• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Dinamika Politik Suriah Pasca Arab Spring

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II Dinamika Politik Suriah Pasca Arab Spring"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

24

BAB II

Dinamika Politik Suriah Pasca Arab Spring

Pada Bab ini, penulis akan sedikit membahas mengenai sejarah politik Suriah kontemporer, terutama disaat-saat terjadinya Arab Spring 2009 - sekarang, hingga terjadinya perang saudara di negara Suriah yang menyebabkan munculnya ISIS di Suriah, serta jatuhnya kota-kota yang dikuasai ISIS terutama jatuhnya kota Palmyra ke tangan ISIS sampai kota tersebut direbut kembali oleh Pemerintah Suriah di tahun 2016. Berikut adalah pemaparannya;

A. Pengertian dan Penyebab Arab Spring

Arab Spring merupakan istilah lain yang diberikan terhadap “Revolusi Dunia Arab”, yang mana dalam bahasa Arab disebut “al-Thawrat al-`Arabiyyah”.1 Arab

Spring, jika diartikan secara literal bermakna pemberontakan Arab, meski pun tidak semua pihak yang terlibat dalam protes tersebut merupakan bangsa Arab. Dengan kata lain, Arab Spring adalah istilah untuk kebangkitan dunia Arab atau pemberontakan yang dimulai dari Tunisia pada musim semi, Desember 2010.2 Ada pandangan lain yang juga mengatakan bahwasannya Arab Spring merupakan gelombang revolusi unjuk rasa dan protes yang terjadi di dunia Arab. Revolusi bisa terjadi karena adanya

1Rachman, D. (n.d.). Paper Fenomena Arab Spring. Diakses November 25, 2016, from Academia:

www.academia.edu/3812208/Paper_Fenomena_Arab_Spring

2ABM, M. Agastya. (2013). Arab Spring : Badai Revolusi Timur Tengah yang Penuh Darah.

(2)

25

ketidak keseimbangan sosial yang merusak sistem sosial itu sendiri seperti korupsi, kemiskinan, kelaparan, pelanggaran hak asasi manusia, pengangguran, serta naiknya harga pangan. Revolusi3 tersebut bertujuan untuk menggulingkan diktaktor yang berkuasa di negara-negara di kawasan Timur Tengah.

Fenomena “Arab Spring” ini menggunakan teknik pemberontakan sipil dalam kampanye yang melibatkan serangan secara langsung terhadap pihak pro-pemerintah, demonstrasi, unjuk rasa, dan pawai. Selain itu, pemanfaatan media sosial, seperti Facebook, Twitter, Youtube, dan Skype, dianggap memiliki pengaruh yang besar dalam kelancaran protes pada fenomena Arab Spring. Tujuan penggunaan media sosial ini adalah untuk mengorganisir, berkomunikasi antar kelompok, serta meningkatkan kesadaran terhadap usaha-usaha penekanan yang dilakukan oleh pemerintah. Dalam aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat tersebut, mendapatkan perlawanan keras dari pihak berwajib, para militan bahkan pengunjuk rasa yang pro pada pemerintah. Adapun slogan pengunjuk rasa di dunia Arab adalah ash-sha’b yurid isqat an-nizam, yang artinya rakyat ingin menumbangkan rezim ini.4

Di dalam Arab Spring, terdapat motor penggerak yang berasal dari para pemuda berpendidikan di masing-masing negara yang sedang dilanda isu revolusi. Para pemuda tersebut berpendapat bahwasannya pemerintah dengan rezim yang otoriter sudah tidak

3Mengutip pandangan Soekarno tentang revolusi, ia pernah berkata “Revolusi adalah cara kuda terlepas.

Kuda itu mencari jalnnya sendiri. Sedangkan, tugas seorang pemimpin revolusi hanya tetap duduk di atas pelananya sampai kuda itu selesai berlari. Sesudah itu, pemimpin revolusi bisa menggiringnya kea rah yang dikehendaki.” Soedjatmoko. (2010). Asia di Mata Soedjatmoko. Jakarta: Buku Kompas, hlmn. 105

(3)

26

tepat lagi diterapkan pada negara mereka. Hal ini dikarenakan rezim yang otoriter menumbuhkan praktik KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) dalam model pemerintahannya yang Monarki. Banyaknya praktik KKN memberikan imbas yang cukup signifikan pada kehidupan masyarakat bawah. Salah satunya adalah system ekonomi yang rapuh, yang mengakibatkan tingginya harga barang-barang pokok serta meningkatnya angka pengangguran akibat lapangan pekerjaan yang sedikit.

Walaupun demikian, munculnya revolusi yang terjadi di kawasan Timur Tengah tak lepas dari campur tangan negara super power seperti Amerika Serikat dan sekutunya. Selain dari negara-negara super power, negara-negara Timur berpaham sosialis yang memiliki kepentingan terhadap Timur Tengah juga memiliki andil dalam setiap aksi massa yang terjadi di negara yang mengalami isu revolusi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Arab Spring adalah sebentuk protes massa (revolusi) yang memiliki tujuan untuk menggulingkan, menurunkan, melengserkan, ataupun mengkudeta para pemimpin negara karena dianggap telah bertindak diktator, otoriter, korup, dan menindas rakyat dalam memimpin suatu negara. secara sederhana, masyarakat turun ke jalan melakukan unjuk rasa atau demonstrasi serta melakukan aksi protes terhadap pemerintah. Masyarakat juga menuntut pemerintah untuk turun dari jabatannya. Seperti itulah bentuk dari revolusi yang terjadi di kawasan Timur Tengah.

B. Sejarah Arab Spring di Timur Tengah

Arab Spring merupakan serangkaian peristiwa gelombang revolusi, dimana terdapat demonstrasi dan protes dalam skala besar yang dimulai di dunia Arab pada

(4)

27

tanggal 18 Desember 2010. Dalam peristiwa tersebut, para penguasa diktator dipaksa untuk menurunkan jabatan mereka di berbagai negara seperti Tunisia, Mesir, dan Libya. Pemberontakan sipil pun bermunculan di Bahrain dan Suriah. Bahkan di Iraq, Yordania, Kuwait, Maroko dan Sudan terjadi aksi protes dalam skala besar. Sedangkan aksi protes dalam skala kecil meletus di Arab Saudi, dan Oman. Perang saudara di Libya dan pemberontakan di Mali merupakan pelopor terjadinya gelombang Arab Spring di Afrika Utara dan menular ke negara Libya dan Lebanon.

Gambar 1. Peta Penyebaran Fenomena Arab Spring

Sumber: http://news.mit.edu/2013/mit-music-documentary-pays-tribute-to-the-arab-spring

Berikut adalah penjelasan mengenai lahirnya Arab Spring di beberapa wilayah di Timur Tengah sampai sebelum Arab Spring masuk ke negara Suriah;

1. Arab Spring di Tunisia

Pemicu utama dalam terjadinya peristiwa Arab Spring berasal dari satu orang yang bernama Mohammed Bouazizi yang memiliki nasib kurang beruntung. Ia tidak juga mendapatkan pekerjaan yang mapan. Masalah

(5)

28

pengangguran yang dialami oleh Bouazizi itulah yang menjadi latar belakang revolusi di Tunisia. Kemudian Mohammed Bouzizi yang membakar diri sendiri sebagai bentuk protes terhadap kekuasaaan diktator di Tunisia. Peristiwa tersebut terjadi pada 18 Desember 2010 dan ini disaksikan oleh masyarakat di negara-negara lain di Timur Tengah dan Afrika Utara yang kemudian memicu revolusi dunia Arab di Aljazair, Yordania, Yaman dan Mesir.

Tindakan yang dilakukan oleh Bouzizi tersebut adalah untuk menggalang solidaritas rakyat Tunisia untuk bangkit dan melawan pemerintahan yang korup dan represif. Meskipun Bouzizi hanyalah rakyat biasa, namun aksinya tersebut mampu meledakkan semangat seluruh rakyat di Tunisia. Kerusuhan yang terjadi akibat meningkatnya jumlah pengangguran di Tunisia masih berlanjut hingga Januari 2011.5 Kerusuhan tersebut pun berubah menjadi protes besar-besaran terhadap Pemerintahan Ben Ali. Tepat pada tanggal 13 Januari 2011, Ben Ali mengumumkan bahwa dirinya tidak akan mencalonkan diri sebagai presiden untuk masa jabatan 20146. Ia juga bersumpah untuk meningkatkan kebebasan pers dan perekonomian.

Pernyataan yang dilakukan oleh Ben Ali mendapatkan respon oleh masyarakat Tunisia. Sehari setelah pengumuman tersebut, tepatnya 14 Januari 2014, ribuan demonstran turun ke jalan di pusat kota Tunisia. Mereka meminta agar Ben Ali saat itu juga melepaskan jabatannya. Aksi protes dan perlawanan

5ABM, M. Agastya. (2013). Op. cit. hlmn. 29

(6)

29

yang dilkakukan oleh masyarakat Tunisia pun membuahkan hasil. Masyarakat Tunisia berhasil menggulingkan Presiden Tunisia, Ben Ali dan di waktu yang bersamaan, Ben Ali bersama keluarganya mengungsi ke Arab Saudi. Pemerintahan tersebut sementara waktu dipegang oleh Perdana Menteri Mohamed Ghannouchi. Dampak yang didapat dari kerusuhan dan perlawanan masyarakat Tunisia dalam penggulingan rezim Ben Ali adalah tewasnya sekitar 219 orang masyarakat Tunisia.7

2. Arab Spring di Mesir

Di Mesir sendiri dampak dari adanya Arab Spring yang terjadi di Tunisia adalah terjadinya revolusi di Mesir sebanyak dua kali dalam kurun waktu dua tahun. Sampai saat ini Mesir masih menjadi satu-satunya negara Timur Tengah yang mengalami revolusi sebanyak dua kali.8 Revolusi pertama terjadi pada tahun 2011, dimana revolusi tersebut tidak lepas dari imbasnya Arab Spring dan juga kebangkitan Ikhwanul Muslimin. Ikhwanul Muslimin adalah sebuah kelompok bentukan Hasan al-Banna pada tahun 19289.

Pada saat pergantian kekuasaan dari Anwar Sadat ke Husni Mubarak, Ikhwanul Muslimin kembali bangkit. Di awal pemerintahan, rezim Husni Mubarak dikenal sangat moderat meskipun masih banyak kebijakannya yang justru menekan islam. Protes besar-besaran pun terjadi ketika Husni Mubarak

7Tunisia protest against Ben Ali left 200 dead, says UN. (2011, Februari 1). Diakses Januari 28, 2017,

from BBC News: http://www.bbc.co.uk/news/world-africa-12335692

8ABM, M. Agastya. (2013). Op. cit. hlmn. 42 9Ibid, hlmn. 52

(7)

30

melanjutkan kebijakan pendahulunya yang pro-zionis Israel. Protes yang terjadi terus-menerus membuat pemerintah Mesir kalang kabut. Pemerintah pun menerbitkan peraturan yang membatasi kebebasan masyarakat, yaitu membuat jam malam, mencekal organisasi kemasyarakatan, dan menjaga ketat setiap demo yang dilakukan.10

Aksi protes meningkat pada tanggal 25 Januari 2011, ketika Tunisia berhasil menggulingkan pemerintahannya. Dalam orasinya, para demonstran mengajukan empat tuntutan, yaitu; pengunduran diri Husni Mubarak, pengunduran diri cabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ahmed Mohamed Mahmoud Nazef, pembubaran parlemen dan penjadwalan ulang pemilu, dan pembentukan pemerintahan baru pilihan rakyat.11 Aksi protes ini pun menyebabkan terjadinya kekcauan dimana-mana. Hal ini pun membuat aparat militer menghadapi para demonstran dengan kekerasan seperti menembaki demonstran, menghalau demonstran dengan pakaian perang lengkap. Akibatnya sebanyak 846 orang tewas12 dalam aksi bentrok tersebut. Setelah aksi protes yang begitu lama, pada tanggal 11 Februari 2011, Presiden Husni Mubarak resmi mundur dari jabatannya.

10Ibid, hlmn. 55 11Ibid.

12Government fact-finding mission shows 846 killed uprising. (2011, April 20). Diakses Januari 28,

2017, from Haaretz.com: http://www.haaretz.com/news/international/government-fact-finding-mission-shows-846-killed-in-egypt-uprising-1.356885

(8)

31

Revolusi kedua di Mesir terjadi pada tahun 2013. Revolusi kedua yang terjadi adalah untuk mengkudeta Muhammad Mursi dari jabatannya yang merupakan seorang pemimpin yang berasal dari kelompok Ikhwanul Muslimin. Namun revolusi kali ini dipengaruhi oleh 3 kekuatan besar, yaitu kekuatan liberal, nasionalis dan sekuler.13 Tiga kekuatan tersebut adalah musuh bebuyutan dari Ikhwanul Muslimin. Kudeta Muhammad Mursi terjadi pada 30 Juni 2013.14

Pada tanggal 1 Juli 2013, ketika Angkatan Bersenjata Mesir memberikan ultimatum 48 jam, 4 menteri mengundurkan diri yakni Menteri Pariwisata Mesir, Menteri Komunikasi dan IT Mesir, Menteri Negara Urusan Hukum dan Parlemen Mesir, serta Menteri Negara Lingkungan Hidup Mesir15. Tidak lama dari pengunduran para menteri, tepat tanggal 3 Juli 2013, Abdul Fattah el-Sisi, Kolonel Jenderal Angkatan Bersenjata Mesir mengumumkan bahwa Muhammad Mursi telah dilengserkan dan mengangkat kepala Mahkamah Konstitusi sebagai pemegang jabatan sementara Presiden.

3. Arab Spring di Libya

Aksi unjuk rasa yang terjadi di Libya meniru aksi yang terjadi di Tunisia dan Mesir. Revolusi tersebut berawal pada tanggal 15 Februari 2011, dimana terjadi protes kepada Qaddafi untuk bertanggung jawab atas penembakan 14

13ABM, M. Agastya. (2013). Op. cit. hlmn. 70 14Ibid, hlmn. 73

(9)

32

demonstran pada tahun 2006.16 Unjuk rasa tersebut terjadi di berbagai kota di Libya, seperti Tripoli, Tajoura, Zawiyah, Zintan, Ajdbiyah, Ras Lanuf, Sirte, Al-Bayda, Benghazi, Bin Jawed, Bani Walid, Ar-Rajiban, dan Misratah. Akibat unjuk rasa ini, sebanyak 165 orang tewas termasuk anak-anak.

Protes tersebut berlanjut hingga terjadinya bentrok antara masyarakat Libya dengan apparat militer Libya pada Maret 201117 yang kemudian menuntut pemimpin Libya, Muammar Qaddafi untuk turun dari jabatannya. Akibat bentrok tersebut sekitar 25.000 orang meninggal dunia, 3.000 orang cacat dan 60.000 orang terluka.18 Pada tanggal 20 Oktober 2011 Muammar Qaddafi meninggal dunia akibat baku tembak melawan pejuang revolusi.19 Kematiannya pun menjadi bukti runtuhnya rezim Muammar Qaddafi yang dipimpinnya selama 42 tahun.

4. Arab Spring di Yaman

Gejolak revolusi di negeri-negeri Timur Tengah terus menggema dari Tunisia hingga ke Yaman. Masyarakat Yaman mulai menyadari atas tindakan kediktatoran para penguas negeri mereka. Pada tanggal 3 Januari 2011, sekitar satu juta demonstran berkumpul di ibu kota Yaman, Sana’a.20 Para demonstran

16Ibid, hlmn. 109 17Ibid, hlmn. 107

18Resident Flee Gaddafi himetown. (2011, Oktober 3). Diakses Januari 28, 2017, from The Sidney

Morning Herald: http://www.smh.com.au//breaking-news-world/residents-flee-gaddafi-hometown-20111003-1l49x.html

19ABM, M. Agastya. (2013). Op. cit. hlmn. 115 20Ibid, hlmn.144

(10)

33

berkumpul untuk menghadiri “hari kemarahan” terhadap presiden Ali Abdullah

Saleh. Demonstrasi tersebut pecah setelah presiden mengusulkan amandemen konstitusi pada bulan Januari. Amandemen konstitusi tersebut bisa membuatnya tetap berkuasa. Akibatnya terjadilah demonstarsi selama berhari-hari. Presiden Ali Abdullah Saleh pun kembali mengumumkan bahwa ia tidak akan memperpanjang masa jabatannya dan tidak akan mewariskan jabatannya ke anaknya.

Namun sayangnya, respon dari masyarakat Yaman adalah menginginkan adanya pergantian rezim pemerintahan saat itu juga. Revolusi ini pun merenggut 2.000 korban jiwa dan 22.000 orang terluka.21 Aksi unjuk rasa tersebut juga membawa kemunduran bagi perekonomian masyarakat Yaman. Ketika revolusi terjadi keamanan memburuk, sehingga kurang dari 800 kegiatan ekonomi ditutup. Setelah hampir setengah tahun masyarakat Yaman berdemonstrasi, akhirnya rezim pemerintahan Ali Abdullah Saleh berhasil digulingkan pada tanggal 5 Juni 2011.22 Di hari yang sama, Ali Abdullah Saleh kabur ke Arab Saudi. Pemerintahan transisi pun diberikan kepada Wakil Presiden Yaman, Abdrabuh Mansur Hadi setelah perjanjian transisi kekuasaan yang ditanda tangani oleh Ali Abdullah Saleh.23

21Ibid, hlmn. 145 22Ibid, hlmn. 146 23Ibid, hlmn. 148

(11)

34

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan yakni pada bulan September 2012, sebanyak empat penguasa diktator telah diturunkan dari jabatannya, presiden Tunisia, Zine El Abidin Ben Ali pergi ke Arab Saudi mencari suaka politik pasca revolusi Tunisia pada bulan Januari 2011. Di Mesir, presiden Husni Mubarak mengundurkan diri dari jabatannya pada tanggal 11 Februari 2011. Kemudian penguasa Libya, Moammar Kadafi dipaksa mundur pada tanggal 23 Agustus 2011 setelah pihak oposisi Dewan Transisi Nasional (NTC) mengambil alih wilayah Bab Al-Azizia. Kemudian presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh yang mundur dari kekuasaannya setelah menandatangani perjanjian pemindahan kekuasaan kepada Abdul Al-Rab Mansur Al-Hadi.

Berikut adalah tabel ringkasan mengenai protes fenomena Arab Spring yang terjadi di beberapa daerah dunia Arab;

Negara Tanggal

dimulai

Status Protes Hasil Korban Tewas

(Orang) Status Tunisia 18 Des 2010 Revolusi tanggal 14 Januari 2011 - Zine El Abidine Ben Ali digulingkan, Ben Ali eksil ke Arab Saudi - Perubahan kebijakan mengenai foto KTP pada wanita Tunisia 219 Revolusi

(12)

35

Negara Tanggal

dimulai

Status Protes Hasil Korban Tewas

(Orang) Status Mesir 25 Jan 2011 •Revolusi I tanggal 11 Februari 2011 •Revolusi II tanggal 3 Juli 2013 -Husni Mubarak digulingkan, - Muhammad Mursi di gulingkan -4 Menteri rezim Muhammad Mursi mengundurkan diri 846 Revolusi Libya 15 Feb 2011 Penggulingan rezim 23 Agustus 2011 -Muammar Qaddafi digulingkan dan terbunuh pada 20 Oktober 25.000 Pemerintah digulingkan Yaman 3 Feb 2011 Revolusi tanggal 5 Juni 2011 - Pengunduran diri Anggota Parlemen dari partai berkuasa - Wakil Presiden Abd al-Rahman Mansur al-Hadi menjabat sebagai Presiden Petahana pada 4 Juni 2011 2.000 Mengalami kerusuhan sipil dan perubahan pemerintahan

Tabel 1. Protes Fenomena Arab Spring di Dunia Arab

Sumber: Buku Arab Spring: Badai Revolusi Timur Tengah yang Penuh Darah oleh M. Agastya. (2013)

C. Arab Spring (Gelombang Revolusi) di Suriah 1. Profile Negara Suriah

Secara resmi nama Suriah adalah Republik Arab Suriah. Suriah (bahasa inggris: Syria) adalah sebuah negara yang terletak di Timur Tengah. Nama Suriah berasal dari abad 8 SM yang ada pada prasasti Luwian dengan istilah “Asura/i atau Sura/i”, sedangkan nama Yunani kuno deratifnya Σύριοι, Sýrioi,

(13)

36

or Σύροι, Sýroi, yang kedua kata tersebut awalnya berasal dari Aššūrāyu (Assyria) di Mesopotamia utara24. Secara De Jure, lokasi Republik Arab Suriah berbatasan dengan negara Turki di sebelah Utara dan Yordania di Selatan, sedangkan di Timur berbatasan dengan negara Irak, di sebelah baratnya berbatasan dengan Lebanon dan Laut Mediterania, sedangkan disebelah Barat Daya berbatasan dengan Israel. Namun saat ini control pemerintah Suriah meluas kesekitar 30-40% dari de jure daerah negara, dan populasi Suriah saat ini kurang dari 60%.25

Suriah beribukota di Damaskus dengan bahasa resmi yang digunakan adalah Bahasa Arab. Sebuah negara dataran subur, pegunungan tinggi, dan padang pasir tersebut adalah negara bagi berbagai etnis dan agama yang beragam, di antaranya Alawite, Sunni dan Kristen Arab, Armenia, Assyria, Druze, Kurdi, dan Turki. Muslim Arab Sunni merupakan kelompok penduduk terbesar (mayoritas) di Suriah. Presiden Suriah saat ini adalah Bashar al-Assad. Beliau lahir pada 11 September 1965 di Damaskus, Suriah.

Dilihat dari luas wilayahnya, Suriah termasuk pada negara dengan wilayah yang relative luas, yaitu sekitar 185,180km2. Suriah juga memiliki pemandangan alam yang berbeda-beda. Di bagian barat tanahnya subur, dan

24Rollinger, R. (2006). The Terms “Assyria” and “Syria” again. Journal of Near Eastern Studies,

hlmn. 284-287.

25Hubbard, B. (n.d.). Momentum Shifts in Syria, Bolstering Assad’s Position. Diakses April 6, 2015,

from The New York Times: http://mobile.nytimes.com/2013/07/18/world/middleeast/momentum-shifts-in-syria-bolstering-assads-position.html

(14)

37

curahhujan melebihi 380 mm per tahun. Di bagian utara mencakup sebagian besar daerah stepa “Fertile Crescent” yang membentang dari Laut Tengah

sampai ke Mesopotamia. Di bagian tengah dan tenggara terdapat Gurun Suriah bagian dari Gurun Arab. Di bagian barat Suriah mirip sekali dengan Lebanon. Di bagian timur Pegunungan Jabal Al Ansariyah.

Gambar 2. Peta Suriah

Sumber: https://international.sindonews.com/read/836570/43/china-desak-suriah-lanjutkan-pembicaraan-damai-1392633554

Penduduk Suriah terdiri dari berbagai etnis dan agama. Keseluruhan penduduknya berjumlah sekitar 22.500.000 Jiwa. Muslim Sunni di Suriah merupakan mayoritas. Jumlah mereka sekitar (lebih dari 70 %) atau sekitar 16,2 juta / 16.200.000 Jiwa yang terdiri dari sekitar 59-60 % atau 13.500.000 Jiwa adalah Sunni etnis Arab. Kemudian sekitar 9 % atau 2.025.000 adalah Sunni etnis Kurdi dan sekitar 3 % atau 675.000 adalah Sunni etnis Turkomen. Syi'ah di Suriah hanya sekitar 13 % atau 2,9 juta (2.925.000 Jiwa), yang terdiri dari

(15)

38

berbagai aliran Syi'ah, antara lain Alawit, Syi'ah Itsna Asyariyah, Ismailiyah dan lainnya.

Kristen sekitar 10 % atau 2.250.000 Jiwa, dimana mayoritas adalah Antiokhia Ortodoks, sisanya termasuk Katolik Yunani, Assyria Gereja Timur, Armenia Ortodoks, Protestan dan lainnya. Dan terakhir adalah Druze sekitar 3 % atau 500.000 jiwa yang berkonsentrasi terutama di daerah selatan Jabal al-Druze.Al-Dzarazi, sebuah komunitas keagamaan di Timur Tengah.26

2. Fenomena Arab Spring di Suriah

Sejak Maret 2011, Suriah telah terlibat dalam perang saudara (perang sipil). Perang sipil Suriah yang sedang berlangsung hingga saat ini, terinspirasi oleh revolusi Arab Spring. Pecahnya fenomena Arab Spring di Tunisia menjadi inspirasi bagi masyarakat Suriah untuk bergejolak menentang pemerintahan Bashar al-Assad yang terkenal dengan diktator dan sektarian tersebut. keberhasilan revolusi yang terjadi di Tunisia dan Mesir pada awal tahun 2011 mendorong para pemuda dan aktivis-aktivis di Suriah untuk menggelar aksi protes yang sama di negaranya. Protes yang dilakukan pun memanfaatkan penggunaan media sosial sebagai alat komunikasi utama mereka. Mereka pun meminta kepada masyarakat Suriah untuk datang dalam aksi protes yang

26Manshur, I. (2014, Maret 1). Sekilas Mengenal Negara Suriah (Syria) dan Jumlah Penduduknya.

Diakses Desember 20, 2016, from Muslim Media News:

http://www.muslimedianews.com/2014/03/sekilas-mengenal-negara-suriah-syria.html#ixzz3dnAQzuy

(16)

39

dilaksanakan pada 15 Maret 2011. Protes tersebut dinamai dengan “Hari Kemarahan Suriah”.

Aksi protes yang terjadi, menjadi cikal bakal dari seruan masyarakat Suriah untuk menjatuhkan rezim Bashar al-Assad. Dalam waktu tiga hari, aksi protes ini pun dengan sangat cepat menyebar ke berbagai tempat di luar ibukota. Kemudian pada tanggal 25 Maret 2011, aksi protes tersebut mereka namai dengan “Hari Kejayaan Suriah”. Di saat yang bersamaan, dengan serentak

rakyat Suriah menggelar demonstarsi massa di tujuh (7) provinsi dari empatbelas (14) provinsi yang ada di Suriah. Eskalasi demonstarsi rakyat yang begitu cepat dan signifikan di berbagai penjuru kota, akhirnya memaksa Bashar al-Assad berpidato di depan parlemen pada 31 Maret 2011.27

Dengan pidatonya tersebut, Bashar al-Assad menggunakan siasat politiknya untuk menenangkan kemarahan rakyat. Ia berjanji akan mengagendakan reformasi politik di Suriah. Ia juga membentuk pemerintahan yang baru. Namun pada kenyataannya komposisi pemerintahan yang baru tidak jauh berbeda dengan pemerintahan sebelumnya. Selain itu, Bashar al-Assad berjanji kepada masyarakat Suriah untuk mengusut segala pihak yang terbukti melakukan kekerasan terhadap para demonstran.28 Namun hal tersebut tidak membuahkan hasil.

27ABM, M. Agastya. op. cit, hlmn.173

28Almaarry, H. (2012, Februari 28). Revolusi Suriah; Rintangan dan Masa Depan. Diakses Desember

20, 2016, from Dakwatuna.com: http:/www.dakwatuna.com/2012/02/28/19034/revolusi-suriah-rintangan-dan-mas-depan/3axzz4TWD2dMh

(17)

40

Setelah kegagalan siasat yang dilakukan sebelumnya oleh Bashar al-Assad, ia menerapkan startegi baru. Ia menggunakan bantuan militer untuk dapat meredakan gelombang revolusi di Suriah. Pada akhir bulan April, militer Suriah mulai melakukan penekanan-penekanan terhadap para demonstran. Hal ini mengakibatkan banyak korban yang berjatuhan dan jumlahnya pun meningkat tajam. Di awal bulan Juni, pihak militer Suriah menembaki para demonstran di kota Hamah. Puluhan orang meninggal akibat insiden penembakan tersebut.

Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh militer Suriah terus berlanjut sampai saat ini. Salah satunya adalah serangan bom yang dilancarkan militer Suriah di wilayah Khalidiya, provinsi Homs pada awal bulan Februari 2012. Setelah itu, disusul dengan berbagai operasi militer di berbagai daerah. Operasi militer yang dilancarkan merupakan operasi paling kejam selama masa revolusi berlangsung di Suriah. Dalam jangka waktu 2 minggu, hampir 1.000 orang meninggal dunia.

Kemudian, pada hari digelarnya referendum nasional mengenai konstitusi baru Suriah, rezim Bashar al-Assad terus melakukan tindak kekerasan di Homs dan Hamah. Dalam kurun waktu 805 hari revolusi, lebih tepatnya pada 30 Mei 2013 tercatat 69.191 korban meninggal dunia. Selama 2 tahun lebih (2011-2013), perjuangan revolusi rakyat menuntut kebebasan dan demokratisasi belum juga usai. Banyaknya massa dalam aksi protes di berbagai kota di Suriah belum mampu menggulingkan Bashar al-Assad dari kursi presiden. Sebaliknya, Bashar al-Assad semakin bersikeras untuk tetap bertahan pada jabatannya.

(18)

41

Bahkan ia menggunakan segala cara untuk dapat menggagalkan revolusi rakyat di Suriah meskipun dengan cara kekerasan sekalipun.

Pada kenyataannya, revolusi yang terjadi di Suriah tidaklah tercetus secara spontan. Revolusi yang terjadi di Suriah muncul ditengah-tengah fenomena Arab Spring yang sedang melanda Timur Tengah. Arab Spring bukan menjadi satu-satunya penyebab terjadinya revolusi di Suriah. Gelombang revolusi yang terjadi merupakan puncak dari akumulasi berbagai faktor represif dan kemarahan masyarakat Suriah yang sudah berlangsung hampir setengah abad.29 Fenomena Arab Spring menjadi momen yang tepat bagi masyarakat Suriah untuk melawan pemerintah yang otoriter.

Rezim pemerintah Suriah sendiri cenderung korup, represif, dan tidak memperhatikan kepentingan maupun apresiasi masyarakat atau dikenal dengan sebutan bungker regimes. Model ini sudah ada sejak Hafezh al-Assad menjadi presiden, dengan Partai Sosialis Ba’ats (hizb al-ba’ats al-isytiraki) di tahun

1963. Sejak saat itulah rezim Hafezh al-Assad berkoalisi dengan militer untuk mengambil berbagai kebijakan yang mampu menguatkan kekuasaannya. Bahkan konstitusi dan undang-undang pun direkayasa untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya kelompok oposisi, baik yang berideologi Islam, Liberal, maupun Sosialis. Rezim diktator pun diwarisi oleh anaknya, Bashar al-Assad, yang kini menggantikannya menjadi Presiden Suriah.

(19)

42

3. Perang Sipil hingga Munculnya ISIS (Islamic State in Iraq and Syria) di Suriah

Konflik yang terjadi di Suriah dilatar belakangi oleh upaya dari masyarakat Suriah untuk menurunkan Bashar al-Assad dari jabatannya sebagai Presiden. Konflik tersebut menjadi sebuah aksi pemberontakan nasional akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap kepemimpinan Bashar al-Assad. Selain itu adanya keinginan masyarakat untuk melakukan revolusi menjadi alasan lain konflik itu terjadi. Aksi pemberontakan nasional tersebut telah menciptakan konflik internal di Suriah. Dalam aksi tersebut terbentuk kelompok yang pro dan kontra terhadap rezim pemerintahan Bashar al-Assad. Dalam perlawanan tersebut, tidak sedikit warga sipil yang tidak bersalah menjadi korbannya. Pada akhirnya konflik internal tersebut berubah menjadi perang sipil antara masyarakat Suriah. Selain itu konflik ini dinamakan konflik bersenjata non-internasional. Hal ini dikarenakan konflik yang terjadi adalah antara kelompok bersenjata yang kontra terhadap pemerintah dengan angkatan bersenjata pemerintah30.

Kelompok kontra atau oposisi tersebut membentuk suatu organisasi yang diberi nama Tentara Pembebasan Suriah (Free Syrian Army). Tentara Pembebasan Suriah ini memiliki struktur organisasi serta komando. Mereka menguasai wilayah secara efektif dan melakukan operasi militer secara teratur

(20)

43

dan bersama-sama. Kelompok ini terbentuk dari kelompok oposisi yang membelot, milisi-milisi, dan korps sukarelawan. Tentara Pembebasan Suriah ini tidak hanya menyerang militer dan pemerintah Suriah, namun juga menyerang warga sipil ataupun kelompok-kelompok yang pro terhadaap pemerintahan Bashar al-Assad.

Selain Tentara Pembebasan Suriah, ada kelompok militan lainnya yang kontra terhadap rezim Bashar al-Assad. Mereka aktif dalam melakukan pemberontakan. Bahkan kelompok tersebut membunuh 190 warga sipil dan menculik 200 sandera dalam sebuah serangan militer.31 Kelompok ini mengeksekusi warga sipil dari desa-desa yang dihuni pengikut sekte Allawiyah, yang merupakan para pendukung Bashar al-Assad.32 Disisi lain, Pemerintah Suriah pun juga melakukan serangan yang sengit terhadap para pemberontak. Ribuan orang meninggal dunia akibat konflik bersenjata ini, baik dari pihak oposisi maupun pendukung rezim Bashar al-Assad. Konflik inilah yang menjadi bukti terjadinya perang saudara di Suriah.

Keadaan yang semakin memburuk akibat banyaknya kelompok militan yang turun melakukan pemberontakan, memberikan peluang bagi kelompok militan asing untuk membuat suatu organisasi dalam upaya melawan

31Handoko, E. (2013, Oktober 11). HRW : Pemberontak Suriah Bunuh Ratusan Warga SIpil. Diakses

Desember 20, 2016, from Kompas.com:

http://tekno.kompas.com/read/2013/10/11/1450255/hrw.pemberontak.suriah.bunuh.ratusan.warga.sipil

32Muhaimin. (2013, Oktober 11). Pemberontak Suriah Eksekusi 67 Warga Sipil. Diakses Desember 20,

2016, from Sindo News: http://international.sindonews.com/read/793394/43/pemberontak-suriah-eksekusi-67-warga-sipil-1381473955

(21)

44

pemerintah Bashar al-Assad. Pada bulan Januari 2012, tepatnya 23 Januari, kelompok tersebut meresmikan dirinya dengan nama Jabhat al-Nusra li Ahl as-Sham atau yang biasa dikenal dengan Al-Nusra dan telah diakui sebagai afiliasi al Qaeda.33 Kelompok ini melakukan berbagai penyerangan dengan melakukan pemboman bunuh diri maupun pemboman mobil yang dilakukan di berbagai daerah. Target dari pemboman ini adalah militer Bashar al-Assad. Penyerangan yang dilakukan oleh Front Nusra yang berafiliasi dengan Al-Qaeda tercatat dimulai sejak tahun 2011.

Kelompok militan ini tidak hanya beranggotakan dari masyarakat Suriah, namun juga berasal dari negara lain.34 Bahkan kelompok ini melakukan penyerangan terhadap Tentara Pembebasan Suriah, meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menggulingkan rezim Bashar al-Assad. Kelompok jihadis Front Nusra sering disebut sebagai Laskra Al-Qaeda di Irak dan Suriah (Tandzim Al Qoidah fil ‘Iraq wa Syaam). Alasan utama kelompok ini terbentuk adalah untuk memerangi pasukan pemerintah Suriah serta menggantikan rezim Assad dengan sebuah negara Islam yang berada di bawah naungan hukum syariah. Mereka membawa nama Islam dan cenderung radikal dalam menyebarkan pahamnya. Bahkan, kelompok ini pun berkembang

33Sari, A. P. (2015, Maret 27). Jabhat An Nusra, Panji Perang Ridwan di Suriah. Diakses Agustus 12,

2016, from CNN Indonesia: http://m.cnnindonesia.com/internasional/20150327104638-120-42303/jabhat-al-nusra-panji-perang-ridwan-di-suriah/

(22)

45

menjadi pasukan tempur yang berpengalaman. Mereka juga mendapat dukungan dari masyarakat Suriah yang kontra dengan pemerintahan Assad.35

Setahun kemudian pada bulan April 2013, mulailah terbentuk kekuatan negara Islam di Irak dan Suriah yang kita kenal dengan nama ISIS (Islamic

State Iraq and Syiria)36. Banyak anggota dari Al-Nusra bergabung dengan ISIS. Namun disisi lain, Tentara Pembebasan Suriah kontra terhadap pemerintah malah ingin menghancurkan ISIS (Islamic State Iraq and Syiria). Kehadiran ISIS (Islamic State Iraq and Syiria) di Suriah semakin memperkeruh kondisi keamanan Suriah dan juga keamanan dunia internasional, serta semakin banyak menimbulkan korban jiwa yang kebanyakan berasal dari warga sipil. Upaya yang dilakuakn pemerintah untuk menyerang kelompok ISIS tidak membuat kelompok ini melemah. Sebaliknya, kelompok ini semakin kuat dan terus menerus melakukan perekrutan anggota dari berbagai negara.

D. Jatuhnya Kota-Kota di Suriah ke Tangan ISIS

Dua tahun setelah ISIS masuk ke Suriah, kelompok tersebut tidak hanya gencar dalam merekrut anggotanya, namun juga memperluas jaringan-jaringannya dengan merebut kota-kota di Suriah. Sebelum kota kuno Palmyra dikuasai oleh ISIS, ada

35Abouzed, R. (2014, Juni 23). The Jihad Next Door. Diakses April 6, 2016, from Politico Magazine:

http://www.politico.com/magazine/story/2014/06/al-qaeda-iraq-syria-108214

36Bagaimana Kelompok Jihadis terbentuk? (2014, Juli 25). Diakses September 4, 2016, from BBC

(23)

46

banyak kota-kota Suriah dan juga beberapa warisan dunia di Suriah yang dikuasai oleh ISIS. Kota-kota tersebut seperti;

Kota Raqqa yang terletak di timur Provinsi Raqqa. Kota Raqqa dikuasi oleh ISIS pada 13 Januari 2014. Kota tersebut merupakan ibu kota de facto ISIS di Suriah, sebagaimana kota Mosul di Irak. Kota Raqqa merupakan kota besar terakhir yang masih dikuasai ISIS sampai saat ini. ISIS mengumpulkan kekuatan mereka di sebuah pemukiman di utara Provinsi Raqqa, Suriah sebagai upaya untuk menyerang Unit Perlindungan Rakyat Kurdi. Pasukan Suriah dengan bantuan serangan udara dari Rusia berhasil memasuki Provinsi Raqqa dalam serangan terhadap militan ISIS. Serangan udara Rusia menghantam wilayah ISIS di sebelah Timur Provinsi Hama yang berdekatan dengan perbatasan Provinsi Raqqa pada awal Juni 2016.37

Kemudian, Kota Manbij di kuasai oleh ISIS pada bulan Januari 2014. Kota Manbij merupakan kota di Aleppo yang berada di 30 km barat Efrat. Kota Manbij digunakan oleh ISIS menjadi jalur yang menghubungkan kota terbesar nomer dua, Aleppo, dengan ibu kota ISIS, Raqqa. Jalan-jalan di kota Manbij digunakan untuk pergerakan ISIS dalam mensuplai senjata. Selain mensuplai senjata, digunakan untuk mensuplai makanan serta perlengkapan lainnya untuk keluar dari Suriah. Pada 6 Agustus 2016, kota ini berhasil direbut kembali oleh Pemerintah Suriah.

37Pasukan Suriah Masuki Provinsi Raqqa Lokasi Ibu Kota ISIS. (2016, Juni 4). Diakses Januari 3,

2017, from Okezone News: http://m.okezone.com/read/2016/06/04/18/1406475/Pasukan-Suriah-Masuki-Provinsi-Raqqa-Lokasi-Ibu-Kota-ISIS

(24)

47

Kota Jarabulus yang terletak di tepi barat sungai Efrat dikuasai oleh ISIS pada awal tahun 2014. Kota ini berdampingan dengan kota Al-Bab, yang merupakan benteng terakhir pasukan ISIS di Aleppo. Sebelumnya ISIS telah kehilangan kota Manbij akibat pertempuran sengit dengan milisi Kurdi. Kota ini direbut kembali oleh Pemerintah Suriah pada 24 Agustus 2016. Dengan kalahnya ISIS di kota Jarabulus, berarti ISIS telah kehilangan perlintasan perbatasan yang memungkinkan mereka melintasi Turki.

Kota Tal Abyad merupakan kota perbatasan terpenting di Suriah yang dikuasai ISIS pada Juni 2014. Kota tersebut dijadikan jalur pasokan ISIS ke kota Raqqa dalam menyelundupkan senjata. Tidak hanya senjata, ISIS juga menggunakan kota tersebut untuk menyelundupkan militan ke Suriah. ISIS juga menjual minyak ke pasar gelap untuk mendanai kelompoknya. Kota Tal Abyad menjadi sarang utama jalur suplai yang berjarak 86 km dari kota Raqqa. Kota ini direbut oleh Pasukan Kurdi pada Juni 2015.38

Kota Dabiq adalah sebuah kota di Utara Suriah yang merupakan bagian dari Distrik A’zaz di Aleppo. Kota ini berlokasi di 40 km timur laut Aleppo dan sekitar

10 km selatan dari perbatasan Suriah dengan Turki. Kota Dabiq berhasil dikuasai ISIS pada bulan Agustus 2014. Bagi ISIS, kota ini memiliki posisi ideologis yang

38Inilah Daftar Kota yang Direbut Kembali dari Tangan ISIS. (2016, Oktober 16). Diakses Maret 16,

2017, from Kompas Internasional:

http://internasional.kompas.com/read/2016/10/16/19333391/inilah.daftar.kota.yang.direbut.kembali.da ri.tangan.isis?page=all

(25)

48

sangat penting. ISIS percaya bahwa kota ini akan menjadi lokasi perang besar antara pasukan Kristen dan Islam. Secara strategi militer, nilai kota itu sebenarnya jauh lebih kecil dibanding kota-kota lain yang masih diduduki ISIS, seperti Raqqa di Suriah dan Mosul di Irak.39 Kota ini berhasil direbut kembali oleh Pemerintah Suriah pada 16 Oktober 2016.

Gambar 4. Peta Penguasaan Wilayah Suriah oleh ISIS

Sumber: http://www.aljazeera.com/indepth/interactive/2015/05/syria-country-divided-150529144229467.html

Walaupun banyak wilayah dari ISIS yang direbut kembali oleh pemerintah Suriah, hal tersebut tidak membuat nyali ISIS menciut. ISIS pun semakin memperlebar kembali wilayahnya dengan menguasai kota Deir Ezzor di Suriah sejak tanggal 21 September 2014. ISIS berhasil menguasai 60% wilayah Deir Ezzor. Salah satu wilayah yang dikuasainya adalah wilayah yang kaya akan

39Pasukan Pemberontak Dukungan Turki Rebut Kota Dabiq dari Tangan ISIS. (2016, Oktober 16).

Diakses Januari 3, 2017, from Tribunnews: http://banjarmasin.tribunnews.com/2016/10/16/pasukan-pemberontak-dukungan-turki-rebut-kota-dabiq-dari-tangan-isis

(26)

49

minyak. Sumber migas tersebut dijadikan sumber pemasukan dana bagi ISIS. Wilayah tersebut berada pada perbatasan Suriah dengan Irak. ISIS juga mengambil alih kantor pemadam kebakaran, sebuah kampus, serta wilayah di dekat ladang minyak al-Tayyam. Kota tersebut berhasil direbut kembali pada September 2016.

Kota Kobani adalah kota perbatasan antara Suriah dan Turki yang merupakan kota terbesar ketiga di Suriah. Kota ini memiliki letak yang strategis karena memiliki akses ke Turki dan Irak. Pada tanggal 22 September 2014, ISIS berhasil menguasai kota tersebut. Kota ini pun dijadikan akses bagi anggota-anggota ISIS untuk masuk ke Suriah. Setelah pertempuran selama empat bulan, pada Januari 2015 kota ini berhasil direbut kembali oleh pemerintah Suriah dari ISIS. Kemudian, ada Kota Maheen yang jatuh ke tangan ISIS pada 1 November 2015. Kota tersebut merupakan tempat bagi kompleks militer raksasa dan pedagang senjata.40 Dalam penguasaan tersebut, ISIS berhasil menyita gudang senjata.

Kemudian ISIS merebut kota Al-Qaryatain pada bulan Agustus 2015. Ketika berhasil menduduki kota Al-Qaryatain, ISIS menghancurkan beberapa bangunan di kota tersebut. Salah satu bangunan yang dihancurkan adalah biara Katolik yang berusia 1.500 tahun. Kota tersebut berhasil direbut kembali oleh emerintah Suriah pada 3 April 2016. Selain kota-kota tersebut ada beberapa kota warisan dunia yang telah diakui oleh UNESCO yang dikuasai oleh ISIS, yaitu Kota tua Bosra yang

40Konflik Suriah : ISIS merebut kota Maheen dari pasukan pemerintah. (2015, November 2). Diakses

Januari 3, 2017, from BBC Indonesia:

(27)

50

diakui oleh UNESCO pada tahun 198041. Kota ini telah mengalami konflik sejak tahun 2012, yang kemudian 2 tahun setelahnya kota tersebut dikuasai oleh ISIS. Kota Bosra berhasil direbut kembali oleh Pemerintah Suriah pada awal 25 Maret 2015.

Kemudian situs Kastil Crac des Cevaliers dan benteng Slahudin merupakan benteng dan kastil tentara Salib yang terletak 60 km dari kota Homs, Suriah. Kastil tersebut diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia sejak tahun 20061. Benteng tersebut pernah berada di bawah control kelompok oposisi dari tahun 2012-2014. Kemudian pada tahun 2014, pemerintah Suriah menjatuhkan bom tepat diatas benteng tersebut untuk memukul mundur oposisi dari wilayah tersebut. Benteng tersebut pun hancur dan hanya menyisakan puing-puing yang berserakan.

Selanjutnya ada kota Aleppo yang merupakan kota kuno dan terbesar di wilayah Suriah. Lokasi kota ini berada pada salah satu akhir dari jalur sutra. Kota Aleppo pernah menjadi kota perdagangan dan industri penting di Suriah. Kota Aleppo sendiri diakui oleh UNESCO pada tahun 19861. Pada tahun 2012, konflik di Kota Aleppo terpecah menjadi dua kubu, yakni kubu pemerintah dan kubu oposisi. Terpecahnya menjadi dua kubu terebut menyulitkan pemerintah dalam merebut kota Aleppo dari tangan oposisi. Kota Aleppo sendiri berhasil direbut kembali oleh Pemerintah Suriah pada November 2016.

(28)

51

E. Palmyra: Kota Yang Diperebutkan oleh ISIS dan Pemerintah Suriah 1. Profile Kota Palmyra

Kota Palmyra adalah sebuah kota kuno yang terletak di provinsi Homs, Suriah. Kota Palmyra sering disebut juga dengan Tadmur. Beberapa tulisan

kata Tadmur seperti dalam bahasa Aram: ܐܬܪܘܡܕܬ;,bahasa Ibrani: רומדת;

tiḏmor, bahasa Yunani: Παλμύρα, atau pun bahasa Arab: رمدت; Tadmur,

/ˌpælˈmaɪrə/), merujuk pada kota Palmyra, kota kuno di Suriah Tengah. Pada masa antikuitas, Tadmur merupakan kota penting yang terletak di sebuah oasis 215 km timur laut Damaskus42 dan 180 km barat daya Efrat di Deir ez-Zor.

Pada saat itu Kota Palmyra masih merupakan pemukiman nomaden dan sumber dayanya yang berharga dapat dipindahkan dalam waktu singkat.43 Tadmur pun menjadi bagian dari provinsi Romawi Syria pada masa pemerintahan Tiberius (17-37 M).44 Kota ini pun secara perlahan-lahan tumbuh menjadi bagian penting dalam rute perdagangan yang menghubungkan Persia, India, China dan Kekaisaran Romawi. Kota Palmyra pun menjadi kota penting dalam sejarah Timur Tengah.

42Syria uncovers 'largest church'. (2008, November 14). Diakses Januari 2, 2017, from BBC News:

http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/7729718.stm

43Isaac, B. (2000). The Limits of Empire - The Roman Army in the East. Oxford: Clarendon Press,

hlmn. 141-142

44Suryanto, M. (2008). Bisnis Kaum Tadmur (1). Diakses from

(29)

52

Palmyra pertama kali digali oleh Jerman dan archaelogist Austria Otto Puchestein pada bulan Mei 1902.45 Selama berada dibawah mandate, pekerjaan tersebut dilanjutkan dibawah pimpinan Henri Seyrig, Direktur Umum barang antik di French Mandate for Syria and the Lebanon yang tiba di kota Kuno Palmyra pada tahun 1929. Ia menemukan sebuah desa yang terletak di dalam dinding-dinding yang berlindung di Sanctuary of Bel.46 Ia pun mulai menggali reruntuhan kota kuno Palmyra tersebut. Namun, sebelum pekerjaan penggalian tersebut bisa dimulai, Henri menyakinkan para penduduk untuk pindah ke desa yang baru dibangun, yang mana lokasinya berdekatan dengan situs kuno kota Palmyra. Relokasi tersebut selesai pada tahun 1932.47

Gambar 3. Peta Palmyra

Sumber: http://m.elshinta.com/news/12820/2015/05/24/keberhasilan-isis-tingkatkan-kekhawatiran-terjadinya-penyerbuan-atas-baghdad

45Stoneman, R. (1994). Palmyra and Its Empire : Zenobia's Revolt Against Rome. United States of

America: The University of Michigan Press Manufactured in the United States of America, 12

46Darke, D. (2006). Syria. Bradt Travel Guides, hlmn.227

(30)

53

Kemudian dari tahun 1954 hingga 1956, sebuah ekspedisi Swiss yang diselenggarakan oleh UNESCO untuk menggali Kuil Baalshamin.Sejak tahun 1958, situs tersebut telah digali oleh Suriah Direktorat Jenderal Antiquities, dan ekspedisi Polandia dipimpin oleh banyak arkeolog termasuk Kazimierz Michalowski (sampai 1980) dan Michael Gawlikowski (sampai 2011). Pengukuran stratigrafi di bawah Temple of Bel dilakukan pada tahun 1967 oleh Robert du Mesnil du Buisson, yang juga menemukan Temple of Baal-hamon pada 1970-an.48 Kemudian, pada tahun 2011 ekspedisi penggalian meninggalkan kota Palmyra dikarenakan Perang Saudara yang terjadi di Suriah. 2. Jatuhnya Kota Palmyra ke Tangan ISIS di Tahun 2015

ISIS menduduki kota Palmyra pada bulan Mei 2015. Jatuhnya kota Palmyra ke tangan ISIS merupakan potensi jalan bagi kelompok militan tersebut untuk meningkatkan gempurannya ke kawasan-kawasan yang dikuasai oleh Pemerintah Suriah, seperti Ibu Kota Damaskus dan Homs. Hal ini pun memicu kekhawatiran, tidak hanya terhadap kawasan – kawasan yang berdekatan dengan kota Palmyra namun juga terhadap situs-situs yang berada di kota Palmyra. Sejak menduduki wilayah tersebut, ISIS mengahancurkan banyak peninggalan bersejarah yang berusia ribuan tahun.

Peninggalan bersejarah yang dihancurkan oleh ISIS seperti tempat ibadah yakni kuil-kuil utama di kota Palmyra, seperti; kuil Baalshamin dan kuil Bel.

48Downey, S. (1977). Temples a Escaliers": The Dura Evidence". In Stroud, Ronald S.; Levine, Philip. California Studies in Classical Antiquity. University of California Press. Diakses Januari 8, 2017

(31)

54

ISIS juga menghancurkan monumen bersejarah, sebuah gerbang yang dijuluki sebagai Gerbang kemenangan (The Arch of Triumph) kota kuno Palmyra di bagian tengah Suriah, serta menghancurkan tiga menara pemakaman di kota kuno Palmyra pada bulan September. Salah satu menara yang dihancurkan adalah Menara Elahbel. Selain itu, ISIS juga merampas dan merusak artefak-artefak yang berada di kota Palmyra, seperti patung Lion of Al-lat, dan lain-lain.

Selain menghancurkan banyak peninggalan bersejarah, beberapa tempat di kota tersebut digunakan untuk kepentingan ISIS. Salah satunya adalah ISIS menggunakan amfiteater kuno yang berada di kota Palmyra sebagai tempat eksekusi publik terhadap lebih dari 20 tentara Suriah yang tertangkap. Eksekusi publik yang pernah dilakukan oleh ISIS adalah memenggal ketua badan purbakala setempat atau Arkeolog Suriah, Khaled al-Asaad, yang berusia 82 tahun.49 Khaled Asaad telah mendedikasikan hidupnya untuk melindungi situs peninggalan peradaban Romawi di kota Palmyra. Khaled Asaad sendiri telah disandera sejak awal 2015 oleh ISIS tidak lama setelah kota Palmyra jatuh ke tangan ISIS.

49Hardoko, E. (2016, Maret 27). Pasukan Suriah Usir ISIS dari Kota Kuno Palmyra. Diakses Januari

2, 2017, from Kompas News:

http://internasional.kompas.com/read/2016/03/27/16290011/Pasukan.Suriah.Usir.ISIS.dari.Kota.Kuno. Palmyra

(32)

55

Selama disandera, ISIS berupaya membujuk al-Asaad untuk menyerahkan artefak-artefak kuno yang ia sembunyikan.50 Asaad mengevakuasi 100 Artefak museum ke temapat yang lebih aman51, sebelum diambil alih oleh ISIS. Hal ini dilakukan karena Asaad sudah bekerja lebih dari 50 tahun di kawasan Palmyra sebagai penanggungjawab keberadaan barang-barang kuno. Namun, Asaad menolak untuk berkerjasama dan memberikan informasi mengenai artefak yang ia sembunyikan. Assad di eksekusi pada 18 Agustus 2015. Setelah di eksekusi, tubuh Khaled Asaad digantung di salah satu kolom alun-alun utama Palmyra.52 Kemudian jasadnya di simpan di kota kuno Palmyra.

3. Perebutan Kembali Kota Palmyra Oleh Pemerintah Suriah di Tahun 2016

Setelah tindakan penghancuran bangunan bersejarah yang dilakukan oleh ISIS di kota Palmyra, Pemerintah Suriah pun langsung mengambil tindakan dengan meminta kepada pemerintah Rusia. Angkatan bersenjata Suriah yang didukung oleh Rusia tersebut berhasil merebut kembali kota Palmyra dari kekuasaan ISIS pada tanggal 27 Maret 2016. Pasukan Suriah tersebut berhasil memasuki wilayah kota Palmyra setelah berperang secara sengit dengan ISIS.

50Islamic State Beheads Scholar. (2015, Agustus 19). Diakses Januari 3, 2017, from U.S. News:

http://www.usnews.com/news/world/articles/2015/08/19/is-beheads-leading-syrian-antiquities-scholar-in-palmyra

51Islmaic State militants behead archaelogist in Palmyra - Syrian official. (2015, Agustus 18). Diakses

Januari 3, 2017, from Reuters: http://uk.mobile.reuters.com/article/idUKKCN0QN24I20150818

52Akeolog Suriah 'dibunuh kelompok militan ISIS'. (2015, Agustus 19). Diakses Januari 2, 2017, from

BBC News:

(33)

56

ISIS sendiri telah menguasai kota Palmyra sejak tahun lalu. Keberhasilan angkatan bersenjata Suriah memasuki wilayah kota Palmyra bermula pada hari Rabu tanggal 23 Maret 2016, pasukan militer Suriah berada di tepi kota Palmyra. Hal itu dilakukan untuk membebaskan pinggiran kota Palmyra yang terletak di Provinsi Barat Homs.

Kemudian pada hari Kamis tanggal 24 Maret 2016, pasukan pemerintah Suriah tersebut beserta angkatan udara Rusia mendobrak benteng ISIS hingga mencapai jantung kota yang terletak di Barat Tadmur (Palmyra). Setelah pertempuran melawan ISIS selama tiga hari, pasukan Suriah berhasil memukul mundur ISIS dari wilayah kota Palmyra. Kemenangan pertempuran atas perebutan kota Palmyra oleh Pemerintah Suriah menunjukkan keberhasilan strategi dari pihak militer. Pasukan tersebut telah menguasai distrik di Utara kota Palmyra. Selain itu peternakan yang terletak di sebelah Barat kota Palmyra juga berhasil dikuasai.53 Pasukan Pemerintah Suriah juga berahsil menduduki sebuah bandara yang terletak di sebelah Tenggara kota Palmyra. Sedangkan untuk di wilayah Timur, masih terjadi pertempuran senjata antara pemerintah Suriah dengan ISIS yang membuat ISIS terdesak dari kota Palmyra.

Dalam pertempuran merebut kota Palmyra, ISIS kehilang sekitar 400 orang tentaranya. Sementara dari pihak Pemerintah Suriah sebanyak 188 orang

53Tentara Suriah Berhasil Bebaskan Barat Palmyra dari Cengkeraman ISIS. (2016, Maret 25).

Diakses Januari 2, 2017, from Arrahmah News: https://arrahmahnews.com/2016/03/25/tentara-suriah-berhasil-bebaskan-barat-palmyra-dari-cengkeraman-isis/

(34)

57

tentara dan anggota milisi tewas. Pembebasan kota Palmyra oleh Pemerintah Suriah menjadi pukulan keras bagi ISIS. Hal ini dikarenakan kota Palmyra pada saat kekuasaan ISIS digunakan sebagai jalan yang dapat menghubungkan ke provinsi-provinsi lain yang sebagian besar dikuasai oleh ISIS.54 Provinsi-provinsi tersebut adalah Deir al-Zour, dan Homs di Timur Suriah. Setelah memasuki kota kuno (Palmyra) tersebut, pasukan pemerintah Suriah membersihkan ranjau dan bom yang ditanam ISIS di berbagai situs kuno di kota tersebut.55

Menurut direktur Lembaga Pemantau HAM di Suriah, kekalahan ISIS pada pertempuran di kota Palmyra merupakan kekalahan yang paling berat sejak organisasi ini muncul pada tahun 2013. Kekalahan ISIS tersebut menjadi kekalahan simbolis ISIS dibandingkan dengan kekalahan ISIS di kota Kobani, kota perbatasan Turki. Dimana saat itu kota Kobani dipertahankan oleh milisi Kurdi saat dikepung oleh Tentara ISIS pada tahun 2014-2015.

54Ibid.

Gambar

Gambar 1. Peta Penyebaran Fenomena Arab Spring
Tabel 1. Protes Fenomena Arab Spring di Dunia Arab
Gambar 2. Peta Suriah
Gambar 4. Peta Penguasaan Wilayah Suriah oleh ISIS
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan peradaban biasanya dikaitkan dengan perubahan-perubahan elemen atau aspek yang lebih bersifat fisik, seperti transportasi, persenjataan, jenis-jenis bibit unggul yang

Pengendalian Gulma  Jenis  gulma  yang  tumbuh  di  kebun  Kemuning  antara  lain:  Impatiens  

Apabila tidak terdapat data debit banjir sama sekali, dapat ditempuh dengan menentukan dahulu curah hujan rancangan, kemudian diteruskan dengan hitungan debit

19 Tahun 2008 tentang Kecamatan, tugas Camat dalam implementasi kebijakan otonomi daerah dikelompokkan ke dalam dua bidang yaitu : (1) penyelenggaraan tugas umum

Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Pemberdayaan Masyarakat Studi Pada Desa Blimbing Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung, Wike, S.Sos, M.Si DPA Penelitian ini dilakukan

 Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas sedang sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu.(Obstetri Willson.2006.hal:1424)  Hiperemesis

Berdasarkan hasil penelitian pada 32 orang pasien RSIA Aura Syifa Gampengrejo Kediri diketahui sebagian besar pasien merasa pelayanan prima yang diberikan oleh bidan

Andesta Mandiri Indonesia Pekanbaru dinilai belum memuaskan karna masih banyak faktor ± faktor yang harus ditingkatkan lagi oleh perusahaan, hal ini berkaitan