• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

396

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD

SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA

Zelda Aprilia

STIE Perbanas Surabaya

Informasi Artikel

Riwayat Artikel

Diterima tanggal 10 Juni 2015 Direvisi tanggal 25 Juli 2015 Disetujui tanggal 26 Agustus 2015

Klasifikasi JEL G14 Kata Kunci Bid-ask spread, Harga saham, Penyimpangan return, Volume perdagangan. DOI 10.17970/jrem.15.1502016.ID ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the factors that affect of bid-ask spread LQ-45 in Indonesia Stock Exchange period 2012-2014. Samples of this study are 20 companies that selected by purposive sampling technique based a certain criteria. The data analysis used multiple linear regression. The results of this study showed that stock price, variance return, and trading volume simultaneously have significance affect to bid-ask spread. The others results of this study also showed that stock price has a negative significance affect to bid-ask spread, variance return has a positive significance affect to bid-ask spread, and trading volume has a negative siginificance affect to bid-ask spread. The implication of this study are investors should more consideration to the stock price, variance return, and trading volume when to buy or sell stock in order to avoid paying high spreads. Determination of the amount is spread by dealers as compensation to cover some of the costs in the process of buying and selling shares.

Keywords: bid-ask spread, stock price, variance return, and

trading volume ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi bid-ask spread dari saham-saham

LQ-45 di Bursa Efek Indonsia pada periode 2012-2014. Dua

puluh (20) perusahaan dipilih sebagai sampel secara teknik

purposive sampling didasarkan kriteria tertentu. Analisis

data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga saham, penyimpangan return, dan volume perdagangan secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap bid-ask

spread. Hasil penelitian yang lain juga menunjukkan bahwa

harga saham mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap bid-ask spread, penyimpangan return mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap bid-ask spread dan volume perdagangan mempunyai pengaruh negative yang signifikan terhadap bid-ask spread.

Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa para investor harus lebih mempertimbangkan harga saham, penyimpangan return, serta volume perdagangan bila akan membeli atau menjual saham dalam rangka menghindari spreads yang tinggi. Penentuan jumlah tersebut adalah spread oleh dealer

(2)

397

sebagai kompensasi untuk menutupi sebagian biaya dalam proses membeli dan menjual saham.

Keywords: bid-ask spread, stock price, variance return,

and trading volume PENDAHULUAN

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek (surat berharga yang bernilai serta dapat diperdagangkan), perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Pada prinsipnya, pasar modal merupakan tempat bertemunya investor yang memilki kelebihan dana dengan manajemen yang membutuhkan dana (Tandelilin, 2010:26). Pertemuan ini merupakan proses jual beli penawaran surat berharga. Salah satu surat berharga yang diperjualbelikan adalah saham (tanda penyertaan atau kepemilikan seorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas). Pilihan investasi ini cukup likuid, likuid yang dimaksud adalah kemampuan untuk membeli atau menjual sejumlah sekuritas secara cepat.

Para investor pasti perlu memiliki informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan harga saham dan pertimbangan lainnya untuk mengambil keputusan mengenai saham yang akan dipilih. Informasi ini bertujuan untuk meminimalisir ketidakpastian dari tingkat resiko yang terjadi serta sekaligus membantu investor mendapatkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Pihak yang dapat membantu dalam pelaksanaan transaksi jual beli saham maupun memberikan informasi yang dibutuhkan investor yaitu salah satunya adalah dealer.

Dalam transaksi jual beli saham,

dealer membantu investor dalam mengatasi

ketidaksesuaian antara harga dan jumlah yang tidak sesuai dengan harapan. Dealer akan melaksanakan transaksi untuk memeperoleh

keuntungan sendiri. Keuntungan yang didapat adalah saat terjadinya aktivitas bid-ask spread.

Bid price (harga beli) adalah harga beli tertinggi

yang menyebabkan investor bersedia untuk membeli suatu saham. Ask price (harga jual) adalah harga jual terendah yang menyebabkan investor bersedia untuk menjual suatu sahamnya (Agus dan Tan, 2008). Selisih antara harga jual dan harga beli dinamakan bid-ask spread (Agus Purwanto, 2003).

Salah satu alat ukur agar investor lebih memperhatikan bid-ask spread yaitu dengan harga saham. Harga saham yang tinggi dapat diidentifikasikan bahwa saham tersebut disenangi oleh investor. Dari sudut pandang para

dealer, hal tersebut adalah kesempatan untuk

mengoreksi harga jual (cenderung menurun) dan harga beli (cenderung naik) sehingga tidak perlu memegang saham terlalu lama dan menurunkan biaya kepemilikan saham yang berarti memperkecil bid-ask spread.

Varian return saham adalah metode pengukuran untuk mengetahui besarnya risiko total yang dikaitkan dengan expected return (tingkat pengembalian yang diharapkan) dengan actual return (tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata) investasi saham perusahaan selama periode tertentu. Investor

risk seeker cenderung akan menginvestasikan

pada saham yang mempunyai varian return besar. Semakin tinggi risiko akibat pergerakan harga saham, maka akan menutupinya dengan

spread yang tinggi.

Volume perdagangan menggambarkan aktivitas jumlah saham yang diperdagangkan di pasar modal. Volume perdagangan yang kecil cenderung memperlihatkan ketidakyakinan investor akan suatu saham yang diperdagangkan. Sebaliknya, volume perdagangan yang besar menunjukkan bahwa saham tersebut diminati oleh investor. Dalam hal ini, delaer akan merubah posisi kepemilikan sahamnya (tidak memegang saham terlalu lama) agar biaya kepemilikannya semakin rendah (memperkecil

(3)

398 Penelitian yang dilakukan oleh Sri Utami Ady, Ubud Salim, dan Harry Susanto (2010) menyatakan bahwa harga saham dan volume perdagangan berpengaruh negatif terhadap

bid-ask spread. Penelitian yang dilakukan

Febrica Dewi Paramita dan Agung Yulianto (2014) menyatakan bahwa harga saham juga berpengaruh negatif terhadap bid-ask spread, tetapi volume perdagangan berpengaruh positif terhadap bid-ask spread. Sri Dwi Ari Ambarwati mengemukakan bahwa varian return saham berpengaruh positif terhadap bid-ask spread. KERANGKA TEORITIS YANG DIPAKAI DAN HIPOTESIS

Indeks LQ-45

Indeks LQ-45 dimulai pada tanggal 13 Juli 1994. Indeks ini dibentuk hanya dari 45 saham-saham yang paling aktif diperdagangkan. Pertimbangan-pertimbangan yang mendasari pemilihan saham yang masuk di LQ-45 adalah likuiditas dan kapitalisasi pasar dengan kriteria sebagai berikut (Jogiyanto, 2014:130):

1. Selama 12 bulan terakhir, rata-rata transaksi sahamnya masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar reguler.

2. Selama 12 bulan terakhir, rata-rata nilai kapitalisasi pasarnya masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar reguler.

3. Telah teratat di BEI paling tidak selama 3 bulan.

Perkembangan kinerja ke-45 saham yang masuk dalam indeks LQ-45 dilakukan secara rutin oleh Bursa Efek Indonesia. Penggantian saham dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria, maka saham tersebut akan dikeluarkan dari indeks dan diganti oleh saham lain yang memenuhi kriteria.

Bid-Ask Spread

Bid adalah haga tertinggi yang ditawarkan pada

investor yang akan membeli suatu saham. Ask

adalah harga terendah yang ditawarkan investor yang akan menjual suatu saham (Abdul Halim, 2015:33). Bid-ask spread adalah selisih bid dengan ask price untuk saham.

Penentuan besarnya spread oleh dealer adalah sebagai kompensasi untuk menutupi adanya tiga macam jenis biaya yaitu (Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat, 2000):

1. Biaya pemrosesan pesanan (order processing

cost). Merupakan biaya dealer dalam

mengatur perdagangan dan menyiapkan transaksi. Biaya pemrosesan pesanan ini antara lain administrasi, pelaporan, proses computer, telepon, dan lainnya.

2. BiayaBiaya pemilikan sekuritas (inventory

holding cost). Merupakan biaya dealer

ketika membeli persediaan sekuritas. Biaya pemilikan saham ini juga menunjukan trade

off antara memiliki terlalu banyak saham

dan memiliki terlalu sedikit saham. Banyak sedikitnya saham yang dipegang juga dapat ditunjukkan oleh lama tidaknya trader memegang saham tersebut. Opportunity

cost merupakan bagian terbesar dari biaya

pemilikan saham.

3. Biaya asimetris informasi (adverse

information cost). Biaya ini berhubungan

erat dengan aliran informasi dalam pasar modal, oleh karena itu hal ini menjadi perhatian para ahli keuangan. Biaya ini timbul karena adanya dua pihak trader yang tidak sama dalam memiliki dan mengakses informasi. Pihak pertama adalah informed

trader yang memilki informasi superior dua

pihak lain adalah uninformed trader yang

inferior dalam informasi. Pihak uninformed trader akan berupaya mengurangi risiko

kerugian dalam perdagangan sahamnya yang tercermin dengan mempertinggi nilai

bid-ask spread.

Harga Saham

Harga saham merupakan harga jual beli yang sedang berlaku di pasar saham yang ditentukan

(4)

399 kepada permintaan dan penawaran pada saham yang dimaksud.

Perubahan harga saham ditentukan berdasarkan penilaian investor terhadap perusahaan. Apabila perusahaan dipandang memiliki masa depan yang baik, dan diperkirakan akan berkembang pesat, maka investor tersebut memberikan penilaian yang tinggi terhadap saham perusahaan yang sedang dipertukarkan, demikian pula sebaliknya.

Menurut Abdul Halim (2015:31) harga saham dibedakan menjadi 3 (tiga) :

1. Harga Nominal

Harga nominal atau nilai pari (par value) adalah nilai yang ditetapkan oleh emiten (perusahaan yang menerbitkan saham atau pihak yang melakukan penawaran umum) untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya. Besarnya harga nominal tergantung dari keinginan emiten.

2. Harga Perdana

Harga perdana harga sebelum saham terse-but dicatatkan di bursa efek, atau merupakan harga jual dari penjamin emisi (pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepent-ingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual) kepada investor. Besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan antara emiten dan penjamin emisi.

3. Harga Pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor satu dengan investor lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

Varian Return Saham

Hanya menghitung return saja untuk suatu investasi tidaklah cukup. Risiko dari investasi juga perlu diperhitungkan (Jogiyanto, 2014:257). Varian return saham digunakan sebagai salah satu pengukur risiko. Besarnya varian ditentukan oleh pergerakan harga saham di pasar. Seorang investor yang pencari risiko (risk seeker) akan cenderung menginvestasikan dananya pada saham yang mempunyai varian yang besar. Setelah memperoleh keuntungan dari adanya perubahan harga maka akan menjual saham tersebut.

Volume Perdagangan

Volume perdagangan diartikan sebagai besarnya aktivitas jumlah lembar sham yang diperdagangkan. Investor akan melihat aktivitas ini untuk menilai informasi dari saham tersebut. Volume perdagangan yang besar menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor dan cepat diperdagangkan. Sebaliknya, volume perdagangan yang kecil menunjukkan saham tersebut kurang likuid sehingga investor cenderung kurang menyukai melakukan perdagangan pada saham tersebut. Pengaruh Harga Saham terhadap Bid-Ask

Spread

Kenaikan dan penurunan harga saham bukan hanya disebabkan karena perubahan penawaran dan permintaan yang terjadi, tetapi juga dapat disebabkan oleh penilaian investor terhadap saham itu sendiri. Harga saham yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan tersebut dalam kondisi baik sehingga dapat menurunkan

bid-ask spread. Jadi, dealer tidak perlu

memegang saham terlalu lama sehingga akan mengakibatkan menurunnya biaya kepemilikan saham.

Hasil penelitian Febrica Dewi Paramita dan Agung Yulianto (2014) menyatakan bahwa harga saham yang tinggi mampu menurunkan nilai bid-ask spread.

(5)

400 Hipotesis 1 : Harga Saham secara parsial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap

bid-ask spread.

Pengaruh Varian Return terhadap Bid-Ask

Spread

Semakin tinggi varian return menunjukkan semakin bervariasinya return harian yang diperoleh investor. Hal ini mencerminkan ketidakpastian pasar yang tinggi. Varian return berkorelasi dengan resiko. Varian return yang tinggi berarti resiko yang dihadapi juga cukup tinggi, karena itu dealer akan memberikan

spread yang relatif besar untuk mengantisipasi

besarnya resiko tersebut.

Hasil penelitian Sri Utami, Ubud Salim, dan Harry Susanto (2010) menyatakan bahwa varian return berhubungan positif dengan

bid-ask spread.

Hipotesis 2 : Varian return secara parsial memiliki pengaruh positif signifikan terhadap

bid-ask spread.

Pengaruh Volume Perdagangan terhadap Harga Saham

Volume perdagangan diartikan sebagai jumlah

lembar saham yang diperdagangkan pada hari tertentu. Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume perdagangan yang besar, menunjukkan bahwa saham tersebut disukai oleh para investor yang berarti saham tersebut cepat diperdagangkan. Maka dealer berkesempatan untuk mengambil keuntungan dari menaikkan harga bid dan harga ask. Volume perdagangan juga dapat menurunkan biaya kepemilikan saham sehingga akan menurunkan

bid-ask spread.

Hasil peneltian Sri Utami, Ubud Salim, dan Harry Susanto (2010) menyatakan bahwa volume perdagangan mempunyai pengaruh negatif terhadap bid-ask spread. Sedangkan penelitian Febrica Dewi Paramita dan Agung Yulianto (2014) menyatakan bahwa volume perdagangan memiliki pengaruh positif terhadap bid-ask spread.

Hipotesis 3 : Volume Perdagangan secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap

bid-ask spread.

Kerangka penelitian yang mendasari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

Bid-Ask Spread

Harga Saham

(

-

)

Varian Return(

+

)

Volume Perdagangan(

+

) / (-)

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

(6)

401 METODE PENELITIAN

Klasifikasi Sampel

Penelitian ini mengambil populasi pada perusahaan yang tercatat pada saham LQ-45 periode 2012–2014. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probabilitas dengan metode purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel yang ditentukan menurut beberapa kriteria tertentu. Beberapa kriteria tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Selalu tercatat dalam indeks LQ-45 selama

periode 2012-2014

2. Tidak melakukan Corporate Action selama periode penelitian.

3. Tersedia data bid dan ask price selama periode penelitian.

Hasil dari seleksi pemilihan sampel perusahaan untuk penelitian ini, maka diperoleh 20 perusahaan yang menjadi sampel penelitian sesuai dengan kriteria pemilihan sampel.

Data Penelitian

Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk data kuantitatif yang bersumber pada data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk jadi. Data lain yang relevan dengan penelitian ini yaitu diantaranya diperoleh dari : (1) Indonesian Capital Market Directory

(ICMD), (2) Situs Bursa Efek Indonesia (BEI) : www.idx.co.id, (3) Situs yahoofinance.com dan (4) Situs e-bursa.com.

Definisi Operasional Variabel

Bid-Ask Spread

Harga bid dan harga ask yang digunakan adalah harga bid tertinggi dan harga ask terendah untuk masing-masing hari. Konsep penghitungan

bid-ask spread dalah dengan menghitung rata-rata

harian kemudian menghitung rata-rata secara triwulan.

/ N

Keterangan :

SpreadiT = rata-rata bid-ask spread saham peru-sahaan i selama periode T

N = jumlah transaksi saham perusahaan i se-lama periode T

Askit = harga jual terendah yang menyebab-kan investor setuju untuk menjual saham peru-sahaan i pada periode T

Bidit = harga beli tertinggi yang menyebab-kan investor setuju untuk membeli saham peru-sahaan i pada periode T

Harga Saham

Harga saham yaitu harga jual dari investor yang satu dengan investor lain, Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Harga saham yang digunakan adalah harga penutupan (close price), yaitu harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir bulan pada triwulan 1, triwulan 2, triwulan 3, dan triwulan 4.

Varian Return

Varian return ditentukan oleh pergerakan saham yang flukluatif yang menghasilkan variasi besar. Perhitungan varian return adalah dengan melakukan perhitungan return saham dan rata-rata return saham harian terlebih dahulu kemudian dihitung rata-rata secara triwulan.

Keterangan :

Return SahamiT = return saham dari saham pe-rusahaan i selama periode T

(7)

402 Pt = harga saham penutupan peri-ode t

Pt-1 = harga saham penutupan peri-ode t-1

Selanjutnya mencari rata-rata return saham dengan rumus :

Keterangan :

Return AverageiT = rata-rata return saham peru-sahaan i selama semester T

Sedangkan rumus yang digunakan untuk menghitung varian return adalah sebagai berikut :

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur 2009-2014)

Lidya Oktaviani Sautma Ronni Basana

Universitas Kristen Petra

Informasi Artikel

Riwayat Artikel

Diterima tanggal 25 Juni 2015 Direvisi tanggal 26 Agustus 2015 Disetujui tanggal 24 Oktober 2015

Klasifikasi JEL G14 Kata Kunci Kebijakan Dividen, Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan DOI 10.17970/jrem.15.1502011.ID ABSTRACT

This study aimed to analyze the factors that influence the dividend policy in the manufacturing sector in Indonesia. The independent variables used in this study is liquidity is proxied by the current ratio, profitability is proxied by return on equity, leverage proxy with the debt to equity ratio and the size of the company which is proxied by Ln (total assets). The dependent variable used in this study is the dividend policy is proxied by the dividend payout ratio. Samples were sector companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) in the study period 2009-2014. Samples were selected using purposive sampling method and obtained a sample of 26 issuers. This study used multiple linear regression to analyze the data. The results showed that the liquidity, profitability, leverage and firm size have a significant effect on dividend policy.

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen dalam sektor manufaktur di Indonesia. Variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas yang diproksikan dengan current ratio, profitabilitas yang diproksikan dengan return on equity, leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio dan ukuran perusahaan yang diproksikan dengan Ln(total aset). Variable dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen yang diproksikan dengan dividend payout ratio. Sampel penelitian adalah perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode penelitian tahun 2009-2014. Sampel dipilih menggunakan metode purposive

sampling dan diperoleh 26 emiten yang menjadi sampel. Penelitian ini menggunakan regresi linear

Keterangan :

Varian ReturniT = tingkat risiko return realisasi perusahaan i selama periode T

Xi = Return saham perusahaan i

X = Rata-rata return saham N = Jumlah data return saham Volume Perdagangan

Volume perdagangan adalah jumlah surat berharga (saham) yang diperdagangkan di pasar modal selama periode yang telah ditentukan. Perhitungan volume perdagangan dilakukan dengan perbandingan antara jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tetentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan.

Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam peneli-tian ini adalah menggunakan analisis des-kriptif,

analisis regresi berganda, uji F (simultan) dan uji t (parsial). Adapun per-samaan regresi berganda yaitu :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ei Keterangan :

Y = Profitabilitas

X1 = Perputaran modal kerja X2 = Perputaran aktiva X3 = Perputaran piutang X4 = Rasio lancar β0 = Konstanta β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi ei = Residual

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Deskriptif

Analisis ini menjelaskan secara deskriptif mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu harga saham, varian

return, volume perdagangan, dan bid-ask spread. Tabel 1 berikut adalah hasil uji

(8)

403 Tabel 1

Hasil Analisis Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Rata-rata Std. Deviasi

Bid-Ask Spread 240 0,000135 0,05623 0,0065256 0,00417921

Harga Saham 240 800 61.500 13.494,58 12.597,999

Varian Return 240 0,00007 0,00311 0,0004583 0,00035017 Volume Perdagangan 240 0,01053 0,42307 0,07490879 0,60148926

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari variabel bid-ask spread pada perusahaan LQ-45 sebesar Rp 0,0065256 dengan standar deviasi sebesar Rp 0,00417921. Nilai tertinggi dari variabel bid-ask spread sebesar Rp 0,05623 yang diperoleh PT Bank Mandiri Tbk pada triwulan 4 tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa PT Bank Mandiri Tbk merefleksikan biaya transaksi yang tinggi. Nilai terendah dari variabel bid-ask spread sebesar Rp 0,00135 yang diperoleh PT Gudang Garam Tbk pada triwulan 1 tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa PT Gudang Garam Tbk merefleksikan biaya transaksi yang rendah.

Variabel harga saham pada perusahaan LQ-45 sebesar 13.711,62. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang tercatat di LQ-45 memiliki harga saham sebesar Rp 13.494,58. Nilai tertinggi dari variabel harga saham sebesar Rp 61.500 yang diperoleh PT Gudang Garam Tbk pada triwulan 2 tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa saham PT Gudang Garam Tbk adalah perusahaan yang berkembang pesat sehingga pasar memberikan penilaian tinggi terhadap harga sahamnya. Nilai terendah dari variabel harga saham sebesar Rp 800 yang diperoleh PT Lippo Karawaci Tbk pada triwulan 1 dan 2 tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa saham PT Lippo Karawaci adalah saham yang diperkirakan belum berkembang pesat sehingga pasar memberikan penilaian rendah terhadap harga sahamnya.

Variabel varian return pada perusahaan LQ-45 sebesar 0,000LQ-4583 atau 0,0LQ-4583 % dengan standar deviasi sebesar 0,00035017 selama tahun penelitian. Hal tersebut menunjukkan

bahwa varian return pada perusahaan LQ-45 menyimpang dari rata-ratanya sebesar 0,035017 %. Nilai tertinggi dari variabel varian

return sebesar 0,00311 yang diperoleh PT Bank

Danamon Tbk pada triwulan 2 tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa pemegang saham PT bank Danamon Tbk mendapatkan return harian yang sangat bervariasi dengan tingkat risiko sebesar 3,11 %. Nilai terendah dari variabel varian return sebesar 0,00007 yang diperoleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk pada triwulan 2 tahun 2014. Hal ini menunjukkan

return harian bahwa PT Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk yang diperoleh para pemegang saham perusahaan ini tidak terlalu bervariasi sehingga tingkat risikonya rendah sebesar 0,007 %.

Variabel volume perdagangan pada perusahaan LQ-45 sebesar 0,07490879 dengan standar deviasi sebesar 0,423707. Nilai tertinggi dari variabel volume perdagangan sebesar 0,42307 yang diperoleh PT London Sumatera Plantation Tbk pada triwulan 1 pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa volume saham PT London Sumatera Plantation Tbk diminati oleh investor dan cepat diperdagangkan. Nilai terendah dari variabel volume perdagangan sebesar 0,01053 yang diperoleh PT Unilever Indonesia Tbk pada triwulan 3 tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa PT Unilever Indonesia Tbk kurang liquid dan kurang diminati oleh investor.

Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel bebas (X)

(9)

404 yaitu harga saham, varian return, dan volume

perdagangan terhadap variabel terikat (Y) yaitu bid-ask spread. Hasil regresi tersebut dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut :Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel Koefisien Regresi Standar Error t hitung t tabel

Konstanta 0,008 0,001 13,200 1,6513 Harga Saham -0,0000001236 0,000 -5,745 -1,6513 Varian Return 1,475 0,53 1,958 1,6513 Volume Perdagangan -0,01 0,005 -2,113 ± 1,9701 R2 0,134 Adjusted R2 0,123 F Hitung 12,165 F Tabel 2,6 Sig. F 0,000

Berdasarkan hasil pada tabel 2, maka dapat dihasilkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = 0,008 – 0,0000001236X1 + 1,475X2 0,001X3 + ei

Nilai konstanta bid-ask spread dari persamaan di atas adalah 0,008 menunjukkan bahwa apabila harga saham, varian return, dan volume perdagangan sama dengan nol maka

bid-ask spread akan sebesar 0,008 rupiah.

Nilai koefisien harga saham dari persamaan di atas sebesar -0,0000001236 menunjukkan bahwa setiap kenaikan variabel harga saham sebesar satu rupiah, maka akan mengakibatkan

bid-ask spread perusahaan turun sebesar

0,0000001236 rupiah dengan asumsi variabel bebas yang lain dalam keadaan .

Nilai koefisien varian return dari persamaan di atas sebesar 1,475 menunjukkan bahwa setiap kenaikan variabel varian return sebesar satu persen, maka akan mengakibatkan

bid-ask spread perusahaan naik sebesar 1,475

rupiah dengan asumsi variabel bebas yang lain dalam keadaan konstan.

Nilai koefisien volume perdagangan dari persamaan di atas sebesar -0,01 menunjukkan

bahwa setiap kenaikan variabel volume perdagangan sebesar satu persen, maka akan mengakibatkan bid-ask spread perusahaan turun sebesar 0,01 rupiah dengan asumsi variabel bebas yang lain dalam keadaan konstan.

UJI SIMULTAN (UJI F)

Uji F digunakan untuk menguji secara simultan dari variabel harga saham, varian return, dan volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 2 yang menunjukkan α = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 atau dengan menunjukkan nilai Fhitung sebesar 12,165 lebih besar dari nilai Ftabel sebesar 2,6 maka dapat diartikan Fhitung > Ftabel sehingga H0 ditolak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa harga saham, varian return, dan volume perdagangan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap bid-ask spread

disimpulkan bahwa perputaran piutang secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap profitabilitas.

(10)

405 KOEFISIEN DETERMINASI (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel harga saham, varian return, dan volume perdagangan secara simultan dalam mempengaruhi bid-ask spread. Hasil R2 menunjukkan bahwa hasil dari sebesar 0,134, hal ini menunjukkan 13,4% variasi bid-ask

spread dapat dijelaskan oleh variasi dari ke tiga

variabel independen yaitu harga saham, varian

return, dan volume perdagangan. Sisanya

dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini sebesar 86,6% (100% - 13,4% = 86,6%). UJI PARSIAL (UJI T)

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel harga saham, varian return, dan volume perdagangan secara individual berpengaruh signifikan terhadap

bid-ask spread. Hasil dari uji t dapat dilihat pada

tabel 2 dengan penjelasan sebagai berikut : Pengaruh Harga Saham terhadap Bid-Ask

Spread

Hasil dari analisis di atas menunjukkan bahwa nilai thitung untuk variabel harga saham sebesar

-5,745 lebih kecil dari nilai ttabel sebesar -1,6513, hal ini berarti thitung < -ttabel sehingga H0 ditolak. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa harga saham secara parsial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap bid-ask spread.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga saham mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap bid-ask spread. Hal tersebut menunjukkan bahwa harga saham yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan tersebut dalam kondisi baik dan mengindikasikan saham tersebut disukai oleh para investor, sehingga

dealer tidak perlu memegang saham terlalu

lama yang menyebabkan biaya kepemilikan saham rendah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Febrica Dewi Paramita dan Agung Yulianto (2014) yang menyatakan bahwa harga

saham mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap bid-ask spread.

Pengaruh Varian Return terhadap Bid-Ask

Spread

Hasil dari analisis di atas menunjukkan bahwa nilai thitung untuk variabel varian return sebesar1,958 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,6513, hal ini berarti thitung > ttabel sehingga H0 ditolak.Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa varian return secara parsialmemiliki pengaruh positif signifikan terhadap bid-ask spread.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa varian return mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap bid-ask spread yang berarti bahwa semakin tinggi varian return suatu saham maka semakin tinggi pula bid-ask

spread saham tersebut. Hal tersebut disebabkan

oleh varian return yang tinggi menunjukkan

return harian yang diperoleh investor semakin

bervariasi, sehingga risiko yang dihadapi tinggi. Oleh karena itu, dealer akan memberikan spread yang relatif besar untuk mengantisipasi besarnya risiko tersebut.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sri Utami, Ubud Salim, dan Harry Susanto (2010) yang menyatakan bahwa varian

return mempunyai pengaruh positif signifikan

terhadap bid-ask spread.

Pengaruh Volume Perdagangan terhadap

Bid-Ask Spread

Hasil dari analisis di atas menunjukkan bahwa nilai thitung untuk variabel volume perdagangan sebesar -2,113 lebih besar dari nilai ttabel sebesar ±1,9701, hal ini berarti thitung > ttabel sehinggan H0 ditolak dengan signifikansi 0,036 lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa volume perdagangan secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

bid-ask spread.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa volume perdagangan mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap bid-ask

(11)

406 saham, volume perdagangan yang besar mengakibatkan turunnya biaya kepemilikan saham sehingga nilai bid-ask spread semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil volume perdagangan suatu saham maka biaya kepemilikannya semakin tinggi sehingga

dealer akan memberikan spread yang tinggi

pula. Hal tersebut dikarenakan harga saham yang meningkat cenderung memiliki transaksi dalam jumlah volume yang besar sehingga menyebabkan biaya kepemilikan saham rendah dan nilai bid-ask spread yang dimiliki juga rendah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sri Utami, Ubud Salim, dan Harry Susanto (2010) yang menyatakan bahwa volume perdagangan mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap bid-ask spread. Sedangkan penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Dewi Paramita dan Agung Yulianto (2014) yang menyatakan bahwa volume perdagangan berpengaruh positif terhadap bid-ask spread.

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil Uji F yang telah dilakukan menunjukkan bahwa harga saham, varian return, dan volume perdagangan secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap

bid-ask spread.

Berdasarkan hasil Uji t yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel harga saham mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap bid-ask spread. Variabel varian

return mempunyai pengaruh positif signifikan

terhadap bid-ask spread. Variabel volume perdagangan mempunyai pengaruh negatif signifikanterhadap bid-ask spread.

Keterbatasan penelitian ini adalah variabel harga saham, varian return, volume perdagangan hanya mampu menjelaskan sebesar 13,4%. Sedangkan 86,6% dijelaskan oleh variabel lain yang berpengaruh terhadap bid-ask spread tetapi tidak dimasukkan kedalam penelitian ini.

Berdasarkan pada hasil dan keterba-tasan penelitian, maka saran yang dapat di-berikan oleh peneliti kepada investor yaitu pada saat pengambilan keputusan berinvestasi saham, para investor sebaiknya lebih mempertimbangkan harga saham, varian return, dan volume perdagangan ketika akan membeli atau menjual saham supaya tidak membayar spread yang terlalu tinggi.

Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya dapat menambah variabel lain (return saham,

dividen yield, lama terdaftar, besar perusahaan,

likuiditas, dan leverage) sehingga dapat memperkuat hasil untuk penelitian selanjutnya. DAFTAR RUJUKAN

Abdul Halim. 2015. Analisis Investasi di Aset

Keuangan. Edisi pertama. Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat. 2000. “Studi Empiris Tentang Pengaruh Volume Perdagangan dan Return Terhadap Bid-Ask Spread Saham Industri Rokok di BEJ Dengan Model Koreksi Kesalahan”.

Jurnal Riset Akuntansi. Volume 3 No.1:

69-85.

Agus Purwanto. 2003. “Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Right Issue Di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2002”.

Jurnal Akuntansi dan Auditing. Volume 1

No.1: 66-80.

Agus Zainul Arifin dan Tan Grace Tanzil. 2008. “Biaya Transaksi dan Periode Pemegangan Saham Biasa yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Siasat

Bisnis. Volume 12 No.3: 161-173.

Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan

Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta.

Febrica Dewi Paramita dan Agung Yulianto. 2014. ”Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, Likuiditas dan Leverage Terhadap Bid-Ask Spread (Studi Pada

(12)

407 Perusahaan Index JII di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2013).

Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Volume 3

No.1: 352-360.

Halim Santoso dan Nanik Linawati. 2014. “Pengaruh Return dan Varian Return Anggota LQ-45 Terhadap Bid-Ask Spread”. Finesta. Volume 2 No.2: 58-62. Imam Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Edisi kelima. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Jogiyanto Hartono. 2014. Teori Portofolio

dan Analisis Investasi. Edisi kedelapan.

Yogyakarta: BPFE.

Sri Utami Ady, Ubud Salim, dan Harry Susanto.2010. “Analisis Variabel yang Berpengaruh Terhadap Spread Harga Saham pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. WACANA. Volume 13 No.2: 227-243.

Visita Yales Arma. 2013. “Faktor Penentu Holding Period Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal of Business and

Gambar

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa nilai  rata-rata dari variabel bid-ask spread pada  perusahaan LQ-45 sebesar Rp 0,0065256  dengan standar deviasi sebesar Rp 0,00417921

Referensi

Dokumen terkait

When you have completed your Speaking tests you should despatch the necessary paperwork and recorded samples for external moderation to Cambridge for moderation as soon as possible

aktivitas memanipulasi media dan alat pelajaran perlu diperhatikan. Dengan demikian gum dapat mengembangkan alat ukur yang dapat mengukur aktivitas mental dan

Pertama-tama penulis ingin mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang terus memberikan hikmat dan kesehatan yang luar biasa dalam menyelesaikan tugas

Pengolahan data lalu lintas,data lalu lintas yang berupa LHR dianalisa untuk mendapatkan tingkat pertumbuhan kendaraan baik pertumbuhan rata-rata maupun pertumbuhan

Kalau dibandingkan dengan merk lain, maka penilaian tertinggr responden terhadap bahan dari separu olah raga Kasogi sebanyak 169 orang responden pada pilihan &#34;lebih bagus&#34; ini

Kesimpulan penelitian ini adalah variabel yang bukan merupakan faktor resiko kejadian hipertensi pada lansia adalah Usia, Jenis Kelamin, Riwayat Keluarga, Konsumsi

Kevin Gausultan Hadith Mangunkusumo (Universitas Gadjah Mada, Indonesia); Danang Wijaya (UGM, Indonesia); Yung-Ruei Chang (Institute of Nuclear Energy Research, Atomic Energy

a) Ibu lebih memperhatikan pola makan dan kebutuhan makan anak, sehingga pola makan anak lebih teratur sehingga proses belajar dan pertumbuhan anak dapat optimal.