• Tidak ada hasil yang ditemukan

Critical Review Jurnal Analisis Lokasi d 001

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Critical Review Jurnal Analisis Lokasi d 001"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

SANTIKA PURWITANINGSIH

3613100008

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2015

CRITICAL REVIEW

JURNAL A FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MODEL FOR

INTERNATIONAL TOURIST HOTELS LOCATION SELECTION

ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN

(2)

SANTIKA PURWITANINGSIH i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufiq,

serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas mata kuliah Analisis

Lokasi dan Keruangan (RP14-1316) yang berjudul “Critical Review Jurnal: A Fuzzy

Multi-criteria Decision Model for International Tourist Hotels Location Selection” dengan

lancar.

Selama proses penulisan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari

pihak-pihak lain sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan optimal, sehingga pada

kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, yaitu :

1. Bapak Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg; Vely Kukinul Siswanto, S.T, M.T; Ajeng

Nugrahaning Dewanti, S.T, M.T, M.Sc. selaku dosen mata kuliah Analisis Lokasi dan

Keruangan.

2. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan motivasi.

3. Rekan-rekan di jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ITS yang memberikan motivasi

dan bantuan demi kelancaran pembuatan makalah ini.

Kami berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat terutama dalam menambah

wawasan tentang analisis lokasi dan keruangan. Tak ada gading yang tak retak, kami

menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Surabaya, 25 Maret 2015

(3)

SANTIKA PURWITANINGSIH ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DATA JURNAL ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 TUJUAN ... 1

BAB II LANDASAN TEORI ... 2

2.1 TEORI LOKASI ... 2

2.2 FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MODEL ... 3

BAB III REVIEW... 5

3.1 METODE PENELITIAN ... 5

3.2 PEMBAHASAN ... 5

BAB IV CRITICAL REVIEW ... 7

4.1 ALASAN PEMILIHAN LOKASI ... 7

4.2 FAKTOR – FAKTOR LOKASI ... 7

4.3 IMPLIKASI TEORI TERHADAP LOKASI YANG DIPILIH ... 8

4.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ... 8

BAB V PENUTUP ... 9

5.1 LESSON LEARNED ... 9

(4)

SANTIKA PURWITANINGSIH iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Akhir Koefisien Alternatif Lokasi...6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bid-rent Curve...3

(5)

SANTIKA PURWITANINGSIH iv

DATA JURNAL

Judul Jurnal : A Fuzzy Multi-Criteria Decision Model for International Tourist Hotels Location

Selection

Penulis : I. Chou Tsung-Yu

II. Hsu Chia-Lun

III. Chen Mei-Chyi

Nama Jurnal : International Journal of Hospitality Management Vol. 27

Halaman : 293-301

(6)

SANTIKA PURWITANINGSIH 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam rangka untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan penumpang dalam mencari

akomodasidan meningkatkan performa operasional, mengevaluasi dan memilih lokasi hotel

yang sesuai telah menjadi isu yang paling kritis dalam industri perhotelan. Pemilihan lokasi

telah menarik perhatian dari para akademisi dan komunitas bisnis dalam dua dekade terakhir

ini. Pemilihan lokasi hotel mempunyai implikasi strategi yang penting karena pemilihan lokasi

secara normal akan melibatkan komitmen sumber daya jangka panjang.

Dari kondisi operasional sebuah hotel, kita dapat menyimpulkan bahwa faktor-faktor

yang berpengaruh bagi suatu hotel untuk sukses adalah reputasi, style bangunan, struktur

finansial, marketing, kualitas staf, dan pemilihan lokasi. Akan tetapi, lokasi merupakan faktor

yang signifikan mempengaruhi performa operasi di masa depan (Yang dan Lee, 1997).

Jadi, lokasi hotel yang baik tidak bisa hanya membantu menambah minat pasar dan

keuntungan, tetapi juga bisa menambah kenyamanan untuk pelanggan. Selain itu, dalam era

pelayanan berbasis pelanggan, memenuhi kebutuhan pelanggan atau meningkatkan

kenyamanan pelanggan akan secara langsung dapat meningkatkan loyalitas dari pelanggan

tersebut.

1.2 TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan lokasi hotel

pariwisata internasional.

2. Mengetahui implikasi teori lokasi terhadap fenomena lokasi dan keruangan dalam

(7)

SANTIKA PURWITANINGSIH 2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 TEORI LOKASI

Teori Lokasi yang digunakan adalah teori lokasi Hotellingdan teori Alonso.

1. Teori Hotelling

Teori hotelling dikemukakan oleh Hotelling (1929) dan Fetter (1942). Teori

hotelling muncul sebagai kelemahan dari teori lokasi yang mengasumsikan bahwa

karakter demand dalam suatu ruang (space) adalah seragam. Teori modelling juga merupakan pengembangan dari konsep “least-cost location” dengan

mempertimbangkan “ketergantungan lokasi”. Dalam memilih lokasi industri, produsen berperilaku untuk menguasai market area seluas-luasnya yang dipengaruhi oleh

perilaku konsumen dan keputusan berlokasi produsen lainnya.

Locational Interdependence, pada kondisi inelastic demand :

 Industri A pertama kali memasuki market, kemudian industri B berkompetisi

dengan A.

 Jika kesuanya berlokasi di tengah, maka market area terbagi sama dari kedua

perdagangan.

 Jika B berpindah ke kanan, harga di kanan lebih rendah dibandingkan harga di

tengah.

 Jika demand-nya inelastic, maka industri B tidak akan mendapatkan keuntungan

apapun.

Locational Interdepence, pada kondisi elastic demand :

 Dua industri A dan B berkolusi untuk memonopoli pasar dan berlokasi di posisi

kuartil.

 Keduanya membagi market area sama luasnya perbandingan dengan lokasi di

tengah, biaya angkut di lokasi kuartil lebih besar dibandingkan dengan lokasi

yang di tengah.

 Keuntungan berlokasi di kuartil melebihi berbagai kemungkinan alternatif lainnya.

 Pemikiran Hotelling dikritik oleh Devletoglou (1965) bahwa market area yang

dipisahkan oleh garis indiferen adalah tidak realistis.

2. Teori Alonso

William Alonso mengadaptasi konsep Von Thunen dan kemudian

memasukkannya ke dalam konteks kota. Pasar pusat kota seperti pada teori Von

Thunen diinterprestasikan oleh Alonso sebagai sebuah kota dengan Central Business

(8)

SANTIKA PURWITANINGSIH 3

Seperti beberapa teori sebelumnya, transportasi menjadi faktor utama dalam penentuan

perumahan dan perusahaan. Teori ini juga disebut sebagai Bid-rent Theory yang

mendasarkan penilaian pada penggunaan dan nilai lahan.

Teori bid-rent adalah teori ekonomi geografi yang menunjukkan bagaimana harga

dan permintaan berubah ketika jarak dengan CBD meningkat. Hal ini menunjukkan

bahwa pengguna lahan yang berbeda akan berkompetisi satu sama lain demi lahan

yang dekat dengan pusat kota. Hal ini berdasarkan gagasan bahwa tujuan perusahaan

ritel adalah untuk memaksimalkan keuntungan, maka mereka mau mengeluarkan biaya

lebih untuk lahan yang dekat dengan CBD daripada yang jauh dengan CBD. Teori ini

mengasumsikan bahwa semakin mudah aksesibilitas dari suatu area, maka area itu

akan lebih menguntungkan.

Gambar 1 Bid-rent Curve

Sumber : Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan, 2012

2.2 FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MODEL

Fuzzy Multi-criteria Decision Model pada dasarnya menggunakan Analytic Hierarchy

Process sebagai metode analisisnya, tetapi ditambahkan penggunaan teori fuzzy yang

memungkinkan pengambil keputusan untuk menggabungkan informasi-informasi yang tidak

dapat dihitung, tidak lengkap, informasi yang tidak didapatkan, serta fakta parsial ke dalam

model keputusan (Kroemer et al., 1999).

Analytic Hierarchy Process atau biasa disebut AHP dikembangkan oleh Prof. Thomas

L. Saaty, seorang Guru Besar Matematika dari University of Pittsburgh pada tahun 1970.

Metode ini merupakan alat bantu sistem pendukung keputusan yang dinilai luas untuk

penyelesaian problem keputusan multikriteria. Metode ini mensintesis perbandingan “judgement‟ pengambil keputusan yang berpasangan pada setiap level hirarki keputusan. Caranya dengan menetapkan bobot prioritas relatif setiap elemen keputusan, dimana bobot

(9)

SANTIKA PURWITANINGSIH 4

Prinsip dasar dari Analytic Hierarchy Process adalah prinsip berpikir analitis.

Pengambilan keputusan dalam metodologi AHP didasarkan pada tiga prinsip pokok, antara

lain :

1. Penyusunan hierarki yang disusun berdasarkan pandangan pihak-pihak yang memiliki

keahlian (expert) dan pengetahuan di bidang yang bersangkutan.

2. Penentuan prioritas dari elemen-elemen kriteria berdasarkan pandangan para pakar

dan pihak-pihak yang berkepentingan.

3. Konsistensi logis. Konsistensi dari hasil penilaian yang bisa diterima adalah yang

(10)

SANTIKA PURWITANINGSIH 5

BAB III REVIEW

3.1 METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan antara lain studi literatur mengenai hotel pariwisata

dan teori lokasi terkait untuk menentukan faktor-faktor dan kriteria dalam penentuan lokasi.

Kemudian faktor-faktor dan kriteria yang diuji dan dilakukan pembobotan dengan metode

analisis Fuzzy Analytic Hierarchy Process.

3.2 PEMBAHASAN

Tahapan pemilihan lokasi yang dilakukan melaui studi literatur dan metode analisis

Fuzzy Multi-Criteria Decision Model dijelaskan dalam diagram berikut ini :

Gambar 2 Tahapan Pemilihan Lokasi Hotel

Sumber : Hasil Analisa, 2015

Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan struktur hierarki dari kriteria.

Sistem penentuan struktur hierarki dari kriteria diadopsi untuk menentukan lokasi hotel

pariwisata internasional. Level pertama menunjukkan tujuan dari penelitan, level kedua

adalah keempat perspektif yang dipertimbangkan untuk memilih lokasi. Level ketiga dan

keempat menggambarkan faktor dan kriteria yang ditetapkan untuk setiap perspektif.

Langkah kedua adalah melakukan pembobotan terhadap kriteria untuk setiap level

menggunakan konsep Kahraman dkk., kemudian menggunakan metode dari Buckley (1985)

untuk menggunakan metode rata-rata geometrik untuk mengkalkulasi bobot fuzzy dari setiap

matriks fuzzy. Hasil pembobotan menunjukkan bahwa perspektif yang paling menentukan

adalah karakteristik dari hotel, faktor yang paling menentukan adalah faktor pengembangan

internal, serta kriteria yang paling dominan antara lain keamanan publik, kemudahan lalu lintas

(11)

SANTIKA PURWITANINGSIH 6

Langkah ketiga adalah melakukan tabulasi data atas peringkat evaluasi dari

alternative lokasi versus kriteria menggunakan fuzzy number (yang dimaksud fuzzy number

di sini adalah segitiga fuzzy, dimana masing-masing nilainya sudah diurutkan menurut

kriteria-kriteria tertentu).

Langkah keempat adalah menghitung nilai ideal dan anti-ideal dari alternatif lokasi

versus kriteria, langkah ini dilakukan untuk menilai apakah performa dari setiap kriteria itu baik

atau tidak.

Langkah selanjutnya adalah menentukan jarak antara alternatif lokasi dengan solusi

ideal serta anti-ideal, dan langkah terakhir adalah menentukan indeks terdekat dari koefisien

alternative lokasi dan dan kemudian koefisien itu digunakan untuk memilih alternatif lokasi

terbaik.

Setelah dilakukan berbagai proses analisa, diperoleh nilai akhir koefisien alternative

lokasi, dimana alternatif yang memiliki nilai koefisien paling besar adalah alternatif 1, sehingga

alternatif lokasi yang paling cocok untuk membangun sebuah hotel pariwisata internasional

adalah di pusat distrik Taichung.

Table 1 Hasil Akhir Koefisien Alternatif Lokasi

(12)

SANTIKA PURWITANINGSIH 7

BAB IV

CRITICAL REVIEW

4.1 ALASAN PEMILIHAN LOKASI

Setelah melaui metode analisis, maka dipilihlah lokasi untuk pembangunan hotel baru

di dalam kawasan Central Business District Taichung. Daerah yang dipilih dekat dengan

National Museum of Natural Science, National Taiwan Museum of Fine Arts, dan Botanical

Garden. Hal ini sudah sesuai dengan kriteria yang ditentukan, yaitu dekat dengan spot-spot

pariwisata. Selain itu, karena letaknya berada di pusat kawasan bisnis, maka keamanan public

juga sudah ideal, hal ini juga telah memenuhi kriteria tentang keamanan publik.

Lokasi ini memerlukan 50 menit untuk menuju ke bandara terdekat dan 25 menit menuju

ke stasiun kereta api dan jalan utama. Meski waktu tempuh yang diperlukan untuk menuju ke

bandara lebih lama dari alternatif lokasi yang lain, namun waktu tempuh menuju stasiun dan

jalan utama relatif sama dengan alternatif lokasi yang lain.

Lahan di sekitar lokasi terpilih sudah hampir terbangun semuanya, serta terdapat lima

kompetitor di sekitar lokasi terpilih. Kriteria adanya kompetitor menunjukkan bahwa pasar di

daerah tersebut sudah tinggi, sehingga nanti ada kaitannya dengan menarik konsumen.

4.2 FAKTOR – FAKTOR LOKASI

Dalam menentukan lokasi hotel pariwisata internasional di Taiwan, digunakan beberapa

variabel dari beberapa perspektif sebagai faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam

pengambilan keputusan. Menurut metode analisis dalam pembobotan faktor-faktor dan

kriteria yang akan dipertimbangkan diperoleh kesimpulan bahwa faktor yang paling dominan

dalam mempengaruhi penentuan lokasi adalah pengembangan internal, dan kriteria yang

paling menentukan adalah keamanan publik, kemudahan dalam mencapai spot-spot

pariwisata, serta akulturasi dengan budaya lokal. Faktor-faktor yang mempengaruhi

penentuan lokasi hotel antara lain:

1. Lingkungan sekitar, dengan kriteria kedekatan dengan fasilitas public, jarak dengan

kompetitor yang ada saat ini, serta keamanan publik.

2. Fasilitas rekreasi, dengan kriteria karakteristik sumber daya alam yang ada (yang bisa

digunakan sebagai sarana rekreasi seperti danau, dsb), serta dekat dengan fasilitas

peristirahatan.

3. Akses, dengan kriteria jarak antara hotel dengan bandara atau jalan utama, jarak

dengan pusat keramaian kota, jarak dengan spot-spot pariwisata, serta area parkir.

4. Kemudahan, dengan kriteria kemudahan komunikasi dengan bandara atau jalan utama,

luasnya rute lalu lintas, serta kemudahan lalu lintas ke spot-spot pariwisata.

5. Pengembangan internal, meliputi fasilitas rekreasi dalam ruangan, dan keragaman

(13)

SANTIKA PURWITANINGSIH 8

6. Pengembangan eksternal, dengan kriteria akulturasi dengan budaya local, fasilitas

rekreasi luar ruangan, dan kemudahan dalam memperoleh lahan terdekat.

7. Sumber daya manusia, dengan kriteria sumber daya manusia yang cukup, serta

kualitas dari sumber daya manusia

8. Kondisi dalam pelaksanaan meliputi harga lahan serta pembatasan regulasi.

4.3 IMPLIKASI TEORI TERHADAP LOKASI YANG DIPILIH

Penerapan teori lokasi pada pemilihan lokasi hotel ini sudah sesuai. Berikut adalah

penjabarannya menurut setiap teori lokasi yang digunakan.

1. Teori Hotelling

Penerapan teori hotelling dalam pemilihan lokasi hotel ini terletak pada

kecenderungan pemilihan hotel ditinjau dari ada tidaknya kompetitor di lokasi terpilih.

Ketika ada lebih dari satu kompetitor yang ada, maka itu mengindikasikan bahwa

daerah itu memiliki pasar yang besar, sehingga akan menguntungkan dalam menarik

jumlah konsumen hotel.

2. Teori Alonso

Penerapan teori Alonso dalam pemilihan lokasi hotel ini terletak pada pemilihan lokasi

di pusat Taichung business district. Selain itu, faktor akses dan kemudahan dalam

menjangkau spot-spot pariwisata di sekitarnya juga merupakan penerapan dari teori

Alonso, karena dengan mudahnya akses, maka hotel tersebut akan mendapatkan

keuntungan.

4.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Jurnal ini sudah memaparkan secara detil tentang tahapan-tahapan yang digunakan

dalam memilih lokasi hotel. Landasan teori tentang perhotelan pariwisata yang digunakan

sudah cukup detil, hanya saja tidak menjelaskan teori lokasi yang digunakan secara spesifik.

Kemudian, dalam jurnal ini tidak dicantumkan saran untuk penelitian tentang pemilihan lokasi

hotel di kemudian hari. Jika abstrak itu mencakup keseluruhan isi jurnal, maka lain dengan

jurnal ini yang abstraknya hanya sebatas pengenalan, namun tidak mencakup informasi

(14)

SANTIKA PURWITANINGSIH 9

BAB V PENUTUP

5.1 LESSON LEARNED

Pelajaran yang bisa diambil dari jurnal ini antara lain :

1. Dalam menentukan lokasi suatu hotel, model pemilihan yang digunakan adalah model

pemilihan multikriteria.

2. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan lokasi hotel pariwisata

internasional antara lain kondisi lingkungan sekitar, fasilitas rekreasi, akses, kemudahan,

pengembangan internal dan eksternal, sumber daya manusia, dan kondisi saat

pelaksanaannya.

3. Dalam penentuan lokasi hotel, perspektif yang paling penting dalam menentukan faktor

dan kriteria adalah karakteristik dari hotel dan manajemen operasionalnya.

4. Faktor yang paling penting dalam penentuan lokasi pabrik adalah faktor pengembangan

internal.

5. Kriteria yang paling penting dalam penentuan lokasi antara lain kemanan publik,

kemudahan lalu lintas dalam menjangkau spot-spot pariwisata, dan akulturasi dengan

(15)

SANTIKA PURWITANINGSIH 10

DAFTAR PUSTAKA

Robinson, Tarigan. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Edisi Revisi.

Santoso, Eko Budi, dkk. 2012. Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan. Surabaya. Jurusan

Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Septiani, Winnie. 2009. Pendekatan Kombinasi Metode AHP dan Metode Cut Off Point pada

Tahap Analisis Keputusan Perancangan Sistem Informasi Penjualan PT. X. Jurnal.

Gambar

Gambar 1 Bid-rent Curve
Gambar 2 Tahapan Pemilihan Lokasi Hotel
Table 1 Hasil Akhir Koefisien Alternatif Lokasi

Referensi

Dokumen terkait

KRITERIA PENENTUAN LOKASI TERMINAL INDUK TIPE A YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK PERGERAKAN..

Penilaian tahap kedua dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Weighted Linear Combination (WLC) untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan

yang saya tangkap soal implikasi terhadap lokasi yang dipilih dari makalah ini adalah teori hotelling mengatakan bahwa pada satu area akan ada persaingan perebutan pasar, dalam

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perindustrian di kawasan Nilai adalah.

Untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan dua tahapan analisis, yang pertama adalah menentukan kriteria-kriteria yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi industri

Besar kecilnya bobot kriteria pada masing-masing kriteria merupakan pendukung untuk menentukan nilai tertinggi dan terendah dalam penentuan lokasi cabang baru

Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa teori lokasi Weber tidak sesuai dengan penentuan lokasi gudang distribusi yang ditentukan karena Weber

menyebabkan fenomena industri rotan berada di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru.. Critical Review : Analisis Faktor-Faktor Penentu Lokasi Industri Rotan di Kota Pekanbaru. Dan menjadi