• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Kerja Komite Ppi 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Kerja Komite Ppi 2015"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM KERJA KOMITE PPI

1

Jl. Anggrek No. 68 Situbondo

Telp. (0338) 673293 Fax 671028

RSUD dr. ABDOER RAHEM

SITUBONDO

PROGRAM KERJA

KOMITE PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI

(2)

RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN

Semakin pesatnya ilmu dan teknologi di bidang medis masa kini, maka semakin kompleks pula pelayanan kesehatan di rumah sakit, ditandai dengan meningkatnya prosedur-posedur invasive baik untuk terapi maupun untuk pemantauan kondisi pasien. Keadaan ini akan menimbulkan dampak meningkatnya kejadian infeksi di pusat pelayanan terutama rumah sakit yang dikenal dengan infeksi rumah sakit / healthcare associated

infections (HAIs).

Infeksi rumah sakit akan berdampak menurunkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien karena akan meningkatkan angka kematian dan biaya perawatan akibat semakin lamanya hari rawat serta biaya pengobatan semakin besar. Disamping itu infeksi rumah sakit juga membahayakan petugas medis sendiri karena mereka beresiko tertular infeksi di tempat kerja yang penatalaksaan umumnya sulit dan mahal. Keluarga pasien dan pengunjung juga berpotensi menularkan penyakit dari komunitas kepada pasien yang sementara dirawat, namun mereka juga berpotensi tertular infeksi rumah sakit seperti tuberkolosis atau metisilin resisten stafilokokus aureus (MRSA).

Dalam rangka mencegah dan mengendalikan infeksi rumah sakit tersebut, maka Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyusun kebijakan dan pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit yang harus dilaksanakan oleh semua rumah sakit yang ada di Indonesia. Sejalan dengan amanat tersebut RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo juga telah membentuk Komite PPIRS dan menyusun kebijakan serta pedoman PPIRS. Guna melaksanakan kebijakan dan pedoman tersebut perlu disusun program PPIRS untuk jangka waktu 1(satu) tahun yang wajib dilaksanakan oleh Komite PPIRS lewat Tim PPIRS serta seluruh unit pelayanan baik medis maupun non medis di lingkungan rumah sakit.

II. Latar belakang

Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit hal ini merupakan persoalan serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung kematian pasien. Beberapa kejadian infeksi rumah sakit mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi dapat

(3)

menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama dirumah sakit. Penyebabnya oleh kuman yang berada di lingkungan rumah sakit atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman endogen. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang secara potensial dapat dicegah.

Salah satu hal yang perlu disadari bersama bahwa kualitas pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit yang masih sangat rendah, berdampak pada rendahnya mutu pelayanan rumah sakit maupun bertambahnya beban yang harus ditanggung oleh penderita. Suatu kejadian infeksi rumah sakit pada pasien akan mengakibatkan hal-hal seperti memperberat penyakit dan sangat mungkin menyebabkan terjadinya kematian ataupun kecacatan, perpanjangan waktu perawatan yang juga berdampak pada perpanjangan waktu tunggu bagi pasien lainnya, serta peningkatan biaya pengobatan yang ditanggung oleh pasien maupun rumah sakit.

Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit semakin hari semakin penting untuk dapat dilaksanakan oleh semua petugas yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Perlu disadari bahwa rendahnya kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi di rumah sakit memerlukan dukungan berbagai pihak khususnya para klinisi serta komitmen pimpinan rumah sakit untuk secara terus menerus menggerakkan semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi. Untuk itu, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel, transparan terhadap masyarakat khususnya terhadap jaminan keselamatan pasien (patient safety).

Sehubungan dengan besarnya masalah dan akibat infeksi rumah sakit seperti dikemukakan di atas, maka perlu disusun suatu program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RSUP Sanglah Denpasar dengan baik dan terarah sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efesiensi pelayanannya kepada masyarakat.

Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau healthcare associated infections (HAIs) yaitu infeksi yang diperoleh di Rumah sakit, baik karena perawatan atau datang berkunjung ke Rumah sakit.

(4)

Untuk meminimalkan terjadinya infeksi dirumah RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo, maka Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI) yang mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo menyusun program kegiatan tahun 2015.

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

a. Tujuan Umum

Meningkatkan mutu pelayanan yang meliputi kualitas pelayanan, manajemen risiko,

clinical governance dan keselamatan kerja di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo.

b. Tujuan Khusus

1) Menurunkan insiden infeksi rumah sakit di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo 2) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat infeksi rumah sakit di RSUD

dr. Abdoer Rahem Situbondo.

3) Melindungi pasien dari penularan infeksi rumah sakit.

4) Melindungi tenaga kesehatan dari penularan infeksi rumah sakit.

5) Melindungi pengunjung rumah sakit dan masyarakat di lingkungan rumah sakit dari infeksi rumah sakit.

6) Melindungi lingkungan di dalam dan sekitar rumah sakit.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Penerapan kewaspadaan Isolasi Rincian Kegiatan:

a. Menyusun kebutuhan HH da APD

b. Evaluasi SOP dan revisi bila tidak sesui dengan prinsip PPI

c. Menyusun kebutuhan stiker PPI dan Pemasangan pada semua area pelayanan dan tempat pengunjung rumah sakit

d. Pengawasan penerapan Kewaspadaan Standar pada seluruh area pelayanan pasien 1) Kebersihan tangan.

2) Penggunaan alat pelindung diri (APD). 3) Peralatan perawatan pasien.

4) Pengendalian Lingkungan.

5) Pemprosesan Peralatan pasien dan penatalaksanaan linen. 6) Kesehatan karyawan / perlindungan petugas kesehatan. 7) Penempatan pasien.

(5)

8) Hygiene respirasi/Etika batuk. 9) Praktek menyuntik yang aman. 10) Praktek untuk lumbal punksi.

e. Pengawasan penerapan Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi 1) Kewaspadaan transmisi kontak.

2) Kewaspadaan transmisi droplet.

3) Kewaspadaan transmisi melalui udara (Airborne Precaution).

f. Rapat evaluasi penerapan kewaspadaan isolasi dan hasil surveilans setiap 3 bulan g. Rapat evaluasi setiap tahun untuk menilai/mengkaji ulang pelaksanaan kebijakan dan

pedoman PPIRS yang berlaku dan mendeteksi kesulitan dan hambatan-hambatannya. 2. Penggunaan Antimikroba rasional

Rincian kegiatan:

Rapat dengan komite medik dan komite farmasi tentang standar penggunaan Anti mikroba yang rasional.

3. Surveilans PPIRS Rincian Kegiatan:

a. Pengumpulan data kejadian infeksi di rumah sakit meliputi infeksi saluran kemih terkait pemakaian kateter urine, infeksi aliran darah primer dan phlebitis berkaitan penggunaan kateter intravena, infeksi daerah luka operasi, pneumonia terkait penggunaan ventilator dan decubitus.

b. Audit kepatuhan petugas untuk HH dan penggunaan APD

c. Pengolahan data untuk menentukan insidens rate suatu infeksi rumah sakit, angka mortalitas, lama hari rawat.

d. Pelaporan kepada Direktur setiap 3 bulan 4. Pendidikan dan pelatihan PPIRS.

a. Melakukan pelatihan PPI pada seluruh karyawan RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo b. Melakukan pelatihan PPI / sosialisasi PPI pada peserta didik yang melaksanakan

praktek di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo

c. Melakukan penyuluhan tentang PPI pada pasien dan pengunjung rumah sakit

d. Mengikuti pendidikan berkelanjutan tentang pengendalian infeksi bagi anggota Tim PPIRS baik IPCO, IPCN dan IPCLN.

(6)

e. Lomba kebersihan tangan (cusi tangan)

f. Mengusulkan penghargaan ruangan terbaik dengan salah satu indikator penerapan standar PPI di ruangan

g. Membacakan 5 moment cuci tangan setiap hari selasa saat apel pagi 5. Kesehatan Karyawan

Riancian kegiatan :

a. Kebijakan tentang pemeriksaan lengkap pada karyawan baru sebelum bekerja di RS b. Membuat SOP penanganan terkena pajanan

c. Mengusulkan agar semua karyawan di imunisasi hepatitis B

d. Kebijakan tentang pemeriksaan kesehatan berkala pada petugas yang beresiko terkena infeksi.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Kegiatan dilaksanakan dengan cara : 1. Rapat anggota komite PPI 2. Surveilans

3. Observasi 4. Pelatihan 5. Penyuluhan

VI. SASARAN

Lingkungan RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo, Ruang Perawatan RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo, seluruh karyawan RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo, pengunjung RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo, pasien RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo dan Siswa dan mahasiswa yang praktek di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo.

VII.SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN

NO KEGIATAN BULAN PENANGGU NG JAWAB 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 1 Revisi Pedoman PPI RS

2 Evaluasi SOP dan revisi bila tidak sesui dengan prinsip PPI

3 Sosialisasi Program KPPI

4 Sosialisasi Pedoman dan SPO

5 Menyusun kebutuhan stiker PPI dan Pemasangan

6 Audit Lingkungan pada seluruh area pelayanan

(7)

a. HAINs : IDO,ISK,IADP,VAP dan Dekubitus

b.Audit kepatuhan petugas untuk hand hygiene dan penggunaan APD

8 Rapat evaluasi penerapan kewaspadaan isolasi dan dan hasil surveilans setiap 3 bulan

9 Rapat evaluasi setiap tahun untuk menilai/mengkaji ulang pelaksanaan kebijakan dan pedoman PPIRS yang berlaku dan mendeteksi kesulitan dan hambatan-hambatannya.

10 Melakukan pelatihan PPI rutin periodik pada seluruh karyawan RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo

11 Melakukan pelatihan PPI pada peserta didik yang melaksanakan praktek di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo

12 Sosialisasi/Penyuluhan tentang PPI pada pasien,Keluarga dan pengunjung RS

13 Mengikuti pendidikan berkelanjutan tentang pengendalian infeksi bagi anggota IPCN

14 Lomba kebersihan tangan dan penerapan standar PPI disetiap ruangan

15 Menyusun kebijakan Penggunaan Anti Mikroba Rasional

16 Menyusun Kebijakan tentang pemeriksaan lengkap pada karyawan baru sebelum bekerja di RS

17 Membuat SOP penangan terkena pajanan

18 Mengusulkan agar semua karyawan di imunisasi hepatitis B

19 Kebijakan tentang pemeriksaan kesehatan berkala pada petugas

(8)

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan akan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali, bila ada pergeseran pelaksananan kegiatan akan dilakukan perbaikan agar tidak mengganggu jadwal yang lain. Laporan evaluasi kegiatan ini dibuat oleh tim PPI setiap tiga bulan ditujukan kepada yang bertanggung jawab pada kegitan tersebut dan ditembuskan pada Komite PPI.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan dan pelaporan pada setiap kegiatan sebagai berikut : 1. Revisi Pedoman PPI RS

Adanya dokumen tentang hal-hal yang revisi dan pedoman yang telah direvisi. 2. Evaluasi SOP dan revisi bila tidak sesui dengan prinsip PPI

Adanya dokumen SOP yang direvisi dan SOP hasil revisi serta SOP baru. 3. Sosialisasi Program KPPI

Adanya undangan Sosialisasi dan daftar hadir sosialisasi Program 4. Sosialisasi Pedoman dan SPO

Adanya undangan dan daftar hadir

5. Menyusun kebutuhan stiker PPI dan Pemasangan pada seluruh area pelayanan

Adanya dokumen jumlah kebutuhan Stiker dan tempat pemasangan pada seluruh area pelayanan

6. Audit Lingkungan pada seluruh area pelayanan

Adanya dokumen hasil audit lingkungan seluruh area pelayanan 7. Surveilans :

a. HAINs : IDO,ISK,IADP,VAP dan Dekubitus

Adanya laporan kejadian Hains setiap 3 bulan ditujukan ke Direktur RSU Bahteramas

b. Audit kepatuhan petugas untuk hand hygiene dan penggunaan APD

Adanya pelaporan Kepatuhan petugas untuk hand hygiene dan pengguanaan APD setiap 6 bulan

8. Rapat evaluasi penerapan kewaspadaan isolasi dan dan hasil surveilans setiap 3 bulan Ada undangan, daftar hadir dan notulen rapat

9. Rapat evaluasi setiap tahun untuk menilai/mengkaji ulang pelaksanaan kebijakan dan pedoman PPIRS yang berlaku dan mendeteksi kesulitan dan hambatan-hambatannya. Ada undangan, daftar hadir dan notulen rapat

(9)

Adanya kerangka acuan dan daftar hadir peserta pelatihan

11. Melakukan pelatihan PPI pada peserta didik yang melaksanakan praktek di BLU RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo

Adanya kerangka acuan dan daftar hadir peserta pelatihan.

12. Sosialisasi/Penyuluhan tentang PPI pada pasien,Keluarga dan pengunjung RS Adanya kerangka acuan dan daftar hadir peserta pelatihan

13. Mengikuti pendidikan berkelanjutan tentang pengendalian infeksi bagi anggota IPCN Adanya surat tugas dan sertifikat IPCN

14. Lomba kebersihan tangan dan penerapan standar PPI disetiap ruangan Adanya dokumen standar penilaian lomba dan hasil lomba

15. Menyusun kebijakan Penggunaan Anti Mikroba Rasional Adanya kebijakan penggunaan anti mikroba rasional

16. Menyusun Kebijakan tentang pemeriksaan lengkap pada karyawan baru sebelum bekerja di RS

Adanya dokumen tentang kebijakan pemeriksaan lengkap pada karyawan baru sebelum bekerja di RS

17. Membuat SOP penangan terkena pajanan Adanya dokumen penangan terkena pajanan

18. Mengusulkan agar semua karyawan di imunisasi hepatitis B

Adanya dokumen usulan tentang imunisasi hepatitis B pada seluruh kariyawan 19. Kebijakan tentang pemeriksaan kesehatan berkala pada petugas yang beresiko terkena

infeksi

Adanya dokumen kebijakan tentang pemeriksaan kesehatan secara berkala pada petugas yang beresiko terkena infeksi

20. Bila ada KLB, Tim PPIRS harus segera melaporkan ke Komite PPIRS dan Direktur RSU.

Semua kegiatan yang telah direncanakan akan dievaluasi pada akhir tahun untuk mengetahui kegiatan yang telah dilaksanakan dan yang belum dilaksakan sehingga menjadi acuan perencanaan kegiatan tahun 2016

Referensi

Dokumen terkait

pencegahan dan pengendalian infeksi kepada pasien, keluarga, pengunjung dan pedagang sekitar rumah

Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi dirumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian

Kegiatan orientasi dilakukan pada setiap anggota yang masuk ke bagian Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Mitra Paramedika.. Pada tahap

Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI),

Secara umum, semua kegiatan pencegahan dan pengendalian serta surveilans infeksi rumah sakit dilaksanakan secara terus menerus oleh seluruh pegawai rumah sakit

Bahwa dalam rangka mencapai tujuan pada butir ”a” di atas dipandang perlu untuk menetapkan uraian tugas pencegahan dan pengendalian infeksi RSU Imanuel Sumba melalui Surat

• Kepmenkes no 270/2007 tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.. o Membentuk Komite

Pendidikan dan Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan suatu Pendidikan dan Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan