesman untuk melayani permintaan produk dari outlet. Pengiriman produk ke outlet dilakukan satu hari setelah salesman mengambil order dari outlet (PT Sinar Niaga Sejahtera, 2009). PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah

(18)

Surakarta mempunyai 10 armada yang berupa truk untuk mengirimkan produk dari gudang depo ke outlet (PT Sinar Niaga Sejahtera, 2009).

Luasnya wilayah pemasaran PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta mengakibatkan jauhnya jarak antara gudang depo ke outlet. Tentu saja dalam proses pengiriman barang memerlukan biaya–biaya untuk mendistribusikan produk. Biaya distribusi meliputi biaya bahan bakar untuk pengiriman produk yang menggunakan truk serta biaya perawatan kendaraan. Semakin jauh jarak yang harus ditempuh maka biaya transportasi yang dikeluarkan juga akan semakin besar. Biaya transportasi PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta periode Agustus 2008 – Juli 2009 adalah sebesar Rp. 767.770.700,-. (PT Sinar Niaga Sejahtera, 2009) atau sebesar 16% dari pendapatan perusahaan. Target biaya distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera adalah kurang dari 14% dari pendapatan. PT. Sinar Niaga Sejahtera perlu mengkaji ulang desain distribusi yang saat ini berjalan untuk mencapai target yang ada di perusahaan.

Selain itu, luasnya wilayah pemasaran juga mengakibatkan jarak tempuh

salesmanke outlet yang berada di luar kota menjadi jauh sehingga salesman tidak dapat menjangkau semua outlet yang berada di luar kota Surakarta karena waktu yang terbatas. Hal ini dapat dilihat dengan data outlet PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta, dimana terdapat beberapa kecamatan di luar kota Surakarta yang belum dijangkau oleh salesman. Berdasarkan data yang didapat dari PT. Sinar Niaga Sejahtera wilayah Surakarta daerah wilayah pendistribusian hanya menjangkau 65 kecamatan dari 99 kecamatan di Karesidenan Surakarta (PT Sinar Niaga Sejahtera, 2009), sehingga ada 34 kecamatan di 7 kabupaten yang belum dilayani oleh PT. Sinar Niaga Sejahtera wilayah Surakarta terdiri dari Kabupaten Boyolali 5 kecamatan, Klaten 16 kecamatan, Karanganyar 5 kecamatan dan Sukoharjo 4 kecamatan.

Berdasarkan uraian di atas, besarnya biaya distribusi dan belum terjangkaunya beberapa kecamatan di wilayah pemasaran PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta disebabkan oleh kurang optimalnya sistem distribusi pada PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk menyusun desain jaringan distribusi yaitu dengan mempertimbangkan pembukaan gudang subdistributor dan alokasi produk

(19)

untuk tiap gudang subdistributor di eks karesidenan Surakarta. Pembangunan gudang subdistributor diharapkan dapat mengurangi biaya distribusi.

Pirkul dan Jayaraman (1997) mengembangkan sebuah model yang disebut model optimasi PLANWAR. Model ini bertujuan untuk menentukan lokasi pabrik dan gudang dengan mempertimbangkan minimasi biaya–biaya distribusi. Mengacu pada model PLANWAR yang dikembangkan oleh Pirkul dan Jayaraman, penulis mengaplikasikan model untuk menentukan lokasi gudang subdistributor dan alokasi produknya. Penyelesaian masalah penentuan lokasi gudang subdistributor dan alokasi produk ini menggunakan pendekatan analitis. Model yang digunakan yaitu mixed integer linear programming.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka perumusan masalah yang diangkat yaitu bagaimana penentuan lokasi dan alokasi produk untuk gudang sub distributor serta alokasi produk untuk outlet dengan kriteria minimasi biaya distribusi?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka tujuan pembahasan dalam penelitian ini yaitu :

1. Menentukan lokasi gudang subdistributor wilayah Karesidenan Surakarta 2. Menentukan alokasi produk untuk subdistributor dan outlet

wilayah-wilayah Karesidenan Surakata.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diperoleh dari pembahasan yang dilakukan dalam skripsi ini yaitu :

1. Penghematan biaya distribusi bagi PT. Sinar Niaga Sejahtera Distributor wilayah Surakarta.

2. Permintaan outlet dapat terpenuhi.

(20)

1.5 BATASAN MASALAH

Pembatasan masalah diperlukan pada penelitian ini untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas dan supaya hasil analisis yang didapatkan sesuai dengan tujuan. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data yang digunakan adalah data permintaan outlet pada bulan Agustus 2008 – Juli 2009.

2. Wilayah pemasaran PT. Sinar Niaga Sejahtera Distributor wilayah Karesidenan Surakarta meliputi Surakarta, Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali dan Wonogiri.

3. Penelitian yang dilakukan tidak membahas tentang rute distribusi. 4. Zona outlet yang dipaparkan disini adalah pada tingkat kecamatan.

1.6 ASUMSI

Asumsi digunakan untuk menyederhanakan kompleksitas permasalahan yang diteliti. Asumsi yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah:

1. Kapasitas produksi pabrik selalu bisa memenuhi permintaan distributor wilayah, karena dari tahun sebelumnya permintaan dari PT Sinar Niaga Sejahtera wilayah Karesidenan Surakarta hampir selalu dapat dipenuhi oleh produsen.

2. Ukuran kardus barang dianggap sama, sesuai standar yang berlaku di PT Sinar Niaga Sejahtera yaitu sebesar 35 cm x 25 cm x 18 cm.

3. Biaya tetap disini berdasarkan biaya yang timbul pada gudang subdistributor yang telah dibuka di Wonogiri.

4. Peningkatan penjualan adalah 10% per tahun berdasarkan besarnya peningkatan pada tahun–tahun sebelumnya dan target yang harus dicapai perusahaan.

5. Peningkatan biaya distribusi per tahun diasumsikan sebesar 7% sesuai dengan rata – rata tingkat inflasi per tahun berdasarkan Bank Indonesia.

(21)

I.7 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, penetapan tujuan dan manfaat, batasan masalah, asumsi dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, bab ini membahas tentang gambaran umum PT. Sinar Niaga Sejahtera Distributor Wilayah Surakarta yang merupakan tempat dilaksanakannya penelitian skripsi. Serta berisi landasan teori yang memuat teori-teori yang menunjang dalam pengolahan data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN, berisi langkah-langkah penyelesaian masalah secara umum. Tahapan itu meliputi penetapan perumusan masalah, pengumpulan data, pengolahan data, analisis dan interpretasi hasil, dan kesimpulan dan saran.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA, berisi data-data yang diperlukan untuk penyelesaian masalah dan pengolahan data-data yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian .

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL, berisi uraian analisis dan interpretasi dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN, berisi kesimpulan dari hasil pengolahan data dan analisis serta saran-saran yang diperlukan dalam mendapatkan hasil yang lebih baik.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab II merupakan tinjauan pustaka yang berisi tinjauan umum perusahaan serta landasan teori yang mendukung pengolahan data dalam penyusunan skripsi ini. Tinjauan umum perusahaan meliputi sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan, sistem distribusi serta jenis produk dan armada pengiriman. Landasan teori berisi tentang teori desain jaringan dan evaluasi desain jaringan.

2.1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Sub bab ini berisi mengenai sejarah pekembangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan, sistem distribusi serta jenis produk dan armada pengiriman.

2.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Sinar Niaga Sejahtera adalah perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang distribusi produk. Salah satu produk yang didistribusikan oleh PT. Sinar Niaga Sejahtera adalah produk dari PT. Garudafood. PT. Sinar Niaga Sejahtera berdiri pada tahun 1994 dan sampai saat ini telah memiliki 96 distributor wilayah dan 5 kantor regional yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia (PT. Sinar Niaga Sejahtera 2009).

PT. Sinar Niaga Sejahtera memiliki satu distributor wilayah di Surakarta. PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta terletak di Jl. Raya Solo – Purwodadi km 5. Area pendistribusian produk oleh PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta hanya mencakup wilayah Eks-Karesidenan Surakarta yaitu Kota Surakarta, Kabupaten Sragen, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Klaten dan Boyolali. PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta saat ini melayani beberapa macam konsumen yaitu 24 chainstore, 247 grosir, 546 semigrosir, 886 retailer, 57 modern market, 1 gudang subdistributor (PT. Sinar Niaga Sejahtera, 2009).

(23)

2.1.2 Struktur Organisasi

PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta dikepalai oleh satu orang kepala cabang yang bertanggung jawab atas segala hal yang berkaitan dengan PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta. Kepala cabang dibantu oleh 3 kepala bagian yaitu SAK (Sales Area Koordinator), FAS (Finance Accounting Supervisor), dan kepala gudang. Struktur organisasi PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini:

Branch Manager SAK (Sales Area Koordinator) FAS (Finance Accounting Manager) Kepala Gudang Sales Traditional Market Sales Modern market SAK (Sales Area Koordinator) Checker Good Stock (GS) Checker Bad Stock (BS) Dropping

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta.

( Sumber : PT. Sinar Niaga Sejahtera, 2009 ) Secara lebih jelas, struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kepala cabang

Kepala cabang bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi di PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta.

2. Sales Area Koordinator (SAK)

SAK bertanggungjawab terhadap jadwal kunjungan salesman ke outlet. SAK terdiri dari dua divisi, yaitu SAK untuk pasar tradisional dan SAK untuk

modern market.

3. Finance Account Supervisor (FAS)

Finance Account Supervisor bertanggungjawab untuk semua masalah keuangan dan administrasi di PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta. Setiap akhir bulan, FAS harus membuat laporan keuangan . Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta. Dalam tugasnya, FAS dibantu oleh beberapa petugas administrasi.

4. Kepala Gudang

Kepala Gudang bertanggungjawab terhadap penyimpanan produk di dalam gudang termasuk di dalamnya adalah pengecekan jumlah inventori, keadaan

(24)

produk dan proses dropping barang. Dropper berasal dari pihak ke tiga atau pihak penyedia jasa transportasi.

2.1.3 Sistem Distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta

Sistem distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2.2 Sistem distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera ( Sumber : PT. Sinar Niaga Sejahtera, 2009 )

Diagram alir sistem distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta pada gambar 2.2 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1.Order dari retailer

Order dari retailer berupa sejumlah produk dan kuantitasnya. PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta mengandalkan salesman dalam mencari order dari outlet. Setiap hari salesman selalu membuat purchase order

untuk setiap order yang mereka dapatkan. Salesman mempunyai jadwal kunjungan tetap sesuai dengan jadwal kunjungan yang telah ditetapkan oleh SAK. 2.Bagian pemasaran.

Bagian pemasaran bertugas menerima semua permintaan yang datang dari retailer untuk semua jenis produk. Bagian pemasaran merupakan bagian yang berhubungan langsung dengan relasi, termasuk menangani pembayaran dari relasi

(25)

serta menanggapi keluhan dari relasi. Bagian pemasaran menetapkan lead time

satu hari untuk pemenuhan permintaan relasi, terhitung mulai dari order diterima oleh bagian pemasaran sampai produk diterima oleh relasi. Selanjutnya bagian pemasaran meneruskan informasi tentang order relasi tersebut ke bagian sirkulasi. 3.Bagian inventori (gudang).

Bagian inventori (gudang) mengatur penyimpanan produk di gudang. Pengaturan yang dilakukan oleh bagian inventori meliputi pengaturan letak dan penempatan produk di gudang serta pengaturan penempatan produk yang baru diterima oleh distributor dari pabrik dan pengaturan penempatan produk yang akan didistribusikan ke sejumlah retailer.

4.Bagian transportasi (dropping)

Bagian transportasi mengirimkan produk ke outlet berdasarkan hasil kunjungan salesman pada hari sebelumnya.

2.1.4 Jenis Produk dan Armada Transportasi

Produk-produk yang didistribusikan oleh PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta adalah produk-produk dari PT. Garudafood dan non Garudafood (PT. Sinar Niaga Sejahtera, 2009). Produk tersebut terbagi atas

beberapa merk serta beberapa kemasan. Jenis produk yang didistribusikan oleh PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta

berdasarkan merk serta kemasannya akan dicantumkan pada lampiran halaman 1. Dalam pendistribusian produknya PT. Sinar Niaga Sejahera menggunakan beberapa jenis armada (alat transportasi) pengiriman. Penentuan jenis armada pengangkutan disesuaikan dengan jumlah atau banyaknya produk dan jenis produk yang akan didistribusikan. Armada pengangkutan yang digunakan dalam pendistribusian produk di PT. Sinar Niaga Sejahera yaitu truk ban ganda (PT. Sinar Niaga Sejahtera, 2009).

2.2 LANDASAN TEORI

Sub bab ini berisi mengenai teori-teori pendukung dalam pengolahan data. Antara lain desain jaringan dalam supply chain, distribusi, transportasi, peramalan, mixed integer linear programming, serta teori mengenai perhitungan biaya yang terkait dengan pendistribusian produk.

(26)

2.2.1 Konsep Dasar Supply Chain Management

Supply chain terdiri dari semua aspek baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam memenuhi permintaan konsumen. Elemen-elemen dalam supply chain tidak hanya supplier dan pembuat produk tetapi termasuk juga transportasi, pergudangan, retailer dan juga konsumen itu sendiri (Chopra dan Meindl, 2004)

Supply chain management adalah metode atau pendekatan integrative

untuk mengelola aliran produk, informasi, dan uang secara integrasi yang melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir yang terdiri dari supplier, pabrik, jaringan distribusi maupun jasa-jasa logistik (Pujawan, 2005).

Tujuan yang mendasar dalam supply chain yaitu memenuhi kebutuhan konsumen dalam proses memperoleh keuntungan bagi perusahaan. Aktivitas

supply chain dimulai dengan adanya permintaan konsumen telah membayar apa yang dibelinya (Zabidi, 2001).

Terdapat dua sudut pandang dalam menilai proses performansi supply chain yaitu berdasarkan cycle view dan push/pull view (Chopra dan Meindl, 2004). Penjelasan mengenai kedua sudut pandang tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Cycle view

Menurut pandangan ini proses dalam supply chain dibagi dalam beberapa tahapan siklus dimana setiap tahapan tersebut akan mempunyai hubungan dengan tahapan yang lain. Berdasarkan pandangan siklus (cycle view), aktivitas supply chain dapat dibagi dalam empat tahapan yaitu:

a. Siklus pemesanan konsumen, siklus ini terjadi pada hubungan antara konsumen dan retailer dan termasuk juga proses langsung dalam penerimaan dan pemenuhan pemesanan konsumen. Interaksi antara retailer dengan konsumen dimulai ketika konsumen melakukan pemesanan dan berakhir ketika konsumen telah menerima pesanannya.

b. Siklus replenishment, siklus ini terjadi pada hubungan antara retailer dan distributor serta pemenuhan terhadap inventori retailer. Siklus ini dimulai ketika sebuah retailer melakukan suatu pemesanan untuk menambah inventori guna memenuhi permintaan di masa yang akan datang. Tujuan dari siklus ini

(27)

adalah untuk menambah inventori bagi retalier dengan biaya minimum dengan ketersediaan produk yang tinggi.

c. Siklus manufacturing, siklus ini terjadi dalam hubungan antara distributor dan

perusahaan manufaktur. Aktivitas yang dilakukan dalam siklus ini merupakan penggantian terhadap inventori distributor. Siklus ini dipengaruhi oleh permintaan konsumen, peramalan permintaan dari retailer atau distributor atau dari peramalan terhadap permintaan konsumen serta ketersediaan barang jadi dalam gudang pabrik.

d. Siklus procurement, siklus ini terjadi dalam hubungan antara pabrik dan supplier. Aktivitas yang terjadi dalam siklus ini merupakan pemenuhan material yang akan digunakan pabrik untuk memproduksi sebuah produk. Pemesan komponen kepada supplier akan tergantung pada jadwal produksi. 2. Push/pull view.

Seluruh proses yang berlangsung dalam suatu supply chain dikategorikan ke dalam dua kategori berdasarkan waktu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna terakhir. Siklus dimulai dengan adanya permintaan konsumen dalam pull proses. Siklus push proses ini dimulai dikarenakan untuk mengantisipasi adanya permintaan konsumen. Pemintaan konsumen akan sebuah produk telah diketahui dalam pull proses sedangkan dalam push proses permintaan konsumen akan produk tidak diketahui secara pasti sehingga perlu adanya peramalan terhadap permintaan konsumen. Pull proses disebut sebagai proses reaktif karena proses ini timbul untuk merespon permintaan konsumen.

Push proses dapat juga disebut sebagai permintaan konsumen, push proses dapat juga disebut sebagai proses spekulasi karena sistem ini mengantisipasi permintaan konsumen yang dilakukan dengan melakukan peramalan terhadap permintaan konsumen.

Perencanaan logistik dan penilaian dilakukan pada awal perusahaan berdiri maupun ketika jaringan logistik sudah terbentuk. Penilaian bertujuan memodifikasi jaringan yang sudah ada atau tetap membiarkannya jika sudah memiliki desain yang optimal. Penentuan untuk penilaian jaringan diberikan lewat lima kunci sebagai berikut (Ballou, 1998):

(28)

1. Permintaan, tingkat permintaan dan penyebarannya mempengaruhi konfigurasi jaringan logistik. Ketidakseimbangan pertumbuhan permintaan antar daerah pemasaran ini, walaupun kecil nilainya sudah cukup menjadi alasan untuk meninjau ulang jaringan distribusi.

2. Pelayanan konsumen, yang termasuk di dalamnya adalah ketersediaan inventori, kecepatan pengiriman, kecepatan dan ketepatan pemenuhan kebutuhan. Reformulasi strategi logistik selalu diperlukan sewaktu service level berubah ketika menghadapi persaingan, perubahan tujuan.

3. Karakteristik produk, biaya logistik sangat sensitif terhadap beberapa karakteristik seperti berat produk, volume, nilai dan resiko. Jika terjadi sedikit perubahan karakteristik maka dapat sangat menguntungkan jika dilakukan perencanaan ulang sistem logistik.

4. Biaya logistik, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk supply fisik dan distribusi fisik selalu menentukan bagaimana frekuensi sistem logistik harus direncanakan ulang. Perusahaan yang biaya logistiknya tinggi, perubahan sekecil apapun terhadap frekuensi perencanaan ulang akan memberikan pengurangan biaya yang lumayan.

5. Pricing policy, perubahan kebijakan pemberian harga selalu mempengaruhi strategi logistik.

2.2.2 Logistik

Logistik adalah integrasi dari dua atau lebih kegiatan untuk tujuan perencanaan, implementasi dan pengendalian arus bahan baku, persediaan dalam proses dan barang jadi, dari titik awal sampai ke titik konsumsi (Bowersox dan Closs, 1996). Prestasi logistik ditunjukkan oleh efektivitas dan efisiensi pemanfaatan waktu dan tempat.

Persaingan ketat dalam pasar global, kehadiran produk dengan umur yang semakin pendek dan tingginya harapan konsumen telah memaksa perusahaan berinvestasi dan memfokuskan perhatian pada rantai pemasoknya. Kemajuan teknologi dan transportasi telah mendorong evolusi rantai pemasok dan teknik pengaturannya. Rantai pemasok (jaringan logistik), terdiri dari supplier, pabrikan, gudang, pusat distribusi dan retailer, dimana didalamnya mengalir bahan mentah, persediaan dalam proses dan produk jadi (Simchi-Levi dkk, 2003).

(29)

2.2.3 Transportasi

Salah satu komponen penting dalam logistik adalah transportasi. Jika transportasi tidak berjalan maka distribusi produk ke konsumen atau sebaliknya tidak dilakukan. Transportasi mengacu pada pergerakan produk dari satu lokasi ke lokasi lain sebagai fungsinya untuk mengirimkan produk dari awal jaringan

supply chain sampai pada tangan konsumen (Chopra dan Meindl,2004). Menurut Chopra dan Meindl (2004) ada 2 pihak yang berperan dalam transportasi:

1. Pihak pengirim, adalah pihak yang memerlukan pemindahan produknya dari satu titik ke titik lain dalam supply chain. Keputusan yang dibuat misalnya desain jaringan transportasi, pemilihan alat trasnportasi, dan pengaturan penempatan pesanan konsumen pada alat transportasi yang ada. Tujuan dari pengiriman adalah untuk meminimasi total biaya pemenuhan pesanan konsumen sementara tetap mencapai responsivens yang diinginkan. Biaya yang diperhitungkan dalam pengambilan keputusan adalah:

a. biaya transportasi, merupakan jumlah total biaya untuk berbagai pengirim yang mengirimkan produk pesanan kepada konsumen, bagi

shipper biaya transportasi termasuk biaya variabel selama kendaraanya bukan milik pengirim sendiri.

b. Biaya inventori, merupakan biaya pengiriman dari inventori yang berasal dari jaringan supply chain pengirim. Biaya inventori dianggap tetap ketika keputusan transportasi berjangka pendek yaitu dalam kegiatannya menempatkan kiriman konsumen pada pembawanya dan dianggap variabel ketika shipper mendesain jaringan transportasi atau merencanakan kebijakan operasi.

c. Biaya fasilitas, merupakan biaya semua fasilitas dalam jaringan supply chain pengirim. Biaya ini dianggap variabel dalam pengambilan keputusan desain jaringan strategis terpakai dianggap tetap untuk keputusan transportasi lainnya.

d. Biaya proses, adalah biaya loading dan unloading dan semua biaya menyangkut semua proses dalam trasportasi. Biaya proses dianggap variabel untuk semua keputusan transportasi.

(30)

e. Biaya service level, adalah biaya yang timbul karena ketidakmampuan untuk memenuhi komitmen pengiriman.

2. Pihak pembawa, adalah pihak yang memindahkan produk. Tujuan pembawa adalah untuk membuat keputusan investasi dan kebijakan operasi yang memaksimalkan keuntungan dari tiap aset. Faktor yang dipertimbangkan untuk mengambil keputusan sebagai berikut :

a. Biaya yang berkaitan dengan kendaraan, adalah biaya timbul karena membeli atau menyewa kendaraan yang digunakan untuk mengirim. Biaya ini tetap ada meskipun kendaraan digunakan atau tidak dan besarnya proporsional dengan jumlah kendaraan.

b. Biaya operasional tetap, merupakan biaya yang berhubungan dengan terminal airport dan tenaga kerja tetap ada walaupun kendaraan tidak beroperasi. Biaya operasi tetap pada pada umumnya proporsional dengan ukuran dari fasilitas operasional.

c. Biaya yang berkaitan dengan perjalanan, biaya ini mencakup gaji karyawan dan bahan bakar yang diperlukan untuk perjalanan dan besarnya bergantung pada jarak dan frekuensi pengiriman.

d. Biaya overhead, biaya ini mencakup biaya perencaan dan penjadwalan jaringan transportasi dan investasi dalam teknologi informasi.

e. Biaya yang berkaitan dengan dengan jumlah barang, biaya ini mencakup biaya loading dan unloading dan sebagian biaya bahan bakar yang berubah sejalan dengan jenis dan jumlah barang yang dikirimkan.

2.2.4 Distribusi

Distribusi adalah aktivitas yang dilakukan untuk memindahkan dan menyimpan produk dari tingkatan supplier hingga tingkatan konsumen dalam

supply chain (Chopra dan Meindl, 2004). Aliran material mentah dan komponen berpindah dari supplier ke pabrik, sedangkan produk jadi akan berpindah dari pabrik ke pengguna akhir.

Pada level tertinggi, performansi distribusi akan diukur dengan dua sudut pandang yaitu kebutuhan konsumen yang terpenuhi dan biaya yang dibutuhkan

(31)

untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap suatu jaringan distribusi yaitu (Chopra dan Meindl, 2004):

1. Respon terhadap waktu, merupakan waktu antara konsumen melakukan pemesanan dan ketika konsumen menerima pesanannya.

2. Varietas produk, merupakan jumlah perbedaan jenis produk atau susunan produk yang diinginkan konsumen dari suatu jaringan distribusi.

3. Ketersediaan produk, merupakan probabilitas ketersediaan produk dalam stok ketika ada pemesanan dari konsumen.

4. Customer experince, merupakan suatu cara yang dapat digunakan oleh konsumen untuk melakukan pemesanan dan penerimaan produk mereka. 5. Order visibility, merupakan kemampuan dari konsumen untuk melakukan

pengecekan terhadap pesanannya dari penempatan hingga pengiriman.

6. Returnability, merupakan ketersediaan cara dimana konsumen dapat mengembalikan produk yang tidak sesuai dan kemampuan dari jaringan distribusi untuk mengatasi masalah pengembalian tersebut.

2.2.5 Desain Jaringan Distribusi.

Pengambilan keputusan dalam desain jaringan distribusi terdiri dari pemilihan lokasi pabrikan, lokasi penyimpanan, fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan transportasi dan alokasi dari kapasitas serta peranan tiap fasilitas (Chopra dan Meindl, 2004). Menurut Chopra dan Meindl (2004) keputusan-keputusan yang berhubungan dengan fasilitas dapat diklasifikasikan, sebagai berikut :

1. Peranan fasilitas, berhubungan dengan peran dan proses apa saja yang harus dijalankan oleh tiap fasilitas.

2. Lokasi fasilitas, berhubungan dengan dimana sebaiknya suatu lokasi fasilitas berada

3. Alokasi kapasitas, berkenaan dengan berapa banyak kapasitas yang seharusnya dimiliki oleh tiap fasilitas.

4. Alokasi pasar dan supplai, berhubungan dengan pasar-pasar mana yang harus dilayani oleh tiap fasilitas dan sumber mana yang akan mensuplai fasilitas-fasilitas tersebut.

(32)

Suatu keputusan lokasi fasilitas memiliki dampak jangka panjang pada performansi suatu perusahaan. Suatu fasilitas yang ditutup dan atau dipindahkan ke lokasi baru merupakan pengambilan keputusan yang mahal. Karenanya, perusahaan sebaiknya menerapkan keputusan lokasi fasilitasnya untuk jangka panjang. Keputusan lokasi dapat membantu kegiatan distribusi menjadi lebih responsif dengan tetap meminimasi biaya (Chopra dan Meindl, 2004).

Keputusan alokasi kapasitas juga memiliki dampak yang signifikan terhadap performansi sistem perusahaan. Pengalokasian kapasitas yang terlalu banyak pada suatu lokasi mengakibatkan rendahnya utilitas dan meningkatkan berbagai biaya,sedangkan pengalokasian kapasitas yang terlalu sedikit mengakibatkan buruknya kemampuan pelayanan perusahaan jika permintaan tidak dapat dipenuhi atau meningkatnya biaya jika permintaan tersebut dialokasikan dari lokasi fasilitas yang jauh letaknya.

Alokasi sumber suplai dan pasar pada fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan berdampak penting terhadap performansi perusahaan karena hal tersebut mempengaruhi total biaya produksi, biaya persediaan dan biaya transportasi yang muncul dalam memenuhi permintaan konsumen. Keputusan tersebut harus dipertimbangkan kembali dalam kurun waktu tertentu sehingga alokasi tersebut dapat diubah sesuai dengan perubahan kondisi pasar atau perubahan kapasitas pabrik (Chopra dan Meindl, 2004).

Tujuan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan fasilitas adalah untuk mendesain jaringan distribusi sehingga tercapai minimal total biaya logistik, termasuk biaya pembelian dan produksi, biaya persediaan, biaya fasilitas (biaya simpan, biaya penanganan dan biaya tetap) dan biaya transportasi dengan kendala

service level yang telah ditentukan pihak manajemen perusahaan (Simchi-Levi dkk, 2003). Dibawah ini dijelaskan beberapa faktor yang berpengaruh dalam keputusan desain jaringan distribusi (Chopra dan Meindl, 2004), sebagai berikut : 1. Faktor strategi

Strategi persaingan suatu perusahaan sangat menentukan keputusan desain jaringan distribusi. Perusahaan yang berfokus pada biaya, lebih memilih lokasi fasilitas yang akan menghasilkan biaya terkecil, meskipun terletak jauh dari pasar yang akan dilayani. Sedangkan perusahaan yang berfokus pada tingkat pelayanan,

(33)

akan memilih lokasi yang berdekatan dengan pasar meskipun harus dibayar dengan mahal.

2. Faktor teknologi

Jika teknologi yang dipakai perusahaan mampu menyediakan sistem produksi yang ekonomis, maka yang paling efektif adalah mendirikan sedikit fasilitas dengan kapasitas yang besar.

3. Faktor makroekonomi

Faktor-faktor makroekonomi terdiri dari pajak, tarif, nilai tukar dan faktor ekonomi lain yang bukan merupakan bagian internal perusahaan. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan volume perdagangan dan globalisasi pasar, faktor-faktor makroekonomi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesuksesan atau kegagalan desain sistem dan jaringan distribusi.

4. Faktor politik

Perusahaan memilih mendirikan pabriknya pada negara yang kondisi politiknya stabil.

5. Faktor infrastruktur

Elemen infrastruktur yang harus dipertimbangkan dalam mendesain jaringan distribusi dapat berupa ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan lokasi, kedekatan dengan terminal trasportasi dan lain sebagainya.

6. Faktor kompetisi

Perusahaan harus mempertimbangkan strategi, ukuran dan lokasi kompetitor dalam mendesain jaringan distribusi.

7. Faktor logistik dan operasional

Biaya logistik dan fasilitas yang muncul dalam suatu jaringan distribusi berubah-ubah sejalan dengan perubahan jumlah fasilitas, lokasi fasilitas dan alokasi fasilitas.

Penentuan model konfigurasi jaringan distribusi terdapat 2 hal yang perlu diperhatikan (Chopra dan Meindl, 2004):

1. apakah dalam sistem distribusi tersebut barang akan dikirimkan ke lokasi pelanggan ataukah pihak pelanggan akan melakukan pengambilan barang di lokasi yang telah ditentukan?

(34)

Berdasarkan kedua pertimbangan tersebut, menurut (Chopra dan Meindl, 2004) terdapat enam jenis model konfigurasi jaringan distribusi yang dapat digunakan dalam pengiriman fisik barang dari pihak pemasok hingga ke lokasi pelanggan,yatu:

a. Penyimpanan barang dilakukan oleh pihak pabrikan dengan sistem pengiriman barang secara langsung kepada pelanggan (Model A).

b. Penyimpanan barang yang dilakukan oleh pihak pabrikan , dengan pengiriman barang secara langsung kepada pihak pelanggan setelah terlebih dahulu dilakukan pengelompokan barang menurut tujuan pelanggan oleh pihak penyedia transportasi (Model B).

c. Penyimpanan barang oleh distributor kemudian dikirimkan langsung kepada pelanggan oleh pihak penyedia jasa tranportasi (Model C).

d. Penyimpanan barang oleh distributor, dengan pengiriman langsung ke pelanggan setelah terlebih dahulu dilakukan pengelompokkan berdasarkan tujuan pelanggan (Model D).

e. Penyimpanan dilakukan oleh pabrikan dan distributor, proses pengambilan dilakukan oleh pelanggan (Model E).

f. Penyimpanan barang dilakukan oleh retailer dengan proses pengambilan barang oleh pelanggan (Model F).

Kesesuaian keenam model jarigan distribusi tersebut diatas dengan berbagai skenario kondisi kinerja dalam konteks rantai pasokan, menurut Chopra dan Meindl (2004), dapat dikelompokkan menurut matriks berikut ini :

Tabel 2.1 Perbandingan performansi desain jaringan distribusi

Retail storage with customer pickup Manufacture storage with direct shipping manufacture storage with

in-transit merge distrbutor storage with package carrier dstributor storage with last mile delivery manufactyre storage with pickup response time 1 4 4 3 2 4 product variety 4 1 1 2 3 1 product avaibility 4 1 1 2 3 1 customer experience 5 4 3 2 1 5 order visibility 1 5 4 3 2 6 returnability 1 5 5 4 3 2 inventory 4 1 1 2 3 1 transportation 1 4 3 2 5 1

facility and handling 6 1 2 3 4 5

information 1 4 4 3 2 5

(35)

Tabel 2.2 Performansi jaringan distribusi untuk jenis pelanggan Retail storage with customer pickup Manufacture storage with direct shipping manufacture storage with

in-transit merge distrbutor storage with package carrier delivery dstributor storage with last mile delivery manufactyre storage with pickup hgh demand product +2 -2 -1 0 +1 -1 medium-demand product +1 -1 0 +1 0 0 low-demand product -1 +1 0 +1 -1 +1

very low-demand product -2 +2 +1 0 -2 +1

many product sources +1 -1 -1 +2 +1 0

high product value -1 +2 +1 +1 0 -12

quick desired response +2 -1 -2 -1 +1 -2

high product response -1 2 0 +1 0 +2

low customer effort -2 +1 +2 +2 +2 -1

( Sumber : Chopra dan Meindl, 2004 )

Keputusan penentuan konfigurasi jaringan distribusi dalam konteks manajemen operasi meliputi identifikasi terhadap lokasi fasilitas, peranan masing-masing fasilitas dan kapasitas dari tiap fasilitas tersebut (Chopra dan Meindl, 2004)

Penyusunan model konfigurasi jaringan distribusi mempunyai implikasi pada penyelesaian masalah optimasi yang cukup kompleks. Menurut Simchi-Levi dkk (2003), tipikal permasalahan dalam penyusunan model konfigurasi jaringan distribusi adalah kompleksitas pengolahan data tentang berbagai informasi hal-hal berikut yang meliputi:

1. Lokasi pelanggan, retailer, gudang, pusat distribusi, pabrik pemasok. 2. Seluruh jenis produk, volume dan transportasi.

3. Permintaan pelanggan. 4. Biaya transportasi.

5. Biaya penggudangan meliputi : tenaga kerja, biaya simpan dan tetap. 6. Volume dan frekuensi pengiriman kepada pelanggan.

7. Biaya pesan.

8. Kebutuhan dalam melayani pelanggan.

Dalam penyusunan model konfigurasi jaringan distribusi, hal yang penting yang juga perlu diperhatikan adalah efektifitas dari aplikasi model tersebut, yang didasarkan dari hasil pengolahan data yang telah dikelompokkan.

Menurut Chopra dan Meindl (2004), nilai dari suatu model jaringan distribusi yang baik ditentukan berdasarkan 2 parameter yaitu :

1. Kebutuhan pelanggan yang dapat dipenuhi melalui jaringan distribusi yang telah disusun

(36)

2. Biaya yang timbul dalam sistem distribusi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut.

Pihak perusahaan harus selalu mengevaluasi pengaruh berbagai alternatif pilihan model jaringan distribusi terhadap 1 layanan pelanggan dan 2 efisiensi biaya yang dapat tercapai. Pemenuhan kebutuhan pelanggan yang berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan, harus sejalan dengan efisiensi biaya dalam jaringan distribusi.

2.2.6 Pengelompokkan Produk

Berdasarkan kompleksitas data tersebut, maka sebelum diolah diperlukan pengelompokan data terlebih dahulu. Menurut Simchi-Levi dkk (2003), proses pengelompokan data tersebut dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut ini

1. Pelanggan sama atau mirip maka dikelompokkan berdasarkan service level

dengan menggunakan teknik cluster.

2. Produk yang memiliki karakteristik yang sama atau mirip maka dikelompokkan.

3. Pola distribusi: seluruh produk yang dipasok distributor yang sama dan dikirim ke pelanggan yang sama maka dikelompokkan

2.2.7 Peramalan (Forecasting) A. Definisi Peramalan

Makridakis dkk (1992) mendefinisikan peramalan sebagai suatu teknik pendugaan mengenai apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Peramalan di sini bukanlah menduga sesuatu dengan tanpa dasar ataupun melibatkan khayalan, akan tetapi peramalan yang didasarkan pada informasi-informasi masa lalu dan saat ini yang akurat disertai dengan teori-teori yang kuat. Teknik peramalan digunakan untuk membantu dalam proses pengambilan suatu keputusan

(37)

Metode Peramalan

Metode Kualitatif Metode Kuantitatif

Time Series Kausal

Gambar 2.3 Skema Teknik Peramalan (forecasting) ( Sumber : Makridakis dkk, 1992 )

Dalam dunia usaha, sesuatu yang terjadi di periode mendatang sangatlah penting diketahui oleh pihak manajemen (pengusaha) untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang perlu diambil saat ini demi kelancaran operasional. Peramalan merupakan bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan manajemen. Perusahaan atau organisasi selalu menentukan sasaran dan tujuan, berusaha menduga faktor-faktor lingkungan, lalu memilih tindakan yang diharapkan akan menghasilkan pencapaian sasaran dan tujuan tersebut. Kebutuhan akan peramalan meningkat sejalan dengan usaha manajemen untuk mengurangi ketergantungannya pada hal-hal yang belum pasti, apalagi seiring dengan meningkatnya kompleksitas, persaingan dan tingkat perubahan lingkungan (Makridakis dkk, 1992).

B. Tujuan Peramalan

Menurut Makridakis dkk (1992) peramalan dilakukan untuk memprediksi permintaan pada periode yang akan datang. Proses peramalan dilakukan dengan asumsi dasar bahwa pola permintaan pada masa yang lalu terus berlanjut pada masa yang akan datang selama periode peramalan.

C. Prinsip- Prinsip Peramalan

Meskipun peramalan berperan penting dalam setiap bidang fungsional manajemen bisnis, akan tetapi peramalan adalah salah satu aspek pembantu dalam perencanaan maupun pengambilan keputusan. Untuk itu perlu dipahami prinsip-prinsip peramalan yaitu (Makridakis dkk, 1992):

(38)

a) Peramalan melibatkan kesalahan (error). Jadi peramalan sifatnya hanya mengurangi ketidakpastian tetapi tidak menghilangkan.

b) Peramalan memakai tolak ukur kesalahan. Jadi pemakai harus tahu besar kesalahan yang dapat digunakan dalam satuan unit atau prosentase.

c) Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka panjang, karena dalam jangka pendek, kondisi-kondisi cenderung tetap atau perubahan yang lambat.

D. Metode Peramalan

Menurut Makridakis dkk (1992), secara garis besar metode peramalan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

a) Metode Kualitatif

Metode ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :

 Peramalan bersifat subyektif yaitu dengan menggunakan opini ahli sehingga sangat bergantung pada persepsi masing-masing ahli.

 Tidak memerlukan data yang lengkap sehingga dapat digunakan untuk meramalkan permintaan produk baru atau ketika data historis tidak lengkap.

 Metode ini biasanya juga digunakan untuk meramalkan permintaan pada jangka panjang.

b) Metode Kuantitatif

Metode ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :

 Peramalan bersifat obyektif yaitu dengan mengolah data historis dengan menggunakan model statistik-matematik oleh karenanya memerlukan data yang lengkap.

 Metode digunakan dengan asumsi pola masa lalu terus berlanjut ke masa yang akan datang.

 Metode ini biasanya digunakan untuk meramalkan existing product dalam jangka pendek dan menengah.

(39)

Metode kuantitatif dapat dibagi dalam dua macam :

 Metode Time Series

Penjualan dan permintaan suatu produk dilihat polanya tanpa dicari apa yang menyebabkan pola tersebut. Dalam metode ini permintaan dilihat sebagai fungsi waktu.

 Metode Kausal

Metode ini berusaha menyatakan permintaan sebagai fungsi perubahan pada faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan. Hasil peramalan dengan metode ini lebih akurat jika dibandingkan dengan metode time series namun metode ini memerlukan waktu pengembangan model yang lama dan biaya yang tinggi.

2.2.8 Model konfigurasi jaringan distribusi

Penyusunan model konfigurasi jaringan distribusi ada dua hal yang dapat dilakukan (Simchi-Levi dkk, 2003) :

1. Teknik optimasi matematis yang terdiri dari

a. Exact algoritma, berfungsi untuk mendapatkan solusi optimal.

b. Heuristic algoritma, berfungsi untuk mendapatkan solusi yang baik (tetapi belum tentu optimal).

2. Model simulasi, yang menghasilkan suatu mekanisme untuk mengevaluasi beberapa alternatif sesuai dengan skenario yang disusun oleh perancangnya.

2.2.9 Model untuk pemilihan lokasi fasilitas dan alokasi kapasitas.

Seorang manajer harus mempertimbangkan banyak hal dalam pembuatan desain jaringan, contohnya adalah membangun fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal dapat mengurangi biaya tranportasi dan meningkatkan waktu respon, disisi lain biaya fasilitas dan inventori yang ditanggung perusahaan meningkat (Chopra dan Meindl, 2004).

Manajer menggunakan model desain jaringan untuk dua situasi yang berbeda, yang pertama digunakan untuk menentukan dimanakah fasilitas harus dibangun dan menentukan kapasitas setiap fasilitas danyangkedua adalah model ini digunakan untuk menentukan seberapa besar permintaan pasar yang dapat

(40)

terpenuhi (Chopra dan Meindl, 2004). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat desain jaringan distribusi (Chopra dan Meindl, 2004), yaitu :

1. lokasi suplier dan pasar. 2. lokasi potensial fasilitas. 3. peramalan permintaan.

4. biaya fasilitas, tenaga kerja dan material. 5. biaya transportasi

6. biaya inventori.

7. harga jual setiap produk di setiap daerah. 8. pajak

9. response time dan servis faktor yang lain.

Berdasarkan informasi diatas, terdapat dua model untuk mendesain jaringan yaitu model gravity dan model optimasi jaringan (Chopra dan Meindl, 2004). Penjelasan model optimasi jaringan dapat dilihat berikut ini.

Model optimasi Jaringan

Model optimasi Jaringan ini bertujuan untuk menentukan lokasi dari fasilitas dan memperkirakan besarnya alokasi kapasitas setiap fasilitas. Dalam menentukan ini biasanya menggunkan penyelesain dengan ILP,yaitu :

ij n i n i m j ij i iy c x f



    1 1 1 min (2.1) Dengan batasan m 1,..., j for 1  

J n i ij D x (2.2) n 1,..., i for yi 1  

i m j ij K x (2.3)

0,1 for i1,...,n  i y (2.4) Keterangan :

Variabel keputusan : yi : 1 jika fasilitas i buka, 0 jika sebaliknya. xij : jumlah pengiriman dari fasilitas i ke market j

(41)

n : jumlah fasilitas yang potensial

m : jumlah pasar atau dareah permintaan

Dj : permintaan tahunan dari pasar j

Ki : kapasitas potensal dari fasilitas i

fi : biaya tetap pertahun dari fasilitas i jika buka

cij : biaya produksi dan pengiriman untuk 1 unit dari fasilitas i ke pasar j

2.2.10 Permodelan Sistem 1. Konsep model

Model adalah representasi atau formalisasi dalam bahasa tertentu dari suatu sistem nyata. Adapun sistem nyata adalah sistem yang sedang berlangsung dalam kehidupan dan dijadikan titik perhatian masalah. Permodelan adalah proses membangun atau membentuk sebuah model dari suatu sistem nyata dalam bahasa formal tertentu. Murthy, dkk (1990) dalam Simatupang (1995) menyatakan bahwa model adalah suatu representasi yang memadai dari suatu sistem. Model ini disebut memadai jika telah sesuai dengan tujuan dalam pikiran analisis (pemodel). Menurut Murty, dkk (1990) pemodelan matematik adalah proses memodelkan sebuah permasalahan yang tampak dalam dunia nyata yang diinterpretasikan dalam simbol yang abstrak. Karakteristik suatu model yang baik sebagai ukuran pencapaian tujuan pemodelan (Simatupang, 1995), yaitu :

a. Tingkat generalisasi yang tinggi. b. Mekanisme trasnsparansi. c. Potensial untuk dikembangkan. d. Peka terhadap perubahan asumsi.

2. Karakterisasi sistem

Pendekatan kondisi dunia nyata yang berhubungan dengan suatu permasalahan digambarkan dalam sebuah sistem. Solusi dari permasalahan didefinisikan sebagai tujuan. Proses mendiskripsikan suatu sistem membutuhkan pemahaman inti dan konsep yang digunakan dalam pendekatan sistem. Permasalahan dalam dunia nyata, biasanya sangat rumit, jika sistem dilihat dan dideskripsikan secara keseluruhan maka permasalahan menjadi tercampur dan

(42)

tidak teratur. Tidak semua fitur dunia nyata relevan sebagai solusi, sehingga penjelasan secara parsial biasa digunakan, penjelasan secara parsial tersebut biasanya disebut sebagai karakterisasi sistem. Karakterisasi sistem merupakan proses penyederhanaan dan idealisasi.

Sebuah sistem didefinisikan sebagai sekumpulan objek yang saling berhubungan. Objek memiliki atribut-atribut yang dideskripsikan sebagai parameter dan variabel. Parameter adalah atribut intrinsik sebuah objek. Sedangkan variabel adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk mendiskripsikan interaksi atau hubungan antar objek-objek dalam suatu sistem.

3. Klasifikasi model

Berikut ini adalah pembagian model berdasarkan kelas-kelas tertentu (Simatupang, 1995).

a. Acuan waktu

 Model statik.

Model ini tidak mempersoalkan perubahan-perubahan karena waktu, contohnya struktur organisasi

 Model dinamis

Model ini menunjukkan perubahan setiap saat akibat aktivitas-aktivitasnya. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem ini dapat diturunkan sebagai fungsi dari waktu. Dengan perkataan lain,model-model dinamik memiliki waktu sebagai variabel bebas.

b. Tingkat ketidakpastian.

 Model deterministik.

Sifat alamiah adalah aspek-aspek lingkungan sistem yang tidak dapat atau sedikit bisa dikendalikan oleh pengaruh keputusan. Untuk model deterministik peluang sifat alamiah itu besarnya satu atau peluang sempurna. Contoh model EOQ.

 Model probabilitik

Model ini membantu pengambilan keputusan dengan faktor resiko. Contoh diagram pohon keputusan.

Gambar

Tabel 2.1 Perbandingan performansi desain jaringan distribusi
Tabel 2.2 Performansi jaringan distribusi untuk jenis pelanggan  Retail storage  with customer  pickup Manufacture  storage with  direct shipping manufacture  storage with
Gambar 3.1  Metodologi Penelitian
Tabel 4.1  Wilayah Alternatif Sub-distributor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan dalam masalah penentuan lokasi gudang wilayah dan Masalah penentuan rute pendistribusian pada karya ilmiah ini, yaitu jarak dari pemasok ke pusat

Setelah melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, analisis intepretasi, hasil pengujian statistik penelitian atas seluruh variabel penelitian diperoleh hasil

Langkah- langkah yang dilakukan dalam teknik analisis data adalah mendeskripsikan penentuan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan, mendeskipsikan penentua n harga jual

3.6 Pengolahan data kendaran kendaraan data kabkota informasi kabkota informasi kabkota data kabkota 3.7 Pengolahan data mutasi anggaran 3.11 Pengolahan data kabkota

Data yang digunakan dalam masalah penentuan lokasi gudang wilayah dan Masalah penentuan rute pendistribusian pada karya ilmiah ini, yaitu jarak dari pemasok ke pusat

Analisis hasil pengukuran kinerja ini didapatkan dari Analisis hasil pengukuran kinerja ini didapatkan dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, selain itu hasil pengolahan

Hasil dari pengolahan data yang didapatkan melalui kuisioner yang disebarkan maka dapat disimpulkan bahwa sikap remaja di Surabaya terhadap iklan layanan

Penilaian penentuan lokasi sangat penting dilakukan dalam memaksimalkan keuntungan pemilihan lokasi gudang sekaligus menjadi kantor cabang bagi Perusahaan Success Furniture