• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Studi Kasus Pada Klinik Pratama Mardi Waluyo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(Studi Kasus Pada Klinik Pratama Mardi Waluyo)"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS

(Studi Kasus Pada Klinik Pratama Mardi Waluyo)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Margaret Charista Alverina NIM: 152114063

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS

(Studi Kasus Pada Klinik Pratama Mardi Waluyo)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Margaret Charista Alverina NIM: 152114063

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

i

(3)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“I release control and surrender to the flow.” -Alexa Sunshine Rose-

“Berserah diri bukan berarti menyerah. Dengan berserah diri kita menyadari bahwa ada kekuatan lebih besar yang mengatur semuanya.”

-Aprishi Allita-

Skripsi ini saya persembahkan untuk: Tuhan Yesus

Mama, Papa dan Mas Keluarga besar saya

Teman-temanku

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS...v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKADEMIK ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR...vii

HALAMAN DAFTAR ISI...x

HALAMAN DAFTAR TABEL...xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR...xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... .xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Sistem Informasi Akuntansi ... 7

B. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas ... 10

C. Pengendalian Internal ... 11

D. Klinik ... ...15

E. Penelitian Terdahulu ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Desain Penelitian... 20

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 20

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 21 x

(5)

E. Teknik Pengumpulan Data ... 21

F. Teknik Analisis Data ... 22

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 29

A. Sejarah Berdirinya Klinik Pratama Mardi Waluyo ... 29

B. Lokasi Klinik Pratama Mardi Waluyo ... 30

C. Struktur Organisasi Klinik Pratama Mardi Waluyo ... 30

D. Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab ... 31

E. Visi, Misi, Tata Nilai dan Strategi, serta Jenis dan Tarif Pelayanan Klinik Mardi Waluyo Kudus ... 37

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Analisis Data ... 43 B. Pembahasan ... 84 BAB VI PENUTUP ... 87 A. Kesimpulan ... ...87 B. Keterbatasan Penelitian ... 87 C. Saran ... ...88 DAFTAR PUSTAKA ... 89 LAMPIRAN ... 91 xi

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Simbol Bagan Alir ... 8

Tabel 2. Perbandingan Pengendalian Internal berdasarkan COSO dengan Pengendalian Internal berdasarkan Klinik Pratama Mardi Waluyo ... 23

Tabel 3. Tarif Sewa ... 38

Tabel 4. Tarif Pendaftaran ... 38

Tabel 5. Tarif Jasa Pemeriksaan Dokter Umum ... 39

Tabel 6. Tarif Tindakan Dokter Umum ... 39

Tabel 7. Tarif Tindakan Dokter Gigi ... 40

Tabel 8. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam Penerimaan Kas ... 61

Tabel 9. Perbandingan Pengendalian Internal berdasarkan COSO dengan Pengendalian Internal berdasarkan Klinik Pratama Mardi Waluyo ... 74

xii

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Klinik Pratama Mardi Waluyo ... 30 Gambar 2. Flowchart Prosedur Sistem Penerimaan Kas Pasien Baru Tidak

Melakukan Pemeriksaan Laboratorium ... 47 Gambar 3. Flowchart Prosedur Sistem Penerimaan Kas Pasien Baru Melakukan

Pemeriksaan Laboratorium ... 50 Gambar 4. Flowchart Prosedur Sistem Penerimaan Kas Pasien Lama Tidak

Melakukan Pemeriksaan Laboratorium... 56 Gambar 5. Flowchart Prosedur Sistem Penerimaan Kas Pasien Lama Melakukan

Pemeriksaan Laboratorium ... 58

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara ... 92

Lampiran 2. Kwitansi Pembayaran ... 94

Lampiran 3 Tampilan Software OFR bagian Kasir ... 95

Lampiran 4 Visi, Misi dan Tata Nilai KPMW ... 96

xiv

(9)

ABSTRAK

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS

(Studi Kasus pada Klinik Pratama Mardi Waluyo)

Margaret Charista Alverina NIM: 152114063 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2020

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada Klinik Pratama Mardi Waluyo sesuai dengan komponen pengendalian internal menurut Committee of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO). Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang dilakukan Klinik Pratama Mardi Waluyo tiga komponen yaitu Lingkungan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, serta Kegiatan Pemantauan sesuai dengan COSO framework. Dua komponen yaitu Penilaian Risiko dan Aktivitas Pengendalian tidak sesuai dengan COSO framework.

Kata Kunci: Pengendalian Internal, Penerimaan Kas, Committee of Sponsoring

Organizations of Treadway Commission (COSO).

(10)

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF INTERNAL CONTROL ON ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM FOR CASH RECEIPT

(Case Study at Pratama Mardi Waluyo Clinic)

Margaret Charista Alverina NIM: 152114063 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2020

This research aims to analyze the internal control of the accounting information system for cash receipt at the Pratama Mardi Waluyo Clinic in accordance with the internal control component according to the Treadway Commission Organization Sponsoring Committee (COSO). This type of research is a case study. Data collection techniques in this research used interview and documentation methods. The data analysis technique was descriptive comparative. The results of this research indicated that the internal control on accounting information system for the cash receipt at the Pratama Mardi Waluyo Clinic were three components, namely the Control Environment, Information and Communication, and Monitoring Activities in accordance with the COSO framework. Two components of Risk Assessment and Control Activities were not in accordance with the COSO framework.

Keywords: Internal Control, Cash Receipt, Committee of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO).

xvi

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju saat ini berdampak pada berbagai bidang, khususnya di bidang perekonomian. Hal tersebut dapat dilihat dari munculnya usaha-usaha baru yang membuat persaingan semakin ketat antar usaha sejenis. Salah satu jenis usaha yang memiliki persaingan ketat saat ini adalah usaha dibidang jasa. Salah satu yang termasuk perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa adalah klinik.

Sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2014, klinik merupakan salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang dibutuhkan agar terselenggaranya pelayanan kesehatan yang mudah diakses, terjangkau dan bermutu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Klinik terbagi menjadi dua jenis yakni Klinik Pratama yang memberikan pelayanan medik dasar dan Klinik Utama yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialis.

Setiap bidang usaha baik itu dagang maupun jasa erat kaitannya dengan proses pengelolaan keuangan terutama penerimaan kas. Penerimaan kas merupakan kegiatan yang pelaksanaanya harus sesuai dengan prosedur yang ada serta diperlukan pengawasan yang baik karena kas yang diterima berupa

(12)

2

uang tunai yang memiliki sifat mudah dibawa. Menurut Warren, dkk (2017: 399) kas cenderung lebih mudah dipindah tangankan dan keinginan seseorang untuk memilikinya tinggi. Kas juga tergolong dalam aktiva liquid, yang mudah digelapkan serta dapat menimbulkan penyelewengan dari sisi keuangan.

Masalah penerimaan kas harus diperhatikan, sehingga penerimaan kas membutuhkan pengendalian internal. Apabila pengendalian internal tidak diterapkan, maka masalah dapat terjadi seperti manipulasi data atas penerimaan kas dan pengambilan uang kas harian untuk kepentingan pribadi. Pengendalian internal dirancang, diimplementasi, dan dipelihara oleh TCWG, manajemen, dan karyawan lain untuk menangani risiko bisnis dan risiko kecurangan yang diketahui mengancam pencapaian tujuan entitas (Tuanakotta 2013: 127). Pengendalian internal umumnya bersumber pada rerangka pengendalian Committee of Sponsoring Organizations of

Treadway Commission (COSO). Pengertian pengendalian internal menurut

COSO adalah suatu proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai untuk mencapai tujuan yaitu efektivitas dan efisiensi operasi; keandalan pelaporan keuangan; dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan analisis pengendalian internal pada sistem informasi penerimaan kas dan dibandingkan dengan pengendalian internal menurut COSO framework,

(13)

karena kriterianya dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan baik itu perusahaan besar maupun kecil. Oleh karena itu, penulis mengambil judul “Analisis Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas” pada Klinik Pratama Mardi Waluyo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu apakah pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan kas di Klinik Pratama Mardi Waluyo sesuai dengan komponen pengendalian internal menurut Committee of Sponsoring Organizations of

Treadway Commission (COSO)?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan kas di Klinik Pratama Mardi Waluyo sesuai dengan komponen pengendalian internal menurut Committee of

Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO).

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Klinik Mardi Waluyo

Hasil dari analisis data penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi sekaligus masukan yang berguna bagi klinik

(14)

4

khususnya Kepala Klinik tentang pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan kas.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini menjadi sarana yang bermanfaat dalam mengembangkan wawasan mengenai sistem informasi akuntansi penerimaan kas di klinik.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil dari analisis data penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi di perpustakaan serta dapat menjadi masukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Teori-teori yang digunakan berasal dari literature yang valid.

(15)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi mengenai informasi perusahaan yang diteliti, seperti sejarah klinik, lokasi klinik, struktur organisasi, uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab, visi, misi, tata nilai, strategi, serta jenis dan tariff pelayanan klinik.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang deskripsi data, analisis data, serta pembahasannya sesuai dengan teknik pengumpulan data dan teknik analisis data yang sudah ditentukan.

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran bagi klinik.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Diana dan Lilis (2011: 4), sistem informasi akuntansi adalah sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan dan memproses data serta melaporkan informasi berkaitan dengan transaksi keuangan. Pengertian lainnya yakni menurut Romney dan Steinbart (2014: 13), sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang dikumpulkan, dicatat, disimpan, dan diolah menjadi data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Sistem informasi akuntansi memiliki 6 komponen, antara lain:

1. orang yang menggunakan sistem

2. prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data;

3. data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya; 4. perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data;

5. infrastruktur teknologi informasi, meliputi komputer, perangkat periferal, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam SIA;

6. Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang menyimpan data SIA.

6

(17)

Manfaat sistem informasi akuntansi yang di desain dengan baik, dapat menambah nilai untuk suatu organisasi dengan:

1. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk atau jasa. 2. Meningkatkan efisiensi.

3. Berbagi pengetahuan dan keahlian.

4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai pasokannya. 5. Meningkatkan struktur pengendalian internal.

6. Meningkatkan pengambilan keputusan.

Menurut Romney & Steinbart (2014:67), bagan alir merupakan teknik dokumentasi sistem informasi akuntansi yang menggunakan seperangkat simbol standar untuk menjelaskan gambar beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis.

Bagan alir terbagi dalam tiga bagian yakni:

1. Bagan alir dokumen, memberikan ilustrasi arus dokumen dan data antar area-area pertanggunggjawaban yang ada dalam organisasi.

2. Bagan alir sistem, memberi gambaran hubungan antar-input, pemrosesan, penyimpanan, dan output sistem.

3. Bagan alir program, memberi ilustrasi mengenai urutan proses operasi yang dilakukan oleh komputer dalam menjalankan program.

(18)

8

Berikut merupakan simbol-simbol bagan alir serta masing-masing fungsinya:

Tabel 1. Simbol Bagan Alir

Simbol Nama Simbol dan Fungsinya

Dokumen.

Dokumen.Digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi.

Dokumen dan tembusannya.

Digunakan untuk menggambarkan dokumen asli dan tembusannya.

Berbagai dokumen.

Digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis dokumen yang digabungkan Bersama di dalam satu paket.

Catatan.

Digunakan untuk menggambarkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di dalam dokumen atau formulir.

On-page connector.

Digunakan untuk menghubungkan arus proses pada halaman yang sama.

(19)

Tabel 1. Simbol Bagan Alir (Lanjutan)

Simbol Nama Simbol dan Fungsinya

Off-page connector.

Digunakan untuk menghubungkan arus proses pada halaman yang berbeda atau berada di luar halaman.

Kegiatan manual.

Digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual seperti menerima order dari pembeli, mengisi formulir, membandingkan, dan memeriksa berbagai jenis kegiatan.

Keterangan, komentar.

Digunakan untuk menambahkan keterangan untuk memperjelas pesan yang disampaikan bagan alir.

Arsip sementara.

Digunakan untuk menunjukkan tempat penyimpanan dokumen

Arsip permanen.

Digunakan untuk menggambarkan arsip permanen yang merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi.

On-line computer process.

Digunakan untuk menggabarkan pengolahan data dengan computer secara on-line.

Keying.

Digunakan untuk menggambarkan pemasukan data ke dalam computer melalui on-line terminal.

(20)

10

Tabel 1. Simbol Bagan Alir (Lanjutan)

Simbol Nama Simbol dan Fungsinya

Pita magnetic.

Digunakan untuk menggambarkan arsip komputer yang berbentuk pita magnetik.

On-line storage.

Digunakan untuk menggambarkan arsip computer yang berbentuk on-line.

Keputusan.

Digunakan untuk menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data.

Garis alir.

Digunakan untuk menggambarkan arah proses pengolahan data.

Mulai/berakhir (terminal).

Digunakan untuk menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi.

Database.

Digunakan untuk menggambarkan data yang disimpan secara elektronik dalam database.

B. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi (2016), sistem akuntansi penerimaan kas merupakan suatu catatan yang dibuat untuk melakukan aktivitas penerimaan uang baik dari penjualan tunai maupun piutang yang digunakan untuk kegiatan umum suatu perusahaan. Sumber utama penerimaan kas yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.

(21)

Sistem akuntansi penerimaan memerlukan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen, yakni jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai, nama dan alamat pemberi kas, otorisasi dari pemberi dana. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi penerimaan kas merupakan suatu sistem untuk mengumpulkan dan mencatat transaksi yang diperlukan manajemen dalam menganalisis penerimaan perusahaan.

C. Pengendalian Internal

Committee of Sponsoring Organization of The Treadway

Commission (COSO) 2013 mengeluarkan definisi mengenai pengendalian

internal. Definisi COSO mengenai pengendalian internal merupakan suatu proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan sebagai berikut:

1. Tujuan operasi

Tujuan ini terkait dengan efektivitas dan efisiensi operasi termasuk dalam meningkatkan kinerja keuangan dan operasional suatu entitas serta efisiensi dalam penggunaan aset.

2. Tujuan pelaporan

Tujuan ini terkait dengan pelaporan keuangan dan non keuangan, baik dari internal maupun eksternal suatu organisasi yang mencakup keandalan, ketepatan waktu, transparansi yang ditetapkan oleh organisasi itu sendiri maupun regulator.

(22)

12

3. Tujuan kepatuhan

Tujuan ini terkait dengan kepatuhan organisasi terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway

Commission (COSO) 2013, pengendalian internal memiliki lima

komponen, yaitu:

1. Lingkungan pengendalian (control environment)

Lingkungan pengendalian merupakan serangkaian standar, proses, dan struktur yang menjadi dasar pelaksanaan pengendalian internal. Dalam komponen pengendalian internal terdapat lima prinsip di dalamnya: a. Organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-

nilai etika.

b. Dewan direksi menunjukkan independensi terhadap manajemen dan melaksanakan pengawasan terhadap pengembangan dan kinerja pengendalian internal.

c. Organisasi menetapkan struktur, alur pelaporan, kewenangan dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan.

d. Organisasi menunjukkan komitmennya untuk merekrut, mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten. e. Organisasi mendorong setiap individu untuk menerapkan

akuntabilitas atas tanggung jawabnya terhadap pengendalian internal.

(23)

2. Penilaian risiko (risk assessment)

Organisasi menetapkan mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang relevan untuk mencapai tujuan. Penilaian risiko dapat dilakukan dengan cara berikut:

a. Organisasi menetapkan tujuan dengan jelas untuk memudahkan identifikasi dan penilaian risiko.

b. Organisasi melakukan identifikasi risiko dan menganalisa risiko terkait pencapaian tujuan sebagai dasar untuk menentukan pengelolaan risiko yang tepat.

c. Organisasi mempertimbangkan potensi adanya kecurangan dalam proses menilai risiko terhadap tujuan.

d. Organisasi mengidentifikasi dan mengevaluasi perubahan yang dapat berpengaruh pada sistem pengendalian internal secara signifikan.

3. Aktivitas pengendalian (control activities)

Terdapat tiga prinsip yang terkait dengan aktivitas pengendalian, yaitu: a. Organisasi memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian

yang berkontribusi dalam memitigasi risiko.

b. Organisasi memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian melalui teknologi informasi untuk mendukung tercapainya tujuan. c. Organisasi menerapkan kegiatan pengendalian melalui kebijakan

(24)

14

4. Informasi dan komunikasi (information & communication)

Terdapat tiga prinsip yang berhubungan dengan informasi dan komunikasi, yaitu:

a. Organisasi menghasilkan dan menggunakan informasi yang berkualitas dan relevan untuk mendukung fungsi komponen pengendalian internal.

b. Organisasi mengkomunikasikan informasi secara internal, termasuk tujuan dan tanggung jawab pengendalian internal yang digunakan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.

c. Organisasi berkomunikasi dengan pihak eksternal terkait hal yang dapat mempengaruhi fungsi pengendalian internal.

5. Kegiatan pemantauan (monitoring activities)

Terdapat dua prinsip terkait kegiatan pemantauan, yaitu:

a. Organisasi memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi berkelanjutan dan atau terpisah untuk memastikan apakah komponen pengendalian internal berfungsi dengan baik.

b. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan pengendalian internal secara tepat waktu kepada pihak yang bertanggung jawab untuk selanjutnya mengambil tindakan korektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(25)

Menurut Mulyadi (2016: 129), sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menekankan tujuan yang hendak dicapai bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Tujuan sistem pengendalian internal dari definisi tersebut sebagai berikut:

1. Menjaga aset organisasi.

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. 3. Mendorong efisiensi.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Selain itu, sistem pengendalian internal memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut:

1. Struktur organisasi yang berguna untuk memisahkan tanggung jawab fungsional.

2. Sistem wewenang dan prosedir pencatatan yang memberikan perlindungan terhadap aset kekayaan yang ada.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit. 4. Karyawan yang bermutu sesuai dengan tanggung jawabnya.

D. Klinik

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik dalam bab I pasal 1 ayat (1), Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin

(26)

16

oleh seorang tenaga medis. Tenaga medis yang dimaksud merupakan dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis.

Dalam pasal 1 ayat (2), tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sedangkan fasilitas Kesehatan merupakan suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan Kesehatan, baik promotive, preventif, kuratif, maupun rehabilitative yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.

Permenkes Nomor 9 Tahun 2014 bab II pasal 2 menyatakan bahwa berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi dua:

1. Klinik Pratama

Klinik Pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar.

2. Klinik Utama

Klinik Utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. Dalam pasal 7 menyatakan kriteria bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:

1. Ruang pendaftaran/ruang tunggu; 2. Ruang konsultasi;

3. Ruang administrasi;

(27)

4. Ruang obat dan bahan habis pakai untuk klinik yang melaksanakan pelayanan farmasi;

5. Ruang tindakan; 6. Ruang/ pojok ASI; 7. Kamar mandi/wc;

8. Ruangan lainnya sesuai kebutuhan.

Dalam Permenkes Nomor 9 Tahun 2014 juga dijelaskan syarat tenaga medis dan tenaga kesehatan pada Klinik pratama yang memberikan pelayanan. Pasal 12 ayat (1) menyatakan tenaga medis pada Klinik pratama yang memberikan pelayanan kedokteran paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau dokter gigi sebagai pemberi pelayanan. Pasal 13 ayat (1) menyatakan setiap tenaga medis yang berpraktik di Klinik harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 13 ayat (2) menyatakan setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di Klinik harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR), dan Surat Izin Kerja (SIK) atau Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(28)

18

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Bernardus Unggul Nugroho mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2016 dengan judul Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Kas dan Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta) yang berfokus pada kesesuaian sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian internal serta pengujian efektivitas pengendalian internal. Hasil penelitian tersebut ialah sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS di Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori dan berjalan efektif karena terdapat prosedur pengendalian internal yang mampu mengkoordinasi agar karyawan dapat melakukan aktivitas pekerjaannya sesuai dengan tanggung jawab masing-masing dan peneliti tidak menemukan adanya kecurangan baik pencurian aset maupun manipulasi data atas penerimaan kas.

Penelitian yang dilakukan oleh Agnes Dian Puspita Argawati mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2018 dengan judul Analisis Pengendalian Internal Pada Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas (Studi Kasus di Paroki Santo Ignatius Danan) berfokus pada kesesuaian pengendalian sistem informasi akuntansi penerimaan kas di Paroki Santo Ignatius Danan dengan komponen pengendalian internal menurut COSO. Hasil penelitian tersebut ialah pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan kas di Paroki

(29)

Santo Ignatius Danan belum sesuai dengan komponen pengendalian internal menurut COSO, karena dari lima komponen pengendalian internal yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta kegiatan pemantauan ada tiga komponen yang berbeda yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, dan aktivitas pengendalian. Sedangkan, dua komponen yakni informasi dan komunikasi serta kegiatan pemantauan sesuai dengan teori COSO.

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Studi kasus berfokus pada pengumpulan informasi terkait objek tertentu, acara atau kegiatan, seperti unit atau organisasi bisnis tertentu (Sekaran, 2017: 118). Untuk mendapatkan gambaran yang jelas suatu masalah, peneliti mengumpulkan informasi dengan mengamati situasi secara langsung di Klinik Pratama Mardi Waluyo dari berbagai sudut pandang menggunakan berbagai metode pengumpulan data.

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Januari – Februari 2020. 2. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik Pratama Mardi Waluyo yang beralamatkan di Jl. Raya Pati - Kudus No.159, Kauman, Klaling, Kec. Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

20

(31)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kepala Klinik dan Kasir Klinik Pratama Mardi Waluyo.

2. Objek penelitian ini adalah dokumen, catatan, fungsi, prosedur sistem informasi penerimaan kas klinik, dan pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan kas klinik.

D. Data Penelitian

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Gambaran umum Klinik Pratama Mardi Waluyo.

2. Alur proses penerimaan kas Klinik Pratama Mardi Waluyo. 3. Dokumen dan catatan yang berkaitan dengan penerimaan kas. 4. Pengendalian internal sistem informasi akuntansi.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Salah satu metode pengumpulan data adalah wawancara atau yang sering disebut dengan interview yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden atau narasumber dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat. Data yang diambil dari wawancara berupa gambaran umum klinik, alur penerimaan kas baik dari pasien baru maupun pasien lama, dokumen dan catatan yang digunakan dalam penerimaan kas, serta prosedur pelaporan penerimaan kas di Klinik Pratama Mardi Waluyo.

(32)

22

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melihat, mengamati serta mengumpulkan dokumen serta catatan yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas klinik. Data yang diperoleh dari dokumentasi adalah struktur organisasi, visi, misi, tata nilai, kwitansi rangkap dua, tampilan software OFR bagian kasir Klinik Pratama Mardi Waluyo

F. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data yang digunakan adalah menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif. Berikut langkah yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Mendeskripsikan dan menggambarkan alur penerimaan kas yang berasal dari pasien menggunakan bagan alir (flowchart) yang ada di Klinik Pratama Mardi Waluyo.

2. Mendeskripsikan pengendalian internal sistem informasi penerimaan kas di Klinik Pratama Mardi Waluyo dengan komponen pengendalian internal menurut standar COSO dan melakukan perbandingan menggunakan tabel 2 sebagai berikut:

(33)

Tabel 2. Perbandingan Pengendalian Internal berdasarkan COSO dengan Pengendalian Internal berdasarkan Klinik Pratama Mardi Waluyo.

Komponen Pengendalian

Internal COSO Kriteria COSO Pelaksanaan pada Klinik Keterangan

Lingkungan

Pengendalian a. Organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai - nilai etika. b. Dewan direksi menunjukkan independensi

terhadap manajemen.

c. Organisasi menetapkan struktur, alur pelaporan, kewenangan, dan tanggung jawab.

d. Organisasi menunjukkan komitmen terhadap kompetensi.

e. Organisasi mendorong setiap individu menerapkan akuntabilitas atas tanggung jawab pengendalian internal.

(34)

24

Tabel 2. Perbandingan Pengendalian Internal berdasarkan COSO dengan Pengendalian Internal berdasarkan Klinik Pratama Mardi Waluyo. (Lanjutan)

Komponen Pengendalian

Internal COSO Kriteria COSO Pelaksanaan pada Klinik Keterangan

Penilaian Risiko a. Organisasi menetapkan tujuan dengan jelas. b. Organisasi mengidentifikasi dan

menganalisa risiko sebagai dasar dalam menentukan pengelolaan risiko yang tepat. c. Organisasi mempertimbangkan potensi

adanya kecurangan.

d. Organisasi mengidentifikasi dan

mengevaluasi perubahan yang berpengaruh secara signifikan pada sistem pengendalian internal.

(35)

Tabel 2. Perbandingan Pengendalian Internal berdasarkan COSO dengan Pengendalian Internal berdasarkan Klinik Pratama Mardi Waluyo. (Lanjutan)

Komponen Pengendalian

Internal COSO Kriteria COSO Pelaksanaan pada Klinik Keterangan

Aktivitas Pengendalian a. Organisasi memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian yang berkontribusi dalam pencegahan risiko.

b. Organisasi memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian melalui teknologi. c. Organisasi menerapkan kegiatan

pengendalian melalui kebijakan dan prosedur.

(36)

26

Tabel 2. Perbandingan Pengendalian Internal berdasarkan COSO dengan Pengendalian Internal berdasarkan Klinik Pratama Mardi Waluyo. (Lanjutan)

Komponen Pengendalian

Internal COSO Kriteria COSO Pelaksanaan pada Klinik Keterangan

Informasi dan

Komunikasi. a. Organisasi menghasilkan dan menggunakan informasi yang berkualitas dan relevan. b. Organisasi mengkomunikasikan informasi

termasuk tujuan dan tanggung jawab yang diperlukan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.

c. Berkomunikasi dengan pihak eksternal mengenai hal yang dapat mempengaruhi fungsi pengendalian internal.

(37)

Tabel 2. Perbandingan Pengendalian Internal berdasarkan COSO dengan Pengendalian Internal berdasarkan Klinik Pratama Mardi Waluyo. (Lanjutan)

Komponen Pengendalian

Internal COSO Kriteria COSO Pelaksanaan pada Klinik Keterangan

Kegiatan Pemantauan. d. Organisasi memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi berkelanjutan untuk memastikan apakah pengendalian internal ada dan berfungsi.

e. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan

pengendalian internal tepat waktu kepada pihak yang bertanggung jawab untuk menentukan tindakan perbaikan. (Sumber data: COSO, 2013)

(38)

28

3. Melakukan analisis dari hasil tabel perbandingan. Analisis ini berisi pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang terjadi di Klinik Pratama Mardi Waluyo dengan komponen pengendalian internal menurut COSO.

4. Menarik kesimpulan berupa laporan hasil dari analisis dan pembahasan yang sudah dilakukan. Laporan ini berisi pernyataan apakah pengendalian sistem informasi akuntansi penerimaan kas di Klinik Pratama Mardi Waluyo sesuai dengan komponen pengendalian internal menurut COSO.

(39)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Klinik Pratama Mardi Waluyo

Pada awal tahun 1960-an, ketika sarana dan fasilitas maupun tenaga kerja di Kudus dan sekitarnya masih sangat minim dan jauh dari memadai. Beberapa aktivis dan tokoh Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Kudus seperti Liem Wie Tan / Daud Darmawan Karunia, Lie Tjwan Tjie, Lie Djie Le, Kwik Tjhiang Ien / Indarto Kirana, Ds Sudarsohadi dan beberapa orang lainnya, terinspirasi dari kisah “orang samaria yang murah hati”, merasa terpanggil dan terbebani untuk menolong sesame, khususnya di bidang kesehatan. Mereka kemudia menghubungi Yayasan Kesehatan Kristen Sekitar Muria (YKKSM). Pengelola Rumah Sakit Kristen Tayu, mereka bersedia membantu untuk mendirikan YKKSM cabang Kudus yang mengelola Balai Pengobatan yang bekerja secara otonom, terpisah dari induknya.

Lokasi yang dipilih dan dipersiapkan yaitu 2 Balai Pengobatan yang ada di Kudus yakni bangunan yang terletak di sebelah selatan gedung GKMI Kudus, tepatnya di Jl. KH Wahid Hasyim 76-78, Kudus, sedang yang satunya berada di Jekulo, tepatnya di Jl. Raya Kudus - Pati, Desa Klaling, Kecamatan Jekulo, Kudus yang diberi nama Balai Pengobatan Mardi Waluyo. Balai pengobatan lainnya didirikan di Jepara yaitu di Kecamatan Welahan dan Kecamatan Bangsri.

Dalam perkembangannya diputuskan bahwa, sudah saatnya yayasan berdiri sendiri, melalui akta notaris dari Kantor Notaris Ny. S. R. Widarso, SH, Kudus No. 7 tanggal 16 November 1967, berdirilah Yayasan Kesehatan Kristen (YKK) Kudus.

(40)

30

Balai pengobatan makin berkembang, maka pada tahun 2012 berubah menjadi Klinik Pratama termasuk Balai Pengobatan Mardi Waluyo menjadi Klinik Pratama Mardi Waluyo.

B. Lokasi Klinik Pratama Mardi Waluyo

Klinik Pratama Mardi Waluyo berada di Kabupaten Kudus yang beralamatkan di Jl. Raya Pati - Kudus No.159, Kauman, Kec. Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59382. Waktu pelayanan Klinik Pratama Mardi Waluyo: Senin s/d Sabtu Pagi pukul 08.00 – 12.00 dan Sore pukul 17.00 – 20.00. Libur pada hari Minggu dan Libur Nasional.

C. Struktur Organisasi Klinik Pratama Mardi Waluyo

Menurut Mulyadi (2001), struktur organisasi merupakan rerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

Berikut merupakan struktur organisasi Klinik Pratama Mardi Waluyo:

Gambar 1. Struktur Organisasi Klinik Pratama Mardi Waluyo. YKKMR STAF KHUSUS URUSAN KLINIK YKKMR KEPALA KLINIK PRATAMA MARDI WALUYO

Dokter Dokter Gigi Perawat Laboratorium Pendaftaran Kasir Umum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(41)

D. Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab

Tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian sebagai berikut:

1. Kepala Klinik

a. Uraian tugas:

1) Membagi tugas kepada staf sesuai bidang tugas masing-masing. 2) Melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan. 3) Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis kepada staf agar

pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan yang diharapkan. b. Tanggung jawab:

Bertanggung jawab dalam memimpin Klinik dan seluruh kegiatan Klinik serta melaporkan hasil kegiatan program dan pelayanan ke YKKMR.

c. Wewenang:

1) Memiliki wewenang untuk menilai kinerja karyawan. 2) Memiliki wewenang untuk melakukan otorisasi dokumen. 2. Dokter Umum.

a. Uraian tugas:

1) Melakukan pelayanan medik umum konsul pertama.

2) Melakukan tindakan darurat medik/P3K tingkat sederhana.

3) Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi, balita dan anak.

4) Melakukan pelayanan gizi.

(42)

32

6) Membuat catatan medik pasien rawat jalan.

7) Melayani atau menerima konsultasi internal.

8) Menguji kesehatan individu.

9) Memberikan usulan kebutuhan pendukung pelayanan.

10) Mengikuti dan berperan aktif dalam pertemuan rutin klinik.

11) Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh pimpinan.

b. Tanggung jawab:

Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang telah dilakukan.

c. Wewenang:

1) Memonitoring kegiatan pelayanan medis baik dalam maupun luar gedung sebagai bahan masukan kepada pimpinan.

2) Membina tenaga paramedis dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan medis.

3) Melakukan rujukan sesuai indikasi medis. 3. Dokter Gigi

a. Uraian tugas:

1) Melaksanakan pelayanan pemeriksaan dan pengobatan pasien gigi.

2) Membantu pelaksanakan kegiatan lapangan sehubungan dengan bidang profesi.

3) Memberikan usulan kebutuhan pendukung pelayanan.

4) Melayani atau menerima konsultasi internal.

5) Mengikuti dan berperan aktif dalam pertemuan rutin Klinik.

6) Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh pimpinan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(43)

b. Tanggung Jawab:

Bertanggung jawab atas kegiatan pelayanan Poli Gigi.

c. Wewenang:

1) Membina tenaga paramedis dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan.

2) Melakukan rujukan sesuai indikasi. 4. Perawat

a. Uraian Tugas:

1) Melaksanakan pengkajian keperawatan.

2) Membantu dokter dalam melaksanakan pemeriksaan medis

3) Merencanakan tindakan keperawatan sederhana.

4) Memasukkan data rekam medis pasien ke sistem OFR.

5) Menyiapkan, merawat, dan menyimpan alat-alat medis sebelum maupun sesudah dilakukan pemeriksaan medis.

6) Melakukan sterilisasi alat-alat medis sesuai standar.

7) Menjaga kebersihan ruang tindakan.

8) Mengikuti dan berperan aktif dalam pertemuan rutin klinik.

9) Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh atasan. b. Tanggung Jawab:

Melaksanakan tugas pokok dan tugas tambahan dari pimpinan.

5. Apoteker

a. Uraian Tugas:

(44)

34

2) Memasukkan data obat pasien ke sistem OFR.

3) Menyiapkan obat.

4) Mencatat dan menjelaskan jadwal pemakaian obat.

5) Menyusun dan menyimpan arsip resep

6) Melakukan pengecekan dan memeriksa persediaan obat.

7) Memperhatikan waktu kadaluwarsa obat.

8) Menjaga kebersihan serta kestrerilan dalam penyimpanan obat sesuai standar.

9) Mengikuti dan berperan aktif dalam pertemuan rutin Klinik.

10) Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh pimpinan. b. Tanggung Jawab:

Bertanggung jawab terhadap pengadaan obat setiap bulannya sesuai kebutuhan persediaan.

6. Laboratorium a. Uraian Tugas:

1) Menerima permintaan pemeriksaan.

2) Menyiapkan peralatan dan bahan sebelum pengambilan sampel.

3) Mengambil, mengumpulkan, dan mendistribusikan specimen sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta.

4) Melakukan sterilisasi dan desinfeksi alat-alat yang ada di laboratorium.

5) Menjaga keamanan dan kebersihan laboratorium.

6) Mengikuti dan berperan aktif dalam pertemuan rutin Klinik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(45)

7) Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh pimpinan. b. Tanggung Jawab:

Bertanggung jawab atas kegiatan pelayanan laboratorium. 7. Pendaftaran

a. Uraian Tugas:

1) Melayani pendaftaran pasien yang berobat ke Klinik.

2) Memasukkan data pasien ke sistem Oracle Forms Runtime (OFR).

3) Mengarsipkan/menyusun rekam medik.

4) Melakukan penjelasan pada pasien syarat yang harus dibawa saat berobat.

5) Membawa rekam medik ke meja para medis.

6) Membantu merencanakan kebutuhan pelayanan pendaftaran.

7) Meneliti kelengkapan isi rekam medik apabila rekam medik belum lengkap di kembalikan kepada pemeriksa.

8) Mengembalikan rekam medik ke rak rekam medik setelah pelayanan.

9) Mengikuti dan berperan aktif dalam pertemuan rutin Klinik.

10) Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh pimpinan. b. Tanggung Jawab:

Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan inventaris di Klinik Mardi Waluyo.

c. Wewenang:

(46)

36

8. Kasir

a. Uraian Tugas:

1) Menerima pembayaran dari pasien.

2) Memasukkan data pembayaran pasien ke software.

3) Mengumpulkan bukti-bukti penerimaan kas yang disetorkan ke staf keuangan khusus klinik.

4) Menjaga kerahasiaan keuangan klinik

5) Mengikuti dan berperan aktif dalam pertemuan rutin Klinik.

6) Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh pimpinan. b. Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap keamanan keuangan klinik. 9. Umum

a. Uraian Tugas:

1) Merapikan, membersihkan, dan merawat seluruh ruangan yang ada di Klinik Mardi Waluyo.

2) Menjaga kebersihan kamar mandi/WC.

3) Membersihkan kaca jendela dan pintu.

4) Mengikuti dan berperan aktif dalam pertemuan rutin Klinik.

5) Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh pimpinan. b. Tanggung Jawab:

Bertanggung jawab terhadap kebersihan klinik.

(47)

E. Visi, Misi, Tata Nilai dan Strategi, serta Jenis dan Tarif Pelayanan Klinik Mardi Waluyo Kudus

1. Visi

Menjadi klinik pilihan utama berdasarkan kasih saying yang menjadi berkat.

2. Misi

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang utuh, bermutu, dan terjangkau bagi masyarakat sekitar bekerjasama dengan gereja local dan masyarakat. 3. Tata Nilai M: Mutu A: Antusias J: Jujur U: Umum 4. Strategi

a. Senyum, salam dan sapa.

b. Pelayanan dengan menjunjung tinggi nilai moral dan etika. c. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. d. Pelayanan sesuai dengan kompetensi dan regulasi. e. Menjalin hubungan dan kerjasama yang baik.

5. Jenis pelayanan yang ada di Klinik Pratama Mardi Waluyo. a. Praktek Dokter Umum.

(48)

38

c. Laboratorium.

d. Elektrokordiogram (Rekam Jantung-EKG). e. Nebulizer.

f. Tindakan bedah ringan.

6. Tarif Sewa, Pendaftaran, dan Tarif Pemeriksaan

Klinik Mardi Waluyo selain melayani pemeriksaan medis umum maupun gigi, klinik juga melayani penyewaan alat-alat medis. Berikut merupakan tarif sewa yang ditawarkan oleh Klinik Mardi Waluyo: Tabel 3. Tarif Sewa

Dalam tarif pendaftaran Klinik Mardi menarik tarif bagi pasien baru maupun pasien lama. Jadi walaupun pasien tersebut merupakan pasien lama tetap membayar biaya yang tertera sesuai dengan berikut: Tabel 4. Tarif Pendaftaran

No Jenis Tarif

1 Sewa Nebulizer 20,000

2 Sewa EKG 32,500

3 Sewa Monitor EKD 10,000/jam

4 Sewa Oxymetri 25,000

5 O2 100/liter/menit

No Jenis Tarif

1 Pasien Baru 5,000

2 Pasien Lama 4,000

(49)

Berikut merupakan tarif jasa pemeriksaan dokter umum, karena dokter gigi tarif jasanya dilihat sesuai dengan tarif tindakan yang dilakukan:

Tabel 5. Tarif Jasa Pemeriksaan Dokter Umum

Jenis Pagi Tarif Siang

Dokter Umum 25,000 25,000

Jasa Visit 27,500

Visum Et Repertum Gratis

Berikut merupakan tarif tindakan Dokter Umum dan Dokter Gigi Klinik Mardi Waluyo:

Tabel 6. Tarif Tindakan Dokter Umum

No Jenis Tindakan Tarif

1 Jahit Luka Pasien Umum 1 s/d 5 50,000 2 Jahit Luka Pasien Umum 6/12 75,000

3 Jahit Luka >12 100,000 4 Incisi Abses 50,000 5 Buka Jahitan 40,000 6 Cabut Kuku 60,000 7 Eksisi 50,000 8 Ekstirpasi 75,000 9 Sirkumsisi 200,000

10 Ekstirpas serumen / benda asing 35,000

11 Tindik 30,000

12 Pasang IUD 70,000

13 Cabut IUD 70,000

(50)

40

Tabel 6. Tarif Tindakan Dokter Umum. (Lanjutan)

No Jenis Tindakan Tarif

15 Cabut Implant 75,000

16 Eksplorasi Peluru/ Kaca/ Kayu 75,000

17 Amputasi Jari 80,000 18 Pasang DC 40,000 19 Blas punksi 40,000 20 Baca EKG 15,000 21 Nekrotomi Kecil 50,000 22 Nekrotomi Sedang 75,000 23 Nekrotomi Besar 100,000 24 Irigasi Mata 25,000 25 AFF DC 30,000 26 Lavament 50,000 27 Jasa Pasang NGT 25,000

Tabel 7. Tarif Tindakan Dokter Gigi

No Jenis Tindakan Tarif

1 Konsultasi Tanpa Dental Unit 20,000 Konsultasi dengan Dental Unit 35,000 2 Tambal

a. Tambal Dengan Amalgam 1 bidang 50,000 b. Tambal Amalgam 2 bidang / lebih 60,000 c. Tambal Gigi dengan Glass lonomer

Besar 95,000

d. Tambal Gigi dengan Filtec 130,000 3 Perawatan

a. Tambal Sementara 50,000

b. Perawatan saluran akar per kunjungan 50,000

c. Extiroatic Vital 45,000

d. Perawatan abscess Kecil 30,000

e. Perawatan abscess Besar 50,000

(51)

Tabel 7. Tarif Tindakan Dokter Gigi (Lanjutan)

No Jenis Tindakan Tarif

4 Cabut

a. Cabut gigi Sulung dengan

Chlorethyl/benzoytop 40,000

b. Cabut gigi sulung dengan suntik 60,000 c. Cabut gigi permanen mudah (sudah

goyang) 60,000

d. Cabut gigi permanen 80,000

e. Cabut gigi dengan komplikasi 100,000 5 Lain-lain

a. Reposisi mandibula 80,000

b. Pembersihan karang gigi (banyak) 75,000

c. Pengobatan radang ringan 30,000

d. Pengobatan radang berat 40,000

6 Bedah Minor

a. Operasi gigi bungsu (odontektomi)

mudah 300,000

b. Operasi gigi bungsu dengan penyakit 400,000 c. Jahit luka pasien gigi 1 s/d 5 60,000 d. Jahit luka pasien gigi 6 s/d 12 85,000

e. Alveolectomy per regio 120,000

f. Buka jahitan 40,000

g. Gingivectomy 80,000

h. Interdental wiring per rahang 300,000

i. Incise abscess 60,000

7 Gigi Tiruan Tetap

a. Pin / pasak 250,000

b. Crown porselin fused to metal 700,000

c. Crown akrilik 320,000

8 Gigi Tiruan Lepasan Akrilik

a. Gigi tiruan sebagian lepasan akrilik – plat

dari 1 gigi 400,000

b. Penambahan gigi akrilik berikutnya

(untuk 1 gigi) 75,000

c. Reparasi gigi tiruan / rebrasing akrilik 200,000 d. Gigi tiruan lengkap akrilik per rahang 1,000,000

(52)

42

Tabel 7. Tarif Tindakan Dokter Gigi (Lanjutan)

No Jenis Tindakan Tarif

9 Gigi Tiruan Lepasan Valplast

a. Gigi tiruan sebagian valplast – plat dan 1

gigi 600,000

b. Penambahan gigi valplast berikutnya (untuk

1 gigi) 125,000

c. Reparasi gigi tiruan / rebrasing valplast 250,000 d. Gigi tiruan lengkap valplast per rahang 1,500,000 10 Perawatan Ortodontik (Kawat Gigi)

a. Cetak gigi rahang atas dan bawah 60,000 b. Pemasangan alat orthodonsi lepasan per

rahang 530,000

c. Pemasangan alat orthodonsi cekat 1 rahang 3,700,000 d. Pemasangan alat orthodonsi cekat 2 rahang 4,850,000

e. Kontrol per kunjungan 50,000

f. Ganti wire alat orthodonsi cekat per rahang 65,000

g. Rebonding bracket lepas 45,000

h. Rebonding bracket hilang 60,000

i. Retainer pasif 430,000

j. Lepas bracket saat perawatan selesai 1

rahang 140,000

k. Lepas bracket saat perawatan selesai 2

rahang 245,000

11 Sarana

a. Sarana kecil dan dasar 10,000

b. Sarana sedang 15,000

c. Sarana besar 25,000

d. Sarana bedah minor 40,000

(53)

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Deskripsi penerimaan kas dan dokumen-dokumen yang digunakan dalam penerimaan kas di Klinik Pratama Mardi Waluyo:

Aktivitas dari dua jenis pasien yang memungkinkan terjadinya penerimaan kas, yakni penerimaan kas yang berasal dari pasien baru dan pasien lama, berikut merupakan proses penerimaan kas yang berasal dari pasien baru maupun pasien lama:

a. Pasien baru

Pasien baru merupakan pasien yang baru pertama kali datang ke Klinik Pratama Mardi Waluyo, belum pernah melakukan pendaftaran sehingga pasien baru belum memiliki riwayat rekam medis maupun pembayaran. Proses penerimaan kas pasien baru dimulai dari menerima nomer antrian untuk melakukan pendaftaran. Karyawan pendaftaran memanggil pasien baru dan memberika formulir pendaftaran, pasien baru diminta mengisi formulir tersebut. Setelah pasien baru selesai mengisi formulir, data pasien baru dimasukkan ke dalam software Oracle Forms Runtime (OFR) untuk direkap sebagai data pasien baru.

(54)

44

Kemudian karyawan pendaftaran memberikan berkas rekam medis sebagai antrian untuk pelayanan selanjutnya. Pasien baru menunggu untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah. Setelah melakukan pemeriksaan tekanan darah, perawat mengisi hasil tekanan darah pasien baru dalam berkas rekam medis. Perawat memberikan berkas rekam medis pasien baru ke ruangan dokter, pasien baru menunggu dipanggil untuk melakukan pemeriksaan medis.

Pasien baru dipanggil dan masuk kedalam ruangan, dokter memeriksa pasien baru sesuai dengan keluhan. Setelah selesai, dokter memberikan diagnosis penyakit yang diderita pasien baru, kemudian dokter memasukkan hasil pemeriksaan dan resep obat ke software OFR. Pasien baru membawa berkas rekam medis langsung ke apoteker.

Sementara itu, apabila pasien baru memerlukan pemeriksaan laboratorium dokter mengisi Formulir Permintaan Pemeriksaan. Setelah Formulir Permintaaan Pemeriksaan terisi, pasien baru membawa formulir tersebut untuk diserahkan kepada karyawan laboratorium. Karyawan laboratorium memanggil pasien baru sesuai antrian formulir, kemudian dilakukan pengambilan sampel sesuai dengan Formulir Permintaan Pemeriksaan. Sesudah itu, pasien PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(55)

menunggu hasil pemeriksaan dan menunggu dipanggil oleh dokter untuk mengetahui hasilnya. Dokter memanggil pasien baru, kemudian menjelaskan terkait hasil pemeriksaaan laboratorium dan memasukkan hasil tersebut serta resep obat ke software OFR. Hasil pemeriksaan laboratorium dan berkas rekam medis diserahkan ke pasien baru, tetapi berkas rekam medis diserahkan ke apoteker.

Apoteker memasukkan daftar obat ke software dan menyiapkan obatan tersebut. Apoteker memberikan obat-obat dan berkas rekam medis ke Kasir. Kasir memanggil pasien baru, kemudian memasukkan biaya pendaftaran serta biaya jasa dokter di software OFR. Pasien baru membayar biaya pendaftaran serta biaya pemeriksaan selanjutnya, Kasir memberikan obat, kartu periksa dan nota pembayaran rangkap satu ke pasien baru.

Menjelang tutup kasir mengumpulkan nota pembayaran rangkap dua serta menghitung jumlah uang masuk dan disesuaikan dengan nota pembayaran. Kasir juga mencetak rekap laporan aktivitas per dokter dan laporan penyetoran kas dari software OFR. Keesokan harinya kasir pergi ke bank untuk melakukan setor uang hasil dari penerimaan kas. Setelah itu, kasir menuju ke Rumah Sakit Mardi Rahayu untuk

(56)

46

menyerahkan laporan aktivitas, laporan penyetoran kas, kwitansi rangkap dua dan bukti setor bank ke karyawan keuangan khusus klinik.

Berikut merupakan bagan alir (flowchart) sistem penerimaan kas pasien baru yang ada di Klinik Mardi Waluyo:

(57)

Gambar 2. Flowchart Prosedur Sistem Penerimaan Kas Pasien Baru Tidak Melakukan Pemeriksaan Laboratorium.

(58)

48

Gambar 2. Flowchart Prosedur Sistem Penerimaan Kas Pasien Baru Tidak Melakukan Pemeriksaan Laboratorium. (Lanjutan)

Sumber: Hasil wawancara, 2020

(59)

Gambar 2. Flowchart Prosedur Sistem Penerimaan Kas Pasien Baru Tidak Melakukan Pemeriksaan Laboratorium (Lanjutan)

(60)

50

Gambar 3. Flowchart Prosedur Sistem Penerimaan Kas Pasien Baru Melakukan Pemeriksaan Laboratorium.

Sumber: Hasil wawancara, 2020

(61)

Gambar 3. Flowchart Prosedur Sistem Penerimaan Kas Pasien Baru Melakukan Pemeriksaan Laboratorium (Lanjutan)

(62)

52

Gambar 3. Flowchart Prosedur Sistem Penerimaan Kas Pasien Baru Melakukan Pemeriksaan Laboratorium (Lanjutan)

Sumber: Hasil wawancara, 2020

(63)

b. Pasien lama

Pasien lama merupakan pasien yang sudah pernah datang ke Klinik Pratama Mardi Waluyo jadi sudah memiliki riwayat rekam medis maupun pembayaran dalam software OFR. Proses penerimaan kas pasien lama dimulai dari penyerahan kartu periksa ke karyawan pendaftaran. Karyawan pendaftaran mencari berkas rekam medis pasien lama dan mengurutkan pasien lama untuk melakukan pelayanan. Kemudian perawat memanggil pasien lama berdasarkan urutan berkas rekam medis untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah, perawat mengisi hasil tekanan darah pasien lama dalam berkas rekam medis. Perawat memberikan berkas rekam medis pasien baru ke ruangan dokter, pasien lama menunggu dipanggil untuk melakukan pemeriksaan medis.

Pasien lama dipanggil dan masuk kedalam ruangan, dokter memeriksa pasien lama sesuai dengan keluhan. Setelah selesai, dokter memberikan diagnosis penyakit yang diderita pasien lama, kemudian dokter memasukkan hasil pemeriksaan dan resep obat ke software OFR. Pasien lama membawa berkas rekam medis langsung ke apoteker.

Sementara itu, apabila pasien lama memerlukan pemeriksaan laboratorium dokter mengisi Formulir

(64)

54

Permintaan Pemeriksaan. Setelah Formulir Permintaaan Pemeriksaan terisi, pasien lama membawa formulir tersebut untuk diserahkan kepada karyawan laboratorium. Karyawan laboratorium memanggil pasien lama sesuai antrian formulir, kemudian dilakukan pengambilan sampel sesuai dengan Formulir Permintaan Pemeriksaan. Sesudah itu, pasien menunggu hasil pemeriksaan dan menunggu dipanggil oleh dokter untuk mengetahui hasilnya. Dokter memanggil pasien lama, kemudian menjelaskan terkait hasil pemeriksaaan laboratorium dan memasukkan hasil tersebut serta resep obat ke software OFR. Hasil pemeriksaan laboratorium dan berkas rekam medis diserahkan ke pasien lama, tetapi berkas rekam medis diserahkan ke apoteker.

Apoteker memasukkan daftar obat ke software dan menyiapkan obatan tersebut. Apoteker memberikan obat-obat dan berkas rekam medis ke Kasir. Kasir memanggil pasien lama, kemudian memasukkan biaya pendaftaran serta biaya jasa dokter di software OFR. Pasien lama membayar biaya pendaftaran serta biaya pemeriksaan, Kasir memberikan obat, kartu periksa dan nota pembayaran rangkap satu ke pasien lama.

(65)

Menjelang tutup kasir mengumpulkan nota pembayaran rangkap dua serta menghitung jumlah uang masuk dan disesuaikan dengan nota pembayaran. Kasir juga mencetak laporan aktivitas per dokter dan laporan penyetoran kas dari software OFR. Keesokan harinya kasir pergi ke bank untuk melakukan setor uang hasil dari penerimaan kas. Setelah itu, kasir menuju ke Rumah Sakit Mardi Rahayu untuk menyerahkan laporan aktivitas, laporan penyetoran kas, kwitansi rangkap dua dan bukti setor bank ke karyawan keuangan khusus klinik.

Berikut merupakan bagan alir (flowchart) sistem penerimaan kas pasien lama yang ada di Klinik Mardi Waluyo:

(66)

56

Gambar 4. Flowchart Prosedur Sistem Penerimaan Kas Pasien Lama Tidak Melakukan Pemeriksaan Laboratorium.

Sumber: Hasil wawancara, 2020

(67)

Gambar 4. Flowchart Prosedur Sistem Penerimaan Kas Pasien Lama Tidak Melakukan Pemeriksaan Laboratorium (Lanjutan)

(68)

58

Gambar 5. Flowchart Prosedur Sistem Penerimaan Kas Pasien Lama Melakukan Pemeriksaan Laboratorium.

Sumber: Hasil wawancara, 2020

(69)

Gambar 5. Flowchart Prosedur Sistem Penerimaan Kas Pasien Lama Melakukan Pemeriksaan Laboratorium. (Lanjutan)

(70)

60

Gambar 5. Flowchart Prosedur Sistem Penerimaan Kas Pasien Lama Melakukan Pemeriksaan Laboratorium (Lanjutan)

Sumber: Hasil wawancara, 2020

(71)

c. Dokumen–dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas di Klinik Pratama Mardi Waluyo:

Tabel 8. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam Penerimaan Kas

Aktivitas Dokumen Tercetak Dokumen Elektronik Penerimaan kas

dari pasien baru 1. Nomor antrian 2. Formulir pendaftaran

3. Berkas rekam medis 4. Formulir permintaan pemeriksaan 5. Kartu periksa 6. Kwitansi 7. Laporan aktivitas 8. Laporan penyetoran kas

9. Bukti setor bank

1. Data pasien baru 2. Data rekam medis

Penerimaan kas dari pasien lama

1. Kartu periksa 2. Berkas rekam medis 3. Formulir permintaan pemeriksaan 4. Kwitansi 5. Laporan aktivitas 6. Laporan penyetoran kas

7. Bukti setor bank

1. Data rekam medis

Berikut merupakan deskripsi dari setiap dokumen yang digunakan dalam penerimaan kas baik dari pasien baru maupun pasien lama di Klinik Pratama Mardi Waluyo:

1) Nomor antrean

Nomor antrian merupakan dokumen yang digunakan calon pasien dalam menunggu antrean untuk melakukan proses pendaftaran.

(72)

62

2) Formulir pendaftaran

Formulir pendaftaran merupakan dokumen yang wajib diisi oleh calon pesien untuk syarat menjadi pasien di Klinik Pratama Mardi Waluyo.

3) Kartu periksa

Kartu periksa merupakan dokumen yang diberikan kepada pasien baru setelah selesai melakukan pendaftaran. Kartu periksa ini juga digunakan oleh pasien lama pada saat kembali lagi ke Klinik Pratama Mardi Waluyo untuk melakukan pemeriksaan lainnya.

4) Berkas rekam medis

Berkas rekam medis adalah dokumen yang berisi catatan identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan maupun tindakan lainnya.

5) Formulir permintaan pemeriksaan

Formulir ini merupakan dokumen yang diisi oleh dokter sebagai petunjuk petugas laboratorium sebelum melakukan pemeriksaan laboratorium baik pasien baru maupun pasien lama.

6) Kwitansi

Kwitansi merupakan bukti dokumen pembayaran pasien baru maupun pasien lama setelah melakukan pemeriksaan medis. Dokumen ini berjumlah dua rangkap, rangkap satu diberikan kepada pasien dan rangkap dua diserahkan kepada karyawan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(73)

keuangan khusus klinik bersama dengan laporan aktivitas, laporan penyetoran kas serta bukti setor bank setiap harinya. 7) Laporan aktivitas

Laporan aktivitas ini adalah dokumen yang dicetak dari software OFR yang berisi tanggal, nama dokter, waktu pelayanan, dan rincian transaksi penerimaan kas setiap dokter. Selain itu, laporan aktivitas ini juga berisi tanda tangan kepala klinik yang di otorisasi setiap harinya, dan tanda tangan kasir klinik sebagai yang membuat laporan. Laporan aktivitas ini sebagai bukti penerimaan kas yang diserahkan kepada karyawan keuangan khusus klinik beserta laporan penyetoran kas, kwitansi rangkap dua dan bukti setor bank.

8) Laporan penyetoran kas

Laporan penyetoran kas ini merupakan dokumen yang berisi tanggal penyetoran, nomor laporan penyetoran kas, nama klinik, kolom aktivitas pelayanan, kolom waktu pagi dan sore, serta jumlah nominal. Berisi tanda tangan kasir klinik, kepala klinik beserta cap, kasir induk, dan karyawan akunting.

9) Bukti setor bank

Bukti setor bank adalah dokumen yang diberikan oleh bank sebagai bukti bahwa kasir telah menyetorkan uang penerimaan kas ke rekening bank yang dimiliki Klinik Pratama Mardi Waluyo. Bukti setor bank ini sebagai bukti penerimaan kas yang

(74)

64

diserahkan kepada karyawan keuangan khusus klinik beserta nota pembayaran rangkap dua dan laporan penerimaan kas harian.

2. Deskripsi Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas di Klinik Pratama Mardi Waluyo.

Dari hasil wawancara dengan Kepala Klinik dan Kasir Klinik mengenai pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan kas, maka didapatkan data sebagai berikut:

a. Lingkungan pengendalian (control environment)

1) Organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika, mencakup: adanya “tone at the top”, menetapkan standar perilaku, mengevaluasi kepatuhan terhadap standar perilaku, menindaklanjuti penyimpangan secara tepat.

Klinik Pratama Mardi Waluyo memiliki Peraturan Yayasan Kristen Kesejahteraan Mardi Rahayu (YKKMR) yang didalamnya terkandung standar etika yang harus dilakukan seluruh karyawan. Peraturan tersebut dikomunikasikan melalui buku panduan yang diberikan kepada karyawan pada saat perekrutan. Dalam penerapannya, Kepala Klinik dan Kasir Klinik telah menjalankan perilaku etis tersebut dengan berperilaku jujur, sopan, menjaga rahasia keuangan klinik dengan tidak memberitahu kepada semua orang, dan saling PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(75)

menghargai terlebih dengan pasien maupun sesama karyawan. Di sisi lain Klinik Pratama Mardi Waluyo sebagai organisasi yang berada di bawah Rumah Sakit Mardi Waluyo yang dimiliki oleh YKKMR tentunya juga menjalankan etika sesuai dengan ajaran kristiani.

Peraturan tersebut digunakan sebagai acuan dalam menjalankan etika anggota Klinik Pratama Mardi Waluyo. Tetapi Klinik tidak melakukan evaluasi penerapan etika secara berkala, hanya pada saat terjadi penyimpangan baru dilakukan evaluasi saat rapat bulanan klinik.

2) Dewan direksi menunjukkan independensi terhadap manajemen dan melaksanakan pengawasan terhadap pengembangan dan kinerja pengendalian internal.

Kepala klinik telah melakukan pengawasan terhadap kasir dengan mengkomunikasikan laporan penerimaan kas. Pengawasan juga dilakukan secara langsung oleh tim Sistem Pengawasan Internal dari Rumah Sakit Mardi Rahayu untuk memeriksa kasir setiap satu bulan sekali, dengan melakukan pengecekan laporan yang dibuat oleh kasir dengan uang kas yang ada.

(76)

66

3) Manajemen menetapkan struktur, alur pelaporan, kewenangan dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan.

Klinik Pratama Mardi Waluyo memiliki struktur kepengurusan yang berfungsi sebagai penjelas kedudukan setiap anggota yang diharapkan dapat mempermudah dalam pelaksanaan koordinasi dan komunikasi. Visi misi klinik dinyatakan secara pada stand banner di area klinik. Alur pelaporan sudah ditetapkan tetapi tidak secara tertulis. Kewenangan dan tanggung jawab kasir telah dijelaskan di job description.

4) Organisasi menunjukkan komitmennya untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten.

Klinik Pratama Mardi Waluyo merupakan bagian dari Rumah Sakit Mardi Rahayu yang dimiliki oleh YKKMR, maka seluruh proses perekrutan merupakan hak yayasan. Hal ini tertera pada Peraturan YKKMR Pasal 4 ayat 1, yang menyatakan bahwa:

“Penerimaan Karyawan adalah hak dari YKKMR yang dilakukan melalui prosedur rekruitmen yang berlaku dan sesuai dengan perencanaan kebutuhan tenaga”

Untuk mendukung kompetensinya, Kasir selalu terlibat pada setiap program pelatihan dari Yayasan yang membahas keuangan maupun pembaharuan software. Program pelatihan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(77)

yang diselenggarakan oleh yayasan untuk seluruh karyawan baik karyawan rumah sakit maupun klinik pratama untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Yayasan juga memberi kesempatan setiap karyawannya untuk mendapatkan tambahan pengetahuan teori/praktek melalui pendidikan atau pelatihan di luar Yayasan dan biaya yang dikeluarkan ditanggung oleh Yayasan dengan ketentuan yang berlaku. Sebagai contoh perawat, perawat mencari pelatihan secara mandiri di luar rumah sakit dan mendapatkan sertifikat, sertifikat tersebut dikumpulkan untuk menambah kredit poin yang digunakan untuk memperpanjang Surat Tanda Registrasi (STR). Selain itu, juga dapat digunakan sebagai pertimbangan yayasan untuk menaikkan upah, memberikan promosi, rotasi, dsb.

5) Organisasi mendorong setiap individu untuk menerapkan akuntabilitas atas tanggung jawabnya terhadap pengendalian internal.

Kasir Klinik memiliki uraian tugas, tanggung jawab yang tertera di Surat Keputusan yang diterima pada saat memulai bekerja dan job description yang ada serta kepala klinik berharap kasir dapat bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan. Kepala klinik melakukan penilaian kinerja bagi kasir klinik serta seluruh karyawan klinik setiap tiga bulan sekali menggunakan alat bantu penilaian yang sudah disediakan

Gambar

Tabel 1. Simbol Bagan Alir
Tabel 1. Simbol Bagan Alir (Lanjutan)
Tabel 1. Simbol Bagan Alir (Lanjutan)
Tabel 2. Perbandingan Pengendalian Internal berdasarkan COSO dengan Pengendalian Internal berdasarkan Klinik  Pratama Mardi Waluyo
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Untuk mengetahui jawaban responden, berikut ini penulis mengemukakan hasil penelitian yang telah penulis dapatkan dari beberapa responden yang telah

Disamping pemerintah nasional di seluruh dunia mengumumkan langkah-langkah untuk melindungi ekonomi mereka dari kejatuhan ekonomi yang sangat besar dari krisis COVID-19,

Penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai biodistribusi radiofarmaka 99 Tc m DTPA pada organ jantung, liver, paru - paru, otak, ginjal dan kandung kemih, dosis internal

Herlina Ginting, M.Hum, sebagai Sekretaris Departemen Bahasa dana Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai pembimbing I yang

Mengetahui hubungan antara umur, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, tingkat ekonomi, tipe kusta, riwayat reaksi, pencegahan cacat, perawatan diri

Mendiskripsikan angka kuman pada racikan mie ayam (saos tomat, sambal cabe, racikan ayam) yang digunakan oleh pedagang mie ayam di kota Purwodadi. Mendiskripsikan cara-cara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) komitmen profesi akuntan berpengaruh dalam meningkatkan kualitas implementasi audit independen atas laporan keuangan; (2)

Tahap selanjutnya pada Tabel 7 memberikan informasi keadaan KAP dalam penerapan standar audit berbasis ISA untuk klien mereka. Dari hasil tabulasi data menunjukkan bahwa Dari