• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG MATEMATIKA POKOK BAHASAN PERKALIAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA KELAS II SDN 02 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG MATEMATIKA POKOK BAHASAN PERKALIAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA KELAS II SDN 02 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 2011"

Copied!
207
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG

MATEMATIKA POKOK BAHASAN PERKALIAN MELALUI

METODE JARIMATIKA PADA SISWA KELAS II SDN 02

JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh :

LISTINA NURIS SYAMSIYAH K7107007

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG

MATEMATIKA POKOK BAHASAN PERKALIAN MELALUI

METODE JARIMATIKA PADA SISWA KELAS II SDN 02

JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh :

LISTINA NURIS SYAMSIYAH K7107007

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

Upaya Meningkatkan Keterampilan Berhitung Matematika Pokok Bahasan Perkalian melalui Metode Jarimatika pada Siswa Kelas II SDN 02 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.

Oleh :

Nama : Listina Nuris Syamsiyah

NIM : K7107007

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada Hari : Selasa

Tanggal : 29 Maret 2011

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Prof. Dr. St. Y. Slamet, M. Pd. NIP. 19461208 198203 1 001

Pembimbing II

(4)

commit to user PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

Upaya Meningkatkan Keterampilan Berhitung Matematika Pokok Bahasan Perkalian melalui Metode Jarimatika pada Siswa Kelas II SDN 02 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.

Oleh :

Nama : Listina Nuris Syamsiyah NIM : K7107007

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Selasa

Tanggal : 12 April 2011

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Kartono, M.Pd 1. …………..

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd 2. …………...

Anggota I : Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd 3. …………..

Anggota II : Dra. Siti Kamsiyati, M.Pd 4. ………

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP.19600727 198702 1 001

(5)

commit to user ABSTRAK

Listina Nuris Syamsiyah. K7107007. UPAYA MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERHITUNG MATEMATIKA POKOK BAHASAN PERKALIAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA KELAS II SDN 02 JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan keterampilan berhitung matematika dalam pokok bahasan perkalian di kelas II SDN 02 Jaten Karanganyar melalui Metode Jarimatika.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas II SDN 02 Jaten Karanganyar yang berjumlah 50 anak. Teknik pengumpulan data digunakan teknik observasi, tes, wawancara, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika melalui metode jarimatika dapat meningkatkan keterampilan berhitung siswa perkalian siswa kelas II SDN 02 Jaten Karanganyar. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 54,2 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 56%, siklus I nilai rata-rata kelas 73,97 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 76% dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 84,06 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 88%. Selain itu, Kegiatan guru dan siswa yang diamati pada lembar observasi juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil yang menyatakan bahwa kegiatan guru pada siklus I adalah 2,2 atau sedang dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 2,567 atau tinggi. Sedangkan skor kegiatan siswa pada siklus I adalah 3,367 atau cukup dan meningkat menjadi 4,267 atau tinggi. Berdasarkan wawancara dan penyebaran angket minat siswa yang telah dilakukan, Minat dari 50 siswa pada pembelajaran dengan metode jarimatika pada pokok bahasan perkalian 76% dinyatakan baik. Hal ini disimpulkan bahwa siswa berminat dan senang terhadap metode jarimatika. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan Metode Jarimatika dapat meningkatkan keterampilan berhitung pokok bahasan perkalian melalui metode jarimatika pada siswa kelas II SDN 02 Jaten tahun pelajaran 2010/2011.

(6)

commit to user ABSTRACT

Listina Nuris Syamsiyah. K7107007. EFFORT TO IMPROVE

MATHEMATICAL ACCOUNTING SKILL IN TOPIC

MULTIPLICATION TROUGH JARIMATIKA METHOD ON STUDENTS IN THE SECOND GRADE OF SDN 02 JATEN KARANGANYAR IN ACADEMIC YEAR 2010/2011, Script. Surakarta: Pedagogic and Education Science of Sebelas Maret University. 2011.

Purpose of this research is to increase mathematical accounting skill in the topic of multiplication in the class II of SDN (State Elementary School) 02 Jaten Karanganyar trough Jarimatika method.

The form of the research is classroom action research is conducted in 2 cycles. Every cycle consists of 4 stages, they are planning, observation action, implementation, and reflection. The subject is student of class II SDN 02 Jaten Karanganyar which is in amount 50 students. Data collecting techniques are observation, test, interview, and documentation technique. Data analysis technique in this research is two techniques. They are Comparative descriptive analysis technique and critical analysis technique .

Based on the result of the research, it can be concluded that Mathematic teaching trough Jarimatika method can increase mathematical accounting skill in the topic of multiplication in the 2nd grade of SDN (State Elementary School) 02 Jaten Karanganyar. It is proved that in initial condition before performing an action, average point of student is 54,2 with percentage classical successes is in amount of 56 %, in the first cycle class average point is 73.97 with percentage of classical successes 76 % and in the second cycle, the average point of class increase to 84.06 with percentage of classical successes amounting 88 %. n addition, the activities of teachers and students were observed in the observation sheet also has increased significantly. This can be proved by the results of which stated that the activities of teachers in the first cycle is 2.2 or under and on the second cycle increased to 2.567 or higher. While scores of students on the first cycle is 3.367 or adequate and increased to 4.267 or higher. Based on interviews and questionnaire interest in students who have already done, Interest of 50 students in the learning method on the subject of multiplication jarimatika 76% of otherwise good. It is concluded that the students interested and excited to jarimatika method. Thus, it can be concluded that mathematic teaching with using Jarimatika method can increase student`s accounting skill on the topic of multiplication in the second grade of SDN 02 Jaten Karanganyar in academic year 2010/2011.

(7)

commit to user MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan

( Q.S. Al-insyirah:6)

Lihatlah kegagalan bila hanya untuk dijadikan pedoman untuk tidak mengulangi

kegagalan itu.

( Yusuf Rizqi )

Mulailah suatu perubahan dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dari sekarang juga

( Aa Gym )

Rasa takut membuat kesalahan adalah kesalahan utama yang menjadikan banyak

orang menua tanpa memampu

( Mario Teguh )

Berterimakasihlah pada orang yang melukai hatimu, karena dia telah membuatmu kuat!

( Penulis)

(8)

commit to user PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring doa dan ungkapan syukur

Alhamdulillah, Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :

Alm. Ibunda Terkasih

Kasih sayangmu tak lekang oleh waktu dan Doamu selalu menuntunku

Ayah dan Ibunda Tercinta

Ayah menjadi teladan bagiku untuk menjadi seorang yang baik dan kuat

menghadapi tantangan dalam hidup ini, Ibu seorang motivator hidupku yang

menguatkan hati dan mentalku menghadapi hidup ini.

Kakakku Anang, Istiana, Mia, dan Budi serta keponakanku Faiz, Habib &Afan

Yang selalu memberikan dorongan, nasehat, menjadi inspirator, menjadi tempatku

bersandar dan selalu menghiburku dalam menjalani hidup sehingga membuatku

lebih kuat dan tegar.

Rizqi dan DSCku

Terima kasih selalu menemani dan tak jenuh memberikan semangat, dorongan

dan motivasi untukku serta selalu ada untukku dalam suka dan duka.

Keluarga Besar SDN 02 Jaten

Tempatku menimba ilmu untuk pengalaman profesiku

Almamaterku PGSD FKIP UNS Surakarta

Tempatku belajar mengenai pengalaman, pengetahuan dan kedewasaan

(9)

commit to user KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan Judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berhitung Matematika Pokok Bahasan Perkalian Melalui Metode Jarimatika Pada Siswa

Kelas II SDN 02 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011”ini diajukan

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari

berbagai pihak maka hambatan ini dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan

yang baik ini diucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. KRT. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Drs. H. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

5. Prof. Dr. St. Y. Slamet, M. Pd selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dra. Siti Kamsiyati, M. Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan

dorongan, semangat dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Drs. Trimo Atmojo selaku Kepala Sekolah SDN 02 Jaten Karanganyar

yang telah memberikan ijin penelitian.

8. Sulistyorini, A.Ma selaku guru kelas II yang telah memberikan bimbingan

dan dukungan.

(10)

commit to user

9. Sri Handayani,S.Pd selaku guru senior yang selalu memberikan motivasi,

bimbingan dan bantuan kepada penulis.

10.Keluarga besar SDN 02 Jaten Karanganyar yang banyak memberikan

bantuan dan dorongan.

11.Alm. Ibu Hartini yang selalu mendoakanku di tempat terindah.

12.Bapakku Samsul Anam dan ibuku Mu’alimah terima kasih atas doa, pengalaman hidup, nasehat dan pengorbanan yang tulus selama ini.

13.Kakak-kakakku Anang Heri Fakhrudi dan Istiana Nur Cahyani terima

kasih atas semangat dan doanya selama ini.

14. Untuk Pengisi Jiwaku, terima kasih atas segala doa, kasih sayang, semangat,

kesabaran dan kesetiaan selama ini.

15.Sahabatku DSC : Ari, Agustina, Rahayu dan Endry yang selalu ada dalam

duka dan sukaku.

16.Teman-teman SI PGSD Reguler angkatan 2007 kelas A: Anik, Ayu, Bekti,

Feni, Ratih, Ipeh, Nana, Neni, Robby, Anis Nur, Anis Ratna, Boby, Nofa,

Dewi, Widi, Wulan, Dina, Endah, Fajar , Erny, Yepe, Fitria, Fitri A,

Haidy, Icha, Iska, Jumanto, Irma, Nurman, Pangky, Sofi, Sahrin, Reni,

Salis terima kasih atas kebersamaannya selama ini

17.Almamaterku Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

18.Serta pihak-pihak terkait yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami.

Surakarta, April 2011

Penulis

(11)

commit to user DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN ABSTRAK ... iv

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

1. Hakikat Keterampilan Berhitung Perkalian.. ... 7

2. Hakikat Metode Jarimatika ... 18

B. Penelitian yang Relevan ... 27

C. Kerangka Berpikir ... 29

D. Hipotesis Tindakan ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Setting Penelitian ... 32

1. Tempat Penelitian ... 32

2. Waktu Penelitian ... .. 32

B. Subjek Penelitian ... 33

C. Data dan Sumber Data ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

E. Teknik Analisis Data ... 36

F. Validitas Data ... 36

G. Prosedur Penelitian ... 37

(12)

commit to user

H. Indikator Ketercapaian ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 43

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 43

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ... 45

1. Kondisi Pra Siklus ... 45

2. Deskripsi Siklus I... 48

3. Deskripsi Siklus II ... 60

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 74

D. Pembahasan Hasil Penelitian... 80

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 85

A. Simpulan... 85

B. Implikasi ... 85

C. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

LAMPIRAN ... 92

(13)

commit to user

Data Frekuensi Nilai Hasil Tes Perkalian Siswa kelas II pada Pra

Siklus……….

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas II dalam

pembelajaran perkalian dengan Metode Jarimatika pada Siklus I…

Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Perkalian pada Siklus I... Data Frekuensi Nilai Hasil Tes Keterampilan Berhitung Perkalian

Siswa kelas II pada Siklus I………...

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas II dalam

pembelajaran perkalian dengan metode jarimatika pada Siklus II…

Persentase hasil Penyebaran angket tanggapan siswa kelas II

mengenai metode jarimatika pada pokok bahasan perkalian………

Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Perkalian pada Siklus II... Data Frekuensi Nilai Hasil Keterampilan Berhitung Perkalian

Siswa kelas II pada Siklus II……….

Rata-rata nilai matematika Persentase Ketuntasan Klasikal Diatas

KKM, Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah Keterampilan Berhitung

Perkalian pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II………...

Hasil Peningkatan Kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran di

(14)

commit to user

Formulasi Perkalian Jarimatika 6-10 Menurut Septi Peni W……..

Formulasi Perkalian Jarimatika 6-10 Menurut Dwi S……….

Kerangka Berpikir………

Model siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Suharsimi

Arikunto………... Lokasi SDN 02 Jaten Tampak Depan……….

Grafik Nilai Hasil Keterampilan Berhitung Perkalian Siswa kelas

II pada Pra Siklus……….

Grafik Skor Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas II dalam pembelajaran perkalian dengan Metode Jarimatika pada

Siklus I………..

Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Matematika Pokok Bahasan Perkalian pada Siklus I... Grafik nilai hasil tes keterampilan berhitung perkalian siswa kelas

II pada Siklus I………..

Grafik Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas II dalam pembelajaran perkalian dengan metode jarimatika pada Siklus

II……….

Grafik Angket Persentase hasil Penyebaran Angket Tanggapan

siswa kelas II mengenai metode jarimatika dalam perkalian………

Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Matematika Pokok Bahasan Perkalian pada Siklus II... Grafik nilai hasil tes keterampilan berhitung perkalian siswa kelas

II pada Siklus II………

Grafik Perbandingan Rata-rata nilai matematika, Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah Keterampilan Berhitung Perkalian pada

Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II………...

Peningkatan Nilai rata-rata keterampilan berhitung perkalian matematika pada siswa kelas II sebelum tindakan, siklus I, dan

siklus II……….

Grafik Hasil Peningkatan Kegiatan guru dan siswa dalam

pembelajaran di kelas melalui Lembar Observasi………...

Peneliti melaksanakan ijin penelitian dan mengajukan proposal penelitian kepada Kepala Sekolah SDN 02 Jaten

Karanganyar………

Siswa belajar menghitung perkalian dengan jarimatika secara

berkelompok………..

Guru mengajarkan kepada siswa kelas II mengenai konsep jarimatika dalam operasi hitung perkalian dan siswa

menirukannya………

Guru meminta salah satu siswa maju ke depan kelas

memperagakan metode jarimatika………....

Guru membimbing siswa yang masih belum paham mengenai

(15)

commit to user

Guru menjelaskan perkalian dengan metode jarimatika dan siswa

wajib menirukan dengan benar……….

Siswa melakukan kegiatan yang menyenangkan secara

berkelompok yaitu memasang puzzle mengenai perkalian………..

Siswa yang berhasil melaksanakan tugas dengan cepat dan tepat

menerima hadiah atau reward dari guru ………..

Siswa belajar konsep perkalian dengan jarimatika dikaitkan

dengan media konkret “sedotan”………...

Siswa menerima penguatan / reward berupa tanda siswa berprestasi kepada siswa yang berani dan mampu menjawab

pertanyaan dari guru………..

Setiap siswa memperagakan jarimatika sebagai tes keterampilan

berhitung perkalian di depan kelas.………...

Siswa mengerjakan tes keterampilan berhitung dengan cepat dan

tepat dalam waktu yang telah ditentukan dengan jarimatika………

Siswa maju ke depan kelas memperagakan jarimatika dalam

materi pokok perkalian……….

Siswa bersama-sama melakukan kegiatan yang menyenangkan

yaitu menyanyikan lagu “yell jarimatika dan tepuk jarimatika”…..

Siswa bersama-sama melakukan kegiatan yang menyenangkan

yaitu menyanyikan lagu “yell jarimatika dan tepuk jarimatika”…...

Siswa bersama-sama melakukan kegiatan yang menyenangkan

yaitu menyanyikan lagu “yell jarimatika dan tepuk jarimatika”…...

Peneliti melaksanakan wawancara dengan Kepala Sekolah SDN

02 Jaten……….

Peneliti melaksanakan wawancara dengan Guru Kelas II mengenai

penggunaann metode jarimatika pada materi perkalian………

Peneliti melaksanakan wawancara dengan guru SDN 02 Jaten selaku teman sejawat mengenai pelaksanaan pembelajaran

perkalian matematika oleh guru kelas II………..

Peneliti membagikan angket kepada siswa mengenai kesan dan minatnya terhadap metode jarimatika………..

(16)

commit to user

Silabus Matematika Pokok Bahasan Perkalian Kelas II Siklus I…. Silabus Matematika Pokok Bahasan Perkalian Kelas II Siklus II...

Kisi-kisi Soal Tes Pokok Bahasan Perkalian………...

Soal Tes Keterampilan Berhitung pada Pra Siklus…………... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Tematik Siklus I……

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Tematik Siklus II…..

Daftar Nilai Hasil Tes Perkalian Siswa Kelas II pada Pra Siklus…

Daftar Nilai Hasil Tes Perkalian Siswa Kelas II Pada Pertemuan 3

Siklus I……….

Daftar Nilai Hasil Tes Perkalian Siswa Kelas II pada Siklus I…… Daftar Nilai Hasil Tes Perkalian Siswa Kelas II Pada Pertemuan 3

Siklus II……… Daftar Nilai Hasil Tes Perkalian Siswa Kelas II pada Siklus II…..

Lembar Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas II dalam pembelajaran perkalian dengan Metode Jarimatika pada Siklus I

Pertemuan 1……….

Lembar Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas II dalam pembelajaran perkalian dengan Metode Jarimatika pada Siklus I

Pertemuan 2………

Lembar Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas II dalam pembelajaran perkalian dengan Metode Jarimatika pada Siklus I

Pertemuan 3………

Lembar Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas II dalam pembelajaran perkalian dengan Metode Jarimatika pada Siklus II

Pertemuan 1……….

Lembar Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas II dalam pembelajaran perkalian dengan Metode Jarimatika pada Siklus II

Pertemuan 2……….

Lembar Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa kelas II dalam pembelajaran perkalian dengan Metode Jarimatika pada Siklus II

Pertemuan 3……….

Pedoman Observasi Aktivitas Siswa kelas II dalam pembelajaran

perkalian dengan Metode Jarimatika………

Lembar Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Perkalian pada Siklus I... Lembar Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Perkalian pada Siklus II... Pedoman Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Matematika Pokok Bahasan Perkalian………..

Rekapitulasi Hasil Penyebaran Angket Tanggapan Siswa tentang

metode Jarimatika………..

Pedoman penilaian Angket Tanggapan Siswa tentang metode

(17)

commit to user

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SDN 02 Jaten….

Hasil Wawancara dengan Guru Kelas II Sebelum menggunakan

Metode Jarimatika………..

Hasil Wawancara dengan Guru Kelas II Sesudah menggunakan

metode Jarimatika………..

Hasil Wawancara dengan Guru SDN 02 Jaten selaku teman

sejawat Guru Kelas II………

Pedoman Wawancara Untuk Guru Sebelum Menggunakan Jarimatika... Pedoman Wawancara Untuk Guru Setelah Menggunakan Jarimatika... Pedoman Wawancara Untuk Kepala Sekolah Mengenai Kondisi Sekolah... Pedoman Wawancara Untuk Guru Selaku Teman Sejawat Mengenai Kondisi Sekolah...

Lembar Tes Siswa Pada Siklus I……….. Lembar Tes Siswa Pada Siklus II………

Lembar Tes Siswa Pada Siklus II………

(18)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diajarkan pada setiap

jenjang pendidikan, dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan jenjang

pendidikan tinggi. Karena matematika mempunyai peran yang sangat penting

dalam kehidupan manusia. Selain itu, Matematika juga memiliki peranan yang

penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Melalui

matematika, diharapkan siswa memiliki pemikiran logis yang dipergunakan untuk

menyeleseikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai

dengan UU RI NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37

ayat 1 yang menyatakan bahwa “Bahan kajian matematika, antara lain, berhitung, ilmu ukur, dan aljabar dimaksudkan untuk mengembangkan logika dan

kemampuan siswa”. Sehingga apabila siswa sudah dewasa, ia mampu

menggunakan logika dalam kemampuan berhitung, ilmu ukur, dan aljabar dalam

kehidupan sehari-hari untuk menyeleseikan masalahnya.

Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa

ini tidak lepas dari perkembangan matematika. Untuk menguasai dan

mengembangkan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan Matematika

diperlukan penguasaan yang kuat sejak dini. Pendidikan Dasar merupakan

pondasi untuk pendidikan selanjutnya yaitu Pendidikan Menengah dan Pendidikan

Tinggi. Pembelajaran Matematika pada Pendidikan Dasar akan menjadi pedoman

untuk menguasai Pembelajaran matematika pada tingkat Pendidikan Menengah

dan Pendidikan Tinggi. Oleh karena itu, pembelajaran matematika pada

Pendidikan dasar terutama pada Sekolah Dasar, hendaknya dibuat semenarik

mungkin dan mudah dipahami siswa, sehingga membuat siswa sekolah dasar

merasa senang belajar matematika.

Pada kenyataannya, menurut sumber media Kompas tanggal 18 April 2008

dan Sumatera Express tanggal 17 Desember 2010, Sebagian besar orang yang

(19)

commit to user

mendengar kata matematika langsung bergidik. Sebagian lagi tiba-tiba merasa

lemas. Matematika kerap menjadi momok menakutkan bagi anak kecil hingga

orang dewasa. Namun, karena menjadi mata pelajaran utama di sekolah, orangtua

sering memaksa anaknya untuk belajar matematika. Maka dari itu, guru harus

berusaha mencari cara bagaimana agar siswa senang belajar berhitung

matematika.

Istilah Matematika sangat erat kaitannya dengan berhitung. Menurut Moris

Kline dalam Munawir Yusuf (2003:127), “Ada orang yang beranggapan

berhitung sama dengan matematika. Karena hampir semua cabang matematika

yang berjumlah delapan puluh cabang besar selalu ada berhitung. Maka dari itu,

apabila seseorang hendak belajar mengenai matematika, maka ia diharapkan

memiliki keterampilan berhitung”.

Operasi berhitung pada mata pelajaran matematika meliputi penjumlahan,

pengurangan, perkalian dan pembagian. Hal ini sesuai dalam Ensiklopedia

Matematika (1998:232), “Ada 4 operasi dasar bilangan cacah yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian”.

Dari keempat operasi hitung tersebut, keterampilan berhitung yang

memerlukan pemikiran lebih adalah perkalian. Karena perkalian dianggap sebagai

pokok bahasan yang menggunakan metode menghafal dan menyulitkan siswa. Hal

ini, sesuai dengan pernyataan yang tertera pada

http://organisasi.org/perkalian_matematika_tingkat_sekolah_dasar_sd_menyelesai

kan_kali_mengali_matematis_cepat_dengan_sistem_hapalan_hafalan diakses

tanggal 8 Januari 2011 yang menyatakan bahwa pada umumnya siswa sekolah

dasar diwajibkan untuk menghafal perkalian kali-kalian dari 1 hingga 10. Hal itu

sangat berguna untuk memperkuat kecepatan dalam menyelesaikan masalah

perhitungan perkalian dari yang mudah hingga yang sulit. Perkalian dasar

haruslah diingat di luar kepala karena perkalian dasar akan selalu digunakan

hingga pendidikan di perguruan tinggi.

Sebenarnya, matematika itu bukan ilmu menghafal, namun matematika itu

berkaitan mengenai pemahaman konsep. Hal ini sesuai dengan

(20)

commit to user

Januari 2011 yang menyatakan bahwa matematika itu yang terpenting adalah

pemahaman konsep. Melalui pemahaman konsep, kita akan mampu melakukan

analisis (penalaran) terhadap permasalahan (soal) untuk kemudian

mentransformasikan ke dalam model dan bentuk persamaan matematika.

Berdasarkan silabus KTSP SD 2008, Perkalian dengan hasil bilangan dua

angka merupakan kompetensi dasar yang pertama kali diajarkan kepada siswa

kelas II SD. Konsep perkalian ditanamkan sebagai penjumlahan berulang,

sehingga kemampuan dasar berhitung perkalian dua bilangan seharusnya sudah

dikuasai oleh siswa kelas II, semester 2, karena penguasaan materi perkalian ini

merupakan bekal prasyarat untuk mempelajari materi berhitung selanjutnya.

Siswa yang telah menguasai kemampuan melakukan operasi perkalian dua

bilangan, lebih dapat melakukan operasi-operasi hitung lainnya, di antaranya

operasi perkalian tiga bilangan, operasi hitung pembagian operasi hitung

campuran dan soal cerita.

Menurut pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti di SDN 02 Jaten

pada saat melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) pada semester VII,

siswa kelas II pada semester 1 belum bisa menyelesaikan soal perkalian dengan

jawaban yang tepat dan cepat. Siswa masih bingung dan membutuhkan waktu

yang lama dalam menyeleseikan soal perkalian. Misalnya, saat siswa diberi

pertanyaan oleh guru mengenai soal 6 x 8 =...., siswa memerlukan waktu yang

lama untuk menghitung operasi perkalian tersebut. Banyak siswa yang

menghitung dengan penjumlahan berulang, namun ada juga yang menjawab

pertanyaan dengan mengguanakan ingatan atau hafalannya. Sehingga pada saat

diberi pertanyaan siswa tidak menjawab pertanyaan dan mengatakan ”lupa”.

Setelah melakukan pengamatan tersebut, peneliti mengajukan pertanyaan kepada

guru kelas II SD Negeri 02 Jaten mengenai metode pembelajaran perkalian.

Hasilnya menyatakan bahwa dalam pembelajaran perkalian kelas II, guru

menggunakan metode menghafal yang dilakukan setiap pagi di kelas. Bahkan

jawaban yang diberikanpun kurang tepat. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

masih menggunakan konsep menghafal. Dan apabila siswa tidak hafal, maka

(21)

commit to user

matematika perkalian tersebut. Selain itu, nilai rata-rata hasil tes perkalian

tersebut nilainya berada dibawah KKM ( KKM ≥ 60 ) yaitu 54,2. Maka dari itu, hendaknya guru menggunakan suatu pembelajaran yang menyenangkan dan tidak

membebani memori otak siswa dengan mengahafal sehingga siswa bisa

menguasai pokok bahasan perkalian dengan baik.

Berdasarkan dari masalah mengenai uraian tersebut diatas, peneliti tertarik

untuk menerapkan suatu cara belajar yang mudah dan menyenangkan serta

variatif pada siswa kelas II. Salah satu cara adalah dengan menggunakan

jarimatika dalam menyelesaikan perkalian. Karena perkalian merupakan salah

satu operasi berhitung dimana siswa sering menggunakan metode menghafal.

Maka dari itu, peneliti mencoba menyarankan untuk menggunakan cara yang

tidak memberatkan memori otak, yaitu dengan menggunakan jarimatika.

Jarimatika merupakan salah satu metode yang menarik untuk pembelajaran

matematika di SD kelas rendah khususnya dalam keterampilan berhitung.

Jarimatika adalah salah satu jawaban dari masalah yang dihadapi guru dalam

mengajarkan perkalian sampai dengan hasil dua angka pada siswa kelas II. Dalam

http://jarimatika.com/index.php?option=com_content&task=view&id=19&Itemid

=3 diakses 8 Januari 2011 menyatakan bahwa jarimatika menggunakan jari

tangan sebagai media untuk berhitung. Metode ini ditemukan oleh Septi Peni

Wulandani. Meski hanya menggunakan jari tangan, tapi dengan metode jarimatika

siswa mampu melakukan operasi bilangan KaBaTaKu (Kali Bagi Tambah

Kurang) sampai dengan ribuan atau mungkin lebih. Menurut Septi Peni

Wulandari, metode ini sangat mudah diterima siswa. Mempelajarinya pun sangat

mengasyikkan, karena jarimatika tidak membebani memori otak dan “alat”nya selalu tersedia. Bahkan saat ujian siswa tidak perlu khawatir “alat”nya akan disita atau ketinggalan karena alatnya adalah jari tangan siswa sendiri.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

tentang pengajaran menggunakan metode jarimatika, pada pengajaran matematika

pokok bahasan "Perkalian Bilangan Cacah sampai dengan hasil dua angka",

(22)

commit to user

Bahasan Perkalian Melalui Metode Jarimatika pada Siswa Kelas II SDN 02 Jaten

Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah pokok

yang akan diteliti dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Apakah

penggunaan jarimatika dapat meningkatkan keterampilan berhitung pokok

bahasan perkalian pada siswa kelas II SDN 02 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran

2010/2011?”.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berhitung pokok

bahasan perkalian melalui penggunaan metode jarimatika pada siswa kelas II

SDN 02 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan atau manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi para akademisi, dapat digunakan sebagai referensi atau bahan kajian

dalam menambah ilmu pengetahuan dibidang pendidikan terutama untuk

pembelajaran matematika SD pokok bahasan perkalian.

b. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan

pengetahuan tentang peningkatan keterampilan berhitung pada siswa kelas

II SD melalui penggunaan metode jarimatika yang belum dikaji dalam

penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Dapat digunakan sebagai bahan masukan, untuk meningkatkan

keterampilan berhitung perkalian pada mata pelajaran matematika melalui

(23)

commit to user

b. Bagi guru

Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan

keterampilan berhitung dalam mata pelajaran matematika pada siswa SD

dan menciptakan pembelajaran yang kreatif, mudah dan menyenangkan

pada pokok bahasan perkalian.

c. Bagi sekolah

Dapat digunakan sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan

keterampilan berhitung siswa khususnya pada mata pelajaran matematika,

yaitu dengan cara pihak sekolah mengambil kebijakan yang dapat

mendukung terciptanya proses belajar matematika yang mudah, efektif dan

(24)

commit to user BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Keterampilan Berhitung Perkalian dalam Matematika

a. Pengertian Matematika

Dalam Ensiklopedia Indonesia (2005: 251), Istilah Matematika berasal

dari bahasa Yunani “Mathematikos” secara ilmu pasti, atau “Mathesis” yang

berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak

ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan yang

ditarik dari kaidah – kaidah tertentu melalui deduksi.

Menurut Zamzaili dalam Parwoto (2007 : 175), “Matematika adalah ilmu yang mempelajari konsep bilangan dan ruang. Perkembangan

matematika sejak abad Sembilan belas sasarannya ditujukan pada hubungan,

pola, bentuk, dan struktur”. Hubungan yang ada dalam matematika memang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari seperti hubungan kesamaan,

lebih besar dan lebih kecil.

Menurut Johnson dan Myklebust dalam Mulyono Abdurrahman

(2003:252), Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya

untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan ,

sedangkan fungsi teoretisnya adalah untuk memudahkan berfikir. Menurut

Johnson dan Myklebust dalam Mulyono Abdurrahman (2003:252),

Matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa

universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan

mengkomunikasikan ide mengenahi elemen dan kuantitas.

Menurut Johnson dan Rising dalam Ruseffendi (1992:28),

“Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logik”.

Berdasarkan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari

tentang bilangan dan ruang serta ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif,

dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi

(25)

commit to user

atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah – kaidah tertentu melalui deduksi dan membentuk pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang

logic serta memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan

mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.

b. Pengertian Keterampilan Berhitung

Keterampilan berhitung dalam matematika terdiri dari dua kata,

yaitu keterampilan dan berhitung.

Menurut Munawir Yusuf (2003:129), “Keterampilan merupakan

kemampuan melakukan komputasi dan mengaplikasikan konsep yang

telah dipahami dalam waktu yang relatif singkat, dengan cara dan hasil

yang benar”.

Menurut Yusef J.Hilmi dalam http://yusefhilmi.com/2009/03/16/13/

yang diakses pada tanggal 9 Januari 2011, “Keterampilan adalah sebuah hasil dari proses memberi asupan pada tindakan kita melalui kegiatan yang

disebut berlatih”.

Menurut Mulyono Abdurrahman (2003:254), ”Keterampilan

menunjuk pada sesuatu yang dilakukan oleh seseorang”.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan

adalah kemampuan yang dilakukan seseorang untuk mengaplikasikan

konsep yang telah dipahami dalam waktu yang singkat dengan cara dan

hasil yang benar melalui kegiatan berlatih

Sedangkan definisi kata berhitung Menurut Munawir Yusuf

(2003:127), “Berhitung adalah salah satu cabang matematika. Ilmu hitung adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara

berbagai proyek, kejadian dan waktu”.

Menurut pendapat Stephanus Ivan Goenawan dalam situs

http://sigmetris.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=55

diakses tanggal 9 Januari 2011, “Berhitung merupakan ilmu dasar dan pintu gerbang dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang lain”.

Tatang Herman pada situs

(26)

commit to user

0-%20TATANG%20HERMAN/Artikel/Artikel19.pdf diakses tanggal 25

Januari 2011, menyatakan bahwa. “aritmetika adalah bagian dari

matematika yang mempelajari bilangan, termasuk di dalamnya berhitung

(komputasi) yang meliputi penjumlahan,pengurangan perkalian dan

pembagian”.

Menurut Dali S. Naga dalam Mulyono Abdurrahman ( 2003:253),

“Aritmetika atau berhitung adalah cabang matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata dengan

perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan,

perkalian dan pembagian”. Secara singkat aritmetika atau berhitung adalah pengetahuan tentang bilangan.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa berhitung adalah

salah satu cabang matematika yang berkenaan dengan sifat

hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan dasar mengenai

bilangan yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan

pembagian dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang lain.

Dari keseluruhan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan berhitung merupakan suatu kemampuan untuk

mengaplikasikan sebagian konsep matematika yang meliputi penjumlahan,

pengurangan, perkalian dan pembagian, sebagai dasar dalam mempelajari

ilmu pengetahuan yang lain dalam waktu yang singkat dengan cara dan hasil

yang benar melalui kegiatan berlatih.

Sesuai dengan definisi diatas, Keterampilan berhitung merupakan

suatu bagian dari matematika yang meliputi penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian. Dari keempat operasi hitungan tersebut, peneliti

melakukan penelitian mengenai operasi hitung perkalian bilangan.

c. Teori Belajar Matematika Dienes

Pada teori belajar Dienes, ditekankan pembentukan konsep-konsep

melalui permainan yang mengarah pada pembentukan konsep yang abstrak.

(27)

commit to user

metode jarimatika ini dimana pembelajaran dibuat secara mudah dan

menyenangkan melalui dongeng ataupun permainan.

Menurut Dienes dalam Nyimas Aisyah dkk.( 2007: 2-8), permainan

matematika sangat penting sebab operasi matematika dalam permainan

tersebut menunjukkan aturan secara kongkret dan lebih membimbing dan

menajamkan pengertian matematika pada anak didik. Dienes membagi

tahap-tahap belajar menjadi tahap berikut ini:

1) Permainan Bebas ( Free Play)

Dalam setiap tahap belajar, tahap yang paling awal dari

pengembangan konsep yang bermula dari permainan bebas. Permainan

bebas merupakan tahap belajar konsep yang aktivitasnya tidak

berstruktur dan tidak diarahkan. Anak didik diberi kesempatan

mengatur benda. Selama permainan, pengetahuan anak muncul. Dalam

tahap ini anak mulai membentuk struktur mental dan struktur sikap

dalam mempersiapkan diri untuk memahami konsep yang sedang

dipelajari.

2) Permainan yang Menggunakan Aturan ( Games)

Dalam permainan yang disertai aturan siswa sudah mulai meneliti

pola-pola dan keteraturan yang terdapat dalam konsep tertentu.

Keteraturan ini mungkin terdapat dalam konsep tertentu tapi tidak

terdapat dalam konsep yang lainnya. Anak yang telah memahami

aturan-aturan tadi. Jelaslah, dengan melalui permainan siswa diajak

untuk mulai mengenal dan memikirkan bagaimana struktur matematika

itu. Makin banyak bentuk-bentuk berlainan yang diberikan dalam

konsep tertentu, akan semakin jelas konsep yang dipahami siswa,

karena akan memperoleh hal-hal yang bersifat logis dan matematis

dalam konsep yang dipelajari itu.

3) Permainan Kesamaan Sifat ( Searching for communalities)

Dalam mencari keasamaan sifat siswa mulai diarahkan dalam

kegiatan menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang

(28)

commit to user

guru perlu mengarahkan mereka dengan mentranslasikan kesamaan

struktur dari bentuk permainan lain. Translasi ini tentu tidak boleh

mengubah sifat-sifat abstrak yang ada dalam permainan semula.

4) Permainan Representasi ( Representation )

Representasi adalah tahap pengambilan sifat dari beberapa situasi

yang sejenis. Para siswa menentukan representasi dari konsep-konsep

tertentu. Setelah mereka berhasil menyimpulkan kesamaan sifat yang

terdapat dalam situasi-situasi yang dihadapinya itu. Representasi yang

diperoleh ini bersifat abstrak, Dengan demikian telah mengarah pada

pengertian struktur matematika yang sifatnya abstrak yang terdapat

dalam konsep yang sedang dipelajari.

5) Permainan dengan Simbolisasi ( Symbolization)

Simbolisasi termasuk tahap belajar konsep yang membutuhkan

kemampuan merumuskan representasi dari setiap konsep-konsep

dengan menggunakan simbol matematika atau melalui perumusan

verbal.

6) Permainan dengan Formalisasi ( Formalization )

Formalisasi merupakan tahap belajar konsep yang terakhir. Dalam

tahap ini para siswa dituntut untuk mengurutkan sifat-sifat konsep dan

kemudian merumuskan sifat-sifat baru konsep tersebut, sebagai contoh

siswa yang telah mengenal dasar-dasar dalam struktur matematika

seperti aksioma, harus mampu merumuskan teorema dalam arti

membuktikan teorema tersebut. Contohnya, anak didik telah mengenal

dasar-dasar dalam struktur matematika seperti aksioma, harus mampu

merumuskan suatu teorema berdasarkan teorema dalam arti

membuktikan teorema tersebut. Karso dalam Nyimas Aisyah

(2007:2-11) menyatakan bahwa pada tahap formalisasi anak tidak hanya mampu

merumuskan teorema serta membuktikannya secara deduktif, tetapi

mereka sudah mempunyai pengetahuan tentang system yang berlaku

dari pemahaman konsep-konsep yang terlibat satu sama lainnya.

(29)

commit to user

tertutup, komutatif, asosiatif, adanya elemen identitas, dan mempunyai

elemen invers, membentuk sebuah sistem matematika.

Berhubungan dengan tahap belajar, suatu anak didik diharapkan

pada permainan yang terkontrol dengan berbagai sajian. Kegiatan ini

menggunakan kesempatan untuk membantu anak didik untuk

mendiskusikan temuan-temuannya. Langkah selanjutnya, Mernurut

Dienes adalah memotivasi siswa untuk mengabstraksikan pelajaran

tanda materialkongkret dengan gambar yang sederhana, grafik, peta dan

akhirnya memadukan simbol-simbol dengan konsep tersebut.

d. Prinsip Pengajaran Berhitung

Menurut Munawir Yusuf (2003:153), ada tujuh prinsip pengajaran

berhitung yang perlu diperhatikan oleh guru adalah sebagai berikut :

1) Menyiapkan Anak untuk Belajar Berhitung

2) Mengembangkan dari Konkret ke Abstrak

3) Memberikan kesempatan berlatih dan mengulang

4) Generalisasi ke Situasi Baru

5) Bertolak dari kekuatan dan Kelemahan Anak

6) Membangun Dasar yang kokoh tentang konsep dan keterampilan

berhitung

7) Penggunaan Kalkulator

Adapun penjelasan masing-masing prinsip adalah sebagai berikut :

1) Menyiapkan Anak untuk Belajar Berhitung

Glen Domman dalam Munawir Yusuf (2003:153) menyaranka agar

penyiapan belajar berhitung dimulai sejak anak masih kecil. Penyiapan

belajar berhitung merupakan kegiatan belajar yang tujuannya

memberikan landasan yang kokoh bagi anak dalam belajar berhitung.

Berbagai bentuk kegiatan belajar tersebut sebagian besar merupakan

kegiatan belajar prasangka terutama tentang berbagai konsep dasar yang

bermanfaat bagi anak untuk belajar berhitung selanjutnya.

Penyiapan belajar berhitung hendaknya dilakukan dalam

(30)

commit to user

Berbagai jenis nyanyian seperti : Satu-Satu Aku Sayang Ibu, Dua mata

saya, dan Anak Ayam Turun Sepuluh dapat menjadi wahana bagi

penyiapan belajar berhitung yang sangat baik. Meminta anak membelah

apel, menghitung tamu yang hadir, menghitung kaki meja dan

sebagainya juga merupakan kegiatan penyiapan belajar berhitung yang

sangat berharga.

2) Mengembangkan dari Konkret ke Abstrak

Anak dapat memahami berbagai konsep dengan baik jika pengajar

memberi pengalaman kepada anak tentang konsep yang dipelajari mulai

dari bentuk yang konkret, semikonkret dan abstrak. Guru hendaknya

merancang kegiatan pembelajaran berdasarkan ketiga tahapan tersebut.

Pada tahapan konkret, anak diminta melihat, meraba, memindahkan atau

mengumpulkan benda-benda. Dengan menanyakan jumlah benda yang

dikumpulkan, anak akan mengenal konsep jumlah. Pada tahap semi

konkret benda aslinya dapat diganti dengan gambar yang sama dengan

bentuk aslinya dan kemudian gambar yang hanya menunjukkan lambing

benda seperti garis-garis untuk menunjukkan jumlah orang atau

bendayang dikumpulkan. Gambar-gambar tersebut pada dasarnya

merupakan jembatan untuk memahami konsep angka yang abstrak

seperti : ///// + /// = ////////. Setelah anak memahami gambar sebagai wakil

dari suatu idea maka pengajaran tentang kalimat matematikayang

bersifat abstrak seperti 6 + 2 = ….. dapat dilakukan.

3) Memberikan kesempatan berlatih dan mengulang

Orang yang memiliki pengetahuan belum tentu mampu

mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari secara

baik. Agar pengetahuan menjadi keterampilan diperlukan waktu yang

cukup untuk berlatih dan mengulang. Jika anak dituntut untuk mampu

mengaplikasikan berbagai konsep secara otomatis. Terutama dalam

kaitannya dengan menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi,

(31)

commit to user

untuk melakukan latihan dan ulangan, dan guru hendaknya

menggunakan metode yang bervariasi.

4) Generalisasi ke Situasi Baru

Anak hendaknya memperoleh kesempatan yang cukup untuk

mengeneralisasikan keterampilannya ke dalam situasi yang baru atau

situasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh anak dapat menggunakan

keterampilan menjumlah, mengurangi, mengalikan dan membagi dalam

menyeleseikan berbagai soal cerita baik yang dibuat oleh guru mmaupun

oleh anak sendiri. Tujuannya adalah anak dapat memperolaeh

keterampilan dalam mengenal dan mengaplikasikan jenis operasi hitung

dalam situasi yang berbeda-beda.

5) Bertolak dari kekuatan dan kelemahan anak

Sebelum membuat keputusan tentang metode pengajaran yang

akan digunakan, guru hendaknya memahami berbagai kekuatan dan

kelemahan anak. Kekuatan dan kelemahan mencakup penguasaan anak

dalam berhitung dan berbagai jenis operasi hitung

6) Membangun dasar yang kokoh tentang konsep dan keterampilan

berhitung

Belajar berhitung hendaknya mempunyai dasar yang kokoh tentang

konsep dan keterampilan. Ada berbagai prinsip yang perlu diperhatikan

oleh guru agar anak memiliki dasar yang kokoh. Berbagai prinsip

tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

a) Pengajaran berhitung didasarkan pada penanaman pengertian

sebelum pembinaan keterampilan dilaksanakan. Dengan demikian,

tidak akan terjadi anak mengahafal tanpa pemahaman.

b) Diberikan kesempatan yang cukup kepada anak untuk melakukan

generalisasi dan aplikas berbagai konsep dan keterampilan berhitung

ke dalam segala hal yang dipelajari anak.

c) Berhitung diajarkan secara koheren, yang mengaitkan antara topic

(32)

commit to user

d) Menggunakan program pengajaran yang sistematis yang

memungkinkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari dapat

dikuasai anak secara baik. Pada pelaksanaan program ini konsep

ditanamkan sesuai dengan kemampuan pemahaman anak, diikuti

dengan pembinaan keterampilan dan dilatih menerapkan konsep

keterampilan yang telah dipelajari tersebut untuk memecahkan

masalah.

7) Penggunaan Kalkulator

Kalkulator dapat digunakan setelah anak memiliki keterampilan

berhitung atau kalkulasi. Dengan demikian, pengguanaan kalkulator

bukan untuk menanamkan penalaran atau konsep berhitung. Dengan

menggunakan kalkulator anak dapat terbebas dari kendala kalkulasi dan

dapat memusatkan perhatian dalam memahami konsep berhitung.

Murahnya kalkulator dan kemudahan memperoleh kalkulator dapat

digunakan untuk menyeleseikan operasi hitung yang kompleks dan dapat

digunakan untuk latihan atau memeriksa ulang pekerjaan sendiri.

e. Perkalian Bilangan

Menurut ST. Negoro dan B. Harahap (2003:275), Perkalian

didefinisikan sebagai berikut “jika a dan b bilangan-bilangan cacah, maka a × b adalah penjumlahan berulang yang mempunyai a suku dan tiap suku

sama dengan b yaitu b+b+b…. sejumlah a”. Oleh karena itu, jika siswa

tidak dapat melakukan operasi perkalian, ia dapat melakukannya dengan

penjumlahan.

Menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 278), “Perkalian pada

hakikatnya merupakan cara singkat dari penjumlahan”. Menurut Roy Hollands (1984:114), “Perkalian merupakan suatu peristiwa pengulangan dari penjumlahan. Perkalian adalah suatu operasi duaan atau operasi pada

dua unsure”.

Berdasarkan http://mathworld.wolfram.com/Multiplication.html

(33)

commit to user

In simple algebra, multiplication is the process of calculating the

result when a number is taken times. The result of a multiplication is

called the product of and , and each of the numbers and is called a

factor of the product . Multiplication is denoted , , , or

simply . The symbol is known as the multiplication sign. Normal

multiplication is associative, commutative, and distributive

Dalam aljabar sederhana, perkalian adalah proses perhitungan

hasilnya bila nomor diambil kali. Hasil perkalian ini disebut sebagai

hasil dari dan , Dan masing-masing nomor dan disebut faktor dari

produk . . Perkalian dinotasikan , , , , , Atau hanya .

.Simbol ( ) dikenal sebagai tanda perkalian. Perkalian normal adalah

asosiatif , komutatif , dan distributif

Berdasarkan http://en.wikipedia.org/wiki/Multiplication diakses

tanggal 10 Januari 2011 : Multiplication (symbol "×") is the mathematical operation of scaling one number by another. It is one of the four basic

operations in elementary arithmetic (the others being addition, subtraction

and division). Because the result of scaling by whole numbers can be

thought of as consisting of some number of copies of the original,

whole-number products greater than 1 can be computed by repeated addition; for

example, 3 multiplied by 4 (often said as "3 times 4") can be calculated by

adding 3 copies of 4 together: 3 x 4 = 4 + 4 + 4 = 12. Here 3 and 4 are the

"factors" and 12 is the "product.

Perkalian (simbol "×") adalah operasi matematika dari skala nomor satu oleh yang lain. Ini adalah salah satu dari empat operasi dasar aritmatika

dasar (yang lainnya adalah penambahan , pengurangan dan pembagian ).

Karena hasil skala oleh bilangan cacah bisa dianggap sebagai terdiri dari

beberapa jumlah salinan dari seluruh nomor asli, lebih besar dari 1 dapat

dihitung dengan penambahan berulang, misalnya, 3 dikalikan dengan 4

(sering disebut sebagai "3 kali 4 ") dapat dihitung dengan menambahkan 3

salinan dari 4 bersama: 3 x 4 = 4 + 4 +4 = 12. 3 dan 4 adalah "faktor" dan

(34)

commit to user

Robert, Reys Marilyn, Suydam Mary M, Lindquis and Nancy L.

Smith (1998 : 161) mengatakan bahwa “Multiplication is frequently viewed as a special case of addition in which all the depends are of equal size”.

Perkalian sering dipandang sebagai kasus khusus dari penambahan di mana

semua tergantung adalah dengan ukuran ( bilangan) yang sama.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

Perkalian adalah salah satu operasi berhitung dalam aritmatika dasar

matematika yang merupakan penjumlahan bilangan berulang yang

mempunyai a suku dan tiap suku sama dengan b yaitu b+b+b…. sejumlah a

sehingga dinyatakan dalam a × b.

Menurut Tatang Herman ( 2007:127), “Bilangan merupakan suatu

abstraksi, yaitu konsepsi atau buah pikiran manusia yang ada di dalam pikiran manusia itu sendiri, atau dapat dikatakan bahwa bilangan itu salah satu unsure yang tidak dapat didefinisikan karena tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, sesuatu yang berhubungan dengan jumlah / nilai banyak.

Jadi, Perkalian bilangan adalah suatu penjumlahan berulang pada

nilai banyak yang apabila a dan b merupakan bilangan dan mempunyai a

suku dan tiap suku sama dengan b yaitu b+b+b…. sejumlah a sehingga

dinyatakan dalam a x b.

f. Perkalian Bilangan di SD kelas II

Menurut Silabus KTSP tahun 2008 matematika kelas II SD,

kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa adalah perkalian

bilangan hingga hasil dua angka. Konsep perkalian ditanamkan sebagai

penjumlahan berulang, sehingga kemampuan dasar berhitung perkalian dua

bilangan 1-10 seharusnya sudah dikuasai oleh siswa kelas II, semester 2,

karena penguasan materi perkalian ini merupakan bekal prasyarat untuk

mempelajari materi berhitung selanjutnya. Siswa yang telah menguasai

kemampuan menghitung perkalian dua bilangan 1-10, lebih dapat

melakukan operasi-operasi hitung yang lainnya. Namun, pada tingkat dasar

sebelum siswa juga harus menguasai sifat-sifat perkalian pada operasi

perkalian. Sifat-sifat operasi perkalian bilangan cacah menurut Purwoto dan

(35)

commit to user

1) Sifat tertutup artinya jika a dan b keduanya bilangan cacah maka hasil

dari a × b juga bilangan cacah.

2) Sifat pertukaran ( komutatif )

Hasil operasi a × b adalah b × a, hal ini berarti bahwa hasil perkalian 2 x

5 seharga atau sama dengan hasil perkalian 5 x 2.

3) Sifat pengelompokan ( asosiatif)

Pada operasi perkalian bilangan cacah berlaku ( a× b) × c = a × ( b × c)

4) Sifat bilangan 1 / unsure identitas

Angka 1 sebagai bilangan identitas yaitu 1 × a = a × 1

5) Sifat penyebaran ( distributif )

Pada operasi perkalian bilangan cacah berlaku penyebaran kiri maupun

kanan pada penjumlahan atau pengurangan.

Penyebaran kiri perkalian terhadap penjumlahan :

a ×( b + c ) = ( a × b ) + ( a × c )

Penyebaran kanan perkalian terhadap penjumlahan :

( b + c ) × a = ( b × a ) + ( c × a )

2. Hakikat Metode Jarimatika

a. Pengertian Metode

Menurut Lisnawaty Simanjuntak, dkk (1992: 80), Metode merupakan

cara pendekatan yang akan dilakukan sehingga sasaran yang diharapkan

dapat tercapai atau terlaksana dengan baik.

Menurut Linda Puspita (2-27), metode adalah rencana penyajian

bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan

pendekatan tertentu.

Pada situs

http://umum.kompasiana.com/2009/06/08/macam-macam-metode-pembelajaran/ diakses tanggal 24 Januari 2011, Wijaya Kusumah

menyatakan bahwa metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

(36)

commit to user

Menurut Septi Peni Wulandani (2008 : 2), Jarimatika adalah cara

berhitung (operasi Kali-Bagi-Tambah-Kurang) dengan menggunakan

jari-jari tangan”. Jarimatika adalah sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan berhitung dasar kepada anak-anak menurut kaidah : Dimulai

dengan memahamkan secara benar terlebih dahulu tentang konsep

bilangan, lambang bilangan, dan operasi hitung dasar, kemudian

mengajarkan cara berhitung dengan jari-jari tangan. Prosesnya diawali,

dilakukan dan diakhiri dengan gembira.

Menurut Dwi Sunar Prasetyono (2009 : 28), “Jarimatika adalah suatu cara menghitung matematika dengan menggunakan alat bantu jari”.

Menurut Ar. Suku Radja (2010:66), “Metode berhitung dengan jari disebut dengan Jaritmatika, karena Jaritmatika berasal dari kata

Aritmatika”.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode jarimatika adalah suatu cara

sederhana yang menyenangkan untuk menghitung matematika, dalam hal

aritmatika yaitu perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan

dengan menggunakan alat bantu jari tangan.

c. Penerapan Jarimatika pada Perkalian

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai penggunaan

jarimatika dalam operasi hitung perkalian.

Berikut ini merupakan contoh penerapan jarimatika pada pokok bahasan

perkalian ;

(1). Menurut Septi Peni Wulandani (2008 :11), Konsep jarimatika dalam

perkalian adalah sebagai berikut :

(37)

commit to user

Gambar 1 : Formulasi Perkalian Jarimatika 6-10 Menurut Septi Peni

W.

Rumus : ( T1 + T2 ) + ( B1 × B2 )

Keterangan : T1 = Jumlah jari kanan yang tertutup

T2 = Jumlah jari kiri yang tertutup

B1= Jumlah jari kanan yang terbuka

B2= Jumlah jari kiri yang terbuka

Contoh : 7 x 9 = ………

Jawaban :

Cara = ( T1 + T2 ) + ( B1 × B2 ) = ( 20+40 ) + ( 3 x 1 ) = 60 + 3 = 63

(2) Menurut Dwi Sunar Prasetyono (2009:50), Konsep jarimatika dalam

perkalian adalah sebagai berikut :

(38)

commit to user

Kedua formasi jari perkalian menurut Septi Peni Wulandani (2008

:11) dan Dwi Sunar Prasetyono (2009:50) tersebut tujuannya adalah sama,

yaitu memudahkan siswa dalam menghitung dengan jarimatika. Yang

berbeda hanyalah konsep awal mengenai penggunaan jari dalam

menghitung operasi perkalian. Dalam penelitian ini, peneliti akan

menggunakan formasi perkalian menurut Septi Peni Wulandani.

d. Sejarah Jarimatika

Dari http://www.jarimatika.com yang diakses pada tanggal 20

November 2010, Sejarah jarimatika berawal dari kepedulian seorang ibu

terhadap materi pendidikan anak-anaknya. Banyak metode dipelajari, tetapi

semuanya memakai alat bantu dan kadang membebani memori otaknya.

Setelah itu dia mulai tertarik dengan jari sebagai alat bantu yang tidak perlu

dibeli, dibawa kemana-mana dan ternyata juga mudah dan menyenangkan.

Anak-anak menguasai metode ini dengan menyenangkan dan menguasai

keterampilan berhitung.

Akhirnya penelitian dari hari ke hari untuk mengotak-atik jari hingga

ke perkalian dan pembagian, serta mencari uniknya berhitung dengan

keajaiban jari lalu dinamakan “Jarimatika”.Penerapan pada anak dimulai pada usia 3 tahun untuk pengenalan konsep sampai usia 12 tahun.

Jarimatika ini ada 4 level, masing-masing ditempuh 3 bulan. Setelah selesai

lulusan Jarimatika akan masuk ke “Fun Mathematic Club” yang akan mengupas matematika secara mudah dan menyenangkan, sesuai materi di

sekolahnya.

Proses ini mungkin dapat membantu anak menghilangkan fobia

terhadap Matematika. Sebagaimana diketahui Matematika masih menjadi

momok bagi sebagian besar anak (dan juga orang tua). Maka Ibu Septi Peni

Wulandari belajar untuk menjadikannya mudah dan menyenangkan (yang

kemudian menjadi motto Jarimatika)

Sebenarnya jarimatika adalah kreatifitas manusia pada jaman dahulu

sebelum kalkulator ditemukan, mereka mencoba cara teknik untuk

(39)

commit to user

contoh untuk perkalian sembilan cukup dengan membuka semua jari anda

kiri dan kanan, setiap jari anda dapat urutkan angkanya misal : kelingking

kiri adalah 1, jari manis kiri adalah 2 dan seterusnya hingga kelingking

kanan adalah 10, cara penggunaannya 1 x 1 adalah menutup jari kelingking

kiri sehingga yang tersisa adalah sembilan, 2 x 9 dengan cara menutup jari

manis kiri sehingga yang tersisa adalah 1 dikiri dibatasi oleh jari manis yang

ditutup dan 8 jari kanan yang terbuka sehingga jawabannya adalah 18,

demikian seterusnya.

Dari http://id.answers.yahoo.com/question/index diakses 22

November 2010, Untuk perkalian 6×6 keatas dapat melakukan dengan cara

membuka semua jari-jari anda kiri dan kanan dan temukan semua ujung jari

kiri dan kanan, kelingking adalah 6, jari manis adalah 7 jari tengah adalah 8

telunjuk adalah 9, contoh 7 x 8 = temukan ujung jari manis kiri (7) dengan

ujung jari tengah kanan ( 8 ) sehingga ujung jari yang bertemu dan yang

letaknya dibawahnya dapat dilipat, dalam contoh ini 2 jari kiri dan 3 jari

kanan yang dilipat jumlahnya adalah 5, sedangkan yang tetap terbuka adalah

2 jari kanan dan 3 jari kiri, bila dikalikan adalah 6 sehingga jawabanya

adalah 7 x 8 adalah 5 jari tertutup dan 2 jari kiri dikalikan 3 jari kanan = 5

dan 6 atau 56.

e. Keunggulan dan kelemahan Jarimatika

Berikut ini merupakan uraian mengenai keunggulan dan kelemahan

jarimatika seperti halnya yang tercantum dalam situs

http://jarimatika.com/index.php?option=com_content&task=view&id=28&I

temid=32 diakses tanggal 5 Maret 2011 sebagai berikut :

Berhitung dengan metode jarimatika mudah dipelajari dan

menyenangkan bagi siswa. Mudah dipelajari karena jarimatika mampu

menjembatani antara tahap perkembangan kognitif siswa yang konkret

dengan materi berhitung yang bersifat abstrak.

Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung, siswa belajar

dengan memanipulasi hal-hal konkret tersebut untuk memepelajari materi

(40)

commit to user

segala usia, minimal anak usia 3 tahun. Menyenangkan karena siswa

merasakan seolah mereka bermain sambil belajar dan merasa tertantang

dengan teknik jarimatika

Tidak membebani memori otak siswa. Teknik berhitung jarimatika

mampu menyeimbangkan kerja otak kanan dan kiri, hal itu dapat

ditunjukkan pada waktu berhitung mereka akan mengotak-atik jari-jari

tangan kanan dan kirinya secara seimbang. Jarimatika mengajak siswa

untuk dapat mengaplikasikan operasi hitung dengan dengan cepat dan

akurat menggunakan alat bantu jari-jari tangan, tanpa harus banyak

menghafalkan semua hasil operasi hitung tersebut.

Praktis dan efisien . Dikatakan praktis karena alat hitungnya jari maka

selalu dibawa kemana-mana. Alatnya tidak akan pernah ketinggalan dan

tidak akan disita apalagi diambil, jika si anak ketahuan memakai Jari-jari

sebagai alat hitungnya pada saat ujian. Efisien karena alatnya selalu tersedia

dan tidak perlu dibeli.

Penggunaan “Jarimatika” lebih menekankan pada penguasaan konsep

terlebih dahulu baru ke cara cepatnya, sehingga anak-anak menguasai ilmu

secara matang. Selain itu metode ini disampaikan secara fun, sehingga

anak-anak akan merasa senang dan gampang bagaikan “tamasya belajar”.

Menurut Septi Peni Wulandani dalam www.jarimatika.com diakses

tanggal 10 November 2010, Jarimatika mempengaruhi daya pikir dan

psikologis karena diberikan secara menyenangkan maka sistem limbik di

otak anak akan senantiasa terbuka sehingga memudahkan anak dalam

menerima materi baru. Membiasakan anak mengembangkan otak kanan dan

kirinya, baik secara motorik maupun secara fungsional, sehingga otak

bekerja lebih optimal. Tidak memberatkan memori otak, sehingga anak

menganggap mudah, dan ini merupakan step awal membangun rasa percaya

dirinya untuk lebih jauh menguasai ilmu matematika secara luas.

Selain mempunyai kelebihan, ada beberapa kekurangan yang terdapat

(41)

commit to user

1)Metode ini fokus pada aritmatika, aritmatika sendiri adalah salah satu

cabang matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan

bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut

penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian maka dari itu

cakupannya luas.

2)Sifatnya membantu proses berhitung lebih cepat dan mudah, belum pada

pemecahan masalah.

f. Langkah-langkah Metode Jarimatika

Menurut Septi Peni Wulandani dari situs www.ibuprofesional.com

diakses 2 November 2010, Siswa pada usia sampai dengan 10 tahun masih

menyukai dongeng dan permainan. Maka dari itu, dalam pembelajaran

jarimatika hendaknya pengajar menciptakan suasana yang menyenangkan

agar siswa tertarik dengan pembelajaran jarimatika. Dalam hal ini, untuk

dapat berhitung mengenai matematika dengan baik diperlukan suatu

proses:

1)Anak perlu untuk memahami bilangan dan proses membilang

2)Kemudian mulai dikenalkan dengan lambang bilangan

3)Setelah itu diajarkan konsep operasi hitung

4)Baru kemudian dikenalkan aneka cara dan metode melakukan

penghitungan. Jika kita melakukan latihan berhitung secara

berulang-ulang bersama dengan siswa tidak perlu khawatir. Siswa pasti

menguasai ketrampilan ini dengan baik.

Adapun langkah-langkah pembelajaran jarimatika mengenai pokok

bahasan perkalian berdasarkan uraian Septi Peni Wulandani tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Mengkondisikan siswa untuk mempersiapkan diri dalam

Gambar

Gambar 2 : Formulasi Perkalian Jarimatika 6-10 Menurut Dwi S.  commit to user
Gambar 3 berikut ini:
gambar dan jari tangan siswa. Dan pada  ini, dilakukan sebanyak tiga kali
Gambar 5: Lokasi SD Negeri 02 Jaten Tampak Depan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil tabel masihadadiantara Bapak/Ibu yang menjalankan tugas tidak sesuai dengan urutan dalam prosedur kerja mayoritas mengatakan tidak sebanyak 32

 Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan notasi balok lagu daerah “Suwe ora jamu”: tanda kunci, harga dan ketukan not, letak nada pada garis para nada..

Pimpinan sebagai pengelola sumber daya manusia dituntut untuk memiliki gaya kepemimpinan dimana ia dapat bekerjasama dan dapat menekan kemungkinan konflik yang

Menurut asumsi penelitian bahwa untuk sarana pengolahan air minum di Kecamatan Telaga sudah cukup baik hal ini dilihat dari hasil observasi yang di dapat dimana

Ada tiga temuan penting pada penelitian ini, yaitu (1) menemukan langkah-langkah yang tepat dalam penerapan teknik menyelesaikan cerita dalam pembelajaran

Di dalam kehidupan sehari hari susu sapi yang umumnya dijadikan sebagai bahan makanan, walaupun pada dasarnya masih ada susu yang bersumber dari ternak lain yang tidak kalah penting

[r]

Untuk bahan peledak emulsion T4070G dengan geometri yang telah dirancang untuk burden dan spasi 9 x 10 m dan total isian perlubang 150,6 kg diperoleh hasil