• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVIEW JURNAL PENENTUAN LOKASI BARU UNTU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "REVIEW JURNAL PENENTUAN LOKASI BARU UNTU"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

REVIEW

JURNAL

3614100068

DESY DWI SAPUTRI

REVIEW JURNAL

PENENTUAN LOKASI BARU UNTUK GUDANG DISTRIBUSI

GENTENG KEBUMEN DI WILAYAH SURAKARTA DAN SEKTARNYA

DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY SIMPLE ADDITIVE

(2)

PENENTUAN LOKASI BARU UNTUK GUDANG DISTRIBUSI GENTENG

KEBUMEN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA DAN SEKITARNYA DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

PENDAHULU

AN

Kota Surakarta mengalami perkembangan yang sangat pesat beberapa tahun ini dapat dilihat dari bangunan megah dan modern yang berdiri. Perkembangan sektor perdagangan dan pariwisata menjadi salah satu sektor yang berkembang yang mendorong peningkatan pertumbuhan perumahan. Pengembangan perumahan di daerah sekitar Surakarta cukup cepat. Perkembangan di sektor komersial mendongkrak perkembangan di sektor perumahan. Banyak perumahan baru yang didirikan didaerah sekitar Surakarta yang berkembang menjadi sentra perdagangan, perumahan-perumahan elite, dan gedung-gedung pertemuan. Pembangunan perumahan di Kota Surakarta di perkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Surakarta yang meningkat dan akan selalu bertambah. Hal itu membuat mendoorng peningkatan jumlah kebutuhan genteng sebagai penutup dan pelindung atap rumah. Hingga saat ini, genteng-genteng berbahan tanah liat umum digunakan oleh berbagai kalangan dan lebih memasyarakat karena genteng tanah liat memiliki harga yang murah dan jika digunakan akan membuat rumah terasa dingin disebabkan udara dibawah genteng dapat bersirkulasi dengan baik. Jenis genteng tanah liat yang terkenal yaitu jenis genteng kebumen. Genteng Kebumen ini hanya di produksi di Kebumen. Terdapat lima daerah yang menjadi titik produksi genteng kebumen di Kota Surakarta yaitu di daerah Masaran, Jaten, Banjarsari, Kartasura, dan Klaten. Dari daerah tersebut terdapat 21 gudang distribusi genteng kebumen dengan kapasitas dari masing-masing gudang distribusi yang telah ada mencapai 150.000 hingga 500.000 genteng.

Persaingan antara genteng tanah liat hasil home industry dengan genteng jenis pabrikan seperti genteng berbahan asbes, genteng beton dan sebagainya semakin ketat. Untuk menjaga agar genteng tanah liat terutama genteng kebumen tetap dan terus bertahan dipasar maka distributor perlu melakukan perluasan pemasaran dengan cara membangun gudang industri baru yang dekat dengan konsumen.

(3)

lokasi gudang distribusi yaitu keadaan populasi, kondisi transportasi, kondisi pasar, ondisi lokasi dan biaya yang terkait.

Kriteria-kriteria yang telah disebutkan melibatkan unsur-unsur ketidakpastian berupa ketidakpresisian pengukuran kriteria yang sulit untuk dikur secara eksak seperti kriteria kedekatan dengan konsumen, konsisi transportasi, kondisi lokasi, ketersediaan sumber bahan baku, dan ketersediaan sumber daya manusia. Dalam menyelesaikan ketidakpastian tersebut, digunakan pndekatan Fuzzy Simple Additive Weighting yang dikembangkan oleh S-Y Chouet al (2007). Pendekatan tersebut mampu mengakomodasi keidakpresisian dan ketidakpastian yang terdapat dalam kriteria dalam suatu pengambilan keputusan. Selain itu, pendekatan tersebut lebih praktis diterapkan bila dibandingkan pendekatan teori lokasi lainnya sperti AHP(Analytical Hierarchy Process). Hal itu dikarenakan dalam pendekatan teori Fuzzy Simple Additive Weighting tidak perlu melakukan perbandingan berpasangan antara kriterianya namun cukup dengan me-rating setiap kriteria yang digunakan, sehingga sangat praktis dan mudah bila digunakan terutama didalam suatu permasalahn penentuan lokasi yang memiliki kriteria penentuan/pemilihan keputusan yang banyak.

Pada penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan asumsi bahwa penilaian setiap pembuat keputusan mempunyai bobot yang sama (tidak ada orang yang diistimewakan, semuanya di anggap sejajar dalam hal kepakaran) dan perubahan tata kota pada masa yang akan datang dianggap tidak berpengaruh terhadap hasil akhir dari penelitian yang dilakukan. Metode yang dilakukan teridir dari empat sub tahapan yaitu tahap identifikasi masalah, tahap pengumpulan dan pengolahan data, tahap analisis dan implementasi hasil, dan tahap kesimpulan dan saran. Pada tahap pengumpulan dan pengolahan data terbagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap rating untuk memilih dan menentukan atribut keputusan yang digunakan, tahap pengregregasian dan tahap pemilihan alternatif untuk mendapatkan lokasi yang sesuai sebagai gudang industri genteng kebumen di Kota Surakarta.

KONSEP DASAR TEORI LOKASI

TEORI LOKASI

(4)

Teori lokasi menurut Alfred Weber menyataan bahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja dimana penjumlahan semuanya harus minimum. Tempat diaman total biaya transportasi dan tengaa kerja yang minimum adalah identk dengan tingkat keuntungannya maksimum. Menurut Weber ada tig faktor yang memengaruhi lokasi industri yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan kekuatan aglomerasi atau deaglomerasi. Dalam menjelaskan keterkaitan biaya transportasi dan bahan baku, Weber menggunakan konsep segitiga lokasi atau locatinal triangle untuk memeroleh lokasi yang optimum. Untuk menunjukkan apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi bahan baku atau pasar, Weber merumuskan indeks material, sedangkan biaya tenaga kerja sebagai salah satu faktor yang dapat ememnaruhi lokasi industri dijelaskan Weber dengan menggunakan sebuah kurva tertutup berupa lingkaran yang dinaamakan isodapan.

Menurut teori Losch, berbeda den Untuk menunjukkan apakah lokasi optimum tersebut legan Weber yang melihat persoalan dari sisi penawaran (produksi), Losch melihat persoalan dari sisi permintaan (pasar). Losch mengatakan bahwa lokasi penjuala sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Semakin jauh dari tempat penjual, konsumen semakin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal. Sehingga Losch lebih menyarankan untuk lokasi produksi berada dekat dengan pasar.

Walter Isard menyebutkan bahwa maslaah lokasi merupakan penyeimbangan antar biaya dengan pendapatan yang dihadapkan pada situasi ketidakpastian yang berbeda-beda. Ishard menekankan pemilihan lokasi pada faktor jarak, aksesibilitas, dan keuntungan aglomerasi sebagai hal yang utama dalam pengambilan keputusan. Penempatan lkasi juga berorientasi atau memiliki kecenderungan pada faktor yang mendukungnya antara lain orientasi terhadap bahan baku, sumber energi, tenaga kerja, transportasi dan pasar.

Chen-Tung Chen (2001) didalam jurnalnya yang berjudul A Fuzzy Approach To Select The Location Of The Distribution Center, menyebutkan bahwa ada lima kriteria yag berengaruh dalam suatu proses pengambilan keputsan penentuan lokasi gudang distribusi(distribution center). Kelima kriteria tersebut yaitu :

1. Biaya investasi (investment cost)

Kriteria ini berhubungan dengan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membangun gudang distribusi.

2. Kemungkinan dilakukannya perluasan lokasi (expansion posibility)

(5)

3. Ketersediaan sumber bahan baku (availability of acquirement material)

Kriteria ini berhubungan dengan kedekatan gudang distribusi dengan sumber bahan baku.

4. Ketersediaan sumber daya manusia (human resource)

Kriteria ini berhubungan dengan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang dapat dijadikan tenaga kerja serta besarnya biaya tenaga kerja yang dibutuhkan. 5. Kedekatan dengan konsumen (closeness to demand market)

Kriteria ini berhubungan dengan besarnya potensi permintaan konsumen sekitar dan jarak antara lokasi gudang distribusi dengan lokasi konsumen.

Model Gravitasi merupakan model yang paling banyak digunakan untuk melihat besarnya daya tarik dari satu potensi yang berada pada suatu lokasi. Model ini sering digunakan untuk melihat kaitan potensi suatu lokasi dan besarnya wilayah pengaruh dari potensi tersebut. Model ini dapat digunakan untuk menentukan lokasi yang optimal.

Menurut Jesuk Ko (2005), didalam jurnalnya yang berjudul Solving A Distribution Facility Location Problem Using An Analytic Hierarcy Process Approach, ada lima kriteria yang berpengaruh dalam suatu proses pengambilan keputusan peentuan lokasi gudang distribusi (distribution center) yaitu keadaan populasi (population status), kondisi transportasi (transportation condition), kondisi pasar (market environments), kondisi lokasi (location properties), dan biaya yang terkait (cost-related factors). Setiap kriteria tersebut memiliki beberapa faktor keputusan yang berpengaruh dalam penentuan lokasi gudang distribusi. TEORI FUZZY SIMPLE ADDDITIVE WIEGHTING SYSTEM (FSAWS)

(6)

ALASAN PEMILIHAN LOKASI

Penentuan lokasi baru untuk gudang distribusi genteng kebumen yang baru di Kota Surakarta dan sekitarnya menggunakan kriteria-kriteria keputusan mengenai pemilihan lokasi gudang indsutri yang telah dilakukan oleh Chen-Tung Chen (2001) dan Jesuk Ko (2005). Kriteria-kriteria tersebut yang memiliki hubungan digabungkan menjadi satu kriteria. Kriteria yang digabungkan yaitu kriteria kedekatan dengan konsumen dengan kriteria keadaan populasi menjadi kriterisa kedekatan dengan konsumen dan kriteria kemungkinan dilakukannya perluasan lokasi dengan kriteria kondisi lokasi menjadi kriteria kriteria luas lokasi. Sehingga diperoleh kriteria awal penentuan lokasi baru untuk gudang distribusi genteng kebumen yang baru di Kota Surakarta dan sekitarnya sebagai berikut :

1. Kedekatan dengan konsumen

Dalam penentuan lokasi baru untuk gudang distribusi genteng kebumen yang menjadi target pasarnya adalah wilayah atau daerah yang memiliki potensi pembanguann (kompleks perumahan, instansi pendidikan, instansi perkantoran, instansi rumah sakit, dan sebagainya)

2. Keadaan transportasi

Penentuan lokasi harus baru untuk gudang distribusi genteng kebumen perlu mempertimbangkan keadaan transportasi pada alternatif lokasi yang akan dipilih. Lokasi harus dekat dengan jalan raya untuk memudahkan akses transportasi sehingga dapat dijangkau oleh segala jenis alat transportasi terutama truk-truk pengangkut dan agar tidak mengganggu arus lalu lintas jalandi daerah sekitar lokasi. 3. Luas lokasi

Lokasi yang dipilih adalah lokasi yang luas dan lokasi yang kemungkinan dapat dilakukan perluasan dimasa yang akan datang. Karena semakin luas lokasi maka genteng kebumen yang dapat di tampung akan semakin banyak.

4. Biaya investasi

Pada penentuan lokasi baru untuk gudang distribusi genteng kebumen yang menjadi pertimbangan dalam biaya investasinya adalah harga tanah dan biaya pra-pembangunan. Karena semakin tinggi harga tanah dan biaya pra-pembangunan yang dikeluarkan maka biaya investasi yang dibutuhkan akan semakin besar pula. 5. Keadaan lingkungan pasar

Semakin dekat jarak gudang distribusi genteng kebumen antara satu lokasi dengan lokasi lain dan semakin banyak gudang distribusi yang ada maka daya saing untuk mendapatkan konsumen akan semakin tinggi.

(7)

Melihat dari sumber bahan baku yang digunakan maka maka semakin jauh lokasi gudang industri dengan sumber bahan baku maka akan semakin tinggi potensi bahan baku sampai ke gudang distribusi dalam kedaan rusak. Kemudian semakin jauh lokai gudang industri dengan bahan baku maka semakin besar pula biaya untuk mengangkut bahan baku dari sumber menuju gudang distribusi.

7. Ketersediaan sumber daya manusia

Semakin besar sumber daya yang dapat dijadikan sebagai tenaga kerja maka semakin besar pula jumlah genteng yang akan didistribusikan dan semakin besar biaya tenaga kerja yang dibutuhkan

Setelah menentukan kriteria awal untuk penentuan lokasi baru industri genteng kebumen kemudian dilakukan teknik pengambilan keputusan untuk memilih alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis dalam penentuan lokasi baru untuk gudang imdustri genteng kebumen.

Setelah mentukan kriteria awal dalam menentukan lokasi bar untuk gudang industri genteng kebumen, kemudian dilakukan teknik pengambilan keputusan menggunakan uzzy Simple Additive Weighting System untuk menentukan pilihan alternatif terbaik dalam kriteria penentuan lokasi baru gudang distribusi genteng kebumen. Hasil dari analisa menunjukkan bahwa pilihan terbaik kriteria-kriteria yang berpengaruh dalam menentukan lokasi baru gudang industri genteng kebumen di Wilayah Surakarta dan sekitarnya yaitu kedekatan dengan konsumen, kondisi transportasi, luas lokasi dan biaya investasi.

FAKTOR-FAKTOR LOKASI

Banyak faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan dimanakah seharusnya lokasi pergudangan industri yang tepat, seperti yang dikemukakan oleh Liang Wang (1991) dan Herugu (1997) bahwa atribut-atribut pemilihan lokasi fasilitas scara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Atribut kritis ( critical attributes)

Atribut ini menentukan apakah suatu lokasi dapat dijadikan pertimbangan dalam proses evaluasi selantnya atau tidak. Atribut ini harus terpenuhi dan mengnut sistem gugur. Setiap alternatif lokasi harus memenuhi syarat ini supaya bisa di proses lebih lanjut. Contohnya yaitu ketersediaan sarana dan sikap masyarakat.

2. Atribut obyektif (objective attributes)

(8)

3. Atribut subyektif (subjectives attribute)

Atrubut ini bersifat kualitatitf dan diukur berdasarkan opini atau persepsi seseorang. Cantoh dari atribut subyektif ini adalah kedekatan dengan pasar, kestabilan politik dan kepastian hukum.

Selain tiu terdapat pula faktor lokasi menurut Alfred Weber yaitu :  Berdasarkan kelaziman yang terjadi

o Berlaku umum dan praktis untuk setiap kegiatan industri (biaya

transportasi, biaya tenaga kerja, biaya lahan, dan sebagainya)

o Berlaku khusus dan hanya terjadi pada kegiatan tertentu pada bobot

(baha mentah dan produk mudah bususk, kelembaban udara, aliran air)

 Berdasarkan pengaruh ruang

o Faktor regional dimana industri tertarik pada aspek geografi tertenu,

jaringan utama orientasi industri (ketersediaan lahan, simpul transportasi, tempat bongkar muat pelabuhan). Faktor regional yang murni ekonomi adalah harga bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya transportasi.

o Faktor aglomerasi/deglomerasi dimana dalam jarigan utamanya tidak

tergantung pada orientasi geografi, antar industri saling terkait atau saling berjauhan (menekan harga melalui produksi massal, penggunaan mesin yang lebih baik (internal faktor), ketersediaan bantuan (eksternal faktor).

 Berdasarkan sifat dan keadaan

o Faktor alamiah dan teknis : posisi dan iklim, tingkat upah (umur),

kualitas tenaga kerja

o Faktor sosial budaya : tingkat suku bunga, tingkat pendidikan, tingkat

kinerja

Kemudian terdapat faktor-faktor lain di luar teori Webr, Liang Wang, dan Huger yang dijelaskan dengan membagi faktor lokasi untuk kegiatan Industri menjadi faktor lokasi dari sisi mikro dan faktor lokasi dari sisi makro (buku Diktat) , yaitu :

 Faktor lokasi dari sisi makro

o Transportasi

 Jarak terhadap pemasok, konsumen

(9)

 Posisi terhadap kanal, angkutan sungai dan penyebrangan  Posisi terhadap jaringan kereta api dan terminal container  Posisi terhadap bandara, pelabuhan

o Tenaga Kerja

 Ketersediaan tenaga kerja

 Kemampuan/ketrampilan (profesional, tukang, buruh)  Upah tenaga kerja

 Tempat pelatihan tenaga kerja

 Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

o Iklim (temperatur, kelembaban, curah hujan, dan sebagainya) o Pajak, retribusi, pungutan insentif

 Faktor lokasi dari sisi mikro

o Lahan

o Layanan transportasi o Penyediaan energi

 Kelistrikan (tegangan, kinerja, gardu induk, biaya sambungan)  Gas (jenis pelayanan, jaringan distribusi, harga, biaya sambungan)  batubara

o Penyediaan air bersih

 Layanan jaringan PDAM (sambungan, kinerja, sumber air, harga jual)  Penggunaan air tanah ( kualitas, kuantitas )

o Pengelolaan limbah cair o Pengelolaan limbah padat

o Kegiatan usaha yang berdekatan

IMPLIKASI TEORI TERHADAP LOKASI YANG DIPILIH

(10)

yang digunakan sebagai landasan awal yaitu kedekatan dengan konsumen, keadaan transportasi, luas lokasi, biaya investasi, keadaan lingkungan pasar, ketersediaan sumber bahan baku, dan ketersediaan sumber daya manusia. Kriteria yang akhirnya digunakan dalam penentuan lokasi baru utnuk gudang distribusi genteng kebumen di Wilayah Surakarta dan sekitarnya yaitu kriteria kedekatan dengan konsumen, kondisi transportasi, luas wilayah,dan biaya investasi. Hal itu dikarenakan kriteria-kriteria lain yang disebutkan tidak berpengaruh besar terhadap penentuan lokasi baru untuk gudang didtribusi genteng kebumen di Surakarta dan sekitarnya.

Kriteria-kriteria yang tidak berpengaruh besar terhadap penentuan lokasi baru untuk gudang distribusi genteng kebumen ini yaitu kriteria kondisi pasar, ketersediaan sumber bahan baku, dan ketersediaan sumber daya manusia. Jika semakin banyak competitor dalam suatu pasar maka akan semakin muemudahkan konsumen dalam mencari, memilih dan membandingkan harga dan kaulitas produk (genteng kebumen) yang ditawarkan sehingga profit yang dihasilkan cenderung akan semakin kecil. Kemudian Ketersediaan sumber bahan baku untuk genteng kebumen hanya ada di wilayah Surakarta dan hanya di produksi di Kebumen serta menggunakan bahan baku tanah liat kebumen sehingga biaya angkut bahan baku dari sumbernya tidak mempengaruhi penentuan lokasi baru untuk gudang distribusi genteng kebumen. Selain itu, produsen memberikan cadangan untuk mengantisipasi jika ada genteng yang rusak ketika sampai di gudang industri dan genteng-genteng yang rusak akan dikembalikan kepada produsen. Hal itu menyebabkan ketersediaan sumber bahan baku tidak menjadi maslaah dalam memnentukan lokasi baru untuk gudang distribusi genteng kebumen. Lalu, gudang distribusi genteng kebumen tidak membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak dan tidak membutuhkan tenaga kerja yang memiliki ketrampilan khusus sehingga ketersediaan sumber daya manusia tidak mempengaruhi penentuan lokasi baru gudang distribusi genteng kebumen yang ada di wilayah Surakarta dan sekitarnya.

(11)

Lokasi baru untuk distribusi gudang genteng kebumen ditempatkan di wilayah Colomandu. Hal tersebut dikarenakan lokasi yang dipilih memiliki kepadatan penduduk yang tergolong rendah, masih terdapat lahan yang kosong dan memiliki potensi untuk dijadikan sebagai kompleks perumahan sehingga lokasi terseut memenuhi semua kriteria yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi baru untuk gudang distribusi genteng kebumen di Surakarta dan sekitarnya.

Namun, pada analisa yang dilakukan, peneliti mengasumsikan bahwa penilaian setiap pembuat keputusan mempunyai bobot yang sama (tidak ada orang yang diistimewakan, semuanya dianggap sejajar dalam hal kepakaran). Padahal pada kenyataannya setiap orang memiliki kemampuan berbeda-beda yang sulit utnuk di nilai atau di impretasikan secara akurat dan tepat. Sehingga hasil analisa tidak cocok ataupun tidak sesuai jika berasumsi bahwa semua orang tidak memiliki kepakaran yang sama. Selain itu, peneliti juga mengasumsikan bahwa perubahan tata kota pada masa yang akan akan datang dianggap tidak berpengaruh terhadap hasil akhir dari penelitian yang dilakukan. Sehingga apabila perubahan kota terjadi di wilayah surakarta dan sekitarnya di masa mendatang, hal itu akan menyebabkan lokasi gudang industri baruyang telah dibangun akan mengalami perubahan ke arah penurunan. Namun, gudang baru distribusi genteng kebumen tersebut tidak akan mengalami relokasi ataupun penutupan. Gudang distribusi tersebut akan tetap melayani konsumen yang ingin melakukan proses perawatan atap rumah dan ingin melakukan renovasi rumah di sekiatr gudang distribusi yang dibangun. Kemudian tindakan yang akan di ambil oleh gudang baru distribusi tersebut yaitu melakukan promosi di berbagai wilayah pengembangan perumahan yang aru agar distibusi genteng kebumen tetap berjalan.

Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa teori lokasi Weber tidak sesuai dengan penentuan lokasi gudang distribusi yang ditentukan karena Weber menekankan kedekatan pada bahan baku dan tenaga kerja yang tidak berpengaruh terhadap penentuan lokasi baru untuk gudang distribusi genteng kebumen di Wilayah Surakarta dan sekitarnya. Kemudian ,kriteria pada teori lokasi Walter Isard yaitu aksesibilitas menjadi salah satu faktor yang berpengaruh yang dijelaskan berupa faktor transportasi dalam teori Chen-Tung Chen dan Jesuk Ko. Sedangkan teori lainnya dari Isard yaitu faktor jarak dan aglomerasi tidak berpengaruh terhadap penelitian yang dilakukan. Sehingga teori lokasi dari Isard kurang sesuai dengan penentuan pemilihan lokasi baru untuk gudang distribusi genteng kebumen di Wilayah Surakarta dan sekitarnya.

(12)

lokasi gudang distribusi ini berlokasi dekat dengan produksinya karena berada di wilayah yang sama. Dan distribusi dekat dengan pasarnya sehingga dapat disimpulkan bahwa produksi juga terletak dekat dengan pasar.

Kemudian, teori gravitasi dapat menjadi salah satu teori yang digunakan dalam penentuan lokasi baru untuk gudang distribusi genteng kebumen karena pemilihan lokasi tersebut berada di Wilayah produksi genteng kebumen yang hanya ada di Wilayah Kebumen sehingga penentuan lokasi yang dilakukan peneliti berkaitan dengan mengoptimalkan potensi lokasi Kebumen dan besarnya wilayah pengaruh potensi itu karena terletak berdekatan dengan gudang distribusi lainnya

Sehingga, terdapat beberapa teori yang sesuai dengan penentuan lokasi baru untuk gudang distribusi genteng kebumen di Wilayah Surakarta dan sekitarnya yaitu teori lokasi Chen-Tung Chen, Jesuk Ko, Losch,dan teori gravitasi. Kemudian terdapat teori lokasi yang tidak sesuai pula seperti teori Weber yang tidak sesuai diterapkan pada penentuan lokasi baru untuk gudang distribusi genteng kebumen di Wilayah Surakarta dan sekitarnya. Terdapat pula teori yang kriterianya sesuai dan tidak sesuai yaitu pada teori lokasi Isard yang kriteria aksesibilitas sesuai dengan penelitian sedangkan kriteria lainya tidak sesuai dengan penentuan lokasi baru untuk gudang distribusi genteng kebumen di Wilayah Surakarta dan sekitarnya.

LESSON LEARNED

(13)

Langkah-langkah dalam metodologi penelitian dalam menentukan lokasi suatu gudang distribusi suatu industri dapat dilakukan dalam empat tahapan yaitu tahapan identifikasi masalah, tahapan pengumpulan dan pengolahan data, tahap analisa dan interpretasi hasil, dan terakhir tahap kesimpulan dan saran. Pada tahap identifikasi masalah terdapat proses perumusan masalah, observasi awal, pencarian literatur, dan penentuan manfaat dan tujuan penelitian. Kemudian dilakukan tahap pengumpulan data dan pengolahan menggunakan teknik yang dipilih dalam penelitian. Setelah itu, dilakukan proses analisa setiap langkah perhitungan yang telah dilakukan dan kemudian menginterpretasi hasil perhitungan yang didapatkan berupa pemilihan lokasi industri yang ditentukan. Selanjtnya pengambilan kesimpulan dari penenlitian yang dilakukan apakah tujuan penelitian tercapai dan memberikan saran-saran yang berguna bagi pengrajin dan pengusaha industri yang carikan lokasi barunya.

Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan cara wawancara maupun kuisioner kepada pihak-pihak yang terkait. Seperti pada penentuan lokasi baru untuk gudang distribusi genteng kebumen yang memperoleh data dengan mengguanakn teknik wawancara dan kuisioner.

DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Eko Budi dkk. 2012. Diktat Analisa Lokasi Dan Keruangan RP 09-1209: Institut Teknologi Sepuluh Nopember

https://core.ac.uk/download/files/478/16508276.pdf di akses pada 2 Maret 2016

https://www.academia.edu/11539780/Kajian_Implikasi_Teori_Lokasi_terhadap_Pemilihan_L

okasi_Pergudangan_Industri_Studi_Kasus_CV._Lidah_Buaya_Detergent_Cream_ diakses

Referensi

Dokumen terkait

Karena pengajaran matematika di sekolah dan matematika yang ditemukan anak dalam kehidupan sehari-hari sangat berbeda, maka pembelajaran matematika sangat perlu

Latar Belakang: Pembentukan identitas diri pada masa remaja merupakan masa yang paling penting karena tugas dari perkembangan remaja adalah menyesuaikan diri dengan

Perkembangan produksi sayuran di Kota Tebing Tinggi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.. Perkembangan Luas Tanam , Panen &

Penelitian ini hanya berfokus pada pengaruh kepuasan pegguna dan penggunaan terhadap dampak individual pada aplikasi penasihat keuangan Monicca, di harapkan pada

Bahwa dengan demikian, meskipun Pemohon adalah Pasangan Calon No Urut 2 dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Keerom Tahun 2015, namun permohonan Pemohon

Variasi ikatan ujung baik menggunakan klem selang maupun tali rotan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap beban maksimum yang mampu ditahan oleh balok

Untuk memperoleh kondisi pengukuran yang optimum untuk penentuan ion Sn(II) dilakukan dengan memvariasikan berbagai parameter yang berpengaruh terhadap hasil pengukuran seperti;

kelayakan penyelenggaraan sekolah dan sekaligus kinerja kelayakan penyelenggaraan sekolah dan sekaligus kinerja yang dihasilkan sekolah dengan mengacu pada komponen yang