MEDIA RELEASE
UPAYA PENUHI TARGET, IPC PERKUAT INOVASI BERBASIS IT
Jakarta, 13 Juni 2017 – Tahun 2017 ini merupakan tahun enhancement, IPC perlu secara komprehensif meneruskan transformasi dalam rangka mewujudkan kinerja unggul berkesinambungan dengan menjalankan corporate roadmap yang berfokus untuk memperkuat serta mengembangkan bisnis dan actions di atas fondasi yang telah dibangun pada tahun 2016. Perbaikan dan peningkatan dalam aspek operasional dan pelayanan, termasuk pengadaan, modernisasi alat, dan program pemasaran; pengembangan anak perusahaan; pembangunan infrastruktur pada pelabuhan-pelabuhan baru dan pengembangan usaha akan menjadi benang merah perusahaan di tahun 2017.
Pada Triwulan I 2017 dari sisi komersial dan pengembangan usaha, Perusahaan telah melaksanakan implementasi program Customer Data Management (CDM) yang ditujukan untuk mendapatkan kategorisasi data customer yang jelas untuk keperluan profiling dan kebutuhan customer retention. Pengaplikasian Customer Retention Program juga telah dilakukan secara berkesinambungan sebagai upaya proaktif mencari tahu, memahami, dan memberikan solusi-solusi akan kebutuhan pelanggan. Selain itu juga telah diimplementasikannya Sistem Aplikasi Kerjasama Usaha (SISKAKU) di seluruh Cabang Pelabuhan yang dikelola IPC. SISKAKU merupakan sistem pengolahan data kerjasama usaha yang terintegrasi secara komprehensif, cepat, tepat dan akurat.
Secara korporat, sampai dengan Triwulan I 2017 Perusahaan mencatat kinerja operasi IPC telah melayani 43 juta GT kapal, 7,88 juta ton kargo non petikemas, 1,7 juta TEUs petikemas, dan 107 ribu penumpang. Dari sisi keuangan, IPC berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp. 2.29 triliun atau mengalami peningkatan 18,53% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, EBITDA Rp. 0.91 triliun naik 3%. Total aset Rp. 44.3 triliun naik 2%, BOPO 67.9%, dan ROA 3.54%. Secara umum kinerja tersebut lebih baik dibandingkan pencapaian Triwulan I tahun 2016. "Sejalan dengan usaha Pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, IPC merasa bangga dan terhormat mendapatkan kesempatan dan dipercaya menjadi ketua penyelenggara The 30th International Association of Ports and Harbors (IAPH) World Ports Conference pada 9-12 Mei 2017 lalu. Event ini sekaligus menjadi momentum untuk berbagi best practices dan ajang networking antar pelaku bisnis dalam bidang maritim logistik dunia yang begitu kompleks dan dinamis. Untuk Indonesia, kegiatan ini sekaligus dapat digunakan untuk pengenalan konsep Indonesia Integrated Chain Port demi kelancaran implementasinya guna meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa dan masyarakat sekaligus mendukung pertumbuhan perekonomian nasional," ujar Elvyn G. Masassya, Direktur Utama IPC.
Memasuki Triwulan II, IPC juga telah mencatatkan sejarah baru di Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk pertama kalinya setelah 160 tahun, pelabuhan Tanjung Priok kedatangan kapal kontainer dengan kapasitas 8.500 TEUs yang merupakan kapal terbesar yang pernah masuk ke Indonesia. Kapal besar ini melayari rute Pelabuhan Tanjung Priok ke West Coast (LA & Oakland) Amerika Serikat (direct call). Bekerjasama dengan perusahaan pelayaran asal Perancis, Compagnie Maritime d'Affretement - Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM) kapal ini memiliki weekly call atau sandar mingguan dan membuka service baru yang diberi nama Java South East Asia Express Services/ Java SEA Express Services atau disingkat “JAX Services”. Kedatangan kapal ini juga membuktikan bahwa upaya IPC untuk melakukan penyempurnaan jasa pelayanan kepelabuhanan baik dari sistem, fasilitas maupun infrastruktur, telah mampu menjadikan IPC
berkompetisi dengan pelabuhan besar lainnya. Kita berharap kehadiran kapal besar ini dapat menjadi pemicu hadirnya kapal-kapal besar lainnya untuk singgah di Tanjung Priok sehingga dapat memenuhi harapan Pemerintah yaitu menjadikan Tanjung Priok sebagai pelabuhan besar di kawasan Asia.
Perkembangan Proyek Strategis Nasional
IPC berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan bagi masyarakat Indonesia baik melalui program-program hasil inisiasi Perusahaan, maupun Proyek Strategis Nasional yang telah didukung oleh Pemerintah, termasuk kelanjutan dari proyek Terminal Kalibaru, Proyek Pelabuhan Kijing, Proyek Kanal Cikarang Bekasi Laut (CBL), Proyek Pelabuhan Sorong, Proyek Maritime Tower dan Maritime, Port and Shipping Museum.
Pembangunan Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok / New Priok Container Terminal One (NPCT1) berkapasitas 1,5 juta TEUs yang sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 13 September 2016 telah beroperasi secara penuh. Saat ini pengembangan Fase 1 yakni pembangunan CT 2 dan CT 3 sedang dalam proses reviu untuk mitra usaha.
Untuk pembangunan Pelabuhan Kijing di Kalimantan Barat sendiri direncanakan dibagi menjadi empat terminal yakni Terminal Petikemas, Terminal Multipurpose, Terminal Curah Cair dan Terminal Curah Kering. Pelabuhan Kijing diproyeksikan akan menampung kapasitas hampir 1 juta TEUs petikemas, 8 juta ton CPO, dan 15 juta ton curah kering. Perkembangan terkait proyek ini, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 43 Tahun 2017 pada 7 April 2017 sebagai landasan Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Pelabuhan Kijing. Hal ini tentunya turut mendukung pelaksanaan Ground Breaking Pelabuhan Kijing yang direncanakan akan dilaksanakan pada semester kedua tahun 2017. Percepatan pembangunan dan pengoperasian Pelabuhan Kijing dilakukan dalam rangka peningkatan konektivitas, pengembangan infrastruktur kemaritiman, dan pengembangan wilayah di Kalimantan Barat.
Proyek Pembangunan Kanal CBL (Cikarang Bekasi Laut) merupakan upaya optimalisasi alur sungai dengan menggunakan kapal tongkang sebagai alternatif moda transportasi barang dan penghubung antara pelabuhan dengan area hinterland sehingga dapat mengurangi kongesti jalan di darat dan diharapkan berdampak pada efisiensi waktu dan biaya. Proyek yang direncanakan dimulai pembangunannya pada 2017 ini melalui tiga tahapan, kedepannya akan dilengkapi dengan Terminal Petikemas dan Terminal Curah yang diharapkan selesai pada tahun 2019. IPC juga telah mengusulkan proses percepatan pelaksanaan pembangunan Kanal CBL agar melalui proses penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) guna mendukung implementasi di lapangan.
Pembangunan Pelabuhan Sorong di Papua Barat merupakan solusi untuk melayani wilayah Indonesia Timur dan meningkatkan integrasi regional. IPC berupaya untuk memulai pembangunan Tahap I Pelabuhan Sorong pada tahun 2017 dengan proyeksi kapasitas 500,000 TEUs. Penandatanganan kesepakatan pengembangan Sorong Terintegrasi antara IPC dengan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) telah dilakukan, serta berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dalam Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Sorong Terintegrasi. Selain itu, IPC juga telah mendapatkan dukungan dari Kementerian BUMN terkait pengembangan Pelabuhan Sorong ini.
Untuk meningkatkan sinkronisasi dan sinergitas antar stakeholders terkait, di tahun 2017 ini IPC akan melaksanakan persiapan pembangunan Maritime Tower di Jakarta Utara, yang akan menjadi pusat aktifitas pihak-pihak yang terkait di dalam maritime supply chain, seperti: port operator, bea cukai, shipping line, dan pihak-pihak lain. Pembangunan Maritime Tower ini bertujuan untuk memudahkan komunikasi antar pihak sebagai upaya penurunan biaya logistik di Indonesia. Dalam implementasi pembangunan Matirime Tower, IPC akan bekerjasama dengan beberapa BUMN yaitu PT Berdikari (Persero) dan PT PP (Persero) Tbk. sebagai upaya sinergi antar BUMN.
Selain Maritime Tower, di tahun 2017 ini IPC juga menginisiasi Ground Breaking pembangunan Museum Maritime, Port and Shipping. Museum ini dirancang menjadi museum dengan fasilitas modern untuk edukasi dan wisata edukatif bagi publik dan pemerhati maritim Indonesia dengan tiga konten materi yaitu maritim, kepelabuhanan dan pengapalan secara terintegrasi. Museum ini akan dibangun dengan dua lantai di lokasi ex Gedung Cabang Pelabuhan Tanjung Priok.
Inisiasi program Container Freight Station (CFS) terpadu ini bertujuan untuk meningkatkan kelancaran arus barang di Pelabuhan Tanjung Priok dengan cara memberikan standarisasi pelayanan warehouse, menyederhanakan proses bisnis kargo, menjadikan pusat distribusi kargo, serta membuat sistem untuk pengguna jasa dalam memperoleh kepastian tarif pelayanan. Program CFS rencananya akan diimplementasikan pada semester kedua tahun 2107.
Program Inovasi Berbasis IT
Selain beberapa program dan sistem yang telah berjalan di Semester I tahun 2017, Perusahaan memiliki program-program inisiatif yang mayoritas berbasis IT yang akan diimplementasikan pada Semester II. Inovasi yang secara tepat disasar untuk meningkatkan pelayanan, memperbaiki konektivitas dengan industri dan pasar, juga stakeholder guna menanggulangi isu-isu strategis yang berkembang dengan cara yang tepat.
Dari sisi komersil dan pengembangan usaha, inisiasi IPC dalam usaha meningkatkan layanan pada pelanggan salah satunya adalah dengan implementasi Program Customer Relationship Management (CRM) untuk menjaga dan menarik pelanggan, serta menawarkan program “upgrading” pada pelanggan untuk mendapatkan status pelanggan yang lebih tinggi.
Dalam sisi teknik dan manajemen risiko, IPC akan meluncurkan Sistem Pelaporan Digital Alat atau Equipment Reporting and Monitoring System (ERMS) yang berfungsi untuk memantau alat-alat bongkar muat secara terintegrasi dan memberikan laporan komprehensif, cepat, tepat dan akurat sehingga dapat menanggulangi risiko lebih dini.
"Peningkatan pada sisi operasi dan sistem informasi adalah pola operasi sistem Full Automation atau Otomasi Penuh dan Semi Automation dalam proses operasi Container Terminal (CT) 2. Sistem ini diproyeksikan akan memangkas tenaga manusia yang bekerja di lapangan, dan mengurangi kesalahan yang terjadi saat proses bongkar muat di lapangan," lanjut Elvyn.
Pada pola operasi berbasis Full Automation, proses pemasukan dan pengeluaran petikemas menggunakan Stacking Crane Otomatis. Proses bongkar dan muat di dermaga dilayani dengan menggunakan Guided Vehicle otomatis dan terdapat tempat untuk truk eksternal untuk menunggu sehingga tidak menimbulkan kemacetan di dalam terminal. Guided Vehicle otomatis ini membawa petikemas ke lapangan penumpukan tanpa dikemudikan operator.
Sedangkan pada pola operasi berbasis Semi Automation, pada proses pemasukan dan pengeluaran petikemas dilakukan dengan menggunakan Stacking Crane otomatis, namun proses bongkar dan muat di dermaga dilayani dengan menggunakan truk internal. Serta terdapat tempat untuk truk eksternal menunggu sehingga tidak menimbulkan kemacetan di dalam terminal.
Untuk memperkuat sisi pelayanan keuangan internal dan eksternal Perusahaan, IPC mengimplementasikan lima inisiatif berbasis IT pada tahun 2017, antara lain adalah sistem Standarisasi Nota melalui e-Invoice, sistem e-Billing, Sistemisasi Database Aset, sistem Penganggaran Investasi (Project Costing), dan Pengembangan Produk Perbankan.
Tidak lupa juga dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan aset terbesar Perusahaan, yakni Sumber Daya Manusia, IPC juga mengimplementasikan Career Path Platform yang mengatur jenjang karir setiap karyawan secara jelas, sehingga setiap SDM yang ada di dalam Perusahaan mendapat kesempatan untuk belajar dan berkembang bersama.
Dari sisi pengelolaan Anak Perusahaan, IPC memiliki beberapa proyek unggulan dalam mendukung Program Tol Laut. PT Multi Terminal Indonesia (MTI), salah satu Anak Perusahaan IPC mengelola logistic depot untuk menjamin ketersediaan bahan pokok di daerah terpencil atau pulau-pulau terluar. Program ini digagas oleh Kementerian BUMN dengan memanfaatkan sinergi BUMN. Selain itu, PT MTI juga membangun Integrated Logistic Center di beberapa stasiun pada tahap 1 ini adalah Cilegon, Cibungur dan Banyuwangi, serta membangun beberapa Integrated Small Port tahap 1 yaitu di Natuna, Anambas, Selayar, dan Dompu.
IPC membuka peluang bisnis melalui PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) dan PT Maspion Industrial Estate yang melakukan Manajemen Kerjasama Operasi dalam Maspion Terminal Kendaraan Indonesia (MTKI) yang beroperasi di Gresik. Kerjasama operasi ini meliputi seluruh layanan operasional serta pengembangan bisnis. Keberangkatan Ro-Ro perdana dari Terminal Domestik PT IKT ke MTKI Gresik dijadwalkan pada bulan Juni 2016.
Transformasi bisnis pada tubuh Anak Perusahaan IPC juga terjadi pada PT Energi Pelabuhan Indonesia (EPI) yang memiliki bisnis utama dalam bidang ketenagalistrikan. Diproyeksikan PT EPI akan menjadi utility company yang tidak hanya menyediakan supply listrik, tetapi juga jasa konsultan, penyediaan air bersih dan BBM, serta pengolahan limbah.
Guna mendorong pertumbuhan dan ekspansi bisnis, meningkatkan akses permodalan, serta memberikan Competitive Advantage, IPC sedang mengeksplorasi dan mempersiapkan rencana pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) atau Penawaran Saham Perdana terhadap 3 Anak Perusahaan: PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP), PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) dan PT Jasa Armada Indonesia (JAI). Rencananya setidaknya 30% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor dicatat untuk diperdagangkan di Bursa Efek di Indonesia.
Program Ramadhan IPC 2017
Sebagai Perusahaan yang memiliki komitmen tinggi terhadap lingkungan dan peduli terhadap masyarakat yang ada di sekitar wilayah operasi Pelabuhan, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL), untuk berbagi dengan masyarakat PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) / IPC menggelar berbagai program kegiatan sosial yang dilaksanakan selama bulan Ramadhan 1438 H / 2017.
IPC memiliki salah satu program unggulan yakni IPC Group Mudik Gratis 2017 dengan 382 trip PP menggunakan bus yang mengangkut 19,100 orang penumpang ke 14 kota tujuan di Jawa (Solo, Purwokerto, Pacitan, Jogjakarta, Semarang, Pekalongan, Surabaya, Malang, Solo, Indramayu, Cirebon, Kuningan, Tegal dan Brebes) dan 2 kota tujuan di Sumatera (Padang dan Palembang). Para peserta IPC Group Mudik Gratis 2017 akan diberangkatkan pada tanggal 22 Juni 2017, dan kembali ke Jakarta 30 Juni 2017. Selain itu IPC juga berbagi melalui Program Safari Ramadhan, Paket Bingkisan Ramadhan BUMN Hadir Untuk Negeri, Pasar Murah, Ta’jil Ramadhan, dan Paket Tanda CINTA.
Safari Ramadhan merupakan program yang diselenggarakan pada 29 Mei - 15 Juni 2017 di seluruh 12 Cabang Pelabuhan yang dikelola IPC, dimana kegiatan ini menghadirkan masing-masing Direktur Pembina dari Direksi IPC untuk bersilaturahmi dan berdialog dengan para pekerja, stakeholders dan asosiasi pengguna jasa / mitra pelabuhan setempat. Dalam kesempatan ini juga diberikan sebanyak 1.300 Tanda Cinta IPC untuk Anak-Anak Kita, santunan untuk Kaum Dhuafa dan Pensiunan Pekerja Pelabuhan Indonesia II (Persero) di masing-masing lingkungan Cabang Pelabuhan.
Penyediaan Ta’jil Ramadhan merupakan program sosial yang diimplementasikan oleh IPC pada seluruh Cabang Pelabuhan yang memiliki layanan Terminal Penumpang, yakni di Pelabuhan Tanjung Priok, Pontianak, Jambi, dan Tanjung Pandan. Dalam program ini, IPC menyediakan ta’jil gratis atau makanan untuk berbuka puasa bagi seluruh penumpang yang melakukan embarkasi atau debarkasi di terminal penumpang Cabang Pelabuhan terkait pada saat berbuka. Sebanyak 2.000 ta’jil disediakan selama bulan Ramadhan di seluruh Terminal Penumpang yang dikelola IPC.
Pada 13 Juni 2016, IPC juga turut sukseskan salurkan total 200.000 Paket Bingkisan Ramadhan sebagai wujud nyata implementasi program BUMN Hadir Untuk Negeri Kementerian BUMN serentak di 100 titik seluruh Jabodetabek. Paket ini berisi bahan kebutuhan pokok yang dibagikan melalui empat masjid di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok. Seluruh jajaran Direksi IPC turut hadir dan membagikan paket bingkisan Ramadhan tersebut.
Sedangkan Program Pasar Murah yang akan dilaksanakan IPC adalah dengan menjual sebanyak 15.000 paket sembako yang berisi 5 kg beras, 1 liter minyak goreng, 1 kg gula pasir, 5 bungkus mi instan, 1 kaleng sarden dan 1 kg tepung terigu untuk masyarakat tidak mampu di 12 wilayah operasi IPC. Paket senilai Rp 200.000 ini dijual seharga Rp 50.000.
"Melalui rangkaian program yang dijalankan, Perusahaan terus mengembangkan dan meningkatkan kegiatan-kegiatan untuk memaksimalkan nilai tambah bagi masyarakat Indonesia dan dapat semakin mempererat hubungan dengan berbagai lapisan masyarakat, stakeholders, dan mitra di tiap wilayah operasi pelabuhan yang dikelola IPC," tutup Elvyn G. Masassya, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
-- selesai -- Tentang IPC:
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC sebagai operator pelabuhan terbesar di Indonesia mempunyai visi untuk menjadi pengelola pelabuhan kelas dunia yang unggul dalam operasional dan pelayanan. IPC
memiliki 12 (dua belas) cabang pelabuhan yang tersebar di wilayah bagian barat Indonesia, yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa, Palembang, Pontianak, Teluk Bayur, Banten, Bengkulu, Panjang, Cirebon, Jambi, Pangkal Balam dan Tanjung Pandan.
Selain itu, IPC memiliki 16 (enam belas) anak perusahaan dan perusahaan afiliasi yang terdiri atas PT Pelabuhan Tanjung Priok, PT Jakarta International Container Terminal, PT Pengembang Pelabuhan Indonesia, PT Indonesia Kendaraan Terminal, PT Energi Pelabuhan Indonesia, PT Integrasi Logistik Cipta Solusi, PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia, PT Pengerukan Indonesia, PT Electronic Data Interchange Indonesia, PT Terminal Petikemas Indonesia, PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia, PT IPC Terminal Petikemas, PT Rumah Sakit Pelabuhan, PT Multi Terminal Indonesia, PT Jasa Armada Indonesia, serta KSO TPK Koja.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi: Shanti Puruhita
Sekretaris Perusahaan
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). Telp : +6221 4301080
Email : [email protected] www.indonesiaport.co.id