“A TIME Concept Approach”
“A TIME Concept Approach”
Paradigma Terkini
Paradigma Terkini
Dalam Perawatan Luka
Dalam Perawatan Luka
Saldy Yusuf,
Saldy Yusuf, S.Kep,Ns.ETN
S.Kep,Ns.ETN
Enterostomal Therapy Nurse
Enterostomal Therapy Nurse
”A TIME CONCEPT APPROACH” ”A TIME CONCEPT APPROACH”
PARADIGMA TERKINI DALAM PERAWATAN LUKA PARADIGMA TERKINI DALAM PERAWATAN LUKA
Saldy Yusuf, S.Kep.Ns.ETN Saldy Yusuf, S.Kep.Ns.ETN
A.
A. PEPENDNDAHAHULULUAUANN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kurun waktu dua dekade terakhir Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kurun waktu dua dekade terakhir sangat pesat, namun sangat tidak sebanding dengan aplikasi di Indonesia yang masih sangat pesat, namun sangat tidak sebanding dengan aplikasi di Indonesia yang masih jauh tertinggal. Ketika praktisi di Eropa dan Amerika telah menggunakan modern jauh tertinggal. Ketika praktisi di Eropa dan Amerika telah menggunakan modern
dressing kita masih menggunakan tradisional dressing. dressing kita masih menggunakan tradisional dressing.
Luka merupakan kerusakan integritas kulit baik superficial, partial, atau full thickness Luka merupakan kerusakan integritas kulit baik superficial, partial, atau full thickness dan dapat bersifat akut ataupun kronis. Sepanjang manusia masih memiliki sistem dan dapat bersifat akut ataupun kronis. Sepanjang manusia masih memiliki sistem integument, selama itu pula tubuh beresiko untuk mengalami luka.
integument, selama itu pula tubuh beresiko untuk mengalami luka.
Perawatan luka bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi jaringan Perawatan luka bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi jaringan yang menunjang proses penyembuhan luka. Mengingat luka merupakan masalah yang yang menunjang proses penyembuhan luka. Mengingat luka merupakan masalah yang kompleks maka pendekatan dalam perawatan luka tidak lagi monopoli satu profesi kompleks maka pendekatan dalam perawatan luka tidak lagi monopoli satu profesi akan tetapi pendekatan
akan tetapi pendekatan perawatan luka sudah bersifat multidisipliner.perawatan luka sudah bersifat multidisipliner.
B.
B. KONSEP DASAR LUKAKONSEP DASAR LUKA 1
1.. TTyyppe e lluukkaa..
Secara garis besar luka, berdasarkan typenya, luka terdiri atas luka akut dan luka Secara garis besar luka, berdasarkan typenya, luka terdiri atas luka akut dan luka kronik.
kronik.
a
a.. LLuukka a aakkuutt..
Lu
Luka ka akakut ut adadalalah ah luluka ka yayang ng dadapapat t sesembmbuh uh sesesusuai ai dedengngan an kokonsnsepep penyembuhan luka. Luka akut berlangsung secara tiba-tiba. Luka akut dapat penyembuhan luka. Luka akut berlangsung secara tiba-tiba. Luka akut dapat dikategorikan; karena pembedahan (Insisi, eksisi, skin graft, dll) dan karena dikategorikan; karena pembedahan (Insisi, eksisi, skin graft, dll) dan karena trauma (abrasi, laserasi, injuri, dll).
trauma (abrasi, laserasi, injuri, dll).
b
b.. LLuukka a KKrroonniikk..
Adapun luka kronik yaitu luka yang tidak dapat sembuh sesuai dengan Adapun luka kronik yaitu luka yang tidak dapat sembuh sesuai dengan konsep penyembuh
Luka kronik
Luka kronik terjterjadi secara adi secara perlaperlahan. Contoh han. Contoh luka kronik luka kronik seperseperti; decubitusti; decubitus,, luka diabetic, venous ulcer, dll.
luka diabetic, venous ulcer, dll.
2.
2. PrPrososes es PePenynyemembubuhahann a.
a. FaFase se InInflflamamasasi (i (0-0-3 h3 harari)i)..
Fas
Fase e infinflamlamasi asi dimdimulaulai i sessesaat aat setsetelaelah h lukluka a terterjadjadi. i. TujTujuan uan dardari i fasfase e iniini ada
adalah lah menmengheghentintikan kan perperdardarahaahan n dan dan memmemberbersihsihkan kan lukluka a baibaik k itu itu dardarii mikroorganisme maupun dari jaringan yang mati (debris).
mikroorganisme maupun dari jaringan yang mati (debris).
b.
b. FaFase se PrPrololififererasasi (i (3-3-24 24 hahariri).).
Tujuan dari fase ini adalah pembentukan jaringan granulasi untuk menutupi Tujuan dari fase ini adalah pembentukan jaringan granulasi untuk menutupi defek yang hilang dan pembentukan pembuluh darah baru melalui proses defek yang hilang dan pembentukan pembuluh darah baru melalui proses angiogenesis.
angiogenesis.
c.
c. FaFase se MMatatururasasi (i (2424-1 -1 tatahuhun)n)..
Merupakan proses pematangan, utamanya jaringan fibrin yang diproduksi Merupakan proses pematangan, utamanya jaringan fibrin yang diproduksi oleh kolagen. Tujuan akhir dari fase ini adalah meningkatkan kekuatan oleh kolagen. Tujuan akhir dari fase ini adalah meningkatkan kekuatan jaringan parut yang terbentuk. Selama fase ini luka masih beresiko cedera jaringan parut yang terbentuk. Selama fase ini luka masih beresiko cedera
terutama oleh tarikan dan tekanan. terutama oleh tarikan dan tekanan.
3
3.. MMoodde Pee Pennyyemembubuhahann..
Berdasarkan type penyembuhan, maka ada 3 modalitas penyembuha luka yaitu: Berdasarkan type penyembuhan, maka ada 3 modalitas penyembuha luka yaitu:
a.
a. PrPrimimarary y InIntetentntioion n HeHealalining.g.
Primary Intention Healing adalah modalitas penyembuhan luka dimana luka Primary Intention Healing adalah modalitas penyembuhan luka dimana luka dapat sembuh hanya dengan mempertemukan kembali kedua tepi luka. Tepi dapat sembuh hanya dengan mempertemukan kembali kedua tepi luka. Tepi luka dapat direkatkan kembali dengan menggunakan plester, jahitan, klip, luka dapat direkatkan kembali dengan menggunakan plester, jahitan, klip, dll.
dll.
b
b.. DDeellaayyeed d PPrriimmaarry y IInntteennttiioon n HHeeaalliinngg..
Dealyed Primary Intention Healing terjadi apabila ada faktor-faktor yang Dealyed Primary Intention Healing terjadi apabila ada faktor-faktor yang menghambat proses penyembuhan luka, seperti: adanya benda asing atau menghambat proses penyembuhan luka, seperti: adanya benda asing atau adanya infeksi pada luka.
cc.. SSeeccoonnddaarry y IInntteennttiioon n HHeeaalliinngg..
Sec
Secondaondary ry IntIntentention ion HeaHealinling g adaadalah lah proproses ses penypenyembembuhan uhan yanyang g harharusus melalui tahapan inflamasi, granulasi dan epitelisasi.
melalui tahapan inflamasi, granulasi dan epitelisasi.
C.
C. KONSEP ‘TIME’ DALAM PERAWATAN LUKAKONSEP ‘TIME’ DALAM PERAWATAN LUKA
Konsep ‘moi
Konsep ‘moisture balasture balance’ dalam penyence’ dalam penyembuhan luka pertmbuhan luka pertama ama kali diperkali diperkenalkankenalkan oleh George Winter (1962). Schultz,
oleh George Winter (1962). Schultz, et al et al (2003) menyimpulkan bahwa keuntungan(2003) menyimpulkan bahwa keuntungan lingkungan yang l
lingkungan yang lembab embab bagi penyembuhan luka bagi penyembuhan luka adalah sebagai beriadalah sebagai berikut:kut: 1.
1. MeMembmbanantu tu mimigrgrasasi ei epipitetel.l. 2.
2. MeMendndukukung ung pH pH dadan n kadkadar ar okoksisigegen.n. 3.
3. MeMempmperertatahanhankakan gradn gradieient elent elektktrorolilit.t. 4.
4. MeMengngikikat eat eksksududat pat padada pea permrmukaukaan lan lukauka..
Teori Wound Bed Preparation (WBP) merupakan sebuah konsep pendekatan yang Teori Wound Bed Preparation (WBP) merupakan sebuah konsep pendekatan yang bersi
bersifat dinamfat dinamis dalam perawais dalam perawatan luka. Konsep ini dipetan luka. Konsep ini diperkenalrkenalkan kan oleh Falanoleh Falangaga (2004) ke dalam sebuah kerangka kerja yang disebut TIME. Inti dari konsep ini (2004) ke dalam sebuah kerangka kerja yang disebut TIME. Inti dari konsep ini adalah persiapan untuk penyembuhan secara optimal.
adalah persiapan untuk penyembuhan secara optimal.
T
T == TiTissssue ue MMananagagememenent.t.
II == InInflflamammatmatioion ann and Ind Infefectctioion Con Contntroroll
M
M == MMooiissttuurre e bbaallaannccee
E
E == EpEphihitetelilial al (e(edgdge) e) adadvanvancecemementnt
1.
1. TiTissussue Manage Managemeement.nt.
Pada dasarnya secara klinis, penampilan luka memberikan gambaran terhadap Pada dasarnya secara klinis, penampilan luka memberikan gambaran terhadap tahapan proses penyembuhan luka. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
tahapan proses penyembuhan luka. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a
a.. NNeeccrrototiik k ((HHiittamam).).
Luk
Luka a necnecrotrotic ic mermerupaupakan kan fasfase e tentenang ang dardari i lukluka, a, namnamun un lukluka a nekrnekrotiotik k menjadi suatu masalah bukan hanya karena jaringannya sudah mati dan menjadi suatu masalah bukan hanya karena jaringannya sudah mati dan irreversible akan tetapi karena:
1
1)) JJaarriinnggaan n nneeccrroottiic c sseebbaaggaai i ““ddeevviittaalliizzeed d ttiissssuuee” ” mmeerruuppaakkaann li
lingkngkunungan gan yayang ng cocococok k ununtutuk k perpertutumbmbuhuhan an dadan n peperkrkemembanbangagann mikroorganisme pada luka.
mikroorganisme pada luka. 2)
2) JarinJaringan necrogan necrotic menytic menyebabkan banebabkan bantalan ltalan luka suliuka sulit untuk dilt untuk dilihat.ihat. Oleh karena
Oleh karena itu perlu itu perlu dilakudilakukan kan tindaktindakan an debriddebridement (necrotomyement (necrotomy). ). AdaAda beberapa jenis tindakan debridement yaitu:
beberapa jenis tindakan debridement yaitu: 1)
1) CoConsnserervatvaticice Sure Surgigicacal Wounl Wound Debd Debriridemdemenent (CSt (CSWDWD).).
Merupakan tindakan pembedahan konservatif dibawah anastesi untuk Merupakan tindakan pembedahan konservatif dibawah anastesi untuk mengangkat jaringan necrotic.
mengangkat jaringan necrotic. 2)
2) AutAutolyolytic tic DebDebridridemeement, cnt, contontohnohnya, dya, dengengan man menggenggunakunakan Hyan Hydrodrogelgel.. 3)
3) MeMechchananicical al DeDebrbrididememenent, t, cocontntohohnynya, a, dedengngan an memengnggugunanakakan n kakasasa basah-kering (wet to dry gauze).
basah-kering (wet to dry gauze). 4)
4) EnEnzyzymamatitic c DeDebrbrididememenent, contt, contohnohnyaya, , dedengangan n memengnggungunakakan an enenzyzymeme papain urea, kolagenase, dll.
papain urea, kolagenase, dll. 5
5)) BBiioossuurrgigiccaal l DDeebbrriiddeemmeenntt, , ccoontntoohhnynya a ddeengngaan n mmeenngggugunnaakkanan Maggot/Larva/Belatung.
Maggot/Larva/Belatung.
Adapun indikasi untuk menghentikan tindakan debridement yaitu: Adapun indikasi untuk menghentikan tindakan debridement yaitu:
1)
1) LuLuka ka beberdrdararahah.. 2)
2) PaPasisien meen mengngeleluh nyuh nyereri.i. 3)
3) BanBantaltalan lan luka uka teltelah tah terlerlihaihat.t.
b
b.. SSlloouuggh (h (KKuunniinngg))..
Sloug
Slough h merupmerupakan tahapan akan tahapan kedua dari kedua dari proseproses s penyempenyembuhan luka. buhan luka. TahapaTahapann ini dikenal sebagai fase kritis dalam penyembuhan luka. Slough cenderung ini dikenal sebagai fase kritis dalam penyembuhan luka. Slough cenderung untuk menghasilkan eksudat yang banyak dan bau yang tidak sedap.
untuk menghasilkan eksudat yang banyak dan bau yang tidak sedap. Dal
Dalam am menmenggagganti nti balbalutautan, n, hendhendaknaknya ya kitkita a bisbisa a memmembaca baca ekseksudat udat padapada ba
balutlutan an lamlama. a. WarWarna, na, VolVolumeume, , konkonsissistentensi si dan dan bau bau ekseksudaudat t mermerupaupakankan tanda baca yang perlu kita perhatikan.
Untuk mengevaluasi
Untuk mengevaluasiwarnawarna kita dapat mengkategorikan atas:kita dapat mengkategorikan atas: 1
1)) JJeerrnniihh = = sseerroouuss.. 2
2)) MMeerraahh = = HHaaeemmoorrrrhhaaggiicc.. 3
3)) GGeellaapp = = HHeemmooppuurruulleenntt.. 4
4)) KKuunniigg = = PPuurruulleenntt..
Untuk mengevaluasi
Untuk mengevaluasivolumevolume kita dapat mengkategorikan atas:kita dapat mengkategorikan atas: 1)
1) HigHigh, bh, balualutan tan bocobocor/mr/mereerembembes.s. 2)
2) MedMediumium, eksu, eksudat mdat membembasaasahi balhi balutautan.n. 3)
3) LowLow, eksu, eksudat tidat tidak medak membambasahsahi balui balutantan..
Untuk mengevaluasi bau eksudat kita dapat menggunakan
Untuk mengevaluasi bau eksudat kita dapat menggunakanTELER TELER scale:scale:
S
Skkoorr MMaakknnaa
5
5 :: TTiiddaak k aadda a bbaauu 4
4 :: BBaau u tteerrcciiuum m ppaadda a ssaaaat t bbaalluuttaan n ddiibbuukkaa 3
3 :: BBaau u tteerrcciiuum m wwaallaauuppuun n bbaalluuttaan n bbeelluum m ddiibbuukkaa.. 2
2 :: BBaau u tteerrcciiuum m ddaarri i jjaarraak k ssaattu u lleennggaan n ddaarri i ppaassiieenn.. 1
1 :: BBaau u tteerrcciiuum m ddi i ddaallaam m kkaammaar r 0
0 :: BBaau u tteerrcciiuum m ddi i lluuaar r kkaammaarr.. Untuk mengevaluasi
Untuk mengevaluasikonsistenskonsistensi kita dapat mengkategorikan atas:i kita dapat mengkategorikan atas: 1)
1) KeKentntal al dadan ln lenengkgketet.. 2)
2) EnEncecer dr dan an cacairir..
cc.. GGrraannululaasi si ((MMeerraahh).).
Ciri khas dari jaringan granulasi adalah mudah berdarah, sehingga dalam Ciri khas dari jaringan granulasi adalah mudah berdarah, sehingga dalam melepaskan balutan yang lama kita perlu untuk hati-hati. Perdarahan yang melepaskan balutan yang lama kita perlu untuk hati-hati. Perdarahan yang terjadi apabila bersifat minor dapat dibalut tekan. Balutan yang cocok untuk terjadi apabila bersifat minor dapat dibalut tekan. Balutan yang cocok untuk tahapan ini adalah Calcium Alginate yang memiliki efek homostatis dan tahapan ini adalah Calcium Alginate yang memiliki efek homostatis dan tidak melengket pada bantalan luka. Perlu untuk diwaspadai jangan sampai tidak melengket pada bantalan luka. Perlu untuk diwaspadai jangan sampai balutan terlalu lembab sebab dapat menimbulkan hipergranulasi yang dapat balutan terlalu lembab sebab dapat menimbulkan hipergranulasi yang dapat
menghambat kemajuan tepi luka. menghambat kemajuan tepi luka.
d
d.. EEppititeelilissasasi (Pi (Piinnk)k)..
Epitelisasi merupakan tahap akhir dari proses panjang penyembuhan yang Epitelisasi merupakan tahap akhir dari proses panjang penyembuhan yang dapat berlangsung hingga 2 tahun. Pada tahapan ini telah terjadi maturasi, dapat berlangsung hingga 2 tahun. Pada tahapan ini telah terjadi maturasi, namun kekuatannya hanya mencapai 80 % bila dibandingkan dengan kulit namun kekuatannya hanya mencapai 80 % bila dibandingkan dengan kulit yang sehat.
yang sehat.
Pada saat luka memasuki tahapan epitelisasi maka tujuan perawatan adalah Pada saat luka memasuki tahapan epitelisasi maka tujuan perawatan adalah “me
“melilindunndungi gi jarjaringingan an epiepitel tel dardari i cedcedera era ataatau u tratraumauma”. ”. MengMengingingat at luklukaa epitelisasi sangat mudah untuk cedera (fragile) maka seminimal mungkin epitelisasi sangat mudah untuk cedera (fragile) maka seminimal mungkin untuk menghindari manipulasi pada luka, seperti tidak mengganti balutan untuk menghindari manipulasi pada luka, seperti tidak mengganti balutan setiap hari. Contoh balutan yang tepat
setiap hari. Contoh balutan yang tepat digunakan yaitu “Hydrofilm”.digunakan yaitu “Hydrofilm”.
2.
2. InflInflammaammation and Inftion and Infectiection Contron Control.ol.
Inflamasi merupakan tahap pertama dari proses penyembuhan luka, inflamasi Inflamasi merupakan tahap pertama dari proses penyembuhan luka, inflamasi dibutuhkan dalam penyembuhan luka yang berlangsung hingga 5 hari setelah dibutuhkan dalam penyembuhan luka yang berlangsung hingga 5 hari setelah onset luka. Oleh karena itu adalah tidak tepat bila pasien diberikan obat anti onset luka. Oleh karena itu adalah tidak tepat bila pasien diberikan obat anti inflamasi selama fase ini belum berakhir. Inflamasi memungkinakan tubuh untuk inflamasi selama fase ini belum berakhir. Inflamasi memungkinakan tubuh untuk mengisolasi luka dari jaringan yang sehat dan melakukan fagositosis terhadap mengisolasi luka dari jaringan yang sehat dan melakukan fagositosis terhadap mikro
mikroorganiorganisme yang sme yang ada. Apabila ada. Apabila proseproses s inflainflamasi memanjang (tidak masi memanjang (tidak berhenberhentiti di hari ke tiga) maka ini merupakan tanda bahwa luka akan pindah status dari di hari ke tiga) maka ini merupakan tanda bahwa luka akan pindah status dari akut menjadi kronik.
akut menjadi kronik.
Bukti telah menunjukkan bahwa apabila pada luka terdapat bakteri 10 juta per Bukti telah menunjukkan bahwa apabila pada luka terdapat bakteri 10 juta per gram jaringan maka akan menggangu proses penyembuhan. Koloni bakteri dapat gram jaringan maka akan menggangu proses penyembuhan. Koloni bakteri dapat membentuk
membentuk biofilmbiofilm berupa mantel polysacarida yang mengakibatkan resistensi berupa mantel polysacarida yang mengakibatkan resistensi 1000 x lipat dibandingkan resistensi terhadap antibiotic. Berdasarkan consensus 1000 x lipat dibandingkan resistensi terhadap antibiotic. Berdasarkan consensus internasional yang dikeluarkan oleh World Council Of Enterostomal Therapy internasional yang dikeluarkan oleh World Council Of Enterostomal Therapy (WCET), maka kita harus selalu berasumsi bahwa “Luka selalu mengandung (WCET), maka kita harus selalu berasumsi bahwa “Luka selalu mengandung bakteri, walaupun tanpa disertai efek yang
bakteri, walaupun tanpa disertai efek yang merugikan”.merugikan”.
Keberadaan bakteri pada luka mungkin akan mengakibatkan hal-hal berikut: Keberadaan bakteri pada luka mungkin akan mengakibatkan hal-hal berikut:
a.
a. KoKontntamamininasasi i (j(jumumlalah h babaktktereri i titidak menidak meningngkat dan belukat dan belum m memeninimbmbululkakann masalah klinis).
masalah klinis). b
b.. KoKololoninisasasi (bsi (bakakteteri ri beberkrkemembabang biang biak, nak, namumun n bebelulum menm menimimbubulklkanan kerusakan jaringan).
kerusakan jaringan). c.
c. InInfefeksksi i LoLokal (Bakal (Baktktereri i beberkrkemembabang ng bibiakak, , pepenynyemembuhbuhan tergan terganangguggu, , dadann terjadi kerusakan jaringan luka).
terjadi kerusakan jaringan luka). d
d.. PPeerrlluuasasaan Inn Inffeeksksii..
Bakteri menimbulkan masalah pada jaringan
Bakteri menimbulkan masalah pada jaringan sekitar luka.sekitar luka. e.
e. InfInfekseksi sii sistestemimik (Bak (Baktekteri mri menienimbumbulkalkan infn infekseksi sii sistestemikmik).).
K
Koonnttaammiinnaassii KKoolloonniissaassii IInnffeekkssi L oi L okkaall PerluasanPerluasan Infeksi Infeksi Infeksi Infeksi Sistemik Sistemik B
Buuttuuh h KKeewwaassppaaddaaaann BBuuttuuh h IInntteerrvveennssii
Ketika luka sudah masuk ke status infeksi maka perlu diingat bahwa infeksi Ketika luka sudah masuk ke status infeksi maka perlu diingat bahwa infeksi terjadi dengan rumus sebagai berikut:
terjadi dengan rumus sebagai berikut:
IInnffeekkssii == dosis x virulensidosis x virulensi Host resistance Host resistance
Berdasarkan rumus tersebut diatas, maka pendekatan perawatan luka terinfeksi Berdasarkan rumus tersebut diatas, maka pendekatan perawatan luka terinfeksi dapat dijabarkan sebagai berikut:
dapat dijabarkan sebagai berikut:
aa.. MMeennuurruunnkkaan n ddoossiis s aattaau u jjuummllaah h bbaakktteerri i ddeennggaan n ccaarraa; ; mmeellaakkuukkaann debridement, irigasi, penggunaan antiseptic, topical terapi dll.
debridement, irigasi, penggunaan antiseptic, topical terapi dll. b
b.. ViVirurulelensnsi i dapdapat dikeat dikendandalilikan dengkan dengan mencan mencipiptatakakan n lilingngkunkungagan n yayang tidang tidak k kondusif bagi pertumbuhan bakteri.
kondusif bagi pertumbuhan bakteri. c.
c. Host Host reresisiststanance ce didititingngkakatktkan an dedengngan an memeniningngkakatktkan an dadaya ya tatahahan n tutububuhh mel
melalualui i pempemenuhenuhan an nutnutrisrisi i yanyang g adekadekuatuat, , menmengelgelimiiminasnasi i facfactortor-fa-faktoktor r psikologis yang dapat menggangu proses penyembuhan luka, dll.
3.
3. MoMoististure Baure Balanlance.ce.
Hasil penelitian membuktikan bahwa mempertahankan luka dalam suasana yang Hasil penelitian membuktikan bahwa mempertahankan luka dalam suasana yang lemba
lembab b akan akan mempermempercepat cepat epiteepitelisalisasi. si. SebagaSebagai i akibat dari akibat dari infekinfeksi si atau inflamasiatau inflamasi mak
maka a lukluka a akaakan n menmenghasghasilkilkan an leblebih ih banybanyak ak exudexudat. at. Hal Hal ini beresiini beresiko ko untuntuk uk menimbulkan 3 masalah:
menimbulkan 3 masalah: aa.. RReessiikko o mmaasseerraassi i ppaadda a tteeppi i lluukkaa.. b
b.. RReessiikko o lluukka a kkeerriinngg..
cc.. RResesiikko o hhaammbbaattaan n dadallaam m pepennyyeemmbbuuhhaan.n. Ole
Oleh h karkarena ena itu itu tujtujuan uan dardari i priprinsinsip p “Mo“Moististure ure BalBalanceance” ” yaiyaitu tu menmengabsgabsorborbsisi kel
kelebiebihan han exuexudat dat ataatau u memmemberberikaikan n kelkelembembabaaban n pada pada lukluka a yanyang g kerkeringing. . AdaAda beberapa tekhnik untuk mempertahankan kelembaban yaitu:
beberapa tekhnik untuk mempertahankan kelembaban yaitu: a.
a. Bila Bila luka luka beronggberongga, da, diisiiisi. (c. (contoh, ontoh, gunakan gunakan foam foam cavitcavity)y) b.
b. Bila Bila luka luka basah, basah, diserdiserap. (ap. (contoh, contoh, gunakan gunakan hydrohydrocelulcelulosa)osa) c.
c. Bila Bila luka luka keringkering, di, dilembablembabkan. (kan. (contohcontoh, gun, gunakan akan hydrohydrocloid)cloid).. d.
d. Bila Bila luka luka kotor, kotor, bersibersihkan. hkan. (conto(contoh, ih, irigasrigasi lui luka)ka)
4.
4. EpitEpithelihelial Edge (adal Edge (advancvancementement).).
Tepi luka
Tepi luka merupmerupakan aspek akan aspek yang paling sering diabaikan dalam yang paling sering diabaikan dalam perawaperawatan luka,tan luka, padahal tepi luka merupakan pemisah antara luka dan kulit yang sehat yang bisa padahal tepi luka merupakan pemisah antara luka dan kulit yang sehat yang bisa memberikan gambaran kepada kita tentang kemajuan atau kemunduran proses memberikan gambaran kepada kita tentang kemajuan atau kemunduran proses penyembuhan.
penyembuhan.
Tepi luka sebaiknya kita lihat dari berbagai sudut, dari atas luka, sejajar dengan Tepi luka sebaiknya kita lihat dari berbagai sudut, dari atas luka, sejajar dengan luka, dan dari bawah luka. Masalah-masalah umum yang sering muncul pada tepi luka, dan dari bawah luka. Masalah-masalah umum yang sering muncul pada tepi luka antara lain:
luka antara lain: a.
a. MaMaseserarasisi, , sesebabagagai i akakibibat at kelkelebebihihan an exexudaudatetes s yayang ng memengngkokontntamamininasasi i kukulilitt yang sehat.
yang sehat. b.
b. HyperHypergranulgranulasi, asi, sebagasebagai akii akibat lbat luka yuka yang tang terlalerlalu lemu lembab.bab. c.
c. CalluCallus, sebs, sebagai agai akibat akibat tekanatekanan yang n yang berlebberlebihan pihan pada tada tepi lepi luka.uka. d.
D.
D. LUKLUKA YA YANG ANG SULSULIT SIT SEMBEMBUH.UH.
Luk
Luka a yanyang g sulsulit it semsembuh buh ataatauu harhard d to to heaheal l wounwoundsds mermerupakupakan an lukluka a yanyang g tidtidak ak men
mengalgalami ami kemkemajuajuan an walwalaupuaupun n teltelah ah dildilakukakukan an pendpendekaekatan tan berberdasdasarkarkan an stastandandar r terapi. Pada dasarnya ada 4 faktor
terapi. Pada dasarnya ada 4 faktor penyebab luka sulit sembuh, yaitu:penyebab luka sulit sembuh, yaitu: 1.
1. FakFaktor pasietor pasien. n. ConContohtohnyanya; ; PatPatholhologyogy, , usiusia, a, alealergirgi, , penpengobagobatantan, , psipsikoskososiosial,al, dan nyeri.
dan nyeri. 2.
2. FaFaktktor or luluka ka CoContntohohnynya: a: durdurasasi, i, ukukururanan, , kokondindisi si babantntalalan an lulukaka, , isischchememicic,, infeksi, lokasi, dan respon terhadap perawatan.
infeksi, lokasi, dan respon terhadap perawatan. 3.
3. FakFaktor petor pengetngetahuaahuan dan keten dan keteramrampilpilan petuan petugasgas..
Contohnya: Penentuan diagnosa, penetapan tindakan, pemberian intervensi. Contohnya: Penentuan diagnosa, penetapan tindakan, pemberian intervensi. 4.
4. FakFaktor tor sumsumber ber daydaya da dan pan peraerawatwatanan Co
Contntohohnynya: a: SiSiststem em pepelalayayananan n keskesehaehatatan, n, avavaiailalabibilility ty (k(keteterersesedidiaaaan)n),, suitability (kesesuaian), effectiveness (efektifitas), dan cost (biaya).
suitability (kesesuaian), effectiveness (efektifitas), dan cost (biaya).
!!
Key Points; Key Points;
Kecemasan, depresi, isolasi social, keterbatasan ekonomi, dan Kecemasan, depresi, isolasi social, keterbatasan ekonomi, dan nyeri merupakan factor-faktor psikososial yang berhubungan nyeri merupakan factor-faktor psikososial yang berhubungan
dengan tertundanya proses penyembuhan luka dengan tertundanya proses penyembuhan luka
E.
E. KEKESISIMMPUPULALANN
Wound care expert telah menetapkan bahwa prinsip perawatan luka terkini adalah Wound care expert telah menetapkan bahwa prinsip perawatan luka terkini adalah “moisture balance” artinya apabila luka itu kering maka perlu untuk dilembabkan “moisture balance” artinya apabila luka itu kering maka perlu untuk dilembabkan be
begitgitu u jugjuga a sebsebalialiknyknya a apaapabilbila a lukluka a ititu u basbasah. ah. DalDalam am perperawatawatan an lukluka a tugtugas as kitkitaa sebaga
sebagai i perawaperawat t hanya menciptahanya menciptakan kan lingklingkungan yang ungan yang konduskondusif if untuk mendukunguntuk mendukung proses penyembuhan. Untuk dapat memberikan lingkungan yang kondusif maka kita proses penyembuhan. Untuk dapat memberikan lingkungan yang kondusif maka kita harus mampu untuk mengetahui bahwa luka ini sudah berada di fase/tahapan apa dan harus mampu untuk mengetahui bahwa luka ini sudah berada di fase/tahapan apa dan apa yang paling dibutuhkan oleh luka itu pada setiap fasenya.
apa yang paling dibutuhkan oleh luka itu pada setiap fasenya. Mas
Masalaalah-mh-masaasalah lah padpada a lukluka a sepseperterti i bau, bau, ekseksudaudat, t, nyenyeri, ri, edeedema, ma, dll dll mermerupakupakanan “bahasa’ luka kepada kita untuk melaporkan masalahnya dan mengajak kita untuk “bahasa’ luka kepada kita untuk melaporkan masalahnya dan mengajak kita untuk mengambil keputusan.
Apapun keputusan yang anda ambil dalam perawatan luka adalah legal sepanjang itu Apapun keputusan yang anda ambil dalam perawatan luka adalah legal sepanjang itu did
didasaasarkarkan n pada pada evievidencdence e basbase. e. TanTanpa pa evievidencdence e basbase e ucapucapan an kitkita a hanhanya ya sebsebuahuah perdebatan dan intervensi kita akan berujung pada malpraktek.
perdebatan dan intervensi kita akan berujung pada malpraktek.
REFERENSI REFERENSI
1.
1. Falanga. In:European wound Management Association (EWMA). Position Document: Wound BedFalanga. In:European wound Management Association (EWMA). Position Document: Wound Bed Praparation in Practice. London:MEP Ltd 2004.
Praparation in Practice. London:MEP Ltd 2004. 2.
2. Members Of Expert Members Of Expert Working GWorking Group. Prroup. Principles of inciples of best pracbest practice. Wtice. Wound Infectiound Infection in on in Clinical Clinical Practice:Practice: an international consensus. WCET Journal 2008;28 (4):5-14
an international consensus. WCET Journal 2008;28 (4):5-14
3.
3. A World Union Of wound Healing Socities Initiative. Principles of best practice. Minimising pain atA World Union Of wound Healing Socities Initiative. Principles of best practice. Minimising pain at dressing-relate
dressing-related procedure: Implementation of d procedure: Implementation of pain relieving strategies. WCET Journal 2009;28pain relieving strategies. WCET Journal 2009;28 (1):25-36
(1):25-36
4.
4. Carville. Wound Care Manual 3Carville. Wound Care Manual 3rdrded.St. Osborne Park: Silver Chain Foundation;1998.ed.St. Osborne Park: Silver Chain Foundation;1998. 5.
5. Kathryn Vowden, Peter Vowden. Wound Bed Kathryn Vowden, Peter Vowden. Wound Bed Preparation. [online] 2002.[cited 2008 Dec 11];Preparation. [online] 2002.[cited 2008 Dec 11]; Available from URL:
Available from URL: http://www.wohttp://www.worldwidewounrldwidewounds.com/wods.com/woundbedp undbedp reparatioreparation.htmln.html
6.
6. Saldy. Manajemen Luka: Time approach. [online 2009]. [Cited 2009 Mei 9]; Available from URL:Saldy. Manajemen Luka: Time approach. [online 2009]. [Cited 2009 Mei 9]; Available from URL: http://www.saldyusuf.blogspot.com.
http://www.saldyusuf.blogspot.com.
7.
7. Saldy. Manajemen Pengkajian Luka. Seminar Nasional Keperawatan Luka. Makassar (2009).Saldy. Manajemen Pengkajian Luka. Seminar Nasional Keperawatan Luka. Makassar (2009). 8.
8. SaldSaldy. Koy. Konsep Dnsep Dasar Lasar Luka. Wuka. Workshorkshop Perop Perawatawatan Lukaan Luka. Maje. Majene (200ne (2009).9). 9.
9. SuriSuriadi. Maadi. Manajenajemen Lukamen Luka. Pener. Penerbit STIbit STIKEP MuKEP Muhammahammadiyadiyah Pontih Pontianak (2anak (2007).007).
TENTANG PENULIS
Saldy Yusuf, S.Kep.Ns.ETN.
Saldy Yusuf, S.Kep.Ns.ETN. lahir di Makassar 26 Oktober 1978. Pendidikanlahir di Makassar 26 Oktober 1978. Pendidikan Ke
Kepeperarawwatatan an di di mumulalai i di di AkAkpper er DDepepkekes s TTididunung g MaMakakasssasar r (2(2000000), ), S S 11 Ke
Kepeperarawawatatan n PSPSIKIK-F-FK K UNUNHAHAS S (T(Tahahun un 20200707). ). TaTahuhun n 202008 08 memendndapapatatkakann beasiswa dari World Council Of Enterostomal Therapy Nursing (WCETN) untuk beasiswa dari World Council Of Enterostomal Therapy Nursing (WCETN) untuk
men
mengikgikuti uti IndIndoneonesiasian n EntEnteroerostostomal mal TheTheraprapy y NurNursinsing g EduEducatcation ion PrProgrogrammammee (IndoETNEP). Selain sebagai Khalifah di muka bumi, saat ini penulis memiliki (IndoETNEP). Selain sebagai Khalifah di muka bumi, saat ini penulis memiliki p
pekekererjajaan an sasampmpiningagan n sesebabagagai i dodosesen n tatamu mu di di bebebeberarapa pa PePergrgururuauan n TiTingnggigi,, pemb
pembicaricara a daladalam m bebebeberapa Seminar Nasionalrapa Seminar Nasional, , dan dan traintrainer er daladalam m bidanbidang g lukaluka,, stoma, dan continence care. Penulis juga aktif sebagai Professional Board InOA stoma, dan continence care. Penulis juga aktif sebagai Professional Board InOA Makassar, Pengurus InETNA, dan anggota WCETN.
Makassar, Pengurus InETNA, dan anggota WCETN. Korespondensi:
Korespondensi:
ee--mmaaiill :: saldy_yusuf@yahoo.comsaldy_yusuf@yahoo.com
w