0 PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CUT NYAK DHIEN
LANGSA NOMOR :.../RS-CND/I/2016 TENTANG
PEDOMAN ORGANISASI KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (KPPI) RUMAH SAKIT CUT NYAK DHIEN LANGSA
Tindakan Nama Jabatan Tandatangan Tanggal
Disiapkan Ketua KPPI
Diperiksa Direktur Pelayanan
0
Jln. T.M. Bachrum No. 1 Telp. 0641-21039 Fax. 0641-22228 e-mail : [email protected] Kota Langsa
Bismillaahirrahmaanirro hiim
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CUT NYAK DHIEN LANGSA NOMOR : .../RS-CND/I/2016
TENTA NG
PEDOMAN ORGANISASI KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (KPPI)
RUMAH SAKIT CUT NYAK DHIEN LANGSA
DIREKTUR RUMAH SAKIT CUT NYAK DHIEN LANGSA
MENIMBANG : a. Bahwa Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPIRS) sangat penting karena merupakan gambaran mutu pelayanan rumah sakit
b. bahwa Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pembinaan, pendidikan, pelatihan, pengawasan, serta monitoring dan evaluasi.
c. bahwa sebagaimana huruf (a) dan (b) diatas, perlu ditetapkan Pedoman Organisasi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (KPPI) Cut Nyak Dhien Langsa
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1014/MENKES/PER/XI/2008, Tentang Standar Pelayanan
Radioloogi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006, Tentang Pedoman Organisasi
0
Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 986/Menkes/Per/XI/1992 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 382/Menkes/SK/III/2008 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 270/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya.
M E M U T U S K A N : MENETAPKAN :
KESATU : Pedoman Organisasi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (KPPI) Islam Sultan Agung Semarang sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan akan dilakukan evaluasi setiap tahunnya
KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perbaikan maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Langsa
Tanggal : 20 januari 2016
RUMAH SAKIT CUT NYAK DHIEN LANGSA
D
r . (Cand)dr.Yusuf.MM Direktur
T EMBUS A N : 1. Arsip
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CUT NYAK DHIEN LANGSA NOMOR : .../RS-CND/I/2016 TANGGAL : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat pentng dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang profesional, bermutu sesuai standar yang sudah ditentukan.
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau infeksi nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit, baik karena perawatan atau datang berkunjung ke rumah sakit. Angka kejadian infeksi nosokomial terus meningkat ( Al Varado, 2000 ) mencapai sekitar 9 % ( variasi 3-21 % ) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia.
Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan, pelatihan, pengawasan, serta monitoring dan evaluasi.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPIRS) sangat penting karena merupakan gambaran mutu pelayanan rumah sakit. Apalagi akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti Methycillin Staphylococcus Aureus (MRSA), Vancomycin Resistant Enterococci (VRE) dan Multi Resistance Bacteremia (MRB).
Agar mendapat dukungan dan komitmen dari pimpinan rumah sakit dan seluruh petugas untuk melakukan langkah-langkah yang sesuai prosedur yang berlaku dalam pencegahan dan pengendalian infeksi maka disusunlah Pedoman Organisasi Pencegahan dan Pengendalian Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit C u t N y a k D h i e n L a n g s a melalui pencegahan dan pengendalian di semua unit di rumaH sakit meliputi kualitas pelayanan, manajemen risiko, clinical governance, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
b. Tujuan Khusus
– Sebagai pedoman bagi Direktur Rumah Sakit dalam membentuk organisasi, program, wewenang, dan tanggung jawab secara jelas
– Menggerakkan segala sumber daya yang ada di rumah sakit secara efektf dan efsien dalam pelaksanaan PPI
– Menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit secara bermakna
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT A. Sejarah Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Langsa
Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Langsa didirikan pada tahun 1986 oleh Yayasan Cut Nyak Dhien Langsa diatas areal tanah seluas 36.00 M2, yang merupakan Rumah Sakit swasta.Berdasarkan SK Menkes Republik Indonesia No.1042/YANMED/RSKAS/1986 tanggal 08 desember 1986, dengan izin tetap dan perubahan izin pada Kemenkes RI Nomor:SK.07.06/III/4436/09 tanggal 30 oktober 2009,Pada tahun 2011 diberikan status menjadi rumah sakit dalam klasifkasi tpe D, dan pada tahun 2012 Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Langsa mendapatkan sertfkasi Akreditasi dari KARS dengan Nomor:KARS-SERT/873/VI/2012.Dan pada tahun 2014 Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Langsa memperpanjang perizinan dengan Nomor:002/503/SK.OPS.RS/XII/2014 yang dikeluarkan oleh walikota Langsa melalui kantor perizinan terpadu pemerintah kota langsa.
B. Tugas Pokok Dan Fungsi Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Langsa
Berdasarkan keputusan Yayasan Cut Nyak Dhien Langsa No.17 Tahun 2011 tugas pokok dan fungsi pemangku jabatan struktural di lingkungan Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Langsa adalah:
1. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemilihan yang dilakukan secara serasi yang terpadu dengan tidak meninggalkan upaya meningkatkan dan pencegahan serta melaksanakan pusat rujukan,
melaksanakan pendidikan tenaga kesehatan, penelitian, pengembangan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan ;
2. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu berdasarkan standar pelayanan
Rumah Sakit Islam Sultan Agung merupakan rumah sakit swasta dengan kapasitas 293 tempat tidur, merupakan milik Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung.
Rumah Sakit Islam Sultan Agung mempunyai fungsi memberikan pelayanan kesehatan paripurna dengan motto mencintai Allah menyayangi sesama.
Dalam mengemban fungsi tersebut di atas, Rumah Sakit Islam Sultan Agung mempunyai tugas pokok berupa:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi.
2. Senantiasa meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Rumah Sakit Islam Sultan Agung agar selalu memberikan pelayanan secara profesional, etis dan bermartabat.
3. Menyediakan wahana bagi pendidikan tenaga kesehatan, dalam turut serta menyumbang upaya mencerdaskan bangsa.
BAB III
VISI, MISI, VALUE, MOTO RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG A. VISI
Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Islam Terkemuka dalam pelayanan kesehatan, pendidikan dan pembangunan peradaban Islam”.
B. MISI
– Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang selamat menyelamatkan dijiwai Semangat Mencintai Allah Menyayangi Sesama,
– Menyelenggarakan pelayanan pendidikan dalam rangka membangun generasi khaira ummah
– Membangun peradaban Islam menuju masyarakat sehat sejahtera yang dirahmati Allah C. VALUE – Integritas – Profesional – Kasih sayang – Kerja sama – Inovatf D. MOTTO
Mencintai Allah Menyayangi Sesama E. MEANING STATEMENT
STRUKTUR ORGANISASI
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
TAHUN 2013
Bagan 1
8 BAB VI URAIAN
JABATAN
A. NAMA JABATAN : Ketua Komite Pencegahan & Pengendalian Infeksi B. NAMA JABATAN ATASAN : Direktur Utama
C. NAMA JABATAN BAWAHAN LANGSUNG :
1. Sekretaris Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 2. IPCN ( Infecton Preventon Control Nurse )
3. IPCLN ( Infection Prevention Control Link Nurse ) D. TUGAS POKOK :
Membantu Direktur Utama dalam merencanakan, malaksanakan, membina, mendidik, melath, mengawasi, monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan program-program pencegahan dan pengendalian infeksi
E. KRITERIA DAN TUGAS :
Kriteria Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 1. Ahli atau dokter yang mempunyai minat dalam PPI. 2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI. 3. Memiliki kemampuan leadership.
Tugas Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 1. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar
2. Turut menyusun pedoman dan penulisan resep antibiotka dan surveilans 3. Mengidentifkasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resistensi
antibiotka.
4. Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi dan mendeteksi serta menyelidiki KLB
5. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan dengan prosedur terapi
6. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien
7. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan dan pengendalian infeksi
Kriteria Anggota Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 1. Mempunyai minat dalam PPI.
2. Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI. Tugas dan Tanggung Jawab Komite PPI :
1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut. 5. Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB
infeksi nosokomial.
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan pengendalian infeksi.
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman bagi yang menggunakan.
9. Mengidentifkasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalam PPI.
10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
11. Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur. 12. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
13. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap antibiotika dan menyebar-luaskan data resistensi antibiotika. 14. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
15. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient safety. 16. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodic mengkaji
kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen rumah sakit.
17. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat dan bahan kesehatan, reno-vasi ruangan, cara pemrosesan alat,
penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
18. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial menyebarkan infeksi.
19. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tndakan yang menyimpang dari standar prosedur / monitoring surveilans proses.
20. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan infeksi bila ada KLB di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Kriteria Sekretaris Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
1. Perawat senior yang disegani 2. Mempunyai minat dalam PPI 3. Memiliki kemampuan leadership
4. Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI. Tugas Sekretaris Tim PPI
1. Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi agar proses kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi dapat berjalan lancar
2. Membuat notulen setap rapat kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi 3. Mengurus logistk dan kerumahtanggaan kegiatan pencegahan dan
10 4. Mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan intern organisasi yang telah
dijadwalkan secara tertib dan bertanggungjawab 5. Melaksanakan tugas lain dari Ketua
Kriteria IPCN ( Infection Prevention Control Nurse )
1. Perawat dengan pendidikan D3 dan memiliki sertfikasi PPI.
2. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi. 3. Memiliki pengalaman sebagai kepala ruangan atau setara
4. Memiliki kemempuan leadership, inovatf dan confdent. 5. Bekerja purna waktu
Tugas dan Tanggung Jawab IPCN
1. Mengunjungi ruangan setap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi di lingkungan kerja.
2. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SOP, kewaspadaan isolasi 3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada komite PPI
4. Bersama komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
5. Melakukan investigasi KLB dan bersama – sama komite PPI memperbaiki kesalahan yang terjadi
6. Memonitor petugas kesehatan RS / fasilitas kesehatan infeksi dari petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
7. Merekomendasi prosedur isolasi dan memberi konsultasi tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan bagi kasus yang terjadi di Rumah Sakit
8. Melakukan audit PPI termasuk terhadap limbah, laundry, gizi dan lain – lain. 9. Memonitor kesehatan lingkungan
10. Memonitor penggunaan antibiotika yang rasional
11. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
12. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI 13. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI.
14. Memberi saran desain ruangan agar sesuai dengan prinsip PPI
15. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPIRS. 16. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan kegiatan
tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan insiden tinggi
17. Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam mendeteksi mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit
Kriteria Anggota Pelaksana / IPCLN
1. Perawat dengan pendidikan minimal D3 dan memiliki sertifikasi PPI. 2. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi. 3. Memiliki kemampuan leadership.
Tugas IPCLN:
IPCLN sebagai perawat pelaksana harian / penghubung bertugas :
1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit rawat inap masing – masing, kemudian menyerahkan kepada IPCN ketka pasien pulang
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit rawatnya masing – masing
3. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi nosokomial pada pasien
4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan bagi pengunjung di ruang rawat masing – masing, konsultasi prosedur yang harus dijalankan bila belum faham
5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan standar isolasi
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA Komite
PPI BidangBPI
Unit Kerja RS
Instalasi Bid. Bidang Bidang Bidang Bidang Instalasi Instalasi Bidang Bidang Jangme Diklit Kepera Jangme Yanmed KU dan Diklit Yanmed Umum Pemasa
d bank watan d AKT bang ran
Keterangan :
Tata Hubungan Kerja Administrasi Daftar Singkatan :
– BPI : Bimbingan dan Pelayanan Islami – – – Jangmed Yanmed Diklitbang : Penunjang Medis : Pelayanan Medis
: Pendidikan Penelitian dan Pengembangan
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
Jabatan Spesifikasi Pendidikan Jumlah Ketua Komite PPI Dokter Spesialis 1 Orang
IPCN Minimal Diploma III 5 Orang
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI Orientasi Karyawan Baru
Orientasi PPI Karyawan Baru dan mahasiswa kesehatan dilaksanakan selama 1 dijadwalkan sebagai berikut :
No Materi Kegiatan Lama
orientasi Pembimbing 1. – Struktur Organisasi KPPI
– Uraian jabatan – Pengenalan personil
Bimbingan dan
Tinjauan Lapangan 1 hari IPCN 2. – Program PPI
– Kebersihan Tangan – Pemakaian APD – Pengelolaan Limbah
– Penanganan luka tusuk jarum
– Penyuntikan yang aman – Pengelolaan linen
Bimbingan, Praktik Kebersihan Tangan
BAB X PERTEMUAN RAPAT
Jenis Rapat :
1. Rapat rutin IPCN, rapat yang diselenggarakan setiap hari Selasa dan Kamis pagi bersamaan dengan kegiatan membaca Al - Qur’an sebelum bekerja. Rapat membahas tentang kegiatan kerja pada minggu berjalan dan minggu yang akan datang.
2. Rapat Rutin Bulanan antara IPCN dan IPCLN, rapat yang diselenggarakan 1 (satu) bulan sekali pada minggu ke II setap bulan. Rapat membahas mengenai laporan infeksi bulanan, evaluasi kerja IPCLN pada bulan berjalan, penyiapan laporan bulanan, pembahasan masalah PPI di unit kerja terutama keperawatan,, rencana kerja serta sosialiasi kebijakan terbaru yang berhubungan dengan PPI di rumah sakit.
3. Rapat rutn Komite PPI, rapat yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali dengan unit terkait yaitu perwakilan masing-masing SMF, Gizi, CSSD, Farmasi, K3, Sanitasi, IPSRS, Pemusaraan Jenazah. Rapat membahas tentang sosialisasi peraturan atau kebijakan PPI terbaru, anggaran tahun depan, kasus-kasus pasien infeksi, penentuan ruang isolasi/kohort, perlindungan kesehatan karyawan, program PPI terbaru.
4. Rapat Koordinasi, rapat yang diselenggarakan dengan unit kerja lain dan Direksi untuk pelaksanaan koordinasi kegiatan yang berhubungan dengan PPI serta laporan kegiatan PPI. Rapat Koordinasi diselenggarakan setiap 3 bulan sekali
5. Rapat Insidentil, rapat yang sifatnya mendesak, tidak terjadwal dan dapat diselenggarakan baik secara internal unit SDI maupun mengundang unit lain sesuai dengan kebutuhan.
BAB XI PELAPORAN A. Laporan Bulanan
Laporan yang disusun setiap bulan meliputi laporan angka kejadian infeksi, luka tusuk jarum bila ada di masing-masing unit keperawatan dan jumlah tndakan (pemasangan infuse, pemasangan kateter, pemasangan ventilator, pemasangan CVC) dari Link di unit masing ke IPCN
Laporan bulanan diserahkan dari IPCLN ke IPCN. B. Laporan Tri Bulanan
Laporan yang disusun setap 3 (tga) bulan yang merupakan rekapitulasi laporan bulanan berisi surveilens angka kejadian infeksi, luka tusuk jarum bila ada di masing-masing unit keperawatan dan jumlah tindakan, hasil pemantauan pemakaian APD, pemantauan kebersihan tangan, orientasi karyawan atau mahasiswa serta laporan keuangan (pemakaian desinfektan, pemakaian tissue, dan pemakaian safety box).
Laporan tribulanan diserahkan kepada Direktur Utama. C. Laporan Tahunan
Laporan Tahunan yang disusun oleh Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi meliputi :
1. Laporan pelaksanaan kegiatan pengembangan staf
2. Laporan pelaksanaan program kerja Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
3. Laporan sasaran mutu Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 4. Laporan penggunaan anggaran
5. Laporan daftar inventaris di Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Laporan tahunan di sampaikan kepada Direktur Bidang dan Komite Mutu