• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 DATA & ANALISA. Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini berasal dari berbagai sumber yaitu :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 DATA & ANALISA. Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini berasal dari berbagai sumber yaitu :"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

DATA & ANALISA

2.1 Sumber Data

Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini berasal dari berbagai sumber yaitu :

Wawancara/interview dari narasumber yang terpercaya yaitu Edwel Yusri Datuk Rajo Gampo Alam sebagai guru besar pergurun Silek Harimau Minangkabau di Jakarta.

• Pengamatan langsung di lapangan.

• Artikel dari media elektronik yang berhubungan dengan Seni Beladiri Silek Harimau Minangkabau

2.2 Data Umum

2.2.1 Silek Harimau Minangkabau

Seni Beladiri Silek Harimau Minangkabau adalah teknik bela diri tradisional yang berasal dari Minangkabau (Sumatera Barat), salah satu bagian/provinsi dari Indonesia. Seperti namanya “Silek Harimau” atau “Silat Harimau”, sebagian gerakan Silek Harimau diadaptasi dari filosofi dan gerakan Harimau dan memiliki banyak gerakan seperti tendangan, serangan, kuncian, serangan balik (counter), pertempuran dalam posisi tidur (ground) dan penggunaan senjata. Salah satu karakteristik yang mencolok pada Silek Harimau adalah teknik – teknik dengan tangan terbuka yang meniru cakar harimau, dengan tehnik itu memungkinkan mereka untuk mengambil (grab), mengunci (lock) lawan mereka dan membuat lawan mereka terjatuh ke tanah. Silek Harimau menjunjung tinggi metode tradisional. Namun terus tumbuh dan berkembah untuk beradaptasi pada perkembangan zaman serta mempunyai kegunaan

(2)

untuk pertahanan diri, kebugaran badan, pertumbuhan badan dan yang paling penting untuk melestarikan warisan budaya tradisional Indonesia.

2.2.2 Sejarah Silek Harimau Minangkabau

Silek atau silat (bahasa Indonesia) adalah seni beladiri yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Masyarakat Minangkabau memiliki tabiat suka merantau semenjak beratus-ratus tahun yang lampau. Untuk merantau tentu saja mereka harus memiliki bekal yang cukup dalam menjaga diri dari hal-hal terburuk selama di perjalanan atau di rantau, misalnya diserang atau dirampok orang. Disamping sebagai bekal untuk merantau, silek penting untuk pertahanan nagari terhadap ancaman dari luar. Wilayah Minangkabau di bagian tengah Sumatera sebagaimana daerah di kawasan Nusantara lainnya adalah daerah yang subur dan produsen rempah-rempah penting sejak abad pertama masehi, oleh sebab itu, tentu saja ancaman-ancaman keamanan bisa saja datang dari pihak pendatang ke kawasan Nusantara ini. Jadi secara fungsinya silat dapat dibedakan menjadi dua yakni sebagai;

panjago diri (pembelaan diri dari serangan musuh), dan

parik paga dalam nagari (sistim pertahanan negeri).

Untuk dua alasan ini, maka masyarakat Minangkabau pada tempo dahulunya perlu memiliki sistem pertahanan yang baik untuk mempertahankan diri dan negerinya dari ancaman musuh kapan saja. Silek tidak saja sebagai alat untuk beladiri, tapi juga mengilhami atau menjadi dasar gerakan berbagai tarian dan randai (drama Minangkabau). Emral Djamal Dt Rajo Mudo (2007) pernah menjelaskan bahwa pengembangan gerakan silat menjadi seni adalah strategi dari nenek moyang Minangkabau agar silat selalu diulang-ulang di dalam masa damai dan sekaligus untuk penyaluran "energi" silat yang cenderung panas dan keras agar menjadi lembut dan tenang. Sementara itu, jika dipandang dari sisi istilah, kata pencak silat di dalam pengertian para tuo silek (guru besar silat) adalah mancak dan silek. Perbedaan dari kata itu adalah;

(3)

Kata mancak atau dikatakan juga sebagai bungo silek (bunga silat) adalah berupa gerakan-gerakan tarian silat yang dipamerkan di dalam acara adat atau acara-acara seremoni lainnya. Gerakan-gerakan untuk mancak diupayakan seindah dan sebagus mungkin karena untuk pertunjukkan.

Kata silek itu sendiri bukanlah untuk tari-tarian itu lagi, melainkan suatu seni pertempuran yang dipergunakan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh, sehingga gerakan-gerakan diupayakan sesedikit mungkin, cepat, tepat, dan melumpuhkan lawan.

Para tuo silek juga mengatakan jiko mamancak di galanggang, kalau basilek dimuko musuah (jika melakukan tarian pencak di gelanggang, sedangkan jika bersilat untuk menghadapi musuh). Oleh sebab itu para tuo silek (guru besar) jarang ada yang mau mempertontonkan keahlian mereka di depan umum bagaimana langkah-langkah mereka melumpuhkan musuh. Oleh sebab itu, pada acara festival silat tradisi Minangkabau, maka penonton akan kecewa jika mengharapkan dua guru besar (tuo silek) turun ke gelanggang memperlihatkan bagaimana mereka saling serang dan saling mempertahankan diri dengan gerakan yang mematikan. Kedua tuo silek itu hanya melakukan mancak dan berupaya untuk tidak saling menyakiti lawan main mereka, karena menjatuhkan tuo silek lain di dalam acara akan memiliki dampak kurang bagus bagi tuo silek yang "kalah". Dalam praktek sehari-hari, jika seorang guru silat ditanya apakah mereka bisa bersilat, mereka biasanya menjawab dengan halus dan mengatakan bahwa mereka hanya bisa mancak (pencak), padahal sebenarnya mereka itu mengajarkan silek (silat). Inilah sifat rendah hati ala masyarakat Nusantara, mereka berkata tidak meninggikan diri sendiri, biarlah kenyataan saja yang bicara. Jadi kata pencak dan silat akhirnya susah dibedakan. Saat ini setelah silek Minangkabau itu dipelajari oleh orang asing, mereka memperlihatkan kepada kita bagaimana serangan-serangan mematikan itu mereka lakukan. Keengganan tuo silek ini dapat dipahami karena Indonesia telah dijajah oleh bangsa Belanda selama ratusan tahun, dan memperlihatkan kemampuan bertempur tentu saja tidak akan bisa diterima oleh bangsa penjajah di masa dahulu, jelas ini

(4)

membahayakan buat posisi mereka. Ada pendapat yang mengatakan bahwa silat itu berasal dari kata silek. Kata silek pun ada yang menganggap berasal dari siliek, atau si liat, karena demikian hebatnya berkelit dan licin seperti belut. Di tiap Nagari memiliki tempat belajar silat atau dinamakan juga sasaran silek, dipimpin oleh guru yang dinamakan Tuo Silek. Tuo silek ini memiliki tangan kanan yang bertugas membantu beliau mengajari para pemula.

Orang yang mahir bermain silat dinamakan pandeka (pendekar). Gelar Pandeka ini pada zaman dahulunya dilewakan (dikukuhkan) secara adat oleh niniak mamak dari nagari yang bersangkutan. Namun pada zaman penjajahan gelar dibekukan oleh pemerintah Belanda. Setelah lebih dari seratus tahun dibekukan, masyarakat adat Koto Tangah, Kota Padang akhirnya mengukuhkan kembali gelar Pandeka pada tahun 2000-an. Pandeka ini memiliki peranan sebagai parik paga dalam nagari (penjaga keamanan negeri), sehingga mereka dibutuhkan dalam menciptakan negeri yang aman dan tentram. Pada awal tahun ini (7 Januari 2009), Walikota Padang, H.Fauzi Bahar digelari Pandeka Rajo Nan Sati oleh Niniak Mamak (Pemuka Adat) Koto Tangah, Kota Padang. Gelar ini diberikan sebagai penghormatan atas upaya beliau menggiatkan kembali aktivitas silek tradisional di kawasan Kota Padang dan memang beliau adalah pesilat juga di masa mudanya, sehingga gelar itu layak diberikan.

(5)

2.2.3 Tehnik Dasar Silek Harimau Minangkabau • Kuda – kuda Harimau

• Pukulan Harimau • Tangkisan

Sipak (tendangan) Harimau

• Jatuh Harimau • Guling Harimau

• Kombinasi pukulan, tangkisan, tendangan, dll. • Langkah ampek Harimau

Catua langkah Harimau

Aplikasi tehnik catua langkah Harimau • Jurus Silat Harimau

• Kuncian Harimau • Buka kuncian Harimau • Beladiri umum (jalanan).

• Serangan pisau dan tangan kosong.

Selain itu para pelajar Seni Beladiri Silek Harimau Minagkabau juga melakukan latihan merobek batok kelapa dengan tangan kosong yang berguna untuk memperkuat cengkraman atau cakaran.

(6)

2.2.4 Kerambit (Kurambik)

gambar 2.1

Kerambit adalah senjata utama dalam Silek Harimau Minangkabau. Desain kerambit merupakan aplikasi dari kuku harimau yang dibuat lebih panjang

Edwel Yusri Datuk Rajo Gampo Alam, menilai kerambit sudah diklaim sebagai milik Filipina. Hal itu, sambungnya, telah mendatangkan sebuah kerugian yang sangat besar. "Kerambit itu sudah dipopulerkan di Eropa. Sekarang malah sudah diklaim oleh Filipina sebagai warisan nenek moyang mereka. Pemerintah kita sangat telmi (telat mikir)," ucap Edwel seraya mengerutkan dahinya.

Kelebihan dari Kerambit adalah:

• Bentuknyah kecil dan mudah disembunyikan • Sulit untuk dilucuti dalam pertarungan • Jarak bisa berubah tanpa merubah langkah

• Bisa untuk dua serangan dalam satu gerakan tangan

• Lebih membuat robekan besar untuk gerakan-gerakan tarikan yang mematikan

(7)

2.2.5 Tingkatan Dalam Silek Harimau Minangkabau

Tingkatan pada Silek Harimau Minangkabau ditandai dengan selendang batik • Tingkatan pertama, mengenakan baju silat hitam polos tanpa atribut

apa – apa

• Tingkatan kedua, mengenakan baju silat hitam dan kain selendang batik strip 1

• Tingkatan ketuga, mengenakan baju silat hitam dan kain selendang batik strip 2

• Tingkatan keempat, mengenakan baju silat hitam dan kain selendang batik strip 3

• Tingkatan kelima, mengenakan baju silat hitam dan kain selendang batik strip 4

2.2.6 Syarat Untuk Belajar Silek Harimau Minangkabau • Kain Putih

Murid Silek Harimau Minangkabau diibaratkan dengan kain yang masih putih bersih dan meminta untuk diisi (tentang ilmu silat dan filosofi – filosofinya). Dan juga melambangkan niat dia dengan hati yang bersih dan ikhlas, dan sampai mati dia akan membawanya

• Sirih

Melambangkan dunia yang akan dia hadapi, karena sirih bila dimakan akan terasa berbagai macam rasa seperti manis, pahit, asam dll, itulah lambang kehidupan di dunia yang berbagai macam gelombang kehidupan

(8)

Pisau jika makin diasah maka dia akan semakin tajam melambangkan orang yang belajar ilmu silat akan tajam seperti pisau. Setelah tajam pisau harus disimpan dengan baik pada tempatnya dan bila diperlukan baru digunakan, begitu juga dengan ilmu silat, tidak boleh sembarang dipakai melainkan harus disimpan dan digunakan bila perlu saja

• Ayam

Ayam adalah binatang yang selalu membangunkan manusia di pagi hari untuk melaksanakan ibadah shalat subuh, ayam juga tau jika ada manusia yang sedang disiksa di alam kubur (hadist) ditandakan dengan bila ayam melewati makam ayam akan menunduk

• Jeruk kuku harimau

Melambangkan murid sudah siap untuk belajar Silek Harimau Minangkabau

2.2.7 Edwel Yusri Datuk Rajo Gampo Alam

gambar 2.2

Edwel Yusri Datuk Rajo Gampo Alam adalah guru besar Silek Harimau Minangkabau di Jakarta, beliau lahir di Bukittinggi 6 Juli 1963. Dia memulai belajar

(9)

silat sewaktu berusia 10 tahun dari kakeknya yang bernama Dina Sutan Mangkuto. Dina Sutan Mangkuto ingin Datuk Edwel mempelajari seni dari Silek Harimau. Dan dia tidak langsung mengajarkan Datuk Edwel seni Silek Harimau melainkan fundamental dari menyerang, melangkah, menendang dan menjatuhkan diri.

Setelah Datuk Edwel menguasai fundamental dari menyerang, melangkah, menendang dan menjatuhkan diri tersebut, dia menginginkan Datuk Edwel untuk belajar lebih jauh kepada guru silat yang lain.

Setelah beberapa tahun belajar dari beberapa guru silat di Sumatera Barat antara lain Sidi Bakar dari Perguruan Baringin Merapi, Enek Zainal, Pak Gaek Lintau, Datuk Kurai dan beberapa guru silat lainya, Datuk Edwel pindah ke Jakarta untuk menyelesaikan pendidikan sarjana-nya dan menjadi instruktur silat pada Perguruan Satria Muda Indonesia. Dia melatih tentara Indonesia (KOSTRAD YON 328 dan Rajawali Commando Regiment) selama 2 tahun. Dan dia juga melatih mahasiswa di Universitas Indonesia dan sekuriti dari salah satu perusahaan televisi swasta di Indonesia.

Pada bulan Juli 2001, beliau mendapat gelar “Datuk” pada tradisi ritual di Balingka, daerah Agam, Sumatera Barat. Dan namanya berubah menjadi Datuk Rajo Gampo Alam.

Sekarang Datuk Edwel mengajarkan Silek Harimau di Jakarta, Indonesia. Dia mengajarkan grup – grup dari Indonesia dan mancanegara yang berdedikasi. Dan beliau sangat menyambut bila ada yang ingin mempelajari seni dari Silek Harimau Minangkabau.

(10)

2.3 Target Audience Geografis

Domisili: Seluruh wilayah di kota-kota besar Indonesia. • Demografis

Jenis Kelamin : Pria

Usia : 25 - 45 tahun

Kelas sosial : A-B

Psikologi

Senang akan sesuatu yang baru, suka menghadapi tantangan, memiliki ketertarikan dengan seni beladiri dan budaya terutama seni beladiri.

2.4 Data Penerbit

gambar 2.3

R & W Publishing didirikan di Jakarta pada tahun 2004 dan dinamai menurut warna bendera nasional Indonesia, membawa semangat untuk mempromosikan seni dan sejarah bahasa Indonesia ke khalayak internasional. Publisher R & W mencakup seni, fotografi, desain, arsitektur-infrastruktur, budaya, musik dan fashion. Buku R & W diakui karena berkualitas tinggi, desain isi subjek, dan produksi.

(11)

2.5 Sistematika Buku

I. KEMBARA SENI BELADIRI MINANGKABAU

• Warisan budaya yang kian terkikis dimakakan jaman • Pusaka turun temurun Minangkabau

II. MENAPAK JEJAK HARIMAU DI MASA LAMPAU • Pengaruh budaya Hindu

• Legenda harimau dan budaya Marunguih • Islam dan Silek Harimau Minangkabau • Anak sasian Harimau

III. INDAH SEKALIGUS MEMATIKAN

• Teknik – teknik dasar Silek Harimau Minangkabau • Kuda – kuda Harimau

• Pukulan Harimau • Tangkisan

Sipak Harimau

• Jatuh Harimau • Guling Harimau

• Kombinasi pukulan, tangkisan sipak dll • Langkah ampek Harimau

Catua langkah Harimau

Aplikasi Catua langkah Harimau • Jurus silek Harimau

• Kuncian Harimau • Buka kuncian Harimau • Beladiri jalanan

• Serangan pisau dan tangan kosong IV.TARING SILEK HARIMAU MINANGKABAU

• Dibalik tusukan dan sayatan • Jantan dan Betina

(12)

• Apresiasi masyarakat Indonesia dan asing terhadap Silek Harimau Minangkabau

• Edwel Yusri Datuk Rajo Gampo Alam dan komitmen melestarikan Silek Harimau

V. JEMBATAN PELESTARIAN ALAM INDONESIA • Panthera Tigris Sumatrae, lestarikan atau musnah • Inyiak harus tetap punya rumah

2.6 Analisa Kasus

2.6.1 Faktor Pendukung

• Topik Seni Beladiri Silek Harimau Minangkabau ini sangat menarik dan belum ada buku yang membahas lebih dalam.

• Adanya komunitas dan perguruan Seni Beladiri Silek Harimau Minangkabau ini.

• Adanya film yang mengangkat Seni Beladiri Silek Harimau Minangkabau sebagai pembahasan utama dalam film tersebut.

• Didukung oleh Persatuan Silat Nasional.

2.6.2 Faktor Penghambat

• Banyaknya Seni Beladiri Silat yang lain di Indonesia

• Generasi muda jaman sekarang lebih suka beladiri dari luar seperti Muaythai, Krav Maga dan lain lain

• Banyak masyarakat yang beranggapan silat di Indonesia itu sepenuhnya bersifat mistis dan tidak logis

(13)

2.6.3 Faktor S.W.O.T Strength

• Memiliki konten yang lebih lengkap dan spesifik, dengan visualisai yang baik dibandingan dengan buku yang sudah beredar di pasaran. Weakness

• Kurangnya apresisasi masyarakat terhadap budaya minang, khususnya Silek Harimau.

Opportunity

• Silek harimau minang kabau makin dikenal karena adanya film garapan Gareth Evans yaitu merantau

• Banyak pecinta silat yang ingin mempelajari berbagai macam beladiri indonesia

• Salah satu aset budaya yang dimiliki indonesia Threat

Silek Harimau Minangkabau ini hanya diperuntukkan untuk saudara sekeluarga orang yang menguasai ilmu Silek Harimau Minangkabau ini.

Referensi

Dokumen terkait

Apabila capaian tersebut dibandingkan dengan target akhir tahun Rencana Strategis (5.600 kecamatan), maka masih diperlukan upaya percepatan pencapaian indikator

Motivasi Kunjungan Responden Wisatawan Mancanegara Berdasarkan gambar di atas motivasi kunjungan wisatawan mancanegara pada 1 Oktober – 31 November 2016 paling tinggi didasari

Semua yang dikemukakan responden mengenai green product promotion yang dirasakannya ini tidak cukup mampu mendorong responden untuk merasa yakin dalam

Semua orang yang mendengarkan didikan dan hikmat dari TUHAN itu tidak akan jatuh dalam godaan perempuan jalang, tidak terikat pada harta benda.. Mereka tidak malas

31 Maka radja perempuan dari tanah sebelah selatan akan berbangkit pada hari kiamat beserta dengan orang bangsa ini dan akan menjalahkan mereka itu; karena radja perempuan itu

Setiap program CD yang dilakukan PT Indo Tambangraya Megah memberikan kontribusi nyata dalam pemberdayaan masyarakat untuk mencapai keberlanjutan dan kemandirian,

Penelitian ini memiliki keterbatasan karena penelitian ini hanya mengukur persepsi penumpang dengan pertanyaan ya/tidak dengan skala nominal, untuk peneliti selanjutnya

Laju pendinginan yang maksimum tidak akan tercapai dengan metode ini, sehingga tujuan pembentukan baja yang seluruh bagiannya bermikrostruktur martensit (untuk baja karbon